25
dengan : ω t
= frekuensi sesaat = jejak seismik imajiner
= jejak seismik riil
Gambar 7. Perubahan dari puncak ke palung pada jejak seismik dengan perhitungan frekuensi nyquist Sukmono, 2007
Frekuensi sesaat memiliki rentang frekuensi dari – Frekuensi Nyquist sampai + Frekuensi Nyquist, tetapi sebagian besar Frekuensi Sesaat bernilai positif.
Frekuensi sesaat memberikan informasi tentang perilaku gelombang seismik yang mempengaruhi perubahan frekuensi seperti efek absorbsi, rekahan, dan ketebalan
sistem pengendapan. Atenuasi gelombang seismik ketika melewati reservoir gas dapat dideteksi sebagai penurunan frekuensi, fenomena ini lebih dikenal dengan
“low frequency shadow” Barnes, 1999. Hilangnya frekuensi tinggi menunjukkan daerah overpressure .
3.6.8 Atribut Fase Sesaat
Instantaneous Phase
Fasa Sesaat merupakan sudut di antara fasor rotasi vektor yang dibentuk oleh komponen riil dan komponen imajiner dalam deret waktu dan sumbu riil sebagai
fungsi dari waktu dan selalu mempunyai nilai antara -180 s.d. + 180
. Dalam pengertian umum, saat tras seismik riil berpindah dari puncak ke palung, maka
26
fasa sesaat berubah da tajam dari +180
o
ke 180
Gambar 8. Perubaha mengha
real be
Secara matematis, pe sebagai berikut :
dengan : θ t
Dalam interpretasi se melihat kontinuitas
konfigurasi perlapisan, d
26
h dari 0
o
ke +180
o
. Pada palung, fasa sesaat 180
o.
ahan dari puncak ke palung pada jejak seismik m nghasilkan Fasa Sesaat antara 0 – 180 derajat. Pa
berfasa –180 derajat sd 180 derajat Sukmono, 200
persamaan untuk Instantaneous Phase fasa se
θ t = tan
-1
[ ] ............................................
= fasa sesaat = jejak seismik imajine
= jejak seismik riil seismik, Instantaneous Phase fasa sesaat di
s lapisan secara lateral, ketidakmenerusan, san, dan digunakan untuk menghitung kecepata
26
at “terlipat tajam”
ik memiliki a . Palung seismik
ono, 2007.
sesaat dituliskan
................... 9
jiner
digunakan untuk n, batas sekuen,
tan fasa.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Pertamina EP Asset 2 dengan studi kasus pada
Lapangan ”SBS” yang terletak pada jalur Sesar Lematang yang membentuk antiklinorium dan yang memanjang dari Pendopo hingga Mambang Sebasa.
Struktur daerah studi berada pada Cekungan Sumatera Selatan South Sumatera Basin yang secara geografis dibatasi oleh Selat Malaka di bagian timur, Tinggian
Tigapuluh di bagian utara dan bentangan Bukit Barisan di bagian baratnya. Penelitian dimulai pada tanggal 14 Januari 2013 dan berakhir pada tanggal 5 April
2013 . Pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian sepenuhnya dilakukan di
PT. Pertamina EP Asset 2
. Tabel 1. Tabel waktu dan kegiatan penelitian
No Bulan
Minggu
Januari Februari
Maret April
Kegiatan 3
4 1
2 3
4 1
2 3
4 1
1 Studi Literatur
2 Pengolahan Data
3 Pembahasan dan Analisis
4 Penyusunan Skripsi