PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SMA DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO.
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN
BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SMA
Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
OLEH :
NUR PUJI ASTUTIK NIM. 8136122040
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
i ABSTRACT
Astutik, Nur Puji (2015).The Effect Of The Learning Strategy And The Learning Independence Towards The History Learning Result Of Dr. Wahidin Sudirohusodo Senior High School Theses, Medan: The Education Technology Study Program, State University of Medan.
This research aims to find out: (1) the difference of the students’ history learning result who are taught by role play learning strategy with the students’ history learning result who are taught by expository learning strategy. (2) to find out the students’ history learning result who have the high learning independence with those who have the low learning independence. (3) to find out the interaction between the learning strategy and the learning independence towards the students’ history learning result.
This research is a quasi experiment research. The population in this research is 126 people which are from grade XII of social of Dr. Wahidin Sudirohusodo Senior High School which are taken from 3 classes. Meanwhile, the sample is 84 people which are taken from 2 classes by using cluster random sampling. Before the treatment is given, firstly, the research sample is given a learning independence test to differentiate the level of the learning independence being had by the students. The learning result test is firstly tested to find out the level of validity and reliability test. The result taken from 60 questions given, only 45 questions fulfill the requirements. Statistic used in this research is descriptive inferential statistic. This research hypotheses is tested by using 2 Anava ways which are firstly done a data analysis requirement test that is a normality test by Lilifors and variant homogeneity test by F and Bartlett test.
This research result shows that (1) the history learning result of the students’ group which are given a learning in role play learning strategy higher than the history learning result of the students’ group which are given a learning in expository learning strategy with Fcount 7.14 > Ftable 3.96; (2) the history learning result of the students’ group who have the high learning independence higher than those who have low learning independence with Fcount 20.93 > Ftable 3.96; (3) There is an interaction between the learning strategy and the learning independence in influencing the history learning result with Fcount column raw (interaction) > Ftable (Fcount = 14.4 > Ftable = 3.96) at significance level 5%.
This research result is expected to be able to be useful for teachers in applying the correct learning strategy based on the learning purpose. It is suggested that teachers use the various learning strategy and give the attention to the learning materials and the students’ learning independence because both influence the learning result.
(7)
ii ABSTRAK
Astutik, Nur Puji (2015). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Sejarah SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo Thesis, Medan: Program Studi Tekhnologi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) perbedaan hasil belajar sejarah siswa yang diajar dengan strategi pembelajarn bermain peran dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi ekspositori (2) mengetahui perbedaan hasil belajar sejarah siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah (3) mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemandirian belajar terhadap hasil belajar sejarah siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 126 orang yang berasal dari kelas XII IPS SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo yang berjumlah 3 kelas. Sedangkan sampel berjumlah 84 orang yang diambil dari 2 kelas dengan menggunakan cluster random sampling. Sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel penelitian diberikan tes kemandirian belajar untuk membedakan tingkat kemandirian belajar yang dimiliki siswa. Tes hasil belajar terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui ti8ngkat validasi tes dan realibilitas tes. Hasil yang diperoleh dari 60 soal yang diujicoban, sebanyak 45 soal saja yang memenuhi persyaratan. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic deskriptif untuk menyajikan data dan statistik inferensial. Hipotesis penelitian ini diujikan menggunakan Anava 2 jalur yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dengan uji lilifors dan uji homogenitas varian dengan Uji F dan Uji Barlett.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) hasil belajar Sejarah kelompok siswa yang diberi pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran Bermain Peran lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kelompok siswa yang diberi pembelajaran dengan strategi pembelajaran Ekspositori dengan nilai Fhitung 7,14 > FTabel 3,96; (2) hasil belajar Sejarah kelompok siswa yang memiliki Kemandirian Belajar Tinggi lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kelompok siswa yang memiliki Kemandirian Belajar Rendah dengan nilai Fhitung = 20,93 > FTabel = 3,96; (3) terdapat interaksi antara Strategi Pembelajaran dan Kemandirian Belajar dalam mempengaruhi hasil belajar Sejarah dengan nilai FHitung kolom – baris (interaksi) lebih besar dari FTabel (FHitung = 14,14 > FTabel = 3,96) pada taraf signifikansi 5%.
Hasil Penelitian ini diharapka dapat bermanfaat untuk guru dalam mengaplikasikan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran. Disarankan agar guru mempergunakan strategi pembelajaran bervariasi dan memberikan perhatian kepada bahan belajar dan kemandirian belajar siswa sebab kedua –duanya mempengaruhi hasil belajar.
(8)
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah ke hadirat Allah SWT, berkat limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis
ini di buat untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Magister
Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat
bantuan, masukan-masukan serta saran dari berbagai pihak baik secara moril
maupun materil. Kiranya bantuan, masukan-masukan serta saran yang diberikan
akan dibalas Allah SWT dengan kebajikan yang berlipat ganda.
Rasa terimakasih tiada terhingga penulis ungkapkan pada Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd sebagai Pembimbing I, Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd. sebagai Pembimbing II, yang telah begitu banyak memberikan bimbingan dan
motivasi kepada penulis. Begitu juga rasa terima kasih penulis sampaikan pada
Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd., dan Ibu Dr.
Samsidar Tanjung, M.Pd, sebagai narasumber yang begitu banyak memberikan
arahan dan masukan dalam rangka menyelesaikan tesis ini dengan sebaik-baiknya.
Tak lupa rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta seluruh staff yang memberikan fasilitas belajar ketika penulis dalam studi,
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. Selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan beserta staff yang banyak memberikan kontribusi dalam menyelesaikan studi penulis,
(9)
iv
3. Seluruh teman angkatan XXIII / B1 Prodi Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan yang senantiasa dalam suka dan duka terus bekerja sama dengan penulis dalam menyelesaikan studi,
4. Bapak Huliman, M.Kom, selaku Kepala Sekolah SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo yang telah memberikan motivasi dan dukungannya selama penulis duduk di bangku perkuliahan dan dalam melakukan penelitian.
5. Ibu Azzura Lestari, S.Pd dan Ibu Rini Meilina.S.Pd selaku guru Sejarah SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo yang telah membantu penulis dalam penelitian. 6. Ayahanda tercinta Hermanto, Ibunda Tri Rahayu sosok yang memberikan
teladan, kakanda dan seluruh adinda : Dirmanto , Doni Darmanto, S.Sos, dan Ronggo Hernanda, yang senantiasa memberikan motivasi serta doa dalam menyelesaikan studi penulis.
7. Abangda tersayang Ari Rizki Setiawan, S.Pd yang memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan studi tepat waktu.
Terima kasih yang tiada terhingga dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho atas apa yang telah dan akan kita kerjakan. Amin.
Medan, Agustus 2015 Penulis,
NUR PUJI ASTUTIK NIM. 8136122040
(10)
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 13
C. Pembatasan Masalah ... 14
D. Perumusan Masalah ... 14
E. Tujuan Penelitian ... 15
F. Manfaat Penelitian ... 16
BAB II : KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 17
1. Belajar dan Pembelajaran Sejarah ... 17
2. Hasil Belajar Sejarah ... 30
3. Strategi Pembelajaran ... 36
a. Strategi Pembelajaran Bermain peran ... 39
b. Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 50
4. Kemandirian Belajar ... 57
(11)
vi
C. Kerangka Berfikir ... 61
1. Perbedaan Hasil Belajar Sejarah Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Bermain Peran dengan Siswa Yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 61
2. Perbedaan Hasil Belajar siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi Dengan Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Rendah ... 63
3. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dengan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Sejaran Siswa ... 66
D. Hipotesis Penelitian ... 68
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 69
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 69
C. Metode Penelitian ... 70
D. Desain Penelitian ... 71
E. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 72
F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 74
G. Pengontrolan Perlakuan ... 78
H. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 80
I. Ujicoba dan Validasi Instrumen ... 84
a. Uji Validitas ... 84
b. Uji Realibilitas ... 87
c. Tingkat Kesukaran Butir Tes ... 88
d. Daya Pembeda Butir Tes ... 90
J. Teknik Analisis Data ... 91
(12)
vii
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 93
1. Hasil Belajar Sejarah Siswa pada Kelas yang diajar dengan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 93
2. Hasil Belajar Sejarah Siswa pada Kelas yang diajar dengan Pembelajaran Ekspositori ... 94
3. Hasil Belajar Sejarah Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 96
4. Hasil Belajar Sejarah Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Rendah Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 97
5. Hasil Belajar Sejarah Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 99
6. Hasil Belajar Sejarah Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Rendah Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 100
7. Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi ... 102
8. Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Rendah ... 103
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 104
1. Uji Normalitas ... 105
2. Uji Homogenitas ... 108
C. Pengujian Hipotesis ... 110
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 116
(13)
viii
BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ... 123
B. Implikasi ... 124
C. Saran ... 125
DAFTAR PUSTAKA ... 126 LAMPIRAN
(14)
ix
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal.
1.1. Nilai Rata – rata UAS I dan II IPS Kelas XII SMA Dr. Wahidin
Sudirohusodo ………... 5
2.1 Tahapan – tahapan Strategi Pembelajaran Bermain Peran …………. 43
2.2 Strategi Pembelajaran dengan berbagai Metode Pembelajarannya… 56
3.1. Rancangan Penelitian Desain Faktorial 2 x 2 ... 71
3.2. Kisi – kisi Tes Hasil Belajar Sejarah Ranah Kognitif ... 81
3.3. Angket Hasil Belajar Sejarah Ranah Afektif ... 82
3.4. Kisi – kisi Angket Kemandirian Belajar ... 83
3.5. Ringkasan Validitas Instrumen Penelitian Hasil Belajar Sejarah Ranah Kognitif ... 85
3.6. Validitas Angket Ranah Afektif Mata Pelajaran Sejarah ... 85
3.7. Validitas Angket Kemandirian Belajar ... 86
3.8. Ringkasan Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran ... 88
4.1. Distribusi Frekuensi nilai Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 93
4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 95
4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Tinggi Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 96
4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Rendah Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 98
4.5. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Tinggi Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 99
4.6. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Rendah Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 101
4.7. Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi ... 102
4.8. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Rendah ……….. 104
4.9 Ringkasan Hasil Analisis Uji Normalitas setiap Kelompok Penelitian ... 106
4.10. Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas ……… 108
4.11. Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Siswa Yang Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi dan Kemandirian Belajar Rendah …… 109 4.12. Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Varian Kemandirian
(15)
x
Eksperimen dan Kelas Kontrol ……….. 109
4.13. Tabel Statistik Penelitian ……….. . 110
4.14. Tabel Anava Dua Jalur ……… 111
(16)
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal.
2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 34 4.1. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Sejarah Kelas yang
Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 94 4.2. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Sejarah Kelas yang
Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 95 4.3. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Sejarah Yang
Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Bermain Peran ... 97 4.4. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Sejarah Yang
Memiliki Kemandirian Belajar Rendah Pada Kelas Yang Menggunakan
Strategi Pembelajaran Bermain Peran……… 98
4.5. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Sejarah Yang Memiliki Kemandirian Belajar Tinggi Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 100 4.6. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Sejarah Yang
Memiliki Kemandirian Belajar Rendah Pada Kelas Yang Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 101 4.7. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki
Kemandirian Belajar Tinggi ... 103 4.8. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki
Kemandirian Rendah ... 104 4.9. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dan Kemandirian Belajar
(17)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Hal.
1. Silabus Pembelajaran ………. 130
2. RPP Strategi Pembelajaran Bermain Peran dan Ekspositori ... 138
3. Instrumen Penelitian ... 159
4. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Tes Kognitif dan Afektif ... 196
5. Angket Tingkat Kemandirian Belajar ... 203
6. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Kemandirian Belajar 206 7. Data Pokok Penelitian ... 208
8. Tabel Statistik ………. 243
(18)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan daiman dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan berwataq kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan sejarah adalah suatu wahana penting dalam pendidikan suatu bangsa. Suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri banyak negara di dunia ini yang menempatkan pendidikan sejarah sebagai unsur penting dalam pendidikan kebangsaan mereka. Hal ini disebabkan adanya keyakinan bahwa materi pendidikan sejarah mampu mengembangkan sifat dan karakter generasi muda bangsa. Ketika generasi muda ini menjadi pemegang peran utama dan pendukung dalam menjalankan kehidupan bangsa maka karakter yang terbentuk pada diri mereka menjadi landasan kuat dalam melaksanakan peran tersebut. Hal itu terjadi
(19)
2
karena melalui pendidikan sejarah mereka memahami bagaimana bangsa ini lahir dan berkembang.
Pendidikan Sejarah di sekolah seharusnya membuahkan hasil berupa perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sejalan dengan tujuan kelembagaan sekolah dijelaskan dalam kurikulum 2006 bahwa: penyelenggaraan pendidikan di SMA bertujuan untuk: (1) mendidik siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri serta ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa. (2) memberi bekal pengetahuan yang diperlukan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, dan (3) memberi bekal ilmu dan sejarah, untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya.
Selanjutnya mata pelajaran sejarah ditingkat SMA diarahkan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan, (2) melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah dengan benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan, (3) menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau, (4) menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang, dan (5) menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa
(20)
3
bangga dan cinta tanah air yang dapat di implementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan bangsa masa lalu, masa kini dan bagaimana mereka belajar dari pengalaman masa lampau tersebut untuk membentuk kehidupan masa depan menjadi lebih baik dan berdasarkan sifat dan karakter utama bangsa. Oleh karena itu, pendidikan sejarah memiliki fungsi yang strategis dalam mengembangkan jiwa dan karakter bangsa dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik. Jiwa dan karakter bangsa tersebut dijalin dan didasarkan kepada karakter diri orang perorangan peserta didik yang tercermin pada visi kehidupan, sikap hidup, nilai, dan kehidupan. Kemampuan mengembangkan kehidupan sosial-ekonomi-budaya-agama, dan pemanfaatan teknologi yang bernilai positif bagi kehidupan materi dan proses pendidikan sejarah dipercaya mampu mengembangkan berbagai aspek potensi kemanusiaan peserta didik menjadi kualitas yang tercermin dalam kemampuan-kemampuan tersebut.
Sementara potensi besar pendidikan sejarah yang dikemukakan di atas tidak menjadi realita dunia pendidikan. hanya memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan yang dikemukakan di atas, suatu kenyataan yang menyedihkan bahkan dunia pendidikan sejarah dianggap sebagai sesuatu yang suram, tak bermakna, penuh dengan beban hafalan yang tak mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, tidak berkaitan dengan realita kehidupan, tidak membangkitkan rasa ingin tahu dan kemampuan memenuhi rasa ingin tahu tersebut serta mengembangkan kebangsaan positif. Oleh karena itu,
(21)
4
pendidikan sejarah tidak dianggap sebagai sesuatu yang berhasil menjalankan fungsinya dalam mengembangkan potensi kemanusiaan peserta didik dan bagi penentu kebijakan memberikan kesempatan yang besar untuk memposisikan pendidikan sejarah hanya bagi mereka yang tertarik untuk menjadi sejarawan di kemudian hari.
Pendidikan di Indonesia dihadapkan pada permasalahan dan sorotan dari berbagai pihak baik oleh masyarakat, pemerintah, dunia usaha, lulusan dan termasuk tenaga pengajar. Hal ini disebabkan karena mutu pendidikan relatif masih rendah dan tidak sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Indikator rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari rendahya kualitas lulusan di hampir semua jenjang pendidikan baik formal maupun non formal. Hal ini tentu saja menimbulkan ketidakpuasan masyarakat akan pendidikan di negeri ini. Permasalahan ini dapat diminimalkan apabila guru sewaktu mengajar menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan dapat membantu siswa Dalam meningkatkan mutu dan keterampilannya dalam belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang sangat penting. Selanjutnya menurut Sanjaya (2010: 14) juga berpendapat bahwa : guru perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa termasuk didalamnya memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektifitas pembelajaran. Dengan demikian seorang guru perlu memiliki kemampuan khusus, kemampuan yang tidak mungkin dimiliki orang yang bukan guru
(22)
5
Artinya faktor guru juga berpengaruh dalam hal peningkatan belajar siswa. Peranan guru SMA diharapkan mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa. Guru yang mengajar cenderung text-book oriented dan belum menekankan pada proses berpikir siswa secara mandiri. Diskusi yang dibahas kadang tidak sesuai dengan konteks dan isu-isu yang sedang berkembang dalam masyarakat terutama yang berhubungan dengan materi pelajaran sejarah. Sebagai akibatnya muncul kebosanan dan kejenuhan dari siswa untuk belajar lebih baik. Hal tersebut terjadi karena selama ini materi yang dipelajarinya tidak menyentuh kebutuhan mereka atau dengan kata lain materi yang dipelajari tidak relevan dengan pengalaman mereka sehari-hari sehingga dianggap kurang menantang. Kondisi seperti ini akan membuat siswa semakin kurang memahami dan mengerti akan hakikat sejarah itu sendiri. Dengan demikian maka akan berpengaruh juga pada hasil belajarnya yang semakin lama semakin menurun.
Rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran sejarah juga terjadi di SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dari sekolah tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar sejarah siswa masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM. Hal ini dapat diketahui dari hasil belajar sejarah siswa dalam 4 tahun terakhir, ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
(23)
6
Tabel 1.1. Nilai Rata – rata UAS I dan II IPS Kelas XII SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo
Tahun
Ajaran Semester KKM XII S1 XII S2 Kelas XII S3
2011/2012 Ganjil 75 72,3 70 68
Genap 70,5 67,6 69,5
2012/2013 Ganjil 75 70 69,5 68
Genap 72 70 70
2013/2014 Ganjil 75 72,5 65,6 70,8
Genap 69,7 71 70,5
2014/2015 Ganjil 75 75 74,5 74
Genap 75,5 74 73,5
(Sumber: DKN SMA. Dr. Wahidin Sudirohusodo)
Tabel di atas menjunjukan bahwa siswa kelas XII- IPS SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). KKM pada tahun ajaran 2011/2012 adalah 75, KKM pada tahun ajaran 2012/2013 adalah 75, KKM pada tahun ajaran 2013/2014 adalah 75 dan KKM pada tahun ajaran 2014/2015 adalah 75, tampak hasil belajar siswa masih tergolong rendah karena masih di bawah KKM yang sudah ditentukan.
Menurut pengamatan peneliti sampai saat ini ada beberapa masalah yang dialami oleh siswa SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo khususnya pada bidang studi sejarah khususnya program IPS yaitu rendahnya hasil belajar siswa, lemahnya kognitif siswa dalam belajar sejarah serta lemahnya keaktifan belajar siswa dan kurangnya ketertarikan siswa saat belajar sejarah. Selain itu mereka masih menggunakan strategi yang berpusat pada guru. Sementara guru masih monoton dalam melaksanakan pembelajaran sehingga siswa merasa bosan. Ini juga terlihat dari hasil KKM siswa yang masih rendah. Mereka juga menyatakan bahwa dalam pembelajaran disekolah mereka menggunakan metode pembelajaran berbasis ceramah dan diskusi. Dalam pembelajaran berbasis diskusi ini siswa cenderung
(24)
7
kurang terlibat dalam diskusi karena hanya sebagian siswa saja yang menjalankan diskusi dalam kelompok dan selebihnya mereka bercerita dengan temannya bahkan ada sebagian siswa yang bermain handphone atau game online.
Dengan metode ini siswa merasa cepat bosan dan kurang tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan, metode ini juga di asumsikan tidak dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi pada diri siswa, termasuk kemampuan dalam berpikir, bersikap, dan bertindak di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Metode ini juga di asumsikan tidak dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi pada diri siswa, termasuk kemampuan dalam berpikir, bersikap, dan bertindak di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Metode ini juga dianggap tidak mampu menimbulkan kesadaran siswa akan kecintaan terhadap bangsa dan negara. Ketidaktertarikan siswa serta kejenuhan siswa dalam mengikuti mata pelajaran sejarah ini berpengaruh terhadap hasil belajar sejarah siswa, akibatnya siswa tidak memperoleh hasil belajar yang optimal.
Guru diharapkan dapat menarik minat dan perhatian siswa serta menuntunnya dalam penyajian yang baik, Guru sejarah perlu melakukan pembenahan diri, seperti melakukan perubahan dalam pembelajaran sejarah, terutama penggunaan strategi yang tepat sesuai dengan karakteristik materi pelajaran untuk meningkatkan penghayatan dan usaha menumbuhkan kesadaran sejarah di kalangan siswa. Widja (1989:11) menganjurkan agar supaya menghindari cara-cara mengajar sejarah yang mengutamakan penghafalan fakta sejarah”. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah dibutuhkan
(25)
8
kreatifitas guru dan penerapan strategi pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Berdasarkan data yang diperoleh pada observasi awal di SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo ini, terlihat bahwa terdapat kesenjangan antara harapan yang harus dicapai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut perlu diidentifikasi faktor penyebab kesenjangan yang terjadi. Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan pada observasi awal salah satu penyebab terjadinya kesenjangan ini adalah kurang variatifnya strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Suasana belajar di dalam kelas yang “ terlalu serius’ dan terkesan “membosankan” akibat strategi pembelajaran yang diberikan guru kurang bervariasi padahal pendidikan sejarah perlu diberikan dengan lebih hidup kepada siswa. Murid tidak cukup dijejali kesibukan kognitif, menghapal penetahuan lewat fakta-fakta yang sudah mati dimasa lalu, sebagaimana banyak terjadi selama ini.
Strategi pembelajaran yang hanya menghapal pengetahuan sejarah lewat fakta-fakta masa lalu tidak membawa banyak manfaat, yang terpenting justru bagaimana memahami fenomena masa lalu dalam berbagai aspeknya agar dapat menjelaskan persoalan di masa kini. Dengan begitu sejarah akan lebih dihargai sejarah bukan sekedar rekaman-rekaman dari masa lalu. Tetapi juga harus menjelaskan bagaimana rekaman itu diproses dan terkait dengan masa kini. Sejarah juga harus dilihat sebagai proses kemanusiaan berbagi bidang dalam konteks hari ini. Dengan demikian sejarah menjadi lebih hidup, pendapat senada dilontarkan Mulyana, pengajar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
(26)
9
Dalam pembelajaran sejarah, guru tidak hanya memberikan pengetahuan fakta, melainkan mengajak murid melihat dalam konteks zaman dahulu dikaitkan dengan konteks masa kini.
Untuk mencari pemecahan dari permasalahan ini dapat dilakukan dengan menerapkan strategi pembelajan yang tepat. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah dengan membawa siswa pada suasana belajar yang lebih variatif pada saat pembelajaran berlangsung. Suasana belajar ini dapat dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran bermain peran. Melalui strategi pembelajaran bermain peran di harapkan siswa tidak hanya menghapal dan mengingat fakta-fakta sejarah, tetapi lebih jauh siswa dapat memahami konteks zaman dahulu yang dikaitakan dengan konteks zaman kini melalui peran yang dimainkannya.
Strategi bermain peran adalah strategi pembelajaran yang berorientasi pada siswa yang didesain untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan karakter dan kemampuan berkomunikasi secara autentik. Menurut Joyce and Weil (2009:328) strategi pembelajaran bermain peran merupakan sebuah strategi pengajaran yang berasal dari dimensi pendiidkan individu maupun sosial. Strategi ini membantu masing – masing siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial mereka dan membantu memecahkan dilemma pribadi dsalam dunia sosial. Dalam dimensi sosial, model ini memudahkan individu untuk bekerjasama dalam menganalisis keadaan sosial, khususnya masalah antar manusia. Strategi ini juga mneyokong beberapa cara
(27)
10
dalam proses pengembangan sikap sopan dan demokratis dalam menghadapi masalah.
Dalam strategi bermain peran, siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun pembelajaran juga bisa terjadi di dalam kelas. Oleh sebab itu, maka dapat dipahami bahwa untuk meningkatkan minat, sikap, motivasi belajar siswa, seorang guru hendaknya mampu untuk merancang pembelajaran itu kedalam suatu cerita permainan yang menarik, sehingga siswa dapat memahami dan menerima makna materi pelajaran secara utuh.
Selain faktor strategi pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran sejarah, faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah karekteristik siswa. Salah satu karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah tingkat kemandirian siswa dalam mempelajari materi ajar yang diberikan oleh guru, yaitu merupakan faktor penting sebagai sikap siswa dalam menyerap dan mempelajari materi ajar yang akan dan telah diberikan oleh guru dan membawa pengaruh banyak terhadap hasil belajar terhadap hasil belajar yang dicapai.
Di dalam proses pembelajaran setiap siswa atau peserta didik selalu diarahkan agar menjadi peserta didik yang mandiri, dan untuk menjadi mandiri seseorang harus belajar sehingga dapat dicapai suatu kemandirian belajar. Oleh karena itu kita harus mengetahui pengertian kemandirian belajar guna mendasari pembahasan yang lebih lanjut. Menurut (Moh. Ali, 2010:109) menjelaskan bahwa “Kemandirian belajar adalah kemampuan seseorang untuk berdiri sendiri dan mengurus dirinya sendiri serta aspek keahliannya yang ditandai dengan adanya
(28)
11
inisiatif dan kepercayaan diri. Dengan demikian seseorang yang mempunyai kemandirian akan mampu bertanggung jawab dan tidak bergantung pada orang lain.
Dalam kemandirian belajar terdapat siklus kegiatan kognitif yang rekursif (berulang-ulang) yang memuat kegiatan menganalisis tugas, memilih dan mengadopsi atau menemukan pendekatan strategi untuk mencapai tugas dan memantau hasil dari strategi yang dilaksanakan. Untuk mendapatkan hal tersebut, dalam diri siswa perlu adanya keahlian intelektual dan pengetahuan yang memungkinkan dirinya menyeleksi tugas -tugas kognitif serta afektif dan efisien. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, tentunya dipengaruhi oleh kemandirian belajar.
Berdasarkan uraian di atas, siswa yang mempunyai kemandirian belajar adalah siswa yang secara aktif berpartisipasi dalam menentukan apa yang akan dipelajari dan bagaimana belajarnya. Siswa tidak tergantung pada pengarahan guru yang terus menerus tetapi siswa juga mempunyai kreaktifitas dan inisiatif sendiri, serta mampu bekerja sendiri dengan merujuk pada bimbingan yang diperolehnya. Tingkat kemandirian belajar siswa merupakan dasar bagi kegiatan belajar yang diikuti siswa. Dengan kemandirian belajar siswa dapat menetapkan sikap saat akan memulai pelajaran. Oleh karena itu untuk meningkatkan kebermaknaan pembelajaran, pemilihan strategi yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa perlu dilakukan agar pelajaran yang disampaikan dapat menarik perhatian siswa. Agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik, efektif dan efisien maka tingkat kemandirian siswa dalam proses pembelajaran harus
(29)
12
mendapat perhatian dari guru, karena dengan kemandirian belajar yang baik akan membuat siswa mandiri dalam belajar dipadukan dengan strategi pembelajaran yang tepat, di mana strategi ekspositori sebagai strategi yang selama ini digunakan diharapkan dapat membantu siswa dengan kemandirian yang rendah. Dengan strategi pembelajaran bermain peran dan strategi ekspositori kedua strategi dengan ciri – ciri khasnya yang berbeda, maka strategi ini dapat diterapkan untuk kondisi siswa dengan tingkat kemandirian belajar yang berbeda sehingga diharapkan hasil belajar Sejarah siswa SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo, kelas XII IPS dapat lebih ditingkatkan lagi.
Dalam beberapa fenomena di atas, maka dalam penelitian ini upaya untuk meningkatkan hasil belajar sejarah perlu diterapkan strategi pembelajaran yang diharapkan pembelajaran berlangsung alamiah bukan transfer ilmu dari guru ke siswa. Selanjutnya perlu diperhatikan bagaimana tingkat kemandirian siswa dan hasil belajar siswa tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana penguasaan dan penerapan konsep pada mata pelajaran sejarah kepada peserta didik. Dari latar belakang inilah peneliti akan melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Sejarah Di SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo”
(30)
13
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang berhubungan dengan pencapaian hasil belajar Sejarah tidaklah sesederhana yang dipikirkan, namun dengan adanya uraian tersebut diharapkan dapat menjadi dasar pemikiran yang kuat untuk dapat melaksanakan penelitian yang berm,anfaat bagi pencapaian hasil belajar Sejarah secara optimal.
Berdasarkan latar belakang masalah, masalah yang akan diteliti adalah hal – hal yang berkaitan dengan hasil belajar Sejarah di SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo yaitu (1) faktor-faktor apakah yang mempengaruhi hasil belajar Sejarah siswa SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo (2) apa strategi pembelajaran yang tepat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajarn sejarah?(3) apakah perbedaan karakteristik siswa mempengaruhi hasil belajar siswa?(4) apakah kemandirian belajar siswa mempengaruhi hasil belajar siswa?(5) apakah dalam pembelajaran sejarah perlu di adakan pengelompokan berdasarkan kemandirian belajar siswa?(6) apakah pemberian strategi pembelajaran yang berbeda pada pembelajaran sejarah dapat mempengaruhi hasil belajar?(7) bagaimana sebaiknya strategi pembelajaran yang digunakan dalam pelajaran sejarah sehingga siswa tidak bosan dan jenuh?(8) strategi pembelajaran yang bagaimanakah yang sebaiknya dipakai untuk kemandirian siswa yang berbeda?(9) apakah penggunaan strategi pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar sejarah siswa?(10) apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah?(11) apakah terdapat interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran yang berbeda dan kemandirian dalam mempengaruhi hasil belajar sejarah siswa?
(31)
14
C. Pembatasan Masalah
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal, penelitian yang mencakup keseluruhan faktor tersebut merupakan hal yang rumit, menuntut keahlian, waktu dan dana. Mengingat keterbatasan – keterbatasan yang tidak dapat dielakan serta agar penelitian ini dapat terfokus, maka perlu batasan – batasan sehingga tujuan penelitian ini dapat tercapai. Oleh sebab itu, objek permasalahan dalam penelitian ini akan dibatasi pada pencapaian hasil belajar Sejarah pada aspek kognitif dan afektif di kelas XII (dua belas) siswa SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo meliputi:
1. Hasil belajar sejarah merupakan kemampuan siswa dalam menguasai materi
mata pelajaran sejarah yang dibatasi dalam ranah kognitif menurut taksonomi bloom yang di kembangkan oleh Anderson (2010) yang dibatasi pada aspek pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4), Sintesis (C5), dan Penilaian (C6) juga dapat masuk ke aspek afektif terutama pada pengalaman dan karakteristik.
2. Hasil belajar ini diperoleh dari tes hasil belajar sejarah yang diberikan setelah perlakuan selesai dilaksanakan. Materi pembelajaran yang diberikan meliputi pokok bahasan Menganalisis Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945.
3. Strategi pembelajaran yang digunakan dibedakan menjadi dua macam
yaitu: strategi pembelajaran bermain peran dan ekspositori.
4. Kemandirian siswa dibedakan atas kemadirian belajar tinggi dan
(32)
15
5. Materi mata pelajaran sejarah didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), untuk mata pelajaran yang dilaksanakan pada kelas XII IPS semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.
D. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah hasil belajar sejarah siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran bermain peran lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori?
2. Apakah hasil belajar sejarah siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan
kemandirian belajar terhadap hasil belajar sejarah siswa?
E. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh aplikasi penggunaan strategi pembelajaran dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah, sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui perbedaan hasil belajar sejarah siswa yang diajar dengan strategi pembelajarn bermain peran dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi ekspositori.
(33)
16
2. Mengetahui perbedaan hasil belajar sejarah siswa yang memiliki
kemandirian belajar tinggi dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah.
3. Mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemandirian belajar terhadap hasil belajar sejarah siswa.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pengambil kebijakan dalam mengambil keputusan di SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo, khususnya yang berkaitan dengan penyusunan kegiatan belajar mengajar berdasarkan strategi pembelajaran dan kerakteristik siswa. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas prmbelajaran khususnya yang berkaitan dengan penggunaan strategi pembelajaran dan kemandirian belajar sebagai salah satu karakteristik siswa.
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai: (1) bahan masukan bagi guru, khususnya pada mata pelajaran sejarah sebagai salah satu strategi alternatif dalam menyampaikan materi pelajaran. (2) memberikan gambaran bagi guru, khususnya bagi guru sejarah tentang efektifitas dan efisiensi aplikasi pembelajaran dengan strategi pembelajaran bermain peran dan berdasarkan karekteristik kemandirian siswa.
(34)
133
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan
yaitu:
1. Kelompok siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Bermain
Peran memperoleh hasil belajar Sejarah yang lebih tinggi dibanding
kelompok siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Ekspositori
2. Kelompok siswa yang memiliki Kemandirian Belajar Tinggi
memperoleh hasil belajar Sejarah lebih tinggi dibanding kelompok siswa
yang memiliki Kemandirian Belajar Rendah.
3. Terdapat interaksi antara Strategi Pembelajaran dan Kemandirian
Belajar dalam mempengaruhi hasil belajar Sejarah siswa dimana
Kelompok siswa yang memiliki Kemandirian Belajar Tinggi yang diajar
dengan strategi pembelajaran Bermain Peran memperoleh hasil belajar
Sejarah yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok siswa yang
memiliki Kemandirian Belajar rendah dan kelompok siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran Ekspositori yang memiliki Kemandirian
Belajar tinggi dan rendah.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian maka diberikan
implikasi sebagai berikut :
(35)
134
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka perlu kiranya menjadi
pertimbangan bagi pihak pengelola SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo dalam
upaya penerapan pembelajaram Bermain Peran untuk mata pelajaran yang
mendukung seperti Sejarah, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
dengan kondusif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka perlu kiranya menjadi
pertimbangan bagi pihak pengelola SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk
memperhatikan Kemandirian Belajar siswa agar guru sebagai tenaga pendidik
dapat memilih metode pembelajaran yang tepat dalam memaksimalkan hasil
belajar siswa.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga, maka dalam setiap menyampaikan
materi pelajaran guru harus lebih selektif dalam pemilihan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan siswa yang memiliki Kemandirian Belajar
berbeda.
C. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka perlu disarankan beberapa
hal:
1. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya guru menerapkan pembelajaran
Bermain Peran untuk meningkatkan hasil belajar khususnya mata pelajaran
Sejarah, karena hal ini membantu guru dalam membuat suasana belajar
yang lebih kondusif dan siswa lebih dapat memusatkan perhatiannya
(36)
135
2. Pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan hendaknya
memperhatikan karakteristik siswa. Salah satu karakteristik yang berkaitan
erat dengan proses pembelajaran adalah Kemandirian Belajar. Hal ini
bertujuan mempermudah guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran
yang maksimal.
3. Untuk penelitian lanjutan dengan variabel yang relevan hendaknya dapat
memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian ini dengan membuat
perencanaan penelitian yang lebih baik lagi untuk mendapatkan hasil yang
(37)
136
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Anderson,O.W.dan Karthwohl,D.R.2001. A Taxaonomy for Learning, Teaching
and Assessing. New York: Addison wesley Longman,Inc
A.M, Sardiman, 2004.Interaksi dan Motivasi Belajar.Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Aunurrahman. 2012. Belajar dan pembelajaran. Bandung: alfabeta.
Bauman, Z. 1978. Hermeneutics and Social Science: Approaches
to Understanding. London: Hutchinson & Co. Publ. Ltd.
Beller. 2002. Positive Character Development in School Sport Program. ERIC
Digest dalam www.ericdigest.org (diakses tanggal 27 Mei 2015)
Bloom, B. 1986. Taxonomy Educational Objectives: The Classification of
Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York: Longman.
Clark, H. L. 1973. Teaching Social Studies in Secondary Schools.
London: Collier MacMillan Publishers
Dahlan,M.D.1984. Strategi – strategi Mengajar. Bandung: CV Diponegoro
Depdiknas 2006, Himpunan Peraturan Perundang- Undangan Bidang Pendidikan
(Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 2006),Jakarta : Biro Hukum dan
Organisasi Sekjen Depdiknas
.
Departemen Pendidikan Nasional.2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Ilmu
Pengetahuan Sosial.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional
Dewi Salma Prawiradilaga. 2012. Prinsip Desain Pembelajaran.Jakarta: Kencana
Dick W dan Carey, L. 2005. The Systematic Design Of Intruction. New York.
Holt,Rinehart and Winston Company
Dimyati,dkk.2009. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.
Febriana, Rina dan Sarbiran. 2001. “Pengaruh Kemandirian dan Kemampuan Menyesuaikan Diri Terhadap Prestasi Belajar Siswa Full Day
School”. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 3(4): 54-61.
Fraenkel,J.R,Wallen,N.E.2008.How to Design and Evaluate Research in
(38)
137
Gagne,R.M.1985. The Conditions of Learning and Theory of Intruction.New
York.Holt,Rinehart and Winston Company.
Garvey, B. dan Krug, M. 1977. Models of History Teaching in The Secondary
School. United States: Oxford University Press.
Gottschalk, L 1975. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung
Hamid Hasan, S. 1997. “Kurikulum dan Buku Teks Sejarah” dalam Kongres
Nasional Sejarah
Hamruni.2012. Strategi Pembelajara, Yogyakarta: Insan Madani
Hamzah. B. Uno. 2008. Strategi Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar
Mengejar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
.
Hariyono 1995. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Hasan, H. S. 1995. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga
Akademik.
Hugiono dan Purwantana, P.K. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Bina
Aksara.
Hergenhanhn,B.R dan Olson,M.H.1993. Theories of Learning (Teori
Belajar).Jakarta:Kencana Prenada Media Group
I Gde Widja. 1989. Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah dalam Perspektif
Pendidikan. Semarang: Satya Wacana.
Istarani,2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif, Cetakan ke-3, Medan : Media Persada
Jonshon. B. Elanie.2010. Contextual Teaching and Learning. Bandung.
Joyce, B dan Weil, M. 1986. Model of Theaching. Englewood Cliffs, New
Jesley : Prentice – Hall Inc
Kartodirdjo, Sartono. 1982. Pemikiran dan Perkembangan Histiografi Indonesia
: Suatu Alternatif. Jakarta : Gramedia.
Kartodirdjo, S. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.
(39)
138
Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006.
M. Sobry Sutikno.2004,Menuju Pendidikan Bermutu .Mataram: NTP press
Purwanto.2007.Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Raho. Bernard
Sanjaya,W.2006. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Seels, Barbara B. & Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
Kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama
IPTPI LPTK UNJ
Slameto 2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.
Sitorus, L.2007. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Ketrampilan Proses
dan Kemandirian belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika. Tesis.Medan
:Program Pascasarjana UNIMED
Suharsimi, Arikunto 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional
Sutrisno Kuntoyo .1985.“ Suatu Catatan Tentang Kesadaran Sejarah”. Dalam
Pemikiran Tentang Pembinaan Kesadaran Sejarah Direktorat Sejarah dan
Nilai Tradisional Proyek Pembinaan Kesadaran dan Penjernihan Sejarah.
Jakarta: Depdikbud
Suwanty. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Komunikasi Interpesonal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Buddha Siswa Kelas VII SMP Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan Labuhan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Medan
Taufik Abdullah & Abdurrachman Suryomiharjo. 1985. Ilmu Sejarah
dan Historiografi:Arah dan Perspekti: Gramediaf. Jakarta
Tirta Raharja, V dan Sula, L. 2002. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol 15. No.1, Januari 2009
Widja, I Gde. 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode
(40)
139
Wineburg, Sam. 2006. Berfikir Historis Memetakan Masa Depan,
Mengajarkan Masa Lalu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Wongsi,N, Cantwell,R.H., Archer,J,2002. The Validation of Measures of
Self-efficacy, Motivation and self-Regulated Learning among Thai Tertiary
Association for Reseach in Education,Brisbane,
Wiriaatmadja, R.1998. Simposium Pengajaran Sejarah: Landasan Filosofis
Kurikulum Pengajaran Sejarah (SMU) Tantangan dan Harapan. Jakarta
Depdikbud
Yusuf Hadi, Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:
(1)
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka perlu kiranya menjadi pertimbangan bagi pihak pengelola SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo dalam upaya penerapan pembelajaram Bermain Peran untuk mata pelajaran yang mendukung seperti Sejarah, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan kondusif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka perlu kiranya menjadi pertimbangan bagi pihak pengelola SMA Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk memperhatikan Kemandirian Belajar siswa agar guru sebagai tenaga pendidik dapat memilih metode pembelajaran yang tepat dalam memaksimalkan hasil belajar siswa.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga, maka dalam setiap menyampaikan materi pelajaran guru harus lebih selektif dalam pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan siswa yang memiliki Kemandirian Belajar berbeda.
C. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka perlu disarankan beberapa hal:
1. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya guru menerapkan pembelajaran Bermain Peran untuk meningkatkan hasil belajar khususnya mata pelajaran Sejarah, karena hal ini membantu guru dalam membuat suasana belajar yang lebih kondusif dan siswa lebih dapat memusatkan perhatiannya dalam belajar.
(2)
135
2. Pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan hendaknya memperhatikan karakteristik siswa. Salah satu karakteristik yang berkaitan erat dengan proses pembelajaran adalah Kemandirian Belajar. Hal ini bertujuan mempermudah guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang maksimal.
3. Untuk penelitian lanjutan dengan variabel yang relevan hendaknya dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian ini dengan membuat perencanaan penelitian yang lebih baik lagi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
(3)
136
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Anderson,O.W.dan Karthwohl,D.R.2001. A Taxaonomy for Learning, Teaching and Assessing. New York: Addison wesley Longman,Inc
A.M, Sardiman, 2004.Interaksi dan Motivasi Belajar.Jakarta: Raja Grafindo Persada
Aunurrahman. 2012. Belajar dan pembelajaran. Bandung: alfabeta.
Bauman, Z. 1978. Hermeneutics and Social Science: Approaches
to Understanding. London: Hutchinson & Co. Publ. Ltd.
Beller. 2002. Positive Character Development in School Sport Program. ERIC Digest dalam www.ericdigest.org (diakses tanggal 27 Mei 2015)
Bloom, B. 1986. Taxonomy Educational Objectives: The Classification of
Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York: Longman.
Clark, H. L. 1973. Teaching Social Studies in Secondary Schools.
London: Collier MacMillan Publishers
Dahlan,M.D.1984. Strategi – strategi Mengajar. Bandung: CV Diponegoro
Depdiknas 2006, Himpunan Peraturan Perundang- Undangan Bidang Pendidikan
(Keputusan Menteri Pendidikan Nasional 2006),Jakarta : Biro Hukum dan Organisasi Sekjen Depdiknas
.
Departemen Pendidikan Nasional.2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Sosial.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional
Dewi Salma Prawiradilaga. 2012. Prinsip Desain Pembelajaran.Jakarta: Kencana Dick W dan Carey, L. 2005. The Systematic Design Of Intruction. New York.
Holt,Rinehart and Winston Company
Dimyati,dkk.2009. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.
Febriana, Rina dan Sarbiran. 2001. “Pengaruh Kemandirian dan Kemampuan Menyesuaikan Diri Terhadap Prestasi Belajar Siswa Full Day School”. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 3(4): 54-61.
Fraenkel,J.R,Wallen,N.E.2008.How to Design and Evaluate Research in
(4)
137
Gagne,R.M.1985. The Conditions of Learning and Theory of Intruction.New York.Holt,Rinehart and Winston Company.
Garvey, B. dan Krug, M. 1977. Models of History Teaching in The Secondary School. United States: Oxford University Press.
Gottschalk, L 1975. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung
Hamid Hasan, S. 1997. “Kurikulum dan Buku Teks Sejarah” dalam Kongres Nasional Sejarah
Hamruni.2012. Strategi Pembelajara, Yogyakarta: Insan Madani
Hamzah. B. Uno. 2008. Strategi Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengejar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
.
Hariyono 1995. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Jaya. Hasan, H. S. 1995. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Hugiono dan Purwantana, P.K. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Bina Aksara.
Hergenhanhn,B.R dan Olson,M.H.1993. Theories of Learning (Teori
Belajar).Jakarta:Kencana Prenada Media Group
I Gde Widja. 1989. Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah dalam Perspektif
Pendidikan. Semarang: Satya Wacana.
Istarani,2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif, Cetakan ke-3, Medan : Media Persada
Jonshon. B. Elanie.2010. Contextual Teaching and Learning. Bandung.
Joyce, B dan Weil, M. 1986. Model of Theaching. Englewood Cliffs, New Jesley : Prentice – Hall Inc
Kartodirdjo, Sartono. 1982. Pemikiran dan Perkembangan Histiografi Indonesia : Suatu Alternatif. Jakarta : Gramedia.
Kartodirdjo, S. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia
(5)
Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006.
M. Sobry Sutikno.2004,Menuju Pendidikan Bermutu .Mataram: NTP press
Purwanto.2007.Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Raho. Bernard
Sanjaya,W.2006. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Seels, Barbara B. & Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ
Slameto 2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.
Sitorus, L.2007. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Ketrampilan Proses
dan Kemandirian belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika. Tesis.Medan :Program Pascasarjana UNIMED
Suharsimi, Arikunto 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional
Sutrisno Kuntoyo .1985.“ Suatu Catatan Tentang Kesadaran Sejarah”. Dalam Pemikiran Tentang Pembinaan Kesadaran Sejarah Direktorat Sejarah dan
Nilai Tradisional Proyek Pembinaan Kesadaran dan Penjernihan Sejarah.
Jakarta: Depdikbud
Suwanty. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Komunikasi Interpesonal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Buddha Siswa Kelas VII SMP Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan Labuhan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Medan
Taufik Abdullah & Abdurrachman Suryomiharjo. 1985. Ilmu Sejarah
dan Historiografi:Arah dan Perspekti: Gramediaf. Jakarta
Tirta Raharja, V dan Sula, L. 2002. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol 15. No.1, Januari 2009
Widja, I Gde. 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode
(6)
139
Wineburg, Sam. 2006. Berfikir Historis Memetakan Masa Depan,
Mengajarkan Masa Lalu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Wongsi,N, Cantwell,R.H., Archer,J,2002. The Validation of Measures of Self-efficacy, Motivation and self-Regulated Learning among Thai Tertiary Association for Reseach in Education,Brisbane,
Wiriaatmadja, R.1998. Simposium Pengajaran Sejarah: Landasan Filosofis Kurikulum Pengajaran Sejarah (SMU) Tantangan dan Harapan. Jakarta Depdikbud
Yusuf Hadi, Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana