Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

TAUFIK HIDAYAT

047017020/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

TAUFIK HIDAYAT 047017020/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Judul : PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Taufik Hidayat Nomor Pokok : 047017020 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak) (Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc.)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 26 Agustus 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak. Anggota : 1. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak.

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. 3. Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ”

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, September 2009 Yang membuat pernyataan :


(6)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio pasar / penilaian terhadap return saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia serta menguji secara simultan pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada perusahaan yang

listing di Bursa Efek Indonesia.

Objek penelitian ini adalah seluruh industri perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2004-2007 yang aktif menerbitkan laporan keuangan selama tahun pengamatan serta secara konsisten memperoleh laba selama tahun pengamatan dengan pengecualian industri jenis perbankan, asuransi dan pembiayaan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 124 perusahaan.

Hasil penelitian ini memberikan hasil bahwa rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham sedangkan rasio profitabilitas dan rasio pasar / penilaian berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Secara simultan menunjukkan bahwa rasio keuangan berpengaruh positif terhadap return saham.

Kata Kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Pasar / Penilaian, Rasio Keuangan dan Return


(7)

ABSTRACT

The aim of the research is to examined the impact of liquidity ratio, solvability ratio, profitability ratio, activity ratio and market ratio to stock return of business company which is listed in Indonesian Stock Exchange (ISX), either is partially and simultaneously. And its also to examined simultaneously the impact of financial ratios to stock returns at the very same objects.

The Object of this research is all of the business company enlisted in Indonesian Stock Exchange (ISX) since 2004-2007, and publish the financial statement and get profit during observation year which excluded bank, financial and insurance company. The sample has taken to observated by 124 business company.

The result of this research give the information that liquidity ratio, solvability ratio, and activity ratio don’t have the significant influence to the stock return while profitability ratio, and market ratio have the significant influence to the stock return but on the other summary give the result that financial ratio have the significant influence to the stock return.

Keywords : Liquidity Ratio, Solvability Ratio, Profitability Ratio, Activity Ratio, Market Ratio, Financial Ratio and Stock Return


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabbil alamin dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. , berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat beriring salam juga penulis sampaikan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad S.A.W. yang memberi tuntunan pada kita semua. Tesis ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam meraih gelar Magister Sains Program Studi Akuntansi, isi tesis ini menjelaskan bagaimana pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H, Sp. A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara,

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melanjutkan dan menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara ini,

3. Ibu Prof, Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan dukungan dan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara ini,

4. Bapak Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak., selaku Dosen Pembimbing I dan bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan arahan dan masukan dalam kesempurnaan tesis ini,

5. Ibu Prof, Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak., ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak. Ibu selaku dewan penguji tesis, yang memberikan saran, input - an dalam kesempurnaan isi dari tesis ini,


(9)

6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar pada Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan ilmu, saran dan masukan bagi pengembangan pengetahuan penulis dan juga tidak lupa pada seluruh bagian Administrasi Program Studi Ilmu Akuntansi yang banyak membantu urusan administrasi penulis sampai dengan penulis menyelesaikan studi di Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Drs. Bachtaruddin S. Harahap dan ibunda Heriaty yang telah mencurahkan segala kasih sayang dan usaha serta doa yang tulus hingga saat ini,

8. Istriku tersayang Khadijah yang dengan tulus mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan tesis ini serta anak-anakku tercinta Rizkie dan Riska yang selalu papa sayangi,

9. Adikku Rachmat (Mat Tonenk), Mulia (Dek Tonenk) dan adik iparku Hera serta ponakanku Hafiz dan Yasmin yang dengan tulus mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan tesis ini,

10. Kawan-kawan stambuk 2004, bang Rahman, bang Hapchin, bang Jumirin, bang Dani, Mr Zoel KC, dan seluruh teman se - angkatan VII dan juga teman-teman dari stambuk 2007 Ali Fikri, Ilham Hidayat, Ikhsan. Terima kasih atas doa dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan akibat keterbatasan yang penulis miliki, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun bagi kesempurnaan tesis ini dengan harapan isinya juga bisa dijadikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada masa mendatang. Akhir


(10)

kata, penulis ucapkan terima kasih dan semoga tesis ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu Akuntansi dimasa mendatang. Amiiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Medan, September 2009

Penulis,


(11)

R I W A Y A T H I D U P

N a m a : Taufik Hidayat

Tempat/ Tgl lahir : Medan / 14 September 1977

Pekerjaan : Dosen / Staf Pengajar Perguruan Tinggi Swasta Agama : Islam

Orang Tua : Ayah : Drs. Bachtaruddin S. Harahap, Ak.

Ibu : Heriaty

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Menikah

Alamat : Jl. Pasar III No. 51 Tegal Rejo Kecamatan Medan Perjuangan Medan 20237

Pendidikan : - Tahun 1989, menyelesaikan Sekolah Dasar pada SD Swasta Muhammaddiyah No. 02 Medan.

- Tahun 1992, menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama pada SMP Swasta Pertiwi Medan.

- Tahun 1995, menyelesaikan Sekolah Menengah Atas pada SMA Negeri 08 Medan.

- Tahun 1999, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada STIE Harapan Medan.

- Tahun 2009. memperoleh gelar Magister Sains Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

1.5. Originalitas... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Landasan Teori... 10

2.1.1. Laporan Keuangan Sebagai Media Informasi ... 10

2.1.2. Rasio Keuangan... 13


(13)

2.1.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan... 17

2.1.6. Hubungan Rasio Keuangan dengan Return Saham... 17

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... 25

3.1. Kerangka Konseptual ... 25

3.2. Hipotesis Penelitian... 26

BAB IV METODE PENELITIAN ... 28

4.1. Jenis Penelitian... 28

4.2. Lokasi Penelitian... 28

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

4.3.1. Populasi Penelitian ... 28

4.3.2. Metode Penarikan Sampel... 29

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 30

4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 30

4.6. Metode Analisis Data... 35

4.6.1. Model Analisis ... 35

4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 36

4.6.2.1. Uji Normalitas Data ... 37

4.6.2.2. Uji Multikolinearitas ... 37


(14)

4.6.2.4. Uji Autokorelasi ... 38

4.6.3. Pengujian Hipotesis... 39

4.6.3.1. Pengujian Hipotesis 1 (Satu)... 39

4.6.3.2. Pengujian Hipotesis 2 (Dua) ... 41

4.6.3.3. Pengujian Hipotesis 3 (Tiga)... 43

4.6.3.4. Pengujian Hipotesis 4 (Empat)... 45

4.6.3.5. Pengujian Hipotesis 5 (Lima)... 47

4.6.3.6. Pengujian Hipotesis 6 (Enam)... 49

BAB V PEMBAHASAN ... 52

5.1. Hasil Penelitian ... 52

5.1.1. Deskripsi Variabel... 52

5.1.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 62

5.1.3. Pengujian Hipotesis... 67

5.1.3.1. Pengujian Hipotesis 1 (Satu) ... 67

5.1.3.2. Pengujian Hipotesis 2 (Dua) ... 70

5.1.3.3. Pengujian Hipotesis 3 (Tiga)... 73

5.1.3.4. Pengujian Hipotesis 4 (Empat)... 77

5.1.3.5. Pengujian Hipotesis 5 (Lima)... 80

5.1.3.6. Pengujian Hipotesis 6 (Enam)... 83


(15)

5.2.1. Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap

Return Saham ... 90

5.2.2. Pengaruh Rasio Solvabilitas terhadap Return Saham ... 91

5.2.3. Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Return Saham ... 92

5.2.4. Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Return Saham ... 94

5.2.5. Pengaruh Rasio Pasar/Penilaian terhadap Return Saham ... 95

5.2.6. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham ... 96

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

6.1. Kesimpulan ... 98

6.2. Keterbatasan... 100

6.3. Saran... 100


(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 24

4.1. Operasionalisasi Variabel ... 34

5.1. Descriptive Statistics Untuk Current Ratio (CR) ... 52

5.2. Descriptive Statistics Untuk Debt to Equity Ratio (DER)... 53

5.3. Descriptive Statistics Untuk Leverage Ratio (LEV) ... 54

5.4. Descriptive Statistics Untuk Net Profit Margin (NPM) ... 55

5.5. Descriptive Statistics Untuk Return On Equity (ROE) ... 56

5.6. Descriptive Statistics Untuk Return On Assets (ROA) ... 57

5.7. Descriptive Statistics Untuk Earnings Per Share (EPS) ... 58

5.8. Descriptive Statistics Untuk Total Assets Turnover (TATO)... 59

5.9. Descriptive Statistics Untuk Price to Earnings Ratio (PER) ... 60

5.10. Descriptive Statistics Untuk Price to Book Value (PBV)... 61

5.11. Descriptive Statistics Untuk Return Saham... 62

5.12. Uji Multikolinearitas... 64

5.13. Uji Autokorelasi ... 65

5.14. Nilai R Square Hipotesis 1 (satu) ... 67

5.15. Hasil Uji t Variabel Independen Current Ratio terhadap Return Saham ... 68

5.16. Hasil Uji F Variabel Independen Current Ratio terhadap Return Saham ... 69


(17)

5.18. Hasil Uji t Variabel Independen Debt to Equity Ratio dan

Leverage Ratio terhadap Return Saham ... 71

5.19. Hasil Uji F Variabel Independen Debt to Equity Ratio dan Leverage Ratio terhadap Return Saham ... 72

5.20. Nilai R Square Hipotesis 3 (tiga)... 73

5.21. Hasil Uji t Variabel Independen Net Profit Margin, Return On Equity, Return On Assets dan Earning Per Share terhadap Return Saham ... 74

5.22. Hasil Uji F Variabel Independen Net Profit Margin, Return On Equity, Return On Assets dan Earning Per Share terhadap Return Saham ... 76

5.23. Nilai R Square Hipotesis 4 (empat)... 77

5.24. Hasil Uji t Variabel Independen Total Assets Turnover terhadap Return Saham... 78

5.25. Hasil Uji F Variabel Independen Total Assets Turnover terhadap Return Saham... 79

5.26. Nilai R Square Hipotesis 5 (lima)... 80

5.27. Hasil Uji t Variabel Independen Price to Earnings Ratio dan Price to Book Value terhadap Return Saham... 81

5.28. Hasil Uji F Variabel Independen Price to Earnings Ratio dan Price to Book Value terhadap Return Saham... 83

5.29. Nilai R Square Hipotesis 6 (enam) ... 84

5.30. Hasil Uji t Variabel Independen terhadap Return Saham... 85


(18)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1. Kerangka Konseptual ... 25 5.1. Normalitas P-P Plot pada Dependen Variabel

Return Saham ... 63 5.2. Output Heterokedastisitas... 66


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

I Nama Perusahaan Sampel dan Data Masing-Masing Variabel dari

Tahun 2004-2007 ... 104 II Deskripsi Statistik Variabel ... 107 III Hasil Output Regresi untuk

Masing-Masing Persamaan Regresi

Tiap Hipotesis ... 111 IV Tabel Uji F Statistik... 145 V Tabel Uji t Statistik ... 147


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal dalam aktivitasnya menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (lender) ke pihak yang memerlukan dana (borrower). Fungsi ini sebenarnya juga telah dilakukan oleh intermediasi keuangan lainnya, seperti lembaga perbankan. Perbedaan mendasar pada aktivitas di pasar modal adalah memperdagangkan dana dan lebih bersifat jangka panjang dan juga dilakukan secara langsung tanpa perantara lembaga keuangan. Investasi merupakan penanaman modal satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa mendatang berupa capital gain dan dividen yield. Akan tetapi, sebelum melakukan investasi, investor perlu memastikan apakah modal yang ditanamkan mampu memberikan pengembalian (return) yang diharapkan, yaitu dengan cara mengetahui kinerja perusahaan. Perusahaan yang berkinerja baik akan memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan pada perusahaan yang berkinerja tidak baik. Untuk itu diharapkan suatu kinerja yang mumpuni pada perusahaan yang yang dijadikan tempat berinvestasi. Hal yang dilakukan adalah menganalisa laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan dimana laporan keuangan merupakan pencerminan prestasi manajemen perusahaan pada periode tertentu. Informasi yang


(21)

diperlukan oleh para investor di pasar modal tidak hanya informasi yang bersifat fundamental saja, tetapi juga informasi yang bersifat teknikal. Informasi yang bersifat fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan, dan informasi yang bersifat teknikal diperoleh dari luar perusahaan, seperti ekonomi, politik, finansial dan faktor lainnya. Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang lazim digunakan adalah informasi laporan keuangan. Informasi fundamental dan teknikal tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi investor untuk memprediksi return, resiko atau ketidakpastian, jumlah, waktu dan faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas investasi di pasar modal.

Pembiayaan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan usaha suatu perusahaan. Fungsi ini penting karena fungsi inilah yang melakukan usaha untuk mendapatkan dana. Baik perusahaan besar maupun kecil membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dana yang dibutuhkan bisa diperoleh baik melalui pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing)

maupun pembiayaan dari luar perusahaan (external financing). Sumber pembiayaan modal internal adalah berupa pemanfaatan laba yang ditahan (retained earnings), yaitu laba yang tidak dibagikan sebagai dividen. Sumber pembiayaan eksternal diperoleh perusahaan dengan melakukan pinjaman kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada masyarakat (go public) di pasar modal.

Bagian riset saham Harian Bisnis Indonesia dalam laporannya yang berjudul Pasar Prospek Finansial Asia Pasifik 2006 menyatakan bahwa pertumbuhan tingkat pengembalian (return) pasar saham Indonesia sepanjang tahun 2005 turun menjadi


(22)

16,08 % dari 49,71 % pada tahun 2004 (www.bisnisindonesia.com). Hal ini mengakibatkan alokasi investasi investor asing ke Indonesia menjadi berkurang. Di bidang manufaktur, dalam beberapa bulan terakhir tahun 2005 sampai dengan Maret 2006 telah terjadi penurunan penjualan dan produksi pada sejumlah sektor industri nasional seperti otomotif dan elektronika, yang berdampak kepada penurunan kinerja industri manufaktur yang secara rata-rata sebesar 5,85 % dari target 6,8 % berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian (www.bisnisindonesia.com). Hal ini mengindikasikan bahwa selama rentang waktu tersebut terjadi penurunan kinerja dari perusahaan yang berdampak pada berkurangnya return daripada saham di lingkungan perusahaan go public dan beralihnya alokasi investasi oleh investor asing keluar dari Indonesia.

Investor yang melakukan investasi dengan membeli saham perusahaan tentunya mengharapkan return atas investasi mereka. Menurut Pradhono (2004 : 149), return yang diterima oleh pemegang saham adalah pengembalian yang diterima atas investasi yang telah dilakukan. Return tersebut dapat berupa capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih lebih pergerakan harga saham pada saat membeli dan menjual dan keuntungan yang diperoleh dari pembagian dividen (laba yang dibagikan kepada para pemegang saham). Laba (income) sering dinyatakan sebagai indikasi kemampuan perusahaan membayar dividen. Laba bersih yang diperoleh perusahaan sebagian diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, sebagian lagi disisihkan menjadi laba ditahan karena itu tingkat pembayaran dividen yang dilakukan oleh perusahaan bervariasi tergantung kebijaksanaan


(23)

perusahaan. Para pemegang saham tentu berharap mendapatkan dividen dalam jumlah yang besar tetapi perusahaan mempunyai pertimbangan yang logis karena perusahaan harus memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Selama periode setelah perang dunia kedua, tingkat pembayaran dividen turun di bawah 40 %. Selama dekade tahun 1950-an, tingkat pembayaran dividen naik menjadi 45 %. Selama dekade tahun 1960-an, tingkat pembayaran dividen naik menjadi 50 %, sementara kesempatan investasi terbatas. Rasio pembayaran dividen turun lagi dengan adanya tingkat pertumbuhan ekonomi. Dari beberapa faktor fundamental yang berasal perusahaan, adalah rasio keuangan yang menjadi fokus perhatian yang biasa digunakan dalam memprediksi

return saham, dimana dari rasio keuangan yang dimaksud diantaranya adalah : (1) rasio likuiditas; (2) rasio aktivitas; (3) rasio profitabilitas; (4) rasio solvabilitas

(leverage); dan (5) rasio pasar/penilaian. Dari beberapa jenis rasio keuangan tersebut, rasio profitabilitas merupakan rasio keuangan yang sering difokuskan oleh para peneliti untuk dijadikan informasi dalam penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini terutama dalam kaitannya dengan dampak atau pengaruh yang diberikan terhadap

return saham perusahaan go public.

Selama ini laba akuntansi selalu menjadi fokus perhatian dalam menilai kinerja suatu perusahaan. Keuntungan merupakan hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen. Rasio keuntungan dipakai untuk mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan. Semakin besar tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Rasio


(24)

keuntungan menurut Sawir (2005) dapat diukur dengan beberapa indikator yaitu net profit margin (NPM), return on asset (ROA), return on equity (ROE), return on investment (ROI), dan earning per share (EPS).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suhairy (2006) yang meneliti variabel fundamental terhadap return saham, dan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel-variabel fundamental internal perusahaan seperti return on assets,

return on equity, dan debt to equity ratio mempunyai pengaruh terhadap return

saham. Prasetyo (2000) yang meneliti pengaruh ROA, DPR, BVS & beta saham terhadap return saham, hasilnya menunjukkan bahwa semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Utami & Santoso (1998) yang meneliti ROE, DPR, BETA & PBV terhadap return saham, memberikan hasil bahwa data-data keuangan perusahaan tidak terlalu menarik bagi investor. Investor kurang memperhatikan rasio-rasio keuangan ini dalam melakukan penilaian saham. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Asyik (1999) yang meneliti pengaruh analisis laporan keuangan terhadap return

saham, dimana hasil penelitiannya memberikan informasi bahwa ternyata semua rasio keuangan tidak berpengaruh terhadap return saham. Octora dkk (2003) yang melakukan studianalisa pengaruh dari penilaian kinerja dengan konsep konvensional dan konsep value based terhadap rate of return. Variabel yang digunakan adalahRate of return, ROI, ROE, ROA, EVA (economic value added) dengan kesimpulan yang menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara konsep penilaian konvensional (ROI, ROE, ROA) dan EVA terhadap tingkat pengembalian investasi.


(25)

Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut menunjukkan bahwa hasil yang diberikan oleh para peneliti memberikan informasi tentang adanya pengaruh rasio keuangan terhadap return saham, namun ada juga hasil dari peneliti lainnya menunjukkan bahwa rasio keuangan tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian yang tidak konsisten ini mendorong untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang hubungan atau pengaruh rasio keuangan terhadap return saham. Perbedaan penelitian yang dilakukan ini dengan penelitian sebelumnya terlihat dari penambahan beberapa rasio keuangan sebagai variabel independennya dan periode yang digunakan dalam pengamatan penelitian.

Pengaruh kinerja terhadap tingkat pengembalian investasi sangat penting untuk diketahui investor untuk memperoleh kepastian tentang kegiatan investasi yang akan dilakukannya terhadap sebuah perusahaan. Investor akan dapat melakukan pengambilan keputusan investasi secara tepat, jika dapat mengetahui kinerja sebuah perusahaan. Sehubungan dengan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan mengutarakan judul : “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dibentuk sebagai berikut :

1. Apakah rasio likuiditas berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang


(26)

2. Apakah rasio solvabilitas berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia ?

3. Apakah rasio profitabilitas berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia ?

4. Apakah rasio aktivitas berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang

listing di Bursa Efek Indonesia ?

5. Apakah rasio pasar / penilaian berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia ?

6. Apakah rasio keuangan secara simultan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio likuiditas terhadap return saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio solvabilitas terhadap return

saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap return

saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio aktivitas terhadap return saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio pasar / penilaian terhadap return


(27)

6. Untuk menguji dan menganalisis secara simultan pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. 1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan :

1. Bagi calon investor dan investor, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam melakukan investasi dalam bentuk saham (surat-surat berharga) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Bagi pihak manajemen, sebagai pertimbangan dalam upaya meningkatkan kinerja pengelolaan perusahaan yang dikelolanya di masa yang akan datang.

3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam memahami pengaruh variabel rasio keuangan terhadap return

saham khususnya pada perusahaan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia dan mendapatkan gambaran empiris tentang return saham.

4. Bagi dunia ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan penelitian dibidang manajemen investasi yang dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan pengaruh rasio keuangan terhadap return saham.

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi terhadap penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suhairy (2006) yang meneliti variabel fundamental terhadap return


(28)

internal perusahaan seperti return on assets, return on equity, dan debt to equity ratio

mempunyai pengaruh terhadap return saham. Beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, terletak pada penggunaan sampel yang terdiri dari seluruh sektor usaha yang terdapat di BEI dengan pengecualian pada jenis industri banking, credit agencies, securities dan insurance sebagai penyesuaian dari Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang menetapkan bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulanan, dimana yang menjadi tolok ukurnya adalah penilaian faktor CAMELS yaitu permodalan (capital), kualitas aset (asset quality), manajemen (management), rentabilitas (earnings), likuiditas (liquidity) dan sensitivitas terhadap resiko pasar (sensitivity to market risk). Dampak dari peraturan tersebut akan membutuhkan pengujian tersendiri. Selanjutnya penelitian ini juga menambahkan beberapa variabel independen dari rasio keuangan yang kesemuanya terdiri atas : current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), leverage ratio (LEV), net profit margin (NPM), return on equity (ROE), return on assets (ROA), earnings per share (EPS), total asset turnover (TATO), price to earnings ratio (PER) dan price to book value (PBV), serta periode pengamatan penelitian yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan pada periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2007.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Laporan Keuangan Sebagai Media Informasi

Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak yang berkepentingan mengenai kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan dan selanjutnya disajikan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi para pemakai laporan keuangan. Dalam Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (2004, par. 09) menyatakan bahwa pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Pemakai laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Berikut dijelaskan beberapa objek pengguna laporan keuangan dan kebutuhannya akan laporan keuangan, diantaranya :

a. Investor

Para penanam modal (investor) dalam melakukan investasinya akan mendapatkan resiko atas investasinya dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang terjadi dan melekat pada investasi yang dilakukan investor serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka


(30)

membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

b. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi laporan keuangan yang menggambarkan stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

c. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan perusahaan terkait dengan kemungkinan mereka memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya membutuhkan informasi laporan keuangan yang akan digunakan untuk menentukan apakah jumlah piutang mereka akan dapat dibayar pada waktu jatuh tempo.

e. Pelanggan

Pelanggan mempunyai kepentingan dengan informasi laporan keuangan dalam kaitannya mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau para pelanggan terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.


(31)

f. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

g. Masyarakat/publik

Perusahaan memberikan pengaruh kepada anggota masyarakat dalam berbagai cara, antara lain perusahaan dapat memberikan kontribusi yang berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan beserta rangkaian aktivitasnya.

Laporan keuangan merupakan instrumen untuk melaporkan informasi keuangan suatu perusahaan kepada kelompok orang yang berbeda-beda, dan disusun sebagai dasar pengambilan keputusan. Suatu laporan keuangan akan bermanfaat, jika laporan keuangan memberikan informasi yang relevan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai laporan keuangan tersebut dalam pengambilan keputusan. Informasi laporan keuangan tersebut akan memiliki kualitas relevan jika informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi si pemakai laporan keuangan tersebut seperti contohnya para investor.


(32)

Investor yang akan menanamkan investasinya dalam bentuk surat berharga sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan. Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (2004, par. 28) juga menyebutkan sebagai berikut:

Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.

Hal yang dapat disimpulkan dari penjelasan di atas bahwa informasi laporan keuangan memegang peranan penting dalam aktivitas perdagangan. Informasi ini merupakan basis pengambilan keputusan bagi para pemodal (investor), dengan demikian keterbukaan informasi (information disclosure) memegang peranan penting dalam aktivitas perdagangan saham. Informasi lain yang menarik para investor antara lain adalah harga saham sebagai revisi atau penyesuaian di pasar yang sepenuhnya mencerminkan kinerja perusahaan. Sejalan dengan kepentingan investor yang ingin berinvestasi dalam bentuk surat berharga khususnya saham, maka informasi laporan keuangan berguna untuk melihat keuntungan yang dapat direalisasikan melalui tindakan yang akan diambil berdasarkan informasi itu. Atas dasar laporan keuangan sebagai media informasi inilah nantinya akan memberikan gambaran tentang bagaimana kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. 2.1.2. Rasio Keuangan

Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu (dalam


(33)

jangka waktu periode setahun), prestasi operasi dalam suatu rentang waktu, serta informasi-informasi lainnya yang berkaitan dengan perusahaan itu sendiri. Dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan adalah media bagi mereka untuk mengkomunikasikan performance keuangan perusahaan yang dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai, diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam praktek bisnis yang sehat dan berdasarkan dari informasi keuangan yang valid (telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik). Dalam menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, diperlukan beberapa tolok ukur, antara lain adalah rasio yang menghubungkan data-data keuangan yang satu dengan lainnya. Analisis rasio keuangan adalah sebuah instrumen analisis dalam menilai prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan tren pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktek bisnis pada kenyataannya bersifat subjektif tergantung kepada untuk apa suatu analisis dilakukan dan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan. Meskipun pelaporan keuangan memiliki tujuan sosial yang luas, akan tetapi orientasinya terletak pada investor dan kreditor, karena dengan memenuhi kebutuhan mereka maka hampir semua kebutuhan dari para pemakai eksternal lainnya akan terpenuhi (Warsidi, 2000)


(34)

Weston & Brigham (1994) mengelompokkan rasio-rasio keuangan ke dalam 6 (enam) jenis yaitu :

1. Rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio solvabilitas (leverage ratio) merupakan rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang.

3. Rasio aktivitas/perputaran (activity ratio) merupakan rasio yang mengukur tingkat efektifitas pemanfaatan sumber daya perusahaan.

4. Rasio profitabilitas (profitability ratio) merupakan rasio yang memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen seperti ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi.

5. Rasio pertumbuhan (growth ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.

6. Rasio penilaian (valuation ratio) merupakan rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi.

2.1.3. Kegunaan Rasio Keuangan

Van Horne & Wachowicz (2005), menyatakan :

Agar dapat mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, analisis keuangan perlu melakukan “pemeriksaan” atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang sering kali digunakan selama pemeriksaan tersebut adalah rasio keuangan (financial ratio), atau indeks, yang


(35)

menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.

Pernyataan tersebut memberikan penjelasan bahwa rasio keuangan sangatlah berguna dalam melakukan evaluasi terhadap kondisi keuangan dan kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan. Hal ini akan memberikan informasi tentang kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan pada rentang waktu tertentu. Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan, diantaranya :

1. Beaver (1966) dalam Itan dan Syahroza (2003), mengungkapkan bahwa rasio keuangan secara signifikan berhubungan dengan kebangkrutan suatu perusahaan. Penelitian ini dilanjutkan oleh Altman (1968) dalam Itan dan Syahroza (2003) yang mengungkapkan bahwa rasio keuangan dari profitabilitas, likuiditas dan solvency dapat memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan.

2. Ou & Pennan (1989) dalam Itan dan Syahroza (2003) melakukan penelitian menggunakan rasio keuangan dalam memprediksi stock returns.

3. Machfoedz (1994) dalam Itan dan Syahroza (2003) menggunakan rasio keuangan dalam penelitiannya memprediksi perubahan laba.

Dari hal di atas dapatlah suatu gambaran bahwa rasio keuangan sangatlah bermanfaat dalam melihat kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh suatu perusahaaan. Dengan kata lain rasio keuangan sangatlah berguna sebagai sarana dalam melakukan prediksi bagi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.


(36)

2.1.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Salah satu keterbatasan dari analisis rasio keuangan adalah adanya kemungkinan timbulnya multikolinearitas, yang terjadi diantara rasio tersebut dan antar periode analisis (Gujarati, 1999) dalam Itan dan Syahroza (2003). Walaupun rasio keuangan telah dikelompokkan dalam kategori tertentu, masih mungkin dipertanyakan hubungan diantara rasio tersebut (Bird and McHugh, 1977 ; Horrigan, 1965 dalam Itan dan Syahroza (2003)).

Dalam memberikan informasi yang memadai, hanya diperlukan sebagian rasio keuangan. Namun pemilihan rasio keuangan tersebut harus dilakukan secara hati-hati (Horrigan, 1965 dalam Itan dan Syahroza (2003)). Pemilihan rasio keuangan yang memiliki informasi yang lengkap tidak dapat dilakukan hanya dengan logika biasa, tetapi harus dilakukan berdasarkan bukti empirik dimana hubungannya ditunjukkan oleh criteria statistic (Barnes, 1987 dalam Itan dan Syahroza (2003)). Kutipan-kutipan tersebut memberikan penjelasan mengenai keterbatasan analisis rasio keuangan dan penggunaannya dalam penelitian.

2.1.5. Hubungan Rasio Keuangan dengan Return Saham

Return saham adalah hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (2000) membedakan return saham menjadi dua jenis yaitu return realisasi (realized return) dan return

ekspektasian (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung secara relatif. Return realisasi ini penting dalam mengukur


(37)

kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan resiko mendatang, sedangkan return ekspektasian merupakan return yang diharapkan terjadi dimasa mendatang dan bersifat tidak pasti.

Komposisi perhitungan return saham terdiri dari capital gain (loss) atau deviden. Capital gain (loss) merupakan selisih laba/rugi yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham relatif lebih tinggi atau rendah dibandingkan harga saham periode sebelumnya. Deviden merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan pada periode tertentu sesuai dengan keputusan manajemen. Deviden atau yield bisa berupa angka nol (0) dan positif (+).

Pembentukan portofolio berangkat dari usaha diversifikasi investasi guna mengurangi resiko. Bukti menunjukkan bahwa semakin banyak jenis sekuritas yang dikumpulkan dalam keranjang portofolio, maka resiko kerugian saham yang satu dapat dinetralisir oleh keuntungan yang diperoleh dari saham lainnya. Selanjutnya dalam konteks portofolio pasar, harus dipahami adanya resiko investasi yang terdiri dari 2 komponen yaitu : 1) resiko tidak sistematis

(unsystemic risk) dan 2) resiko sistematis (systemic risk) (Jogiyanto, 2000)

Dalam pasar modal yang efisien, dana akan teralokasikan dengan tepat sehingga produktifitasnya tinggi. Penawar tertinggilah yang akan berhasil mendapatkan sumber daya yang tersedia. Harga saham tidaklah dapat dikendalikan sendiri oleh pembeli atau penjual. Sebagian besar perdagangan saham tidak cukup kuat untuk mempengaruhi harga saham. Dalam prakteknya dapat kita amati bahwa harga saham sangat rentan dengan informasi yang


(38)

berkembang, baik informasi yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Informasi tersebut berasal dari faktor fundamental perusahaan, faktor teknis dan lingkungan sosial ekonomi. Faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham ialah faktor fundamental seperti penjualan, pertumbuhan penjualan dan sebagainya. Hal tersebut dapat memberikan gambaran bahwa apabila kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba meningkat dan cukup baik, maka harga sahamnya akan meningkat dan beriringan pula dengan keuntungan yang terjadi yaitu return saham (rate of stock return). Laporan keuangan diupayakan bertujuan memiliki cakupan yang luas

agar memenuhi berbagai kebutuhan para pemakai dan melayani kepentingan umum dari berbagai pemakai yang potensial, bukan hanya untuk kebutuhan khusus kelompok tertentu saja. Setelah menetapkan tujuan sosial yang luas yang merupakan tujuan menyeluruh dari pelaporan keuangan, pelaporan keuangan juga harus menyediakan informasi yang bermanfaat untuk menaksir arus kas di masa yang akan datang (Jogiyanto, 1998). Dari laporan keuangan yang diterbitkan setelah dianalisis akan bisa diperoleh rasio keuangan, yang berguna untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan relatif suatu perusahaan, serta untuk menunjukkan apakah posisi keuangan membaik atau memburuk selama jangka waktu tertentu. Hal ini akan membantu bagi investor, kreditor, dan pemakai lainnya yang potensial, dalam menilai ketidakpastian penerimaan dari dividen dan bunga dimasa yang akan datang (Jogiyanto, 1998). Dengan kata lain,


(39)

tujuan ini mengasumsikan bahwa investor menginginkan informasi tentang hasil dan resiko dari investasi yang dilakukan (Husnan, 2001).

Selain itu, dari rasio keuangan yang diperoleh akan dapat dimanfaatkan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan maupun para investor untuk melakukan tindakan, setelah menilai kinerja perusahaan yang dilihat dari rasio keuangan tersebut dan melakukan penilaian terhadap nilai saham perusahaan. Sebagai contoh adalah ROA, jika diperoleh ROA yang cukup tinggi, maka dapat diasumsikan bahwa perusahaan tersebut beroperasi secara efektif, hal ini akan merupakan daya tarik bagi investor yang mengakibatkan peningkatan nilai saham perusahaan yang bersangkutan, dan karena nilainya meningkat, maka saham perusahaan tersebut akan diminati oleh banyak investor, yang akibatnya akan meningkatkan return atas investasi yang dilakukan oleh investor. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian, semakin tinggi ROA, kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat kembalian akan semakin besar (Ang, 1997). Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang juga akan semakin meningkat. Dengan kata lain ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Rasio-rasio keuangan yang akan digunakan, antara lain adalah current ratio (CR) untuk mewakili rasio likuiditas ; debt to equity ratio (DER) dan


(40)

leverage ratio (LEV) untuk mewakili rasio solvabilitas ; net profit margin

(NPM), return on assets (ROA), return on equity (ROE) dan earning per share

(EPS) untuk mewakili rasio profitabilitas ; kemudian total assets turnover

(TATO) sebagai wakil rasio aktivitas sedangkan price to earnings ratio (PER) dan price to book value (PBV) untuk mewakili rasio pasar / penilaian.

Kecenderungan dari literatur yang ada menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki nilai rasio likuiditas yang tinggi juga lebih cenderung mempunyai

asset yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya (menjual efek). Perusahaan dengan posisi tersebut seringkali tidak terganggu likuiditasnya sehingga investor lebih menyukai untuk membeli saham-saham perusahaan dengan nilai rasio likuiditas yang rendah sehingga return

saham yang diperoleh tinggi (Helfert, 2000). Hal yang senada juga diungkapkan Weston dan Brigham (1994 : 168), yakni pemilikan yang lebih besar akan menaikkan aktiva lancar tanpa kenaikan hasil pengembalian (return) yang proporsional, malah tingkat hasil pengembalian investasi jadi turun. Dari sudut solvabilitas dan profitabilitas yang diungkap oleh Suhairy (2006) menyatakan bahwa rasio solvabiltas dan profitabilitas yang diwakili oleh DER dan ROA memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Namun Harahap (2006) berpendapat bahwa DER yang merupakan proksi rasio solvabilitas tidak berpengaruh terhadap return saham. Ang (1997 : 18.34 - 18.35) dalam literatur yang dipublikasikannya menyatakan bahwa debt ratio atau lazim disebut sebagai

leverage ratio digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total assets yang dimiliki perusahaan. Pengukuran rasio ini dilakukan


(41)

dengan cara membandingkan total debts terhadap total assets. Debt ratio

mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan. Sebaliknya, tingkat debt ratio yang kecil menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena menyebabkan tingkat kembalian yang semakin tinggi. Dari sudut rasio profitabilitas menyatakan bahwa investor juga akan menyukai perusahaan yang memiliki rasio NPM yang tinggi karena perusahaan yang memiliki rasio NPM yang tinggi mampu menghasilkan tingkat keuntungan lebih besar dibandingkan perusahaan yang memiliki rasio NPM rendah, sehingga pengaruh rasio NPM terhadap return saham adalah positif (Helfert, 2000). Kemudian Helfert (2000) mengatakan bahwa para pemegang saham (dan calon pemegang saham) menaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan, baik yang sekarang maupun kemungkinan tingkat keuntungan pada masa yang akan datang. Fokus pada profitabilitas, dikarenakan pada posisi tersebut perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidupnya (going concern). Suatu perusahaan haruslah selalu berada dalam keadaan menguntungkan

(profitable). Tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditur, pemilik perusahaan dan terutama sekali pihak manajemen akan berusaha meningkatkan keuntungan, karena didasari betapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan perusahaan. Penelitian dalam mencari hubungan antara rasio profitabilitas dengan return saham sudah banyak dilakukan, proksi yang sering digunakan pada rasio profitabilitas dalam memprediksi hubungannya dengan return saham diantaranya ROI, ROA, dan


(42)

ROE, seperti pada penelitian Suhairy (2006) yang menggunakan ROA dan ROE dalam hubungannya terhadap return saham. Kemudian Octora dkk (2003) menggunakan ROI, ROA dan ROE dalam meneliti kaitannya terhadap return

saham. Pada rasio aktivitas yang dalam hal ini diwakili oleh total assets turnover

(TATO) belum banyak peneliti yang memakai rasio ini sebagai bagian dalam penelitiannya dalam melihat pengaruh yang diberikan pada return saham, tetapi untuk rasio pasar / penilaian seperti yang dinyatakan oleh Gani (2002) bahwa PER dan PBV memberikan pengaruh yang signifikan baik secara parsial dan simultan terhadap return saham sebelum krisis keuangan terjadi.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Suhairy (2006) yang berjudul “Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham”. Suhairy (2006) mengemukakan variabel fundamental ROA, ROE dan DER terhadap

Return Saham, dimana dari hasil penelitiannya ternyata hanya ROA dan DER yang berpengaruh terhadap return saham, sedangkan ROE tidak berpengaruh. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh petunjuk bahwa orientasi pemodal sudah beralih dari

dividend oriented kepada capital gain oriented. Di samping itu juga dinyatakan bahwa pergerakan harga saham juga dipengaruhi oleh aspek psikologi pasar, ketidakstabilan emosi para pemodal juga menyebabkan reaksi pasar sehingga mempengaruhi harga saham.

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan return saham terdapat pada Tabel 2.1 berikut :


(43)

Tabel 2.1 : Penelitian-Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti

& Tahun Judul Penelitian

Variabel

penelitian Hasil dari Penelitian

1. Hapcin Suhairy

(2006) Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham

ROA, ROE &

DER dan Return

Saham

ROA & DER Berpengaruh Terhadap Return Saham,

Sedangkan ROE tidak

berpengaruh

terhadap return saham 2. Miranda Octora,Yuliana Salim, Tio Anastasia (2003) Analisa Pengaruh Penilaian Kinerja Dengan Konsep Konvensional dan Konsep Value Based Terhadap Rate Of Return

Rate of Return,

ROI, ROE,

ROA, EVA

(Economic Value Added)

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara konsep penilaian konvensional (ROI, ROE, ROA) dan konsep penilaian value based (EVA) terhadap tingkat pengembalian investasi (ROR).

3. Agustina M.V

Norpratiwi (2007) Analisis Korelasi Investment Opportunity Set Terhadap Return Saham

(Pada Saat Pelaporan Keuangan Perusahaan)

IOS dan Return

Saham

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara rasio proksi

IOS dengan return saham.

4. Nina Daniati &

Suhairi (2006)

Pengaruh Kandungan Informasi Komponem Arus Kas, Laba Kotor Dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham. (Pada Industri Textile Dan Automotive Yang Terdafar di BEJ

Arus kas dari aktifitas operasi, pendanaan, investasi, Laba Kotor, Size Perusahaan, Expected Return Saham

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa informasi arus kas dari aktifitas operasi, pendanaan serta investasi dan informasi laba kotor serta size perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap expected return saham.

5. Utami &

Santoso (1998)

Pengaruh Informasi Penghasilan Perusahaan terhadap Harga Saham

ROE, DPR,

BETA, PBV dan

Return Saham

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE, DPR, BETA dan

PBV tidak signifikan

mempengaruhi return saham

6. Teguh Prasetyo

(2000)

Analisa Rasio Keuangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar sebagai Prediksi Harga Saham

ROA, DPR,

BVS, BETA &

Return Saham

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa secara signifikan ROA,

DPR, BVS dan BETA

berpengaruh terhadap return


(44)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1.Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas dan sistematis serta dapat menjadi pedoman bagi penelitian secara keseluruhan. Menurut Indriantoro dan Supomo (2000), kerangka konseptual merupakan dasar pemikiran peneliti untuk dikomunikasikan dengan orang lain, sehingga hasilnya dapat dimengerti oleh orang lain dan memungkinkan untuk direplikasi atau diekstensi oleh peneliti yang lain.

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka konseptual dan rangkaian hipotesis sebagai berikut :

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Return Saham

(Y) H1

Rasio Likuiditas Current Ratio (X1)

H2 Rasio Solvabilitas

Debt to Equity Ratio (X2) Leverage Ratio (X3)

Ra si o K eua nga n H3 Rasio Profitabilitas

Net Profit Margin (X ) 4 Return on Equity (X5) Return on Assets (X6) Earnings per Share Ratio (X7)

H4 Rasio Aktivitas

Total Assets Turnover (X8)

H5 Rasio Pasar / Penilaian

Price Earnings Ratio (X9) Price to Book Value (X10)


(45)

Gambar 3.1. tersebut menunjukkan beberapa variabel independen rasio keuangan yang terdiri dari 10 indikator yaitu : rasio likuiditas yang diproksi dengan menggunakan current ratio (CR) (X1), rasio solvabilitas yang diproksi dengan

menggunakan debt to equity ratio (DER) (X2) dan leverage ratio (LEV) (X3), rasio

profitabilitas yang diproksi dengan menggunakan net profit margin (NPM) (X4), return on equity (ROE) (X5), return on assets (ROA) (X6) dan earning per share

(EPS) (X7), rasio aktivitas yang diproksi dengan menggunakan total assets turn over

(TATO) (X8), rasio pasar/penilaian yang diproksi dengan menggunakan price to earnings ratio (PER)(X9) dan price to book value (PBV) (X10) untuk kemudian diuji

dan dianalisis pengaruhnya terhadap return saham (Y) yang merupakan variabel dependen dalam penelitian ini.

3.2. Hipotesis Penelitian

Dari kerangka konseptual dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Rasio likuiditas berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang listing

di Bursa Efek Indonesia.

2. Rasio solvabilitas berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang

listing di Bursa Efek Indonesia.

3. Rasio profitabilitas berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang

listing di Bursa Efek Indonesia.

4. Rasio aktivitas berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia.


(46)

5. Rasio pasar/penilaian berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang

listing di Bursa Efek Indonesia.

3. Rasio keuangan secara simultan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia.


(47)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), leverage ratio (LEV), net profit margin (NPM), return on equity (ROE), return on assets (ROA), earning per share (EPS), total assets turn over (TATO), price to earnings ratio (PER) dan price to book value (PBV) sebagai variabel independen, serta return saham (Y) sebagai variabel dependen.

4.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Bursa Efek Indonesia dengan tahun pengamatan mulai dari tahun 2004 sampai 2007. Ruang lingkup penelitian ini adalah laporan keuangan yang memenuhi kriteria variabel penelitian dan tetap dipublikasikan selama tahun pengamatan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004: 72). Populasi


(48)

pada penelitian ini adalah seluruh emiten yang listing di BEI tahun 2004-2007 sejumlah 325 (tiga ratus dua puluh lima) emiten.

4.3.2. Metode Penarikan Sampel

Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004 : 78). Adapun pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan secara terus menerus terpublikasi pada Bursa Efek Indonesia dari tahun 2004 hingga tahun 2007. 2. Dari hasil publikasi laporan keuangan yang di amati, perusahaan secara terus

dari tahun 2004 hingga tahun 2007 menghasilkan laba bersih setelah pajak (earnings after tax), dan tidak memunculkan angka negatif pada net profit margin (NPM).

Setelah dilakukan penilaian dengan purposive sampling, maka emiten yang terpilih adalah sebanyak 124 (seratus dua puluh empat) perusahaan yang dapat dilihat dalam lampiran 1 pada bagian tambahan dalam tesis ini. Khusus Perusahaan jenis banking, credit agencies, securities dan insurance disisihkan dari sampel karena memiliki karakteristik rasio tersendiri yang diatur secara tersendiri dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum menetapkan bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulanan. Adapun yang menjadi tolok ukur dasar penilaian kesehatan bank umum adalah penilaian faktor CAMELS yaitu permodalan (capital), kualitas aset (asset quality), manajemen (management), rentabilitas (earnings), likuiditas


(49)

(liquidity) dan sensitivitas terhadap resiko pasar (sensitivity to market risk). Dampak dari peraturan tersebut akan membutuhkan pengujian independen tersendiri.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dengan cara mengumpulkan data sekunder dari Indonesia Capital Market Directory tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia dan di download dari www.idx.co.id. Hasil up dating data terakhir, penulis hanya mampu mengumpulkan data laporan keuangan dari perusahaan yang terdaftar di BEI sampai dengan tahun 2007 saja dan tidak sampai dengan laporan keuangan untuk tahun 2008. Hal ini disebabkan oleh hasil pengamatan penulis sampai dengan akhir bulan April tahun 2009 masih terdapat banyak perusahaan yang belum mempublikasikan laporan keuangannya untuk tahun 2008, sehingga penulis hanya melakukan pengamatan laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2004 sampai dengan 2007 saja. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan data cross section untuk berbagai jenis perusahaan dari satu periode yang sama dan data time series (runtun waktu) yang diistilahkan dengan nama data pooled cross section-time series.

4.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan oleh penulis meliputi variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).

1. Variabel independen (bebas), yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Yang termasuk variabel independen dalam penelitian ini adalah :


(50)

a. Rasio Lancar / Current Ratio (X1)

Rasio ini menunjukkan berapa besar hutang lancar yang dijamin oleh aktiva lancar. Rasio ini dirumuskan :

% 100 x Lancar Hutang Lancar Aktiva Ratio Current = b. Debt to Equity Ratio (DER) (X2)

Debt to equity ratio, dimana rasio ini mengindikasikan sejauhmana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus membahayakan kepentingan kreditornya (Sawir, 2005). Dalam hal terjadinya likuidasi, kreditor mempunyai prioritas klaim dibandingkan dengan pemegang saham, kreditor memiliki hak pertama atas aset perusahaan. Debt to equity ratio dirumuskan :

DER = x 100%

Pemilik Ekuitas

Jumlah

Kewajiban Jumlah

c. Leverage Ratio (LEV) (X3)

Leverage ratio merupakan perbandingan antara total aktiva dengan seluruh total hutang perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan cara :

% 100 x Hutang Total Aktiva Total Ratio Leverage = d. Net Profit Margin (NPM) (X4)

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Adapun formula NPM sebagai berikut :

% 100 x Bersih Penjualan Pajak Setelah Bersih Laba Margin Profit


(51)

e. Return on Equity (ROE) (X6)

Mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu. ROE dapat diformulasikan sebagai berikut :

ROE = x 100%

Sendiri Modal

Bersih Laba

f. Return on Asset (ROA) (X6)

Return on Asset merupakan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Adapun formulanya sebagai berikut :

Return on Assets (ROA) =

Assets Total Tax after Profit Net

x 100 %

g. Earning Per Share (EPS) (X7)

Keuntungan yang diperoleh pemegang saham untuk setiap lembar sahamnya. EPS diformulasikan sebagai berikut :

EPS = x 100%

Saham Lembar Jumlah Tax After Earnings

h. Total Assets Turnover (TATO) (X8)

Total assets turnover merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan seluruh kekayaan perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan cara :

% 100 x Aktiva Total Bersih Penjualan Ratio Over Turn Assets Total =


(52)

i. Price to Earnings Ratio (PER) (X9)

Price to Earnings Ratio merupakan perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba per saham. Rasio ini dapat dihitung dengan cara :

% 100 x Saham per Laba Saham Lembar per Pasar Harga ratio Earnings to Price =

j. Price to Book Value (PBV) (X10)

Price to Book Value merupakan perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham. Rasio ini dapat dihitung dengan cara : % 100 x Saham Lembar per Buku Nilai Saham Lembar per Pasar Harga Value Book to Price =

2. Variabel dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham adalah hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya.

Return saham diformulasikan sebagai berikut :

Return Saham =

1 -Pt 1) -(Pt -Pt

Dimana :

Pt = Harga saham pada periode sekarang. Pt-1 = Harga saham pada periode lalu.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka tabel operasionalisasi variabel yang dapat dibentuk adalah sebagai berikut :


(53)

Tabel 4.1. Operasionalisasi Variabel

Nama Variabel Definisi Variabel Parameter Skala

Independen Variabel

Current Ratio (X1)

Merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang lancar yang dijamin oleh aktiva lancar

- Total Aktiva Lancar - Total Hutang Lancar

Rasio

Debt to equity ratio (X2)

Merupakan bagian dari setiap Rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang

- Total Hutang - Total Modal Sendiri

Rasio

Leverage Ratio (X3)

Merupakan keseluruhan total Aktiva yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang

- Total Hutang

- Total Aktiva Rasio

Net Profit Margin Ratio (X4)

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai

- Earnings After Tax - Net Sales

Rasio

Return On Equity (X5)

Kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu

- Earnings After Tax

- Total Modal Sendiri Rasio

Return On Assets (X6)

Efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

- Earnings After Tax - Total Aktiva

Rasio

Earning Per Share (X7)

Keuntungan yang diperoleh pemegang saham untuk setiap lembar sahamnya

- Earnings After Tax

- Jumlah Lembar Saham Rasio

Total Assets Turnover Ratio (X8)

Perputaran total aktiva adalah perbandingan antara penjualan bersih dengan seluruh kekayaan perusahaan.

- Total Aktiva - Net Sales

Rasio

Price to Earnings Ratio (X9)

Perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba per saham.

- Harga Pasar per Lembar Saham

- Laba per Saham

Rasio

Price to Book Value (X10)

Perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham

- Harga Pasar per Lembar Saham

- Nilai Buku per Lembar Saham

Rasio

Dependen Variabel

Return Saham (Y) Penghasilan yang diperoleh

investor yang menanamkan modalnya dalam bentuk saham biasa

- Harga Saham Periode Sekarang


(54)

4.6. Metode Analisis Data 4.6.1. Model Analisis

Untuk menentukan tingkat pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen, digunakan model analisis dalam bentuk persamaan regresi linear sebagai berikut :

1. Pada hipotesis 1 (H1) digunakan persamaan regresi linear sederhana berikut :

Y = a + b1 X1 + e

2. Pada hipotesis 2 (H2) digunakan persamaan regresi linear berganda berikut :

Y = a + b2 X2 + b3 X3 + e

3. Pada hipotesis 3 (H3) digunakan persamaan regresi linear berganda berikut :

Y = a + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + e

4. Pada hipotesis 4 (H4) digunakan persamaan regresi linear sederhana berikut :

Y = a + b8 X8 + e

5. Pada hipotesis 5 (H5) digunakan persamaan regresi linear berganda berikut :

Y = a + b9 X9 +b10 X10 + e

6. Pada hipotesis 6 (H6) digunakan persamaan regresi linear berganda berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 +b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + b8 X8 + b9 X9 + b10 X10 + e

Dimana :

Y = Return Saham X1 = Current Ratio (CR)


(55)

X2 = Debt to Equity Ratio (DER)

X3 = Leverage Ratio (LEV)

X4 = Net Profit Margin Ratio (NPM)

X5 = Return On Assets (ROA)

X6 = Return On Equity (ROE)

X7 = Earning per Share (EPS)

X8 = Total Assets Turnover (TATO)

X9 = Price to Earnings Ratio (PER)

X10 = Price to Book Value (PBV)

Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan (convident interval) 95 % atau signifikan level (α) sama dengan 5 %.

4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik

Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi cukup sering dalam mencocokkan model prediksi ke dalam sebuah model yang telah dimasukkan ke dalam serangkaian data. Masalah ini sering disebut dengan pengujian asumsi klasik yang didalamnya termasuk pengujian normalitas, multikolinearitas, heterokedasitas dan autokorelasi. Pengujian ini juga dimaksudkan agar persamaan regresi yang dipergunakan dalam masing-masing model analisis memenuhi kriteria BLUE (Gujarati,1995:72-73), yaitu Best, dengan maksud untuk memberikan model analisis yang terbaik ; Linier, dan merupakan kombinasi linier dari data sampel ; Unbiased, dan juga memiliki rata-rata atau nilai


(56)

harapan yang harus sama dengan nilai sebenarnya ; Eficient estimator, dan terakhir memiliki varians yang minimal diantara pemerkira lain yang tidak bias.

4.6.2.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali (2005 : 112), untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat tampilan grafik histogram.

4.6.2.2. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas adalah terdapatnya lebih dari satu hubungan linier pasti (sempurna). Dimana suatu keadaan yang satu atau lebih variabel bebasnya terdapat korelasi dengan variabel bebas lainnya. Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF), yaitu dengan rumus : Ghozali (2005 : 108)

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜

⎝ ⎛ =

k R -1

1 VIF

2

R2/k = Koefesien determinasi (R2) berganda ketika Xk diregresikan dengan

variabel-variabel X lainnya. Batas tolerance value adalah 0,01 dan batas

VIF adalah 10. dimana :

tolerance value < 0,01 atau VIF > 10 = terjadi multikolinieritas tolerance value > 0,01 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinieritas


(57)

4.6.2.3. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari suatu observasi lainnya. Gejala heterokedastisitas dapat diuji dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scatterplot, dasar pengambilan kesimpulan jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastisitas. (Ghozali, 2005).

4.6.2.4. Uji Autokorelasi

Salah satu pengujian umum yang digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi adalah dengan memakai uji statistik Durbin-Watson yang dikembangkan oleh J. Durbin dan G. Watson pada tahun 1951. Menurut Gujarati (1999) pengujian statistik Durbin-Watson atau d statistik

dihitung dengan rumus :

d =

(

)

= = − 2 t 2 t n 2 t 2 1 2 t U U U

Santoso (2000) menyatakan secara umum dengan menggunakan angka Durbin-Watson bisa diambil patokan :

1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi.


(58)

4.6.3. Pengujian Hipotesis

4.6.3.1. Pengujian Hipotesis 1 (Satu)

Dalam pengujian hipotesis 1 (satu) akan digunakan alat analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan model analisis seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, yakni :

Y = a + b1 X1 + e

Model analisis ini akan dilakukan uji model (goodness of fit) dengan data yang ada sehingga diyakini bentuk persamaan/model yang

pasti. Dari persamaan dengan model tersebut akan dapat dihitung R2 atau coefficient of determination yang menunjukkan persentase dari

variasi variabel return saham yang mampu dijelaskan oleh model. Selanjutnya, dengan membandingkan besarnya nilai R2 untuk variabel rasio likuiditas dapat diketahui faktor terpenting atau dominan yang menentukan pengaruhnya kepada return saham. Uji Koefisien Determinasi (R2), melihat berapa proporsi variasi dari variabel bebas secara bersama dalam mempengaruhi variabel terikat, dengan bantuan software Statistik SPSS versi 15 nilai koefisien determinasi (R2) ini diperoleh.

Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.


(59)

Selanjutnya setelah nilai koefisien determinasi diperoleh, langkah selanjutnya adalah melakukan uji statistik untuk melihat pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu dengan menggunakan :

1. Uji-t statistik, untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 95 % (α = 0,05). Dengan bantuan software Statistik SPSS versi 15 akan diperoleh thitung yang

kemudian dibandingkan dengan ttabel pada tingkat keyakinan 95 %

(α = 0,05). Kriteria pengujian, yakni : t hitung> t tabel = X1 berpengaruh terhadap Y t hitung≤ t tabel = X1 tidak berpengaruh terhadap Y

atau :

Nilai signifikan thitung > 0,05 = X1 berpengaruh terhadap Y

Nilai signifikan thitung≤ 0,05 = X1 tak berpengaruh terhadap Y

2. Uji F, untuk menguji pengaruh secara simultan antara variabel bebas

berpengaruh terhadap variabel terikat, dengan tingkat keyakinan 95 % (α = 0,05). Dengan bantuan software Statistik SPSS versi 15 akan

diperoleh Fhitung yang kemudian dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat

keyakinan 95 % (α = 0,05). Kriteria pengujian, yakni : F hitung> F tabel = H1 diterima


(60)

atau :

Nilai signifikan Fhitung > 0,05 = H1 dapat ditolak

Nilai signifikan Fhitung≤ 0,05 = H1 diterima

4.6.3.2. Pengujian Hipotesis 2 (Dua)

Dalam pengujian hipotesis 2 (dua) akan digunakan alat analisis regresi linier berganda dengan menggunakan model analisis seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, yakni :

Y = a + b2 X2 +b3 X3 + e

Model analisis ini akan dilakukan uji model (goodness of fit) dengan data yang ada sehingga diyakini bentuk persamaan/model yang

pasti. Dari persamaan dengan model tersebut akan dapat dihitung R2 atau coefficient of determination yang menunjukkan persentase dari

variasi variabel return saham yang mampu dijelaskan oleh model. Selanjutnya, dengan membandingkan besarnya nilai R2 untuk variabel rasio solvabilitas dapat diketahui faktor terpenting atau dominan yang menentukan pengaruhnya kepada return saham. Uji Koefisien Determinasi (R2), melihat berapa proporsi variasi dari variabel bebas secara bersama-sama dalam mempengaruhi variabel terikat, dengan bantuan software Statistik SPSS versi 15 nilai koefisien determinasi (R2) ini diperoleh.

Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan


(61)

variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Selanjutnya setelah nilai koefisien determinasi diperoleh, langkah selanjutnya adalah melakukan uji statistik untuk melihat pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu dengan menggunakan :

1. Uji-t statistik, untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel terikat dengan asumsi bahwa variabel-variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 95 % (α = 0,05). Dengan bantuan software Statistik SPSS versi 15 akan diperoleh thitung

yang kemudian dibandingkan dengan ttabel pada tingkat keyakinan 95 %

(α = 0,05). Kriteria pengujian, yakni :

t hitung> t tabel = X2 ; X3 berpengaruh terhadap Y t hitung≤ t tabel = X2 ; X3 tidak berpengaruh terhadap Y

atau :

Nilai signifikan thitung > 0,05 = X2 ; X3 berpengaruh terhadap Y

Nilai signifikan thitung≤ 0,05 = X2 ; X3 tak berpengaruh terhadap Y

2. Uji F, untuk menguji pengaruh secara simultan antara variabel bebas

berpengaruh terhadap variabel terikat, dengan tingkat keyakinan 95 % (α = 0,05). Dengan bantuan software Statistik SPSS versi 15 akan


(62)

diperoleh Fhitung yang kemudian dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat

keyakinan 95 % (α = 0,05). Kriteria pengujian, yakni : F hitung> F tabel = H2 diterima

F hitung≤ F tabel = H2 dapat ditolak

atau :

Nilai signifikan Fhitung > 0,05 = H2 dapat ditolak Nilai signifikan Fhitung≤ 0,05 = H2 diterima

4.6.3.3. Pengujian Hipotesis 3 (Tiga)

Dalam pengujian hipotesis 3 (tiga) akan digunakan alat analisis regresi linier berganda dengan menggunakan model analisis seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, yakni :

Y = a + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + e

Model analisis ini akan dilakukan uji model (goodness of fit) dengan data yang ada sehingga diyakini bentuk persamaan/model yang

pasti. Dari persamaan dengan model tersebut akan dapat dihitung R2 atau coefficient of determination yang menunjukkan persentase dari

variasi variabel return saham yang mampu dijelaskan oleh model. Selanjutnya, dengan membandingkan besarnya nilai R2 untuk variabel rasio profitabilitas dapat diketahui faktor terpenting atau dominan yang menentukan pengaruhnya kepada return saham. Uji Koefisien Determinasi (R2), melihat berapa proporsi variasi dari variabel bebas secara bersama-sama dalam mempengaruhi variabel terikat, dengan


(1)

Coefficientsa

-.466 .139 -3.360 .001

-.001 .001 -.053 -1.284 .200 -.057 -.058 -.053 .997 1.003

-.046 .033 -.084 -1.395 .164 .006 -.063 -.058 .466 2.148

.953 .292 .197 3.266 .001 .059 .147 .135 .467 2.139

.315 .148 .089 2.130 .034 .143 .096 .088 .965 1.036

-.083 .491 -.014 -.168 .867 .265 -.008 -.007 .251 3.979

2.998 .949 .273 3.158 .002 .278 .142 .130 .228 4.392

1.91E-005 .000 .027 .554 .580 .141 .025 .023 .728 1.373

-.003 .034 -.003 -.078 .938 .014 -.004 -.003 .859 1.164

.002 .001 .166 3.754 .000 .153 .168 .155 .871 1.148

.055 .021 .149 2.663 .008 .305 .120 .110 .546 1.833

(Constant) CR DER LEV NPM ROE ROA EPS TATO PER PBV Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part

Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: RETURN SAHAM a.

Coefficient Correlations a

1.000 .009 -.002 -.014 -.289 .099 .132 -.117 -.334 -.169

.009 1.000 -.015 .003 .015 .034 .024 .011 .001 -.012

-.002 -.015 1.000 -.052 -.089 .045 .044 -.519 -.233 .327

-.014 .003 -.052 1.000 -.022 .114 -.003 -.007 .008 -.084

-.289 .015 -.089 -.022 1.000 -.019 -.039 .055 .181 .056

.099 .034 .045 .114 -.019 1.000 .015 -.266 -.080 -.055

.132 .024 .044 -.003 -.039 .015 1.000 -.036 -.036 -.298

-.117 .011 -.519 -.007 .055 -.266 -.036 1.000 -.211 .240

-.334 .001 -.233 .008 .181 -.080 -.036 -.211 1.000 -.684

-.169 -.012 .327 -.084 .056 -.055 -.298 .240 -.684 1.000

.000 2.01E-007 -1.4E-005 -4.4E-005 -3.5E-006 6.99E-005 9.44E-008 -7.9E-005 -.003 -.003 2.01E-007 1.10E-006 -4.7E-006 5.41E-007 9.40E-009 1.23E-006 8.51E-010 3.73E-007 3.74E-007 -1.2E-005 -1.4E-005 -4.7E-006 .085 -.002 -1.5E-005 .000 4.47E-007 -.005 -.033 .091 -4.4E-005 5.41E-007 -.002 .022 -1.9E-006 .001 -1.3E-008 -3.6E-005 .001 -.012 -3.5E-006 9.40E-009 -1.5E-005 -1.9E-006 3.37E-007 -3.8E-007 -7.7E-010 1.05E-006 5.15E-005 3.07E-005 6.99E-005 1.23E-006 .000 .001 -3.8E-007 .001 1.77E-008 .000 -.001 -.002 9.44E-008 8.51E-010 4.47E-007 -1.3E-008 -7.7E-010 1.77E-008 1.19E-009 -4.1E-008 -6.1E-007 -9.8E-006 -7.9E-005 3.73E-007 -.005 -3.6E-005 1.05E-006 .000 -4.1E-008 .001 -.003 .007 -.003 3.74E-007 -.033 .001 5.15E-005 -.001 -6.1E-007 -.003 .242 -.319 -.003 -1.2E-005 .091 -.012 3.07E-005 -.002 -9.8E-006 .007 -.319 .901 PBV CR LEV NPM PER TATO EPS DER ROE ROA PBV CR LEV NPM PER TATO EPS DER ROE ROA Correlations Covariances Model 1

PBV CR LEV NPM PER TATO EPS DER ROE ROA

Dependent Variable: RETURN SAHAM a.


(2)

Collinearity Diagnosticsa

5.494 1.000 .00 .00 .00 .00 .01 .00 .00 .01 .01 .00 .01

1.283 2.069 .00 .00 .04 .00 .00 .01 .01 .13 .01 .12 .00

.986 2.360 .00 .97 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .01 .00

.883 2.494 .00 .00 .03 .00 .49 .00 .00 .00 .03 .25 .00

.795 2.628 .00 .01 .02 .00 .42 .00 .00 .06 .00 .38 .01

.567 3.112 .00 .00 .00 .00 .01 .02 .01 .47 .04 .00 .19

.411 3.656 .02 .00 .29 .00 .00 .00 .01 .18 .24 .00 .05

.285 4.388 .06 .01 .03 .06 .06 .00 .00 .00 .58 .05 .02

.181 5.503 .01 .00 .09 .00 .00 .16 .10 .13 .06 .18 .71

.080 8.313 .03 .00 .38 .08 .00 .62 .51 .03 .01 .00 .01

.034 12.801 .88 .00 .11 .85 .00 .19 .35 .00 .02 .00 .00

Dimension 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Model 1

Eigenvalue

Condition

Index (Constant) CR DER LEV NPM ROE ROA EPS TATO PER PBV

Variance Proportions

Dependent Variable: RETURN SAHAM a.

Casewise Diagnostics

a

7.045

6.38

.5775

5.80254

4.167

4.29

.8582

3.43182

4.167

4.29

.8582

3.43182

7.045

6.38

.5775

5.80254

6.434

7.67

2.3707

5.29927

4.830

5.67

1.6917

3.97833

5.178

5.49

1.2252

4.26479

Case Number

284

325

362

365

378

431

436

479

Std. Residual

RETURN

SAHAM

Predicted


(3)

Residuals Statistics

a

-.4286

2.3707

.3408

.37378

496

-2.059

5.431

.000

1.000

496

.044

.694

.095

.077

496

-1.4070

2.8060

.3410

.39158

496

-2.13648

5.80254

.00000

.81529

496

-2.594

7.045

.000

.990

496

-2.928

7.317

.000

1.018

496

-2.90596

6.85303

-.00013

.86707

496

-2.951

7.749

.003

1.042

496

.419

350.708

9.980

30.435

496

.000

1.427

.006

.068

496

.001

.709

.020

.061

496

Predicted Value

Std. Predicted Value

Standard Error of

Predicted Value

Adjusted Predicted Value

Residual

Std. Residual

Stud. Residual

Deleted Residual

Stud. Deleted Residual

Mahal. Distance

Cook's Distance

Centered Leverage Value

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

N

Dependent Variable: RETURN SAHAM

a.


(4)

Regression Standardized Residual

7.5 5.0

2.5 0.0

-2.5

Frequency

200

150

100

50

0

Histogram

Dependent Variable: RETURN SAHAM

Mean =6.3E-16 Std. Dev. =0.99


(5)

Observed Cum Prob

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Expec

ted Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


(6)

Regression Standardized Predicted Value

6 4

2 0

-2 -4

Re

gress

ion St

udent

ized

Residual

7.5

5.0

2.5

0.0

-2.5

Scatterplot


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2009-2013.

0 3 16

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013).

0 2 14

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 16

PENDAHULUAN PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 8

PENGARUH RASIO MODAL SAHAM TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 7

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia Periode 2007 - 2009.

0 0 13

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010.

0 0 12

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010.

0 1 14

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 23

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 3 155