Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TOMAT (Solanum licorpersicum Mill.) DENGAN PEMBERIAN
UNSUR HARA MAKRO – MIKRO DAN BLOTONG
SKRIPSI
OLEH :
ANGGIAT SAGALA
040301031
BDP - AGRONOMI
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TOMAT (Solanum licorpersicum Mill.) DENGAN PEMBERIAN
UNSUR HARA MAKRO – MIKRO DAN BLOTONG
SKRIPSI
OLEH :
ANGGIAT SAGALA
040301031
BDP - AGRONOMI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Medan
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Judul Skripsi
: RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TOMAT
(Solanum licorpersicum Mill.) DENGAN PEMBERIAN
UNSUR HARA MAKRO-MIKRO DAN BLOTONG
Nama
: ANGGIAT SAGALA
NIM
: 040301031
Departemen
: Budidaya Pertanian
Program Studi
: Agronomi
Disetujui Oleh,
Komisi Pembimbing
Disetujui Oleh :
Disetujui Oleh :
(Prof. Dr. Ir. B. S. J. Damanik, M.Sc)
Ketua Komisi Pembimbing
NIP : 130 318 066
(Ir. T. Irmansyah, MP)
Anggota Komisi Pembimbing
NIP : 131 762 190
Mengetahui,
(Ir. Edison Purba, Ph.D.)
Ketua Departemen Budidaya Pertanian
NIP. 131 570 441
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
The objective of the research was to know the response growth and
production of tomato with gift macro-micro unsure and organic matter. The
research was done in faculty of agriculture in University of North Sumatera above
25 m sea level rise from Agustus to Oktober 2008.
The research used randomized block design factorial with two factors. The
first factor was macro-micro unsure with four level : 0 g per plant, 4 g per plant, 8
g per plant, and 12 g per plant. The second factor was blotong with four levels: 0
g per plant, 300 g per plant, 600 g per plant and 900 g per plant.
The result of the research showed that macro-micro unsure significant to
height plant 1-6 MSPT and age of flowering but not significant in height of plant
7-8 MSPT, production per plot, production per sample, number of fruit per
sample, weight of fruit per sample, number of bunch flower, and number of
primer bunch. Dosis of blotong significant in height of plant 1-8 MSPT,
production per plot, production per sample, number of fruit per sample, age of
flowering, number of bunch flower but not significant in weight of fruit per fruit
and number of primer bunch.
The interaction between macro-micro unsure and organic matter of both
treatment significant in height of plant 1-3 MSPT but not significant to others
parameter.
Keywords : Macro-micro unsure, organic matter, produce of tomato.
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan
produksi tomat (Solanum licopersicum Mill.) dengan pemberian unsur hara
makro-mikro dan kompos blotong. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat 25 mter
di ats permukaan laut mulai bulan Agustus sampai Oktober 2008.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua
faktor perlakuan. Faktor pertama adalah dosis unsur hara makro-mikro dengan
empat taraf : 0 g per tanaman, 4 g per tanaman, 8 g per tanaman dan 12 g per
tanaman. Faktor kedua adalah dosis kompos blotong dengan 4 taraf : 0 g tanaman,
300 g per tanaman, 600 g per tanaman dan 900 g per tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis unsur hara makromikro berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 1-6 MSPT dan umur berbunga
namun berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 7-8 MSPT, produksi per
plot, produksi per sampel, jumlah buah per sampel, bobot rata-rata buah per buah,
jumlah tandan bunga dan jumlah cabang primer. Pemberian dosis kompos blotong
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 1-8 MSPT, produksi per plot,
produksi per sampel, jumlah buah per sampel, umur berbunga, jumlah tandan
bunga dan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot rata-rata per buah serta jumlah
cabang primer.
Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman 1-3 MSPT namun berpengaruh tidak nyata terhadap parameter lainnya.
Kata kunci : Unsur hara makro-mikro, bahan organik, produksi tomat.
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
Anggiat F. Sagala, dilahirkan di Medan pada tanggal 28 November
1985. dari ayahanda C. Sagala dan ibunda L. Br. Silaban. Penulis merupakan anak
ke-2 dari 5 bersaudara.
Tahun 1997 penulis lulus dari SDN 003 Bagan Batu, tahun 2000 lulus dari
SLTP Yoseph Arnoldi Riau, dan tahun 2003 lulus dari SMU Santo Petrus Medan.
Terdaftar sebagai mahasiswa Agronomi Departemen Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada tahun 2004 melalui jalur
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Selama perkuliahan penulis mengikuti kegiatan organisasi Himpunan
Mahasiswa Jurusan Budidaya Pertanian (HIMADITA) sebagai salah satu anggota.
Pada tahun 2008 Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.
Bridgestone Sumatera Rubber Estate, Kabupaten Simalungun dan tahun 2008
melaksanakan penelitian di rumah kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara Medan.
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul skripsi ini adalah ”Respon Pertumbuhan dan Produksi
Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian Unsur Hara Makro
– Mikro dan Blotong”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Prof. Dr. Ir. B. S. J. Damanik, M.Sc selaku ketua komisi pembimbing dan
Ir. T. Irmansyah, MP selaku anggota yang telah banyak memberikan arahan dan
masukan kepada penulis selama melakukan penelitian hingga penulisan skripsi
ini.
Terima kasih yang tulus dan sebesar-besarnya juga penulis ucapkan
kepada ayahanda dan ibunda tercinta, kakanda dan adinda lauren, Betti, Ari, Rido
atas segala doa, bantuan moril dan materil, perhatian, nasehat, dan dorongan
sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini dengan baik.Terima
kasih juga penulis ucapkan kepada Deardo, Dornado, Rici, Andar, Lya, Pao”,
Gembor, Suse’,serta teman-teman BDP’04 dan adik – adik BDP’07 lainnya yang
tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Medan,
Januari 2009
Penulis
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRACK ..................................................................................................... i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Tujuan penelitian.................................................................................... 3
Hipotesa Penelitian................................................................................. 3
Kegunaan Penelitian............................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani tanaman ...................................................................................... 4
Syarat Tumbuh ....................................................................................... 6
Iklim ........................................................................................... 6
Tanah ......................................................................................... 7
Hara Makro-mikro ................................................................................. 8
Blotong .................................................................................................. 12
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 15
Bahan dan Alat ....................................................................................... 15
Metode Penelitian .................................................................................. 15
PELAKSANAAN PENELITIAN .................................................................... 18
Sterilisasi Rumah Kassa ......................................................................... 18
Penyiapan Lahan ..................................................................................... 18
Persiapan Media Tanam .......................................................................... 18
Pembibitan .............................................................................................. 18
Penanaman .............................................................................................. 19
Aplikasi Hara Makro-Mikro .................................................................... 19
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Pengajiran ............................................................................................... 19
Pemeliharaan Tanaman ........................................................................... 19
Penyiraman................................................................................. 19
Penyulaman ................................................................................ 19
Penyiangan ................................................................................. 20
Pemupukan ................................................................................. 20
Pengendalian Hama Penyakit ...................................................... 20
Panen ...................................................................................................... 20
Pengamatan Parameter ........................................................................... 21
Tinggi Tanaman (cm) ................................................................. 21
Jumlah Cabang Primer (Cabang) ................................................ 21
Umur Berbunga (Hari) ................................................................ 21
Jumlah Tandan Bunga per Tanaman (Tandan) ............................ 21
Jumlah Buah per Tanaman (Buah) .............................................. 21
Bobot Rata-rata/Buah (g) ............................................................ 21
Produksi per Sampel (g).............................................................. 21
Produksi per Plot (g) ................................................................... 22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ...................................................................................................... 23
Pembahasan ........................................................................................... 35
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ................................................................................ 40
Saran .......................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Hal
1. Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada pemberian Hara Makro-Mikro,Blotong
dan Interaksi antara Hara Makro-Mikro dan Blotong dari 1 s/d 8 MSPT.......24
2. Rataan Jumlah Cabang Primer (cabang) pada pemberian Hara Makro-Mikro
dan Blotong ................................................................................................. 26
3. Rataan Umur Berbunga (hari) pada pemberian Hara Makro-Mikro
dan Blotong ................................................................................................. 27
4. Rataan Jumlah Tandan Bunga per Tanaman (tandan) pada pemberian
Hara Makro-Mikro dan Blotong ................................................................... 29
5. Rataan Jumlah Buah per Tanaman (buah) pada Pemberian
Hara Makro-Mikro dan Blotong ................................................................... 31
6. Rataan Bobot Rata-rata/Buah (g) pada pemberian Hara Makro-Mikro
dan Blotong ................................................................................................. 32
7. Rataan Produksi per Sampel (g) pada pemberian Hara Makro-Mikro
dan Blotong ................................................................................................. 33
8. Rataan Produksi per Plot (g) pada pemberian Hara Makro-Mikro
dan Blotong ................................................................................................. 34
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Grafik Rataan Tinggi Tanaman 8 MSPT Terhadap Pemberian
Blotong Tebu....................................................................................................25
2. Grafik Rataan Umur Berbunga (hari) terhadap Pemberian
Hara Makro-Mikro ....................................................................................... 27
3. Grafik Rataan Umur Berbunga (hari) terhadap Pemberian
Kompos Blotong Tebu ................................................................................. 28
4. Grafik Rataan Jumlah Tandan Bunga per Tanaman (tandan) terhadap
Pemberian Kompos Blotong Tebu ..................................................................... 30
5. Grafik Rataan Jumlah Buah per Tanaman (tandan) terhadap
Pemberian Kompos Blotong Tebu ..................................................................... 31
6. Grafik Rataan Produksi per Sampel (g) terhadap Pemberian
Kompos Blotong Tebu ................................................................................. 33
7. Grafik Rataan Produksi per Plot (g) terhadap Pemberian
Kompos Blotong Tebu ........................................................................................ 35
8. Lahan Penelitian .......................................................................................... 64
9. Tanaman Tomat (Solanum licopersicum) di Kebun Percobaan ..................... 64
10. Hasil Tanaman Tomat/Sampel dengan Pemberian Unsur Hara
Makro-Mikro Perlakuan Kontrol (H0) ...................................................... 65
11. Hasil Tanaman Tomat/Sampel dengan Pemberian Unsur Hara
Makro-Mikro Perlakuan H1 (4 gr/tanaman) .............................................. 66
12. Hasil Tanaman Tomat/Sampel dengan Pemberian Unsur Hara
Makro-Mikro Perlakuan H1 (8 gr/tanaman) .............................................. 67
13. Hasil Tanaman Tomat/Sampel dengan Pemberian Unsur Hara
Makro-Mikro Perlakuan H1 (12 gr/tanaman)............................................. 68
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Deskripsi Tanaman Tomat Varietas Permata ................................................ 44
2. Bagan Letak Tanaman Sampel Per Plot ........................................................ 45
3. Bagan Lahan Penelitian ............................................................................... 46
4. Rencana Kegiatan Penelitian ........................................................................ 47
5. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 1 MSPT ......................................................... 48
6. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 1 MSPT ........................................... 48
7. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MSPT ......................................................... 49
8. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MSPT ........................................... 49
9. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 3 MSPT ......................................................... 50
10. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MSPT ......................................... 50
11. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 4 MSPT ....................................................... 51
12. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MSPT ......................................... 51
13. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 5 MSPT ....................................................... 52
14. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MSPT ......................................... 52
15. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 6 MSPT ....................................................... 53
16. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MSPT ......................................... 53
17. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 7 MSPT ....................................................... 54
18. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 7 MSPT ......................................... 54
19. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 8 MSPT ....................................................... 55
20. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 8 MSPT ......................................... 55
21. Rataan Jumlah Cabang Primer (cabang) .................................................... 56
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
22. Analisa Sidik Ragam Jumlah Cabang Primer ............................................ 56
23. Rataan Umur Berbunga (hari) .................................................................... 57
24. Analisa Sidik Ragam Umur Berbunga ........................................................ 57
25. Rataan Jumlah Tandan Bunga per Tanaman (tandan) ................................. 58
26. Analisa Sidik Ragam Jumlah Tandan Bunga per Tanaman ......................... 58
27. Rataan Jumlah Buah per Tanaman (buah) .................................................. 59
28. Analisa Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman ....................................... 59
29. Rataan Bobot Rata-rata/Buah (g)................................................................ 60
30. Analisa Sidik Ragam Bobot Rata-rata/Buah ............................................... 60
31. Rataan Produksi per Sampel (g) ................................................................. 61
32. Analisa Sidik Ragam Produksi per Sampel................................................. 61
33. Rataan Produksi per Plot (g)....................................................................... 62
34. Analisa Sidik Ragam Produksi per Plot ...................................................... 62
35. Rangkuman Uji Rataan Berbagai Peubah Amatan pada Pemberian
Hara Makro-Mikro dan Kompos Blotong Tebu .......................................... 63
36. Dokumentasi Hasil Penelitian .................................................................... 64
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tomat merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.
Sehingga dari tahun ke tahun indonesia selalu berusaha untuk meningkatkan
produksi tomat dengan cara perluasan wilayah budidaya tomat. Namun hingga
tahun 2004 Indonesia masih mengimpor tomat sebanyak 8.192.280 kg baik dalam
bentuk buah segar maupun dalam bentuk olahan yang berasal dari berbagai
negara.
Pada kebanyakan tanah tropika yang digunakan untuk produksi sayuran
yang intensif pemberian bahan organik sangat dianjurkan. Hal ini disebabkan
karena bahan organik memegang peranan penting sebagai sumber beberapa
nutrien yang diperlukan untuk hasil sayuran yang tinggi, perbaikan struktur tanah
dan kapasitas penahan air dalam daerah perakaran, meningkatkan aerasi dari
media perakaran serta meningkatkan kapasitas pemegang nutrien, tetapi bahan
organik harus mempunyai komposisi yang benar, dan harus memiliki nisbah
nitrogen terhadap karbon yang tinggi. Apabila tidak maka dapat menahan
sementara
nutrien
tanaman
dan
mengurangi
pertumbuhan
tanaman
(Williams, dkk, 1993).
Salah satu usaha yang dilakukan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tomat adalah dengan penambahan bahan organik dalam tanah yang dapat
memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi gembur dan akar tanaman lebih
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
mudah menembus tanah dan menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah
dengan baik hal ini akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Rismunandar, 2001).
Bahan organik yang dapat ditambahkan ke dalam tanah antara lain blotong
tebu, pupuk kandang ayam, tandan kosong sawit dan kompos. Penggunaan bahan
organik ini karena bahan organik ini merupakan limbah yang diharapkan akan
dapat
dimanfaatkan
untuk
peningkatan
produksi
pertanian
(Premeno dan Widyawati, 2000).
Pospor adalah hara penyusun yang terkandung pada tomat, dalam 100 gr
bahan makanan terdapat 25 mg pospor. Jumlah ini adalah jumlah yang besar
apabila dibandingkan dengan unsur kalsium yang hanya sebesar 5mg dalam 100gr
bahan makanan, sehingga diperlukan pemupukan pospat pada pertanaman tomat
(Tugyono, 2001).
Pospor adalah hara penting bagi pertanaman tomat yang berperan penting
dalam penyusunan inti sel lemak dan protein tanaman. Selain itu juga berperan
dalam pertumbuhan akar, bunga, dan pematangan buah. Kekurangan unsur pospor
dalam
pertanaman
tomat
akan
mengakibatkan
pertumbuhan
akar
dan
pertumbuhan generatifnya terganggu (Wiryanta, 2002).
Berdasarkan uraian diatas dirasakan perlu dilakukan penelitian mengenai
perubahan
pola
pertumbuhan
dan
produksi
tanaman
tomat (Solanum licopersicum) dengan pemberian unsur hara Makro-Mikro dan
Blotong
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui Pengaruh Pemberian unsur hara Makro-Mikro dan
Blotong terhadap pertumbuhan dan produksi tomat ( Solanum licopersicum).
Hipotesis Penelitian
1. Ada perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat dengan pemberian
unsur hara Makro-Mikro pada dosis yang berbeda.
2. Ada perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat dengan pemberian
Blotong pada dosis yang berbeda.
3. Ada interaksi antara pemberian unsur hara Makro-Mikro dan Blotong
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Redaksi Agromedia (2007), tanaman tomat diklasifikasikan ke
dalam golongan:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Tubiflorae
Family
: Solanaceae
Genus
: Lycopersicum
Spesies
: Solanum lycopersicum L.
Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut
yang berwarna keputih-putihan dan berbau khas. Perakaran tanaman tidak terlalu
dalam, menyebar kesemua arah hingga kedalaman rata-rata 30-40cm, namun
dapat mencapai kedalaman hingga 60-70cm. Akar tanaman tomat berfungsi untuk
menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara dari dalam
tanah. Oleh karena itu, tingkat kesuburan tanah di bagian atas sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah, serta benih tomat yang
dihasilkan (Pitojo, 2005).
Batang tanaman tomat bentuknya bulat dan membengkak pada buku-buku.
Bagian yang masih muda berambut biasa dan ada yang berkelenjar. Mudah patah,
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
dapat naik bersandar pada turus atau merambat pada tali, namun harus dibantu
dengan beberapa ikatan. Dibiarkan merata, cukup rimbun menutupi tanah.
Bercabang
banyak
sehingga
secara
keseluruhan
berbentuk
perdu
(Rismunandar, 2001).
Daun tomat mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas, yaitu
berbentuk oval, bergerigi, dan mempunyai celah yang menyirip. Daunnya yang
berwarna hijau dan berbulu mempunyai panjang sekitar 20-30 cm dan lebar 1520 cm. Daun tomat ini tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang. Sementara itu,
tangkai daunnya berbentuk bulat memanjang sekitar 7-10cm dan ketebalan
0,3-0,5 m (Wiryanta, 2004).
Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam dompolan
dengan jumlah 5-10 bunga per dompolan atau tergantung dari varietasnya.
Kuntum bunganya terdiri dari lima helai daun kelopak dan lima helai mahkota.
Pada serbuk sari bunga terdapat kantong yang letaknya menjadi satu dan
membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala putik. Bunga tomat dapat
melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunganya berumah satu. Meskipun
demikian
tidak
menutup
kemungkinan
terjadi
penyerbukan
silang
(Wiryanta, 2004).
Buah tomat adalah buah buni, selagi masih muda berwarna hijau dan
berbulu serta relatif keras, setelah tua berwarna merah muda, merah, atau kuning,
cerah dan mengkilat, serta relatif lunak. Bentuk buah tomat beragam: lonjong,
oval, pipih, meruncing, dan bulat. Diameter buah tomat antara 2-15 cm,
tergantung varietasnya. Jumlah ruang di dalam buah juga bervariasi, ada yang
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
hanya dua seperti pada buah tomat cherry dan tomat roma atau lebih dari dua
seperti tomat marmade yang beruang delapan. Pada buah masih terdapat tangkai
bunga yang berubah fungsi menjadi sebagai tangkai buah serta kelopak bunga
yang beralih fungsi menjadi kelopak bunga (Pitojo, 2005).
Biji tomat berbentuk pipih, berbulu dan berwarna putih kekuningan dan
coklat muda. Panjangnya 3 – 5 mm dan lebarnya 2 – 4 mm. Biji saling melekat,
diselimuti daging buah, dan tersusun berkelompok dengan dibatasi daging buah.
Jumlah biji setiap buahnya bervariasi, tergantung pada varietas dan lingkungan,
maksimum 200 biji per buah. Umumnya biji digunakan untuk bahan perbanyakan
tanaman.
Biji
mulai
tumbuh
setelah
ditanam
5
–
10
hari
(Redaksi Agromedia, 2007).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman tomat dalam musim hujan maupun pada musim kemarau, namun
dalam musim yang basah tidak akan terjamin. Jika iklim basah akan membentuk
tanaman yang rimbun, tetapi bunganya berkurang, dan di daerah pegunungan akan
timbul penyakit yang dapat menimbulkan akibat yang fatal bagi pertumbuhannya.
Musim kemarau yang terik dengan angin yang kencang akan menghambat
pertumbuhan bunga. Walaupun tomat tahan terhadap kekeringan, namun tidak
berarti tomat dapat tumbuh subur dalam keadaan yang kering tanpa pengairan.
Oleh karena itu, baik didataran tinggi maupun didataran rendah dalam musim
kemarau, tomat memerlukan penyiraman dan pengairan demi kelangsungan hidup
dan produksinya (Rismunandar, 2001).
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Suhu yang paling ideal untuk perkecambahan benih tomat adalah 25 – 300
C. sementara itu, suhu ideal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 24 – 280 C.
Jika suhu terlalu rendah pertumbuhan tanaman akan terhambat. Demikian juga
pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna.
Kelembaban relatif yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah
80%. Waktu musim hujan, kelembaban akan meningkat sehingga resiko terserang
bakteri dan cendawan cendrung tinggi. Karena itu, jarak tanam perlu diperlebar
dan
areal
pertanamannya
perlu
dibebaskan
dari
segala
jenis
gulma
(Wiryanta, 2004).
Tanaman tomat pada fase vegetatif memerlukan curah hujan yang cukup.
Sebaliknya pada fase generatif memerlukan curah hujan yang sedikit. Curah hujan
yang tinggi pada fase pemasakan buah dapat menyebabkan daya tumbuh yang
lebih rendah.curah hujan yang ideal selama pertumbuhan tanaman tomat berkisar
antara 750 – 1250 mm/tahun. Curah hujan tidak menjadi factor penghambat dalam
penangkaran benih tomat, dimusim kemarau jika kebutuhan air dapat dicukupi
dari air irigasi (Pitojo, 2005) .
Tanaman tomat membutuhkan penyinaran penuh sepanjang hari untuk
produksi yang menguntungkan, tetapi sinar matahari yang terik tidak disukai.
Daerah yang beriklim sejuklah yang disukainya. Tanaman ini tidak tahan terhadap
awan. Daerah yang dengan kondisi demikian tanaman mudah terserang cendawan
busuk daun dan sebangsanya. Angin kering dan udara panas juga kurang baik bagi
pertumbuhannya dan sering menyebabkan kerontokan bunga (Tugiyono, 2001).
Tanah
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Tomat bisa ditanam pada semua jenis tanah, seperti andosol, regosol,
latosol, ultisol, dan grumusol. Namun demikian, tanah yang paling ideal dari jenis
lempung berpasir yang subur, gembur, memiliki kandungan bahan organik yang
tinggi, serta mudah mengikat air (porous). Jenis tanah berkaitan dengan peredaran
dan ketersediaan oksigen di dalam tanah. Ketersediaan oksigen penting bagi
pernapasan akar yang memang rentan tehadap kekurangan oksigen. Kadar oksigen
yang mencukupi disekitar akar bisa meningkatkan produksi buah. Oksigen di
sekitar akar bisa juga meningkatkan penyerapan unsur hara fosfat, kalium, dan
besi (Redaksi Agromedia, 2007).
Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah
hingga dataran tinggi sampai ketinggian 1.250 m dibawah permukaan laut (dpl).
Di Indonesia, tanaman tomat dapat dibudidayakan di daerah dengan ketinggian
100 m dpl. Ketinggian tempat berkaitan erat dengan suhu udara siang dan malam
hari (Pitojo, 2005).
Untuk pertumbuhannya yang baik, tanaman tomat membutuhkan tanah
yang gembur, kadar keasaman (pH) antara 5-6, tanah sedikit mengandung pasir,
dan banyak mengandung,serta pengairan yang teratur dan cukup mulai tanam
sampai waktu tanaman mulai dapat di panen (Tugiyono, 2001).
Hara Makro – Mikro
Unsur hara makro-mikro merupakan pupuk majemuk yang terdiri dari
beberapa kandungan hara makro-mikro yang disebut super-vit tabur lengkap.
Super-vit tabur lengkap berfungsi untuk mengembalikan keadaan tanah ke fungsi
yang semula,setelah kehilangan unsur hara akibat proses pengolahan secara terus
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
menerus.Unsur hara makro-mikro ini sangat tepat meningkatkan produktivitas
tanaman dan budidaya pertanian.Unsur hara makro-mikro yang terkandung dalam
super-vit tabur lengkap seperti N,CaO,CuO,P2O5,Fe2O3,ZnO,KO,S,MnO,MgO,
B2O3 dan protein (Tabita Jaya Agro, 2009).
Super-vit tabur lengkap diciptakan untuk meningkatkan hasil tanaman
petani.Pupuk ini dapat memperbaiki sifat kimia dan biologis tanah.Super-vit tabur
lengkap terbuat dari bahan-bahan kimia alami berprotein tinggi dan vitamin yang
lengkap,sehingga dapat menyuburkan tanaman, mempercepat tumbuhnya tunas
dan anakan, pembungaan, pembuahan yang sempurna, serta dapat membentuk zat
kadar asli, untuk meningkatkan daya tahan tumbuh tanaman terhadap hama dan
virus (Tabita Jaya Agro, 2009).
Super – Vit tabur berfungsi untuk mengembalikan tanah ke fungsi semula,
setelah kehilangan unsur hara akibat proses pengolahan lahan secara terus –
menerus. Super – Vit tabur sangat tepat untuk meningkatkan produktifitas
tanaman dan budidaya pertanian (Tabita Jaya Agro, 2009).
Phospat berperan penting sebagai penyusun inti sel lemak dan protein
tanaman. Unsur hara makro ini diperoleh dari pupuk kandang, pupuk TSP
(Ca(H2PO4)2), dan pupuk daun yang disemprotkan ke tanaman. Fungsi pupuk
phospat adalah untuk merangsang pertumbuhan akar, bunga, dan pemasakan buah
(Wiryanta, 2004).
Phospat dibutuhkan mulai ada pertumbuhan vegetatif (batang, cabang,
ranting, dan daun) serta generatif (bunga dan buah). Kekurangan Phospat akan
menyebabkan pertumbuhannya berhenti secara keseluruhan, karena pertumbuhan
akarnya sangat terhambat. Warna daunnya kebiru-biruan. Buah maupun bijinya
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
kecil-kecil, tidak normal. Hasilnya merosot, demikian pula kualitasnya
(Rismunandar, 2001).
Phospat penting untuk mempercepat pertumbuhan akar, mempercepat
pendewasaan tanaman, dan mempercepat pembentukan buah dan biji serta
meningkatkan produksi. Sumber phospat yang di dalam tanah sebagai phospat
mineral yaitu batu kapur phospat, sisa-sisa tanaman dan bahan organik lainnya,
pupuk buatan (double fosfat, super fosfat, dan lainnya). Perubahan phospat
organik menjadi phospat anorganik dilakukan oleh mikroorganisme yang dapat
dilakukan liat dan silikat (Isnaini, 2006).
Salah satu faktor penting penggunaan pupuk N adalah pengaruhnya
terhadap penggunaan karbohidrat didalam tanaman. Secara umum, pengaruhnya
dapat diuraikan secara singkat. Bilamana pupuk N disuplai dalam jumlah besar
maka akan menurunkan level karbohidrat. Tetapi jika suplai N terbatas sekali
maka level karbohidrat di dalam tanaman akan meningkat (Nyakpa, dkk, 1988).
Nitrogen di butuhkan tanaman guna sintesis protein, namun secara
struktual merupakan bagian dari klorofil. Banyak protein adalah enzim, dan
peranan N disamping struktual adalah juga sebagai unsur metabolisme. Fungsi N
secara fisiologis yaitu berguna untuk pertumbuhan tanaman, dan sebagai
komponen dari hormon dan enzim sehingga berperan penting dalam metabolisme
tanaman seperti respirasi dan genetik tanaman (Agustina, 2004).
Unsur K diserap tanaman dalam bentuk ion K+, dan dijumpai dalam tanah
dalam jumlah yang bervariasi, namun jumlahnya dalam keadaan tersedia bagi
tanaman biasanya kecil. K yang ditambahkan dalam tanah dalam bentuk garam –
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
garam mudah larut. Fungsi K secara fisiologis yaitu secara umum berhubungan
dengan proses metabolisme seperti fotosintesis dan respirasi, translokasi atau
pemindahan gula pada pembentukan pati dan protein serta meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Nyakpa, dkk, 1988).
Kebutuhan tanaman akan unsur ini cukup tinggi. Apabila K tersedia dalam
jumlah terbatas, maka gejala kekurangan unsur akan tampak pada tanaman.
K merupakan unsur mobile dalam tanaman, dan segera akan ditranslokasikan ke
jaringan meristematik yang mudah bilamana jumlahnya terbatas bagi tanaman.jadi
gejala
kekurangan
unsur
ini
ditandai pada
daun-daun
bagian
bawah
(Novizan,2002).
Peranan unsur Ca yang khusus pada tanaman belum jelas. Secara klasik
diperkirakan Ca diperlukan pasa pembentukan lamella tengah sel karena
perananya dalam sitesis kalsium-pektat. Kalsium juga diperkirakan pentina dalam
pembentukan dan peningkatan protein dalam mitokondria. Bilamana
hal ini
benar, peranan mitokondria dalam respirasi aerobik mempengaruhi penyerapan
garam dan ini mengambarkan secara umum adanya hubungan langsung antara Ca
dan ion-ion yang diserap tanaman.(Nyakpa,dkk 1988).
Mg dibutuhkan tanaman untuk kegiatan enzim-enzim yang berhubungan
dengan metabolisme karbohidat dan terutama dalam apa yang dikenal siklus asam
sitrat yang penting perenanya dalam respirasi sel. Mg juga diperlukan dalam
proses biologi yang lain. Salah satu peanan Mg adalah sebagai kofaktor hampir
pada seluruh enzim yang mengaktifkan proses fosforilasi.(Prihmantoro, 2001).
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Unsur S pada umumnya diserap tanaman dalam bentuk ion SO42-. Bentuk
lain adalah SO2 diserap melalui daun dalam jumlah kecil, tetapi pada dasarnya
bagi tanaman telah diketahui pada dasarnya merupakan racun bagi tanaman. Telah
diketahui unsur S yang ditaburkan pada permukaan daun dapat diserap oleh daun
dalam waktu yang singkat, tetapi bagaimana penetrasi dari bahan yang sebenarnya
tidak larut dalam air ini ke dalam daun belum diketahui (Agustina, 2004).
Fungsi Br pada tanaman yakni berpengaruh dalam translasi gula dari daun,
metabolisme fenol dan RNA serta aktivitas asam giberelin dan amylase, sangat
erat hubungannya dengan beberapa fungsi yang berhubungan dengan Ca di dalam
tanaman (Agustina, 2004).
Tembaga di serap pada tanaman dalam bentuk ion Cu2+, dan dalam bentuk
garam organic kompleks seperti EDTA. Garam – garam dari unsur ini juga dapat
diserap oleh daun, sehingga gejala kekurangan tembaga dihilangkan melalui
penyemprotan unsur ini. Fungsi tembaga adalah berperan dalam transport elektron
dalam fotosintesis, sangat penting dalam pembentukan klorofil serta secara tidak
langsung berperan dalam pembentukan nodul akar (Isnaini, 2006).
Fe termasuk unsur hara mikro namun cukup penting dalam proses
pertumbuhan tanaman. Fe diserap tanaman dalam bentuk Fe2+ dan Fe-khelat.
Ketersediaan besi dalam tanah sekitar 2 – 150 ppm dan kebutuhan tanaman sekitar
50 – 250 ppm. Fungsi Fe adalah dibutuhkan dalam pembentukan klorofil, ikut
dalam
proses
oksidasi
reduksi
di
dalam
fotosintesis
dan
respirasi
(Agustina, 2004).
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Unsur Zn diserap tanaman sebagai ion Zn2+, dan dalam bentuk kompleks
molekul EDTA. Pemberian seng dengan cara penyemprotan menggunakan garam
– garam Zn yang larut dalam air atau kompleks organik merupakan cara
pengendalian kekurangan unsur ini langsung pada daun. Zn merupakan salah satu
unsur hara essensial yang dibutuhkan tanaman dalam junlah relative sedikit dan
berperan penting dalam proses metabolisme. Fungsi fisiologis Zn sebagai
katalisator dan pembentukan protein, sintesis triptophan, dan asam indolasetik
(asam yang berfungsi sebagai ZPT pada tanaman), merangsang sintesa sitokrom C
serta sebagai kofaktor enzim dehidrogenase, piridin nukleotida dan alkohol
(Nyakpa, dkk, 1988).
Blotong
Masalah pencemaran lingkungan hidup cukup banyak menjadi perhatian
masyarakat dunia termasuk di Indonesia. Industrialisasi akan berlangsung terus
dengan demikian harus diambil tindakan tepat untuk menghindari dan
menyelamatkan lingkungan hidup. Penelitian limbah padat di Indonesia
menunjukkan 80% adalah bahan organik yang didaur ulang menjadi kompos
(Outerbridge, 1997).
Sejak berabad-abad yang lalu petani telah mengenal pupuk organik.
Para ilmuan kemudian
sangat
vital
dalam
membuktikanya bahwa peranan bahan organik
mempertahankan
dan
lahan melalui mekanisme perbaikan sifat
meningkatkan
fisik,
kimia,
produktivitas
biologi tanah.
(Premono dan Widayati, 2000).
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Hampir semua lahan yang dimiliki pabrik gula di Indonesia memiliki
kadar organik yang baik. Semua sumber daya bahan organik yang dimiliki pabrik
gula seperti blotong, kelaras dan ampas hendaknya dapat dioptimalkan
penggunaanya, namun demikian agar aplikasi bahan organik ini dapat berdaya
guna maka perlu diperhatikan tingkat dekomposisi bahan organik tersebut
(Premono dan Widayati, 2000).
Pemberian bahan organik berpengaruh besar terhadap sifat-sifat tanah.
Daya mengikat unsur kimia yang baik sehingga menyebabkan unsur kimia itu
tidak tercuci dan membuat keadaan hara tetap tersedia di dalam tanah. Selanjutnya
tanaman akan mendapatkan suplai hara untuk pertumbuhan dan dapat
meningkatkan produksi tanaman (Murbandono, 2003).
Di dalam tanah sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman
berupa akar, batang, daun, ranting, bunga dan buah. Jaringan tanaman ini akan
mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah, serta bercampur
dengan tanah. Tumbuhan tidak saja menjadi sumber bahan organik tanah, tetapi
juga sumber bahan organik bagi makhluk hidup (Hakim, dkk, 1986).
Blotong (limbah pabrik gula) ternyata cukup efektif menekan laju
penguapan air tanah. Sifat higroskopisnya mampu mengikat air hujan dalam
jumlah banyak. Salah satu alternatif memanen air hujan dan menyiasati
kekeringan, menurut Justika adalah pemanfaatan mulsa blotong. Sifat higroskopis
limbah tebu/pabrik gula yang disebabkan kandungan niranya membuat lahan
mampu mengikat air hujan lebih banyak. Dengan begitu pembenamannya ke
dalam tanah diharapkan dapat menyerap air hujan lebih banyak sehingga
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
kelembaban tanah dapat terjaga lebih lama. Bukan hanya itu, mulsa juga turut
mempengaruhi aspek-aspek iklim lainnya. Mulsa dari blotong mampu menekan energi
radiasi untuk menguapkan air tanah dan memanaskan udara .Pemberian blotong
berpengaruh terhadap berat tanah, karena membentuk agregat tanah, sehingga
butiran tanah dapat menahan air lebih banyak. Dimana unsur yang diperlukan
tanaman akan lebih tersedia bagi pertumbuhan tanaman dan juga merupakan
sumber C-organik yang penting artinya dalam pembentukan humus tanah
(Baharsyah, 2007; Sitepu dan Lubis, 1997).
Blotong merupakan kotoran yang dapat dipisahkan dengan penapisan proses
klarifikasi nira. Blotong mengandung bahan organik, mineral, serat kasar, protein
kasar dan gula sehingga masih biasa dipergunakan sebagai bahan pakan ternak.
komposisi kimia blotong meliputi air (60 - 78%), sukrosa (2,1 – 7,3%), lilin (2 2,1%), nitrogen (0,2 - 0,7%), serat (4,3 - 6,5%), abu (41 %), P2O5 (0,4 – 1,8%), K2O
(0,02%), CaO (0,8 - 1,1%) (Syukur, 2003).
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan (rumah kasa) Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat
± 25 meter dpl pada bulan Agustus hingga Oktober 2008.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tomat varietas
Permata, top soil, kompos blotong tebu, unsur hara Makro-Mikro, air,
Agrep 20 WP sebagai fungisida, Dursban 20 EC sebagai insektisida, dan bahanbahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor,
meteran, jangka sorong, polibak, timbangan, handsprayer, tali plastik, bambu, dan
alat-alat lain yang mendukung penelitian ini.
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Metode Penelitian
Rancangan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan dan 3
ulangan, yaitu:
Faktor I : Pemberian Unsur Hara Makro – Mikro dalam bentuk tepung dengan
4 taraf, yaitu:
H0 = 0 (Kontrol)
H1 = 4 g/tanaman
H2 = 8 g/tanaman
H3 = 12 g/tanaman
Faktor II : Pemberian bahan organik Blotong dengan 4 taraf, yaitu:
B0 = 0 (kontrol)
B1 = 300 g/tanaman
B2 = 600 g/tanaman
B3 = 900 g/tanaman
Dengan demikian, maka didapatkan 16 kombinasi perlakuan, yaitu:
H0B0
H1B0
H2B0
H3B0
H0B1
H1B1
H2B1
H3B1
H0B2
H1B2
H2B2
H3B2
H0B3
H1B3
H2B3
H3B3
Jumlah ulangan
= 3 ulangan
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Jumlah plot
= 48 plot
Jumlah tanaman/plot
= 4 tanaman
Jumlah sampel/plot
= 3 tanaman/plot
Jumlah seluruh tanaman
= 192 tanaman
Jarak antar plot
= 40 cm
Jarak antar blok
= 50 cm
Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linear sebagai
berikut:
Yijk = µ +
i
+
j+
k
+(
)jk + ∑ ijk
Dimana:
Yijk
= hasil pengamatan blok ke-i yang mendapat perlakuan unsur hara
Makro – Mikro pada taraf ke-j dan dosis pemberian organik Blotong
pada taraf ke-k
µ
(
= nilai tengah perlakuan
i
= pengaruh blok ke-i
j
= pengaruh pemberian unsur hara Makro – Mikro pada taraf ke-j
k
= pengaruh pemberian bahan organik Blotong pada taraf ke-k
)jk
= pengaruh interaksi antara unsur hara makro – mikro pada taraf ke-j
dan bahan organik blotong pada taraf ke-k
∑ ijk
= galat percobaan blok ke-i dengan perlakuan unsur hara Makro –
Mikro pada taraf ke-j dan bahan organik Blotong pada taraf ke-k.
Jika analisis data nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan
(Gomez dan Gomez, 1995).
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
PELAKSANAAN PENELITIAN
Sanitasi Lahan
Lahan dibersihkan terlebih dahulu dari tanaman inang dengan di semprot
dengan herbisida round-up dan insektisida untuk mencegah berkembangnya hama
pada ruangan dan fungisida berbahan aktif Profineb 70 % untuk mencegah
berkambangnya jamur patogen tanaman yang dilakukan seminggu sebelum
penanaman.
Penyiapan Lahan
Areal untuk tempat berdirinya polibag terlebih dahulu dibersihkan dari
gulma dan sisi-sisa akar tanaman, kemudian tanah diratakan dengan menggunakan
cangkul. Dibuat plot sesuai banyaknya perlakuan,dimana jarak antar plot 40 cm
dan jarak antar ulangan 50 cm. Pada sekeliling areal dibuat parit drainase sedalam
30 cm untuk menghindari adanya genangan air di sekitar areal penelitian.
Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah campuran top soil dan kompos
blotong tebu sesuai dengan dosis masing – masing perlakuan (K0= 0 g/tan,
K1= 300 g/tan, K2= 600 g/tan, K3= 900 g/tan). Ukuran polibak yang digunakan
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
adalah 30 x 40 cm (10 kg). Media tanam diisi ke dalam polibak sampai batas 5 cm
dari mulut polibak bagian atas.
Pembibitan
Dipembibitan terlebih dahulu dilakukan perendaman benih tomat selama
15 menit kedalam air hangat dengan tujuan untuk manghindari masa dormansi
yang lama, kemudian disemaikan langsung pada polibag kecil dengan ukuran
5 x 15 cm dengan kedalam lubang tanam 1-1,5 cm. Benih tomat disemai sampai
berumur 30 hari.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara mengambil bibit tomat dari pembibitan.
Dipilih bibit tomat yang pertumbuhan sehat dan normal serta telah berumur 4
minggu, dan biasanya telah memiliki 4 helai daun. Penanaman bibit tomat
sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari panas
matahari pada waktu siang yang dapat menyebabkan bibit menjadi layu.
Aplikasi hara Makro-Mikro
Bersamaan dengan penanaman dilakukan aplikasi hara Makro Mikro
sesuai masing- masiang perlakuan (H0= 0 g/tan, H1= 4 g/tan, H2= 8 g/tan,
H3= 12 g/tan). Pemupukan dilakukan dengan sistem tebar ke tanah dengan jarak
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
± 10 cm dari batang tanaman tomat. Pupuk susulan dilakuan sekali dalam
3 minggu selama 2 kali.
Pengajiran
Agar tanaman tidak rebah dibuat ajir dengan menggunakan bambu yang
dipasang pada saat tanaman berumur 4 – 5 hari setelah ditanam polibak besar.
Ajir dipasang dengan jarak 5-10 cm dari tanaman tomat dengan kedalaman
minimum 20 cm.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan 1-2 kali dalam sehari atau disesuaikan dengan
kondisi cuaca dengan menggunakan gembor.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya
kurang baik, diganti dengan tanaman y
TOMAT (Solanum licorpersicum Mill.) DENGAN PEMBERIAN
UNSUR HARA MAKRO – MIKRO DAN BLOTONG
SKRIPSI
OLEH :
ANGGIAT SAGALA
040301031
BDP - AGRONOMI
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TOMAT (Solanum licorpersicum Mill.) DENGAN PEMBERIAN
UNSUR HARA MAKRO – MIKRO DAN BLOTONG
SKRIPSI
OLEH :
ANGGIAT SAGALA
040301031
BDP - AGRONOMI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Medan
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Judul Skripsi
: RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TOMAT
(Solanum licorpersicum Mill.) DENGAN PEMBERIAN
UNSUR HARA MAKRO-MIKRO DAN BLOTONG
Nama
: ANGGIAT SAGALA
NIM
: 040301031
Departemen
: Budidaya Pertanian
Program Studi
: Agronomi
Disetujui Oleh,
Komisi Pembimbing
Disetujui Oleh :
Disetujui Oleh :
(Prof. Dr. Ir. B. S. J. Damanik, M.Sc)
Ketua Komisi Pembimbing
NIP : 130 318 066
(Ir. T. Irmansyah, MP)
Anggota Komisi Pembimbing
NIP : 131 762 190
Mengetahui,
(Ir. Edison Purba, Ph.D.)
Ketua Departemen Budidaya Pertanian
NIP. 131 570 441
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
The objective of the research was to know the response growth and
production of tomato with gift macro-micro unsure and organic matter. The
research was done in faculty of agriculture in University of North Sumatera above
25 m sea level rise from Agustus to Oktober 2008.
The research used randomized block design factorial with two factors. The
first factor was macro-micro unsure with four level : 0 g per plant, 4 g per plant, 8
g per plant, and 12 g per plant. The second factor was blotong with four levels: 0
g per plant, 300 g per plant, 600 g per plant and 900 g per plant.
The result of the research showed that macro-micro unsure significant to
height plant 1-6 MSPT and age of flowering but not significant in height of plant
7-8 MSPT, production per plot, production per sample, number of fruit per
sample, weight of fruit per sample, number of bunch flower, and number of
primer bunch. Dosis of blotong significant in height of plant 1-8 MSPT,
production per plot, production per sample, number of fruit per sample, age of
flowering, number of bunch flower but not significant in weight of fruit per fruit
and number of primer bunch.
The interaction between macro-micro unsure and organic matter of both
treatment significant in height of plant 1-3 MSPT but not significant to others
parameter.
Keywords : Macro-micro unsure, organic matter, produce of tomato.
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan
produksi tomat (Solanum licopersicum Mill.) dengan pemberian unsur hara
makro-mikro dan kompos blotong. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat 25 mter
di ats permukaan laut mulai bulan Agustus sampai Oktober 2008.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua
faktor perlakuan. Faktor pertama adalah dosis unsur hara makro-mikro dengan
empat taraf : 0 g per tanaman, 4 g per tanaman, 8 g per tanaman dan 12 g per
tanaman. Faktor kedua adalah dosis kompos blotong dengan 4 taraf : 0 g tanaman,
300 g per tanaman, 600 g per tanaman dan 900 g per tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis unsur hara makromikro berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 1-6 MSPT dan umur berbunga
namun berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 7-8 MSPT, produksi per
plot, produksi per sampel, jumlah buah per sampel, bobot rata-rata buah per buah,
jumlah tandan bunga dan jumlah cabang primer. Pemberian dosis kompos blotong
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 1-8 MSPT, produksi per plot,
produksi per sampel, jumlah buah per sampel, umur berbunga, jumlah tandan
bunga dan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot rata-rata per buah serta jumlah
cabang primer.
Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman 1-3 MSPT namun berpengaruh tidak nyata terhadap parameter lainnya.
Kata kunci : Unsur hara makro-mikro, bahan organik, produksi tomat.
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
Anggiat F. Sagala, dilahirkan di Medan pada tanggal 28 November
1985. dari ayahanda C. Sagala dan ibunda L. Br. Silaban. Penulis merupakan anak
ke-2 dari 5 bersaudara.
Tahun 1997 penulis lulus dari SDN 003 Bagan Batu, tahun 2000 lulus dari
SLTP Yoseph Arnoldi Riau, dan tahun 2003 lulus dari SMU Santo Petrus Medan.
Terdaftar sebagai mahasiswa Agronomi Departemen Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada tahun 2004 melalui jalur
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Selama perkuliahan penulis mengikuti kegiatan organisasi Himpunan
Mahasiswa Jurusan Budidaya Pertanian (HIMADITA) sebagai salah satu anggota.
Pada tahun 2008 Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.
Bridgestone Sumatera Rubber Estate, Kabupaten Simalungun dan tahun 2008
melaksanakan penelitian di rumah kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara Medan.
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul skripsi ini adalah ”Respon Pertumbuhan dan Produksi
Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian Unsur Hara Makro
– Mikro dan Blotong”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Prof. Dr. Ir. B. S. J. Damanik, M.Sc selaku ketua komisi pembimbing dan
Ir. T. Irmansyah, MP selaku anggota yang telah banyak memberikan arahan dan
masukan kepada penulis selama melakukan penelitian hingga penulisan skripsi
ini.
Terima kasih yang tulus dan sebesar-besarnya juga penulis ucapkan
kepada ayahanda dan ibunda tercinta, kakanda dan adinda lauren, Betti, Ari, Rido
atas segala doa, bantuan moril dan materil, perhatian, nasehat, dan dorongan
sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini dengan baik.Terima
kasih juga penulis ucapkan kepada Deardo, Dornado, Rici, Andar, Lya, Pao”,
Gembor, Suse’,serta teman-teman BDP’04 dan adik – adik BDP’07 lainnya yang
tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Medan,
Januari 2009
Penulis
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRACK ..................................................................................................... i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Tujuan penelitian.................................................................................... 3
Hipotesa Penelitian................................................................................. 3
Kegunaan Penelitian............................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani tanaman ...................................................................................... 4
Syarat Tumbuh ....................................................................................... 6
Iklim ........................................................................................... 6
Tanah ......................................................................................... 7
Hara Makro-mikro ................................................................................. 8
Blotong .................................................................................................. 12
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 15
Bahan dan Alat ....................................................................................... 15
Metode Penelitian .................................................................................. 15
PELAKSANAAN PENELITIAN .................................................................... 18
Sterilisasi Rumah Kassa ......................................................................... 18
Penyiapan Lahan ..................................................................................... 18
Persiapan Media Tanam .......................................................................... 18
Pembibitan .............................................................................................. 18
Penanaman .............................................................................................. 19
Aplikasi Hara Makro-Mikro .................................................................... 19
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Pengajiran ............................................................................................... 19
Pemeliharaan Tanaman ........................................................................... 19
Penyiraman................................................................................. 19
Penyulaman ................................................................................ 19
Penyiangan ................................................................................. 20
Pemupukan ................................................................................. 20
Pengendalian Hama Penyakit ...................................................... 20
Panen ...................................................................................................... 20
Pengamatan Parameter ........................................................................... 21
Tinggi Tanaman (cm) ................................................................. 21
Jumlah Cabang Primer (Cabang) ................................................ 21
Umur Berbunga (Hari) ................................................................ 21
Jumlah Tandan Bunga per Tanaman (Tandan) ............................ 21
Jumlah Buah per Tanaman (Buah) .............................................. 21
Bobot Rata-rata/Buah (g) ............................................................ 21
Produksi per Sampel (g).............................................................. 21
Produksi per Plot (g) ................................................................... 22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ...................................................................................................... 23
Pembahasan ........................................................................................... 35
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ................................................................................ 40
Saran .......................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Hal
1. Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada pemberian Hara Makro-Mikro,Blotong
dan Interaksi antara Hara Makro-Mikro dan Blotong dari 1 s/d 8 MSPT.......24
2. Rataan Jumlah Cabang Primer (cabang) pada pemberian Hara Makro-Mikro
dan Blotong ................................................................................................. 26
3. Rataan Umur Berbunga (hari) pada pemberian Hara Makro-Mikro
dan Blotong ................................................................................................. 27
4. Rataan Jumlah Tandan Bunga per Tanaman (tandan) pada pemberian
Hara Makro-Mikro dan Blotong ................................................................... 29
5. Rataan Jumlah Buah per Tanaman (buah) pada Pemberian
Hara Makro-Mikro dan Blotong ................................................................... 31
6. Rataan Bobot Rata-rata/Buah (g) pada pemberian Hara Makro-Mikro
dan Blotong ................................................................................................. 32
7. Rataan Produksi per Sampel (g) pada pemberian Hara Makro-Mikro
dan Blotong ................................................................................................. 33
8. Rataan Produksi per Plot (g) pada pemberian Hara Makro-Mikro
dan Blotong ................................................................................................. 34
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Grafik Rataan Tinggi Tanaman 8 MSPT Terhadap Pemberian
Blotong Tebu....................................................................................................25
2. Grafik Rataan Umur Berbunga (hari) terhadap Pemberian
Hara Makro-Mikro ....................................................................................... 27
3. Grafik Rataan Umur Berbunga (hari) terhadap Pemberian
Kompos Blotong Tebu ................................................................................. 28
4. Grafik Rataan Jumlah Tandan Bunga per Tanaman (tandan) terhadap
Pemberian Kompos Blotong Tebu ..................................................................... 30
5. Grafik Rataan Jumlah Buah per Tanaman (tandan) terhadap
Pemberian Kompos Blotong Tebu ..................................................................... 31
6. Grafik Rataan Produksi per Sampel (g) terhadap Pemberian
Kompos Blotong Tebu ................................................................................. 33
7. Grafik Rataan Produksi per Plot (g) terhadap Pemberian
Kompos Blotong Tebu ........................................................................................ 35
8. Lahan Penelitian .......................................................................................... 64
9. Tanaman Tomat (Solanum licopersicum) di Kebun Percobaan ..................... 64
10. Hasil Tanaman Tomat/Sampel dengan Pemberian Unsur Hara
Makro-Mikro Perlakuan Kontrol (H0) ...................................................... 65
11. Hasil Tanaman Tomat/Sampel dengan Pemberian Unsur Hara
Makro-Mikro Perlakuan H1 (4 gr/tanaman) .............................................. 66
12. Hasil Tanaman Tomat/Sampel dengan Pemberian Unsur Hara
Makro-Mikro Perlakuan H1 (8 gr/tanaman) .............................................. 67
13. Hasil Tanaman Tomat/Sampel dengan Pemberian Unsur Hara
Makro-Mikro Perlakuan H1 (12 gr/tanaman)............................................. 68
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Deskripsi Tanaman Tomat Varietas Permata ................................................ 44
2. Bagan Letak Tanaman Sampel Per Plot ........................................................ 45
3. Bagan Lahan Penelitian ............................................................................... 46
4. Rencana Kegiatan Penelitian ........................................................................ 47
5. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 1 MSPT ......................................................... 48
6. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 1 MSPT ........................................... 48
7. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MSPT ......................................................... 49
8. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MSPT ........................................... 49
9. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 3 MSPT ......................................................... 50
10. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MSPT ......................................... 50
11. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 4 MSPT ....................................................... 51
12. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MSPT ......................................... 51
13. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 5 MSPT ....................................................... 52
14. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MSPT ......................................... 52
15. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 6 MSPT ....................................................... 53
16. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MSPT ......................................... 53
17. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 7 MSPT ....................................................... 54
18. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 7 MSPT ......................................... 54
19. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 8 MSPT ....................................................... 55
20. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman 8 MSPT ......................................... 55
21. Rataan Jumlah Cabang Primer (cabang) .................................................... 56
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
22. Analisa Sidik Ragam Jumlah Cabang Primer ............................................ 56
23. Rataan Umur Berbunga (hari) .................................................................... 57
24. Analisa Sidik Ragam Umur Berbunga ........................................................ 57
25. Rataan Jumlah Tandan Bunga per Tanaman (tandan) ................................. 58
26. Analisa Sidik Ragam Jumlah Tandan Bunga per Tanaman ......................... 58
27. Rataan Jumlah Buah per Tanaman (buah) .................................................. 59
28. Analisa Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman ....................................... 59
29. Rataan Bobot Rata-rata/Buah (g)................................................................ 60
30. Analisa Sidik Ragam Bobot Rata-rata/Buah ............................................... 60
31. Rataan Produksi per Sampel (g) ................................................................. 61
32. Analisa Sidik Ragam Produksi per Sampel................................................. 61
33. Rataan Produksi per Plot (g)....................................................................... 62
34. Analisa Sidik Ragam Produksi per Plot ...................................................... 62
35. Rangkuman Uji Rataan Berbagai Peubah Amatan pada Pemberian
Hara Makro-Mikro dan Kompos Blotong Tebu .......................................... 63
36. Dokumentasi Hasil Penelitian .................................................................... 64
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tomat merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.
Sehingga dari tahun ke tahun indonesia selalu berusaha untuk meningkatkan
produksi tomat dengan cara perluasan wilayah budidaya tomat. Namun hingga
tahun 2004 Indonesia masih mengimpor tomat sebanyak 8.192.280 kg baik dalam
bentuk buah segar maupun dalam bentuk olahan yang berasal dari berbagai
negara.
Pada kebanyakan tanah tropika yang digunakan untuk produksi sayuran
yang intensif pemberian bahan organik sangat dianjurkan. Hal ini disebabkan
karena bahan organik memegang peranan penting sebagai sumber beberapa
nutrien yang diperlukan untuk hasil sayuran yang tinggi, perbaikan struktur tanah
dan kapasitas penahan air dalam daerah perakaran, meningkatkan aerasi dari
media perakaran serta meningkatkan kapasitas pemegang nutrien, tetapi bahan
organik harus mempunyai komposisi yang benar, dan harus memiliki nisbah
nitrogen terhadap karbon yang tinggi. Apabila tidak maka dapat menahan
sementara
nutrien
tanaman
dan
mengurangi
pertumbuhan
tanaman
(Williams, dkk, 1993).
Salah satu usaha yang dilakukan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tomat adalah dengan penambahan bahan organik dalam tanah yang dapat
memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi gembur dan akar tanaman lebih
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
mudah menembus tanah dan menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah
dengan baik hal ini akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Rismunandar, 2001).
Bahan organik yang dapat ditambahkan ke dalam tanah antara lain blotong
tebu, pupuk kandang ayam, tandan kosong sawit dan kompos. Penggunaan bahan
organik ini karena bahan organik ini merupakan limbah yang diharapkan akan
dapat
dimanfaatkan
untuk
peningkatan
produksi
pertanian
(Premeno dan Widyawati, 2000).
Pospor adalah hara penyusun yang terkandung pada tomat, dalam 100 gr
bahan makanan terdapat 25 mg pospor. Jumlah ini adalah jumlah yang besar
apabila dibandingkan dengan unsur kalsium yang hanya sebesar 5mg dalam 100gr
bahan makanan, sehingga diperlukan pemupukan pospat pada pertanaman tomat
(Tugyono, 2001).
Pospor adalah hara penting bagi pertanaman tomat yang berperan penting
dalam penyusunan inti sel lemak dan protein tanaman. Selain itu juga berperan
dalam pertumbuhan akar, bunga, dan pematangan buah. Kekurangan unsur pospor
dalam
pertanaman
tomat
akan
mengakibatkan
pertumbuhan
akar
dan
pertumbuhan generatifnya terganggu (Wiryanta, 2002).
Berdasarkan uraian diatas dirasakan perlu dilakukan penelitian mengenai
perubahan
pola
pertumbuhan
dan
produksi
tanaman
tomat (Solanum licopersicum) dengan pemberian unsur hara Makro-Mikro dan
Blotong
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui Pengaruh Pemberian unsur hara Makro-Mikro dan
Blotong terhadap pertumbuhan dan produksi tomat ( Solanum licopersicum).
Hipotesis Penelitian
1. Ada perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat dengan pemberian
unsur hara Makro-Mikro pada dosis yang berbeda.
2. Ada perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat dengan pemberian
Blotong pada dosis yang berbeda.
3. Ada interaksi antara pemberian unsur hara Makro-Mikro dan Blotong
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Redaksi Agromedia (2007), tanaman tomat diklasifikasikan ke
dalam golongan:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Tubiflorae
Family
: Solanaceae
Genus
: Lycopersicum
Spesies
: Solanum lycopersicum L.
Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut
yang berwarna keputih-putihan dan berbau khas. Perakaran tanaman tidak terlalu
dalam, menyebar kesemua arah hingga kedalaman rata-rata 30-40cm, namun
dapat mencapai kedalaman hingga 60-70cm. Akar tanaman tomat berfungsi untuk
menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara dari dalam
tanah. Oleh karena itu, tingkat kesuburan tanah di bagian atas sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah, serta benih tomat yang
dihasilkan (Pitojo, 2005).
Batang tanaman tomat bentuknya bulat dan membengkak pada buku-buku.
Bagian yang masih muda berambut biasa dan ada yang berkelenjar. Mudah patah,
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
dapat naik bersandar pada turus atau merambat pada tali, namun harus dibantu
dengan beberapa ikatan. Dibiarkan merata, cukup rimbun menutupi tanah.
Bercabang
banyak
sehingga
secara
keseluruhan
berbentuk
perdu
(Rismunandar, 2001).
Daun tomat mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas, yaitu
berbentuk oval, bergerigi, dan mempunyai celah yang menyirip. Daunnya yang
berwarna hijau dan berbulu mempunyai panjang sekitar 20-30 cm dan lebar 1520 cm. Daun tomat ini tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang. Sementara itu,
tangkai daunnya berbentuk bulat memanjang sekitar 7-10cm dan ketebalan
0,3-0,5 m (Wiryanta, 2004).
Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam dompolan
dengan jumlah 5-10 bunga per dompolan atau tergantung dari varietasnya.
Kuntum bunganya terdiri dari lima helai daun kelopak dan lima helai mahkota.
Pada serbuk sari bunga terdapat kantong yang letaknya menjadi satu dan
membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala putik. Bunga tomat dapat
melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunganya berumah satu. Meskipun
demikian
tidak
menutup
kemungkinan
terjadi
penyerbukan
silang
(Wiryanta, 2004).
Buah tomat adalah buah buni, selagi masih muda berwarna hijau dan
berbulu serta relatif keras, setelah tua berwarna merah muda, merah, atau kuning,
cerah dan mengkilat, serta relatif lunak. Bentuk buah tomat beragam: lonjong,
oval, pipih, meruncing, dan bulat. Diameter buah tomat antara 2-15 cm,
tergantung varietasnya. Jumlah ruang di dalam buah juga bervariasi, ada yang
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
hanya dua seperti pada buah tomat cherry dan tomat roma atau lebih dari dua
seperti tomat marmade yang beruang delapan. Pada buah masih terdapat tangkai
bunga yang berubah fungsi menjadi sebagai tangkai buah serta kelopak bunga
yang beralih fungsi menjadi kelopak bunga (Pitojo, 2005).
Biji tomat berbentuk pipih, berbulu dan berwarna putih kekuningan dan
coklat muda. Panjangnya 3 – 5 mm dan lebarnya 2 – 4 mm. Biji saling melekat,
diselimuti daging buah, dan tersusun berkelompok dengan dibatasi daging buah.
Jumlah biji setiap buahnya bervariasi, tergantung pada varietas dan lingkungan,
maksimum 200 biji per buah. Umumnya biji digunakan untuk bahan perbanyakan
tanaman.
Biji
mulai
tumbuh
setelah
ditanam
5
–
10
hari
(Redaksi Agromedia, 2007).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman tomat dalam musim hujan maupun pada musim kemarau, namun
dalam musim yang basah tidak akan terjamin. Jika iklim basah akan membentuk
tanaman yang rimbun, tetapi bunganya berkurang, dan di daerah pegunungan akan
timbul penyakit yang dapat menimbulkan akibat yang fatal bagi pertumbuhannya.
Musim kemarau yang terik dengan angin yang kencang akan menghambat
pertumbuhan bunga. Walaupun tomat tahan terhadap kekeringan, namun tidak
berarti tomat dapat tumbuh subur dalam keadaan yang kering tanpa pengairan.
Oleh karena itu, baik didataran tinggi maupun didataran rendah dalam musim
kemarau, tomat memerlukan penyiraman dan pengairan demi kelangsungan hidup
dan produksinya (Rismunandar, 2001).
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Suhu yang paling ideal untuk perkecambahan benih tomat adalah 25 – 300
C. sementara itu, suhu ideal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 24 – 280 C.
Jika suhu terlalu rendah pertumbuhan tanaman akan terhambat. Demikian juga
pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna.
Kelembaban relatif yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah
80%. Waktu musim hujan, kelembaban akan meningkat sehingga resiko terserang
bakteri dan cendawan cendrung tinggi. Karena itu, jarak tanam perlu diperlebar
dan
areal
pertanamannya
perlu
dibebaskan
dari
segala
jenis
gulma
(Wiryanta, 2004).
Tanaman tomat pada fase vegetatif memerlukan curah hujan yang cukup.
Sebaliknya pada fase generatif memerlukan curah hujan yang sedikit. Curah hujan
yang tinggi pada fase pemasakan buah dapat menyebabkan daya tumbuh yang
lebih rendah.curah hujan yang ideal selama pertumbuhan tanaman tomat berkisar
antara 750 – 1250 mm/tahun. Curah hujan tidak menjadi factor penghambat dalam
penangkaran benih tomat, dimusim kemarau jika kebutuhan air dapat dicukupi
dari air irigasi (Pitojo, 2005) .
Tanaman tomat membutuhkan penyinaran penuh sepanjang hari untuk
produksi yang menguntungkan, tetapi sinar matahari yang terik tidak disukai.
Daerah yang beriklim sejuklah yang disukainya. Tanaman ini tidak tahan terhadap
awan. Daerah yang dengan kondisi demikian tanaman mudah terserang cendawan
busuk daun dan sebangsanya. Angin kering dan udara panas juga kurang baik bagi
pertumbuhannya dan sering menyebabkan kerontokan bunga (Tugiyono, 2001).
Tanah
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Tomat bisa ditanam pada semua jenis tanah, seperti andosol, regosol,
latosol, ultisol, dan grumusol. Namun demikian, tanah yang paling ideal dari jenis
lempung berpasir yang subur, gembur, memiliki kandungan bahan organik yang
tinggi, serta mudah mengikat air (porous). Jenis tanah berkaitan dengan peredaran
dan ketersediaan oksigen di dalam tanah. Ketersediaan oksigen penting bagi
pernapasan akar yang memang rentan tehadap kekurangan oksigen. Kadar oksigen
yang mencukupi disekitar akar bisa meningkatkan produksi buah. Oksigen di
sekitar akar bisa juga meningkatkan penyerapan unsur hara fosfat, kalium, dan
besi (Redaksi Agromedia, 2007).
Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah
hingga dataran tinggi sampai ketinggian 1.250 m dibawah permukaan laut (dpl).
Di Indonesia, tanaman tomat dapat dibudidayakan di daerah dengan ketinggian
100 m dpl. Ketinggian tempat berkaitan erat dengan suhu udara siang dan malam
hari (Pitojo, 2005).
Untuk pertumbuhannya yang baik, tanaman tomat membutuhkan tanah
yang gembur, kadar keasaman (pH) antara 5-6, tanah sedikit mengandung pasir,
dan banyak mengandung,serta pengairan yang teratur dan cukup mulai tanam
sampai waktu tanaman mulai dapat di panen (Tugiyono, 2001).
Hara Makro – Mikro
Unsur hara makro-mikro merupakan pupuk majemuk yang terdiri dari
beberapa kandungan hara makro-mikro yang disebut super-vit tabur lengkap.
Super-vit tabur lengkap berfungsi untuk mengembalikan keadaan tanah ke fungsi
yang semula,setelah kehilangan unsur hara akibat proses pengolahan secara terus
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
menerus.Unsur hara makro-mikro ini sangat tepat meningkatkan produktivitas
tanaman dan budidaya pertanian.Unsur hara makro-mikro yang terkandung dalam
super-vit tabur lengkap seperti N,CaO,CuO,P2O5,Fe2O3,ZnO,KO,S,MnO,MgO,
B2O3 dan protein (Tabita Jaya Agro, 2009).
Super-vit tabur lengkap diciptakan untuk meningkatkan hasil tanaman
petani.Pupuk ini dapat memperbaiki sifat kimia dan biologis tanah.Super-vit tabur
lengkap terbuat dari bahan-bahan kimia alami berprotein tinggi dan vitamin yang
lengkap,sehingga dapat menyuburkan tanaman, mempercepat tumbuhnya tunas
dan anakan, pembungaan, pembuahan yang sempurna, serta dapat membentuk zat
kadar asli, untuk meningkatkan daya tahan tumbuh tanaman terhadap hama dan
virus (Tabita Jaya Agro, 2009).
Super – Vit tabur berfungsi untuk mengembalikan tanah ke fungsi semula,
setelah kehilangan unsur hara akibat proses pengolahan lahan secara terus –
menerus. Super – Vit tabur sangat tepat untuk meningkatkan produktifitas
tanaman dan budidaya pertanian (Tabita Jaya Agro, 2009).
Phospat berperan penting sebagai penyusun inti sel lemak dan protein
tanaman. Unsur hara makro ini diperoleh dari pupuk kandang, pupuk TSP
(Ca(H2PO4)2), dan pupuk daun yang disemprotkan ke tanaman. Fungsi pupuk
phospat adalah untuk merangsang pertumbuhan akar, bunga, dan pemasakan buah
(Wiryanta, 2004).
Phospat dibutuhkan mulai ada pertumbuhan vegetatif (batang, cabang,
ranting, dan daun) serta generatif (bunga dan buah). Kekurangan Phospat akan
menyebabkan pertumbuhannya berhenti secara keseluruhan, karena pertumbuhan
akarnya sangat terhambat. Warna daunnya kebiru-biruan. Buah maupun bijinya
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
kecil-kecil, tidak normal. Hasilnya merosot, demikian pula kualitasnya
(Rismunandar, 2001).
Phospat penting untuk mempercepat pertumbuhan akar, mempercepat
pendewasaan tanaman, dan mempercepat pembentukan buah dan biji serta
meningkatkan produksi. Sumber phospat yang di dalam tanah sebagai phospat
mineral yaitu batu kapur phospat, sisa-sisa tanaman dan bahan organik lainnya,
pupuk buatan (double fosfat, super fosfat, dan lainnya). Perubahan phospat
organik menjadi phospat anorganik dilakukan oleh mikroorganisme yang dapat
dilakukan liat dan silikat (Isnaini, 2006).
Salah satu faktor penting penggunaan pupuk N adalah pengaruhnya
terhadap penggunaan karbohidrat didalam tanaman. Secara umum, pengaruhnya
dapat diuraikan secara singkat. Bilamana pupuk N disuplai dalam jumlah besar
maka akan menurunkan level karbohidrat. Tetapi jika suplai N terbatas sekali
maka level karbohidrat di dalam tanaman akan meningkat (Nyakpa, dkk, 1988).
Nitrogen di butuhkan tanaman guna sintesis protein, namun secara
struktual merupakan bagian dari klorofil. Banyak protein adalah enzim, dan
peranan N disamping struktual adalah juga sebagai unsur metabolisme. Fungsi N
secara fisiologis yaitu berguna untuk pertumbuhan tanaman, dan sebagai
komponen dari hormon dan enzim sehingga berperan penting dalam metabolisme
tanaman seperti respirasi dan genetik tanaman (Agustina, 2004).
Unsur K diserap tanaman dalam bentuk ion K+, dan dijumpai dalam tanah
dalam jumlah yang bervariasi, namun jumlahnya dalam keadaan tersedia bagi
tanaman biasanya kecil. K yang ditambahkan dalam tanah dalam bentuk garam –
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
garam mudah larut. Fungsi K secara fisiologis yaitu secara umum berhubungan
dengan proses metabolisme seperti fotosintesis dan respirasi, translokasi atau
pemindahan gula pada pembentukan pati dan protein serta meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Nyakpa, dkk, 1988).
Kebutuhan tanaman akan unsur ini cukup tinggi. Apabila K tersedia dalam
jumlah terbatas, maka gejala kekurangan unsur akan tampak pada tanaman.
K merupakan unsur mobile dalam tanaman, dan segera akan ditranslokasikan ke
jaringan meristematik yang mudah bilamana jumlahnya terbatas bagi tanaman.jadi
gejala
kekurangan
unsur
ini
ditandai pada
daun-daun
bagian
bawah
(Novizan,2002).
Peranan unsur Ca yang khusus pada tanaman belum jelas. Secara klasik
diperkirakan Ca diperlukan pasa pembentukan lamella tengah sel karena
perananya dalam sitesis kalsium-pektat. Kalsium juga diperkirakan pentina dalam
pembentukan dan peningkatan protein dalam mitokondria. Bilamana
hal ini
benar, peranan mitokondria dalam respirasi aerobik mempengaruhi penyerapan
garam dan ini mengambarkan secara umum adanya hubungan langsung antara Ca
dan ion-ion yang diserap tanaman.(Nyakpa,dkk 1988).
Mg dibutuhkan tanaman untuk kegiatan enzim-enzim yang berhubungan
dengan metabolisme karbohidat dan terutama dalam apa yang dikenal siklus asam
sitrat yang penting perenanya dalam respirasi sel. Mg juga diperlukan dalam
proses biologi yang lain. Salah satu peanan Mg adalah sebagai kofaktor hampir
pada seluruh enzim yang mengaktifkan proses fosforilasi.(Prihmantoro, 2001).
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Unsur S pada umumnya diserap tanaman dalam bentuk ion SO42-. Bentuk
lain adalah SO2 diserap melalui daun dalam jumlah kecil, tetapi pada dasarnya
bagi tanaman telah diketahui pada dasarnya merupakan racun bagi tanaman. Telah
diketahui unsur S yang ditaburkan pada permukaan daun dapat diserap oleh daun
dalam waktu yang singkat, tetapi bagaimana penetrasi dari bahan yang sebenarnya
tidak larut dalam air ini ke dalam daun belum diketahui (Agustina, 2004).
Fungsi Br pada tanaman yakni berpengaruh dalam translasi gula dari daun,
metabolisme fenol dan RNA serta aktivitas asam giberelin dan amylase, sangat
erat hubungannya dengan beberapa fungsi yang berhubungan dengan Ca di dalam
tanaman (Agustina, 2004).
Tembaga di serap pada tanaman dalam bentuk ion Cu2+, dan dalam bentuk
garam organic kompleks seperti EDTA. Garam – garam dari unsur ini juga dapat
diserap oleh daun, sehingga gejala kekurangan tembaga dihilangkan melalui
penyemprotan unsur ini. Fungsi tembaga adalah berperan dalam transport elektron
dalam fotosintesis, sangat penting dalam pembentukan klorofil serta secara tidak
langsung berperan dalam pembentukan nodul akar (Isnaini, 2006).
Fe termasuk unsur hara mikro namun cukup penting dalam proses
pertumbuhan tanaman. Fe diserap tanaman dalam bentuk Fe2+ dan Fe-khelat.
Ketersediaan besi dalam tanah sekitar 2 – 150 ppm dan kebutuhan tanaman sekitar
50 – 250 ppm. Fungsi Fe adalah dibutuhkan dalam pembentukan klorofil, ikut
dalam
proses
oksidasi
reduksi
di
dalam
fotosintesis
dan
respirasi
(Agustina, 2004).
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Unsur Zn diserap tanaman sebagai ion Zn2+, dan dalam bentuk kompleks
molekul EDTA. Pemberian seng dengan cara penyemprotan menggunakan garam
– garam Zn yang larut dalam air atau kompleks organik merupakan cara
pengendalian kekurangan unsur ini langsung pada daun. Zn merupakan salah satu
unsur hara essensial yang dibutuhkan tanaman dalam junlah relative sedikit dan
berperan penting dalam proses metabolisme. Fungsi fisiologis Zn sebagai
katalisator dan pembentukan protein, sintesis triptophan, dan asam indolasetik
(asam yang berfungsi sebagai ZPT pada tanaman), merangsang sintesa sitokrom C
serta sebagai kofaktor enzim dehidrogenase, piridin nukleotida dan alkohol
(Nyakpa, dkk, 1988).
Blotong
Masalah pencemaran lingkungan hidup cukup banyak menjadi perhatian
masyarakat dunia termasuk di Indonesia. Industrialisasi akan berlangsung terus
dengan demikian harus diambil tindakan tepat untuk menghindari dan
menyelamatkan lingkungan hidup. Penelitian limbah padat di Indonesia
menunjukkan 80% adalah bahan organik yang didaur ulang menjadi kompos
(Outerbridge, 1997).
Sejak berabad-abad yang lalu petani telah mengenal pupuk organik.
Para ilmuan kemudian
sangat
vital
dalam
membuktikanya bahwa peranan bahan organik
mempertahankan
dan
lahan melalui mekanisme perbaikan sifat
meningkatkan
fisik,
kimia,
produktivitas
biologi tanah.
(Premono dan Widayati, 2000).
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Hampir semua lahan yang dimiliki pabrik gula di Indonesia memiliki
kadar organik yang baik. Semua sumber daya bahan organik yang dimiliki pabrik
gula seperti blotong, kelaras dan ampas hendaknya dapat dioptimalkan
penggunaanya, namun demikian agar aplikasi bahan organik ini dapat berdaya
guna maka perlu diperhatikan tingkat dekomposisi bahan organik tersebut
(Premono dan Widayati, 2000).
Pemberian bahan organik berpengaruh besar terhadap sifat-sifat tanah.
Daya mengikat unsur kimia yang baik sehingga menyebabkan unsur kimia itu
tidak tercuci dan membuat keadaan hara tetap tersedia di dalam tanah. Selanjutnya
tanaman akan mendapatkan suplai hara untuk pertumbuhan dan dapat
meningkatkan produksi tanaman (Murbandono, 2003).
Di dalam tanah sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman
berupa akar, batang, daun, ranting, bunga dan buah. Jaringan tanaman ini akan
mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah, serta bercampur
dengan tanah. Tumbuhan tidak saja menjadi sumber bahan organik tanah, tetapi
juga sumber bahan organik bagi makhluk hidup (Hakim, dkk, 1986).
Blotong (limbah pabrik gula) ternyata cukup efektif menekan laju
penguapan air tanah. Sifat higroskopisnya mampu mengikat air hujan dalam
jumlah banyak. Salah satu alternatif memanen air hujan dan menyiasati
kekeringan, menurut Justika adalah pemanfaatan mulsa blotong. Sifat higroskopis
limbah tebu/pabrik gula yang disebabkan kandungan niranya membuat lahan
mampu mengikat air hujan lebih banyak. Dengan begitu pembenamannya ke
dalam tanah diharapkan dapat menyerap air hujan lebih banyak sehingga
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
kelembaban tanah dapat terjaga lebih lama. Bukan hanya itu, mulsa juga turut
mempengaruhi aspek-aspek iklim lainnya. Mulsa dari blotong mampu menekan energi
radiasi untuk menguapkan air tanah dan memanaskan udara .Pemberian blotong
berpengaruh terhadap berat tanah, karena membentuk agregat tanah, sehingga
butiran tanah dapat menahan air lebih banyak. Dimana unsur yang diperlukan
tanaman akan lebih tersedia bagi pertumbuhan tanaman dan juga merupakan
sumber C-organik yang penting artinya dalam pembentukan humus tanah
(Baharsyah, 2007; Sitepu dan Lubis, 1997).
Blotong merupakan kotoran yang dapat dipisahkan dengan penapisan proses
klarifikasi nira. Blotong mengandung bahan organik, mineral, serat kasar, protein
kasar dan gula sehingga masih biasa dipergunakan sebagai bahan pakan ternak.
komposisi kimia blotong meliputi air (60 - 78%), sukrosa (2,1 – 7,3%), lilin (2 2,1%), nitrogen (0,2 - 0,7%), serat (4,3 - 6,5%), abu (41 %), P2O5 (0,4 – 1,8%), K2O
(0,02%), CaO (0,8 - 1,1%) (Syukur, 2003).
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan (rumah kasa) Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat
± 25 meter dpl pada bulan Agustus hingga Oktober 2008.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tomat varietas
Permata, top soil, kompos blotong tebu, unsur hara Makro-Mikro, air,
Agrep 20 WP sebagai fungisida, Dursban 20 EC sebagai insektisida, dan bahanbahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor,
meteran, jangka sorong, polibak, timbangan, handsprayer, tali plastik, bambu, dan
alat-alat lain yang mendukung penelitian ini.
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Metode Penelitian
Rancangan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan dan 3
ulangan, yaitu:
Faktor I : Pemberian Unsur Hara Makro – Mikro dalam bentuk tepung dengan
4 taraf, yaitu:
H0 = 0 (Kontrol)
H1 = 4 g/tanaman
H2 = 8 g/tanaman
H3 = 12 g/tanaman
Faktor II : Pemberian bahan organik Blotong dengan 4 taraf, yaitu:
B0 = 0 (kontrol)
B1 = 300 g/tanaman
B2 = 600 g/tanaman
B3 = 900 g/tanaman
Dengan demikian, maka didapatkan 16 kombinasi perlakuan, yaitu:
H0B0
H1B0
H2B0
H3B0
H0B1
H1B1
H2B1
H3B1
H0B2
H1B2
H2B2
H3B2
H0B3
H1B3
H2B3
H3B3
Jumlah ulangan
= 3 ulangan
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
Jumlah plot
= 48 plot
Jumlah tanaman/plot
= 4 tanaman
Jumlah sampel/plot
= 3 tanaman/plot
Jumlah seluruh tanaman
= 192 tanaman
Jarak antar plot
= 40 cm
Jarak antar blok
= 50 cm
Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linear sebagai
berikut:
Yijk = µ +
i
+
j+
k
+(
)jk + ∑ ijk
Dimana:
Yijk
= hasil pengamatan blok ke-i yang mendapat perlakuan unsur hara
Makro – Mikro pada taraf ke-j dan dosis pemberian organik Blotong
pada taraf ke-k
µ
(
= nilai tengah perlakuan
i
= pengaruh blok ke-i
j
= pengaruh pemberian unsur hara Makro – Mikro pada taraf ke-j
k
= pengaruh pemberian bahan organik Blotong pada taraf ke-k
)jk
= pengaruh interaksi antara unsur hara makro – mikro pada taraf ke-j
dan bahan organik blotong pada taraf ke-k
∑ ijk
= galat percobaan blok ke-i dengan perlakuan unsur hara Makro –
Mikro pada taraf ke-j dan bahan organik Blotong pada taraf ke-k.
Jika analisis data nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan
(Gomez dan Gomez, 1995).
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
PELAKSANAAN PENELITIAN
Sanitasi Lahan
Lahan dibersihkan terlebih dahulu dari tanaman inang dengan di semprot
dengan herbisida round-up dan insektisida untuk mencegah berkembangnya hama
pada ruangan dan fungisida berbahan aktif Profineb 70 % untuk mencegah
berkambangnya jamur patogen tanaman yang dilakukan seminggu sebelum
penanaman.
Penyiapan Lahan
Areal untuk tempat berdirinya polibag terlebih dahulu dibersihkan dari
gulma dan sisi-sisa akar tanaman, kemudian tanah diratakan dengan menggunakan
cangkul. Dibuat plot sesuai banyaknya perlakuan,dimana jarak antar plot 40 cm
dan jarak antar ulangan 50 cm. Pada sekeliling areal dibuat parit drainase sedalam
30 cm untuk menghindari adanya genangan air di sekitar areal penelitian.
Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah campuran top soil dan kompos
blotong tebu sesuai dengan dosis masing – masing perlakuan (K0= 0 g/tan,
K1= 300 g/tan, K2= 600 g/tan, K3= 900 g/tan). Ukuran polibak yang digunakan
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
adalah 30 x 40 cm (10 kg). Media tanam diisi ke dalam polibak sampai batas 5 cm
dari mulut polibak bagian atas.
Pembibitan
Dipembibitan terlebih dahulu dilakukan perendaman benih tomat selama
15 menit kedalam air hangat dengan tujuan untuk manghindari masa dormansi
yang lama, kemudian disemaikan langsung pada polibag kecil dengan ukuran
5 x 15 cm dengan kedalam lubang tanam 1-1,5 cm. Benih tomat disemai sampai
berumur 30 hari.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara mengambil bibit tomat dari pembibitan.
Dipilih bibit tomat yang pertumbuhan sehat dan normal serta telah berumur 4
minggu, dan biasanya telah memiliki 4 helai daun. Penanaman bibit tomat
sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari panas
matahari pada waktu siang yang dapat menyebabkan bibit menjadi layu.
Aplikasi hara Makro-Mikro
Bersamaan dengan penanaman dilakukan aplikasi hara Makro Mikro
sesuai masing- masiang perlakuan (H0= 0 g/tan, H1= 4 g/tan, H2= 8 g/tan,
H3= 12 g/tan). Pemupukan dilakukan dengan sistem tebar ke tanah dengan jarak
Anggiat Sagala : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Solanum licorpersicum Mill.) Dengan Pemberian
Unsur Hara Makro – Mikro Dan Blotong, 2009.
USU Repository © 2009
± 10 cm dari batang tanaman tomat. Pupuk susulan dilakuan sekali dalam
3 minggu selama 2 kali.
Pengajiran
Agar tanaman tidak rebah dibuat ajir dengan menggunakan bambu yang
dipasang pada saat tanaman berumur 4 – 5 hari setelah ditanam polibak besar.
Ajir dipasang dengan jarak 5-10 cm dari tanaman tomat dengan kedalaman
minimum 20 cm.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan 1-2 kali dalam sehari atau disesuaikan dengan
kondisi cuaca dengan menggunakan gembor.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya
kurang baik, diganti dengan tanaman y