2.12. XML eXtensible Markup Language
XML adalah mark up language yang menyediakan format untuk mendeskripsikan data terstruktur atau terurut. Fasilitas yang disediakan XML
ini membuat isi content sebuah data menjadi lebih dimengerti. XML dikembangkan mulai tahun 1996 dan mendapatkan pengakuan dari WBC
World Wide Web Consurtium pada bulan Februari 1998. Teknologi yang digunakan pada XML sebenarnya bukan teknologi baru, tetapi merupakan
subset dari SGML Standard Generalized Mark up Language yang telah
dikembangkan pada awal 80-an dan telah banyak digunakan pada dokumentasi teknis proyek-proyek berskala besar.
Seperti halnya HTML, XML juga menggunakan elemen yang ditandai dengan tag pembuka diawali dengan ‘’ dan diakhiri dengan ‘’, tag penutup
diawali dengan ‘’ diakhiri dengan ‘’, dan atribut elemen parameter yang dinyatakan dalam tag pembuka. Hanya perbedaanya, HTML mendefinisikan
dari awal tag dan data atribut yang dipakai didalamnya, sedangkan pada XML user bisa menggunakan tag dan atribut sesuai dengan kehendak user Sandra,
2004.
2.13. Reklame
Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk
memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu
tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah. Penyelenggara reklame adalah perorangan atau badan yang
menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.
2.13.1. MasterPlan Reklame
Masterplan merupakan dasar pemasangan dan penataan Reklame yang
ditetapkan dengan Keputusan Walikota Nomor 07 Tahun 2002, dipandang perlu dilakukan penyempurnaan untuk disesuaikan dengan keadaan dan
perkembangan tata kota saat ini. Masterplan Reklame tahun 2002 merupakan penyempurnaan dari Surat Keputusan Walikota Yogyakarta
Nomor 11 Tahun 1999 tentang Masterplan Reklame. Masterplan
Reklame disusun dengan mempertimbangkan aspek jalan, aspek penataan ruang, aspek Pemerintahan Daerah, aspek kewenangan
Pemerintah dan Propinsi sebagai daerah otonomi, aspek bangunan dan aspek ijin pengunaan bangunan-bangunan.