Perhatikan naskah drama berikut ini

166 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa

A. Menonton dan Menanggapi Pementasan Drama

Setelah mengikuti pembelajaran ini, kalian diharapkan dapat: 1. mengidentifikasi unsur intrinsik drama yang ditonton, 2. menentukan tokoh dan perannya, 3. menentukan konflik dengan menunjukkan data yang mendukung, 4. menentukan latar dan peran latar, 5. menentukan tema dengan alasan, 6. menentukan pesan dengan data yang mendukung, dan 7. mengaitkan isi drama dengan kehidupan sehari-hari. Saat menonton pementasan drama, kalian harus memperhatikan percakapan dan gerak-gerik pelaku atau tokoh sehingga diharapkan dapat memahami penokohan, konflik, latar, tema, dan pesan yang terkandung dalam drama tersebut.

1. Perhatikan naskah drama berikut ini

Sebuah meja dan sebuah kursi. Hakim duduk di kursi sambil menyelonjorkan kakinya. Di atas meja ada banyak sekali buku-buku yang dapat disusun dalam tumpukan yang tinggi. Malam hari. Lonceng berdentang sekitar lima puluh kali. Mula-mula hanya tempat hakim yang terang. Tak lama kemudian setelah lonceng berhenti, lampu terang ditempat pelayan. Kelihatan pelayan membawa banyak sekali koran dan surut-surat. Ia membaca untuk hakim. Pelayan : Tajuk Sinar Sore penuh kecaman. membaca Keadilan sangat supel dan luwes. Ia membengkok seperti lengkungan arit. Ia menggeliat seperti ular. Ia berakrobat seperti gadis-gadis plastik. Hakim : Ia diintai Pelayan : Kompas di dalam pojoknya berkata: Keadilan bersenjata, kebijaksanaan memihak, konsepsi tua yang terhomat, hakim kikuk, itulah ciri pengadilan kini. Hakim : Konsepsi tua yang runtuh. Di unduh dari : Bukupaket.com Menegakkan Keadilan 167 Pelayan : Majalah Tempo memuat surat pembaca apakah gerangan menghalangi Anda untuk berbuat kegagahan dalam sesaat. Penuh kepengecutan ini? Konon Anda pendekar masa lampau, pendobrak tradisi .... Hakim : Surat-surat? Pelayan : Banyak. Hakim : Semuanya bertanya? Pelayan : Ya. Hakim : Bakar saja. Pelayan : Baik. Bapak ingin kopi madu atau susu? Hakim : Remason. Pelayan : Sekarang? Hakim : Jangan terlalu banyak bertanya Pelavan : Baik. Pelayan mendekati hakim kemudian mengurut pundak hakim. Sementara hakim membaca surat-surat, kemudian terdengar hiruk pikuk. Pelayan menenangkan suara-suara itu. Pelayan : Jangan berisik. melihat kepada tamu O, silakan masuk, Pak. Lampu menerangi ruang tamu. Pelayan : Masuk saja, silakan. Tamu 1 : Barangkali aku mengganggu? Pelayan : O, tidak. Hakim : Ya. Pelayan : La iya berbaring dilantai Tamu 1 : Tetapi tidak apa. Hakim : Apa kabar? Tamu 1 : Begini, Kapan keputusan diambil? Hakim : Ia sudah diambil. Tamu 1 : Tapi kan masih ada kesempatan besok pagi? Hakim : Dalam redaksi saja. Keharusan sudah bulat. Tamu I : Keputusan yang mengecewakan? hakim diam Ya? Pelayan : Silakan masuk, Pak Bapak Hakim bersedia menerima. Tamu I : Terima kasih. maju Hakim : Silakan duduk Tamu I : Tidak usah repot-repot. Di unduh dari : Bukupaket.com 168 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa Pelayan : Takut jasnya lecet. Tamu I : Ini sesuai dengan misiku yang bersifat resmi dan serius. Atas nama seratus ribu orang pembaca Sinar Senja . Dengarkan aku pak Hakim : Sudah tentu, rnemang kewajibanku. Tamu I : Dan kewajibanku, menyampaikan sedemikian rupa tepatnya, sehingga ia mampu mendesak yang menurut ukuran normal sudah tidak mungkin diubah. Hakim : Walaupun kamu belum mengetahui isi keputusan itu? Tamu I : Kami mempunyai keyakinan. Hakim : Anda berprasangka. Tamu I : Tanda-tandanya cukup jelas. Hakim 1: Coba sebutkan apa yang kalian ketahui sementara memprotes dan mengusul tak habis-habisnya ini. Tamu I : Kedudukan Anda, karir Anda, masa tua Anda, atau apakah ada bukti lain? Hakim : Bagaimanana kau datang dengan keyakinan dan keraguan? Tamu 1 : Dalam misi kami itu normal, jadi dengan kalimat pojok, Anda sedang kikuk. Hakim : Saya mengaku. Tamu 1 : Anda kikuk. Hakim : Benar. Tamu l : Anda kikuk. Pelayan berdiri menghampiri hakim Tamu : Anda kikuk Pelayan : Jangan berisik Tamu 1 : keras Anda kikuk Hakim gelisah dan pelayan memijit punggungnya. Lampu ke arah hakim padam. Tamu I : Anda sudah lapuk. Anda tak mengerti keinginan modern. Anda tersesat dalam kehormatan dan cita- cita yang tua. Anda menghambat langkah kami, Anda menentang kami dengan kekuasaan yang Anda punya sekarang. Anda penakut Dan semua itu Anda Di unduh dari : Bukupaket.com Menegakkan Keadilan 169 sadari serta diam-diam menentangnya dalam hati Tetapi lacur, Anda tak mempunyai keberanian. Pengorbanan memang permainan muda-muda saja, mereka yang belum punya tanggungan. Pelayan : Silahkan pergi Tamu I : Tidak. Pelayan mendorong tamu itu pergi. Mereka bergumul. Pelayan mudah dikalahkan ..... dan seterusnya Sumber: Dikutip dari DOR. Putu Wijaya. Balai Pustaka

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini