Jika digunakan untuk generator sisi panas peltier ini tidak boleh di tempelkan langsung ke sumber panas, sebaiknya digunakan media penghantar panas seperti
pasta termal. Penggunaan peltier bisa untuk kulkas mini, pendingin prosesor, pendingin
aquarium, AC, ice box, air intake untuk mobil, pendingin untuk box panel listrik yang lainnya atau mungkin pembangkit listrik mini tenaga panas, sumber panas
bisa diambil dari knalpot, blok mesin dll. Catatan tentang peltier : Umur peltier umumnya sekitar 50 rb jam
operasional dengan ketentuan volt max 12-15V, suhu pada sisi panas peltier 80 derajat tipe TEC. Alat peltier ini juga bisa dirangkai menggunakan rangkaian
paralel atau rangkaian seri. Jika dirangkai menggunakan rangkaian paralel maka voltase tetap dan ampere bertambah, jika dirangkai menggunakan rangkaian seri
maka voltase bertambah dan ampere tetap.
2.3 Efek Thermoelektrik
Teori dasar dari efek thermokopel ditemukan dari sifat perpindahan listrik dan panas dari logam yang berbeda. Dalam keadaan tertentu, ketika suhu berbeda
diberikan pada logam, terjadi vibrasi dan pergerakan atom electron yang diakibatkan karena perbedaan potensial pada bahan. Perbedaan potensial ini dihubungkan dengan
fakta bahwa elektron lebih panas. Arus yang bervariasi untuk logam yang berbeda pada suhu yang sama disebabkan perbedaan konduktivitas panasnya. Jika rangkaian
tertutup oleh hubungan konduktor, arus akan ditemukan yang mengalir pada loop tertutup. Deskripsi yang tepat tentang efek ini adalah emf ada karena keberadaan arus
yang mengalir dalam rangkaian. Kita lihat reprsentasi Gambar 2.1. dari efek ini di mana dua logam yang berbeda A dan B digunakan pada lup tertutup yang
dihubungkan dengan temperatur T1 dan T2. kita tidak dapat membuat lup tertutup dengan logam yang sama karena perbedaan potensial pada masing-masing kaki akan
menjadi sama, yang menyebabkan tidak adanya tegangan emf. Sebagai catatan adalah emf dihasilkan sebanding dengan perbedaan suhu diantara dua titik.
Gambar 2.1. Efek Seebeck dan Efek Peltier.
2.4 Efek Seeback
Tiga belas tahun setelah penemuan Seeback, J. Peltier menemukan efek termoelektrik yang kedua. Dia menemukan bahwa bagian dari arus listrik yang dilalui
oleh dua konduktor elektrik tersebut menghasilkan panas dan dingin bergantung pada arah pegerakan elektronnya.
Pada awalnya, terlihat tidak ada hubungan antara penemuan Seeback dan Peltier. Namun, pada 1855, W. Thomson yang kemudian menjadi Lord Kelvin
menemukan keterkaitan antara dua penemuan tersebut. Dengan menerapkan teori Termodinamika, dia mendapatkan hubungan antara koefisein yang ditetapkan
Seebeck dan efek Peltier.
Thomson menemukan bahwa perlu adanya teori ketiga dari Termoelektrik untuk menunjukkan keterkatian terdapat dalam sebuah konduktor yang homogen.
Efek ini dikenal sebagai efek Thomson, yaitu: terdiri dari pemanasan dan pendinginan yang memiliki kemampuan keterbalikan ketika sedang berlangsung pemanasan dan
pendinginan dengan aliran arus elektron.
2.5 Efek Peltier