22
2.9 Uji impak
Pengujian impak dilakukan untuk mengetahui sifat liat atau getas dari benda uji. Uji impak ini membutuhkan tenaga untuk mematahkan benda uji
dengan sekali pukul. Alat yang digunakan berupa sebuah palu dengan berat tertentu yang dijatuhkan dengan cara dilepaskan dari sudut α dan sisi pisau pada
palu mengenai benda uji yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 x 10 mm, panjang 55 mm dan takikan 2 mm serta sudut takikan 45°. Karena pukulan
tersebut, benda uji akan patah. Kemudian, palu akan berayun kembali membentuk sudut β. Santoso, 2007. Pada gambar 2.10 dapat dilihat skema pengujian
impak
Gambar 2.9.Prinsip pengujian impak Santoso, 2007
Energi uji impak dapat dicari dengan rumus Santoso, 2007 : W =
GR cosβ – cos α joule 2.4
Dengan catatan :
G =
berat palu R
= jarak titik putar palu sampai titik berat palu β
= sudut yang dibentuk palu setelah mematahkan benda uji Α
= besar sudut pada saat palu akan dilepasakan tanpa benda uji PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
W = tenaga patah
Harga keliatan suatu bahan dapat dicari dengan menggunakan rumus Santoso, 2007:
Keliatan = �
� joulemm
2
2.5
Dengan catatan : W
= tenaga patah joule A
= luas patahan benda uji mm
2
. Dari metode ini dapat diperoleh keuntungan sebagai berikut :
a. Bentuk benda uji yang digunakan sangat cocok untuk mengukur
ketangguhan tarik pada bahan kekuatan rendah. b.
Pengujian dapat dilakukan pada suhu dibawah suhu ruang. c.
Dapat juga digunakan untuk perbandingan pengaruh paduan dan perlakuan panas pada ketangguhan tarik.
Di samping beberapa keuntungan di atas pada metode ini, terdapat juga kerugian yang terjadi, diantaranya :
a. Hasil uji impak tidak bisa dimanfaatkan dalam perancangan, karena uji ini
bersifat merusak. b.
Tidak terdapat hubungan antara data uji impak dengan cacat.
2.10 Standar teknik kampas rem
Ada beberapa persyaratan teknik yang harus dimiiki oleh kampas rem. Beberapa persyaratan tersebut dapat dilihat seperti yang ada dibawah ini
www.stopcobrake.comenfileen.pdfSAEJ661 as cited in pratama 2011: