26
BAB IV DATA DAN ANALISIS
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek penelitian yaitu
mahasiswa-mahasiswi pendidikan fisika dari angkatan 2010 sampai angkatan 2013. Kegiatan Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2014.
Pengambilan data dengan mengajukan tes kepada mahasiswa berupa pertanyaan-pertanyaan untuk menguji keterampilan proses sains.
Pelaksanaan kegiatan pengambilan data dimulai pada hari Selasa 20 Mei 2014. Pengambilan data pada hari tersebut dilaksanakan pada
pukul 11.00 – 11.30 WIB diruang K.402 dengan jumlah responden
sebanyak 30 mahasiswa program studi Pendidikan Fisika angkatan 2011. Hari Rabu 21 Mei 2014, pengambilan data dilaksanakan di ruang K.406
pada pukul 16.00 – 16.30 WIB dengan jumlah responden sebanyak 51
mahasiswa program studi Pendidikan Fisika angkatan 2012. Pengambilan data dilanjutkan pada hari Jumat 23 Mei 2014 pada pukul 09.00
– 09.30 WIB diruang K.406 dengan jumlah responden sebanyak 12 mahasiswa
program studi Pendidikan Fisika angkatan 2013. Pada hari Senin 26 Mei 2014 pukul 15.30-16.00 WIB dilaksankan pengambilan data untuk
mahasiswa program studi Pendidikan Fisika angkatan 2010 diruang K.310 dengan jumlah responden 31 mahasiswa. Data yang dibutuhkan peneliti
26
27
masih kurang mencukupi untuk mahasiswa angkatan 2013, maka peneliti melaksanakan pengambilan data untuk angkatan 2013 pada hari Rabu 28
Mei 2014 pukul 16.00-16.30 WIB diruang Laboratorium Praktikum Fisika I dengan jumlah responden 18 mahasiswa.
Jumlah mahasiswa seluruhnya yang mengikuti tes yaitu 142 mahasiswa. Jenis soal yang digunakan yaitu soal pilihan ganda. Dalam
soal pilihan ganda mahasiswa diminta untuk memilih jawaban yang tersedia.
B. Analisis Data
1. Uji SPSS
Dari 142 data dari mahasiswa yang diuji, diambil 120 data untuk dikoreksi jawabannya. Tanpa melihat nama mahasiswa, peneliti
mengambil data secara acak dan diberi kode 1-30 pada lembar jawab, sehingga yang dikoreksi jawabannya 30 data untuk setiap angkatan.
Hal ini dilakukan supaya lebih mudah menganalisis dengan menggunakan uji statistika yaitu uji Anova yang mengharuskan setiap
kelompok data item memiliki jumlah yang sama. Setiap data dianalisis jawaban yang benar untuk setiap angkatan,
kemudian di analisis menggunakan salah satu uji statistika yaitu F Test – One Way Anova Kel. Independen. Uji Anova digunakan karena
ada empat kelompok berdasarkan angkatan yang diuji dengan test yang sama. Hasil uji Anova dengan menggunakan program SPSS adalah:
28
Tabel 4.1. Hasil Uji Anova dengan Menggunakan Program SPSS
Descriptives
Mahasiswa Angkatan
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
95 Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound Upper
Bound 2010
30 63.47
15.177 2.771
57.80 69.13
24 92
2011 30
60.00 14.967
2.733 54.41
65.59 32
96 2012
30 61.87
14.393 2.628
56.49 67.24
32 88
2013 30
56.27 10.553
1.927 52.33
60.21 40
84 Total
120 60.40
13.986 1.277
57.87 62.93
24 96
Berdasarkan hasil uji anova dengan menggunakan program SPSS, tingkat penguasaan keterampilan proses sains mahasiswa secara
keseluruhan menghasilkan rata-rata sebesar 60,40. Sehingga berdasarkan kualifikasi tingkat penguasaan keterampilan proses sains pada
Tabel 3.4 tingkat penguasaan mahasiswa secara keseluruhan masih dalam kategori cukup.
Rata-rata nilai mahasiswa angkatan 2010 yaitu sebesar 63,47 maka berdasarkan kualifikasi tingkat penguasaan keterampilan proses
sains pada Tabel 3.4 tingkat penguasaan mahasiswa angkatan 2010 masih dalam kategori cukup. Mahasiswa angkatan 2011 memiliki rata-rata nilai
sebesar 60,0, berarti tingkat penguasaan mahasiswa angkatan 2011 akan keterampilan proses sains masih dalam kategori cukup. Untuk mahasiswa
angkatan 2012 memiliki rata-rata nilai sebesar 61,87 dan masih dalam kategori cukup. Sedangkan mahasiswa angkatan 2013 memiliki rata-rata
29
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
angkatan 2010 angkatan 2011
angkatan 2012 angkatan 2013
Means
Angkatan
nilai sebesar 56,27, sehingga tingkat penguasaan akan keterampilan proses masih dalam kategori kurang. Sehingga urutan tingkat penguasaan
mahasiswa pada 4 angkatan tentang keterampilan proses dari yang tertinggi sampai terendah adalah mahasiswa angkatan tahun 2010, 2012,
2011, dan 2013.
Gambar 4.1. Tingkat Penguasaan Berdasarkan Means Setiap Mahasiswa dengan Tingkat Angkatan.
Secara garis besar berdasarkan Gambar 4.1, tingkat penguasaan tentang keterampilan proses sains para mahasiswa program studi
Pendidikan Fisika semakin meningkat seiring dengan bertambahnya lama studi. Namun, pada angkatan 2011 penguasaannya lebih rendah apabila
dibandingkan dengan angkatan 2012.
30
Tabel 4.2. Hasil uji
Anova
ANOVA
Sum of Squares Df
Mean Square F
Sig. Between Groups
864.000 3
288.000 1.491
.221 Within Groups
22412.800 116
193.214 Total
23276.800 119
Tabel 4.2 merupakan hasil analisis untuk melihat apakah ada perbedaan rerata skor pada setiap angkatan. Untuk melihat hal ini dilakukan analisis anova.
Terdapat dua hipotesis: Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata skor antara mahasiswa angkatan 2010,
2011, 2012, dan 2013 ; dan Ha : Ada perbedaan rata-rata skor antara mahasiswa angkatan 2010, 2011,
2012, dan 2013. Untuk menguji hipotesis mana yang diterimaditolak maka pengambilan
keputusan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : Signifikansi
0,05 jadi Ho diterima Signi
fikansi ≤ 0,05 jadi Ho ditolak Dari hasil analisis didapatkan bahwa signifikansi sebesar 0,221. Dengan
demikian diketahui bahwa signifikansi sebesar 0,221 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Ho diterima. Hal ini berarti bahwa dalam hal penguasaan
keterampilan proses sains tidak ada perbedaan rata-rata skor antara mahasiswa angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013.
31
2. Diskripasi data
Tingkat penguasaan untuk masing-masing keterampilan, sebagai berikut : a.
Mengidentifikasi Variabel
Tabel 4.3. Penguasaan Masing-masing Angkatan untuk Mengidentifikasi Variabel
No. Angkatan
Rata-rata nilai benar Standar Deviasi
1. 2010
50,8 13,6
2. 2011
44,2 23,6
3. 2012
38,4 25,6
4. 2013
34,2 23,2
Total 41,8
Tingkat penguasaaan
keterampilan proses
sains dalam
mengidentifikasi variabel, secara keseluruhan menghasilkan rata-rata nilai sebesar 41,8. Dengan rata-rata nilai tersebut maka tingkat penguasaan
mahasiswa dalam mengidentifikasi variabel masih dalam kategori sangat kurang. Untuk penguasaan masing-masing angkatan yang berdasarkan
Tabel 4.3 dan Tabel 3.4 , maka dapat dipaparkan sebagai berikut: Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2010 adalah 50,8, dapat
dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2010 memiliki tingkat penguasaan yang kurang untuk mengidentifikasi variabel.
Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2011 adalah 44,2, dapat dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2011 memiliki tingkat penguasaan
yang sangat kurang untuk mengidentifikasi variabel.
32
Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2012 adalah 38,3, dapat dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2012 memiliki tingkat penguasaan
yang sangat kurang untuk mengidentifikasi variabel. Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2013 adalah 34,2, dapat
dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2013 memiliki tingkat penguasaan yang sangat kurang untuk mengidentifikasi variabel.
Gambar 4.2. Tingkat Penguasaan Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap Mahasiswa Masing-masing Angkatan untuk Mengidentifikasi
Variabel
10 20
30 40
50 60
angkatan 2010 angkatan 2011 angkatan 2012 angkatan 2013
Rata-rata nilai benar
Angkatan
33
b. Mendefinisikan variabel secara operasional
Tabel 4.4. Penguasaan Masing-masing Angkatan untuk Mendefinisikan Variabel Secara Operasional
No. Angkatan
Rata-rata nilai benar Standar Deviasi
1. 2010
67,3 21,3
2. 2011
58,7 21,6
3. 2012
68 23,8
4. 2013
65,3 18,1
Total 64,8
Secara keseluruhan tingkat penguasaaan keterampilan proses sains dalam mendefinisikan variabel secara operasional menghasilkan rata-rata
nilai sebesar 64,8. Dengan rata-rata nilai tersebut maka tingkat penguasaan mahasiswa dalam mendefinisikan variabel secara operasional
masih dalam kategori cukup. Untuk penguasaan masing-masing angkatan yang berdasarkan Tabel 4.4 dan Tabel 3.4, maka dapat dipaparkan sebagai
berikut: Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2010 adalah 67,3, dapat
dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2010 memiliki tingkat penguasaan yang cukup untuk mendefinisikan variabel secara operasional.
Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2011 adalah 58,7, dapat dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2011 memiliki tingkat penguasaan
yang cukup untuk mendefinisikan variabel secara operasional.
34
Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2012 adalah 68, dapat dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2012 memiliki tingkat penguasaan
yang baik untuk mendefinisikan variabel secara operasional. Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2013 adalah 65,3, dapat
dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2013 memiliki tingkat penguasaan yang cukup untuk mendefinisikan variabel secara operasional.
Gambar 4.3. Tingkat Penguasaan Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap Mahasiswa Masing-masing Angkatan Untuk Mendefinisikan Variabel
Secara Operasional
54 56
58 60
62 64
66 68
70
angkatan 2010 angkatan 2011 angkatan 2012 angkatan 2013
Rata-rata nilai benar
Angkatan
35
c. Merumuskan Hipotesis
Tabel 4.5. Penguasaan Masing-masing Angkatan untuk Merumuskan Hipotesis
No. Angkatan Rata-rata nilai benar
Standar Deviasi 1.
2010 62,8
23 2.
2011 68,9
19,9 3.
2012 67,2
20,3 4.
2013 62,8
17,3 Total
65,4
Tingkat penguasaaan
keterampilan proses
sains dalam
merumuskan hipotesis, secara keseluruhan menghasilkan rata-rata nilai sebesar 65,4. Dengan rata-rata nilai tersebut maka tingkat penguasaan
mahasiswa dalam merumuskan hipotesis masih dalam kategori cukup. Untuk penguasaan masing-masing angkatan yang berdasarkan Tabel 4.5
dan tabel 3.4, maka dapat dipaparkan sebagai berikut: Rata-rata nilai pemahaman mahasiswa angkatan 2010 adalah 62,8, dapat
dikatakan mahasiswa angkatan 2010 memiliki pemahaman yang cukup untuk merumuskan hipotesis.
Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2011 adalah 68,9, dapat dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2011 memiliki tingkat penguasaan
yang baik untuk merumuskan hipotesis. Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2012 adalah 67,2, dapat
dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2012 memiliki tingkat penguasaan yang cukup untuk merumuskan hipotesis.
36
Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2013 adalah 62,8, dapat dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2013 memiliki tingkat penguasaan
yang cukup untuk merumuskan hipotesis.
Gambar 4.4. Tingkat Penguasaan Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap Mahasiswa Masing-masing Angkatan Untuk Merumuskan Hipotesis
59 60
61 62
63 64
65 66
67 68
69 70
angkatan 2010 angkatan 2011 angkatan 2012 angkatan 2013
Rata-rata nilai benar
Angkatan
37
d. Merancang PenelitianEksperimen
Tabel 4.6. Penguasaan Masing-masing Angkatan Untuk Merancang PenelitianEksperimen
No. Angkatan Rata-rata nilai benar
Standar Deviasi 1.
2010 65
29,8 2.
2011 61,7
25,2 3.
2012 70
28,2 4.
2013 58,3
26,5 Total
63,8
Tingkat penguasaaan keterampilan proses sains dalam merancang penelitianeksperimen secara keseluruhan menghasilkan rata-rata nilai
sebesar 63,8. Dengan rata-rata nilai tersebut maka tingkat penguasaan mahasiswa dalam merancang penelitianeksperimen dalam kategori cukup.
Untuk penguasaan masing-masing angkatan yang berdasarkan Tabel 4.7 dan Tabel 3.4, maka dapat dipaparkan sebagai berikut:
Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2010 adalah 65, dapat dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2010 memiliki tingkat penguasaan
yang cukup untuk merancang penelitianeksperimen. Rata-rata nilai penguasan mahasiswa angkatan 2011 adalah 61,7, dapat
dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2011 memiliki tingkat penguasaan yang cukup untuk merancang penelitianeksperimen.
Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2012 adalah 70, dapat dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2012 memiliki tingkat penguasaan
yang baik untuk merancang penelitianeksperimen.
38
Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2013 adalah 58,3, dapat dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2013 memiliki tingkat penguasaan
yang cukup untuk merancang penelitianeksperimen.
Gambar 4.5. Tingkat Penguasaan Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap Mahasiswa Masing-masing Angkatan untuk Merancang
PenelitianEksperimen
52 54
56 58
60 62
64 66
angkatan 2010 angkatan 2011 angkatan 2012 angkatan 2013
Rata-rata nilai benar
Angkatan
39
e. MenyajikanInterpretasi Data
Tabel 4.7. Penguasaan Masing-masing Angkatan Untuk MenyajikanInterpretasi Data
No. Angkatan Rata-rata nilai benar
Standar Deviasi 1.
2010 84,2
21,3 2.
2011 79,2
21,9 3.
2012 89,2
15,7 4.
2013 78,3
23,4 Total
82,7
Tingkat penguasaaan
keterampilan proses
sains dalam
menyajikanInterpretasi data secara keseluruhan menghasilkan rata-rata nilai sebesar 82,7. Dengan rata-rata nilai tersebut maka tingkat
penguasaan mahasiswa dalam menyajianInterpretasi data dalam kategori sangat baik. Untuk penguasaan masing-masing angkatan yang berdasarkan
Tabel 4.6 dan Tabel 3.4, maka dapat dipaparkan sebagai berikut: Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2010 adalah 84,2, dapat
dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2010 memiliki tingkat penguasaan yang sangat baik untuk menyajikaninterpretasi data.
Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2011 adalah 79,2, dapat dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2011 memiliki tingkat penguasaan
yang baik untuk menyajikaninterpretasi data. Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2012 adalah 89,2, dapat
dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2012 memiliki tingkat penguasaan yang sangat baik untuk menyajikaninterpretasi data.
40
Rata-rata nilai penguasaan mahasiswa angkatan 2013 adalah 78,3, dapat dikatakan bahwa mahasiswa angkatan 2013 memiliki tingkat penguasaan
yang baik untuk menyajikaninterpretasi data.
Gambar 4.6. Tingkat Penguasaan Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap Mahasiswa Masing-masing Angkatan Untuk MenyajikanInterpretasi
Data
72 74
76 78
80 82
84 86
88 90
92
angkatan 2010 angkatan 2011 angkatan 2012 angkatan 2013
Rata-rata nilai benar
Angkatan
41
Dari hasil kualifikasi diatas, dapat disederhanakan menjadi tabel berikut:
Tabel 4.8. Nilai Rata-rata untuk Masing-masing Klasifikasi Keterampilan Proses Sains Pada Semua Angkatan
No. Keterampilan Proses Terpadu
Kualifikasi 2010
2011 2012
2013 Total
1. Mengidentifikasi Variabel
50,8 44,2
38,3 34,2
41,8 2.
Mendefinisikan Variabel secara operasional
67,3 58,7
68 65,3
64,8 3.
Merumuskan Hipotesis 62,8
68,9 67,2
62,8 65,4
4. Merancang penelitianeksperimen
65 61,7
70 58,3
63,8 5.
Menyajikan Interpretasi data 84,2
79,2 89,2
78,3 82,7
Keseluruhan Keterampilan proses sains 66,02
62,5 66,5
59,8 63,7
Tabel 4.9. Kualifikasi Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains untuk Masing-masing Angkatan
No. Keterampilan Proses
Terpadu Kualifikasi
2010 2011
2012 2013
Total
1. Mengidentifikasi
Variabel Kurang
Sangat Kurang
Sangat Kurang
Sangat Kurang
Sangat Kurang
2. Mendefinisikan Variabel
secara operasional Cukup
Cukup Cukup
Cukup Cukup
3. Merumuskan Hipotesis
Cukup Baik
Cukup Cukup
Cukup 4.
Merancang penelitianeksperimen
Cukup Cukup
Baik Cukup
Cukup 5.
Menyajikan Interpretasi data
Sangat Baik
Baik Sangat
Baik Baik
Sangat Baik
Keseluruhan Keterampilan proses sains
Cukup Cukup
Cukup Cukup
Cukup
42
C. Pembahasan
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki,
dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga berhasil menemukan jawaban atas sebuah persoalan bahkan menemukan sesuatu
yang baru. Keterampilan proses sains terpadu diperlukan saat melakukan eksperimen untuk memecahkan suatu masalah. Sehingga untuk melatihkan
keterampilan proses sains terpadu dapat dilakukan dengan praktikum atau eksperimen. Mata kuliah praktikum akan bertambah banyak seiring
dengan bertambahnya lama studi mahasiswa, sehingga penguasaan mahasiswa akan keterampilan proses sains akan semakin meningkat.
Dari hasil analisis dengan uji anova one way menunjukkan bahwa dalam hal penguasaan keterampilan proses sains tidak ada perbedaan rata-
rata skor antara mahasiswa angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013. Walaupun demikian, grafik menunjukan bahwa tingkat penguasaan
tentang keterampilan proses sains para mahasiswa program studi Pendidikan Fisika semakin meningkat seiring dengan bertambahnya lama
studi. Namun, pada angkatan 2011 rata-rata skor lebih rendah apabila dibandingkan dengan angkatan 2012. Kurang tingginya rata-rata skor
mahasiswa angkatan 2011 dibandingkan mahasiswa angkatan 2012 belum secara rinci dapat diungkapkan penyebabnya. Masih diperlukan
penelusuran lebih lanjut, misalnya terkait dengan kualitas input mahasiswa baru untuk angkatan ini, kurang tepatnya penentuan jadwal kegiatan
43
praktikum, pengampu praktikum dan metode yang digunakan atau ada faktor-faktor lain yang dapat menjadi penyebabnya.
Untuk masing-masing klasifikasi keterampilan proses untuk semua angkatan, dapat dilihat keterampilan proses mana yang paling baik tingkat
penguasaannya yaitu di sajikan dalam Tabel 4.8. Berdasarkan Tabel 4.8, nilai penguasaan pada keterampilan proses
untuk menyajikaninterpretasi data memiliki nilai rata-rata yang paling besar yaitu 82,7 dibandingkan dengan keterampilan proses yang lain.
Hal ini bisa dikatakan bahwa penguasaan keterampilan proses untuk menyajikaninterpretasi data paling baik di antara yang lain, sehingga
secara keseluruhan mahasiswa program studi Pendidikan Fisika memiliki penguasaan yang baik pada keterampilan proses ini. Penguasaan
mahasiswa akan keterampilan ini baik dikarenakan mahasiswa sudah terbiasa dan sudah ditekankan dalam matakuliah praktikum dalam
mengumpulkan data, menganalisis data dan menyajikan data dalam bentuk tabel maupun grafik.
Penguasaan keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi variabel merupakan penguasaan yang paling rendah diantara yang lain. Nilai rata-
ratanya yaitu 41,8. Sebagaimana juga yang ditemukan oleh Ong Saw Lan 2005 bahwa untuk mengidentifikasi variabel, para mahasiswa yang
ditelitinya juga memiliki penguasaan yang masih rendah. Karena variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan, sehingga mendefinisikan variabel menjadi sangat penting di
44
awal sebelum keterampilan lainnya. Dengan kata lain, penguasaan dalam mengidentifikasi variabel terlebih dahulu harus diketahui sebelum
keterampilan proses yang lainnya. Rendahnya penguasaan akan keterampilan mengidentifikasi variabel ini disebabkan oleh kurangnya
penekanan akan keterampilan ini terhadap mahasiswa saat melakukan praktikum. Mahasiswa kurang diberi pengertian tentang variabel, sehingga
masih banyak mahasiswa yang tidak mengetahui dan tidak dapat membedakan macam variabel. Praktikum dengan model “resep” dapat
diduga menjadi salah satu penyebabnya. Dengan tersedianya petunjuk terkait dengan data apa yang harus dikumpulkan memungkinkan
mahasiswa tidak memiliki kebiasaan untuk menentukan variabel yang akan menjadi objek pengamatan atau pengukuran.
Penguasaan keterampilan proses sains untuk mendefinisikan variabel secara operasional, merumuskan hipotesis dan merancang eksperimen
masih dalam tingkat cukup. Perlu adanya peningkatan penguasaan dari cukup menjadi baik untuk keterampilan proses tersebut. Sehingga
kedepannya penguasaan akan keterampilan proses ini akan semakin baik. Apabila disajikan dalam grafik, secara keseluruhan rata-rata nilai
keterampilan proses sains untuk masing-masing klasifikasi sebagai berikut;
45
Gambar 4. 7. Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains untuk Masing-masing Klasifikasi Berdasarkan Rata-rata Nilai Setiap Angkatan
Grafik pada gambar 4.7 menunjukan bahwa secara keseluruhan tingkat penguasaan keterampilan proses sains masih dalam kategori cukup.
Keterampilan proses dalam mengidentifikasi variabel yang menunjukan kecenderungan paling rendah dari yang lain. Walaupun paling rendah
namun kecenderungan data hasil penelitian ini menunjukan bahwa penguasaan untuk mengidentifikasi variabel semakin meningkat seiring
bertambahnya lama studi. Penguasaan keterampilan proses sains yang masih dalam kategori cukup disebabkan oleh kurangnya penekanan
terhadap keterampilan proses sains saat melakukan praktikum. Keterampilan proses sains dilatihkan atau diterapkan secara khusus
melalui mata kuliah praktikum. Keterampilan proses sains terpadu diperlukan saat melakukan eksperimen atau praktikum untuk memecahkan
masalah. Sehingga saat praktikum diharapkan mahasiswa dapat
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Means
angkatan 2010 angkatan 2011
angkatan 2012 angkatan 2013
46
memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan materi yang harus di pelajari. Proses pelatihan atau penerapan keterampilan proses sains saat
praktikum dapat dilaksanakan dengan pengawasan atau bimbingan dari ahli. Dengan adanya pengawasan atau bimbingan maka tingkat
penguasaan mahasiswa akan menjadi semakin meningkat. Mahasiswa perlu dibiasakan dan dilatihkan sejak awal dalam keterampilan proses
sains. Sehingga seiring bertambahnya lama waktu studi, keterampilan proses sains mahasiswa dapat semakin meningkat pemahamannya.
Mahasiswa yang adalah seorang calon guru harus menguasai keterampilan proses sains terlebih dahulu sebelum dapat mengajar
keterampilan proses. Sebagai mahasiswa calon guru yang sudah memiliki atau terlatih dalam keterampilan proses sains dengan baik, maka siap
untuk menerapkan keterampilan proses dalam pembelajaran. Melalui penerapan keterampilan proses pada pembelajaran IPA yang disajikan
dengan strategi dan metode yang tepat dapat membawa siswanya terlatih dalam keterampilan saintifik. Hal ini sekaligus menjadi penting mengingat
implementasi Kurikulum 2013 menekankan pada pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
47
D. Implikasi