Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

Terkecil Varians Terbesar Varians F  Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus Dk pembilang : n-1 untuk varians terbesar Dk penyebut : n-1 untuk varians terkecil Taraf signifikan 0.05 maka dicari pada tabel F Didapat dari tabel F Dengan kriteria pengujian Jika : F hitung ≥ F tabel tidak homogen F hitung ≤ F tabel berarti homogen bisa dilanjutkan Pengujian homogenitas ini bila F hitung dari F tabel maka data tersebut mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila F hitung dari F tabel maka kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda. 3. Uji t Menurut Sudjana 2003, berdasarkan kriteria normal atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians antar kedua kelompok sampel maka analisis yang digunakan ada beberapa alternatif : a. Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai varians yang homogen 2 1 σ σ  maka uji t- tes yang dipergunakan adalah:: t hitung =   2 1 2 1 1 1 n n x S X X gab   2 . 1 . 1 2 1 2 2 2 2 1 1       n n S n S n S gab Keterangan : X : Rerata kelompok eksperimen A X : Rerata kelompok eksperimen B 1 S : Simpangan baku kelompok eksperimen A 2 S : Simpangan baku kelompok eksperimen B 1 n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A 2 n : Jumlah sampel kelompok eksperimen B b. Salah satu data berdistribusi normal dan data yang lain tidak berdistribusi normal σ σ  kedua kelompok sampel yang mempunyai varians yang homogen atau tidak homogen, maka rumus yang digunakan: t hitung =                     1 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X Keterangan X : Rerata kelompok eksperimen A X : Rerata kelompok eksperimen B 1 S : Simpangan baku kelompok eksperimen A 2 S : Simpangan baku kelompok eksperimen B 1 n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A 2 n : Jumlah sampel kelompok eksperimen B c. Bila kedua data berdistribusi tidak normal, kedua kelompok sampel homogen atau tidak, maka rumus yang digunakan adalah : 2 1 2 2 1 2 1 2 1      n n N N N N U Z 2 1 1 2 1 2 1 R n n N N U    2 2 1 2 1 2 1 R n n N N U    Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B adalah bila Z hitung dari Z tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B, sebaliknya bila Z hitung dari Z tabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B. d. Uji t-pengaruh Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan dari perlakuan berupa latihan dengan model belajar kooperatif dan model belajar ekspositori terhadap pengusaaan keterampilan gerak dasar passing bawah bola voli maka digunakan rumus sebagai berikut : n SD B t hitung  Keterangan : B : selisih rata-rata pretest dan posttes SD : standar deviasi dari kelompok selisih antara pretest dan posttes n : akar dari jumlah sampel

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar passing bawah bola voli pada Mahasiswa Ekstrakurikuler Bola Voli di Program Sarjana PGSD FKIP Unila-UPP Metro Tahun Ajaran 2010. 2. Model pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar passing bawah bola voli pada Mahasiswa Ekstrakurikuler Bola Voli di Program Sarjana PGSD FKIP Unila-UPP Metro Tahun Ajaran 2010. 3. Terdapat perbedaan hasil antara model pembelajaran kooperatif dan ekspositori terhadap keterampilan gerak dasar passing bawah bola voli pada Mahasiswa Ekstrakurikuler Bola Voli di Program Sarjana PGSD FKIP Unila-UPP Metro Tahun Ajaran 2010. 4. Model pembelajaran kooperatif memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan keterampilan gerak dasar passing bawah bola voli pada Mahasiswa Ekstrakurikuler Bola Voli di Program Sarjana PGSD FKIP Unila-UPP Metro Tahun Ajaran 2010.

B. Saran

1. Untuk guru pendidikan jasmani diharapkan mencoba mengajarkan gerak dasar passing bawah bola voli dengan model belajar kooperatif karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar. 2. Pada Program Studi Penjaskes diharapkan dapat dijadikan salah satu untuk mengembangkan Pendidikan Jasmani terutama yang berkaitan dengan pemilihan model pembelajaran passing bawah bola voli. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Beutelstahl, Dieter. 2007. Belajar Bermain Bola Volley. Bandung : CV. Pionir Jaya. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya. Hidayat, Imam. Biomekanika Pendekatan Sistem Pembelajaran Gerak. Seri Bahan Pelatih Tingkat Muda. Isjoni. 2009. Cooperative Learning efektivitas pembelajaran kelompok. Bandung : Alfabeta. Lampung, Universitas. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta : PT Grasindo Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan dan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta. Depdikbud. Dirjen Dikti. -----------. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Maspaite dkk, L.J. 1993. Teknik Dasar Bolavoli. IKIP Surabaya. Mukholid, Agus. 2004. Pendidikan Jasmani Kelas I SMA Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004. Yudistira. Roji. 2004. Pendidikan Jasmani Untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group