Radiasi Nuklir DASAR TEORI

6

BAB II DASAR TEORI

A. Radiasi Nuklir

Radiasi Nuklir adalah suatu berkas foton yang dipancarkan dari suatu sumber yang mengalami proses perubahan inti atom dari keadaan tidak stabil menjadi stabil Sayono,1991. Kestabilan suatu inti diantaranya disebabkan oleh jumlah neutron dan proton dalam suatu inti. Pada inti ringan jumlah proton hampir sama dengan jumlah neutron N ≈ Z sedangkan pada inti berat jumlah neutron lebih banyak dari jumlah proton NZ. Gambar 2.1 Grafik Nomor Neutron N Terhadap Nomor Atom Z. Lingkaran hitam diisi menyatakan nuklida stabil, lingkaran kelabu yang diisi menyatakan nuklida yang relatif stabil. 7 Inti-inti atom yang tidak stabil, baik karena komposisi jumlah proton dan neutronnya yang tidak seimbang ataupun karena tingkat energinya yang tidak berada pada keadaan dasarnya berada dalam keadaan tereksitasi, cenderung untuk berubah menjadi stabil. Bila ketidakstabilan inti disebabkan karena komposisi jumlah proton dan neutronnya yang tidak seimbang, maka inti tersebut akan berubah dengan memancarkan radiasi alpha atau radiasi beta. Kalau ketidakstabilannya disebabkan karena tingkat energinya yang berada pada keadaan tereksitasi maka akan berubah dengan memancarkan radiasi gamma. Proses perubahan inti atom yang tidak stabil menjadi atom yang lebih stabil tersebut dinamakan peluruhan radioaktif. Radiasi Nuklir ada 2 jenis yang meliputi radiasi bermuatan dan radiasi tak bermuatan. Radiasi bermuatan meliputi: 1. Radiasi Alpha Radiasi ini pada umumnya terjadi pada elemen berat, yaitu atom yang nomor massanya besar jumlah proton dan neutron dan energi ikatnya rendah. Inti-inti berat umumnya berubah menjadi inti lain dengan memancarkan partikel alpha. He Y X A Z A Z 4 2 4 2 + → − − 94 Pu 239 –– 2 He 4 + 92 U 235 2 He 4 = radiasi Alpha 8 Radiasi Alpha pada umumnya diikuti juga oleh radiasi Gamma. Contoh peluruhan Alpha adalah peluruhan Plutonium menjadi Uranium yang reaksinya sebagai berikut: 235 92 4 2 239 94 U He Pu + → U U 235 92 235 92 + → γ 2. Radiasi Beta a. Radiasi beta negatif Radiasi beta negatif disamakan dengan pemancaran elektron dari suatu inti atom. Bentuk peluruhan ini terjadi pada inti yang kelebihan neutron. Pada radiasi beta negatif, dihasilkan partikel lain dengan nomor atom akan bertambah 1, sedangkan nomor massanya tetap. Contoh peluruhan radiasi beta negatif adalah : e Y X A Z A Z 1 1 − + + → 56 Ba 140 –– -1 e + 57 La 140 -1 e = elektron negatif b. Radiasi beta positif Radiasi ini sama dengan pancaran positron elektron positif dari inti atom. Bentuk peluruhan ini terjadi pada inti yang kelebihan proton. Pancaran positron dapat terjadi bila perbedaan energi antara inti semula dengan inti hasil perubahan reaksi inti paling tidak sama dengan 1,02 MeV. Radiasi beta positif akan selalu diikuti dengan peristiwa annihilasi atau peristiwa penggabungan, karena begitu terbentuk zarah Beta + akan langsung bergabung dengan elektron - yang banyak terdapat di alam ini dan menghasilkan radiasi Gamma yang lemah. Contoh radiasi beta positif : e Y X A Z A Z 1 1 + → − 7 N 13 –– +1 e + 6 C 13 +1 e = elektron positifpositron 9 c. Tangkapan elektron Elektron dalam kulit K ada kalanya masuk kedalam inti dan ditangkap. Proses reaksinya adalah: Y e X A Z A Z 1 1 − − → + Elektron yang ditangkap itu meninggalkan lubang dalam kulit K, sehingga terjadi transisi elektron dari kulit L untuk mengisi lubang tersebut sambil menghasilkan sinar X. Radiasi tak bermuatan meliputi: 1. Sinar Gamma Sinar γ merupakan partikel radiasi tak bermuatan γ . Sinar γ terjadi karena proses transisi inti atom dari tingkat energi tinggi tingkat eksitasi ke energi yang lebih rendah tingkat dasar. Sinar γ memiliki energi berkisar antara 0.1 MeV- 10 MeV. Nilai tersebut sesuai dengan panjang gelombang dari sekitar 10 4 fm hingga 100 fm. Radiasi sinar γ tidak bermuatan dan tak bermassa maka mempunyai daya tembus yang sangat kuat. 2. Sinar X Sinar X adalah gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh elektron yang mengalami perpindahan dari suatu tingkat energi tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah. Sinar X mempunyai jangkau energi 100 eV hingga 100 keV. Sinar X mempunyai daya tembus yang besar karena tidak bermassa dan tidak bermuatan. 10

B. Detektor Isian Gas