Teknik konservasi tanah dan air secara mekanik dengan Guludan

107 70 hingga 110 hari dan ketela pohon dipanen pada umur 300 hari 10 bln hingga 360 hari 12 bln. Cara bertani seperti ini dari segi konservasi tanah dan air menguntungkan karena pengolahan tanah secara intensif berkurang intensitasnya. Gambar 20. Guludan Mangrove Hutan bakau mangrove memiliki banyak manfaat, salah satunya untuk mencegah banjir. Sayangnya, banyak kawasan hutan bakau di Indonesia rusak karena terendam air masin akibat abrasi di pinggir pantai. Kerusakan ini dapat menyebabkan banjir lokal di kawasan pinggiran pantai, seperti yang pernah terjadi di kawasan jalan tol menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, saat terjadi hujan deras. Pelestarian dan penanaman kembali hutan bakau pada lahan yang tergenang air masin perlu dilakukan untuk mencegah banjir. Teknik guludan dapat dipilih untuk melakukan hal tersebut, khususnya untuk lahan yang tergenang air cukup dalam dan berarus tenang, maupun yang berarus deras. Caranya dengan membuat petak-petak tanah sebagai media tumbuh tanaman bakau. http:guludanmangrove.innov.ipb.ac.id. 108 Dimana teras gulud cocok diterapkan? • Kemiringan lahan antara 10-40, sedang pada kemiringan 40-60 bisa dibuat tetapi seringkali kurang efektif. • Kondisi tanah-tanah agak dangkal 20 cm, tetapi mampu meresapkan air dengan cepat. Bagaimana cara pembuatan dan pemeliharaannya guludan? • Buat garis kontur sesuai dengan jarak atau besarnya gulud interval tegak IV = interval vertical yang diinginkan. • Pembuatan guludan dimulai dari lereng atas dan berlanjut ke bagian bawahnya. • Teras gulud dengan saluran airnya dibuat membentuk miring atau dengan sudut 0,1- 0,5 dengan garis kontur menuju ke arah saluran pembuangan air. • Saluran air digali dan tanah hasil galian ditimbun di bagian bawah lereng dijadikan guludan. • Tanami guludan dengan rumput penguat seperti yang memiliki perakatan tebal misalnya rumput gajah, rumput setaria agar guludan tidak mudah rusak. • Saluran pembuangan air SPA perlu diperkuat rumput-rumputan juga agar kuat aman.

c. Penetapan teknik konservasi secara mekanik teras

Dengan kondisi lahantopografi yang miring dan berbukit-bukit, memungkinkan terjadinya erosipenghanyutan tanah yang berada di atas ke lahan-lahan berada di bawahnya saat musim penghujan tiba. Hal ini telah disadari oleh masyarakat, mereka membuat teras-teras dilahan untuk mencegah hanyutnya tanah oleh air. Pembuatan teraseringtalud ini dilakukan secara individu maupun gotong royong. Di empat dusun mitra 109 Arupa di Desa Girisekar, kesadaran untuk menjaga tanah dari erosi dengan membuatmemperbaiki terasering juga dilakukan oleh masyarakat. Pengerjaan pembuatanperbaikan terasering ini diawali dengan pertemuan-pertemuan kelompok terlebih dahulu untuk membahas rencana perbaikanpembuatan teras dan prioritas lahan yang harus sesegera mungkin untuk dilakukan perbaikanpembuatan. Setelah disepakati bersama, mereka menentukan jadwalwaktu untuk mengerjakan perbaikanpembuatan talud. Setelah perbaikanpembuatan talud selesai dilakukan masyarakat menanami sekitar taludterasering tersebut dengan tanaman-tanaman yang bisa menghambat aliran tanah akibat erosi. Contoh tanaman yang ditanam oleh masyarakat disekitar talud adalah rumput gajahrumput kolonjono selain tanaman keras lain hal ini dilakukan oleh anggota Kelompok Tani Hutan Rakyat KTHR Subur Dusun Jeruken dan anggota KTHR Arum Jati Dusun Waru. Penghijauanreboisasi juga dilaksanakan sebagai upaya untuk merehabilitasi lahan kritis yang berada di wilayah dusun mereka. Hal ini dilakukan oleh Kelompok Tani Sido Ijo yang merupakan rumpun konservasi dari KTHR Sekar Eko Jati Dusun Blimbing, jenis tanaman penghijauan yang ditanam antara lain bibit jati, mahoni, akasia. KTHR Trubus dusun Pijenan melakukan penanaman bibit Sukun dan bibit pisang dengan tujuan jangka panjang. Selain dari keuntungan konservasi yang dilakukan yaitu menahan erosi tanah, masyarakat juga mendapatkan keuntungan dengan penanaman palawija maupun rumput-rumput gajah yang ditanam di bawah tegakan yang nantinya bisa dipanen dan dinikmati oleh anggota KTHR maupun untuk KTHR sendiri. http:arupa.or.idterasering-dan-konservasi-lahan.