13
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Informasi Keuangan
2.2.1.1. Pengertian Informasi
Menurut Robert G murdick 1986 : 6, Informasi terdiri dari data yang telah di ambil kembali, diolah atau sebaliknya digunakan untuk tujuan
informasi atau kesimpulan, argumentasi, atau sebagai dasar untuk kriteria peramalan atau pengambilan keputusan.
Menurut Raymond 1996 : 18, informasi adalah data yang telah di proses atau data yang memiliki arti.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi yang menerimanya, menggambarkan suatu kejadian dan suatu kejadian nyata yang dapat digunakan sebagai dasar peramalan atau
pengambilan keputusan sekarang maupun masa depan.
2.2.2.2. Sifat informasi
Suatu informasi bagi perusahaan sangatlah penting, oleh karena itu pihak manajemen perusahaan harus memperhatikan sifat-sifat dari informasi
tersebut karena akan sangat mempengaruhi kualitas pengambilan keputusan. Menurut Rosyidi 1999 : 242 sifat-sifat informasi adalah sebagai
berikut : 1.
Dapat dipahami, kualitas informasi dapat membantu atau memberi kesempatan kepada para pemakai untuk memahami maknanya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
2. Relevan, kapasitas informasi yang dapat mendorong keputusan tertentu
atau keputusan yang berbeda apabila dimanfaatkan oleh para pemakainya untuk kepentingan memprediksi hasil pada masa yang akan
datang, yang didasarkan atas kejadian waktu lampau dan saat sekarang. 3.
Dapat dipercaya, informasi bebas dari kesalahan serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan tujuan.
4. Tepat waktu, informasi yang siap digunakan oleh para pemakainya
sebelum kehilangan makna dan kapasitasnya dalam mempengaruhi dan menentukan berbagai keputusan.
5. Netralitas, informasi yang disajikan tidak memihak dan bebas dari
penyimpangan.
2.2.3. Laporan Keuangan
2.2.3.1.Pengertian Laporan Keuangan
Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan. Agar para pemakai jasa laporan keuangan
memperoleh gambaran yang jelas, maka laporan keuangan yang disusun harus didasarkan pada standar akuntansi yang lazim. Di Indonesia standar
akuntansi tersebut disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia dengan nama Standar Akuntansi Keuangan.
Menurut Kieso 1995 : 6, laporan keuangan merupakan sarana utama melalui informasi keuangan dikomunikasikan kepada pihak luar
perusahaan. Laporan ini memberikan suatu sejarah yang berkesinambungan yang dikualifikasikan dalam suatu satuan yang berkenaan dengan sumber
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
daya ekonomi dan kewajiban dari suatu perusahaan bisnis dan aktivitas ekonomi yang mengubah sumber daya dan kewajiban.
Menurut Riyanto 1997 : 327, laporan finansial financial Statement memberikan ikhisar mengenai keadaan finansial suatu
perusahaan, dimana neraca Balance Sheet mencerminkan nilai aktiva, uatang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi laba
income statement mencerminkan hasil-hasil yang di capai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun
Menurut Zaki Baridwan 1997 : 17, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaki-transaksi keuangan yang
terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan yang di buat oleh manajement dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan
tugas-tugasnya yang di bebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan dapat juga di gunakan untuk memenuhi
tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.
Menurut Harahap 1998 : 105 , laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka
waktu tertentu.Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah Neraca, Laporan Laba-Rugi atau hasil usaha, Laporan Arus Kas, Laporan
Perubahan Posisi Keuangan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
Menurut Munawir 1995 : 2 , laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan
tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa laporan keuangan merupakan merupakan bagian dari proses pelaporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan labarugi, laporan
perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi pelajaran yang merupakan bagian dari integral dari laporan keuangan. Laporan
keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh
pemilik perusahaan. Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-
pihak luar perusahaan, agar para pemakai jasa laporan keuangan tadi memperoleh gambaran dengan jelas. Oleh karena itu laporan keuangan yang
disusun harus berdasarkan Standar Akuntansi yang lazim Di Indonesia, Standar Akuntansi tersebut disusun oleh Ikatan Akuntan dengan Nama
Standar Akuntansi Keuangan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
2.2.3.2. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan harus memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor dan pemakai lain dalam pengambilan keputusan ekomomi,
selain itu laporan keuangan juga membantu dalam menilai jumlah waktu dari penerimaan kas di masa depan dari bunga hasil dari penjualan,
penarikan atau jatuh tempo dari sekuritas atau pinjaman Kieso, 1995 : 9 Menurut Zaki Baridwan 1999 : 4 Tujuan umum laporan keuangan
dapat dinyatakan sebagai berikut : a.
Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal
suatu perusahaan. b.
Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekomoni netto Sumber
dikurangi kewajiban Suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas- aktivitas usaha dalanm rangka memperoleh laba.
c. Untuk memberikan infomasi keuangan yang membantu para
pemakai laporan di dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengetahui
perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban,seperti informasi mengenai aktifitas pembelanjaan dan penanaman.
e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
kebutuhan pemakai laporan,seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan.
1 Laporan Komitmen dan Kontinjensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak Irrevocable
dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Contoh laporan komitmen adalah komitmen kredit,
komitmen penjualan atau pembelian aktiva bank dengan syarat Repurcbase Agrement Repo, sedangkan laporan kontinjensi
merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau
lebih peristiwa di masa yang akan datang. Penyajian laporan komitmen dan kontinjensi disajikan tersendiri tanpa pos lama. .
Kasmir 2003:243 2
Laporan laba-rugi income statement Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang meng-
gambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber
pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan Kasmir 2003:243.
3 Laporan Arus Kas Statement Of Cash Flow
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan Kasmir
2003:243. 4
Catatan atas laporan keuangan Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai Posisi
Devisa Neto, menurut jenis masa uang dan aktivitas lainnya .
Kasmir 2003:243.
5 Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-caban- bank yang bersangkutan baik yang ada di dalarn negeri maupudi luar
negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya. Kasmir 2003:243
2.2.4. Analisis Rasio 2.2.4.1. Pengertian Analisis Rasio
Analisa rasio merupakan bentuk cara yang umum digunakan dalam menganalisis laporan finansial. Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau pertimbangan mathematical relationship antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat
analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
dibandingkan dengan rasio perbandingan digunakan sebagai standar.Munawir, 1998 : 64
Menggunakan analisa laporan finansiil dari perusahaan, manajer akan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansiil dari
perusahaan dan akan dapat diketahui hasil-hasil finansiil yang telah dicapai dari waktu lalu dan waktu yang sedang berjalan. Dengan
mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya diusahakan agar dapat diperbaiki. Analisa yang dilakukan oleh manajer disebut analisis
intern Bambang, 1997 : 328 Analisa intern dilakukan oleh kreditur atau investor. Investor
berkepentingan terhadap laporan finansiilnya. Suatu perusahaan dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modal. Para kreditur
berkepentingan terhadap kemampuan nasabah untuk dapat memenuhi kewajiban finansiil yang harus dipenuhi Bambang, 1997 : 328-329
2.2.4.2. Kinerja Keuangan
Menurut Bambang 1997 : 331 mengelompokkan kinerja keuangan yaitu antara lain :
1 Rentabilitas
Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan sebelum pajak dengan modal rata-rata yang digunakan, dapat
dirumuskan dengan Faisol, 2007:152 :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
ROE = Laba Bersih x 100 Modal Sendiri
2 Likuiditas
Likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi dapat dirumuskan
dengan Faisol, 2007:152: CR = Aktiva Lancar x 100
Hutang Lancar
3 Solvabilitas
Rasio solvabilitas menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang jangka panjang dapat dirumuskan
dengan Faisol, 2007:152 : DER = Jumlah Utang x 100
Jumlah Modal Sendiri
2.2.4.3. Kegunaan Analisis Rasio
Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisis yang lain adalah “future oriented”. Oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk
menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu itu dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan
mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka
rasio sepertinya tergantung kepada kemampuan atau kecerdasan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
penganalisa dalam menginterprestasikan data yang bersangkutan. Munawir, 1998 : 64
Analisis rasio digunakan oleh tiga kelompok utama Weston, 1990 : 312- 313 Yaitu :
1. Manajer, yang menggunakan rasio-rasio tersebut untuk
menganalisis mengendalikan dan memperbaiki operasi perusahaan. 2.
Analisa kredit, seperti petugas kredit bank atau analis yang menetapkan peringkat obligasi di AS, yang menganalisis rasio
untuk menentukan kemampuan suatu perusahaan membayar utangnya.
3. Analisa sekuritas, yaitu analisis saham yang berkepentingan atas
efisiensi dan prospek pertumbuhan perusahaan, dan analis obligasi yang berkepentingan atas kemampuan perusahaan untuk membayar
bunga dan pokok obligasi serta nilai likuiditas aktiva dalam hal ini kepailitan.
2.2.4.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Harahap 1998 : 298 , Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keterbatasan yang diharuskan untuk diketahui
dalam penggunaan dalam perhitungan. Keterbatasan tersebut antara lain :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yng dapat digunakan
untuk kepentingan pemakainya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan
juga menjaga keterbatasan teknik seperti :
Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu hanya mengandung taksiran dan judgment yang dapat
dinilai bias atau subjektif.
Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan cost bukan harga pasar.
Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak
pada angka rasio.
Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bias diterapkan berbeda oleh perusahaan yang
berbeda. 3.
Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan dalam menghitung rasio.
4. Sulit jika ada data yang sesuai tidak sinkron.
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar
akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bias terjadi kesalahan.
2.2.5. Saham
Saham menurut Tandellin 2001:26 dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1.
Saham Preferen Adalah Saham yang mempunnyai kombinasi karakteristik gabungan
dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa.
2. Saham Biasa Adalah Sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa
tersebut mempunnyai hak kepemilikan atas asset-aset perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham mempunnyai hak suara voting
rights untuk memilih direktur maupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan penting perusahaan
dalam rapat umum pemegang saham RUPS. Jika dilihat menurut tingkatannya dalam perdagangan saham
tersebut menurut Sitompul 1996:4-6, saham-saham dapat dibedakan atas:
a. Saham Utilitas Utility Stock
Saham ini merupakan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan di bidang sarana dan prasarana umum
misalnya telekomunikasi, listrik, energi dan yang berkaitan dengan kepentingan umum lainnya. Saham-saham dari perusahaan ini banyak
diminati pata pemodal sebab kebanyakan dari perusahaan tersebut memegang monopoli dari pemerintah, dengan demikian beresiko kecil
meskipun tidak dapat dikatakan tidak mempunnyai resiko. b. Saham Blue Chip Blue Chip Stock
Saham yang dikategorikan dalam jenis ini adalah saham-sahan dari perusahaan-perusahaan besar yang sudah sangat mapan misalnya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
perusahaan-perusahaan besar terutama perusahaan multinasional seperti IBM, General Electric dan sebagainya, di Indonesia dapat
dikatakan antara lain Astra. Namun demikian bukannya tanpa resiko menanamkan modal diperusahaan tersebur, Karena dengan besarnya
perusahaan, maka deviden yang diterima para pemodal akan kecil jumlah persahamnya, sehongga bgi pemodal-pemodal kecil tidak
begitu menguntungkan. c. Saham Establish Growth
Yaitu saha dari perusahaan yang sedang berkembang dengan pesat, saham perusahaaan seperti ini menjanjikan keuntungan yang besar di
masa depan, perusahaan tersebut memiliki pertumbuhan yang baik namun kekuatan finansial kurang, sehingga memerlukan investasi
yang relative besar untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya. Menanamkan modal pada perusahaan ini penuh resiko, namun bila
pertumbuhan berhasil baik maka para pemodal akan mendapat keuntungan yang besar sesuai dengan resiko yang dihadapi.
d. Saham Emerging Growth Saham dari perusahaan yang baru berkembang dan baru memasuki
pasar untuk produk atau jasa yang dihasilkan. Penghasilan yang didapat perusahaan ini digunakan untuk mendukung pemasaran
produk atau jasanya. Resiko pemodal di perusahaan ini lebih besar, karena dapat saja dalam prakteknya perusahaan seperti ini tidak
mampu mengembangkan diri dan mengalami kematian.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
e. Saham Penny Penny stock Perusahannya juga biasa disebut perusahaan Penny, yaitu perusahaan
yang baru memulai usahanya dan tentunya memerlukan dana yang besar untuk menjalankan bisnisnya. Pemidal yang memiliki saham
perusahaan ini harus siap menerima resiko kehilangan seluruh investasi.
2.2.5.1. Keuntungan Membeli Saham
Pada dasarnya, ada dua keuntungann yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu :
1. Deviden, adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Deviden diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang
saham dalam RUPS. Investor yang berhak menerima deviden adalah investor yang memegan saham hingga batas waktu
ditentukan oleh perusahaan pada saat pengumuman deviden. Umumnya merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang saham
dengan orientasi jangka panjang, misalnya investor institusi, dana pensiun, dan lain-lain. Deviden yang dibagikan perusahaan dapat
berupa deviden tunai Dividend, yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan deviden berupa uang tunai dalam jumlah rupiah
tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa deviden saham stock dividend, yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
deviden dalam bentuk saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang investor akan bertambah dengan adanya pembagian
deviden tersebut. 2.
Capital Gain, merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham
di pasar sekunder. Misalnya, seorang investor membeli saham Telkom TLKM dengan harga per saham Rp 3.000, kemudian
menjualnya kembali dengan harga per saham Rp 3.500, maka investor tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk
setiap saham yang dijualnya. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Investor
seperti ini bisa saja membeli saham pada pagi hari, lalu menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikkan.
3. Saham Bonus jika ada, adalah saham yang dibagikan perusahaan
kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisi antara harga jual terhadap harga nominal
saham pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana. Misalnya, setiap saham dengan nominal Rp 500 dijual
dengan harga Rp 800, maka setiap saham akan memberikan agio kepada perusahaan sebesar Rp 300.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga saham mengalami fluktuasi naik maupun turun.
Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan demand dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
penawaran supply atas saham tersebut. Dengan kata lain, harga saham terbentuk atas permintaan dan penawaran saham. Supply dan demand
terjadi karena beberapa faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak,
maupun yang sifatnya makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial-politik, maupun rumor-rumor yang berkembang.
2.2.5.2. Karakteristik Saham
1. Saham Preferen, mempunyai beberapa karateristik antara lain :
o Memiliki hak lebih dahulu memperoleh deviden.
o Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal
saham lebih dahulu setelah kreditor, apabila perusahaan tersebut dilikuidasi dibubarkan.
o Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian
laba perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap.
o Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak memperoleh
pembagian kekayaan perusahaan diatas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
Kelebihan Dan Kelemahan Saham Preferen o
Kelebihannya adalah lebih aman daripada saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan
pembagian deviden terlebih dahulu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
o Kelemahannya yaitu :
Dibandingkan dengan investasi dalam bentuk pinjaman
utang, saham preferen kurang aman karena deviden secara hukum bukan kewajiban.
Tidak memiliki waktu jatuh tempo.
Sulit diperjualbelikan dibanding saham biasa karena
biasanya jumlah saham preferenyang beredar jauh lebih sedikit.
Pada saaat perusahaan dilikuidasi, yang dibayarkan
hanyalah nilai nominalnya. 2.
Saham Biasa, mempunyai beberapa karakteristik, antara lain : o
Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. o
Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham satu saham satu suara atau one share one vote.
o Memiliki hak terakhir junior dalam hal pembagian kekayaan
perusahaan jiak perusahaan dilikuidasi setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
o Hak untuk memiliki saham baru yang diterbitkan oleh
perusahaan terlebih dahulu preemptive right. Saham dikenal dengan karakteristik “imbal hasil tinggi, resiko
tinggi” high risk, high return. Artinya, saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan dan potensi resiko yang tinggi.
Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil atau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
capital gain yang besar dalam waktu singkat. Namun, seiring berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor
mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Resiko investor yang memiliki saham diantaranya :
1. Tidak mendapat deviden
Perusahaan akan membagikan deviden jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat
membagikan deviden jika mengalami kerugian. Dengan demikian, potensi keinginan investor untuk mendapatkan deviden ditentukan
oleh kinerja perusahaan tersebut. 2.
Capital loss Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu
mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga
jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian, seorang
investor mengalami capital loss. Misalnya, seorang investor
membeli saham Indosat ISAT dengan harga Rp 9.000, namun beberap waktu kemudian dijual dengan harga Rp 8.000 per saham,
maka investor tersebut mengalami capital loss Rp 1.000 untuk setiap saham yang dijual. Dalam jual beli saham, terkadang untuk
menghindari potensi kerugian yang ssemakin besar seiring terus menurunnya harga saham, maka seorang investor rela menjual
sahamnya dengan harga rendah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31
3. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Jika sebuah perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak langsung terhadap saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan
peraturan pencatatan saham di bursa efek, jika sebuah perusahaan bangkrut maka secara otomatis saham perusahaan akan dikeluarkan
dari bursa atau di-delist. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham menempati posisi lebih rendah dibanding
kreditor atau pemegang obligasi. Ini berarti setelah semua aset perusahaan dijual hasil penjualan terlebih dahulu dibagikan kepada
para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
4. Saham dikeluarkan dari bursa delisting
Jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan Bursa Efek atau di-delist. Saham perusahaan dikeluarkan dari bursa umumnya
dikarenakan kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian
beberapa tahun, tidak membagikan deviden secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai
Peraturan Pencatatan Efek di Bursa. 5.
Saham dihentikan sementara suspensi.
2.2.6. Return Saham
Investor bersedia membeli saham perusahaan tertentu karena adanya return saham yang diharapkan akan direalisasikan pada masa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
32
mendatang dalam benutk dividen dan capital gain. Astika 2003:2 menyatakan bahwa return saham merupakan suatu variabel yang muncul
dari perubahan harga saham sebagai akibat dari reaksi pasar karena adanya penyampaian informasi keuangan suatu entitas ke dalam pasar modal.
Return saham yang diterima investor dinyatakan sebagai berikut Jogianto, 2001:
P
i,t
– P
i t-1
R
i,t
= X 100
P
it-1
R
i,t
= tingkat keuntungan saham i pada periode t
P
i,t+1
= harga saham i pada periode t
+1
P
i t
= harga saham i pada periode t
Risiko atau kerugian yang ditanggung oleh pemegang saham adalah 1 tidak mendapat dividen dan 2 capital losss. Perusahaan akan
membagikan keuntungan jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan dan mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam
RUPS. Dengan demikian, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan mengalami kerugian. Sementara itu, dalam aktivitas
perdagangan tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya pemodal harus
menjual saham dengan harga jual lebih rendah daripada harga belinya sehingga pemodal mengalami kerugian atau capital loss. Di samping risiko
di atas, seorang investor juga masih dihadapkan dengan potensi kerugian lainnya, yaitu kebangkrutan perusahaan, saham dikeluarkan dari
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
33
pencatatan di bursa efek, dan saham dihentikan perdagangannya oleh otoritas bursa efek.
2.2.6. Pengaruh Rentabilitas Terhadap Return Saham
Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan sebelum pajak dengan modal rata-rata yang
digunakan, maka dengan rentabilitas tinggi mencerminkan efisiensi perusahaan yang tinggi. Jadi, rentabiltas ini menjadi alat ukur efektivitas
dan efisiensi operasi perusahaan dalam menggunakan modalnya untuk menghasilkan laba, maka marjin keuntungan, rasio operasi, dan
produktivitas tenaga kerja merupakan faktor-faktor yang mencerminkan efisiensi dan hal ini tercermin dalam rentabilitas Machfoedz dalam
Suardana, 2008:6. Return On Equity ROE digunakan untuk mengukur tingkat
kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas shareholder’s equity yang
dimiliki oleh perusahaan Brigham, 2001. Menurut Herlambang 2003 semakin tinggi nilai ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan
menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Perusahaan yang semakin efisien dalam menggunakan modal sendiri
dalam menghasilkan laba akan memberikan harapan naiknya return sahamnya Dengan demikian, rasio rentabilitas berpengaruh positif
terhadap return saham
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
34
2.2.7. Pengaruh Likuiditas Terhadap Return Saham
Likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi,
selanjutnya berkaitan dengan masalah likuiditas ini perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti
perusahaan dalam keadaan liquid dan sebaliknya apabila perusahaan tidak segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih berarti
perusahaan tersebut dalam keadaan inliquid. Ang, 1997 dalam Suardana, 2008:7.
Rasio likuiditas yang umum digunakan adalah current ratio Sawir, 2001. Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk
menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek. Rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi
kewajiban lancarnya. Suatu perusahaan yang mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi, maka perusahaan
tersebut dapat dikatakan likuid. CR merupakan rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Semakin tinggi CR suatu perusahaan berarti semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Akibatnya resiko yang ditanggung perusahaan juga semakin kecil. Ang, 1997. Dengan semakin kecilnya resiko yang ditanggung
perusahaan maka diharapkan akan meningkatkan minat para investor
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35
untuk menananamkan dananya dalam perusahaan tersebut, sehingga investor lebih menyukai CR yang tinggi dibandingkan CR yang rendah.
Beberapa penelitian empiris yang telah dilakukan seperti penelitian Mas’ud Machfoed 1994 telah membuktikan bahwa makin
tinggi likuiditas suatu perusahaan yang diukur dari nilai current ratio maka akan semakin tinggi return saham. Berdasarkan hal tersebut maka
diajuakan hipotesis sebagai bahwa Current Ratio berpengaruh positif terhadap return saham.
2.2.8. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Return Saham
Rasio solvabilitas menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Kreditur lebih menyukai rasio utang
yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Di sisi
lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan. Menurut Suwarno
dalam Suardana, 2008:7 jika rasio solvabilitas meningkat, maka modal sendiri yang dimiliki bank meningkat sehingga tersedia dana murah yang
cukup besar untuk mengakselerasi pemberian kredit dan pengembangan. Debt to Equity Rato DER, yang merupakan kelompok rasio
solvabilitas Nilai DER ditujukkan dengan total debts yang dibagi dengan nilai total sareholders equity. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin
besar total hutang terhadap total ekuitas Ang, 1997, juga akan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36
menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar kreditur sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar. Hal ini
membawa dampak pada menurunnya harga saham di bursa, sehingga return saham akan menurun. Debt to Equity Ratio DER, yang
merupakan kelompok rasio solvabilitas juga menjadi salah satu variabel dalam penelitian ini. Nilai DER ditujukkan dengan total debts yang dibagi
dengan nilai total sareholders equity. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar total hutang terhadap total ekuitas Ang, 1997, juga akan
menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar kreditur sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar. Hal ini
membawa dampak pada menurunnya harga saham di bursa, sehingga return saham akan menurun. Dengan demikian, rasio solvabilitas
berpengaruh negatif terhadap return saham
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37
2.3. Kerangka Konseptual