3.1 Penggunaan Teknik color Doppler dalam Evaluasi Patensi Tuba
Teknik ultrasonografi Doppler banyak membawa kemajuan dalam penilaian masalah infertilitas, termasuk dalam penilaian patensi tuba. Pada awalnya, teknik
ultrasonografi Doppler hanya digunakan secara terbatas pada penilaian aliran darah pada organ-organ tertentu. Namun, dengan ditemukannya metode color Doppler di
mana arah dan kecepatan suatu aliran ditampilkan dengan lebih baik, maka mulai dipikirkan untuk menggunakan teknik ini untuk evaluasi patensi tuba.
23
Dengan kombinasi teknik color Doppler dan media kontras salin, lumen tuba normal
berdiameter 1 cc dapat ditampilkan berupa struktur berkelok-kelok pada adneksa, diserta gambaran pola aliran kontras saat melewatinya.
22
3.2 Modifikasi Color Doppler Sonohisterosalpingografi Menggunakan Kontras Salin
Mengingat masih banyaknya hambatan yang ditemukan dalam penggunaan media kontras seperti “Echovist”, maka dipikirkan untuk melakukan modifikasi
prosedur pemeriksaan sonohisterosalpingografi agar lebih mudah dilakukan, khususnya di Indonesia. Djuwantono telah melakukan modifikasi teknik pemeriksaan
ini menggunakan media kontras cairan salin fisiologis dan alat ultrasonografi color Doppler.
24
Protokol ultrasonografi histerosalpingografi di beberapa negara adalah dengan menggunakan histerosonogram kateter set
2,17-21
umumnya menggunakan KDF 2.3 intrauterine cannula with balloon tip, namun alat ini mahal US 48 dan sulit
ditemukan di Indonesia. Untuk itu dilakukan modifikasi dengan menggunakan kateter pediatrik bermandrain No.10 WRT foleycath latex balloon silicon elastomer bonded
yang dipotong kurang lebih 1 cm pada bagian konektor kantong urin, syringe 50 cc, syringe 3 cc untuk mengisi balon kateter. Media kontras yang digunakan memperguna-
kan cairan salin yang steril.
24
7
Gambar 5. Modifikasi alat yang digunakan pada color Doppler sonohisterosalpingo- grafi bermedia kontras salin, menggunakan alat yang murah dan sederhana
24
Teknik pemeriksaan modifikasi color Doppler sonohisterosalpingografi bermedia kontras salin :
24
Pasien berbaring di meja pemeriksaan ginekologi dalam posisi litotomi,
Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya,
Dilakukan pencitraan transvaginal sonografi untuk mendapatkan data dasar
dari uterus, ovarium dan “Cul-de-sac”,
Operator memakai sarung tangan steril dan menyiapkan peralatan, salin fisiologis steril yang sudah dihangatkan dimasukkan ke dalam syringe 50 cc,
syringe 3 cc diisi salin fisiologis steril. Operator siap melakukan color Dopler histerosalpingo-grafi,
Dengan menggunakan spekulum Cuscoe’s, portio diidentifikasi tanpa
mengguna-kan penjepit serviks,
Kateter pediatrik nomor 10 dengan mandrain dimasukkan transervikalis ke dalam kavum uteri, balon kateter dikembangkan dengan memasukkan salin dari
syringe 3 cc kurang lebih 1 cc,
Spekulum dikeluarkan dengan hati-hati agar tidak mengganggu posisi kateter,
Transduser vagina dimasukkan kembali,
Letak balon kateter di dalam kavum uteri diperiksa dengan tranduser vagina,
Kateter dihubungkan dengan spuit 50 cc yang berisi larutan salin fisiologis 0,9, sebelumnya dilakukan pemotongan kurang lebih 1 cm pada ujung kateter di
sisi konektor urine bag,
8
Syringe kemudian dipegang asisten,
Asisten diminta memasukkan cairan secara perlahan-lahan, kurang lebih 20
sampai 40 cc,
Arus cairan yang melalui kavum uteri, tuba kanan dan kiri, diawasi dengan transduser color Doppler secara transvaginal,
Hasil pemeriksaan dicatat di lembar penelitian dengan kesimpulan tuba paten
bilateral, oklusi tuba bilateral, dan oklusi tuba unilateral,
Setelah pemeriksaan, pasien dapat melihat langsung hasil pemeriksaan yang direkam dengan video dan diberi penjelasan,
Jika diperlukan, pasien diberi analgetik asam mefenamat dan antibiotik
Doxyciclin 2 x 100 mg selama lima hari.
Gambar 6. Skema teknik pemeriksaan sonohisterosalpingografi
Dikutip dari : Fleischer AC dkk
22
Interpretasi Hasil :
24,25
Color signals yang lewat melalui tuba Falopii ke dalam rongga peritoneum, atau adanya turbulensi di sekitar tuba atau cairan bebas di “Cul-de-sac” diinterpretasi-
kan sebagai tuba paten.
Apabila tidak ada tanda-tanda di atas, dan didapatkan penggelembungan kavum
uteri atau tekanan dirasakan berat, diinterprestasikan sebagai oklusi tuba.
9
Gambar 7. Color Signals tanda panah putih melalui tuba Falopii ke rongga peritoneum yang menunjukkan tuba paten
Gambar 8. Pada kasus obstruksi tuba tidak ditemukan turbulensi pada kedua tuba, tekanan cairan dirasakan sangat berat dan terdapat peregangan kavum uteri.
3.3 Sonohisterosalpingongrafi Versus Laparoskopi