19 Positron merupakan partikel yang tidak stabil dan mempunyai umur paro
yang sangat pendek. Setelah terbentuk kedua pasangan positron dan elektron tersebut akan diubah menjadi dua buah foton yang masing-masing berenergi
0,511 MeV dan dipancarkan pada arah yang bertolak belakang 180 satu
terhadap yang lain.
G. Tipe Detektor Geiger-Mueller
1. Tipe Side Window
Aplikasi utama dari Geiger Mueller tipe Side Window adalah untuk pengukuran radiasi gamma. Meskipun dinding Geiger Mueller tipe Side Window
cukup tipis, memungkinkan masuknya sinar
γ
dengan energi yang tinggi 300 keV. Pada umumnya Geiger Mueller tipe Side Window berupa tabung silinder
yang berfungsi sebagai katoda adalah dinding tabung dan pada porosnya terdapat kawat biasanya tungsten sebagai anoda. Dinding Geiger Mueller silinder
mempunyai density thickness 30 mgcm
2
. Density thickness merupakan cara tepat untuk menyatakan ketebalan dari material yang sangat tipis.
Gambar 2.6 Detektor Geiger Mueller tipe side window
20
2. Tipe End Window
Berbeda dengan Geiger Mueller Tipe side window, bahan katoda yang digunakan untuk detektor Geiger Mueller Tipe End Window adalah silinder
stainless steel . Jendela salah satu ujung tabung biasanya terbuat dari mika dan
mempunyai density thickness 1.5 mgcm
2
sampai 2.0 mgcm
2
Geiger Mueller End Window
disamping dapat merespon partikel gamma juga dapat merespon partikel beta, maupun partikel alfa.
Gambar 2.7 Detektor Geiger Mueller tipe end window
H. Karakteristik Detektor Geiger-Mueller
1. Plateau dan Slope
Daerah kerja detektor Geiger Mueller adalah daerah plateau. Panjang plateau
merupakan salah satu aspek yang menentukan kualitas detektor. Detektor Geiger Mueller yang baik harus memiliki plateau yang panjang dan
21 slope
yang kecil. Bila detektor dioperasikan pada tegangan rendah, pulsa yang dihasilkan masih sedikit sehingga belum tercacah oleh pencacah, karena
elektron dan ion yang terjadi dari ionisasi masih banyak yang mengalami penggabungan kembali atau rekombinasi. Bila tegangan makin tinggi maka
pulsa yang dihasilkan makin banyak dan tercacah counter. Pada tegangan tertentu banyaknya pulsa yang tercacah tidak berbeda jauh atau relatif sama
bila tegangan dinaikkan. Daerah tegangan ini disebut plateau. Bila di daerah plateau
tegangan dinaikkan lagi maka akan terjadi pelucutan yang sangat banyak dan sudah tidak sebanding lagi dengan intensitas radiasi yang datang,
ini terjadi karena apabila tegangannya dinaikkan akan menambah energi untuk menarik elektron dan ion. Daerah plateau Detektor Geiger Mueller
dihitung mulai dari tegangan ambang sampai pada batas permulaan tegangan yang menyebabkan terjadinya lucutan yang tak terkendali.
Kurva yang menyatakan hubungan antara jumlah cacah persatuan waktu terhadap tegangan kedua elektroda ditampilkan pada Gambar 2.8:
Gambar 2.8 Kurva antara jumlah cacah per menit Vs tegangan
22 Keterangan gambar:
A = tegangan awal starting voltage B = tegangan ambang theshold voltage
C = tegangan batas, dimulai timbul lucutan yang tak terkendali B-C
= daerah
plateau detektor
Starting Voltage adalah tegangan dimana mulai tercatat adanya
pulsa, tegangan ambang adalah tegangan terendah pada permulaan daerah plateau
. Mulai tegangan ambang inilah jumlah cacah yang terbaca tidak menunjukan perbedaan yang besar dan dapat dikatakan hampir sama. Bila
tegangan diperbesar sampai melebihi C, maka jumlah cacah yang tercacat melonjak tinggi lucutan yang tak terkendali.
Detektor Geiger Mueller paling baik dioperasikan pada daerah plateau
yang agak miring. Kemiringan plateau ini disebut slope. Detektor yang baik mempunyai slope kecil 10 100 volt. Untuk menghitung
besarnya slope yang dinyatakan dalam per 100 Volt dalam persamaan berikut:
100 100
1 2
1 2
x V
V N
N Slope
− −
= 2.9
dimana: = Jumlah cacah persatuan waktu pada tegangan
= Jumlah cacah persatuan waktu pada tegangan = besar tegangan awal terjadinya plateau
= besar tegangan batas akhir plateau
23
2. Umur Detektor Geiger Mueller
Detektor Geiger-Mueller dikatakan mati rusak apabila detektor tak mampu lagi mendeteksi partikel radiasi. Umur detektor biasanya dilihat dari
panjang plateau-nya, semakin lama suatu detektor digunakan akan semakin pendek plateau-nya dan detektor dikatakan mati bila panjang plateau-nya nol.
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian dilakukan di PTAPB-BATAN yaitu di Gedung Akselerator Batan Yogyakarta dimulai bulan Agustus sampai dengan akhir Desember 2008.
B. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan:
a Sistem uji fungsi detektor: 1. Pembalik pulsa GM DN 900
2. Pencacah tipe 775 3. Pengatur waktu model 719
4. Sumber tegangan tinggi 5. Sumber tegangan rendah
6. Osiloskop b Sistem vakum pelapisan tabung dan pengisian gas
c Sistem alat las gelas dan pembentuk tabung gelas d Alat pelacak kebocoran vakum
e Hair dryer
2. Bahan yang digunakan:
a Gelas kaca lunak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI