Bisa juga dikenal dengan suatu teknik pengumpulan data yang dalam pelaksanaanya dengan mengadakan tanya jawab dengan mewawancarai
mahasiswa sebagai informan pemirsa STV yang menonton tayangan acara “Kabayan Nyintreuk” dan juga pihak produksi tayangan acara “Kabayan
Nyintreuk” dalam menanggapi penyampaian pesan.
2. Observasi
Observasi dijadikan sebagai salah satu teknik pengumpulan data oleh peneliti karena pada dasarnya observasi dipakai ketika peneliti merupakan
bagian dari populasi tersebut. Penelitian ini juga merupakan bagian dari populasi karena peneliti juga merupakan penonton dan pemerhati acara
“Kabayan Nyintreuk” di STV Bandung.
3. Studi Kepustakaan
Peneliti menggunakan studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data menggunakan buku atau referensi sebagai penunjang penelitian,
dengan melengkapi atau mencari data-data yang dibutuhkan dari literature, referensi, majalah, makalah dan yang lainnya. Sehingga
memperoleh data-data yang tertulis melalui telaah bacaan yang ada kaitannya dengan masalah penelitian.
4. Dokumentasi
Dokumentasi ini dengan mengambil beberapa foto-foto hasil peliputan dan episode
“Sanggar Seniman Mahasiswa di Cigondewa”, “Anak-Anak Jalanan”, “Jalan rusak di kota Bandung” dan “Feature Simbol Kota
Bandung” yang telah ditayangkan sebelumnya di dalam Program tayangan
“Kabayan Nyintreuk”, sehingga merujuk untuk dijadikan referensi penelitian.
5. Internet Searching
Pengumpulan data dengan melengkapi atau mencari data-data yang dibutuhkan internet, yaitu dari website maupun blog.
1.9 Uji Keabsahan Data Triangulasi
Untuk mengecek keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Pengertian triangulasi itu sendiri adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan
yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain
bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan beberapa macam triangulasi. Dan yang peneliti ambil yaitu teknik triangulasi
data. Triangulasi data berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan:
1 Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2 Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi. 3
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4 Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang. 5
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Moleong, 2007:330
1.10 Analisa Data
Dalam penelitian ini diadakan tahapan-tahapan yang memungkinkan peneliti untuk tetap berada di jalur yang benar dan memiliki langkah-langkah
yang akan diambil dalam penelitian. Tahapan-tahapan penelitian ini berguna sebagai sistematika proses penelitian yang akan mengarahkan peneliti dengan
patokan jelas sebagai gambaran dari proses penelitian dan digunakan sebagai teknik analisa data.
1.10.1 Teknik Analisa Data 1
Penyeleksian Data
Penyeleksian data yakni memilah data yang didapatkan untuk dijadikan sebagai bahan laporan penelitian.Hal ini dilakukan agar data
yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan dianggap relevan untuk dijadikan sebagai hasil laporan penelitian.Data yang
diperoleh kemungkinan tidak sejalan dengan tujuan penelitian sebelumnya, oleh karena itu penyeleksian data yang dianggap layak
sangat dibutuhkan.
2 Klasifikasi Data
Klasifikasi data yakni mengkategorikan data yang diperoleh berdasarkan bagian-bagian penelitian yang telah ditetapkan. Klasifikasi
data ini dilakukan untuk menyusun laporannya secara tersistematis menurut klasifikasinya. Klasifikasi ini juga membantu penulis dalam
memberikan penjelasan secara lebih detail dan jelas.
3 Merumuskan hasil Penelitian
Semua data yang diperoleh kemudian dirumuskan menurut pengklasifisian data yang telah ditentukan.Rumusan hasil penelitian ini
memaparkan beragam hasil yang didapat di lapangan dan berusaha untuk menjelaskannya dalam bentuk laporan yang terarah dan
sistematis
4 Menganalisis hasil Penelitian
Tahap akhir adalah menganalisis hasil penelitian yang diperoleh dan berusaha membandingkannya dengan berbagai teori atau penelitian
sejenis lainnya
dengan data
yang diperoleh
secara nyata
dilapangan.Menganalisa hasil penelitian dilakukan untuk dapat memperoleh jawaban atas penelitian yang dilakukan dan berusaha
untuk membuahkan suatu kerangka piker atau menguatkan data yang ada.
Setelah data terkumpul, selanjutnya yang dilakukan Peneliti adalah pengolahan data data processing.
“Pengolahan data yang mencakup kegiatan mengedit data editing. pengeditan data merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang
perlu dilakukan terhadap data penelitian”. Ruslan, 2000 : 155.
Kemudian dilakukan pengeditan dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan yang ada pada seluruh data yang peneliti dapatkan, hal ini
dilakukan untuk menghindari kesalahan dan memperoleh kejelasan makna
dari data atau informasi yang peneliti peroleh. Menurut M. Iqbal Hasan,
editing adalah; “Editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang
terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.Pada kesempatan ini kekurangan data atau kesalahan data dapat dilengkapi atau diperbaiki dengan
pengumpulan data ulang ataupun dengan penyisipan interpolasi.Setelah itu, data yang diperoleh di analisa dan diberi penjelasan dihubungkan dengan
teori-teori yang relevan
”.
1.11 Subjek Penelitian dan Informan 1.11.1 Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, Peneliti memfokuskan penelitian kepada Mahasiswa pemirsa yang setia menonton dan mengikuti tayangan acara
“Kabayan Nyintreuk” di STV Bandung. Teknik yang digunakan ialah nonprobability Sampling yaitu Sampling Purposive, teknik penentuannya
berdasarkan pertimbangan tertentu, berdasarkan para pemirsa yang sering mengikuti tayangan program acara ini. Oleh karena itu, subjek ditentukan
berdasarkan dengan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh subjek tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa episode yang telah ditayangkan
“Kabayan Nyintreuk” yaitu “Sanggar Seniman Mahasiswa di Cigondewa”, “Anak-Anak Jalanan”, “Jalan rusak di kota Bandung” dan
“Feature Simbol Kota Bandung”. Isi dari tayangan tersebut diperkirakan dapat mewakili gambaran umum tentang masalah yang sedang diteliti yaitu
daya tarik program tayangan “Kabayan Nyintreuk” di STV Bandung sebagai
media kritik sosial bagi Mahasiswa.
1.11.2 Informan
Para informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah anggota yang ada di laman jejaring sosial facebook grup “Kabayan Nyintreuk” yaitu dengan
memilih orang-orang tertentu khususnya ialah mahasiswa karena dianggap berdasarkan penilaian tertentu yang dapat berlaku bagi rancangan sampling
purposive. Bila unsur informan terlalu banyak, maka kita harus menggunakan
sampel sebagai cara lain untuk dapat “menguasai” informan dengan jumlah yang lebih sedikit. Istilahnya subjek dapat mewakili informan secara
keseluruhan, berarti subjek mencerminkan semua unsur informan secara keseluruhan.
Dalam mengumpulkan beberapa informan, peneliti menampilkan sumber informan yaitu mahasiswa perguruan tinggi di Bandung yang merupakan
penonton setia program acara ini karena mereka juga yang tergabung didalam komunitas
anggota grup facebook “Kabayan Nyintreuk”. Dengan ini
penelitian memiliki kewenangan untuk menentukan informan yang menurut penelitian ada dalam kriteria yang mewakili kegiatan penelitian, peneliti
mewawancarai mahasiswa sebagai informan. Pemilihan para informan ini berkaitan dengan analisa dan sudut pandang
setiap mahasiswa yang memiliki pemikiran kritis dalam melihat permasalahan yang ada disekelilingnya khususnya yang ada di kota Bandung.
Sehingga penyampaian pesan di program “Kabayan Nyintreuk” diharapkan
dapat menarik minat mahasiswa dalam menjadikan program tayangan ini sebagai pemenuhan informasi dan penyampaian pesan yang positif media
kritik sosial.
Tabel 1.1 Data Informan
Nama Informan Mahasiswa
Jurusan Mega Priyana
Universitas Padjajaran Bandung Sastra Sunda
Risma Adityana Universitas Pendidikan Indonesia
Sejarah Citra Mustikawati
Universitas Komputer Indonesia Ilmu Komunikasi
Yogi Maulana Ibrahim Universitas Pasundan Bandung
Ilmu Komunikasi Agung Listiano
LP3I Ilmu Komunikasi
Sumber:Penulis, 2011
Deskripsi secara keseluruhan pemirsa setia para informan mahasiswai ini berdasarkan ketertarikan dan minat yang sama dalam menjadikan program
ini sebagai pemenuhan aspek media kritik sosial yang memberikan informasi
yang aktual, faktual, menarik, dan menghibur. Peneliti beranggapan bahwa berbagai aspek dari informan yang diajukan oleh peneliti ini, diharapkan
dapat mewakili berbagai perbedaan tersebut secara keseluruhan. Pendekatan komunikasi dengan melakukan tinjauan langsung dengan informan ini
dirasakan dapat memberikan berbagai masukan mengenai penganalisisan tayangan acara “Kabayan Nyintreuk” dari berbagai sudut pandang yang
berbeda.
1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.12.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian bertempat di Kantor STV Bandung yang berlokasi di Komp. Setrasari Plaza Mall B4 No.68 Jl. Surya Sumantri, kecamatan
Sarijadi, Bandung Telp. 022-2005112 Fax. 022-2005113. Tower dan Studio Jl. Kol. Masturi Komplek Pemancar Kampung Gandrung Desa Jambudipa
– Cisarua, Bandung.
1.12.2 Waktu Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan oleh Penulis pada bulan April 2011 dan diperkirakan hingga bulan bulan Juli 2011. Mulai dari persiapan
pelaksanaan hingga penyelesaian dengan perincian.
Tabel 1.2 Schedule Penelitian
Sumber : Penulis, 2011 1.12 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terbagi atas lima bab dan disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian meliputi; maksud penelitian, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian meliputi; kegunaan teoritis, No
Kegiatan April
Mei Juni
Juli 1
2 3
4 1
2 3
4 1
2 3
4 1
2 3
4 1
Pengajuan Judul 2
Penulisan Bab I Bimbingan
3 Penulisan Bab II
Bimbingan 4
Penulisan Bab III Bimbingan
5 Pengumpulan
Data Perusahaan
6 Bimbingan
Pengolahan Data Penulisan Bab IV
7 Bimbingan
Penulisan Bab V 8
Bimbingan 9
Penyusunan 10
Sidang Kelulusan
kegunaan praktis, kerangka pemikiran meliputi;kerangka teoritis, kerangka konseptual, pertanyaan penelitian, metode penelitian,
teknik pengumpulan data, keabsahan datatriangulasi, teknik analisa data, subjek dan informan penelitian, lokasi dan waktu penelitian
meliputi; lokasi penelitian, waktu penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang tinjauan mengenai tayangan, tinjauan tentang ilmu komunikasi diantaranya meliputi pengertian komunikasi,
jenis-jenis komunikasi, tinjauan komunikasi massa diantaranya meliputi karakteristik komunikasi massa, tinjauan media massa,
tinjauan tentang televisi siaran diantaranya meliputi sejarah singkat televisi, siaran televisi di Indonesia, karakteristik televisi, fungsi
televisi, tinjauan
tentang anggapan
diantaranya meliputi
pengertian tanggapan, jenis-jenis tanggapan, fungsi tanggapan. Tinjauan tentang cerita kabayan diantaranya meliputi kisah
Kabayan, Kabayan sebagai mitos, tinjauan tentang daya tarik, tinjauan tentanng teori daya tarik menurut Onong Uchjana Effendy.
BAB III : OBJEK PENELITIAN
Pada bab ini mencakup tentang sejarah PT. Pasundan Utama Televisi STV Bandung, Sejarah Bagian Produksi tayangan acara
“Kabayan Nyintreuk”, profil perusahaan, keterangan teknis, stuktur
organisasi PT. Pasundan Utama Televisi STV Bandung, job description produksi PT. Pasundan Utama Televisi STV Bandung,
sarana dan prasarana bagian produksi tayangan acara “Kabayan Nyintreuk” di STV Bandung.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang deskripsi informan, deskripsi tayangan acara “Kabayan Nyintreuk” ditinjau dari kritik sosial dan daya tarik
yang menjelaskan hasil penelitian terdiri dari gambaran data yang didalamnya mengelompokan data-data yang dimiliki, dan analisa
data yang dilakukan oleh peneliti yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan
wawancara pembawa acara “Kabayan Nyintreuk”, Produser dan Staf produksi “Kabayan Nyintreuk,
observasi, setudi kepustakaan dan internet searching.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Ilmu Komuikasi
Setiap ilmu, mempunyai dasar pemikiran Filsafat sebagai titik tolak menuju kebenaran. Setiap ilmu juga memiliki objek formal maupun material.
Beberapa ilmu dapat saja memiliki objek material secara bersamaan, namun guna memisahkan yang satu dengan yang lain harus ditinjau dari objeknya
yang berbeda-beda. Harus diakui bahwa di dalam ilmu-ilmu sosal suatu pendapat tidak ada
yang benar dalam kurun waktu pendapat itu benar, tetapi pada kurun waktu yang lain, pendapat itu harus disempurnakan atau dikoreksi atau dinyatakan
tidak berlaku lagi. Hal ini dikarenakan didalam ilmu sosial, yang bersumber dari masyarakat itu sendiri, sumbernya dapat mengalami perubahan-
perubahan yang dapat membuat masyarakat itu menjadi berbeda sama sekali dengan aslinya.
2.1.1 Pengertian Ilmu Komunikasi
Komunikasi diartikan sebagai proses komunikasi yaitu bila seseorang atau kelompok melempar lambang atau ide yang ditujukan kepada orang
lain atau kelompok lain, dengan tujuan agar terjadi persamaan pendapat
diantara yang terlibat komunikasi didalam mengartikan lambang atau ide itu. Komunikasi itu dapat dilakukan yang dikomunikasikan media massa
pada sejumlah besar orang.
2.1.2 Tujuan Komunikasi
Menurut Effendy 2003:55, bahwa terdapat 4 tujuan komunikasi, yaitu :
1. Perubahan sikap attitude change 2. Perubahan pendapat opinion change
3. Perubahan perilaku behaviour change 4. Perubahan sosial social change
Dalam komunikasi menggunakan situs jejaring sosial keempat tujuan komunikasi mengambil peranan dalam setiap proses yang terjadi. Mulai
dari mengubah sikap seseorang, merubah pendapat danpandangan seseorang,
merubah perilaku,
serta merubah
kehidupan sosialpenggunanya.
2.1.3 Fungsi Komunikasi
Menurut Effendy 2003 : 55 terdapat empat fungsi komunikasi, yaitu:
1. Menyampaikan informasi to inform
Dengan komunikasi, komunikator dapat menyampaikan informasikepada komunikan. Serta terjadi pertukaran informasi antarakomunikator dan
komunikan. 2.
Mendidik to educate Komunikasi
sebagai sarana
untuk mendidik,
dalam arti
bagaimanakomunikasi secara formal maupun informal bekerja untuk memberikanatau bertukar pengetahuan. Dan kebutuhan akan pengetahuan
dapatterpenuhi. Fungsi mendidik ini dapat juga ditunjukan dalam bentuk beritadengan gambar maupun artikel.
3. Menghibur to entertaintment
Komunikasi menciptakan interaksi antara komunikator dankomunikan. Interaksi tersebut menimbulkan reaksi interaktif yangdapat menghibur baik
terjadi pada komunikator maupun komunikan. 4.
Mempengaruhi to influence Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi, terdapat upayauntuk
mempengaruhi komunikan
melalui isi
pesan yang
dikirim olehkomunikator. Upaya tersebut dapat berupa pesan persuasif mengajak
yang dapat mempengaruhi komunikan. Komunikator dapat membawa
pengaruh positif atau negatif, dan komunikan dapatmenerima ataupun menolak pesan tersebut tanpa ada paksaan.
Keempat tujuan komunikasi di atas turut mengambil peranan daalam setiap proses yangterjadi. Mulai dari mengubah sikap seseorang, merubah
pendapat dan pandangan seseorang, merubah perilaku, serta merubah kehidupan sosial penggunanya.
2.1.4 Hambatan Komunikasi
Hambatan komunikasi menurut Effendy pada bukunya “Ilmu, Teoridan Filsafat Komunikasi” 2003: 45 dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Gangguan
Ada dua
jenis gangguan
terhadap jalannya
komunikasi yang
menurutsifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik.
1. Gangguan mekanik mechanical, channel noise adalah gangguan yang
disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhanyang bersifat fisik. Seperti contohnya adalah gangguan yangdihasilkan dari suara atau bunyi, gambar
yang tidak jelas danlainnya. 2.
Ganggun semantik semantic noise gangguan inibersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannyamenjadi rusak. Gangguan semantik tersaring
ke dalam pesanmelalui penggunaan bahasa. Gangguan semantik terjadi dalamsalah pengertian.
2. Kepentingan Interest atau kepentingan membuat orang selektif dalam menanggapipesan.
Orang hanya memperhatikan perangsang yang adahubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanyamempengaruhi perhatian kita saja
tetapi juga menentukan dayatanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita akan merupakan sifat reaktif terhadap segala perangsang yang tidak sesuai
ataubertentangan dengan suatu kepentingan. 3.
Motivasi terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuaibenar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Semakinsesuai komunikasi dengan
motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihakyang bersangkutan.
4. Prasangka
Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan beratsuatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyaiprasangka belum apa-apa
sudah bersikap curiga dan menentangkomunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalamprasangka, emosi memaksa kita untuk menarik
kesimpulan atas dasar syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Sesuatuyang objektif pun akan dinilai negatif.
Hambatan-hambatan yang sering terjadi dalam penggunaan situsjejaring sosial antara lain gangguan mekanik seperti gangguan pada koneksiinternet atau
gangguan teknis pada situs yang digunakan. Selain itugangguan sematik juga sering terjadi dalam komunikasi melalui situs jejaringsosial. Ada pula
motivasi terpendam pada penggunaan situs jejaring sosial. Contohnya adalah penyalahgunaan-penyalahgunaan yang ditujukan untukhal-hal yang tidak
baik.
2.2 Tinjauan tentang Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern yang terbit atau disiarkan secara periodik. Hal ini perlu dijelaskan
karena ada bentuk komunikasi dengan massa yang menggunakan media massa tradisional, seperti wayang, lenong, lawak atau grup sandiwara yang dalam
pelaksanaan komunikasinya lebih bersifat tatap muka face to face communication.
Para pengguna media massa adalah para pembaca surat kabarmajalah, pendengar radio, penonton televisi yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Banyak jumlahnya
b. Saling tidak mengenal
c. Heterogen
d. Tidak diorganisasikan
e. Tidak dikenal oleh si pengirim atau komunikator
f. Tidak dapat memberikan umpan balik secara langsung
Konsep komunikasi massa ialah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarluaskan pesan secara luas dan pada sisi lain
merupakan proses dimana pesan tersebut dicari dan digunakan.
2.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa
Dalam komunikasi massa terdapat juga cirri-ciri khusus, seperti yang dikatakan oleh Severin dan Tankard Jr. dikaitkan dengan pendapat Devito,
komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat- sifat komponennya. Ciri-ciri sebagai berikut :
1. Komunikasi massa bersifat satu arah
Ini berarti tidak ada arus balik dari komunikan ke komunikator, dengan kata lain komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap
kesan atau berita yang disiarkan. 2.
Komunikasi pada komunikasi massa melembaga Yakni suatu institusi atau organisasi, oleh karena itu komuikatornya
melembaga, mempunyai lebih banyak kebebasan. 3.
Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
Media ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, tidak ditujukan kepada sekelompok orang tertentu. Media massa tidak akan
menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum. 4.
Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan Ciri ini merupakan media yang paling hakiki dibandingkan dengan
komunikasi lainnya. 5.
Komunikasi massa bersifat heterogen Komunikasi adalah khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat
yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen dalam keberadaannya secara terpecah-pecah,
dimana satu sama lain tidak saling mengenai dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal, jenis kelaminnya, usia,
agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman hidup, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan sebagainya. Effendy, 1984 :23-24
Berdasarkan ciri-ciri diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi pada komunikasi massa hanya berlangsung satu arah, melembaga, pesan menyangkut
kepentingan umum dengan salurannya berupa media massa baik itu surat kabar, maupun elektronik pada saat yang bersamaan, dengan sasaran khalayak yang
heterogen. Hanya dengan menggunakan media massa, proses komunikasi massa dapat dilakukan.
2.2.2 Tinjauan tentang Media Massa
Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk
budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat.
Media massa sendiri mempunyai pengertian saluran atau media yang dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan massa. Tegasnya yang
disebut dengan komunikasi massa disini ialah media massa modern surat kabar, majalah, radio, televisi dan film yang memiliki sifat-sifat tersendiri.
Seorang ahli komunikasi DeFleur berpendapat bahwa pesan yang disampaikan melalui media massa akan menimbulkan reaksi yang berbeda
bagi penerima yang mempunyai karakter yang berbeda pula karena setiap individu mempunyai interest yang berbeda pula.
Mass Media atau media komunikasi massa merupakan channel of mass yaitu saluran, alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunikasi
massa, karakteristik komunikasi massa itu meliputi : 1.
Publisitias, disebarluaskan kepada khalayak. 2.
Universalitas, kesannya bersifat umum. 3.
Perioditas, tetap atau berkala 4.
Kontinuitas, berkesinambungan 5.
Aktualitas, berisi hal-hal yang baru. Romli, 2002:5-6. Isi media massa secara garis besar terbagi kedalam kategori : berita, opini, dan
feature. Karena pengaruhnya terhadap massa dapat membentuk opini publik, media massa disebut “kekuatan keempat” The Four Estate setelah lembaga
eksekutif, legislatif, yudikatif. Bahkan karena idealisme dengan fugsi sosial kontrolnya media massa disebut-
sebut “musuh alami” penguasa. Romli, 2002:5.
Media yang termasuk kedalam kategori media massa adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Kelima media terse
but dinamakan “The Big Five of Mass Media
” lima besar media massa, media massa sendiri terbagi dua macam, media massa cetak printed media, dan media massa elektronik
electronic media. Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, televisi, film movie, termasuk CD. Romli, 2002:6.
Secara garis besar media massa merupakan kekuatan keempat The Four
Estate dalam menjalankan kontrol sosial terhadap masyarakat setelah lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Dalam kaitannya dengan televisi siaran, maka
yang dimaksud dengan media massa di sini ialah media massa periodik seperti surat kabar, majalah media massa cetak, radio, televisi dan film media massa
elektronik.
2.2.3 Fungsi dan Peranan Media Massa
Dengan sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia tentu hal ini mendorong keterbukaan informasi yang diberikan media massa secara luas
kepada publik, fungsi media massa di Indonesia sangatlah penting karena merupakan pilar keempat yang ikut menjalankan dan mengawasi kontrol
sosial di sebuah Negara yang berdemokrasi. Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi, kendati
dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Pembahasan fungsi komunikasi telah menjadi diskusi yang cukup penting, terutama
konsekuensi komunikasi melalui media massa. Fungsi komunikasi massa menurut Menurut Dominick 2001 terdiri dari surveillance pengawasan,
interperation penafsiran, linkage keterkaitan, transmission of values penyebaan nilai dan entertainment hiburan. Fungsi komunikasi massa
menurut Dominick Ardianto dkk, 2004 adalah sebagai berikut: 1.
Surveillance Pengawasan : Pengawasan mengacu kepada yang kita kenal sebagai peranan berita dan informasi dari media massa. Media
mengambil tempat para pengawal yang mempekerjakan pengawasan. 2.
Interpretation Penafsiran : Media massa tidak hanya menyajikan fakta atau data, tetapi juga informasi beserta penafsiran mengenai suatu
peristiwa tertentu. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya
lebih lanjut dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok. 3.
Linkage Pertalian :Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk lingkage pertalian
berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4.
Transmission of Values Penyebaran nilai-nilai : Fungsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu
mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat dan dengan membaca, mendengar, dan
menonton maka
seseorang mempelajari
bagaimana khalayak
berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting. 5.
Entertainment Hiburan : Fungsi menghibur dari komunikasi massa tidak lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran
khalayak, karena dengan melihat berita-berita ringan atau melihat tayangan-tayangan hiburan di televise dapat membuat pikiran khalayak
segar kembali. Menurut Chaffe Ardianto dkk, 20049 efek media massa dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama
yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang
terjadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan, dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal
sebagai perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. Sementara menurut Effendy 1993 mengemukakan fungsi komunikasi
massa secara umum yakni memberi informasi, pendidikan, menghibur. Media massa tentunya berperan andil dalam menjalankan sistem kontrol sosial untuk
menemukan saluran-saluran yang dapat lebih menjelaskan, memfokuskan, memerinci dan merumuskan dalam langkah-langkah operasional mengenai
apa yang akan diusulkan untuk diperbaiki ke masa mendatang. Media massa merupalan suara-suara yang disusun dari suara khalayak luas yang
diungkapkan atau diwakili untuk diungkapkan, karena peran media yang sangat penting dalam menjalankan tatanan kontrol sosial perlu juga
melepaskan diri dari dari ikatan-ikatan komunal maupun kepentingan pribadi. Peranan media massa bukanlah untuk kepentingan satu golongan atau
milik pribadi, namun media massa harus mementingkan golongan yang lebih luas lagi yaitu bagi kemajuan Bangsa. Kemajuan di masa depan yang lebih
baik tentu dengan keterbukaan sistem informasi dan peran media massa dalam memberikan informasi yang tepat dengan karakter dan budaya yang dimiliki
Bangsa Indonesia. “fenomena terbentuknya selebritas di bidang keartisan atau pakar di
bidang politik, ekonomi, komunikasi dan lainnya, tidak terlepas dari peran yang dimainkan komunikasi massa dalam kehidupan masayarakat.
Begitu pun dalam bidang produk kebutuhan hidup. Kita mengetahui dimana seupermarket yang menyediakan barang yang kita pelukan
karena adanya ilan pada media massa. Melalui komunikasi massa kita
menjadi tahu berbagai macam informasi.”Dominick:2000 Media massa mempunyai fungsi membujuk sehingga pesan yang
disampaikan dan didapatkan oleh komunikannya dapat menjadi sebuah informasi yang dapat mempengaruhi. Kebutuhan aktual yang dipuaskan oleh
media yang
disebut media
gratifications. Sejumlah
peneliti mengklasifikasikan penggunaan dan kepuasan kedalam kategori sistem:
cognition pengetahuan, diversion hiburan, sosial utility kepentingan sosial dan withdrawal pelarian.
Sebagaimana telah dijelaskan oleh para pakar komunikasi, dalam menjalankan proses kontrol sosial selain lembaga eksekutif, legislatif dan
yudikatif maka media massa adalah pilar terpenting keempat dalam mengawasi dan menjalankan tatanan sosial dalam sebuah Negara yang
berdaulat.
2.3 Tinjauan tentang Televisi
Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya yaitu tele bahasa Yunani yang berarti jauh dan visi videre
– bahasa latin berarti penglihatan. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa inggrisnya television diartikan
dengan melihat jauh. Meihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat studio televise
dapat dilihat dari tempat “lain” melalui sebuah perangkat penerima televise set.
Istilah television sendiri baru dicetuskan pada tanggal 25 Agustus 1900 di kota Paris, yang berada pada saat itu di kota tersebut berlangsung pertemuan para
ahli bidang elektronika dari berbagai Negara. Dengan demikian kata televisi di sini diartikan dengan Televisi Siaran yang dapat dilakukan melalui kabel televisi
kabel. Televisi adalah produk dari teknologi canggih, dan kemajuannya sendiri
sangat tergantung dari kemajuan-kemajuan yang dicapai di bidang teknologi khususnya teknologi elektronik. Wajarlah bila pengadaan dan pengelolaannya
memerlukan biaya yang sangat mahal dan melibatkan banyak tenaga yang memiliki keahlian yang berbeda-beda. Landasan tunggal, dari pengelolaan siaran
televisi yang memiliki keahlian yang berbeda ini ialah kreativitas perorangan. Tanpa kreativitas siaran televisi akan menonton dan sangat menjemukan
penontonnya.
2.3.1 Sejarah Singkat Televisi
Sebagaimana radio siaran, penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuan akhir abad 19 dengan dasar
penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi, pada tahun 1890 Paul Nipkaow dan Willian
Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel Heibert, Ungrait, Bohn, pada Komala dalam Karinam dkk
1999. Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dan Jenkins. Pada tahun 1928 General
Electronical Company mulai menyelenggarakan acara-acara televisi secara regular. Pada tahun 1999 presiden Fanklin D. Roosevelt tampil di layar
televisi, sedangkan siaran televisi komersial di Amerika pada 1 September 1940.
Sebelum dunia mengenal televisi, dunia telah mengenal radio siaran hasil rintisan seorang ahli, Dane yang pada tahun 1802 dalam pecobaannya
secara sederhana menemukan bahwa pesan dapat dikirim melalui kawat beralian listrik dalam jarak pendek. Perkembangan televisi siaran juga akan
ditentukan oleh perkembangan teknologi itu sendiri.
2.3.2 Siaran Televisi di Indonesia
Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukuan pesta olah
raga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia atau di singkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan
stasiun station call sampai sekarang Effendi, pada Komala dalahi Karlina, dkk. 1999 selama tahun 1962-1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam
sehari dengan segala kesederhanaanya. Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginanan rakyat
Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah agar dapat menerima siaran televisi, maka pada tanggal 16 Agustus 1976, presiden Suharto meresmikan
penggunaan satelit Palapa untuk telekomunikasi dan siaran televisi. Dalam perkembangannya, satelit Palapa A sebagai generasi pertama diganti dengan
satelit Palapa A2, selanjutnya Palapa , Palapa B-2, Palapa B2P, Palapa B2R dan PAlapa B-4 diluncurkan tahun 1922 Effendi, pada Komala dalam
Karlina, dkk. 1999. TVRI yang saat itu berada di baawah Departemen Penerangan, kini
siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia yang pada waktu itu berjumlah 200 juta jiwa. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan
televisi siaran lainnya, yakni PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia RCTI yang bersifat komersial. Kemudian secara berturut-turut berdiri stasiun Surya
Citra Televisi SCTV, Televisi Pendidikan Indonesia TPI, Indosiar, Andalas Televisi ANTV. Kemudian setelah beberapa tahun setelahnya ada
beberapa televisi komersial nasional lainnya seperti Metro Televisi Indonesia
Metro TV, Televisi Transformasi Indonesia Trans TV, TV7 yang kini berganti Trans 7, Global TV, dan Lativi yang kini berganti berganti Tv One.
Kemudian muncul banyak stasiun televisi lokal hampir diseluruh kota besar di Indonesia, salah satunya di Kota Bandung yang saat mulai banyak
stasiun televisi lokal yang sudah bersoperasi. Pasundan Utama Televisi STV salah satunya yang hadir untuk menyemarakan dan siap bersaing dengan
stasiun televisi lainnya untuk menghadirkan produksi siaran yang banyak memuat unsur budaya lokal.
2.3.3 Karakteristik Televisi
1. Audiovisual
Televisi dapat didengar dan dapat dilihat, apabila khalayak radio hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, khalayak televisi dapat
melihat gambar yang bergerak. Tetapi tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.
2. Berpikir dalam gambar
Terbagi dalam dua proses, pertama visualization yang menerjemahkan secara individual. Kedua picturization penggambaran, kegiatan
merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
3. Pengoperasian lebih kompleks
Melibatkan lebih banyak orang contoh melibatkan kerabat kerja crew dalam pembuatan suatu program acara.
2.3.4 Fungsi dan Peranan Televisi
Fungsi Televisi sama dengan fungsi media massa lainnya surat kabar dan radio siaran, yakni memberikan informasi yang mendidik, menghibur
dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya
untuk memperoleh informasi. Ardianto dan Komala. 2005.128 Televisi merupakan salah satu bentuk media massa yang paling banyak
diminati oleh kalangan apapun tanpa dibatasi oleh umur dan status sosial, karena pada dasarnya setiap orang pada saat ini secara umum memiliki
televisi di setiap rumahnya masing-masing. Namun berdasarkan analisa orang-orang menganggap televisi hanyalah sebuah alat media hiburan,
padahal jelas fungsi yang paling utama adalah memberikan informasi yang aktual dan faktual dalam kesehariannya. Tetapi hingga saat ini masyarakat
kita cenderung menganggap televisi sebagai alat hiburan. Peran televisi Dewasa ini tentulah sangat besar, sebagai media massa
yang paling utama sekarang ini, televisi merupakan wadah yang paling cepat
dalam memberikan informasi yang teraktual kepada khalayak, selain itu pesan yang ditayangkan dalam televisi juga dianggap yang paling efektif dalam
mempengaruhi komunikan. Sehingga terjadi keseimbangan tatanan sosial dan proses sosial di masyarakat.
Dengan banyaknya televisi Nasional dan lokal yang ada di Indonesia diharapkan untuk lebih memberikan nilai yang bermanfaat bagi kemajuan
bangsa sebagai media alat kontrol sosial, persaingan perusahaan yang semakin ketat dengan banyaknya perusahaan media televisi saat ini tentunya harus
dijadikan motivasi dalam memberikan tayangan yang dapat membangun, medidik dan bernilai positif.
2.4 Tinjauan Tentang Daya Tarik
Menurut Onong Uchjana Effendy
, “daya tarik adalah kekuatan, penampilan komunikator dalam memikat perhatian, sehingga seseorang
mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh dari media komunikasi”. Effendy, 1989 : 181
Sedangkan Whiterington berpendapat mengenai pengertian daya tarik yang dikutip oleh M.
Buchori yaitu : “kesadaran seseorang, suatu saat atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya, daya tarik harus
dipandang sebagaimana sambutan yang sadar”. Buchori, 1988 : 135.
Berdasarkan dari dua definisi mengenai daya tarik tersebut, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa daya tarik adalah kekuatan dalam membentuk
kesan dari suatu bentuk komunikasi yang sangat berperan dalam membentuk animo komunikan.
Daya tarik dapat menjadi sesuatu proses yang dapat berkembang menjadi pemberian respon positif maupun respon negatif terhadap pesan komunikasi
yang diberikan.
2.5 Tinjauan tentang Kritik Sosial
2.5.1 Kritik Sosial
Semua kemajuan lahir dari kritik, karena tanpa kritik, bangsa manusia tidak akan mungkin bisa mencapai hasil yang kioni dicapainya
itu. Kwan dalam Sobur:2001-193. Banyak orang berbicara mengenai kritik, baik dalam arti positif maupun negatig
. “kalau saya dikritik tanpa alasan, saya juga akan marah. jika ada kritik memberikan
alternatig , akan saya terima”. Ujar Andi Hakim Nasution
Sobur:2001:193 Kritik adalah sesuatu yang tabu dalam kebudayaan tradisionil.
Kritik adalah zat hidup kebudayaan modern. Kritik adalah sesuatu bentuk kebebasan yang mesti “disesuaikan dengan situasi dan kondisi”
pada masa kebudayaan transisi ini. Sementara itu, Muladi menilai, “Dinegara berkembang, kritik sering dilihat sebagai sesuatu yang tidak
loyal disloyality. Padahal, masyarakat yang maju, kritik justru merupakan sesuatu yang penting, sebagai masukan agar sistem politik
menjadi lebih baik.” Sobur:2001:194. Orang memuji kritik sebagai nilai dasar bangsa manusia, sebagai
dasar untuk pandangan yang penuh harapan bagi masa depan. Namun orang juga menentang kritik sebagai perusakan yang tidak sopan,
sebagai penyergapan terhadap nilai-nilai suci. Apakah termasuk memuji atau menetang, kebanyakan orang tidak menyadari tentang
hakikat kritik, sifat kritik dan persyaratan-persyaratan kritik. Juga mengenai pentingnya kritik dalam tata kehidupan bangsa manusia, dan
dalam susunan hidup-hidup permasyarakatan kita dewasa ini, masih kurang diinsafi. Juga masih kurang begitu peduli pada apa dan sejauh
manakah sesuatu yang dilontarkan sebagai kritik itu berhak untuk dinamakan kritik.
2.5.2 Pengertian Kritik Sosial
Dalam kamus besar Indonesia edisi kedua, kritik diartikan sebagai kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian pertimbangan
baik buruk terhadap suatu karya pendapat dan sebagainya, menurut Kwant bentuk kritik dapat dibedakan dalam dua macam yaitu; kritik
positif dan kritik negatif. Kritik negatif artinya sikap kritis yang kesimpulannya tidak menyetujui, biasanya kritik negatif lebih banyak
www.wikipedia.co.id.Jakarta. Citra Aniendita Sari, Konferensi Internasional Kesusastraan XIX Hiski:2-5.2008
dibanding kritik positif, sementara kritik positif artinya suatu penilaian terhadap suatu yang mempunyai kesimpulan menyetujui.
Kritik berasal dari bahasa yunani yaitu krinein yang berarti memisahkan, memerinci. Dalam kenyataan tersebut, manusia membuat
pemisahan dan perincian antara nilai dan bukan nilai, arti dan bukan arti, baik dan jelek. Jadi kritik suatu penilaian terhadap kenyataan
dalam sorotan norma. Dalam buku berjudul Mens en Kritiek. R.C. Kwant 1975:12 menuliskan bahwa kritik menentukan nilai suatu
kenyataan yang dihadapinya. Dalam melontarkan kritik, tidak cukup hanya mengetahui
kenyataan yang ada, namun orang yang melancarkan kritik harus berusaha menentukan apakah yang dihadapinya itu benar-benar seperti
yang seharusnya. Oleh karenanya,orang tersebut harus mengetahui sebelumnya bagaimana seharusnya Kwant, 1975:90.
Kepekaan sosial atau social sensitivity, merupakan inti suatu kritik sosial. Menurut Astrid S. Susanto 1977:5, kritik sosial biasanya
dihubungkan dengan perlunya situasi ideal dan perilaku ideal ideal conduct. Suatu kritikan selalu menginginkan perubahan, hingga kritik
selalu berorientasi ke masa depan. Oleh karena itu suatu kritik perlu dilandasi data dan pengetahuan yang tepat, yaitu agar prediksi tentang
masalah dalam bermasyarakat jadi tepat, setepat mungkin.
Kritik sosial yang murni kurang didasarkan pada peneropongan kepentingan diri saja, melainkan justru menitik beratkan dan mengajak
khalayak untuk
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
dalam masyarakat. Suatu media kritik sosial karenanya didasarkan pada rasa
tanggung jawab atau pengontrol bahwa manusia sama-sama bertanggung jawab atas perkembangan lingkungan sosialnya. Menurut
Ismail dalam Prisma dalam Humor dalam Kritik mengatakan bahwa : “Hadirnya Humor dalam kritik itu sah adanya. Saya tidak melihat
bahwa kepekaan kita terhadap kritik itu akan berkurang atau hilang dengan adanya unsur humor. Artinya orang tidak lagi menerima kritik
sebagai kritik, tetapi menampikannya sebagai humor. Kritik yang disampaikan melalui humor mempunyai akar kulturil dalam
masyarakat kita. Hanya barangkali, kritik dengan humor dibandingkan dengan kritik tanpa humor tidak langsung begitu menyinggung
langsung perasaan yang dikritik. Dengan humor ataupun tanpa humor
orang akan mengetahui jika dia dikritik.”Ismail 1977:38
Kritik sosial antara lain sebagai control terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau merupakan proses bermasyarakat, dalam kontek
inilah kritik sosial merupakan salah satu faktor penting dalam memelihara sistem sosial.
2.5.3 Fungsi Kritik Sosial
Adanya kritik dalam suatu masyarakat, mencerminkan perubahan yang sedang dialami oleh masyarakat itu Susanto, 1985:106. Jika
suatu kritik sosial ingin memenuhi fungsinya dengan efektif, harus
memenuhi beberapa langkah dan syarat. Kritik sosial sebagai pendapat pribadi, tidak terorganisir, akan hilang lenyap dalam saingan pendapat.
Ternyata kritik sosial juga perlu melembagakan diri menemukan saluran-saluran yang dapat lebih menjelaskan, memfokuskan,
memerinci dan merumuskan dalam langkah-langkah operasional mengenai apa yang akan diusulkan untuk diperbaiki. Kritik sosial perlu
juga melepaskan diri dari dari ikatan-ikatan komunal maupun kepentingan pribadi.
Data dan lingkungan lebih luas diperlukan oleh suatu kritik untuk dapat berperan dan berpengaruh. Mengingat bahwa suatu kritik sosial
bukan lagi merupakan suatu “milik pribadi”, sekali ia disebarkan di masyarakat, maka mau tidak mau efektipitas kritik sosial akan sangat
melekat.
2.6 Pengertian tentang Mahasiswa
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang mempersiapkan diri dalam keahlian tertentu dalam tingkat pendidikan tinggi.
Pengertian Mahasiswa Menurut Susantoro Rahmawati, 2006 mahasiswa merupakan kalangan muda yang berumur antara 19 sampai 28 tahun yang
memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Sosok mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan
sikap kenyataan objektif, sistematik dan rasional.
Mahasiswa mempunyai peran penting sebagai agen perubahan agent of
change bagi tatanan kehidupan yang secara realistis dan logis diterima oleh
masyarakat Chaerul, 2002. Sejalan dengan pendapat Chaerul, Kartono
Rahmawati, 2006 menyebutkan bahwa mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu antara lain:
1 Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegensia.
2 Mahasiswa diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.
3 Mahasiswa diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses modernisasi.
4 Mahasiswa diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas dan profesional.
Ditinjau dari kepribadian individu mahasiswa merupakan suatu kelompok individu yang mengalami proses menjadi orang dewasa yang dipersiapkan atau
mempersiapkan diri dalam sebuah perguruan tinggi dengan keahlian tertentu.
Menurut Gisela dan Vief Santrock, 2002 menyatakan bahwa hakekat
awal dari logika remaja dan optimisme berlebihan pada kaum muda akan menghilang di awal masa dewasa. Pada masa ini juga terjadi integrasi baru dari
pemikiran, artinya individu mempunyai pemikiran bahwa tahun-tahun masa dewasa
akan menghasilkan
pembatasan-pembatasan pragmatis
yang memerlukan strategi penyesuaian diri yang mengandalkan analisis logis dalam
pemecahan masalah.
http:sutisna.comartikelartikel-kesehatanpengertian-mahasiswa
Masa dewasa awal perkembangan kognitif berkembang sangat baik dan menunjukkan adaptasi dengan aspek pragmatis dari kehidupan. Kompetensi
sebagai orang dewasa muda memerlukan banyak ketrampilan berpikir logis dan adaptasi pragmatis terhadap kenyataan.
Berdasarkan tahap perkembangan mahasiswa termasuk dalam masa dewasa awal atau dewasa dini karena secara umum seseorang yang menyandang
predikat mahasiswa berada dalam rentang usia antara 18 tahun sampai habis masa studinya berdasarkan keahlian tertentu. Masa dewasa awal merupakan
metode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan- harapan sosial baru maka tak jarang kebanyakan mahasiswa terjerumus dalam
pengambilan keputusan hidup yang salah karena kurangnya kematangan pribadi dalam diri.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Umum
SMU yang kemudian melanjutkan studinya di perguruan tinggi dengan keahlian tertentu yang telah dipilih.
61
BAB III OBJEK PENELITIAN
3.1 Tinjauan tentang STV Bandung
STV merupakan stasiun televisi lokal di Bandung, Jawa Barat yang sebagian besar mempekerjakan sumber daya manusia lokal dan sepenuhnya
didukung oleh Manajemen Prima Entertainment. STV memprioritaskan pada program-program tayangan keluarga dan memulai tayangan perdananya pada
tanggal 23 Februari 2005 pukul 5 sore sampai dengan pukul 10 malam. Saat ini, STV memperpanjang jam tayangnya dari pukul 9 pagi sampai dengan pukul 12
malam. Berada di UHF Band di saluran 34 dengan kekuatan 5 Kw. STV merupakan proyek kedua setelah PRO TV Semarang di 49 UHF Jawa Tengah.
STV memiliki wilayah penyiaran di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Cirebon, Bogor, Purwakarta, Karawang, Kabupaten Cianjur,
sebagian Majalengka, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Sukabumi dan wilayah Jawa Barat lainnya. STV tentu sangat memperhatikan terhadap perkembangan
masyarakat Jawa Barat sesuai dengan visi STV yaitu mengangkat dan menyuarakan kepentingan rakyat Jawa Barat. STV akan tampil sebagai stasiun
televisi dalam arti yang sesungguhnya. Sedikitnya 80 program STV akan
mengudara selama 5 jam dan mengandalkan materi dan potensial lokal sebagian isi siaran, baik dalam hal pendidikan, hiburan, maupun pemberitaan.
STV meyakini jika televisi lokal akan mendapat respon yang baik dari masyarakat Bandung dan Jawa Barat, karena bagaimanapun juga masyarakat
Jawa Barat membutuhkan tuntunan dan tontonan yang memadai dan bersumber sesuai dengan kondisi sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan Pasundan atau
Jawa Barat. Oleh karena itu, STV mengandalkan kekuatan lokalitas dari segmentasi dan isi siaran programnya. Segmentasinya berorientasi pada keluarga
di wilayah Jawa Barat, sedangkan target sasaran penontonnya adalah usia produktif yang berpotensial. STV menyajikan produk tayangan yang berbeda,
kreatif dan inovatif berdasarkan informasi yang ada di wilayah Bandung Raya dibandingkan pesaing-pesaing televisi lokal lainnya.
Tujuan STV di dalam industry broadcast Jawa Barat diantaranya adalah : 1
To be a Well Established Regional Terrestrial TV Broadcaster 2
To gain Faithfull Dedicated audience 3
To be the Best Channel to advertised your product 4
Creating New Attitude for Bandung Youngster make the city more bright full.
One Tune Hade dan Bandung Berseuri merupakan dua motto yang secara umum disebarluaskan kepada semua audiens sebagai kata kunci yang
menunjukan jati diri STV. Beberapa cara dilakukan oleh STV untuk memasarkan dan memposisikan
sebagai televisi lokal Jawa Barat yang berkualitas. Penggunaan media massa lain untuk mempromosikan STV adalah melalui Press Conferences, Media
penetration with major advertiser, Road Show, Promo trough printed media, radio, walk on campus, marketing gathering, serta menggunakan penempatan
promosi publik melalui banner, sticker, serta pernak pernik tentang STV. Sunda Televisi merupakan buah kreativitas Prima Entertainment yang
berdiri pada tahun 2005. Memposisikan sebagai televisi lokal di Jawa Barat yang berfokus pada seni budaya Sunda pada khususnya dan kebudayaan di Jawa pada
umumnya. Pemilihan wilayah Jawa Barat sebagai wilayah penyiaran STV adalah dengan mempertimbangkan bahwa Jawa Barat merupakan wilayah yang
penduduknya paling padat dibandingkan dengan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pertimbangan lainnya adalah kebudayaan Jawa Barat lebih dikenal dan
lebih sering diekspose oleh media Nasional dan membuat daya permintaan mengenai informasi kebudayaan tersebut memiliki nilai jual yang lebih tinggi
serta salah satu sumber kebudayaan Indonesia yang paling menonjol dan sering digunakan dalam penelitian tingakat daerah, nasional bahkan internasional.
Hampir 5 tahun lebih STV Bandung sudah mulai beroperasi, serta telah banyak memberikan sajian-sajin program yang berkualitas dengan membidik
pasar segmentasi yang bersifat kekeluargaan. Karena itu terdapat isi program yang diberikan kepada khalayak dengan
komposisi segmen : 1.
Informasi……………........... 20 2.
Edukasi…………………….. 15 3.
Entertainment………........... 60 4.
Lain-lain……………………. 5
3.1.1 Logo PT. Pasundan Utama Televisi STV Bandung Gambar 3.1
Logo STV Bandung
Sumber : PT. Pasundan Utama Televisi STV 3.1.2 Visi dan Misi PT. Pasundan Utama Televisi STV Bandung
1 Visi STV
“Membangun dan Menyuarakan Kepentingan Masyarakat Jawa Barat”
2 Misi STV
1. Membangun dan mengembangkan industri televisi lokal yang sehat dan
berdaya guna bagi pembangunan Jawa Barat. 2.
Memberikan informasi, pendidikan dan hiburan yang sesuai dengan karakter dan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan politik masyarakat Jawa
Barat, sehingga dapat mendorong terciptanya masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta beriman dan bertakwa.
3. Membangun dan membina Sumber Daya Manusia bidang pertelevisian
yang berkualitas dan bertanggung jawab. 4.
Mendorong dan Memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan Jawa Barat menjadi propinsi yang aman dan termaju.
5. Menggali dan mengangkat berbagai potensi daerah Jawa Barat sebagai
materi utama Siaran.
3.1.3 Nilai-Nilai Luhur
“One Tune Hade” dan “Bandung Berseuri” merupakan dua motto yang secara umum disebarluaskan kepada semua audience, yang menunjukan jati
diri STV.
3.1.4 Sejarah Divisi Produksi PT. Pasundan Utama Televisi STV Bandung
Format acara yang dimiliki STV beragam, hal ini dipengaruhi oleh audience STV yang beragam, mulai dari anak kecil, remaja sampai orang dewasa. Untuk
program acara STV kebanyakan program in house production. Dalam melaksanakan penelitian di STV Bandung Saya termasuk dalam bagian divisi
produksi. Divisi tersebut yang membuat serta memproduksi program-program berkelas untuk ukuran sebuah TV lokal di Kota Bandung.
Divisi produksi ini lebih menekankan kepada pembuatan serta mengemas sebuah program acara, yang informatif serta edukatif, tetapi dikemas dengan sisi
entertainment yang lebih menonjol, penayangan program acara yang dibuat oleh divisi produksi sendiri setiap minggu. Dalam sebuah program acara yang dibuat
oleh divisi produksi kebanyakan program in house di produksi sendiri tetapi ada juga yang merupakan support dari production house PH.
3.1.5 P rogram acara “in house”, beberapa diantaranya :
1 Kabayan Nyintreuk
Merupakan acara Reality show yang menceritakan feature yang mengangkat permasalahan yang terjadi di masyarakat dengan canda
ringan tetapi tidak sampai menampikan masalahnya. Acara yang dipandu oleh Tisna Sanjaya ini pun, tidak hanya mengangkat suatu
masalah, tetapi juga berusaha mencari solusi.
2 Ziggie Wiggie
Program acara ini khusus untuk merangkul serta mempersatukan komunitas indie baik itu band-band indie ataupun perorangan di
Bandung, dengan meliput event-event yang menampilkan band indie di Bandung dan juga mengetengahkan profil band indie dalam bentuk
interview.
3 “Hang Out”
Bandung dikenal sebagai kota wisata, jajanan atau pusat belanja serta event-event bergengsi yang berskala nasional. Hang Out adalah program
sejenis TV Magazine yang memuat referensi tempat-tempat hang out, kalender event. Program tayangan ini tentu menjadi pilihan anak muda
Bandung yang gaul dan selalu tidak ketinggalan berita terbaru mengenai tempat hang out terbaru di Kota Bandung.
4 Persib Aing
Sebuah slogan Persib Nu Aing bukan saja menjadi kebanggaan bagi bobotoh, tapi sudah menjadi icon image yang tidak terlepas dari prestasi
Persib selama ini. Program acara Persib Aing berisi liputan baik itu pertandingan Persib, profil pemain Persib, ceuk bobotoh, pernak pernik
Persib dan juga terdapat segmen telepon langsung dimana para bobotoh bias berinteraktif dengan presenter yang membawakan segemen jongko
Persib, Mr. Y and Mr. Yie.
5 Piriwit Biru
Program ini berbentuk Talk Show yang membahas mengenai Persib sebagai sebuah tim sepakbola kesebelasan yang dicintai oleh Bobotoh,
program acara ini dikemas dengan menghadirkan narasumber terpercaya serta kompeten dan juga membuka kesempatan untuk Tanya Jawab
langsung antara audiens Bobotoh dengan para narasumber yang dihadirkan.
6 Otowheeler
Otowheeler merupakan program acara khusus mengenai dunia otomotif kota Bandung, disetiap segmennya terdapat sebuah kendaraan
baik roda dua atau empat yang sudah dimodifikasi, serta menayangkan kegiatan otomotif, dan yang terpenting program acara Otowheeler
memberikan tips seputar kendaraan, jadi buat mereka yang menyukai dunia otomotif program ini memang tepat untuk disaksikan.
7 Bandung Teaa
Kota Bandung yang penuh dengan sisi budaya serta seni Pasundan, yang memungkinkn masyarakat kurang mengetahuinya. Program acara
Bandung Teaa khusus untuk menyikap sisi historical kota Bandung Tempo dulu sejarah, makanan, kesenian rakyat yang dikemas secara
menarik, yang memuat acara program tayangan ini diminati banyak orang yang mencintai Kota Bandung.
8 The Cepot
Ini merupakan acara terbaik yang dimiliki STV, sebenarnya apa yang ditampilkan oleh The Cepot tidak jauh berbeda dengan penampilan
wayang golek pada umumnya, malah lebih sederhana. Program wayang ini lebih mengedepankan sosok Cepot, dengan ditambah menari dari
segi grafis yang membuat pertunjukan wayangnya semakin menarik.
9 Rraos
Acara ini menyuguhkan beberapa jajanan dan kuliner yang ada di Kota Bandung khususnya dan kota-kota lainnya, di bagi ke dalam tiga segmen
acara ini dipandu oleh saudara Rully sebaga i “tukang jajan”, tema
makanan yang diangkat ini tentunya makanan yang menarik, bersih dan murah meriah yang sesuai dengan saku pemirsa setia Rraoss.
10 Sinemania
Sinemania merupakan tayangan acara yang memberikan informasi terhadap film-film yang telah dan akan tayang di bioskop atau theatre
Box Office Indonesia. Sinemania memberikan informasi dan bahasan terhadap film-film yang dianggap fenomenal yang telah tayang di
bioskop. Acara ini dipandu oleh Kris Nendi.
11 10 malam
Acara ini merupakan pembahasan terhadap informasi seputar kesehatan seksual dan pembahasan tentang sex. Acara 10 malam ini
memberikan tips-tips kesehatan dan kegiatan yang bagus terhadap
kesuburan disfungsi seks yang sehat bagi orang. 10 malam ini dipandu dengan narasumber oleh seorang dokter.
12 Om Dor Orkes Melayu Dangdut
Om Dor yang merupakan singkatan dari Orkes Melayu Dangdut merupakan acara musik Dangdut yang tayang pada hari jumat jam 10
malam, Om Dor adalah acara hiburan untuk penikmat musik dangdut yang takkan pernah hilang bagi pecintanya. Acara ini merupakan
tayangan teping yang ditayangkan di beberapa daerah kecamatan di Kota Bandung yang dipandu oleh Ayi Beutik dan Sule.
3.1.6 Program Acara Uraian yang Merupakan Support Production House
PH diantaranya adalah :
1 Gentra Irama Pasundan GIP
2 Kakawihan di STV
3 Napak
4 Solusi.
3.1.7 Program-Program Acara Keseluruhan STV dapat Digolongkan diantaranya sebagai berikut :
1. MUSIK :
1 Teraz Pop Indie Musik
2 Goyang Siiplah Dangdut
3 Tembang Parahyangan Klip Sunda
4 Lima Klip Lagu-Lagu Mancanegara
5 Ziggie Wiggie Independent Music
6 Delman Deretan Lagu dan Musik Anak
2. SPORT
1 Persib Aink Infotainment
2 Piriwit Biru Talk Show
3
Push ‘n Up 3.
COOKING
1 Mamam Yuuk
2 Rraos
4. COMEDY Traditional :
1 The Cepot
2
Banyolan Longser 5.
FEATURE
1 10 Malam Wanita
2 Kreatif Traditional
3 Punteun
6. LIFE STYLE :
1 Hang Out
2 Uturn Style
7. RELIGI
1 Gema Rohani
2 Lentera
8. QUIZ GAMES
1 G-Spot
9. LOCAL NEWS
1 Daily Report
2 Cakram Catatan Kriminal 30 Menit
3 STV Sport
4 Damar Parahyangan Berita Bahasa Sunda
10. VARIETY SHOW
1 Kabayan Nyintreuk
2 Bandung Teaa
3 Community and Charity
11. TRADISIONAL
1 Kesenian Wayang Golek
12. MOVIES
1 Take Three Independent Movie
2 Monday Movie
3 Sinema Akhir Pekan
13. TV SERIES
1 Prima Hours
2 Film Mandarin
14. CHILDREN’S PROGRAM
1 Yook Kita Main Games
2 Planet Cilik Magazines
15. TALK SHOW
1 Hati Ke Hati
2 Dialog Penyiaran
3 Batantra
3.1.8 Struktur Organisasi PT. Pasundan Utama Televisi STV Bandung
Untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai wewenang pembagian tugas, dan tanggung jawab kepada masing-masing jabatan yang ada serta
kerjasama antara atasan dan bawahan didalam suatu perusahaan yang disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan perusahaan ini mempunyai pengaruh penting
karena suatu garis wewenang dan tanggung jawab yang nyata akan menghasilkan garis kerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
Adapun struktur organisasi STV Bandung digambarkan dibawah sebagai berikut :
Gambar 3.2 Struktur Organisasi di PT. Pasundan Utama Televisi STV
Sumber : PT. Pasundan Utama Televisi STV, 1 Maret 2011
Excecutive Director
Station Secretary Station
Manager
Operations Manager
Marketing Sales Manager
Marketing Excecutive Account Excecutive
Sales Support Finance Manager
AR AP Officer Accounting Officer
Cashler Collector
HRGA Legal Manager
HRGA Officer HRGA Attendant
General Support Security Tower
Gambar 3.3 Struktur Divisi-Divisi di bawah Operations Manager
Sumber : PT. Pasundan Utama Televisi STV, 1 Maret 2011 3.1.9
Job Description
Pemimpin di dalam struktur organisasi PT. Pasundan Utama Televisi STV ialah Excecutive Director, yang dibantu oleh Station Secretary dan Station Manager.
Di bawah naungan Station Manager terbagi menjadi empat ruang lingkup utama bidang kerja, yaitu Operations Manager, Marketing Sales Manager, Finance
Manager, HRGA Legal Manager. Keempat bidang kerja ini mempunyai fungsi dan
Operations Manager
Programming Programming Officer
Production Exsecutive Produser
Producer Personal Assistant
News Excecutive Producer
Producer Video Journalist
Reporter Koresponden
Kontributor Support
Technical support Engineer
Grapich Video Editor
Transmission Operator
Camera Person Audio Person
Master Control Room Operator
Studio Control Room Operator
General Property Wardrobe
Attiendant Operation Secretary
peranan yang paling utama dalam eksistensinya penyiaran STV di dunia pertelevisian di Kota Bandung.
Wewenang dan tanggung jawab penyiaran STVsepenuhnya ada di dalam arahan dan naungan Operations Manager yang merencanakan content acara yang
disiarkan di STV, hal ini dengan nyata akan menghasilkan garis kerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Operations Manager memimpin
seluruh divisi dan jajarannya untuk mencapai target kerja yang ditetapkan melingkupi penyiaran STV. Di mana bidang kerja utamanya diuraikan sebagai berikut :
1 Station Manager
Mengkomunikasilan kebijakan perusahaan kepada perusahaan. Dalam hal ini ialah untuk menyerap aspirasiopini yang berhubungan content local
sebagai masukan ke perusahaan. Mengelola hubungan dengan para pemangku kepentingan stakeholder penyiaran, baik dalam kerangkanya
PT. Pasundan Utama Televisi STV lalu mengkoordinirkan unti-unit kerja di STV dalam merespons kegiatan struktur kerja di dalam perusahaan.
2 Operations Manager
Orang yang merencanakan content acara yang akan dan atau yang telah disiarkan di STV, hal ini dengan nyata akan menghasilkan garis kerja yang
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Bersama Station Manager yaitu menjalankan fungsi komunikasi dan fungsi hubungan
perusahaan, Operations Manager memimpin seluruh divisi dan jajarannya
untuk mencapai target kerja serta melakukan koordinasi untuk memastikan bahwa kewajiban ekspose yang ditetapkan melingkupi penyiaran STV.
3 Marketing Sales Manager
Marketing Sales Manager bertanggung jawab untuk mengurusi kebutuhan produksi dalam pengadaan dan ketersediaan alat produksi,
menangani pembuatan dan distribusi souvenir dan items, mendukung penanganan administrasi dan dokumentasi. Pembaruan materi prsentasi
perusahaan, seperti video kunjungan dan sejenis, distribusi Annual Report dengan lembaga terkait.
4 Finance Manager
Finance Manager melakukan koordinasi kontrol urusan administrasi secara khusus memastikan bahwa kewajiban ekspose keuangan stasiun
televisi sebagai perusahaan publik, seperti pengumuman laporan keuangan terpenuhi sesuai jadwal. Menangani pemuatan pengumuman laporan
keuangan perusahaan bekerjasama dengan Sekretaris, menyiapkan urusan pemenang kuisundian, menangani draft Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan. Mengkoordinir urusan administrasi dalam pencairan, penagihan dan pengeluaran korespondensi pada kebutuhan produksi.
5 HRGA Legal Manager
HRGA Legal Manager adalah orang yang bertanggung jawab dalam hal pendataan anggota karyawan dan staf yang berkaitan dengan pengawasan
mengenai wewenang pembagian tugas, dan tanggung jawab kepada masing-masing jabatan yang ada serta kerjasama antara atasan dan
bawahan didalam suatu perusahaan.
3.1.10 Profesi di Bidang Produksi
1 Produser
Pimpinan dari suatu produksi dan diatas produser ada produser eksekutif kepala stasiun dan produser pelaksana kepala bidang.
2 Asisten Produser
Wakil Pimpinan dari suatu produksi dan diatas produser ada produser eksekutif kepala stasiun dan produser pelaksana kepala bidang.
3.1.11 Profesi di Bidang News
1 Pengarah Acara Program Director
Bertanggung jawab terhadap hasil produksi sebuah program-program acara produksi hiburan atau entertainment.
2 Eksekutif Produksi Exsecutive Producer
Seseorang yang berfungsi memimpin sebuah produksi atau produser eksekutif kepala stasiun, baik di bidang artistic, lighting dan lain-lain serta
mengkoordinir dan megawasi semua faset-faset produksi. Selain itu, produser juga berfungsi menyiapkan program acara siaran dan bertanggung jawab
terhadap keberhasilan faktor ekonomi Keuntungan.
1 Wartawan peliput Reporter
Orang yang bertugas melakukan liputan kelapangan hunting berita ataupun undangan dan mencatat data-data yang akan dibuat menjadi naskah suatu
berita yang kemudian ditayangkan.
2 Penyiar new reader castor, hostpresenter
Penyiar bertugas sebagai berita atau host yang membawakan suatu jenis acara tertentu.
3.1.12
Profesi di Bidang Support 1
Pimpinan Teknik
Orang yang mempersiapkan dan menyetel semua peralatan yang digunakan, supaya alat yang satu dengan yang lainnya bias singkron, bertugas mengawasi
crew teknis dan peralatan teknis lainnya.
2 Peñata Kamera Camera Person
Orang yang bertanggung jawab dan membantu sutradara dalam menterjemahkan scenario kedalam bahasa visual agar tercapai hasil yang
sesuai dengan konsep desain produksi. Selain itu, sebagai perekam unsur visual dengan cine camera baik magnetic maupun elektronik, serta
bertanggung jawab atas kualitas teknik, artistik dari rekaman tersebut.
3 Peñata Suara Audio Person
Orang yang bertanggung jawab terhadap kualitas audio dan scoring musik pada setiap program acara.
4 Peñata Artistik Art Director
Orang yang bertanggung jawab terhadap desain kreatif artistic dari program materi tayangan berupa desain set, set lokasi, art grafis, program ID, title yang
sesuai dengan pendekatan artistic.
5 Para Pemeran
Orang yang menjadi para pengisi acara dalam suatu proses produksi dan juga salah satu yang menentukan suksesnya suatu program yang dapat dinikmati
penonton.
3.1.13 Tugas dan Tanggung Jawab
1 Producer
Produser adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan suatu acara siaran. Seperti pada penjelasan awal, bahwa lima acauan siaran yang
pertama adalah ide. Ide ini dapat langsung dari produser atau dari orang lain, selanjutnya ide ini dituangkan menjadi suatu naskah setelah sebelumnya
dikumpulkan data-data yang diperlukan, penulis naskah melakasanakan tugasnya sesuai dengan format yang telah direncanakan. Seorang produser
harus mempunyai kepekaan dalam hubungannya dengan kepentingan khalayak penonton sehingga setiap ide yang diproduksi dapat mewakili
kepentingan penonton.
4 Director Program Director Pengarah Acara
Program Director Pengarah Acara adalah orang yang mempunyai profesi untuk melakasanakan ide dari produser menjadi suatu karya audio visual.
Naskah dari produser harus dapat diterjemahkan oleh pengarah acara ke dalam suatu susunan gambar atau suara. Pengarah acara bertugas untuk
mengatur dan mengendalikan produksi suatu acara siaran hingga pada penayangannya.
5 Technical Director TD
Technical Director adalah seorang yang bertanggung jawab penuh dalam mempersiapkan segala peralatan dan tenaga teknik yang diperlukan dalam
setiap produksi acara siaran televisi. Ia juga selalu memberikan saran yang bersifat teknis kepada Program Director Pengarah Acara pada saat
pertemuan produksi.
6 Floor Director FD
Floor Director biasanya dirangkap oleh Assistant Director yang merupakan wakil Pengarah Acara di dalam studio, dimana FD akan bertindak sebagai
penghubung dalam menyampaikan pesan-pesan Pengarah Acara kepada kerabat kerja para artis berupa tanda-tanda saat akan dimulai dan berakhirnya
suatu adegan atau suatu acara.
7 Lighting Director
Lighting Director bertanggung jawab terhadap keberhasilan tata cahaya di studio baik secara artistic maupun membuat keadaan natural sesuai dengan
tuntutan naskah.
8 Audio Technician Penata Suara
Penata Suara yaitu petugas teknisi yang mempunyai profesi khusus mengatur perimbangan suara dari berbagai sumber, dengan jalan melakukan
perekayasaan dalam penempatan mikrofon dan mengatur level suara melalui peralatan audio system.
9 Switcher
Switcher bertugas untuk pergantian gambar baik atas permintaan Pengarah Acara atau sesuai dengan shooting script yang telah disusun sebelumnya.
10 Editor Penyunting Pemadu Gambar
Editor bertugas untuk menyeleksi, memadukan gambar dan suara sesuai dengan naskah atau shooting script, agar gambar dan suara menjadi singkron
dan menjadi suatu paket acara siaran sesuai dengan yang dikehendaki oleh naskah.
11 Camera Operator
Orang yang mengoperasikan kamera guna menghasilkan gambar sesuai dengan Pengarah Acara atau tuntutan shooting script. Itu sebabnya seorang
kameraman adalah tangan kanan Pengarah Acara, karena selalu berhubungan agara memudahkan untuk mengintrpretasikan rasa seni yang dimiliki oleh
seorang pengarah Acara. Seorang kamerawan harus mempunyai rasa seni komposisi gambar. Dengan adanya rasa seni atau sense of art dari seorang
kamerawan maka akan membantu menghasilkan sebuah karya artistic audio visual yang tinggi.
Sebenarnya masih banyak lagi kerabat kerja lainnya yang terlibat dalam suatu produksi acara siaran televisi seperti penata rias, penata busana, unit manajer,
dan lain-lain. Itu semuanya dalam pelaksanaaannya di bawah kendali pengarah acara. Oleh sebab itu, pengarah acara sebagai orang pertama dalam
pelaksanaan produksi harus memiliki kemampuan Human Relations yang baik di dalam menghadapi kerabat kerjanya.
3.2 Tinjauan tentang Cerita Kabayan
3.2.1 Kisah Kabayan
Kabayan merupakan tokoh imajinatif dari budaya Sunda yang juga telah menjadi tokoh imajinatif masyarakat umum di Indonesia. Tingkah
polahnya dianggap lucu, polos tetapi sekaligus cerdas. Cerita-cerita lucu mengenai Kabayan di Masyarakat Sunda dituturkan turun-temurun
secara lisan sejak abad ke-19 sampai sekarang. Seluruh cerita Kabayan juga menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda yang
terus berkembang sesuai zaman. Si Kabayan merupakan tokoh imajinatif dari masyarakat Sunda, bahkan masyarakat umum di
Indonesia. Cerita-cerita lucu mengenai Si Kabayan dituturkan turun temurun secara lisan sejak abad ke-19 sampai sekarang. Si Kabayan
bisa menjadi simbol dan jati diri Sunda secara budaya.
Meskipun diceritakan secara lisan sehingga banyak ditambah dan dikurangi sesuai dengan perubahan masyarakatnya, inti pesan dan nilai-
nilainya masih
amat jelas.
Seluruh cerita
Kabayan juga
menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda yang terus berkembang sesuai zaman.
Menurut Prof.Dr. Poerbatjaraka “cerita humor yang paling tinggi mutunya adalah cerita yang bisa membuat kita tertawa sambil berpikir
untuk merenungkan kandungan humornya tersebut dan setelah itu kita diharapkan bisa mawas diri, bisa menilai kelebihan dan kekurangan diri
sendiri, mengkritik diri sendiri, menertawakan atau bahkan menangisi diri sendiri.” Citra Aniendita Sari, Konferensi Internasional
Kesusastraan XIX.2008 :3-19 Si
Kabayan dalam
cerita folklore
Sunda sering
kali direpresentasikan secara unik dan beragam. Ia menjelma jadi sosok
manusia yang berbeda-beda. Sangat mengasyikan tentunya tatkala kita menikmati sajian cerita Si Kabayan dalam berbagai variasi cerita yang
tidak membuat kita jenuh. Sosoknya seakan tak pernah mati, karena mampu berganti rupa
atau berganti peran secara eksistensial. Menyesuaikan diri dengan perkembangan horizon masyarakat Sunda yang kian kompleks. Dia
mampu meragamkan pribadi, menjadi sesosok manusia multi-fungsi yang mengasyikan, menghibur, sekaligus menuntun.
3.2.2 Kabayan sebagai Mitos
Bagi sebagian besar masyarakat Sunda, Si Kabayan adalah Mitos. Sebagai mitos tentu tak harus mempersoalkan apakah tokoh ini pernah
ada atau tidak. Di dalam mitos, masalah kepercayaan menduduki tempat yang penting. Orang Sunda merasa yakin bahwa Si KAbayan
memang pernah hidup di tanah Sunda. Untuk keyakinan ini, orang Sunda merasa tak perlu timbang kebenarannya.
Sebagaimana telah disinggung, Si Kabayan memang merupakan sosok lugu, polos dan humoris. tapi, di balik semua itu sesunggguhnya
ia memiliki kepribadian yang unik, ia bodoh, tapi sekaligus pintar. Tindakannya sering diluar dugaan, ia suka melucu tetapi dibalik
kelucuannya sering tersimpan renungan filosofis. Dengan kelucuannya Si Kabayan bisa memberikan berbagai argumentasi atas apa yang dia
lakukan.
86
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab 4 ini, data yang akan dibahas merupakan hasil dari pengamatan penulis dan studi kepustakaan yang dilengkapi dengan wawancara dari sumber yang
terkait dengan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana daya tarik
tayangan “Kabayan Nyintreuk” di STV Bandung sebagai Media Kritik Sosial bagi Mahasiswa.
Kini pernyataan tentang fungsi media massa bagi masyarakat kita sandingkan dengan fungsi media massa pada tingkat individu. Kita lakukan pergantian dari wide-
angle lens sudut pandang lensa jauh kepada close-up lens sudut pandang lensa dekat dan kita fokuskan pada bagaimana individu menggunakan media massa.
Konsep komunikasi massa ialah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarluaskan pesan secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana
pesan tersebut dicari dan digunakan. Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi pada komunikasi massa hanya
berlangsung satu arah, melembaga, pesan menyangkut kepentingan umum dengan salurannya berupa media massa baik itu surat kabar, maupun elektronik pada saat
yang bersamaan, dengan sasaran khalayak yang heterogen. Hanya dengan menggunakan media massa, proses komunikasi massa dapat dilakukan.
Bab ini akan mendeskripsikan mengenai 3 hal utama yakni : 1
Deskripsi Informan dan Proses Pendekatan 2
Deskripsi Hasil Penelitian 3
Pembahasan Penelitian
4.1 Deskripsi Informan dan Proses Pendekatan
1.
Mega Priyana
Mega Priyana dilahirkan di Bandung, pada 17 April 1988, Informan pemirsa adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Dia telah mendapatkan
Gelar sarjana di program studi Sastra Sunda Universitas Padjajaran Bandung 2011.
Awal perkenalan peneliti dengan informan berawal di grup jejaring sosial facebook “Kabayan Nyintreuk”, sehingga dengan demikian peneliti
menanyakan mengenai acara tersebut, apakah informan merupakan pemirsa setia dan sering menonton acara “Kabayan Nyintreuk” yang ditayangkan
STV, dan ternyata informan pernah menonton episode “Sanggar Seniman Mahasiswa di Cigondewa”. Sosok Tisna Sanjaya yang memerankan tokoh “Si
Kabayan” dalam acara ini memberikan kesan dan simpati yang mendalam bagi informan. Sehingga banyak manfaat yang diberikan oleh Si Kabayan
bagi informan dalam menjadikan program “Kabayan Nyintreuk” sebagai media kritik sosial bagi keilmuan di bidang Sastra Sunda.
Setelah menanyakan beberapa pertanyaan penelitipun mengusulkan untuk mewawancarai informan, informan pun menawarkan untuk
diwawancarai di rumahnya saja, dengan menonton langsung acara “Kabayan Nyintreuk” di STV pada hari senin, tanggal 13 Juni 2011. Dengan melihat
latar belakang informan, peneliti merasa informan sesuai untuk menjadi salah satu informan yang dapat menanggapi daya tarik
tayangan “Kabayan Nyintreuk” di STV Bandung sebagai Media Kritik Sosial bagi Mahasiswa.
2.
Risma Adityana
Risma Adityana dilahirkan di Bandung, pada 13 Juni 1988, Informan pemirsa adalah anak pertama dari dua bersaudara. Informan adalah
mahasiswa jurusan Ilmu Sejarah di Universitas Pendidikan Indonesia UPI, dia aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa UPI dan telah banyak mengikuti
beberapa kegiatan akademik serta kegiatan organisasi baik formal dan informal.
Informan merupakan pemirsa setia dan menyukai acara “Kabayan
Nyintreuk”. Sehingga tak pernah melewatkan setiap episode “Kabayan Nyintreuk” yang ditayangkan hari senin di STV Bandung. hal ini yang
memberikan keleluasaan bagi peneliti untuk mewawancarainya, bagaimana dia merasakan daya tarik serta adanya manfaat pesan secara verbal dan
nonverbal serta feedback dari penayangan program “Kabayan Nyintreuk” di
STV pada setiap penayangannya.
Peneliti melakukan wawancara dengan Informan pada tanggal 6 juni 2010, dia pun mengetahui beberapa episode yang telah ditayangkan
“Kabayan Nyintreuk” yang dirujuk peneliti sebagai subjek penelitian diantaranya
episode; “Sanggar Seniman Mahasiswa di Cigondewa”, “Anak-Anak Jalanan”, “Jalan rusak di kota Bandung” dan “Feature Simbol Kota
Bandung”.
3.
Citra Mustikawati
Citra Mustikawati dilahirkan di Bandung, pada 27 Maret 1990, Informan pemirsa adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi semester
enam di Universitas Komputer Indonesia, Citra merupakan teman peneliti satu jurusan di Prodi Ilmu Komunikasi spesialisasi Jurnalistik Unikom.
Pemilihannya sebagai informan berdasarkan kredibilitas dan integritas informan selaku ketua Hima Ilmu Komunikasi 2010-2011, yang juga
merupakan komunitas Kabayan Nyintreuk dan sering mengikuti acara ini setiap minggunya.
4.
Yogi Ibrahim Maulana
Yogi Ibrahim Maulana dilahirkan di Bandung, pada 18 Oktober 1987, dia adalah anak ketiga dari empat bersaudara, informan pemirsa merupakan
mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi semester delapan, di Universitas Pasundan. Perkenalan peneliti dengan Informan juga merupakan dari anggota
yang berada di grup facebook “Kabayan Nyintreuk”. Informan dipilih juga berdasarkan ke-intens-annya dalam ikut serta berpartisipasi mencurahkan
kritikan dan saran agar eksistensinya acara Kabayan Nyintreuk sebagai media kritik sosial di STV Bandung dan juga di laman komunitas grup. Dari isi
tanggapannya yang dianggap positif untuk kemajuan acara ini dapat dijadikan literature untuk melakukan wawancara secara mendalam.
5.
Agung Listiano
Agung Listiano dilahirkan di Bandung, pada 15 Agustus 1988, Informan pemirsa adalah anak kedua dari dua bersaudara. Saat ini informan
adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di LP3i, peneliti berkenalan dengan informan di grup facebook “Kabayan Nyintreuk”, dan memulai
wawancara dengannya pada 20 juni. Ketertarikan peneliti untuk memasukan saudara Agung Listiano
kedalam daftar Informan penelitian, karena saat disela-sela kesibukannya untuk kuliah dan bekerja di perusahaan makanan siap saji KFC, dia juga
memiliki jabatan dan tanggung jawab sebagai supervisor. Ketika ditanyai apakah disaat sedang sibuk bekerja, masih
suka menonton acara “Kabayan Nyintreuk”?, Ternyata ketika memiliki waktu luang, informan tak pernah
melewatkan tayangan “Kabayan Nyintreuk” yang ditayangkan pada hari senin jam tujuh malam, dia juga merupakan salah satu pemirsa setia juga program
tayanga n “Kabayan Nyintreuk”.
Menurutnya selain menjadikan acara “Kabayan Nyintreuk” sebagai
media kritik sosial, acara ini juga banyak memberikan perkembangan informasi yang aktual dan faktual, mendidik serta menghibur kepada
pemirsanya. Dijelaskannya acara ini telah memenuhi unsur-unsur sebagai media massa sebagaimana fungsinya. Penokohan sosok Kabayan cerdas dan
modern yang ditampilkan dalam “Kabayan Nyintreuk”, mempunyai daya tarik
yang berbeda pada cerita legenda Kabayan dalam cerita budaya Sunda.
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa media pada umumnya kita lebih tertarik kepada yang akan dilakukan media pada kita dari pada apa yang
kita lakukan pada media massa. Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakan proses sosial kearah suatu tujuan yang telah
ditetapkan lebih dahulu. Pada dasarnya
“Kabayan Nyintreuk” memang menjadi program acara yang menjadikan media penyambung lidah antara berbagai realitas yang ada di
masyarakat Bandung khususnya dengan pemerintah sebagai penyelenggara kebutuhan tersebut. Acara “Kabayan Nyintreuk” yang memang menjadikan
sebagai program acara yang memberikan gambaran nyata mengenai banyak hal tentang kritik sosial, pada intinya memberikan berbagai ulasan-ulasan mengenai
realitas tersebut.
Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara
langsung, realitas yang ditampilkan oleh media massa adalah realitas yang sudah diseleksi. Karena media massa yang ditampilkan dunia secara selektif, maka
sudah tentu media massa akan memengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial ynga bisa dan timpang. Oleh karena itu, munculah apa yang
disebut stereotif, yaitu gambaran tentang bersifat individu atau kelompok, profesi atau masyarakat yang tidak beruba-ubah, bersifat klise dan seringkali timpang dan
tidak benar. Realitas yang memang terjadi dalam tatanan sosial di masyarakat kota
Bandung dan menjadi isu publik yang seharusnya menjadi perhatian banyak pihak. Realitas ini diketengahkan sebagai bentuk apresiasi Kabayan dalam
memaknai berbagai permasalahan yang ada di Kota Bandung. Kritikan yang tentunya dibangun untuk dasar kemajuan bersama sehingga dalam bentuk kritik
membangun ini, biasanya memang ditujukan pada dua objek utama yang memiliki keterlibatan langsung dalam permasalahan.
Masyarakat dan pemerintah selalu mendapatkan porsi yang setara sebenarnya dalam pengulasan permasalahan dalam “Kabayan Nyintreuk”,
walaupun posisi pemerintah terkesan menjadi penanggung jawab dalam sekian banyak opsi yang diajukan. Kritikan yang diberikan dapat dilihat dalam bentuk
apresiasi dari masyarakat yang menginginkan perbaikan dalam banyak bidang termasuk kritik mengenai kebersihan di dalamnya. Hal tersebut membuat peneliti
tertarik untuk meneliti “Kabayan Nyintreuk” yaitu mengenai kekuatan,
penampilan, daya pikat, pesan dan media yang digunakan dalam program acara “Kabayan Nyintreuk” di STV Bandung sebagai media kritik sosial bagi
mahasiswa.
4.2.1 Kekuatan Tayangan Acara “Kabayan Nyintreuk” di STV
Bandung sebagai Media Kritik Sosial bagi Mahasiswa
Kekuatan adalah kelebihan atau keunggulan yang ditampilkan dari acara
“Kabayan Nyintreuk” yang akan didapat para pemirsanya, hasil penelitian menunjukan kekuatan-kekuatan program tayangan
“Kabayan Nyintreuk” adalah ;
1. Kritik sosial dinilai sebagai barometer sosial-politik bagi mahasiswa.
2. Efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan
melalui program di media perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisi psikologi dan analisis sosial. Analisis psikologi adalah
kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat manusia. Sedangkan analisis sosial adalah peristiwa
sosial yang terjadi akibat komunikasi massa dengan penggunaan media massa yang sangat unik serta kompleks.
3. Saat menyikapi sesuatu persoalan atau masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, maka peran “Kabayan Nyintreuk” adalah untuk penengah
berdasarkan fakta-fakta yang ada di lapangan bagi kedua pihak yakni
masyarakat dan pemerintah, tindakan seperti ini memberikan pelajaran penting khususnya bagi mahasiswa untuk menyikapi kontrol sosial.
4. Tokoh Kabayan dalam melontarkan kritikannya sering menggunakan
karya seni lewat lukisan dan nyanyian terhadap fenomena suatu masalah, memberikan manfaat dalam membangun masyarakat yang
lebih maju. 5.
Penyampaian kritik yang disertai dengan candaan dan guyonan humor berdasarkan realita dan fakta menjadi pendeskripsian mengenai adanya
sikap kritis dari masyarakat mengenai hal-hal yang menyangkut dengan kebutuhan secara individual maupun keberadaannya sebagai
masyarakat sosial. 6.
Ajakan dan peringatan dari seorang “Kabayan” yang bersifat persuasif, humaniora dan humoris, peringatan yang disampaikan merupakan
makna dan tujuan dalam memperjelaskan suatu permasalahan yang besar ataupun kecil tetapi dengan sudut pandang Si Kabayan secara
persuasif. Astrid S. Susanto,1977:55, Tayangan acara
“Kabayan Nyintreuk” ini memberikan rasa ingin tahu kepada pemirsanya khusus pada penelitian ini sasarannya bagi kalangan
mahasiswa. Seperti tanggapan pemirsa mengenai isi kritikan dan cara mengkritik oleh si Kabayan, menurut Agung bahwa :
“Sintreukan dan peringatan yang disampaikan oleh Si Kabayan menjadikan sebuah hal yang jitu secara langsung mengkritik kepada
pihak-pihak terkait yang harusnya bertanggung jawab pada suatu
persoalan yang ditayangkan, selalu diungkapkannya secara cerdas, jujur dan lugas. Hal ini menyuarakan aspirasi masyarakat umumnya
secara luas terwakilkan oleh gambaran kritikan Si Kabayan pada program “Kabayan Nyintreuk”, kita juga masih sering mengaitkan
sosok Kabayan dalam budaya Sunda yang mempunyai sifat polos, cerdas dan cerdas. Namun polos disini bukan berarti bodoh dan tidak
mengetahui apa-apa, justru Si Kabayan ditampilkan sebagai sosok yang ber-intelektual, cerdas, humoris, mempunyai jiwa seni dan
mengetahui banyak permasalahan sosial”. Agung Listiano dalam wawancara, 20 Juni 2011
Krit
ikan yang ada di “Kabayan Nyintreuk” itu kritikan yang persuasif sekaligus diselingi dengan humor dan rasa humaniora dari Kabayan itu
sendiri, karena ajakan ataupun sintreukannya itu tidak langsung memvonis jika memang harus pemerintah ataupun masyarakat yang disalahkan, tetapi
lebih cenderung mengangkat tentang bagaimana untuk mencarikan solusinya. Humanioranya adalah ketika Si Kabayan melihat suatu permasalahan dan
keadaan fenomena sosial langsung dari hati dan minat perasaan. Dilihat dari kutipan diatas bahwa adanya humor dalam kritik sosial
dalam tayangan acara “Kabayan Nyintreuk” memberikan pandangan orang bahwa mengkritik tersebut tidak begitu langsung menyinggung perasaan
orang dikritik, dengan adanya humor tersebut kritikan yang dilontarkan Kabayan bisa menghibur orang yang dikritiknya dan tidak ada
ketersinggungan langsung. Dengan demikian, pendapat dari berbagai pemirsa yang menonton
tayangan acara “Kabayan Nyintreuk”, sehubungan dengan adanya pendapat yang berbeda-beda di masyarakat, maka seringkali orang menghubungkan
faktor kritik sosial dengan kontrol sosial. Adanya tayan gan “Kabayan
Nyinteuk” yang diayangkan STV Bandung, jelas sekali disini Si Kabayan dalam menyampaikan kritikan tersebut terdapat kekuatan dan nilai
manfaatnya dalam membangun masyarakat yang lebih maju dan membangun masyarakat
yang lebih
modern. Adapun
pendapat-pendapat yang
menginginkan koreksi, perbaikan dalam masyarakat menjelaskan adanya perubahan dan sistem nilai jika berjalan lama atau apabila berjalan persuasif.
4.2.2 Penampilan Tayangan Acara “Kabayan Nyintreuk” di STV
Bandung sebagai Media Kritik Sosial bagi Mahasiswa
Penampilan merupakan bentuk dari tampilan dan didesain yang dikemas dalam
setiap penayangan program “Kabayan Nyintreuk”, Tisna Sanjaya sebagai pemeran Kabayannya dirias dengan menggunakan pakaian
yang disesuaikan dengan tokoh fiktif Kabayan dalam cerita budaya Sunda. Perencanaan dan proses desain penampilannya disesuaikan dengan budaya
Sunda, agar tidak meninggalkan kekhasan tokoh Kabayan dalam cerita dan mitos budaya Sunda.
Seperti yang diungkapkan Yogi Ibrahim Maulana bahwa; “Penampilan sosok Kabayan pada tayangan “Kabayan Nyintreuk
memang terlihat disamakan dengan Kabayan pada cerita Sunda pada Umumnya, namun ada hal yang sangat menarik pada penampilan
sosoknya yakni si Kabayan tidak lagi digambarkan dengan dandanan yang cenderung kampungan atau terlihat orang desa melainkan
mengikuti trend, tidak lagi gaptek justru memiliki jiwa seni yang tinggi, kritikannya sering di sampaikan melalui karya-karya Seni,
inilah yang menjadi hal yang lebih berbeda ”. Yogi dalam wawancara,
15 Juni 2011
Gambar 4.1 Penampilan sosok Kabayan dalam “Kabayan Nyinteuk”
Sumber : Pasundan Utama Televisi STV
Dapat dimaklumi bersama, untuk berkomunikasi dengan efektif secara baik, banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan
acara “Kabayan Nyintreuk” tersebut, selain kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan
kepada pihak-pihak terkait. Penampilan acara ini merupakan suatu keseluruhan yang nampak, baik itu postur tubuh anggota tubuh juga busana,
aksesoris, dan make up. Berbusana yang baik sangat menunjang penampilan dan yang serasi untuk memperlancar berkomunikasi. Busana yang baik
ditentukan oleh mutu, gaya potongan tepat, warna yang serasi pelengkap busana yang terbaik, rapi, praktis, dan nyaman. Perlu mendapatkan perhatian
pula tentang keseimbangan penampilan yang nampak dari luar juga kesiapan
mental. Bila hal kurang mendapat perhatian seringkali mengundang peluang ketidakserasian dalam penampilan.
Setiap orang yang terlibat dalam komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan yang utuh. Secara biologis kita dirancang untuk
bertindak sebagai makhluk yang utuh. Kita tidak dapat bereaksi, misalnya, hanya pada tingkat emosional atau intelektual saja, karena kita tidak demikian
terkotak-kotak. Kita pasti akan bereaksi secara emosional dan intelektual, secara fisik dan kognitif.
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa komunikasi efektif tejadi apabila suatu pesan yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan
baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Karena itu, dalam berkomunikasi, khususnya penyampaian pesan verbal dan
nonverbal dari media atau disini program acara “Kabayan Nyintreuk” diperlukan langkah-langkah yang tepat agar pesan yang disampaikan kepada
pemirsanya diterima. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Memahami maksud dan tujuan berkomunikasi. 2.
Mengenali komunikan audience. 3.
Berorientasi pada tema komunikasi. 4.
Menyampaikan pesan dengan jelas. 5.
Menggunakan alat bantu yang sesuai.
http:alvrenorizal.wordpress.com2010120937
6. Menjadi pendengar yang baik.
7. Memusatkan perhatian.
8. Menghindari terjadinya gangguan.
9. Membuat suasana menyenangkan.
10. Memanfaatkan bahasa tubuh dengan benar. Tim Produksi STV,2011
4.2.3 Pesan Tayangan Acara “Kabayan Nyintreuk” di STV Bandung
sebagai Media Kritik Sosial bagi Mahasiswa
Pesan adalah isi dan informasi dari tayangan “Kabayan Nyintreuk” yang ingin disampaikan kepada publik. Ad
apun pesan tayangan “Kabayan Nyintreuk” berdasarkan hasil wawancara dengan informan penelitian, antara
lain;
1. Gaya pesan program “Kabayan Nyintreuk”
Pesan program “Kabayan Nyintreuk” yang bersifat non formal tentunya agar pesan yang disampaikannya tidak terkesan kaku,
sehingga sasaran khalayak mendapatkan manfaat dari setiap pesan yang diungkapkan oleh Kabayan. Pesan non formal juga
cenderung lebih mudah untuk dimengerti sehingga muncul minat dari pemirsanya.
2. Pesan bersifat informatif