Tempat dan Waktu penelitian Alat dan Bahan Diagram Alir Penelitian Prosedur Kerja

24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian dilakukan di PTAPB-BATAN yaitu di Gedung Akselerator Batan Yogyakarta dimulai bulan Agustus sampai dengan akhir Desember 2008.

B. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan:

a Sistem uji fungsi detektor: 1. Pembalik pulsa GM DN 900 2. Pencacah tipe 775 3. Pengatur waktu model 719 4. Sumber tegangan tinggi 5. Sumber tegangan rendah 6. Osiloskop b Sistem vakum pelapisan tabung dan pengisian gas c Sistem alat las gelas dan pembentuk tabung gelas d Alat pelacak kebocoran vakum e Hair dryer

2. Bahan yang digunakan:

a Gelas kaca lunak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 b Pipa Stainless steel c Lem d Kawat fernico e Kawat tungsten f Sumber Cs 137 g Argon dan Alkohol

C. Diagram Alir Penelitian

Diagram alir penelitian ini secara singkat disajikan pada Gambar 3.1 : mulai Perencanaan Pembuatan tabung detektor dan penutup Perakitan Tabung Detektor Pemasangan Anoda Pemvakuman Proses Pengisian Gas Pengujian dan pengambilan data Pembuatan Laporan Selesai Bocor Baik Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian 26

D. Prosedur Kerja

a. Persiapan bahan

1. Mempersiapkan pipa stainless steel 2. Mempersiapkan Lem 3. Mempersiapkan gelas kaca lunak 4. Mempersiapkan kawat fernico 5. Mempersiapkan kawat tungsten

b. Pembuatan Tabung Detektor

Tabung dibuat dari pipa stainless steel yang berdiameter 16 mm, panjang 120 mm, ketebalannya 0.4 mm. Tabung detektor dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.2 Stainless Steel

c. Perakitan Komponen Detektor

Pertama-tama semua bagian-bagian detektor dicuci terlebih dahulu agar bersih dan selanjutnya dikeringkan. Memasang anoda di dalam detektor dan selanjutnya tabung detektor disambungkan dengan unit vakum dan siap divakumkan. 27

d. Pemasangan Anoda

1. Memotong kawat tungsten diameter 0,08 mm yang panjangnya disesuaikan dengan panjang tabung detektor 2. Memasang per dari bahan tungsten diameter 0,25 mm pada kawat tungsten tersebut diatas agar kawat anoda tetap lurus dan kuat terpasang pada tabung detektor. 3. Memberi pengait pada salah satu ujung kawat dengan potongan pipa gelas yang dipipihkan dengan tang pada saat dipanaskan, sedangkan ujung lain disambungkan ke salah satu ujung per. 4. Menyambung kawat fernico ke ujung lain dari per anoda. Kemudian memasukkan kawat anoda ketabung detektor dari salah satu ujung tabung sampai kawat fernico keluar dari ujung lainnya. 5. Memanaskan ujung tabung detektor agar anoda terpasang kuat pada tabung. 6. Tabung detektor Geiger-Mueller telah jadi dan siap disambungkan dengan unit vakum dan pengisian gas.

e. Proses Pemvakuman Tabung

Proses pemvakuman tabung detektor Geiger Mueller diawali dengan penyambungan ke-unit vakum pengisian. Proses pemvakuman: 1. Menghidupkan pompa rotari untuk pemvakuman detektor sampai pada tingkat kevakuman 10 3 − torr. 28 2. Bila tingkat kevakuman sudah mencapai 10 3 − torr guna pemvakuman yang lebih tinggi maka pompa difusi dijalankan sehingga kevakumannya dapat mencapai 10 5 − torr. 3. Untuk mengetahui tingkat kevakuman dapat dilihat pada vakum meter. 4. Melakukan cek kebocoran dengan menggunakan alat pelacak kebocoran vakum. 5. Apabila tekanan vakum telah mencapai sekitar 2 x 10 5 − torr, maka pemvakuman dihentikan dan detektor siap diisi dengan gas argon dan uap alkohol murni.

f. Pengisian Gas

Pengisian gas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Tabung detektor yang telah divakumkan diisi dengan uap alkohol murni dan gas argon dengan perbandingan 1 : 9. Pertama-tama diisi uap alkohol terlebih dahulu, kemudian diisi dengan gas argon pada tekanan 10 cmHg. 2. Untuk mengetahui perbandingan tekanan gas-gas tersebut diamati pada manometer air raksa. 3. Setelah diisi tabung detektor dibiarkan beberapa saat agar gas-gas dalam tabung detektor tercampur homogen. 4. Dilakukan pengukuran karakteristik detektor dengan suatu sistem pencacah pulsa. 29 5. Apabila detektor memberikan sifat karakteristik yang baik maka detektor tersebut dapat diambil dan diputuskan dari sistem vakum. Apabila detektor tersebut tidak memberikan sifat karakteristik yang baik maka dilakukan pemvakuman dan pengisian kembali.

g. Pengujian Karakteristik Detektor

a Merangkai peralatan sistem uji Detektor Gambar 3.3 Rangkaian sistem uji Detektor Keterangan: 1. Sumber radioaktif 137 Cs 10 μ Ci : sebagai sumber untuk pengujian detektor yang dibuat. 2. Detektor Geiger Mueller : sebagai transduser yang mengubah energi radiasi menjadi sinyal listrik. 3. Sumber tegangan tinggi : sebagai penyedia daya detektor Geiger- Mueller dengan jangkauan 0 sampai 3000 volt. 4. Sumber tegangan rendah : untuk mencatu daya pembalik pulsa, pengala dan pencacah sumber 5. Pembalik pulsa : sebagai pembalik pulsa keluaran detektor Geiger- Mueller. 30 6. Penampil : sebagai alat untuk menampilkan hasil pencacahan pulsa keluaran detektor Geiger Mueller. 7. Pengala : sebagai pembatas waktu pencacahan. 8. osciloskop : untuk menampilkan pulsa keluaran detektor Geiger- Mueller. b Menghidupkan semua sistem dan meletakkan sumber Cs 137 dengan jarak kurang lebih 2 cm. c Memberi tegangan rendah mulai dari nol sampai ada pulsa yang tercacah dengan cara menaikkan pelan-pelan pada alat pencacah. d Menentukan pengala tiap menit, agar terbaca cacah pulsa setiap menit cpm. e Mencatat hasil pengukuran sebanyak tiga kali untuk memperoleh data yang baik. f Menaikkan tegangan tiap 25 volt. Penambahan tegangan Detektor dihentikan setelah terjadi kenaikkan cacah yang terlalu tinggi. g Dari data yang dihasilkan dibuat grafik hubungan antara tegangan dengan jumlah cacah per menit cpm.

E. Metode Analisis Data