Implementasi Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung

(1)

1 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Dengan terbitnya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung, urusan penanaman modal daerah ditetapkan menjadi urusan yang ditangani oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung, maka berdasarkan amanat pasal 19 Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009, Rincian Tugas Pokok, Fungsi Satuan, Uraian Tugas, dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung perlu diatur lebih lanjut oleh Walikota Bandung. ( Peraturan Walikota Bandung Nomor 410 Tahun 2010 tentang TUPOKSI BAPPEDA Kota Bandung )

Salah satu pembangunan Kota Bandung yaitu dengan adanya Pengembangan Ekonomi di Kota Bandung dengan menitikberatkan Investasi pada sektor–sektor penting dan menjanjikan yang ada di Kota Bandung. Merupakan tugas pokok pada Penanaman Modal yang ada pada Badan Perencanaan Pembangunan Kota Bandung, dengan menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang koordinasi promosi dan penanaman modal


(2)

pengendalian penanaman modal, menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan penyelenggaraan fasilitasi promosi dan peluang investasi serta infrastruktur pendukung investasi. Kegiatan promosi yang sudah terjadwal setiap periodenya, dimana sudah menjadi kagiatan rutin dalam satu periode kerja menjadwalkan kegiatan promosi dalam usaha menarik investor pada bidang penanaman modal. ( TUPOKSI Bidang Penanaman Modal BAPPEDA Kota Bandung )

Kegiatan promosi adalah salah satu dari kegiatan pemasaran perusahaan, yang kegiatannya memberikan informasi kepada masyarakat atau konsumen seputar jasa atau produk yang akan ditawarkan kepada konsumen. Kegiatan promosi juga merupakan kegiatan komunikasi antara perusahaan dengan konsumen. ( Ateng Rudi Rachmansyah, 2015 )

Kegiatan promosi diperlukan untuk menarik Investor guna

mengembangkan dan meningkatkan perekonomian daerah, baik investor dalam negeri maupun investor asing. Namun, pengajuan kegiatan promosi tidak

semudah yang dibayangkan. Banyak hal–hal yang dipertimbangkan dalam

pelaksanaan kegiatan promosi. Dituntutnya Transparansi mengenai kegiatan promosi, dimana dalam satu kegiatan promosi harus transparan dalam setiap kegiatan, baik dalam hal pengeluaran, pemasukan dan output apa yang akan dicapai. ( Deden Rusyana, 2015 )

Dalam kegiatan ini juga harus ada kejelasan mengenai kegiatan yang dilakukan, baik apa pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi atau ada atau


(3)

tidaknya pengaruh yang didapat yang berhubungan dengan investasi atau untuk menarik para investor, jika sekiranya tidak ada output yang dirasa penting atau tidak didapatkan, tentu saja kegiatan ini tidak akan berjalan. ( Deden Rusyana, 2015 )

Dalam proses pencairan anggaran promosi menggunakan beberapa metode yang salah satunya adalah metode Langsung ( LS ), metode LS sendiri merupakan metode pencairan guna pembayaran kegiatan yang telah dilaksanakan, dimana pihak ketiga sebagai penerima hak atas penyedia barang atau jasa. ( Deden Rusyana, 2015 )

Pada bidang penanaman modal di Badan Perencanaan Pembangunan daerah Kota Bandung, hambatan yang terjadi pada saat proses pencairan anggaran langsung yaitu Kurangnya SDM dalam proses penyusunan yang mengakibatkan lamanya proses penyusunan laporan pertanggungjawaban sehingga keterlambatan pemberian laporan pertanggungjawaban kepada bendahara pengeluaran, kesalahan input informasi yang mengakibatkan harus dilakukannya pengecekan ulang terhadap pihak ketiga selaku pemberi kwitansi, dan juga kesalahan proses pengklasifikasian data setelah SPP sudah berjalan, sehingga harus dilakukan perbaikan dari awal dan pengecekan kembali. ( Dede Sopyan, 2015 )

Oleh karena itu beberapa hal tersebut menjadi penghambat dalam kegiatan di bidang penanaman modal. Bidang penanaman modal harus menyusun kembali rencana kegiatan promosi dan mengganggarkan kembali kegiatan tersebut sesuai


(4)

kebutuhan dan sesuai anggaran yang dikeluarkan jika anggaran yang diterima tidak sesuai dengan yang dianggarkan. ( Deden Rusyana, 2015 )

Berdasarkan uraian diatas, uraian diatas penulis mengambil judul laporan kerja praktek pada instansi pemerintah dengan Judul Laporan Kerja Praktek : IMPLEMENTASI PENCAIRAN ANGGARAN KEGIATAN PROMOSI BIDANG PENANAMAN MODAL PADA BAPPEDA KOTA BANDUNG “

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan dari Laporan Kerja Praktek ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui hambatan dalam proses pencairan anggaran kegiatan promosi Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung.

3. Upaya apa saja yang dilakukan Bidang Penanaman Modal mengatasi

hambatan dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) Kota Bandung.


(5)

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Dengan adanya Kerja Praktek ini penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain :

1.3.1 Kegunaan Praktis

Dengan adanya Kerja Praktek ini penulis mendapatkan banyak informasi dan ilmu yang didapatkan dan berharap dapat memberikan manfaat bagi penulis, instansi juga peneliti lainnya.

1. Bagi Instansi

Hasil dari laporan ini diharapkan bisa menjadi masukan pemikiran terhadap Bidang Penanaman Modal dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi di Badan Perencanaan Pembanguna ( BAPPEDA ) Kota Bandung. Memperoleh tenaga kerja yang bermanfaat dalam membantu menyelesaikan tugas perusahaan

2. Bagi Penulis

Bagi penulis dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang proses pencairan anggaran kegiatan promosi dengan menggunakan metode langsung, mengetahui proses penyusunan berkas-berkas yang diperlukan sebagai syarat pendukung, seperti penyusunan dokumen bukti-bukti pengeluaran guna menyusun laporan pertanggungjawaban, serta mengetahui dokumen pendukung apa saja yang diperlukan dalam proses pencairan anggaran.


(6)

1.3.2 Kegunaan Akademis

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang diperlukan mengenai Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi bagi peneliti lainnya atau bagi pengguna data yang memerlukan. Selain memberikan tambahan pengetahuan bagi penulis diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca mengenai proses pencairan anggaran di instansi pemerintahan, serta terjalinnya hubungan kerja sama antar isntansi pemerintah dan instansi pendidikan khususnya mahasiswa, yang juga memberikan manfaat berupa pengetahuan dan pengalaman yang tidak didapat saat proses belajar di tempat kuliah.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan kerja Praktek 1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Tempat kerja praktek ini dilakukan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) Kota Bandung yang berlokasi di Jalan. Tamansari no. 76 Bandung.

1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Adapun waktu pelaksanaan kerja praktek ini mulai tanggal 27 Juli sampai dengan tanggal 7 September 2015 yang dilaksanakan di Bidang Penanaman Modal Pada Kantor Bandan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA )


(7)

Kota Bandung. Adapun waktu aktivitas dan pelaksanaan kerja praktek ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Waktu Kerja Praktek

NO AKTIVITAS HARI WAKTU PENEMPATAN

1 Kerja Praktek Senin s/d Jum’at 08.00 WIB - 16.00 WIB Penanaman Modal

2 Istirahat

Senin s/d Jum’at

12.00 WIB – 13.00 WIB Penanaman Modal

Jum’at 11.30 WIB – 13.00 WIB Penanaman Modal


(8)

Tabel 1.2

Pelaksanaan Kerja Praktek

Tahap Prosedur Bulan

Juni 2015 Juli 2015 Agst 2015 Sept 2015 Okt 2015 Nov 2015 Des 2015

I Tahap Persiapan

1. Mengambil Surat

Ijin Kerja Praktek

2. Mencari Tempat

Kerja Praktek

3. Menentukan

Tempat Kerja Praktek

II Tahap pelaksanaan

1. Mengajukan

Surat

Permohonan Kerja Praktek

2. Meminta Surat

Pengantar ke Perusahaan 3. Kerja Praktek di

Perusahaan

4. Penyusunan

Laporan Kerja Praktek

III Tahapan Pelaporan

1. Menyiapkan

Lapran Kerja Praktek

2. Bimbingan Kerja

Praktek

3. Penyempurnaan

Laporan Kerja Praktek


(9)

9

2.1 Sejarah Singkat BAPPEDA Kota Bandung

Pada tahun 1969 Propinsi daerah tingkat I Jawa Barat telah memiliki suatu badan yang menangani masalah pembangunan di daerah yang disebut Badan Perancang Pembangunan Daerah ( BAPPEMDA ), badan ini merupakan embrio dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat.

Pada tahun 1972, Jawa Barat telah menyempurnakan Badan Perencanaan yang disebut Badan Perancang Pembangunan Kotamadya yang disebut

BAPPEMKO untuk Kotamadya dan BAPPEMKA untuk Kabupaten.

BAPPEMKO merupakan Badan Perencanaan yang pertama di indonesia yang bersifat regional dan lokal dan ditetapkan dengan SK. Gubernur Provinsi Jawa Barat No.43 Tahun 1972. Setelah berjalan selama dua tahun, kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah baru dikukuhkan dan diakui dengan SK. Presiden No.15 Tahun 1974, walaupun baru sampe Tingkat Daerah Tingkat I, sedangkan untuk Derah Tingkat II masih tetap berlaku SK Gubernur.

Kemudian dengan SK. Presiden No.27 Tahun 1980, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II diakui secara nasional. Dengan SK. Presiden tersebut lahirlah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I atau BAPPEDA Tingkat I dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II


(10)

atau BAPPEDA Tingkat I. Pertimbangan yang mendasari terbitnya SK. Presiden No.27 Tahun 1980 yaitu : Untuk meningkatkan keserasian pembangunan di daerah diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan regional. Untuk menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan kesinambungan pembangunan di daerah diperlukan perencanaan yang lebih menyeluruh, terarah serta terpadu. Pembentukan BAPPEDA Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung berdasarkab Perda No.12 Tahun 1981, Perda No.24 Tahun 1981.

Seiring dengan diberlakukannya pasal Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang struktur pembangunan daerah, maka Pemerintah Kota Bandung menata kembali Struktur Organisasi Perangkat Derah. BAPPEDA sebagai salah satu unsur Organisasi Perangkat daerah juga menata kembali struktur organisasinya termasuk merubah nama BAPPEDA Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung menjadi BAPPEDA Kota Bandung. Hal ini ditetapkan dengan Perda Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2001 tentang kewenangan Daerah Kota Bandung sebagai daerah otonomi, untuk struktur organisasi ditetapkan dengan Perda Nomor 06 Tahun 2001 tentang pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung, sedangkan untuk uraian tugas dan fungsi ditetapkan dengan perda Nomor 17 Tahun 2001 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung.


(11)

2.2 Struktur Organisasi BAPPEDA Kota Bandung

Pembentukan Bappeda Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 1981 dan Perda Nomor 24 Tahun 1981. Dalam era desentralisasi dan otonomi daerah, dikeluarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Tingkat Kota Bandung, yang mengubah nama Bappeda Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung menjadi Bappeda Kota Bandung. Perubahan tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi Bappeda kembali mengalami perubahan sesuai dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung nomor 12 tahun 2007 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 dan Peraturan Walikota Bandung Nomor 410 Tahun 2010 tentang Rincian tugas pokok, fungsi, uraian tugas dan tata kerja Badan perencanaan pembangunan daerah Kota bandung, Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung terdiri dari :

1. Kepala Badan.

2. Sekertariat, membawahkan :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

b. Sub Bagian Keuangan .

c. Sub Bagian Program.

3. Bidang Perencanaan Tata Ruang, Sarana dan Prasarana, membawahkan :


(12)

b. Sub Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana.

4. Bidang Perencanaan Ekonomi dan Pembiayaan, membawahkan :

a. Sub Bidang Perencanaan Pengembangan Ekonomi.

b. Sub Bidang Perencanaan Pembiayaan dan Pengembangan Usaha Daerah.

5. Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Kesejahteraan Rakyat,

membawahkan:

a. Sub Bidang Perencanaan Sosial Budaya.

b. Sub Bidang Perencanaan Kesejahteraan Rakyat.

6. Bidang Perencanaan Pemerintahan, membawahkan :

a. Sub Bidang Perencanaan Sumberdaya Pemerintahan.

b. Sub Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan Daerah.

7. Bidang Penelitian Pengembangan dan Statistik, membawahkan :

a. Sub Bidang Penelitian Pengembangan.

b. Sub Bidang Statistik.

8. Bidang Penanaman Modal, membawahkan :

a. Sub Bidang Informasi Penanaman Modal dan Promosi Daerah.

b. Sub Bidang Potensi dan Kerjasama Investasi.

9. Unit Pelaksana Teknis Badan.

10. Kelompok Jabatan Fungsional.

Secara lengkap bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung dapat dilihat dalam Gambar 2.1


(13)

13 Sumber : PMD Bappeda Kota Bandung

Gambar 2.1


(14)

2.3 Uraian Pekerjaan BAPPEDA Kota Bandung

Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 410 Tahun 2010 tentang rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas, Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Kota Bandung, Uraian Tugas Bidang pada BAPPEDA Kota Bandung adalah sebagai berikut :

1. Kepala Badan

a. Perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan.

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas lingkup perencanaan pembangunan daerah.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya dan

e. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan Badan.

2. Sekertariat

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan.

b. Pelaksanaan kesekretariatan Badan yang meliputi administrasi umum dan kepegawaian, keuangan dan program.

c. Pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas Bidang. d. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rencana, program, evaluasi

dan pelaporan kegiatan Badan.


(15)

A.Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

1) Pelaksanaan dan penyusunan rencana pengelolaan administrasi umum.

2) Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum yang meliputi kegiatan suat menyurat, pengagendaan naskah dinas, pengagendaan kearsipan, kerumahtanggaan dan administrasi perjalanan dinas.

3) Pelaksanaan dan penyusunan rencana pengolahan administrasi

kepegawaian.

4) Pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan rencana kegiatan badan.

B.Sub. Bagian Keuangan

1) Pelaksanaan dan penyusunan rencana pengelolaan administrasi

keuangan.

2) Pelaksanaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyiapan bahan penyusunan anggaran dan penyiapan pengelola keuangan BAPPEDA.

3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan administrasi keuangan.

C.Sub.Bagian Program

1) Penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi program kerja Badan.

2) Pelaksanaan pengendalian program meliputi kegiatan penyiapan

bahan penyusunan rencana kegiatan dinas, koordinasi penyusunan rencana dan program dinas serta koordinasi pengendalian program dan 3) Evaluasi dan pelaporan lingkup pengelolaan administrasi program


(16)

3. Bidang Perencanaan Tata Ruang, Sarana dan Prasarana

a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan lingkup perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup, serta perencanaan sarana dan prasarana.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan tata ruang dan

lingkungan hidup, serta perencanaan sarana dan prasarana.

c. Pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan lingkup perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup, serta perencanaan sarana dan prasarana.

A.Sub Bidang Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup.

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan

pembangunan lingkup perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup.

3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan

pembangunan lingkup perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup yang meliputi penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota dan lingkungan hidup, penyusunan rencana pembangunan pengelolaan kawasan tata ruang dan lingkungan hidup, serta kerjasama perencanaan pembangunan tata ruang dan lingkungan hidup.


(17)

B.Sub Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana

1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan sarana dan prasarana kota.

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan

pembangunan lingkup perencanaan sarana dan prasarana kota.

3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan

pembangunan lingkup perencanaan sarana dan prasarana kota yang meliputi penyusunan rencana pembangunan infrastruktur, sarana dan

prasarana kota, serta kerjasama perencanaan pembangunan

infrastruktur, sarana dan prasarana kota.

4. Bidang Perencanaan Ekonomi dan Pembiayaan

a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan

pembangunan lingkup perencanaan pengembangan ekonomi serta perencanaan pembiayaan dan pengembangan usaha daerah.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan pengembangan

ekonomi serta perencanaan pembiayaan dan pengembangan usaha daerah.

c. Pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan perencanaan pengembangan ekonomi serta perencanaan pembiayaan dan pengembangan usaha daerah.

A.Sub Bidang Perencanaan Pengembangan Ekonomi

1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan


(18)

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan perencanaan pengembangan ekonomi.

3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan

pembangunan lingkup perencanaan pengembangan ekonomi yang

meliputi penyusunanpedoman dan standar perencanaan pembangunan

koperasi dan UKM, penyusunan rencana pembangunan pengelolaan koperasi dan UKM, serta kerjasama perencanaan pembangunan koperasi dan UKM.

B.Sub Bidang Perencanaan Pembiayaan dan Pembangunan Usaha Daerah

1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan

pembiayaan dan pengembangan usaha daerah.

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan

pembangunan lingkup perencanaan pembiayaan dan pengembangan usaha daerah.

3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan

pembangunan perencanaan pembiayaan dan pengembangan usaha

daerah yang meliputi penyusunan pedoman dan standar perencanaan pembangunan pengembangan usaha daerah, penyusunan rencana

pembangunan pengelolaan pengembangan usaha daerah, serta


(19)

5. Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Kesejahteraan Rakyat

a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan

pembangunan lingkup perencanaan sosial budaya dan perencanaan kesejahteraan rakyat.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan sosial budaya dan perencanaan kesejahteraan rakyat.

c. Pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan lingkup perencanaan sosial budaya dan perencanaan kesejahteraan rakyat.

A.Sub Bidang Perencanaan Sosial Budaya

1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan sosial budaya.

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan

pembangunan lingkup perencanaan sosial budaya.

3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan

pembangunan lingkup perencanaan sosial budaya yang meliputi

penyusunan pedoman, standar dan perencanaan pembangunan pengembangan sosial budaya yaitu perencanaan pembangunan

pendidikan, perpustakaan, Kepemudaan dan olahraga,

ketenagakerjaan, agama, kebudayaan, kependudukan dancatatan sipil.

B. Sub Bidang Perencanaan Kesejahteraan Rakyat

1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan


(20)

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan lingkup perencanaan kesejahteraan rakyat.

3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan

pembangunan lingkup perencanaan kesejahteraan rakyat yang

meliputi penyusunan pedoman, standar dan perencanaan

pembangunan serta memfasilitas pengembangan kesejahteraan yaitu kesehatan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, Sosial, Keluarga Berencana dan keluarga sejahtera.

6. Bidang Perencanaan Pemerintahan

a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis lingkup perencanaan sumber daya pemerintahan dan perencanaan kerjasama pembangunan daerah.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan sumber daya

pemerintahan dan perencanaan kerjasama pembangunan daerah.

c. Pelaksanaan koordinasi Perencanaan lingkup Sumber Daya Pemerintahan

dan Perencanaan Kerjasama Pembangunan Daerah.

A.Sub Bidang Perencanaan Sumber Daya Pemerintahan

1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan sumber daya pemerintahan.

2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan lingkup Sumber Daya Pemerintahan.

3) Pelaksanaan koordinasi penyusunan dokumen perencanaan


(21)

penetapan kebijakan, serta pelaksanaan evaluasi potensi dan

monitoring pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah.

B.Sub Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan Daerah

1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan

kerjasama pembangunan daerah.

2) Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup perencanaan kerjasama pembangunan daerah.

3) Pelaksanaan koordinasi penyusunan dokumen perencanaan lingkup

kerjasama pembangunan daerah yang meliputi perencanaan

pembangunan daerah yang terdiri dari RPJPD, RPJMD, RKPD dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.

7. Bidang Penelitian Pengembangan dan Statistik

a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis lingkup penelitan

pengembangan dan statistik;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup penelitan pengembangan dan

statistik.

c. Pelaksanaan dan pengkordinasian penelitian dan pengembangan lingkup

penelitan pengembangan dan statistik.

A.Sub Bidang Penelitian Pengembangan

1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup penelitan


(22)

2) Penyiapan bahan penelitian dan pengembangan lingkup penelitan pengembangan.

3) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan sebagai bahan dalam

penyusunan dokumen perencanaan. B.Sub Bidang Statistik

1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup statistik. 2) Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup statistik.

3) Pelaksanaan lingkup statistik yang meliputi pendataan,

penyelenggaraan survei, penyusunan, pengkajian dan penyajian data statistik, pengelolaan informasi statistik Kota, penyelenggaraan kerjasama antar lembaga untuk pengembangan statistik kota serta penyusunan buku Bandung dalam angka.

8. Bidang Penanaman Modal

a. Perencanaan dan penyusunan program lingkup informasi penanaman

modal dan promosi daerah serta bina potensi dan kerjasama investasi. b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup informasi penanaman modal dan

promosi daerah serta bina potensi dan kerjasama investasi.36

c. Pelaksanaan lingkup informasi penanaman modal dan promosi daerah serta bina potensi dan kerjasama investasi.

A.Sub Bidang Informasi Penanaman Modal dan Promosi Daerah

1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup informasi penanaman


(23)

2) Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup informasi penanaman modal dan promosi daerah,

3) Pelaksanaan lingkup informasi penanaman modal dan promosi daerah

yang meliputi seminar, pameran, temu usaha, pengiriman dan penerimaan misi penanaman modal dalam rangka promosi dan pemasaran daerah, baik di dalam dan luar negeri dan falitasi promosi dan pemasaran produksi dan perdagangan.

B.Sub Bidang Potensi dan Kerjasama Investasi

1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup bina potensi dan kerjasama investasi.

2) Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup bina potensi dan kerjasama investasi.

3) Pelaksanaan lingkup bina potensi dan kerjasama investasi yang meliputi penyusunan peta potensi dan identifikasi potensi sumber daya daerah, usulan bidang-bidang usaha potensial, fasilitas penanaman modal, penyiapan materi perjanjian kerjasama penanaman modal, membangun kemitraan usaha kerjasama, pelaksanaan koordinasian kerjasama penanaman modal serta pembinaan potensi usaha dalam rangka pengembangan penanaman modal.


(24)

2.4 Tugas Pokok dan Fungsi BAPPEDA Kota Bandung

Rincian Tugas pokok dan Fungsi Badan Perencanaan pembangunan Daerah Kota Bandung Telah ditetapkan dengan Peraturan Walikota Bandung, Nomor 474 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung, yang dimana Tugas Pokok dan Fungsinya adalah sebagai berikut :

1. Tugas Pokok BAPPEDA Kota Bandung

a. Merumuskan kebijakan perencanaan dan penilaian atas pelaksanaan pembangunan bagi masyarakat Kota Bandung.

b. Memfasilitasi dan mendukung aspirasi masyarakat untuk keinginan membangun daerahnya agar lebih baik dan perencanaannya tidak merugikan salah satu pihak yang ada di dalamnya.

c. Mengevaluasi dan membuat pelaporan pelaksanaan atas perencanaan daerah yang sudah disetujui oleh kebelah dua pihak antara Masyarakat Kota Bandung dan BAPEDDA.

2. Fungsi BAPPEDA Kota Bandung

Fungsi dan peran BAPPEDA sebagai lembaga teknis daerah yang

bertanggung jawab terhadap perencanaan pembangunan sebagaimana

diamanatkan dalam pasal 14, ayat (1), Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah adalah urusan perencanaan dan pengendalian pembangunan.


(25)

Kewenangan perencanaan pengendalian tersebut kemudian dipertegas kembali dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dari 26 (dua puluh enam) urusan sesuai dengan pasal 7, ayat (2), BAPPEDA sebagai salah satu lembaga teknis daerah 18 yang merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah, mengemban 3 (tiga) urusan wajib yang wajib dilaksanakan, yaitu urusan penataan ruang, perencanaan pembangunan dan urusan statistik.

Selain itu dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tidak kurang terdapat 13 (tiga belas) pasal yang menyatakan dan menetapkan secara langsung fungsi dan peran Kepala BAPPEDA, yaitu :

1. Pasal 10, ayat (2) : Kepala Bappeda menyiapkan rancangan RPJP Daerah .

2. Pasal 11, ayat (3) : Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang Jangka

Panjang Daerah .

3. Pasal 12, ayat (2) : Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RPJP Daerah berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Panjang Daerah .

4. Pasal 14, ayat (2) : Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RPJM Daerah sebagai penjabaran visi, misi, dan program Kepala Daerah ke dalam strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas dan arah kebijakan keuangan daerah .


(26)

5. Pasal 15, ayat (4) : Kepala Bappeda menyusun rancangan RPJM Daerah dengan menggunakan rancangan Renstra-SKPD .

6. Pasal 16, ayat (4) : Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang Jangka

Menengah Daerah .

7. Pasal 18, ayat (2) : Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RPJM Daerah berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah .

8. Pasal 20, ayat (2) : Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD sebagai penjabaran dari RPJM Daerah .

9. Pasal 21, ayat (4) : Kepala Bappeda mengkoordinasikan penyusunan

rancangan RKPD dengan menggunakan RENJA-SKPD .

10. Pasal 22, ayat (4) : Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang

penyusunan RKPD .

11. Pasal 24, ayat (2) : Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RKPD berdasarkan hasil Musrenbang .

12. Pasal 28, ayat (2) : Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan pembangunan dari masing-masing SKPD .

13. Pasal 29, ayat (3) : Kepala Bappeda menyusun evaluasi pembangunan berdasarkan hasil evaluasi SKPD .


(27)

27 3.1 Landasan Teori

3.1.1 Anggaran

Anggaran merupakan salah satu hal terpenting dalam mendukung terlaksananya kegiatan dan pekerjaan para pegawai di kantor instansi pemerintah karena anggaran tersebut merupakan penunjang kelancaran proses pelaksanaan tugas pokok dan fungsi para pegawai. Menurut Mardiasmo yang dikutip dalam buku Deddi Nordiawan, dkk menyebutkan bahwa :

“Anggaran sebagai pernyataan mengenai estimasi kerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, dan penganggaran merupakan proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran.” ( 2010 : 69 )

Sedangkan menurut Dedi Nordiawan, dkk dalam bukunya menyatakan bahwa :

“Anggaran dinyatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kerja yang hendak dicapai selama periode tertentu dalam ukuran finansial.” ( 2010 : 69 )

Aggaran dapat diketahui sebagai rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dalam periode tertentu yang akan datang.


(28)

3.1.2 Standar Operasional Prosedur ( SOP )

Menurut Istyadi Insani (2010 : 1 ), dalam bukunya yang berjudul Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah :

“ Standar Operasional Prosedur sebagai pedoman pelaksanaan administrasi perkantoran dalam rangka peningkatan pelayanan.”

Sedangkan menurut Arini Tathagati ( 2015 : 1 ) Standar Operasional Prosedur ( SOP ) adalah :

“Dokumen yang menjabarkan aktivitas operasional yang dilaksanakan sehari-hari, dengan tuhuan agar pekerjaan tersebut dilaksanakan secara benar, tepat, dan konsisten, untuk menghasilkan produk sesuai standar yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Pada intinya, SOP mengatur bagaimana proses pekerjaan dilakukan sehari-hari sebagai pedoman agar pekerjaan tersebut berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang baik sesuai yang diinginkan.

3.1.3 Pencairan Langsung ( LS )

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Indonesia tentang Tata

CaraPembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Nomor 190/PMK.05/2012 menyebutkan Pencairan Anggaran dengan metode langsung adalah sebagai berikut :

” Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS adalah


(29)

hak lainnya atas dasar perjanjian kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya melalui penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung”.

Adapun dokumen penunjang dalam proses pencairan Langsung adalah sebagai berikut :

1. Surat Permintaan Pembayaran ( SPP )

Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran tagihan kepada negara.

2. Surat Permintaan Pembayaran Langsung ( SPP-LS )

Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut SPP-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh Bendahara Pengeluaran, dalam rangka pembayaran tagihan kepada penerima hak/ Bendahara Pengeluaran.

3. Salinan Surat Penyediaan Dana ( SPD ) 4. Ceklist

Merupakan berkas bukti pembayaran berupa bukti pembayaran yang sah yang diberikan pihak ketiga kepada bendahara pengeluaran.

5. Surat Perintah Membayar Langsung ( SPM-LS )

Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh Bendahara Pengeluaran untuk mencairkan anggaran dalam rangka pembayaran tagihan kepada penerima hak/Bendahara Pengeluaran.


(30)

Adapun pihak-pihak yang terliban dalam Pencairan Langsung ( LS ) adalah sebagai berikut :

1. PPTK

2. Bendahara Pengeluaran / Pembuat SPP

3. Verifikator

4. Penyusun Laporan

5. Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK )

6. Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA )

7. Pengguna Anggaran ( PA )

8. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah ( DPKAD )

3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek 3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

Adapun pelaksanaan dari Prosedur Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi pada Badan Perencanaan Pembangunan ( BAPPEDA ) Kota Bandung adalah sebagai berikut :

3.2.1.1Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung

Dalam Laporan Kerja Praktek ini penulis akan membahas metode yang digunakan Bidang Penanaman Modal dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi. Yaitu dengan metode Langsung ( LS ). Berdasarkan Prosedur


(31)

Pengelolaan Administasi Keuangan ( Pencairan LS ) pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) Pemerintah Kota Bandung adalah sebagai berikut :


(32)

(33)

(34)

34 Gambar 3.2

Bagan Arus ( Flow Chart ) Prosedur Pencairan Anggaran Kegiatan promosi dengan Metode Langsung ( LS ) Sumber : PEDOMAN MUTU Bappeda Kota Bandung


(35)

Adapun proses pencairan dengan Metode Langsung ( LS ) menurut Standar Operasional Prosedur (SOP) Bappeda Kota Bandung adalah sebagai berikut :

1. PPTK mengajukan SPP untuk Kegiatan Pengadaan Barang atau Jasa yang sudah dilaksanakan, untuk pembayaran.

2. Bedasarkan pengajuan dari PPTK, Bendahara Peneluaran Memeriksa dan memastikan apakah pengajuan dari PPTK tidak melebihi alokasi pagu anggaran. Bila tidak sesuai, maka dikembalikan lagi kepada PPTK untuk diperbaiki, bila sesuai diberikan kepada verifikator untuk diperiksa.

3. Verifikator memeriksa kebenaran dan kelengkapan berkas, bila tidak valid atau belum lengkap, maka berkas dikembalikan.

4. Penyusun laporan merekap SPP-LS yang diterima dan setelah lengkap

meneruskan kepada pmbuat SPP.

5. Bendahara pengeluaran menandatangani SPP-LS dengan

dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP-LS, yang selanjutnya diserahkan kepada PPK.

6. Berdasarkan SPP-LS beserta lampirannya yang diterima dari Bendahara Pengeluaran, PPK Menerbitkan SPM-LS dan diserahkan kepada KPA.

7. SPM-LS yang diterima dari PPK, diparaf oleh KPA dan diserahkan kepada

PA untuk ditandatangani.

8. PA menandatangani SPM-LS yang diterima dari KPA. SPM-LS yang sudah


(36)

9. DPKAD memproses SPM-LS dan menerbitkan SP2D. SP2D yang diterbitkan disampaikan ke bidang Perbendaharaan.

10. Seluruh rekaman disimpan dan dipelihara oleh bendahara pengeluaran.

3.2.1.2Hambatan dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung

Pelaksanaan Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi pada Bidang Penanaman Modal di BAPPEDA Kota Bandung pada dasarnya telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai prosedur dari Pengelola Administrasi keuangan hal ini didasarkan pada pengamatan saat melakukan kerja praktek dan berdasarkan hasil wawancara dengan anggota bidang penanaman modal selaku pengguna anggaran.

Namun pada pelaksanaan proses pencairan anggaran tentu saja selalu ditemukan beberapa masalah yang terkadang menghambat proses pencairan anggaran yang dimana menghambat efektivitas dan efisiensi dalam proses pencairan anggaran. Sesuai yang terkait dengan standar prosedur pencairan anggaran kegiatan promosi hambatan yang ditemukan seperti berikut :

1. Kurangnya SDM dalam proses penyusunan yang mengakibatkan lamanya

proses penyusunan laporan pertanggungjawaban sehingga keterlambatan pemberian laporan pertanggungjawaban kepada bendahara pengeluaran.

2. Ditemukannya kesalahan input informasi yang mengakibatkan harus

dilakukannya pengecekan ulang terhadap pihak ketiga selaku pemberi kwitansi.


(37)

3. Kesalahan proses pengklasifikasian data setelah SPP sudah berjalan, sehingga harus dilakukan perbaikan dari awal dan pengecekan kembali.

3.2.1.3Upaya Bidang Penanaman Modal Mengatasi Hambatan dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung Upaya yang telah dilakukan Bidang Penanaman Modal di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung dalam mengatasi hambatan diatas adalah sebagai berikut :

1. Membuat laporanpertanggungjawaban dengan lebih teliti, fokus, dan

melakukan pengecekan ulang sebelum laporan di berikan kepada bendahara pengeluaran. Serta laporanpertanggungjawaban dibuat dua hari kerja setelah kegiatan promosi dilakukan.

2. Membiasakan melakukan pengecekan ulang terhadap kwitansi apakah sudah

sesuai atau belum, sebelum pembuatan laporan.

3. Melakukan pengisian SPP dengan lebih teliti dan melakukan pengecekan kembali setiap diterimanya SPP apakah data sudah sesuai dengan yang ada dalam laporan pertanggungjawaban.


(38)

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek

3.2.2.1Proses Pencairan Anggaran dalam Kegiatan Promosi di Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung

Pencairan Anggaran dengan metode Langsung ( LS ) dimana pencairan anggaran dilakukan setelah Kegiatan Promosi selesai dilaksanakan dan menggunakan Pihak Ketiga sebagai penyedia jasa, sehingga Pihak Ketiga mempersiapkan berkas dan bukti-bukti pembayaran yang sah. Pejabat Pelaksana Teknis Anggaran ( PPTK ) yang telah dipilih dalam kegiatan promosi akan membuat laporan pertanggungjawaban atau hasil setelah kegiatan promosi dilaksanakan yang akan di berikan kepada Pengguna Anggaran ( PA ).

Pihak Ketiga yang telah menyediakan jasa dalam pelaksanaan kegiatan promosi akan menghubungi PPTK untuk menagih biaya-biaya dalam kegiatan promosi yang telah diakukan dan memberikan berkas bukti-bukti pembayaran yang berupa list dan bukti pembayaran yang sah seperti kwitansi. Contoh list pembayaran adalah sebagai berikut :

No Penyediaan Jasa Biaya Bukti Pembayaran

1 Banner dan Spanduk Rp 1.000.000,- √

2 Travel ke Lombok Rp. 2.000.000,- √

Sumber : Bidang Penanaman Modal BAPPEDA Kota Bandung Tabel 3.3


(39)

Ceklis di kolom bukti pembayaran pada contoh list pembayaran berdasarkan bukti dari kwitansi, apabila bukti kwitansi telah benar maka akan dicantumkan di list pembayaran pihak ketiga sebagai salah satu bukti dan syarat pengajuan pembayaran yang akan diberikan kepada PPTK.

Bukti pembayaran yang diterima oleh PPTK disesuaikan atau disusun kembali sesuai proses kegiatan, dikarenakan kurangnya SDM pada saat penyusunan, terkadang menyebabkan lamanya proses penyusunan laporan. Juga keterlambatan penyerahan pelaporan pertanggungjawaban kepada Bendahara Pengeluaran disebabkan keterlambatan penyusunan laporan pertanggungjawaban oleh pegawai yang memakan waktu proses pencairan anggaran lebih lama dari yang seharusnya. Selanjutnya akan diberikan kepada Bendahara Pengeluaran guna memeriksa apakah sesuai dengan pagu anggaran yang ditetapkan atau tidak. Jika sudah sesuai lalu diserahkan kepada verifikator untuk diverifikasi terkait kelengkapan berkas dan kebenaran berkas.

Namun pada saat verifikator menyesuaikan kembali bukti pembayaran terkadang ditemukan kesalahan input informasi yang tercantum pada kwitansi baik berupa salah pencatatan nama perusahaan nama kegiatan ataupun kesalahan input informasi lainnya yang menyebabkan harus dilakukan pengecekan ulang. Kesalahan proses pengklasifikasian data setelah SPP sudah berjalan, sehingga harus dilakukan perbaikan dari awal dan pengecekan kembali yang tentunya memakan waktu lebih lama dalam proses pencairan anggaran.

Jika bukti pembayaran sudah sesuai penyusun laporan merekap SPP-LS yang diterima lalu meneruskannya kepada Pembuat SPP, pembuat SPP disini


(40)

selaku Bendahara Pengeluaran, bendahara pengeluaran menandatangani SPP-LS dengan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP-LS, dokumen-dokumen lampiran disini terdiri dari Salinan Surat Penyediaan Dana ( SPD ) dan CekList yang kemudian diberikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ). Contoh dari Surat Permintaan Pembayaran Langsung ( SPP-LS ) di Badan Perencanaan Pembangunan ( BAPPEDA ) Kota Bandung adalah sebagai berikut :


(41)

Sumber : Bagian Keuangan BAPPEDA Kota Bandung

Gambar 3.3


(42)

Kebenaran cara pengisian dan keabsahan format SPP secara administratif formal dengan memperhatikan :

1. kesuaian nomor kegiatan

2. kodering dan alamat SKPD/Unit Kerja

3. nama dan nomor rekening

4. peruntukkan (pekerjaan/keperluan dana)

5. nomor dan tanggal Surat Penyedian Dana ( SPD ) sebagai dasar penyediaan dana

6. batas jumlah dana yang disediakan

7. nomor dan tanggal DPA/DPPA/DPAL-SKPD serta pagu dana definitif

kegiatan yang bersangkutan

8. Nomor Rekening Bank

9. Nama Program

Berdasarkan SPP-LS yang diterima dari Bendahara Pengeluaran, Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung ( SPM-LS ) dan diserahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA ). SPM yang diterima diparaf oleh KPA dan diserahkan kepada Pengguna Anggaran ( PA ) untuk ditandatangani, PA disini merupakan Kepala Bappeda, PA menandatangani SPM-LS yang selanjutnya akan diberikan ke Bendahara Pengeluaran untuk selanjutnya diserahkan ke Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah ( DPKAD ), Penerbitan SPM paling lambat dua hari kerja terhitung sejak diterimanya dokumen SPP. Contoh dari Surat Permintaan Membayar Langsung ( SPM-LS ) di


(43)

Badan Perencanaan Pembangunan ( BAPPEDA ) Kota Bandung adalah sebagai berikut :

Sumber : Bag.Keuangan Bappeda Kota bandung

Gambar 3.4

Surat Perintah Membayar ( SPM )

Dalam hal ini Surat Perintah Membayar ( SPM ) tidak akan dikeluarkan apabila laporan pertanggungjawaban belum diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran atau laporan pertanggungjwaban beserta dokumen-dokumen lampirannya belum lengkap. DPKAD akan memproses SPM-LS dan kemudian


(44)

menerbitkan Surat Perintan Pencairan Dana ( SP2D ) atas nama pihak ketiga, SP2D akan diterbitkan paling lambat dua hari kerja sejak Surat Perintah Membayar ( SPM ) diterima. SP2D yang diterbitkan disampaikan ke bidang perbendaharaan yang dimana setelah anggaran tersebut cair akan langsung diberikan kepada pihak ketiga. Proses pencairan anggaran ini umumnya memakan waktu satu minggu hingga yang paling lama dua minggu sejak proses penyusunan laporan pertanggungjawaban.

3.2.2.2Hambatan dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung

Hambatan-hambatan yang terjadi dalam Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi pada Bidang Penanaman Modal adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya SDM dalam proses penyusunan laporan pertanggungjawaban

yang mengakibatkan lamanya proses penyusunan laporan

pertanggungjawaban sehingga bedampak pada keterlambatan pemberian laporan pertanggungjawaban kepada bendahara pengeluaran, yang akan memakan waktu lebih lama dalam proses pencairan anggaran.

2. Sering ditemukannya kesalahan input informasi pada kwitansi baik dari nama perusahaan, pencatatan jumlah uang yang keluar maupun informasi lainnya, yang mengakibatkan harus dilakukannya pengecekan ulang terhadap pihak ketiga selaku pemberi kwitansi.


(45)

3. Kesalahan proses pengklasifikasian data setelah SPP sudah berjalan, dimana

tidak sesuai dengan informasi yang terdapat pada laporan

pertanggungjawaban sehingga harus dilakukan perbaikan dari awal dan pengecekan kembali.

3.2.2.3Upaya Bidang Penanaman Modal Mengatasi Hambatan dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung Berikut ini adalah upaya yang dilakukan Bidang Penanaman Modal dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pencairan anggaran :

1. Membuat segera laporan pertanggungjawaban dua hari kerja setelah

kegiatan selaesai dilaksanakan, serta lebih fokus dan teliti dalam membuat laporan pertanggungjawaban dan membiasakan diri untuk melakukan pengecekan sebelum memberikannya kepada bendahara pengeluaran.

2. Membiasakan melakukan pengecekan ulang terhadap kwitansi yang

diterima apakah sudah sesuai atau belum, sebelum pembuatan laporan. 3. Melakukan pengisian SPP dengan lebih teliti dan melakukan pengecekan

kembali setiap diterimanya SPP apakah informasi data sudah sesuai dengan yang ada dalam laporan pertanggungjawaban.


(46)

46 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kerja praktek yang dilaksanakan penulis pada Badan Perencanaan Pembangunan (BAPPEDA) Kota Bandung bidang Penanaman Modal, dan berdasarkan dari pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Pembayaran LS adalah pembayaran yang dilakukan langsung kepada

Bendahara Pengeluaran/penerima hak lainnya atas dasar perjanjian kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya melalui penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung.

2. Hambatan yang terjadi dalam pencairan anggaran kegiatan promosi seperti

yang terjadi pada umumnya yaitu kurangnya SDM pada saat penyusunan, terkadang menyebabkan lamanya proses penyusunan laporan yang berakibat pada keterlambatan penyerahan pelaporan pertanggungjawaban kepada Bendahara Pengeluaran. Pada saat verifikator menyesuaikan kembali bukti pembayaran terkadang ditemukan kesalahan input informasi yang tercantum pada kwitansi baik berupa salah pencatatan nama perusahaan nama kegiatan ataupun kesalahan input informasi lainnya yang menyebabkan harus dilakukan pengecekan ulang. Dan juga kesalahan proses pengklasifikasian data setelah SPP sudah berjalan, sehingga harus


(47)

dilakukan perbaikan dari awal dan pengecekan kembali yang tentunya memakan waktu lebih lama dalam proses pencairan anggaran.

3. Upaya yang dilakukan oleh anggota Bidang Penanaman Modal dalam

mengantisipasi hambatan-hambatan tersebut adalah, dengan membuat segera laporan pertanggungjawaban dua hari kerja setelah kegiatan selesai dilaksanakan, serta lebih fokus dan teliti dalam membuat laporan pertanggungjawaban dan membiasakan diri untuk melakukan pengecekan sebelum memberikannya kepada bendahara pengeluaran. Membiasakan melakukan pengecekan ulang terhadap kwitansi yang diterima apakah sudah sesuai atau belum, sebelum pembuatan laporan. Melakukan pengisian SPP dengan lebih teliti dan melakukan pengecekan kembali setiap diterimanya SPP apakah informasi data sudah sesuai dengan yang ada dalam laporan pertanggungjawaban.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil kerja praktek dan pembahasan yang telah diuraikan penulis, prosedur pencairan Anggaran langsung (LS) pada BAPPEDA Kota Bandung sudah baik dan sesuai prosedur yang ditentukan, namun perlu kiranya penulis memberikan saran yang dapat dijadikan pertimbangkan bagi instansi yang berkaitan dengan prosedur pencairan anggaran langsung dan uang persediaan, antara lain :


(48)

1. Diharapkan saling mengingatkan untuk membuat laporan pertanggungjawaban dua hari kerja setelah kegiatan promosi dilakukan untuk mengantisipasi keterlambatan penyusunan laporan yang dikarenakan kurangnya SDM dalam penyusunan laporanpertanggungjawaban

2. Perlunya ditingkatkan dalam pengecekan ulang pada dokumen buti-bukti kwitansi yang diterima dengan lebih teliti apakah sudah sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan atau tidak agar tidak terjadi kesalahan setelah input data.

3. Perlunya meningkatkan ketelitian dalam memasukkan data ke dalam

lembar SPP, dimana disesuaikan dengan dokumen dokumen pendukung sebelumnya, dan perlunya sosialisasi mengenai Standar Operasional Prosedur ( SOP ) secara keseluruhan kepada seluruh pegawai, agar dapat diimplementasikan terhadap kegiatan sehari-hari sehingga meminimalisir kesalahan dalam prosesnya.


(49)

GHINA KARIMA RAMADHAN 21112104

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Mata Kuliah Praktek Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Dibimbing Oleh :

Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si.,Ak.,CA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(50)

vii

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek ... 1

1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek ... 4

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 5

1.3.1 Kegunaan Praktis ... 5

1.3.2 Kegunaan Akademis ... 5

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 6

1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek... 6

1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 6

BAB II GAMBARAN UMUM BAPPEDA ... 9

2.1 Sejarah Singkat Bappeda Kota Bandung ... 9

2.2 Struktur Organisasi Bappeda Kota Bandung ... 11

2.3 Uraian Pekerjaan Bappeda Kota Bandung ... 14


(51)

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ... 27

3.1 Landasan Teori ... 27

3.1.1 Anggaran ... 27

3.1.2 Standar Operasional Prosedur (SOP) ... 28

3.1.3 Pecairan Langsung (LS) ... 28

3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek ... 30

3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 30

3.2.1.1 Proses Pencairan Anggaran dalam Kegiatan Promosi di Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) Kota Bandung ... 30

3.2.1.2 Hambatan dalam Proses Pencairan Anggaran dalam Kegiatan Promosi di Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) Kota Bandung ... 36

3.2.1.3 Upaya Bidang Penanaman Modal mengatasi Hambatan dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) Kota Bandung ... 37

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek ... 38

3.2.2.1 Proses Pencairan Anggaran dalam Kegiatan Promosi di Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) Kota Bandung ... 38

3.2.2.2 Hambatan dalam Proses Pencairan Anggaran dalam


(52)

3.2.2.3 Upaya Bidang Penanaman Modal mengatasi Hambatan dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA )

Kota Bandung ... 45

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

4.1 Kesimpulan ... 46

4.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 49

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 50


(53)

49

Mardiasmo, 2001. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta. Andi.

Nordiawan, Deddi, Ayuningtyas Hertianti. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Kedua. Jakarta. Salemba Empat.

Tugas Pokok, dan Fungsi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Bandung

Tugas Pokok, dan Fungsi Bidang Penanaman Modal Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Bandung.

Pedoman Mutu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Peraturan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 190/PMK.05/2012

Perdirjen Perbendaharaan No. Per-66/Pb/2005. Perpres Nomor 54 Tahun 2010.

www.bappeda-bandung.go.id


(54)

(55)

iv

melimpahkan berkat dan anugrah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini yang berjudul “IMPLEMENTASI

PENCAIRAN ANGGARAN KEGIATAN PROMOSI.”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan laporan ini masih

banyak kekurangan dan kesalahan. Namun penulis berusaha untuk

menanggulanginya. Kritik dan saran sangat membangun penulis harapkan agar laporan ini lebih baik lagi.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, S.E., M.Ak., Ak.,CA, selaku ketua Program Studi Akuntansi.


(56)

5. Wati Aris Astuti, SE., M.Si selaku kordinator Kerja Praktek Prodi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

6. Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si.,Ak.,CA, selaku Dosen Wali Akuntansi-4 angkatan 2012 sekaligus sebagai dosen Pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek.

7. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia.

8. Drs.H.R.Achmad Tadjudin Sastrawinata, M.Si., selaku Kepala Bidang Penanaman Modal Daerah di BAPPEDA Kota Bandung;

9. Ateng Rudi Rachman, SH., selaku Kepala Sub Bidang Bina Potensi dan Kerjasama Investasi di Bidang Penanaman Modal Daerah BAPPEDA Kota Bandung;

10.Drs. Deden Rusyana, selaku Kepala Sub Bidang Informasi Penanaman Modal dan Promosi di Bidang Penanaman Modal Daerah BAPPEDA Kota Bandung;

11.Dede Sopyan, SAP., selaku Pelaksana di Bidang Penanaman Modal

Daerah BAPPEDA Kota Bandung;

12.Elly Yudiningsih, SE., selaku Pelaksana di Bidang Penanaman Modal Daerah BAPPEDA Kota Bandung;

13.Andrie Prasetya Nugraha, S.sos, selaku Pelaksana di Bidang Penanaman Modal Daerah BAPPEDA Kota Bandung;

14.Ida Maemunah, S.sos., selaku Pelaksana di Bidang Penanaman Modal Daerah BAPPEDA Kota Bandung;


(57)

15.Seluruh Karyawan di BAPPEDA Kota Bandung yang telah membantu selama proses Kerja Praktek maupun proses pembuatan laporan;

16.Bapak T.Karpidin dan Ibu Ika Hermina, kedua orang tuaku yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan dukungan dalam menempuh pendidikan untuk bekal di masa depan.

17.Teman–teman seperjuangan Mirna, Silvia, Kezia, Sahabat-sahabatku, dan semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dan dukungan yang tulus.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah menyempatkan diri untuk membaca laporan hasil kerja praktek ini. Semoga isi laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pihak-pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Bandung, Desember 2015

Ghina Karima Ramadhan NIM. 21112104


(58)

(59)

(60)

(1)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat dan anugrah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini yang berjudul “IMPLEMENTASI

PENCAIRAN ANGGARAN KEGIATAN PROMOSI.”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan laporan ini masih

banyak kekurangan dan kesalahan. Namun penulis berusaha untuk

menanggulanginya. Kritik dan saran sangat membangun penulis harapkan agar laporan ini lebih baik lagi.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, S.E., M.Ak., Ak.,CA, selaku ketua Program Studi

Akuntansi.


(2)

v

5. Wati Aris Astuti, SE., M.Si selaku kordinator Kerja Praktek Prodi

Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

6. Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si.,Ak.,CA, selaku Dosen Wali

Akuntansi-4 angkatan 2012 sekaligus sebagai dosen Pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek.

7. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia.

8. Drs.H.R.Achmad Tadjudin Sastrawinata, M.Si., selaku Kepala Bidang

Penanaman Modal Daerah di BAPPEDA Kota Bandung;

9. Ateng Rudi Rachman, SH., selaku Kepala Sub Bidang Bina Potensi dan

Kerjasama Investasi di Bidang Penanaman Modal Daerah BAPPEDA Kota Bandung;

10.Drs. Deden Rusyana, selaku Kepala Sub Bidang Informasi Penanaman

Modal dan Promosi di Bidang Penanaman Modal Daerah BAPPEDA Kota Bandung;

11.Dede Sopyan, SAP., selaku Pelaksana di Bidang Penanaman Modal

Daerah BAPPEDA Kota Bandung;

12.Elly Yudiningsih, SE., selaku Pelaksana di Bidang Penanaman Modal

Daerah BAPPEDA Kota Bandung;

13.Andrie Prasetya Nugraha, S.sos, selaku Pelaksana di Bidang Penanaman

Modal Daerah BAPPEDA Kota Bandung;

14.Ida Maemunah, S.sos., selaku Pelaksana di Bidang Penanaman Modal


(3)

vi

15.Seluruh Karyawan di BAPPEDA Kota Bandung yang telah membantu

selama proses Kerja Praktek maupun proses pembuatan laporan;

16.Bapak T.Karpidin dan Ibu Ika Hermina, kedua orang tuaku yang selalu

memberikan doa, kasih sayang dan dukungan dalam menempuh pendidikan untuk bekal di masa depan.

17.Teman–teman seperjuangan Mirna, Silvia, Kezia, Sahabat-sahabatku, dan

semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dan dukungan yang tulus.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah menyempatkan diri untuk membaca laporan hasil kerja praktek ini. Semoga isi laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pihak-pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Bandung, Desember 2015

Ghina Karima Ramadhan NIM. 21112104


(4)

(5)

(6)