Respons Pertumbuhan dan Produksi Terung (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Fosfor

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TERUNG (Solanum melongena L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK FOSFOR SKRIPSI
MUHAMMAD SAFI’I / 090301001 AGROTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TERUNG (Solanum melongena L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK FOSFOR SKRIPSI
MUHAMMAD SAFI’I / 090301001 AGROTEKNOLOGI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

Judul
Nama NIM Minat Program Studi

: Respons Pertumbuhan dan Produksi Terung (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Fosfor
: Muhammad Safi’i : 090301001 : Budidaya Pertanian dan Perkebunan : Agroteknologi

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Ir. Rosita Sipayung, M.P. Ketua


Ir. Mbue Kata Bangun, M.S. Anggota

Mengetahui,

Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Si. Ketua Jurusan Agroekoteknologi

Tanggal Lulus :

ABSTRACT
MUHAMMAD SAFII : Respond of Growth and Production of Eggplant (Solanum malongena L.) on the application of chicken manure and Phosphor fertilizer, supervised by ROSITA SIPAYUNG and M. K. BANGUN The chemical fertilizer applied by farmer to increase the growth of eggplant. But the application of chemical fertilizer in a long of time will decrease the soil quality in which the soil structure will solid because it’s the combination of application of chemical and organic fertilizer for the survive of the growth of eggplant. The writer choose the chicken manure because it contain the higher P nutrient than the other ones. This research was conducted in the farming area of local people in sub-urban village of Sari Rejo Subdistrict Polonia, Medan on the elevation of 25 meter on above sea level since April up to July 2014, by using factorial group random sampling with two treatments. The first factor is chicken manure with four level, .e 0 gr/ polybag, 40 gr/ polybag, 80 gr/ polybag and 120 gr/ polybag. The second one is Dosage of Phosphor in the level of treatment, i.e : 0 gr/ po;lybag, 2.4 gr/ polybag, and 4.8 gr/ polybag. The observed parameter is the height of plant, diameter of stem, number of leaf, the time of flowering, number of blossom per plant, number of fruit per plant, length of fruit, diameter of fruit, production per sample and production per plot. The results of research indicates that the using of chicken manure has a significant influence to the parameter of stem diameter (6 and 7 MST) and the length of fruit in the second harvest. The application of phosphor fertilizer has a significant influence to the height of plant (4, 5, 6 and 7 MSPT), diameter of stem (2, 3, 4, 5, 6 and 7 MSTP), number of leaf (6 MSPT) and first production per sample. Keywords : Eggplant, Chicken manure, Phosphor
i

ABSTRAK
MUHAMMAD SAFII : Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terung (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Fosfor, dibimbing oleh ROSITA SIPAYUNG dan M. K. BANGUN.
Penggunaan pupuk kimia sering dipilih petani untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman terung. Akan tetapi penggunaan pupuk kimia ini lama kelamaan akan mengurangi kualitas tanah di sebabkan struktur tanah menjadi padat oleh karena itu kombinasi pemberian pupuk kimia dan organik diharapkan dapat menjaga pertumbuhan tanaman terung yang berkelanjutan. Dalam hal ini penulis memilih pupuk kandang ayam karena memiliki kadar hara P yang relatif tinggi dari pupuk kandang lainnya. Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Polonia Medan yang berada pada ketinggian tempat 25 meter diatas permukaan laut dari bulan April sampai Juli 2014. Menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor perlakuan yaitu faktor pertama pupuk kandang ayam dengan empat taraf yaitu, 0 gr/polibag, 40 gr/polibag, 80 gr/polibag dan 120 gr/polibag. Faktor kedua dosis pupuk fosfor dengan tiga taraf perlakuan yaitu, 0 gr/polibag, 2,4 gr/polibag dan 4,8 gr/polibag. Parameter yang di amati adalah Tinggi Tanaman, Diameter Batang, Jumlah Daun, Umur Berbunga, Jumlah Bunga Pertanaman, Jumlah Buah Per Tanaman, Panjang Buah, Diameter Buah, Produksi Per Sampel dan Produksi Per Plot.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter Diameter Batang (6 dan 7 MSPT) dan Panjang Buah panen kedua. Pemberian pupuk fosfor berpengaruh nyata terhadap Parameter Tinggi Tanaman (4,5,6 dan 7 MSPT), Diameter Batang (2,3,4,5,6 dan 7 MSPT), Jumlah Daun (6 MSPT) dan Produksi Panen Pertama Per Sampel. Kata kunci : Terung, Pupuk Kandang Ayam, Fosfor
ii

RIWAYAT HIDUP Muhammad Syafii, lahir pada tanggal 26 Januari 1992 di Desa Padang Maninjau, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara yang merupakan anak pertaman dari tiga bersaudara, putra dari Bapak Samsir dan ibu Yustin. Tahun 2009 penulis lulus dari MAN Aek Natas dan pada tahun yang sama masuk Fakultas Pertanian USU melalui jalur Panduan Minat Prestasi (PMP). Penulis memilih minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan, Program Studi Agroekoteknologi. Selama perkuliahan penulis mendapatkan beasiswa bantuan belajaar mahasiswa (BBM) pada tahun 2010. Selama mengikuti perkuliahan, penulis merupakan anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK). Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN. IV Kebun Pabatu dari tanggal 09 Juli 2012 sampai 07 Agustus 2012.
iii


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Respons Pertumbuhan dan Produksi Terung (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Fosfor”.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan, memelihara dan mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ir. Rosita Sipayung, MP. dan Ir. Mbue Kata Bangun, MS. selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, November 2014
Penulis
iv

DAFTAR ISI Hal.
ABSTRAK .............................................................................................................. i ABSTRACT .............................................................................................................. ii RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. iii KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv DAFTAR ISI ........................................................................................................... v DAFTAR TABEL ................................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... ix
PENDAHULUAN Latar Belakang.................................................................................................. 1 Tujuan Penelitian.............................................................................................. 2 Hipotesis Penelitian .......................................................................................... 3 Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ............................................................................................... 4 Syarat Tumbuh ................................................................................................. 5 Iklim ............................................................................................................ 5 Tanah .......................................................................................................... 6 Pupuk Organik dan Anorganik ....................................................................... 7 Pupuk Kandang Ayam .................................................................................... 8 Pupuk Fosfor ................................................................................................... 9
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu .......................................................................................... 11 Bahan dan Alat ................................................................................................ 11 Metode Penelitian ............................................................................................11
PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan .............................................................................................. 14 Persiapan Media Tanam .................................................................................. 14 Persemaian Benih ........................................................................................... 14 Aplikasi Pupuk Kandang Ayam ..................................................................... 14 Penanaman ...................................................................................................... 15 0 Aplikasi Pupuk Fosfor .................................................................................... 15 Pemeliharaan Tanaman ................................................................................... 15 Penyiraman .............................................................................................. 15 Penyulaman ............................................................................................. 15 Penjarangan ............................................................................................. 15 Penyiangan .............................................................................................. 16 Pengendalian Hama dan Penyakit ........................................................... 16 Panen ............................................................................................................... 16 Peubah Amatan ............................................................................................... 16 Tinggi Tanaman (cm) ............................................................................. 16 Diameter Batang (mm) ........................................................................... 16 Jumlah Daun (helai)................................................................................. 17 Umur Berbunga (hari) ............................................................................. 17
v

Jumlah Bunga Per Tanaman (rumpun) ................................................... 17 Jumlah Buah Per Tanaman (buah) .......................................................... 17 Panjang Buah (cm) .................................................................................. 17 Diameter Buah (mm) .............................................................................. 17 Produksi Per Sampel (g) .......................................................................... 17 Produksi Per Plot (g) ............................................................................... 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil.......................................................................................................... 19 Pembahasan .............................................................................................. 40 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan............................................................................................... 44 Saran ......................................................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 45 LAMPIRAN ........................................................................................................ 47
vi


DAFTAR TABEL
No. Hal. 1. Rataan tinggi tanaman 2-7 MSPT (cm) pada pemberian pupuk kandang
ayam dan pupuk fosfor ..................................................................................... 19
2. Rataan diameter batang 2-7 MSPT (mm) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor ..................................................................................... 21
3. Rataan jumlah daun 2-7 MSPT (helai) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor............................................................................................... 23
4. Rataan umur berbunga (hari) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor...................................................................................................... 25
5. Rataan jumlah bunga per tanaman 5-9 MSPT (bunga) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor............................................................ 26
6. Rataan jumlah buah pertanaman 5-9 MSPT (buah) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor...................................................................... 28
7. Rataan produksi pertama per sampel (g) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor .................................................................................... 29
8. Rataan produksi kedua per sampel (g) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.............................................................................................. 30
9. Rataan produksi per plot (g) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor..................................................................................................... 31
10. Rataan panjang buah produksi pertama (cm) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor...................................................................... 32
11. Rataan panjang buah produksi kedua (cm) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor .................................................................................... 34
12. Rataan diameter buah produksi pertama pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor .................................................................................... 35
13. Rataan diameter buah produksi kedua pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor.............................................................................................. 36
vii

DAFTAR GAMBAR No. Hal. 1. Hubungan pupuk fosfor terhadap tinggi tanaman........................................... 21 2. Hubungan pupuk fosfor terhadap tinggi tanaman............................................ 25 3. Hubungan pupuk Fosfor terhadap jumlah daun (helai).................................... 27 4. Hubungan pupk fosfor terhadap produksi pertama per sampel (g)................. 34
viii


DAFTAR LAMPIRAN No. Hal. 1. Bagan penelitian................................................................................................ 44 2. Deskripsi Tanaman terung ungu varietas mustang f1....................................... 45 3. Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian............................................................ 46 4. Hasil Analis Tanah Topsoil Tuntungan ............................................................ 47 5. Hasil Analisis Pupuk Kandang Ayam............................................................... 47 6. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2MSPT...................................................... 54 7. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MSPT............................................................ 54 8. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 3 MSPT ................................................... 55 9. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MSPT........................................................... 55 10. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MSPT ................................................... 56 11. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MSPT........................................................... 56 12. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MSPT ................................................... 57 13. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MSPT........................................................... 57 14. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MSPT................................................... . 58 15. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MSPT.......................................................... .. 58 16. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 7 MSPT..................................................... 59 17. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 7 MSPT............................................................ 59 18. Data Pengamatan Diameter Batang 2 MSPT.................................................... 60 19. Sidik Ragam Diameter Batang 2 MSPT .......................................................... 60 20. Data Pengamatan Diameter Batang 3 MSPT................................................... 61 21. Sidik Ragam Diameter Batang 3 MSPT .......................................................... 61 22. Data Pengamatan Diameter Batang 4 MSPT................................................... 62 23. Sidik Ragam Diameter Batang 4 MSPT .......................................................... 62
ix

24. Data Pengamatan Diameter Batang 5 MSPT.................................................... 63 25. Sidik Ragam Diameter Batang 5 MSPT ........................................................... 63 26. Data Pengamatan Diameter Batang 6 MSPT..................................................... 64 27. Sidik Ragam Diameter Batang 6 MSPT ........................................................... 64 28. Data Pengamatan Diameter Batang 7 MSPT.................................................... 65 29. Sidik Ragam Diameter Batang 7 MSPT ........................................................... 65 30. Data Pengamatan JumlahDaun 2 MSPT............................................................ 66 31. Sidik Ragam Jumlah Daun 2 MSPT .................................................................. 66 32. Data Pengamatan JumlahDaun 3 MSPT............................................................ 67 33. Sidik Ragam Jumlah Daun 3 MSPT .................................................................. 67 34. Data Pengamatan JumlahDaun 4 MSPT............................................................ 68 35. Sidik Ragam Jumlah Daun 4 MSPT .................................................................. 68 36. Data Pengamatan JumlahDaun 5 MSPT............................................................ 69 37. Sidik Ragam Jumlah Daun 5 MSPT .................................................................. 69 38. Data Pengamatan JumlahDaun 6 MSPT............................................................ 70 39. Sidik Ragam Jumlah Daun 6 MSPT .................................................................. 70 40. Data Pengamatan JumlahDaun 7 MSPT............................................................ 71 41. Sidik Ragam Jumlah Daun 7 MSPT ................................................................... 71 42. Data Pengamatan Umur Berbunga (hari)........................................................... 72 43. Sidik Ragam Jumlah Umur Berbunga (hari)...................................................... 72 44. Data Pengamatan Jumlah Berbunga per Tanaman 5 MSPT .............................. 73 45. Sidik Ragam Jumlah Berbunga per Tanaman 5 MSPT ..................................... 73 46. Data Pengamatan Jumlah Berbunga per Tanaman 6 MSPT .............................. 74 47. Sidik Ragam Jumlah Berbunga per Tanaman 6 MSPT ..................................... 74
x

48. Data Pengamatan Jumlah Berbunga per Tanaman 7 MSPT .............................. 75 49. Sidik Ragam Jumlah Berbunga per Tanaman 7 MSPT ..................................... 75 50. Data Pengamatan Jumlah Berbunga per Tanaman 8 MSPT .............................. 76 51. Sidik Ragam Jumlah Berbunga per Tanaman 8 MSPT ..................................... 76 52. Data Pengamatan Jumlah Berbunga per Tanaman 9 MSPT .............................. 77 53. Sidik Ragam Jumlah Berbunga per Tanaman 9 MSPT ..................................... 77 54. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman 5 MSPT ..................................... 78 55. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 5 MSPT ............................................ 78 56. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman 6 MSPT ..................................... 79 57. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 6 MSPT ............................................ 79 58. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman 7 MSPT ..................................... 80 59. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 7 MSPT ............................................ 80 60. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman 8 MSPT ..................................... 81 61. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 8 MSPT ............................................ 81 62. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman 9 MSPT ..................................... 82 63. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 9 MSPT ........................................... 82 64. Data Pengamatan Produksi Pertama per Sampel ............................................... 83 65. Sidik Ragam Produksi Pertama per Sampel ...................................................... 83 66. Data Pengamatan Produksi Kedua per Sampel.................................................. 84 67. Sidik Ragam Produksi Kedua per Sampel ......................................................... 84 68. Data Pengamatan Panjamg Buah Produksi Pertama.......................................... 85 69. Sidik Ragam Panjamg Buah Produksi Pertama ................................................. 85 70. Data Pengamatan Panjamg Buah Produksi Kedua ............................................ 86 71. Sidik Ragam Panjamg Buah Produksi Kedua.................................................... 86
xi

72. Data Pengamatan Diameter Buah Produksi Pertama......................................... 87 73. Sidik Ragam Diameter Buah Produksi Pertama ................................................ 87 74. Data Pengamatan Diameter Buah Produksi Kedua ........................................... 88 75. Sidik Ragam Diameter Buah Produksi Kedua................................................... 88 76. Data Pengamatan Produksi per Plot................................................................... 89 77. Sidik Ragam Produksi per Plot .......................................................................... 89 78. Lahan Penelitian ................................................................................................ 89
xii

ABSTRACT
MUHAMMAD SAFII : Respond of Growth and Production of Eggplant (Solanum malongena L.) on the application of chicken manure and Phosphor fertilizer, supervised by ROSITA SIPAYUNG and M. K. BANGUN The chemical fertilizer applied by farmer to increase the growth of eggplant. But the application of chemical fertilizer in a long of time will decrease the soil quality in which the soil structure will solid because it’s the combination of application of chemical and organic fertilizer for the survive of the growth of eggplant. The writer choose the chicken manure because it contain the higher P nutrient than the other ones. This research was conducted in the farming area of local people in sub-urban village of Sari Rejo Subdistrict Polonia, Medan on the elevation of 25 meter on above sea level since April up to July 2014, by using factorial group random sampling with two treatments. The first factor is chicken manure with four level, .e 0 gr/ polybag, 40 gr/ polybag, 80 gr/ polybag and 120 gr/ polybag. The second one is Dosage of Phosphor in the level of treatment, i.e : 0 gr/ po;lybag, 2.4 gr/ polybag, and 4.8 gr/ polybag. The observed parameter is the height of plant, diameter of stem, number of leaf, the time of flowering, number of blossom per plant, number of fruit per plant, length of fruit, diameter of fruit, production per sample and production per plot. The results of research indicates that the using of chicken manure has a significant influence to the parameter of stem diameter (6 and 7 MST) and the length of fruit in the second harvest. The application of phosphor fertilizer has a significant influence to the height of plant (4, 5, 6 and 7 MSPT), diameter of stem (2, 3, 4, 5, 6 and 7 MSTP), number of leaf (6 MSPT) and first production per sample. Keywords : Eggplant, Chicken manure, Phosphor
i

ABSTRAK
MUHAMMAD SAFII : Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terung (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Fosfor, dibimbing oleh ROSITA SIPAYUNG dan M. K. BANGUN.
Penggunaan pupuk kimia sering dipilih petani untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman terung. Akan tetapi penggunaan pupuk kimia ini lama kelamaan akan mengurangi kualitas tanah di sebabkan struktur tanah menjadi padat oleh karena itu kombinasi pemberian pupuk kimia dan organik diharapkan dapat menjaga pertumbuhan tanaman terung yang berkelanjutan. Dalam hal ini penulis memilih pupuk kandang ayam karena memiliki kadar hara P yang relatif tinggi dari pupuk kandang lainnya. Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Polonia Medan yang berada pada ketinggian tempat 25 meter diatas permukaan laut dari bulan April sampai Juli 2014. Menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor perlakuan yaitu faktor pertama pupuk kandang ayam dengan empat taraf yaitu, 0 gr/polibag, 40 gr/polibag, 80 gr/polibag dan 120 gr/polibag. Faktor kedua dosis pupuk fosfor dengan tiga taraf perlakuan yaitu, 0 gr/polibag, 2,4 gr/polibag dan 4,8 gr/polibag. Parameter yang di amati adalah Tinggi Tanaman, Diameter Batang, Jumlah Daun, Umur Berbunga, Jumlah Bunga Pertanaman, Jumlah Buah Per Tanaman, Panjang Buah, Diameter Buah, Produksi Per Sampel dan Produksi Per Plot.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter Diameter Batang (6 dan 7 MSPT) dan Panjang Buah panen kedua. Pemberian pupuk fosfor berpengaruh nyata terhadap Parameter Tinggi Tanaman (4,5,6 dan 7 MSPT), Diameter Batang (2,3,4,5,6 dan 7 MSPT), Jumlah Daun (6 MSPT) dan Produksi Panen Pertama Per Sampel. Kata kunci : Terung, Pupuk Kandang Ayam, Fosfor

ii

PENDAHULUAN Latar Belakang
Tanaman terung merupakan salah satu sayuran yang cukup populer dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Buah terung yang masih muda selain enak untuk dijadikan berbagai sayuran dan lalapan, juga mengandung gizi yang cukup tinggi dan komposisinya lengkap sehingga komoditas terung sangat potensial untuk dikembangkan secara intensif dalam skala agribisnis sekaligus penyumbang cukup besar terhadap keanekaragaman bahan pangan bergizi bagi penduduk (Rukmana, 2006).
Menurut BPS Indonesia (2012) dan Direktorat Jenderal Hortikultura (2012), produksi terung nasional sebanyak 518.787 ton dengan luas panen 50.559 ha. Peningkatan produksi terung dapat dilakukan secara ekstensifikasi dan intensifikasi, salah satunya adalah melalui usaha peningkatan produktivitas dan efisiensi penggunaan tanah, sehingga intensifikasi merupakan pilihan yang tepat untuk diterapkan.
Dalam pengembangan hortikultura tidak lagi hanya memperlihatkan aspek produksi tapi lebih menitikberatkan pada pengembangan komoditi yang bermutu serta berorientasi pasar, untuk itu peranan petani tidak cukup lagi hanya mengetahui bagaimana produk yang baik tetapi sekarang petani dituntut untuk mengetahui bagaimana selera dan kebutuhan konsumen akhir sehingga petani dapat menghasilkan produk yang sesuai dan dapat dipasarkan dengan baik serta memperoleh harga jual yang layak (Ariyanto, 2006).
Melihat kebermanfaatan terung ungu yang cukup banyak, maka perlu ditingkatkan produksinya. Dalam hal ini, produksi buah terung membutuhkan

2
unsur hara. Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar dinamakan unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg dan S), sedangkan unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil dinamakan unsur hara mikro (Fe, Mn, B, Mo, Zn, Cu dan Cl) (Zulkarnain, 2010).
Pupuk kandang unggas atau ayam pada saat ini telah banyak dipergunakan petani, karena banyaknya peternakan ayam secara besar-besaran di Indonesia memberi peluang untuk memanfaatkan kotoran ayam sebagai pupuk. Dari hasil penelitian, pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang sangat baik terhadap kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman, bahkan lebih baik dari pupuk kandang hewan besar (Damanik dkk., 2010).
Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relatif lebih tinggi dari pukan lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang diberikan. Selain itu dalam kotoran ayam tersebut merupakan hasil campuran sisa-sisa makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan tambahan hara terhadap sayuran (Widowati dkk, 2005).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang respons pertumbuhan dan produksi terung (Solanum melongena L.) terhadap pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk menguji respons pertumbuhan dan produksi terung (Solanum melongena L.) terhadap pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor pada beberapa taraf perlakuan.

3
Hipotesis Penelitian Ada perbedaan respons pertumbuhan dan produksi terung terhadap
pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor pada beberapa taraf perlakuan serta interaksi kedua faktor tersebut. Kegunaan Penulisan
Data sebagai salah satu syarat untuk dapat menyusun skripsi guna mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, dan diharapkan dapat pula berguna untuk pihak-pihak yang berkepentingan dalam budidaya terung.


4
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman
Kedudukan tanaman terung dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Class: Magnoliopsida; Ordo: Solanales; Family: Solanaceae; Genus: Solanum Spesies: Solanum melongena L. (Tjitrosoepomo, 2004).
Akar pada tanaman terung adalah akar tunggang yang bercabang (ramosus), artinya akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak, yang lebih besar kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi amat luas hingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak (Tjitrosoepomo, 2004).
Tanaman terung termasuk tanaman yang berbentuk perdu. Batangnya rendah, berkayu dan bercabang. Batang tanaman terung dibedakan menjadi dua bagian yaitu batang utama (primer) dan batang percabangan (skunder). Batang utama merupakan batang untuk penjangga dan memperkokoh berdirinya tanaman, sedangkan batang percabangan merupakan batang untuk mengeluarkan bunga (Hadiatna, 2006).
Daun tanaman terung berbentuk bulat atau bulat panjang (lonjong) dengan ujung daun meruncing dan pangkal daun menyempit, sedangkan bagian tengahnya melebar. Ada juga yang berkerut-kerut (bergerigi), berbulu, berwarna hijau muda, sampai hijau gelap. Tangkai daunnya ada yang pendek ada yang panjang, ada

5
yang sempit ada yang lebar berwarna hijau hingga hijau tua, bersifat kuat dan halus. Tulang-tulang daunnya bercabang-cabang dan menyirip (Budiman, 2008). Bunga terung tergolong kedalam hermaproditus yaitu berkelamin ganda. Dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik). Bunga terung bentuknya mirip bintang, berwarna biru atau lembayung, cerah sampai gelap. Penyerbukan bunga dapat berlangsung secara silang maupun menyerbuk sendiri (Astawan, 2009).
Buah terung ungu berukuran besar dan berbentuk bulat agak memanjang dengan bagian ujung buah bulat tumpul. Buah muda memiliki warna ungu muda, sedangkan warna buah tua ungu keputihan. Buah muda biasanya dimanfaatkan untuk asinan dan manisan sedangkan buah tua biasanya dijadikan bahan sayur (Hastuti, 2007).
Biji terdapat dalam jumlah banyak dan tersebar di dalam daging buah, berbentuk bulat kecil, agak keras, berwarna coklat kehitaman dan permukaannya licin mengkilap. Biji terung dapat juga dijadikan sebagai bahan perbenihan (perbanyakan tanaman) (Astawan, 2009). Syarat Tumbuh Iklim
Suhu udara 20oC-32oC (0 – 1200 m dpl), merupakan suhu yang cocok untuk tanaman terung. Suhu panas dan iklim kering ini berkaitan dengan ketinggian tempat dari permukaan laut (dpl). Suhu mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti dalam proses perkecambahan, pertunasan, pembungaan dan lain-lain (Budiman, 2008).

6
Tanaman terung dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian tempat berkisar antara 1-1200 m diatas permukaan laut. Terung yang dibudidayakan di dataran rendah dan bertopografi datar mempunyai umur panen yang lebih pendek dibandingkan terung yang dibudidayakan didataran tinggi (Simanjuntak, 2003).
Tanaman terung cocok ditanam di musim kemarau. Dapat juga ditanam sepanjang tahun. Umumnya terung dapat tumbuh di kawasan yang mempunyai kriteria berikut : suhu udara 22-30°C, jenis tanah lempung berpasir, memiliki sinar matahari yang cukup, tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 m diatas permukaan laut (Sakri, 2012) Tanah
Tanaman terung umumnya memiliki daya adaptasi yang sangat luas, namun kondisi tanah yang subur dan gembur dengan sistem drainase dan tingkat keasaman yang baik, merupakan syarat yang ideal bagi pertumbuhan tanaman terung. Untuk pertumbuhan optimum, pH tanah harus berkisar antara 5.5-6.7, namun tanaman terung masih toleran terhadap pH yanah yang lebih rendah yaitu 5.0. Pada tanah dengan pH yang lebih rendah dari 5.0 akan menghambat pertumbuhan tanaman yang mengakibatkan rendahnya tingkat produksi tanaman (Simanjuntak, 2003).
Tanah yang mudah mengikat air, gembur, atau kedalaman tanah yang cukup merupakan sifat yang cocok untuk pertumbuhan tanaman terung. Jenih tanah yang baik adalah regosol, latosol dan andosol yang merupakan tanah lempung ringan dengan daya drainase dan daya ikat air yang baik. Tanah dengan derajat keasaman (pH tanah) 6,8-7,3. Kondisi tanah yang terlalu masam (kurang

7

dari 5.5) akan menyebabkan tanaman mengalami klorosis. Namun tanaman juga akan pendek, jumlah daunnya sedikit dan produksinya rendah, bila kondisi tanahnya terlalu basa (>7.5). Tanaman terung masih toleran terhadap keasaman tanah 6-7.5 (Budiman, 2008). Pupuk Organik dan Anorganik
Pemberian pupuk SP-36, KCl, atau urea sesuai cara budidayanya, dipakai urea 150 kg/ha, SP-36 400 kg/ha, dan KCl 150 kg/ha. Pemupukan selanjutnya 15 hari setelah tanam, dan 60 hari setelah tanam dengan dosis setengah dari sisanya (Budiman, 2008).
Pengaruh pupuk terutama pupuk organik sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat biologi tanah seperti aktivitas organisme tanah, jumlah dan perkembangannya baik makroorganisme dan mikroorganisme. Mikroorganisme juga membutuhkan unsur hara untuk kehidupannya, anara lain hara N, P, K dan Ca serta ber-pH 6. Berdasarkan hal-hal diatas pupuk dapat mempengaruhi aktivitas dan perkembangan jasad-jasad hidup tanah seperti bakteri, fungi dan aktinomicetes (Damanik dkk, 2010).
Pupuk adalah salah satu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan kedalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah. Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-bahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman. Karena hal-hal

8
tersebut maka diperoleh hasil pemupukan yang efesien dan tidak merusak akar tanaman maka harus diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara pemberian pupuk yang tepat (Hasibuan, 2006).
Pupuk-pupuk anorganik (buatan) pada umumnya tidak banyak berpengaruh terhadap sifat-sifat biologis tanah. Sifat biologis tanah yang dimaksud ialah segala aktivitas jasad-jasad mikro (mikroba) tanah. Pupuk yang banyak pengaruhnya terhadap sifat biologi tanah ialah pupuk-pupuk organik. Bahan organik merupakan sumber energi dari jasad-jasad mikro tanah. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah semakin besar aktifitas perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Aktifitas mikroorganisme ini sangat penting dalam hal perombakan bahan organik, pelapukan protein menjadi asam-asam amino, proses nitrifikasi yang akhirnya membebaskan unsur hara seperti N, P dan S serta unsur-unsur mikro (Damanik dkk, 2010). Pupuk Kandang Ayam
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran padat, kotoran cair dari hewan ternak yang dikandangkan yang dapat bercampur dengan alas kandang dan sisa-sisa makanan. Sifat dan ciri pupuk kandang ditentukan oleh sebagai faktor antara lain: jenis ternak dan umurnya, makanan hewan ternak, hasil hewan ternak, jumlah dan macam alas kandang, bentuk atau struktur kandang dan tempat penyimpanan pupuk (Damanik dkk, 2010).
Pupuk kandang ayam merupakan pupuk organik yang berasal dari kotoran cairan dan padat ternak ayam yang tercampur sisa-sisa makanan dan alas kandang. Pupuk kandang ayam dapat meningkatkan jumlah hara yang tersedia dalam tanah dan akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Keuntungan yang

9
dimiliki pupuk kandang ayam yaitu dapat memperbaiki sifat fisik tanah karena mengandung N, P, K dan Mg dan dapat meningkatkan kesuburan biologis tanah. Menurut Supriati dan Herliana (2010), kandungan unsur hara pupuk kandang ayam terdapat 1,5% N, 1,5% P2O5 dan 0,8% K2O. Pupuk fosfor
Hampir semua pupuk fosfor komersial berasal dari batuan fosfor. Selain itu dapat pula berasal dari mineral-mineral fosfor dan bahan-bahan organik seperti tepung tulang dan guano. Bahan baku untuk pembuatan fosfor (fosfor alam) banyak disuply dari Afrika Utara (Tunisia, Aljazair dan Maroko) dan Amerika Serikat (florida). Batuan fosfor terbaik mengandung sekitar 35% P2O5. Sumber fosfor alam yang dikenal mempunyai kadar P tinggi adalah batuan beku dan batuan endapan dengan bahan mineral (Damanik dkk, 2010).
Di dalam tubuh tanaman fosfor memberikan peranan yang penting dalam beberapa hal antara lain: (1) pembelahan sel dan pembentukan lemak dan albumin, (2) pembentukan bunga, buah dan biji, (3) kematangan tanaman melawan efek nitrogen, (4) merangsang perkembangan akar, (5) meningakatkatkan kualitas hasil tanaman dan (6) ketahanan terhadap hama dan penyakit. Superfosfor adalah pupuk yang dibuat dengan mereaksikan batuan fosfor dengan Asam Sulfat (H2SO4). Selanjutnya dengan asam ini juga dibuat pupuk fosfor lainnya seperti Double Superfosfor (DSP), Triple Superfosfor (TSP), dan Superfosfor 36 (SP36) (Damanik dkk., 2010).
Pupuk P dikelompokkan dalam tiga kelompok berdasarkan kelarutannya yaitu : (a) Pupuk P yang melarut kedalam asam keras (mengandung P2O5, merupakan pupuk P yang lambat tersedia bagi keperluan tanaman) (b) Pupuk P

10
yang melarut dengan ammonium nitrat netral atau asam sitrun (mengandung P2O5, merupakan pupuk yang mudah tersedia bagi keperluan tanaman) (c) Pupuk P yang melarut dalam air (mengandung P2O5, juga merupakan pupuk P yang mudah tersedia bagi tanaman) (Sutedjo, 2002).
Superfosfor Triple (TSP) dibuat melalui pengemasan batuan fosfor dengan H3PO4 dengan peralatan dan proses yang sama dengan pupuk superfosfor biasa. Pupuk ini mempunyai rumus kimia yang sama dengan pupuk superfosfor rangkap Ca(H2PO4)2, pupuk padat yang berbentuk butiran kasar, berwarna abu-abu dan termasuk pupuk yang mudah larut di dalam air. Kandungan hara pupuk ini sekitar 46-48% P2O5, tidak bersifat higroskopis dan reaksinya di dalam tanah netral (Damanik dkk, 2010).


11
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Lahan Masyarakat Kelurahan Sari Rejo, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, pada bulan April 2014 sampai dengan Juli 2014. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah benih terung varietas Mustang F1, tanah topsoil, pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor (TSP) sebagai perlakuan, pupuk dasar (Urea dan KCL), polibag ukuran 35 x 55 cm (10 kg), label sampel, insektisida berbahan aktif Karbofuran dan air.
Alat yang digunakan adalah polibag, cangkul, gembor, jangka sorong, tugal, plank penelitian, patok tinggi tanaman, gunting, tali rafia, spanduk, timbangan analitik, kalkulator, meteran dan alat tulis. Metode Penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor perlakuan, yaitu: Faktor I: Dosis pupuk kandang ayam dengan 4 taraf, yaitu: K0 = 0 g/polibag K1 = 40 g/polibag K2 = 80 g/polibag K3 = 120 g/polibag

12

Faktor II: Dosis pupuk fosfor dengan 3 taraf, yaitu:

P0 = 0 g/polibag

P1 = 2,4 g/polibag

P2 = 4,8 g/polibag

Kombinasi perlakuan adalah 12 perlakuan, yaitu:


K0P0

K1P0

K2P0

K3P0

K0P1

K1P1

K2P1

K3P1

K0P2

K1P2


K2P2

K3P2

Jumlah ulangan

: 3 ulangan

Jumlah plot

: 36 plot

Ukuran plot

: 100 cm x 100 cm

Jumlah tanaman/plot

: 4 tanaman


Jumlah tanaman sampel/plot : 3 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 144 tanaman

Jarak antar plot

: 50 cm

Jarak antar blok

: 50 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam model linier sebagai berikut:

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβjk) + εijk

i = 1,2,3

j = 1,2,3,4 k = 1,2,3

Dimana;

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i, yang mendapat perlakuan pupuk

kandang ayam pada taraf ke-j dan pupuk fosfor pada taraf ke-k

µ = Nilai tengah umum

ρi = Efek blok ke-i

13
αj = Efek pupuk kandang ayam pada taraf ke-j βk = Efek pupuk fosfor pada taraf ke-k (αβjk) = Efek interaksi pupuk kandang ayam pada taraf ke-j dan pupuk fosfor
pada taraf ke-k εijk = Efek galat pada unit percobaan blok ke-i yang mendapat perlakuan
pupuk kandang ayam pada taraf ke-j dan pupuk fosfor pada taraf ke-k Data pengamatan dianalisis dengan sidik ragam, jika perlakuan yang diuji berbeda nyata maka dilanjutkan analisis lanjutan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5 % (Hanafiah, 2002).

14
PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan
Diukur lahan percobaan yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma, kemudian dibentuk plot dengan ukuran 100 cm x 100 cm sebanyak 12 plot dengan 3 ulangan sehingga diperoleh 36 plot secara keseluruhan. Jarak antar plot 50 cm dan blok 50 cm. Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah topsoil yang dimasukkan ke dalam polibag berukuran 35 x 55 cm (10 kg) dengan volume 2/3 dari tinggi polibag.. Persemaian Benih
Benih direndam dahulu dalam wadah yang telah dibasahi. Wadah tersebut diisi dengan busa atau kapas sebagai media tumbuh. Ditutup dan disimpan wadah tersebut ditempat yang kering serta teduh. Setelah muncul radikula atau biji berkecambah didalam wadah, dipindahkan benih terung ke media semai kemudian disemai. Diambil benih satu persatu menggunakan pinset dengan posisi radikula dibawah. Disediakan media semai berupa campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 2:1:1. Kemudian dimasukkan media dengan perbandingan 2:1:1 kedalam babybag. Aplikasi Pupuk Kandang Ayam
Pupuk kandang ayam diaplikasikan 1 minggu sebelum pindah tanam (MSPT) sesuai taraf dosis perlakuan (0 g/tanaman, 40 g/tanaman, 80 g/tanaman, dan 120 g/tanaman). Aplikasi pupuk kandang ayam dilakukan dengan dicampur media tanam dalam polibag.

15
Penanaman Pada setiap media tanam dalam polibag yang telah disiapkan, ditanam
1 bibit tanaman per polibag. Aplikasi Pupuk Dasar (Urea dan KCL)
Pupuk Urea diaplikasikan pada 5 hari setelah pindah tanam (HSPT) dengan dosis 2,17 g/tanaman dan KCL diaplikasikan pada 5 hari setelah pindah tanam (HSPT) dengan dosis 1,7 g/tanaman. Pemberian pupuk dasar dilakukan dengan cara ditugal 5 cm dari tanaman. Aplikasi Perlakuan (Pupuk Fosfor (TSP))
Pupuk fosfor diaplikasikan pada 5 hari setelah pindah tanam (HSPT) dengan dosis 2,4 g/tanaman sesuai taraf dosis perlakuan (0 g/tanaman, 2,4 g/tanaman, dan 4,8 g/tanaman). Pemberian pupuk posfor dilakukan dengan cara ditugal 5 cm dari tanaman. Pemeliharaan Tanaman Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari yang disesuaikan dengan kondisi lapangan menggunakan gembor, jika hujan maka tidak dilakukan penyiraman. Penyulaman
Penyulaman dilakukan 1 minggu setelah pindah tanam (MSPT) yaitu mengganti tanaman yang mati, tanaman yang tumbuhnya abnormal dan tanaman yang terserang hama dan penyakit.

16
Penyiangan Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut gulma di
polibag. Untuk membersihkan setiap plot dan parit dilakukan dengan cara mekanis menggunakan cangkul. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit disesuaikan dengan kondisi lapangan. Pada penelitian ini dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif Karbofuran dengan konsentrasi 0,5 cc/l air untuk mengendalikan serangan kumbang Epilachma spp dan Ulat Grayak. Panen
Pada penelitian ini, pemanenan buah terung dilakukan sebanyak 2 kali. Pemanenan pertama pada 70 hari setelah pindah tanam (HSPT), pemanenan kedua dilakukan pada umur 77 hari setelah pindah tanam (HSPT). Peubah Amatan Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh tanaman. Tinggi tanaman diukur 2 minggu setelah pindah tanam (MSPT), interval pengukuran seminggu sekali menggunakan meteran sampai 7 MSPT. Diameter Batang (mm)
Pengukuran diameter batang dilakukan dengan menggunakan jangka sorong pada bagian pangkal batang di bagian sisi kiri dan kanan dimulai 2 MSPT sampai dengan 7 MSPT.

17
Jumlah Daun (helai) Jumlah daun dihitung saat 2 minggu setelah pindah tanam (MSPT) dengan
interval perhitungan seminggu sekali sampai 7 MSPT. Umur Berbunga (hari)
Umur berbunga ditentukan saat 75% tanaman telah mengeluarkan bunga. Jumlah Bunga Per Tanaman (rumpun)
Jumlah bunga per tanaman ditentukan saat 75% tanaman telah mengeluarkan bunga. Jumlah Buah Per Tanaman (buah)
Jumlah buah per tanaman dihitung saat 75% tanaman telah mengeluarkan buah dengan kriteria panen buah telah berukuran cukup besar dan lunak serta sedikit berair. Panjang Buah (cm)
Pengukuran panjang buah dilakukan mulai dari pangkal hingga ujung buah menggunakan meteran yang dilakukan setelah panen. Diameter Buah (mm)
Bagian yang diukur adalah bagian tengah tongkol menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan dari 2 sisi menggunakan jangka sorong saat panen. Produksi Per Sampel (g)
Menimbang bobot buah pada setiap sampel menggunakan timbangan pada akhir penelitian dimana dibedakan produksi pertama dan produksi kedua dalam menimbang produksi per sampel.

18
Produksi Per Plot (g) Menimbang bobot buah pada setiap plot menggunakan timbangan pada
akhir penelitian.

19

Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman (cm)

Data pengamatan tinggi tanaman mulai pengamatan 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 MSPT dicantumkan pada Lampiran 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 sedangkan sidik ragam masing-masing pengamatan dicantumkan pada Lampiran 7, 9, 11, 13, 15 dan 17. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan pemberian pupuk fosfor berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4, 5, 6 dan 7 MSPT. Interaksi pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman.
Rataan tinggi tanaman terung 2-7 MSPT pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor dapat dilihat pada Tabel 1.

20

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman 2-7 MSPT (cm) pada pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk fosfor

Pupuk Fosfor (g)

Pupuk Kandang Ayam (g) K0 K1 K2 K3

Rataan

(Kontrol) (40 g) (80 g) (120 g)

P0 (kontrol)

2 MSPT

P1 (2,4 g)

P2 (4,8 g)

4,43 5,04 4,92

5,37 5,08 4,21 5,30 4,57 4,23 3,98 5,21 4,54

4,77 4,79 4,66

Rataan

4,80 4,88 4,95 4,33

P0 (kontrol)

3 MSPT

P1 (2,4 g)

P2 (4,8 g)

5,05 6,13 5,82

6,01 5,57 4,83 6,43 5,30 4,89 4,92 6,23 5,32

5,36 5,69 5,57

Rataan

5,66 5,79 5,70 5,01

P0 (kontrol)

6,72

7,25 7,36 7,10 7,11 b

4 MSPT

P1 (2,4 g)

9,61 9,16 10,09 9,24 9,53 a

P2 (4,8 g)

8,68 10,07 11,31 10,32 10,09 a

Rataan

8,34 8,83 9,59 8,89

P0 (kontrol) 5 MSPT P1 (2,4 g)
P2 (4,8 g)

8,95 11,84 10,92

9,48 11,39 12,30

9,59 12,33 13,54

9,33 11,48 12,55

9,34 b 11,76 a 12,33 a

Rataan

10,57

11,06 11,82 11,12

P0 (kontrol)

6 MSPT

P1 (2,4 g)

P2 (4,8 g)

11,77 15,73 14,50

13,26 15,59 14,98

12,93 15,39 17,54

11,93 14,13 15,63

12,47 b 15,21 a 15,66 a

Rataan

14,00

14,61 15,29 13,90

P0 (kontrol)

7 MSPT

P1 (2,4 g)

P2 (4,8 g)

18,23 23,63 21,79

20,52 23,14 22,93

19,92 23,25 24,71

19,19 22,09 24,12

19,46 b 23,03 a 23,39 a

Rataan

21,21

22,20 22,63 21,80

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda

tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Pada Tabel 1 tampak bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada 7

MSPT dimana perlakuan K2 (80 g/polibag) menghasilkan tanaman tertinggi yaitu

22,63 cm yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Pemberian pupuk fosfor pada 4 MSPT dimana perlakuan P2

(4,8 g/polibag) menghasilkan tanaman tertinggi yaitu 10,09 cm dimana berbeda

nyata dengan perlakuan P0, namun berbeda tidak nyata dengan P1.

21 Pemberian pupuk fosfor pada 5 MSPT dimana perlakuan P2 (4,8 g/polibag) menghasilkan tanaman tertinggi yaitu 12,33 cm dimana berbeda nyata dengan perlakuan P0, namun berbeda tidak nyata dengan P1. Pemberian pupuk fosfor pada 6 MSPT dimana perlakuan P2 (4,8 g/polibag) menghasilkan tanaman tertinggi yaitu 15,66 cm dimana berbe