Analisis Rantai Pemasaran Dan Harga Sembako Di Pasar Tradisonal Dan Pasar Modern Di Kota Medan Tembakau Deli
ANALISIS KOMPARASI HARGA DAN RANTAI PEMASARAN SEMBAKO DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN
(studi kasus : Medan)
Skripsi
Oleh : ANITA 040304068 SEP- AGRIBISNIS
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
1
Universitas Sumatera Utara
ANALISIS KOMPARASI SALURAN PEMASARAN DAN HARGA SEMBAKO DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN (Studi kasus :Medan) SKRIPSI
Diajukan kepada Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat – Syarat
Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian
OLEH : ANITA 040304068
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
2
Universitas Sumatera Utara
ANALISIS KOMPARASI HARGA DAN RANTAI PEMASARAN SEMBAKO DI PASAR TRADISIONAL DAN
PASAR MODERN, DI KOTA MEDAN
Oleh :
ANITA 040304068 SEP-AGRIBISNIS
Skripsi Yang Merupakan Salah Satu Syarat Meja Hijau di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing
Ketua
Anggota
(Dr. Ir. Salmiah, Ms) NIP. 131 639 813
(Dr.Ir.Tavi Supriana, MS) NIP. 131836671
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
3
Universitas Sumatera Utara
Judul Skripsi
Nama Nim Departemen Program Studi
: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN HARGA SEMBAKO DI PASAR TRADISONAL DAN PASAR MODER DI KOTA MEDANTEMBAKAU DELI : ANITA : 040304068 : Agribisnis : Agribisnis
Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing
Ketua Komisi Pembimbing
Anggota Komisi Pembimbing
(Dr.Ir. Salmiah, MS)
(Dr. Ir. Tavi Supriana, MS)
Mengetahui, Ketua Departemen Agribisnis
(Ir. Luhut Sihombing, MP) ABSTRAK
4
Universitas Sumatera Utara
ANITA (040304068 SEP-AGRIBISNIS) dengan judul skripsi Analisis Komparasi Rantai Pemasaran Sembako di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Di Kota Medan.
Pesatnya pembangunan pasar modern dirasakan oleh banyak pihak berdampak terhadap keberadaan pasar tradisional. Di satusisi pasar modern dikelola secara profesional dengan fasilitas yang serba lengkap, disisi lain pasar tradisional masih dihadapkan dengan permasalahan klasik seputar pengelolaan yang kurang professional dan ketidaknyamanan berbelanja. Pasar modern dan pasar tradisional bersaing dalam pasar yang sama. Hampir semua produk yang dijual dipasar tradisional seluruhnya dapat ditemui di pasar modern. Dari aspek harga pasar modern kadang-kadang diopinikan lebih murah daripada harga di pasar tradisional. Dengan strategi subsidi silang, membuat harga suatu jenis barang lebih murah, namun harga barang lain jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga di pasar tradisional. Selain itu harga beli juga bisa ditekan karena keunggulan dapat membeli dalam jumlah besar, dan biaya stok minimum dengan bantuan teknologi informasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana rantai pemasaran dan harga sembako di pasar modern dan pasar tradisional di kota Medan.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Metode penentuan sampel adalah Simple Random Sampling. Jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 120 orang pedagang sembako, pedagang grosir 18 orang dan pedagang pengumpul 3 orang.
Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut : Saluran pemasaran sembako di pasar tradisional lebih panjang daripada dipasar modern.
Harga sembako di pasar tradisional lebih murah dibandingkan di pasar modern.
5
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Sibolga pada tanggal 10 September 1986 dari pasangan Bapak Syamsudin Hutagalung dan Ibu Nurhamina Marbun. Penulis merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1992 masuk Sekolah Dasar di SD Impres Sidari 2. Tahun 1998 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 2
Kolang 3. Tahun 2001 masuk Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 1 Kolang 4. Tahun 2004 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara 5. Bulan Juni - Juli 2008 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
kelurahan Siboras, kecamatan Silimakuta, kabupaten Simalungun 6. Bulan Januari 2009 melaksanakan penelitian di Pasar Tradisional dan
Pasar Modern Di Kota Medan
6
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pertanian Jurusan SEP/Agribisnis di Universitas Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini penulis mengambil judul “Analisis Komparasi Rantai Pemasaran dan Harga Sembako Di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Di Kota Medan”.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang mendukung skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Syamsudin Hutagalung dan Ibunda Nurhamina Marbun atas doa, bimbingan, perhatian dan kasih sayangnya selama ini, dan kepada Adinda-adinda Sutan, dan Nopi yang telah memberikan dukungannya kepada penulis.
Secara khusus juga penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Ir. Salmiah, selaku Ketua Komisi Pembimbing. 2. Ibu Dr.Ir. Tavi Supriana, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing. 3. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Departemen SEP FP – USU. 4. Bapak Direktur Utama PT Carerfour yang telah banyak membantu penulis
dalam melaksanakan penelitian.
7
Universitas Sumatera Utara
5. Bapak Direktur Utama PT Hypermart yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian
6. Bapak Direktur Utama PT Makro yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian
7. Bapak Kadis PD Pasar Tingkat II KotaMadya Medan yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian
8. Terima kasih tentunya penulis ucapkan kepada suami tercinta Lamhot Saur M.S atas semangat, bantuan dan perhatian yang diberikan kepada penulis. Kepada seluruh teman-teman yang selalu memberi dukungan yaitu Ira, Raden, Rna, Emma, Lina, Mela. Serta kepada teman-teman stambuk 2004 Jurusan SEP FP USU yang telah memberikan saran dan kritik kepada penulis hingga selesainya skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan hidayah dan keridhoanNya kepada kita semua. Amin....
Medan, April 2010
Penulis
8
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK.................................................................................................... i
RIWAYAT HIDUP...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vii
PENDAHULUAN Latar Belakang .............................................................................. Identifikasi Masalah ...................................................................... Tujuan Penelitian .......................................................................... Kegunaan Penelitian......................................................................
2 5 5 5
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka ........................................................................... Landasan Teori............................................................................... Kerangka Pemikiran ....................................................................... Hipotesis ........................................................................................
6 8 15 17
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian.............................................. Metode Penentuan sampel penelitian .............................................. Metode Pengumpulan Data............................................................... Metode Analisis Data ..................................................................... Defenisi dan Batasan Operasional .................................................. Defenisi ........................................................................... Batasan Operasional.........................................................
18 18 18 19
21 22
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ................................................... Letak geografis daerah Penelitian ................................................... Kependudukan daerah Penelitian.................................................... Penggunaan Tanah daerah Penelitian............................................... Karakteristik pedagang Sampel Penelitian.........................................
23 24 26 28
9
Universitas Sumatera Utara
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Saluran Pemasaran Sembako di Pasar tradisional dan
Pasar modern...........................................................................
Harga rata-rata Sembako di Pasar Tradisional dan Pasar Modern....
32 46
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. Kesimpulan ................................................................................... 48 Saran ........................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
1. Nama dan alamat Pasar Tradisional di Kota Medan dan jumlah sarananya.September 2009 ................................................................... 2
2 Spesifikasi Pengumpulan Data, Sumber, Metode dan Instrument pegumpulan Data ................................................................................ 18
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan Tahun 2007 .......................................................................................... 24
4. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Medan, Tahun 2007 ......................................................................................... 25
5. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kota Medan, Tahun 2007 .............................................................................................. 26
6. Luas dan Penggunaan Tanah di Kota Medan Tahun 2007..................... 27 7. Sarana dan Prasarana di Kota Medan Tahun 2007 ................................ 28 8. Karakteristik Pedagang Pengecer Sembako di Pasar Tradisional
Tahun 2010 .......................................................................................... 31 9. Karakteristik Pedagang Grosir Sembako di Pasar Modern
Tahun 2010 .......................................................................................... 32 10. Hasil uji beda rata-rata harga Beras (IR64)............................................. 46 16. Hasil uji beda rata-rata harga Gula Pasir (Lokal)..................................... 47 17. Hasil uji beda rata-rata harga Minyak Goreng (Bimoli).......................... 48 18. Hasil uji beda rata-rata harga Daging Ayam............................................. 48 18. Hasil uji beda rata-rata harga Telur Ayam (Astrali)................................. 49 19. Hasil uji beda rata-rata harga Susu Bendera (Putih)................................. 50 20. Hasil uji beda rata-rata harga Jagung Manis............................................. 50 21. Hasil uji beda rata-rata harga Garam Beryodium..................................... 51 22. Hasil uji beda rata-rata harga Daging Sapi (Lokal).................................. 52
11
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Karakteristik Pedagang Pengecer, Pedagang Grosir, dan Pedagang
Pengumpul Sembako di pasar tradisional Tahun 2009 ............................ 56
2. Harga Sembako di Pasar Tradisional Dan Pasar Modern ....................... 59
3. Statistik Harga rata-rata Beras dipasar Modern
dan pasar Tradisional................................................................................ 60
4. Statistik Harga rata-rata Gula Pasir di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional................................................................................. 61
5. Statistik Harga rata-rata Minyak Goreng (Bimoli) di Pasar
Modern dan Pasar Tradisional................................................................ 62
6. Statistik Harga rata-rata Daging Ayam di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional............................................................................. 63
7. Statistik Harga rata-rata Telur Ayam(Astrali) di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional.............................................................................. 64
8. Statistik Harga rata-rata Susu Bendera (Putih) di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional............................................................................. 65
9. Statistik Harga rata-rata Jagung Manis di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional......................................................................... 67
10. Statistik Harga rata-rata Garam Beryodium di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional........................................................................... 68
11. Statistik Harga rata-rata Daging Sapi (Lokal) di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional........................................................................... 69
12. Jumlah Pasar Modern di Kota Medan ................................................. 70
12
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran...................................................... 16
13
Universitas Sumatera Utara
ANITA (040304068 SEP-AGRIBISNIS) dengan judul skripsi Analisis Komparasi Rantai Pemasaran Sembako di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Di Kota Medan.
Pesatnya pembangunan pasar modern dirasakan oleh banyak pihak berdampak terhadap keberadaan pasar tradisional. Di satusisi pasar modern dikelola secara profesional dengan fasilitas yang serba lengkap, disisi lain pasar tradisional masih dihadapkan dengan permasalahan klasik seputar pengelolaan yang kurang professional dan ketidaknyamanan berbelanja. Pasar modern dan pasar tradisional bersaing dalam pasar yang sama. Hampir semua produk yang dijual dipasar tradisional seluruhnya dapat ditemui di pasar modern. Dari aspek harga pasar modern kadang-kadang diopinikan lebih murah daripada harga di pasar tradisional. Dengan strategi subsidi silang, membuat harga suatu jenis barang lebih murah, namun harga barang lain jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga di pasar tradisional. Selain itu harga beli juga bisa ditekan karena keunggulan dapat membeli dalam jumlah besar, dan biaya stok minimum dengan bantuan teknologi informasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana rantai pemasaran dan harga sembako di pasar modern dan pasar tradisional di kota Medan.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Metode penentuan sampel adalah Simple Random Sampling. Jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 120 orang pedagang sembako, pedagang grosir 18 orang dan pedagang pengumpul 3 orang.
Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut : Saluran pemasaran sembako di pasar tradisional lebih panjang daripada dipasar modern.
Harga sembako di pasar tradisional lebih murah dibandingkan di pasar modern.
5
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pasar tradisional merupakan ciri bagi negara berkembang dengan tingkat
pendapatan dan perekonomian masyarakat yang relatif rendah sehingga lebih sering berbelanja ke pasar tradisional. Namun sesuai dengan perkembangan jaman budaya masyarakat sudah mulai bergeser dan beralih ke pasar modern ritel sehingga pasar tradisional tidak hanya menghadapi persaingan sesama ritel tradisional tetapi ritel pasar modern. (Sri, 2007)
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar- menawar. Bangunan pada umumnya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengolah pasar. Pasar ini paling banyak menjual kebutuhan sehari-hari (sembako) seperti bahan-bahan makanan, misalnya ikan, buah-buahan, sayur-sayuran, pakaian, barang elektronik dan jasa-jasa lainnya. (Wikipedia, 2008)
Pasar modern adalah pasar yang penjual dan pembelinya tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. (Wikipedia, 2008)
Pertumbuhan yang tidak seimbang antara pasar tradisional dengan pasar modern mengarah pada menurunnya tingkat pertumbuhan pasar tradisional, dimana setiap ada pasar tradisional ada pasar modern yang saling berdekatan.
14
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Nama dan Alamat Pasar Tradisional di kota Medan dan Jumlah
Sarananya. September 2009
No
Nama dan Alamat Pasar Tradisional
KIOS
JUMLAH SARANA
TOKO
STAND /MEJA
INFOR MAL
JUMLAH
KEC.MEDAN KOTA
1
Pasar Pusat Pasar Medan
2.048
4
497
-
2.549
KEC.MEDAN
PETISAH
2 Pasar Petisah Medan 930
-
324
41
1295
KEC.MEDAN BARAT
3 Pasar Medan Deli 139 9 123 15
286
KEC.MEDAN TIMUR
4 Pasar Sambu
99 -
171
-
270
KEC.MEDAN
PERJUANGAN
5 Pasar Aksara
491 -
272
-
763
KEC.MEDAN
HELPETIA
6 Pasar Sei Kambing
176
-
189
73
438
Sumber : Perusahaan Daerah Pasar Tingkat II Medan, 2009
Pasar tradisional (Pusat Pasar, Pasar Petisah, dan Pasar Seikambing)
selain lokasinya berdekatan dengan pasar modern, pasar ini juga merupakan pasar
yang paling banyak terdapat jumlah pedagangnya di antara pasar-pasar lainnya
sehingga pasar tersebut di ambil sebagai daerah penelitian.
Di pasar tradisional sampai saat ini masyarakat tetap menginginkan produk
kebutuhan sehari-hari (sembako), terutama bahan mentah. Untuk komoditas
sembako banyak pedagang di pasar tradisional mampu bersaing dengan
memberikan harga yang relatif murah dan produk segar, sedangkan di pasar
modern masih memberikan harga yang lebih tinggi kerena kualitas, pengemasan
dan display (penyajian) jauh lebih baik. (Albert, 2007)
Dari aspek harga pasar modern sering diopinikan lebih murah daripada
harga barang di pasar tradisional. Dengan strategi subsidi silang membuat harga
jenis suatu barang lebih murah, tetapi harga barang lain jauh lebih mahal
dibandingkan harga di pasar tradisional. Selain itu harga beli dapat ditekan karena
15
Universitas Sumatera Utara
keunggulan dapat membeli dalam jumlah besar, dan biaya stok minimum dengan bantuan teknologi informasi. (Rully, 2008)
Perkembangan harga produk pangan di pasar modern relatif lebih stabil, sedangkan di pasar tradisional cenderung lebih fluktuatif. Perbedaan kondisi ini terutama disebabkan jaringan distribusi dan penyuplai yang ada lebih baik di pasar tradisional. ( Arifin, 2006)
Ruang persaingan pedagang pasar tradisional kini mulai terbatas. Selama ini pasar tradisional dianggap unggul dalam memberikan harga relatif lebih rendah untuk banyak komoditas dengan fasilitas berbelanja yang lebih baik. Skala ekonomis pengecer modern yang cukup luas dan akses langsung mereka terhadap produsen dapat menurunkan harga pokok penjualan pedagang sehingga mampu menawarkan harga yang lebih rendah. Para pedagang pasar tradisional pada umumnya mempunyai skala yang kecil dan menghadapi rantai pemasaran yang cukup panjang untuk membeli barang yang akan dijual. (Albert, 2007)
Dalam pemasaran komoditi hasil pertanian, seringkali dijumpai adanya rantai pemasaran yang panjang sehingga banyak pelaku lembaga pemasaran yang terlibat dalam rantai pemasaran tersebut. Beberapa sebab mengapa terjadi rantai pemasaran hasil pertanian yang panjang dan petani sering di rugikan, yaitu : (1)pasar yang tidak bekerjasama secara sempurna, (2)lemahnya informasi pasar, (3)lemahnya produsen dalam memanfaatkan peluang pasar dan, (4)lemahnya posisi produsen untuk melakukan penawaran guna mendapatkan harga yang baik. (Soekatawi,1995)
16
Universitas Sumatera Utara
Pemberdayaan pedagang kecil di pasar tradisional dapat dilakukan antara lain dengan membantu memperbaiki akses pedagang kepada informasi, permodalan, dan hubungan dengan produsen atau supplier (pemasok). Pedagang pasar tradisional perlu mendapatkan informasi tentang masa depan, ancaman, dan peluang usaha serta pentingnya perubahan sikap dan pengolahan sesuai dengan perubahan tuntutan konsumen. Dalam kaitannya dengan produsen pemasok, pedagang pasar tradisional perlu dibantu dalam mengefisienkan rantai pemasaran untuk mendapatkan barang dagangan. Pemerintah dapat berperan sebagai mediator untuk menghubungkan pasar tradisional secara kolektif kepada industri untuk mendapatkan akses barang pedagang yang lebih murah. (Albert, 2007)
Pedagang pasar tradisional selalu dihadapkan pada masalah permodalan dan jaminan/asuransi atas barang dagangan. Strategi pengadaan barang yang menjadi srategi utama pedagang tradisional adalah membeli barang dagangan dalam bentuk tunai dengan menggunakan dana pribadi. Kondisi ini berdampak negatif terhadap usaha. Pedagang menjadi sangat rentan terhadap kerugian yang disebabkan oleh rusaknya barang dagangan dan fluktuasi harga. (Albert, 2007)
17
Universitas Sumatera Utara
Indentifikasi Masalah Untuk melihat bagaimana sebenarnya rantai pemasaran dan harga sembako
di pasar tradisional dan pasar modern dalam memenuhi kebutuhan sembako masyarakat maka dapat dirumuskan masalah antara lain : 1. Apakah ada perbedaan saluran pemasaran sembako di pasar tradisional
dibandingkan pasar modern? 2. Apakah ada perbedaan tingkat harga sembako di pasar tradisional
dibandingkan dengan pasar modern? Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui komparasi saluran pemasaran sembako di pasar tradisional
dan pasar modern. 2. Untuk mengetahui tingkat harga sembako di pasar tradisional dan pasar
modern. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian ini. 2. Sebagai bahan informasi bagi pedagang dalam menentukan harga di pasar
tradisional. 3. Sebagai bahan untuk membuat skripsi yang merupakan salah satu syarat
dalam menempuh ujian sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
18
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar-menawar (Pepres RI No. 112, 2007).
Pasar modern memiliki keunggulan ditengah masyarakat yaitu dari segi pelayanan yang menarik, harga terjangkau dan serba instan. Pasar ini memiliki penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sembilan bahan pokok secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir. Sembilan bahan pokok atau sering disingkat sembako, menurut keputusan Menteri Industri dan Perdagangan yang termasuk dalam sembako antara lain :
1 Beras 2 Gula pasir 3 Minyak goreng dan margarin 4 Daging sapi dan ayam 5 Telur ayam 6 Susu 7 Jagung 8 Minyak tanah 9 Garam beriodium (Wikipedia, 2008).
19
Universitas Sumatera Utara
Secara umum peningkatan jumlah pasar khususnya pasar modern terjadi di daerah perkotaan. Hal ini mengakibatkan semakin ketat persaingan dikalangan pedagang eceran. Meskipun jumlah pasar tradisional masih lebih besar dibandingkan pasar modern tetapi pertumbuhan pasar modern semakin meningkat. Pada saat ini pasar tradisional yang lokasinya berdekatan dengan mal/hypermarket mengakibatkan pasar tradisional mulai kehilangan pembeli sehingga dapat mengganggu perkembangan usaha pelaku perdagangan eceran di pasar tradisional yang umumnya pelaku usaha mikro dan dapat mematikan usaha pedagang. (Fadhil, 2006)
Sudah banyak kios di pasar tradisional yang harus tutup karena sulit bersaing dengan pasar modern. Dari data Asosiasi Pedagang Pasar tradisional seluruh Indonesia (APPSI) pada tahun 2005 seperti dikutip website Kementerian Koperasi dan UKM mengatakan bahwa sekitar 400 toko di pasar tradisional harus tutup usaha setiap tahunnya. Jumlah ini kemungkinan terus bertambah seiring kehadiran pasar modern yang semakin meningkat. (Indra, 2007)
Indonesia adalah negara dengan mayoritas konsumen berasal dari kalangan menengah ke bawah. Kondisi ini menjadikan kosumen Indonesia tergolong ke dalam konsumen yang sangat sensitif terhadap harga. Ketika faktor harga rendah yang sebelumnya menjadi keunggulan pasar tradisional mampu diruntuhkan oleh pasar modern, secara relatif tidak ada alasan konsumen dari kalangan menengah ke bawah untuk tidak turut berbelanja ke pasar modern dan meninggalkan pasar tradisional (Ekapribadi. W, 2007).
Jumlah konsumen yang berbelanja di pasar modern semakin meningkat, pangsa pasar modern telah mencapai lebih 30 persen melonjak tajam dalam
20
Universitas Sumatera Utara
sepuluh tahun terakhir ini. Hal ini menyebabkan berkurangnya pangsa pasar tradisional. Hasil survei PT AC Nielsen Indonesia terhadap 47 kategori produk di pasar modern dan pasar tradisional sepanjang 2004 (Januari-Desember), menunjukkan kategori produk di pasar tradisional mencapai 1,7 juta unit, kontribusi pasar tradisional sebesar 69,9 persen , turun dari tahun sebelumnya yaitu 73,7 persen (2003), 74,8 persen (2002), 75,2 persen (2001), dan 78,1 persen (2000). (Rully, 2008)
Pertumbuhan yang tidak seimbang antara pasar modern dengan pasar tradisional mengarah pada menurunnya tingkat pertumbuhan pasar tradisional. Apalagi pasar tradisional mengalami kekurangan sarana dan prasarana serta para pemasok. Menurut survei AC Nielsen pada 2004-2006, pertumbuhan pasar tradisional mengalami penurunan sebesar 8,1 persen pertahun karena terdesak oleh pasar modern yang jumlahnya tumbuh mencapai 31,4 persen. Departemen perdagangan mencatat terdapat 13.450 unit pasar tradisional di seluruh Indonesia menjadi tempat berkumpulnya 12,6 juta pedagang. Survei AC Nielsen pada tahun 2004 juga menyebutkan pangsa pasar-pasar modern yang terdiri dari hypermarket, supermarket, minimarket, dan depertemen store, rata-rata tumbuh sekitar 16 persen pertahun. Sedangkan di pasar tradisional hanya tumbuh 5 persen pertahun. (Muhammad, dkk, 2007) Landasan Teori
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan seseorang atau kelompok untuk memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Defenisi ini didasarkan pada konsep inti yaitu kebutuhan, keinginan dan permintaan (Kotler, 2005 : 221).
21
Universitas Sumatera Utara
Semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit jumlah barang yang di minta, sebaliknya semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak barang yang diminta. Sedangkan teori penawaran semakin tinggi harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual, sebaliknya semakin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah yang ditawarkan. (Nuraini, 2001)
Pasar awalnya mengacu pada suatu geografis tempat transaksi berlangsung. Pada perkembangan selanjutnya mungkin defenisi ini sudah tidak sesuai lagi, terutama dengan berkembangnya teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi misalnya telepon dan internet memungkinkan transaksi dapat dilakukan tanpa melalui kontak langsung antara penjual dan pembeli. Dengan teknologi informasi ini dilakukan transaksi antar kota, antar negara bahkan antar benua, misalnya antar Indonesia dengan Malaysia (Sudiyono, 2004 : 1). Dalam mempelajari marketing ada beberapa metode yang digunakan yaitu: - Pendekatan fungsi (functional approach), dimana dipelajari bermacam-macam
fungsi yang dikehendaki dalam marketing, bagaimana dan siapa yang melaksanakannya. - Pendekatan dari segi lembaga(Intitutional approach) Dipelajari bermacam-macam perantara, bagaimana masing-masing berusaha agar fungsi-fungsi dapat dilaksanakan. - Pendekatan komoditi barang (Commodity approach)
Mempelajari bagaimana macam-macam barang dipasarkan, lembaga mana saja yang mengendalikannya.
22
Universitas Sumatera Utara
Pemasaran merupakan hal yang sangat penting setelah selesainya proses produksi. Kondisi pemasaran menimbulkan suatu siklus atau lingkaran pasar suatu komoditas. Bila pemasaran tidak baik, mungkin disebabkan karena daerah produsen terisolasi, tidak ada pasar, rantai pemasaran terlalu panjang atau ada satu pembeli. Kondisi ini merugikan pihak produsen. Hal ini berarti efisiensi di bidang pemasaran masih rendah.
Fungsi pemasaran merupakan suatu aktivitas yang penting yang dispesialisasi dan dilaksanakan dalam bidang pemasaran. Fungsi tersebut adalah : - Fungsi Pertukaran yaitu pembelian (buying) dan penjualan (selling). - Fungsi Pengadaan secara Fisik yaitu pengangkutan (transportation) dan
penyimpanan (storage). - Fungsi pemberian jasa-jasa yaitu permodalan (financing), resiko, standarisasi dan informasi pasar atau market information. (Hutauruk, 2003 : 42).
Menurut Sudiyono (2004 : 79), lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga pemasaran ini timbul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat dan bentuk yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran ini adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa margin pemasaran. Lembaga pemasaran ini dapat digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan dan
23
Universitas Sumatera Utara
bentuk usahanya. Menurut penguasaannya terhadap komoditi yang diperjual belikan lembaga pemasaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : - Lembaga yang tidak memiliki tapi menguasai benda, seperti agen perantara,
makelar (broker, selling broker dan buying broker). - Lembaga yang memiliki dan menguasai komoditi-komoditi pertanian yang
diperjual belikan, seperti pedagang pengumpul, tengkulak, eksportir dan importir. - Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan menguasai komoditi-komoditi pertanian yang diperjual belikan, seperti perusahaan-perusahaan penyediaan fasilitas-fasilitas transportasi, asuransi pemasaran dan perusahaan penentu kualitas produk pertanian (surveyor).
Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran produk-produk pertanian sangat beragam sekali tergantung dari jenis yang dipasarkan. Ada komoditi yang melibatkan banyak lembaga pemasaran dan ada pula yang melibatkan hanya sedikit lembaga pemasaran. Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran ini lebih lanjut dapat diidentifikasikan sebagai berikut : - Tengkulak, yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan
dengan petani, tengkulak ini melakukan transaksi dengan petani baik secara tunai, ijon maupun kontrak pembelian. Pedagang pengumpul, jual komoditi yang dibeli tengkulak dari petani biasanya relatif lebih kecil sehingga untuk meningkatkan efisiensi, misalnya dalam pengangkutan, maka harus ada proses konsentrasi (pengumpulan) pembelian komoditi oleh pedagang pengumpul. Jadi pedagang pengumpul ini membeli komoditi pertanian dari tengkulak.
24
Universitas Sumatera Utara
- Pedagang besar, untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran, maka jumlah komoditi yang ada pada pedagang pengumpul ini harus dikonsentrasikan lagi oleh lembaga pemasaran yang disebut dengan pedagang besar. Pedagang besar ini selain melakukan proses konsentrasi (pengumpulan) komoditi dari pedagang-pedagang pengumpul, jika melakukan proses distribusi (penyebaran) ke agen penjualan ataupun pengecer. Oleh karena jarak petani ke pedagang besar cukup jauh dan membutuhkan waktu lama, maka pada saat komoditi sampai di tangan pedagang besar ini sudah melibatkan lembaga pemasaran lainnya, seperti perusahaan pengangkutan, perusahaan pengolahan dan perusahaan asuransi. Perusahaan pengangkutan ini berperan untuk meningkatkan guna tempat. Sedangkan perusahaan pengolahan berperan untuk meningkatkan guna bentuk, sebab produk-produk pertanian biasanya dihasilkan sebagai bahan mentah ataupun bahan baku untuk proses produksi selanjutnya.
- Agen penjualan, produk pertanian yang belum ataupun sudah mengalami proses pengolahan ditingkat pedagang besar harus didistribusikan kepada agen penjualan maupun pengecer. Agen penjualan ini biasanya membeli komoditi yang dimiliki pedagang dalam jumlah banyak dengan harga yang relatif murah dibanding pengecer.
- Pengecer, merupakan lembaga pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen. Pengecer ini sebenarnya merupakan ujung tombak dari suatu proses produksi yang bersifat komersil, artinya kelanjutan proses produksi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran sangat tergantung dari aktivitas pengecer dalam menjual produknya kepada konsumen. Jadi
25
Universitas Sumatera Utara
keberhasilan pengecer menjual produk kepada konsumen sangat menentukan keberhasilan lembaga-lembaga pemasaran pada rantai pemasaran sebelumnya. Sehingga saat ini kita jumpai adanya diversifikasi usaha dari produsen atau pedagang besar menjadi pengecer sekaligus.
Lembaga-lembaga pemasaran ini dalam menyampaikan komoditi pertanian dari produsen berhubungan satu sama lain yang membentuk jaringan pemasaran. Arus pemasaran yang terbentuk dalam proses pemasaran ini beragam sekali, misalnya produsen berhubungan langsung kepada konsumen akhir atau petani produsen berhubungan terlebih dahulu dengan tengkulak, pedagang pengumpul ataupun pedagang besar dan membentuk pola-pola pemasaran yang khusus. Pola-pola pemasaran yang terbentuk selama pergerakan arus komoditi pertanian dari petani produsen ke konsumen akhir ini disebut dengan sistem pemasaran.
Menurut Kartasapoetra (1992 : 35), dalam hal melancarkan penyampaian dan memindah tangankan barang-barang dari produsen ke konsumen terbentuk lembaga-lembaga pemasaran seperti jasa-jasa yang ditawarkan oleh agen-agen atau perusahaan dagang, perusahaan pengepakan dan peti kemas, perusahaan angkutan dan asuransi. Besarnya permintaan dan penawaran barang/jasa termasuk jumlah barang/jasa yang benar-benar terjual, maka pasar dapat dibagi atas : - Pasar persaingan sempurna (Perfect Market Competition) terpenuhi dengan
syarat, organisasinya teratur (pembeli dan penjual bebas dalam perlakuan), tidak boleh ada persetujuan sebelumnya antar pembeli dan penjual, barang
26
Universitas Sumatera Utara
yang diperdagangkan homogen, tidak ada campur tangan pemerintah dan jumlah pembeli dan penjual cukup besar. - Pasar Monopoli atau Pasar Tidak Bebas terjadi bila pasar seluruhnya dikuasai oleh satu penjual atau satu badan usaha, sehingga terjadi politik harga dimana harga ditentukan sesuka hati oleh si penjual tunggal tersebut. -Pasar Kurang Bebas terletak antara pasar bebas dan monopoli, pasar ini sifatnya dikuasai oleh satu produsen besar dan beberapa produsen kecil, dan kebijakan harga ditentukan oleh produsen besar, sedangkan yang kecil hanya mengikut i. -Pasar Persaingan Monopolis dikuasai oleh beberapa penjual satu jenis barang yang berbeda kualitasnya, bentuknya ada dua yaitu persaingan bebas dan persaingan monopoli (Gultom, 1996 : 54).
Saluran pemasaran atau saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen (Kotler, 1995 : 47).
Pemasaran hasil pertanian memiliki corak tersendiri bila dibandingkan dengan pemasaran produk industri. Hal ini disebabkan karena tempat usahatani yang terpencar-pencar dan jumlah hasil yang dijual sedikit, sehingga dibutuhkan suatu sistem yang menghimpun barang yang terpencar-pencar dan sedikit tersebut ke tempat pengumpulan, kemudian diangkut ke pusat-pusat lokasi konsumen dari pusat-pusat pengolahan (Gultom, 1991 : 39).
27
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Pemikiran Tataniaga atau pemasaran pada prinsipnya merupakan tindakan yang
berhubungan dengan pergerakan barang atau jasa dari produsen hingga ke konsumen. Jalur pemasaran hasil pertanian adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan hasil pertanian dari produsen sampai ke konsumen. Lembaga-lembaga yang ikut aktif dalam saluran pemasaran ini adalah produsen, distributor sebagai pedagang besar, pedagang grosir, pedagang pengumpul, dan pedagang pengecer.
Pada umumnya pedagang pasar tradisional mempunyai skala yang kecil dan biasanya untuk mendapatkan produk tidak langsung dari produsen tetapi harus melalui beberapa pedagang perantara.
Skala ekonomis pengecer modern yang cukup luas dan akses langsung mereka terhadap produsen dapat menurunkan harga pokok penjualan mereka sehingga mereka mampu menawarkan harga yang lebih rendah. Sebaliknya para pedagang pasar tradisional, mereka umumnya mempunyai skala yang kecil dan menghadapi rantai pemasaran yang cukup panjang untuk membeli barang yang akan dijualnya. Kondisi ini berdampak negatif terhadap usaha sehingga pedagang menjadi sangat rentan terhadap kerugian yang disebabkan oleh rusaknya barang dagangan dan fluktuasi harga.
Sedangkan di pasar modern mempunyai modal yang sangat besar dan menjalin hubungan atau bekerjasama langsung dengan pemasok besar dalam jangka waktu yang cukup lama.
28
Universitas Sumatera Utara
Pasar Tradisional
Produsen Distributor
Pedagang Grosir
Pedagang Pengecer
Konsumen
Pedagang Sembako
Pasar Modern
Distributor
Produsen
Pengecer Modern
Konsumen
Saluran Pemasaran
Harga Konsumen
Keterangan :
Ada hubungan
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
29
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dari penelitian ini yang sesuai dengan landasan teori
adalah sebagai berikut: 1 Saluran pemasaran sembako di pasar tradisional lebih panjang dari pasar
modern. 2 Harga sembako di pasar tradisional lebih murah dibandingkan di pasar
modern.
30
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Lokasi Penelitian Secara teritorial penelitian ini akan mempunyai lingkup cakupan tiga pasar
tradisional di kota Medan (Pusat Pasar, Pasar Petisah, dan Pasar Sei Kambing). Pasar ini ditetapkan secara purposive karena pasar ini merupakan pasar tradisional yang lebih dekat dengan Pasar Modern, sedangkan untuk pasar modern adalah PT Carrefour, PT Hypermart, dan PT Makro.
Metode Penentuan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang sembako yang terdapat di
pasar tradisional dan pasar modern. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah Simple Random Sampling yaitu penarikan sampel secara acak sederhana dengan pertimbangan sampel penelitian bersifat homogen atau rata-rata memiliki karakter yang sama. Jumlah seluruh sampel sebanyak 123 orang pedagang pengecer. Dalam pasar tradisional terdiri dari 120 orang dimana setiap perjenis sembako mewakili 10 orang, sedangkan di pasar modern sebanyak 3 orang.
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri data primer dan data
skunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada respoden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner). Sedangkan data skunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait seperti PD Pasar Tingkat II Petisah Medan, Badan Pusat Statistik dan buku-buku penelitian pendukung lainnya.
31
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Spesifikasi Pegumpulan Data, Sumber, Metode dan Instrument
Pengumpulan Data
No
Jenis Data
Sumber Data
Metode
AlatPengump ul Data
1 Rantai Pemasaran
Pedagang/
Wawancara Kuisioner
Responden
2 Harga Sembako
Pedagang/
Wawancara Kuisioner
• Beras
Responden
• Gula Pasir
• Minyak Goreng
• Daging Ayam
• Telur Ayam
• Susu
• Jagung
• Garam Yodium
3 Jumlah
PD Pasar
Wawancara Kuisioner
Sarana/Prasarana
Tingkat II
Medan
Metode Analisis Data
Untuk hipotesis (1) digunakan analisis deskriftif dengan melihat
bagaimana saluran pemasaran yang dilalui oleh pedagang sembako di pasar
tradisional dan pasar modern dengan menggunakan tabulasi sederhana,
berdasarkan wawancara dilapangan.
Untuk hipotesis (2) di analisis dengan menggunakan uji beda rata-rata
(t-test) pada dua sampel yang bebas (independent sample)
H0 : µ1 = µ2 H0 : µ1 ≠ µ2 µ = Rata-rata variabel I (sembako pasar di tradisional)
µ = Rata-rata variabel II (sembako pasar di tradisional)
|t-hitung| =
x1 − x2
(n1
− 1)S12
+
(n2
−
1)
S
2 2
(n1 + n2 ) − 2
1
n1
+
1 n2
32
Universitas Sumatera Utara
Dimana : x1 = Rata-rata nilai variabel I x2 = Rata-rata nilai variabel II S 1 = Rata-rata standard deviasi variabel I S 2 = Rata-rata standard deviasi variabel II n 1 = Jumlah sampel variabel I n 2 = Jumlah sampel variabel II
Kriteria uji : t- hitung < t- tabel atau t-hitung > - t- tabel …..Hipotesis Ho diterima (H1 ditolak) t- hitung > t- tabel atau t-hitung 65 27.075 45,44
Total
1.012.040
49,70
Sumber : BPS Medan dalam Angka 2008
25.625 20.716 32.506 1.024.145
50.06 50.19 54.56 50,30
51.243 41.279 59.582 2.036.185
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2006 sebesar 2.036.185 jiwa yang terdiri dari 1.012.040 jiwa laki-laki (49,70%) dan 1.024.045 jiwa perempuan (50,30%). Dari data tersebut dapat di lihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki-laki. Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa usia non produktif (0-14 tahun) yang terdiri dari bayi balita, anak-anak dan remaja berjumlah 596.330 jiwa (29,29%). Jumlah usia produktif (15-54 tahun) yaitu orang dewasa sebesar 1.287.751 jiwa (63,24%). Dan jumlah manula ( 55tahun) sebesar 152.104 jiwa (7,47%)
38
Universitas Sumatera Utara
Penduduk kota Medan menurut tingkat pendidikan
Penduduk kota Medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamatan SD,
SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas tingkat pendidikan
penduduk kota Medan dapat dilihat pada Tabel 2a.
Tabel 5. Penduduk kota Medan menurut tingkat pendidikan
No Tingkat Pendidikan 1 SD 2 SLTP 3 SLTA 4 Perguruan Tinggi Jumlah
Sumber: BPS, Medan dalam angka 2008
Jumlah 451.226 635.451 726.475 310.475 2.123.712
Persentase(%) 21,24 29,92 34,21 14,61 100
Tabel 5. menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk kota Medan
paling besar berada pada tingkat pendidikan menengah yaitu Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA) yaitu sebesar 726.560 orang (34,21%), Sekolah Lanjut
Tingkat Pertama (SLTP) yaitu sebesar 635.451 orang (29,92%), Sekolah Dasar
(SD) sebesar 451.226 orang (21,24%), dan Peguruan Tinggi berjumlah 310.475
orang (14,61%).
39
Universitas Sumatera Utara
Penduduk menurut mata pencaharian
Mata pensaharian penduduk kota Medan bermacam jenisnya yaitu
pegawai negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, tenaga pengajar, tenaga kesehatan,
dan masih banyak lagi yang lain jenis dan macam pekerjaannya. Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk kota Medan dapat
dilihat pada Tabel 2c.
No Mata pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Pegawai Negeri
16.727
4,22
2 Pegawai Swasta
15.580
3,93
3 TNI/POLRI
14.326
3,61
4 Tenaga penagajar
45.426
11,4
5 Tenaga kesehatan
3.290
0,83
6 Lain-lain
300.862
75,93
Jumlah
396.862
100
Sumber: BPS, Medan dalam angka 2008
Tabel 6. menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan penduduk yang terbesar
adalah sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar 45.426 orang (11,4%), pegawai
negeri sebesar 16.727 orang (4,22%), pegawai swasta 15.580 orang (3,93%),
TNI/POLRI Sebesar 14.326 orang (3,61%), dan tenaga kesehatan sebesar 3.290
orang (0,83%) dan pekerjaan yang lain-lain yaitu
(studi kasus : Medan)
Skripsi
Oleh : ANITA 040304068 SEP- AGRIBISNIS
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
1
Universitas Sumatera Utara
ANALISIS KOMPARASI SALURAN PEMASARAN DAN HARGA SEMBAKO DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN (Studi kasus :Medan) SKRIPSI
Diajukan kepada Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat – Syarat
Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian
OLEH : ANITA 040304068
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
2
Universitas Sumatera Utara
ANALISIS KOMPARASI HARGA DAN RANTAI PEMASARAN SEMBAKO DI PASAR TRADISIONAL DAN
PASAR MODERN, DI KOTA MEDAN
Oleh :
ANITA 040304068 SEP-AGRIBISNIS
Skripsi Yang Merupakan Salah Satu Syarat Meja Hijau di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing
Ketua
Anggota
(Dr. Ir. Salmiah, Ms) NIP. 131 639 813
(Dr.Ir.Tavi Supriana, MS) NIP. 131836671
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
3
Universitas Sumatera Utara
Judul Skripsi
Nama Nim Departemen Program Studi
: ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN HARGA SEMBAKO DI PASAR TRADISONAL DAN PASAR MODER DI KOTA MEDANTEMBAKAU DELI : ANITA : 040304068 : Agribisnis : Agribisnis
Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing
Ketua Komisi Pembimbing
Anggota Komisi Pembimbing
(Dr.Ir. Salmiah, MS)
(Dr. Ir. Tavi Supriana, MS)
Mengetahui, Ketua Departemen Agribisnis
(Ir. Luhut Sihombing, MP) ABSTRAK
4
Universitas Sumatera Utara
ANITA (040304068 SEP-AGRIBISNIS) dengan judul skripsi Analisis Komparasi Rantai Pemasaran Sembako di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Di Kota Medan.
Pesatnya pembangunan pasar modern dirasakan oleh banyak pihak berdampak terhadap keberadaan pasar tradisional. Di satusisi pasar modern dikelola secara profesional dengan fasilitas yang serba lengkap, disisi lain pasar tradisional masih dihadapkan dengan permasalahan klasik seputar pengelolaan yang kurang professional dan ketidaknyamanan berbelanja. Pasar modern dan pasar tradisional bersaing dalam pasar yang sama. Hampir semua produk yang dijual dipasar tradisional seluruhnya dapat ditemui di pasar modern. Dari aspek harga pasar modern kadang-kadang diopinikan lebih murah daripada harga di pasar tradisional. Dengan strategi subsidi silang, membuat harga suatu jenis barang lebih murah, namun harga barang lain jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga di pasar tradisional. Selain itu harga beli juga bisa ditekan karena keunggulan dapat membeli dalam jumlah besar, dan biaya stok minimum dengan bantuan teknologi informasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana rantai pemasaran dan harga sembako di pasar modern dan pasar tradisional di kota Medan.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Metode penentuan sampel adalah Simple Random Sampling. Jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 120 orang pedagang sembako, pedagang grosir 18 orang dan pedagang pengumpul 3 orang.
Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut : Saluran pemasaran sembako di pasar tradisional lebih panjang daripada dipasar modern.
Harga sembako di pasar tradisional lebih murah dibandingkan di pasar modern.
5
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Sibolga pada tanggal 10 September 1986 dari pasangan Bapak Syamsudin Hutagalung dan Ibu Nurhamina Marbun. Penulis merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1992 masuk Sekolah Dasar di SD Impres Sidari 2. Tahun 1998 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 2
Kolang 3. Tahun 2001 masuk Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 1 Kolang 4. Tahun 2004 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara 5. Bulan Juni - Juli 2008 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
kelurahan Siboras, kecamatan Silimakuta, kabupaten Simalungun 6. Bulan Januari 2009 melaksanakan penelitian di Pasar Tradisional dan
Pasar Modern Di Kota Medan
6
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pertanian Jurusan SEP/Agribisnis di Universitas Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini penulis mengambil judul “Analisis Komparasi Rantai Pemasaran dan Harga Sembako Di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Di Kota Medan”.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang mendukung skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Syamsudin Hutagalung dan Ibunda Nurhamina Marbun atas doa, bimbingan, perhatian dan kasih sayangnya selama ini, dan kepada Adinda-adinda Sutan, dan Nopi yang telah memberikan dukungannya kepada penulis.
Secara khusus juga penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Ir. Salmiah, selaku Ketua Komisi Pembimbing. 2. Ibu Dr.Ir. Tavi Supriana, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing. 3. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Departemen SEP FP – USU. 4. Bapak Direktur Utama PT Carerfour yang telah banyak membantu penulis
dalam melaksanakan penelitian.
7
Universitas Sumatera Utara
5. Bapak Direktur Utama PT Hypermart yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian
6. Bapak Direktur Utama PT Makro yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian
7. Bapak Kadis PD Pasar Tingkat II KotaMadya Medan yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian
8. Terima kasih tentunya penulis ucapkan kepada suami tercinta Lamhot Saur M.S atas semangat, bantuan dan perhatian yang diberikan kepada penulis. Kepada seluruh teman-teman yang selalu memberi dukungan yaitu Ira, Raden, Rna, Emma, Lina, Mela. Serta kepada teman-teman stambuk 2004 Jurusan SEP FP USU yang telah memberikan saran dan kritik kepada penulis hingga selesainya skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan hidayah dan keridhoanNya kepada kita semua. Amin....
Medan, April 2010
Penulis
8
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK.................................................................................................... i
RIWAYAT HIDUP...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vii
PENDAHULUAN Latar Belakang .............................................................................. Identifikasi Masalah ...................................................................... Tujuan Penelitian .......................................................................... Kegunaan Penelitian......................................................................
2 5 5 5
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka ........................................................................... Landasan Teori............................................................................... Kerangka Pemikiran ....................................................................... Hipotesis ........................................................................................
6 8 15 17
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian.............................................. Metode Penentuan sampel penelitian .............................................. Metode Pengumpulan Data............................................................... Metode Analisis Data ..................................................................... Defenisi dan Batasan Operasional .................................................. Defenisi ........................................................................... Batasan Operasional.........................................................
18 18 18 19
21 22
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ................................................... Letak geografis daerah Penelitian ................................................... Kependudukan daerah Penelitian.................................................... Penggunaan Tanah daerah Penelitian............................................... Karakteristik pedagang Sampel Penelitian.........................................
23 24 26 28
9
Universitas Sumatera Utara
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Saluran Pemasaran Sembako di Pasar tradisional dan
Pasar modern...........................................................................
Harga rata-rata Sembako di Pasar Tradisional dan Pasar Modern....
32 46
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. Kesimpulan ................................................................................... 48 Saran ........................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
1. Nama dan alamat Pasar Tradisional di Kota Medan dan jumlah sarananya.September 2009 ................................................................... 2
2 Spesifikasi Pengumpulan Data, Sumber, Metode dan Instrument pegumpulan Data ................................................................................ 18
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan Tahun 2007 .......................................................................................... 24
4. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Medan, Tahun 2007 ......................................................................................... 25
5. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kota Medan, Tahun 2007 .............................................................................................. 26
6. Luas dan Penggunaan Tanah di Kota Medan Tahun 2007..................... 27 7. Sarana dan Prasarana di Kota Medan Tahun 2007 ................................ 28 8. Karakteristik Pedagang Pengecer Sembako di Pasar Tradisional
Tahun 2010 .......................................................................................... 31 9. Karakteristik Pedagang Grosir Sembako di Pasar Modern
Tahun 2010 .......................................................................................... 32 10. Hasil uji beda rata-rata harga Beras (IR64)............................................. 46 16. Hasil uji beda rata-rata harga Gula Pasir (Lokal)..................................... 47 17. Hasil uji beda rata-rata harga Minyak Goreng (Bimoli).......................... 48 18. Hasil uji beda rata-rata harga Daging Ayam............................................. 48 18. Hasil uji beda rata-rata harga Telur Ayam (Astrali)................................. 49 19. Hasil uji beda rata-rata harga Susu Bendera (Putih)................................. 50 20. Hasil uji beda rata-rata harga Jagung Manis............................................. 50 21. Hasil uji beda rata-rata harga Garam Beryodium..................................... 51 22. Hasil uji beda rata-rata harga Daging Sapi (Lokal).................................. 52
11
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Karakteristik Pedagang Pengecer, Pedagang Grosir, dan Pedagang
Pengumpul Sembako di pasar tradisional Tahun 2009 ............................ 56
2. Harga Sembako di Pasar Tradisional Dan Pasar Modern ....................... 59
3. Statistik Harga rata-rata Beras dipasar Modern
dan pasar Tradisional................................................................................ 60
4. Statistik Harga rata-rata Gula Pasir di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional................................................................................. 61
5. Statistik Harga rata-rata Minyak Goreng (Bimoli) di Pasar
Modern dan Pasar Tradisional................................................................ 62
6. Statistik Harga rata-rata Daging Ayam di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional............................................................................. 63
7. Statistik Harga rata-rata Telur Ayam(Astrali) di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional.............................................................................. 64
8. Statistik Harga rata-rata Susu Bendera (Putih) di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional............................................................................. 65
9. Statistik Harga rata-rata Jagung Manis di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional......................................................................... 67
10. Statistik Harga rata-rata Garam Beryodium di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional........................................................................... 68
11. Statistik Harga rata-rata Daging Sapi (Lokal) di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional........................................................................... 69
12. Jumlah Pasar Modern di Kota Medan ................................................. 70
12
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran...................................................... 16
13
Universitas Sumatera Utara
ANITA (040304068 SEP-AGRIBISNIS) dengan judul skripsi Analisis Komparasi Rantai Pemasaran Sembako di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Di Kota Medan.
Pesatnya pembangunan pasar modern dirasakan oleh banyak pihak berdampak terhadap keberadaan pasar tradisional. Di satusisi pasar modern dikelola secara profesional dengan fasilitas yang serba lengkap, disisi lain pasar tradisional masih dihadapkan dengan permasalahan klasik seputar pengelolaan yang kurang professional dan ketidaknyamanan berbelanja. Pasar modern dan pasar tradisional bersaing dalam pasar yang sama. Hampir semua produk yang dijual dipasar tradisional seluruhnya dapat ditemui di pasar modern. Dari aspek harga pasar modern kadang-kadang diopinikan lebih murah daripada harga di pasar tradisional. Dengan strategi subsidi silang, membuat harga suatu jenis barang lebih murah, namun harga barang lain jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga di pasar tradisional. Selain itu harga beli juga bisa ditekan karena keunggulan dapat membeli dalam jumlah besar, dan biaya stok minimum dengan bantuan teknologi informasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana rantai pemasaran dan harga sembako di pasar modern dan pasar tradisional di kota Medan.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Metode penentuan sampel adalah Simple Random Sampling. Jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 120 orang pedagang sembako, pedagang grosir 18 orang dan pedagang pengumpul 3 orang.
Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut : Saluran pemasaran sembako di pasar tradisional lebih panjang daripada dipasar modern.
Harga sembako di pasar tradisional lebih murah dibandingkan di pasar modern.
5
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pasar tradisional merupakan ciri bagi negara berkembang dengan tingkat
pendapatan dan perekonomian masyarakat yang relatif rendah sehingga lebih sering berbelanja ke pasar tradisional. Namun sesuai dengan perkembangan jaman budaya masyarakat sudah mulai bergeser dan beralih ke pasar modern ritel sehingga pasar tradisional tidak hanya menghadapi persaingan sesama ritel tradisional tetapi ritel pasar modern. (Sri, 2007)
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar- menawar. Bangunan pada umumnya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengolah pasar. Pasar ini paling banyak menjual kebutuhan sehari-hari (sembako) seperti bahan-bahan makanan, misalnya ikan, buah-buahan, sayur-sayuran, pakaian, barang elektronik dan jasa-jasa lainnya. (Wikipedia, 2008)
Pasar modern adalah pasar yang penjual dan pembelinya tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. (Wikipedia, 2008)
Pertumbuhan yang tidak seimbang antara pasar tradisional dengan pasar modern mengarah pada menurunnya tingkat pertumbuhan pasar tradisional, dimana setiap ada pasar tradisional ada pasar modern yang saling berdekatan.
14
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Nama dan Alamat Pasar Tradisional di kota Medan dan Jumlah
Sarananya. September 2009
No
Nama dan Alamat Pasar Tradisional
KIOS
JUMLAH SARANA
TOKO
STAND /MEJA
INFOR MAL
JUMLAH
KEC.MEDAN KOTA
1
Pasar Pusat Pasar Medan
2.048
4
497
-
2.549
KEC.MEDAN
PETISAH
2 Pasar Petisah Medan 930
-
324
41
1295
KEC.MEDAN BARAT
3 Pasar Medan Deli 139 9 123 15
286
KEC.MEDAN TIMUR
4 Pasar Sambu
99 -
171
-
270
KEC.MEDAN
PERJUANGAN
5 Pasar Aksara
491 -
272
-
763
KEC.MEDAN
HELPETIA
6 Pasar Sei Kambing
176
-
189
73
438
Sumber : Perusahaan Daerah Pasar Tingkat II Medan, 2009
Pasar tradisional (Pusat Pasar, Pasar Petisah, dan Pasar Seikambing)
selain lokasinya berdekatan dengan pasar modern, pasar ini juga merupakan pasar
yang paling banyak terdapat jumlah pedagangnya di antara pasar-pasar lainnya
sehingga pasar tersebut di ambil sebagai daerah penelitian.
Di pasar tradisional sampai saat ini masyarakat tetap menginginkan produk
kebutuhan sehari-hari (sembako), terutama bahan mentah. Untuk komoditas
sembako banyak pedagang di pasar tradisional mampu bersaing dengan
memberikan harga yang relatif murah dan produk segar, sedangkan di pasar
modern masih memberikan harga yang lebih tinggi kerena kualitas, pengemasan
dan display (penyajian) jauh lebih baik. (Albert, 2007)
Dari aspek harga pasar modern sering diopinikan lebih murah daripada
harga barang di pasar tradisional. Dengan strategi subsidi silang membuat harga
jenis suatu barang lebih murah, tetapi harga barang lain jauh lebih mahal
dibandingkan harga di pasar tradisional. Selain itu harga beli dapat ditekan karena
15
Universitas Sumatera Utara
keunggulan dapat membeli dalam jumlah besar, dan biaya stok minimum dengan bantuan teknologi informasi. (Rully, 2008)
Perkembangan harga produk pangan di pasar modern relatif lebih stabil, sedangkan di pasar tradisional cenderung lebih fluktuatif. Perbedaan kondisi ini terutama disebabkan jaringan distribusi dan penyuplai yang ada lebih baik di pasar tradisional. ( Arifin, 2006)
Ruang persaingan pedagang pasar tradisional kini mulai terbatas. Selama ini pasar tradisional dianggap unggul dalam memberikan harga relatif lebih rendah untuk banyak komoditas dengan fasilitas berbelanja yang lebih baik. Skala ekonomis pengecer modern yang cukup luas dan akses langsung mereka terhadap produsen dapat menurunkan harga pokok penjualan pedagang sehingga mampu menawarkan harga yang lebih rendah. Para pedagang pasar tradisional pada umumnya mempunyai skala yang kecil dan menghadapi rantai pemasaran yang cukup panjang untuk membeli barang yang akan dijual. (Albert, 2007)
Dalam pemasaran komoditi hasil pertanian, seringkali dijumpai adanya rantai pemasaran yang panjang sehingga banyak pelaku lembaga pemasaran yang terlibat dalam rantai pemasaran tersebut. Beberapa sebab mengapa terjadi rantai pemasaran hasil pertanian yang panjang dan petani sering di rugikan, yaitu : (1)pasar yang tidak bekerjasama secara sempurna, (2)lemahnya informasi pasar, (3)lemahnya produsen dalam memanfaatkan peluang pasar dan, (4)lemahnya posisi produsen untuk melakukan penawaran guna mendapatkan harga yang baik. (Soekatawi,1995)
16
Universitas Sumatera Utara
Pemberdayaan pedagang kecil di pasar tradisional dapat dilakukan antara lain dengan membantu memperbaiki akses pedagang kepada informasi, permodalan, dan hubungan dengan produsen atau supplier (pemasok). Pedagang pasar tradisional perlu mendapatkan informasi tentang masa depan, ancaman, dan peluang usaha serta pentingnya perubahan sikap dan pengolahan sesuai dengan perubahan tuntutan konsumen. Dalam kaitannya dengan produsen pemasok, pedagang pasar tradisional perlu dibantu dalam mengefisienkan rantai pemasaran untuk mendapatkan barang dagangan. Pemerintah dapat berperan sebagai mediator untuk menghubungkan pasar tradisional secara kolektif kepada industri untuk mendapatkan akses barang pedagang yang lebih murah. (Albert, 2007)
Pedagang pasar tradisional selalu dihadapkan pada masalah permodalan dan jaminan/asuransi atas barang dagangan. Strategi pengadaan barang yang menjadi srategi utama pedagang tradisional adalah membeli barang dagangan dalam bentuk tunai dengan menggunakan dana pribadi. Kondisi ini berdampak negatif terhadap usaha. Pedagang menjadi sangat rentan terhadap kerugian yang disebabkan oleh rusaknya barang dagangan dan fluktuasi harga. (Albert, 2007)
17
Universitas Sumatera Utara
Indentifikasi Masalah Untuk melihat bagaimana sebenarnya rantai pemasaran dan harga sembako
di pasar tradisional dan pasar modern dalam memenuhi kebutuhan sembako masyarakat maka dapat dirumuskan masalah antara lain : 1. Apakah ada perbedaan saluran pemasaran sembako di pasar tradisional
dibandingkan pasar modern? 2. Apakah ada perbedaan tingkat harga sembako di pasar tradisional
dibandingkan dengan pasar modern? Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui komparasi saluran pemasaran sembako di pasar tradisional
dan pasar modern. 2. Untuk mengetahui tingkat harga sembako di pasar tradisional dan pasar
modern. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian ini. 2. Sebagai bahan informasi bagi pedagang dalam menentukan harga di pasar
tradisional. 3. Sebagai bahan untuk membuat skripsi yang merupakan salah satu syarat
dalam menempuh ujian sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
18
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar-menawar (Pepres RI No. 112, 2007).
Pasar modern memiliki keunggulan ditengah masyarakat yaitu dari segi pelayanan yang menarik, harga terjangkau dan serba instan. Pasar ini memiliki penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sembilan bahan pokok secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir. Sembilan bahan pokok atau sering disingkat sembako, menurut keputusan Menteri Industri dan Perdagangan yang termasuk dalam sembako antara lain :
1 Beras 2 Gula pasir 3 Minyak goreng dan margarin 4 Daging sapi dan ayam 5 Telur ayam 6 Susu 7 Jagung 8 Minyak tanah 9 Garam beriodium (Wikipedia, 2008).
19
Universitas Sumatera Utara
Secara umum peningkatan jumlah pasar khususnya pasar modern terjadi di daerah perkotaan. Hal ini mengakibatkan semakin ketat persaingan dikalangan pedagang eceran. Meskipun jumlah pasar tradisional masih lebih besar dibandingkan pasar modern tetapi pertumbuhan pasar modern semakin meningkat. Pada saat ini pasar tradisional yang lokasinya berdekatan dengan mal/hypermarket mengakibatkan pasar tradisional mulai kehilangan pembeli sehingga dapat mengganggu perkembangan usaha pelaku perdagangan eceran di pasar tradisional yang umumnya pelaku usaha mikro dan dapat mematikan usaha pedagang. (Fadhil, 2006)
Sudah banyak kios di pasar tradisional yang harus tutup karena sulit bersaing dengan pasar modern. Dari data Asosiasi Pedagang Pasar tradisional seluruh Indonesia (APPSI) pada tahun 2005 seperti dikutip website Kementerian Koperasi dan UKM mengatakan bahwa sekitar 400 toko di pasar tradisional harus tutup usaha setiap tahunnya. Jumlah ini kemungkinan terus bertambah seiring kehadiran pasar modern yang semakin meningkat. (Indra, 2007)
Indonesia adalah negara dengan mayoritas konsumen berasal dari kalangan menengah ke bawah. Kondisi ini menjadikan kosumen Indonesia tergolong ke dalam konsumen yang sangat sensitif terhadap harga. Ketika faktor harga rendah yang sebelumnya menjadi keunggulan pasar tradisional mampu diruntuhkan oleh pasar modern, secara relatif tidak ada alasan konsumen dari kalangan menengah ke bawah untuk tidak turut berbelanja ke pasar modern dan meninggalkan pasar tradisional (Ekapribadi. W, 2007).
Jumlah konsumen yang berbelanja di pasar modern semakin meningkat, pangsa pasar modern telah mencapai lebih 30 persen melonjak tajam dalam
20
Universitas Sumatera Utara
sepuluh tahun terakhir ini. Hal ini menyebabkan berkurangnya pangsa pasar tradisional. Hasil survei PT AC Nielsen Indonesia terhadap 47 kategori produk di pasar modern dan pasar tradisional sepanjang 2004 (Januari-Desember), menunjukkan kategori produk di pasar tradisional mencapai 1,7 juta unit, kontribusi pasar tradisional sebesar 69,9 persen , turun dari tahun sebelumnya yaitu 73,7 persen (2003), 74,8 persen (2002), 75,2 persen (2001), dan 78,1 persen (2000). (Rully, 2008)
Pertumbuhan yang tidak seimbang antara pasar modern dengan pasar tradisional mengarah pada menurunnya tingkat pertumbuhan pasar tradisional. Apalagi pasar tradisional mengalami kekurangan sarana dan prasarana serta para pemasok. Menurut survei AC Nielsen pada 2004-2006, pertumbuhan pasar tradisional mengalami penurunan sebesar 8,1 persen pertahun karena terdesak oleh pasar modern yang jumlahnya tumbuh mencapai 31,4 persen. Departemen perdagangan mencatat terdapat 13.450 unit pasar tradisional di seluruh Indonesia menjadi tempat berkumpulnya 12,6 juta pedagang. Survei AC Nielsen pada tahun 2004 juga menyebutkan pangsa pasar-pasar modern yang terdiri dari hypermarket, supermarket, minimarket, dan depertemen store, rata-rata tumbuh sekitar 16 persen pertahun. Sedangkan di pasar tradisional hanya tumbuh 5 persen pertahun. (Muhammad, dkk, 2007) Landasan Teori
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan seseorang atau kelompok untuk memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Defenisi ini didasarkan pada konsep inti yaitu kebutuhan, keinginan dan permintaan (Kotler, 2005 : 221).
21
Universitas Sumatera Utara
Semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit jumlah barang yang di minta, sebaliknya semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak barang yang diminta. Sedangkan teori penawaran semakin tinggi harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual, sebaliknya semakin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah yang ditawarkan. (Nuraini, 2001)
Pasar awalnya mengacu pada suatu geografis tempat transaksi berlangsung. Pada perkembangan selanjutnya mungkin defenisi ini sudah tidak sesuai lagi, terutama dengan berkembangnya teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi misalnya telepon dan internet memungkinkan transaksi dapat dilakukan tanpa melalui kontak langsung antara penjual dan pembeli. Dengan teknologi informasi ini dilakukan transaksi antar kota, antar negara bahkan antar benua, misalnya antar Indonesia dengan Malaysia (Sudiyono, 2004 : 1). Dalam mempelajari marketing ada beberapa metode yang digunakan yaitu: - Pendekatan fungsi (functional approach), dimana dipelajari bermacam-macam
fungsi yang dikehendaki dalam marketing, bagaimana dan siapa yang melaksanakannya. - Pendekatan dari segi lembaga(Intitutional approach) Dipelajari bermacam-macam perantara, bagaimana masing-masing berusaha agar fungsi-fungsi dapat dilaksanakan. - Pendekatan komoditi barang (Commodity approach)
Mempelajari bagaimana macam-macam barang dipasarkan, lembaga mana saja yang mengendalikannya.
22
Universitas Sumatera Utara
Pemasaran merupakan hal yang sangat penting setelah selesainya proses produksi. Kondisi pemasaran menimbulkan suatu siklus atau lingkaran pasar suatu komoditas. Bila pemasaran tidak baik, mungkin disebabkan karena daerah produsen terisolasi, tidak ada pasar, rantai pemasaran terlalu panjang atau ada satu pembeli. Kondisi ini merugikan pihak produsen. Hal ini berarti efisiensi di bidang pemasaran masih rendah.
Fungsi pemasaran merupakan suatu aktivitas yang penting yang dispesialisasi dan dilaksanakan dalam bidang pemasaran. Fungsi tersebut adalah : - Fungsi Pertukaran yaitu pembelian (buying) dan penjualan (selling). - Fungsi Pengadaan secara Fisik yaitu pengangkutan (transportation) dan
penyimpanan (storage). - Fungsi pemberian jasa-jasa yaitu permodalan (financing), resiko, standarisasi dan informasi pasar atau market information. (Hutauruk, 2003 : 42).
Menurut Sudiyono (2004 : 79), lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga pemasaran ini timbul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat dan bentuk yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran ini adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa margin pemasaran. Lembaga pemasaran ini dapat digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan dan
23
Universitas Sumatera Utara
bentuk usahanya. Menurut penguasaannya terhadap komoditi yang diperjual belikan lembaga pemasaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : - Lembaga yang tidak memiliki tapi menguasai benda, seperti agen perantara,
makelar (broker, selling broker dan buying broker). - Lembaga yang memiliki dan menguasai komoditi-komoditi pertanian yang
diperjual belikan, seperti pedagang pengumpul, tengkulak, eksportir dan importir. - Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan menguasai komoditi-komoditi pertanian yang diperjual belikan, seperti perusahaan-perusahaan penyediaan fasilitas-fasilitas transportasi, asuransi pemasaran dan perusahaan penentu kualitas produk pertanian (surveyor).
Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran produk-produk pertanian sangat beragam sekali tergantung dari jenis yang dipasarkan. Ada komoditi yang melibatkan banyak lembaga pemasaran dan ada pula yang melibatkan hanya sedikit lembaga pemasaran. Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran ini lebih lanjut dapat diidentifikasikan sebagai berikut : - Tengkulak, yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan
dengan petani, tengkulak ini melakukan transaksi dengan petani baik secara tunai, ijon maupun kontrak pembelian. Pedagang pengumpul, jual komoditi yang dibeli tengkulak dari petani biasanya relatif lebih kecil sehingga untuk meningkatkan efisiensi, misalnya dalam pengangkutan, maka harus ada proses konsentrasi (pengumpulan) pembelian komoditi oleh pedagang pengumpul. Jadi pedagang pengumpul ini membeli komoditi pertanian dari tengkulak.
24
Universitas Sumatera Utara
- Pedagang besar, untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran, maka jumlah komoditi yang ada pada pedagang pengumpul ini harus dikonsentrasikan lagi oleh lembaga pemasaran yang disebut dengan pedagang besar. Pedagang besar ini selain melakukan proses konsentrasi (pengumpulan) komoditi dari pedagang-pedagang pengumpul, jika melakukan proses distribusi (penyebaran) ke agen penjualan ataupun pengecer. Oleh karena jarak petani ke pedagang besar cukup jauh dan membutuhkan waktu lama, maka pada saat komoditi sampai di tangan pedagang besar ini sudah melibatkan lembaga pemasaran lainnya, seperti perusahaan pengangkutan, perusahaan pengolahan dan perusahaan asuransi. Perusahaan pengangkutan ini berperan untuk meningkatkan guna tempat. Sedangkan perusahaan pengolahan berperan untuk meningkatkan guna bentuk, sebab produk-produk pertanian biasanya dihasilkan sebagai bahan mentah ataupun bahan baku untuk proses produksi selanjutnya.
- Agen penjualan, produk pertanian yang belum ataupun sudah mengalami proses pengolahan ditingkat pedagang besar harus didistribusikan kepada agen penjualan maupun pengecer. Agen penjualan ini biasanya membeli komoditi yang dimiliki pedagang dalam jumlah banyak dengan harga yang relatif murah dibanding pengecer.
- Pengecer, merupakan lembaga pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen. Pengecer ini sebenarnya merupakan ujung tombak dari suatu proses produksi yang bersifat komersil, artinya kelanjutan proses produksi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran sangat tergantung dari aktivitas pengecer dalam menjual produknya kepada konsumen. Jadi
25
Universitas Sumatera Utara
keberhasilan pengecer menjual produk kepada konsumen sangat menentukan keberhasilan lembaga-lembaga pemasaran pada rantai pemasaran sebelumnya. Sehingga saat ini kita jumpai adanya diversifikasi usaha dari produsen atau pedagang besar menjadi pengecer sekaligus.
Lembaga-lembaga pemasaran ini dalam menyampaikan komoditi pertanian dari produsen berhubungan satu sama lain yang membentuk jaringan pemasaran. Arus pemasaran yang terbentuk dalam proses pemasaran ini beragam sekali, misalnya produsen berhubungan langsung kepada konsumen akhir atau petani produsen berhubungan terlebih dahulu dengan tengkulak, pedagang pengumpul ataupun pedagang besar dan membentuk pola-pola pemasaran yang khusus. Pola-pola pemasaran yang terbentuk selama pergerakan arus komoditi pertanian dari petani produsen ke konsumen akhir ini disebut dengan sistem pemasaran.
Menurut Kartasapoetra (1992 : 35), dalam hal melancarkan penyampaian dan memindah tangankan barang-barang dari produsen ke konsumen terbentuk lembaga-lembaga pemasaran seperti jasa-jasa yang ditawarkan oleh agen-agen atau perusahaan dagang, perusahaan pengepakan dan peti kemas, perusahaan angkutan dan asuransi. Besarnya permintaan dan penawaran barang/jasa termasuk jumlah barang/jasa yang benar-benar terjual, maka pasar dapat dibagi atas : - Pasar persaingan sempurna (Perfect Market Competition) terpenuhi dengan
syarat, organisasinya teratur (pembeli dan penjual bebas dalam perlakuan), tidak boleh ada persetujuan sebelumnya antar pembeli dan penjual, barang
26
Universitas Sumatera Utara
yang diperdagangkan homogen, tidak ada campur tangan pemerintah dan jumlah pembeli dan penjual cukup besar. - Pasar Monopoli atau Pasar Tidak Bebas terjadi bila pasar seluruhnya dikuasai oleh satu penjual atau satu badan usaha, sehingga terjadi politik harga dimana harga ditentukan sesuka hati oleh si penjual tunggal tersebut. -Pasar Kurang Bebas terletak antara pasar bebas dan monopoli, pasar ini sifatnya dikuasai oleh satu produsen besar dan beberapa produsen kecil, dan kebijakan harga ditentukan oleh produsen besar, sedangkan yang kecil hanya mengikut i. -Pasar Persaingan Monopolis dikuasai oleh beberapa penjual satu jenis barang yang berbeda kualitasnya, bentuknya ada dua yaitu persaingan bebas dan persaingan monopoli (Gultom, 1996 : 54).
Saluran pemasaran atau saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen (Kotler, 1995 : 47).
Pemasaran hasil pertanian memiliki corak tersendiri bila dibandingkan dengan pemasaran produk industri. Hal ini disebabkan karena tempat usahatani yang terpencar-pencar dan jumlah hasil yang dijual sedikit, sehingga dibutuhkan suatu sistem yang menghimpun barang yang terpencar-pencar dan sedikit tersebut ke tempat pengumpulan, kemudian diangkut ke pusat-pusat lokasi konsumen dari pusat-pusat pengolahan (Gultom, 1991 : 39).
27
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Pemikiran Tataniaga atau pemasaran pada prinsipnya merupakan tindakan yang
berhubungan dengan pergerakan barang atau jasa dari produsen hingga ke konsumen. Jalur pemasaran hasil pertanian adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan hasil pertanian dari produsen sampai ke konsumen. Lembaga-lembaga yang ikut aktif dalam saluran pemasaran ini adalah produsen, distributor sebagai pedagang besar, pedagang grosir, pedagang pengumpul, dan pedagang pengecer.
Pada umumnya pedagang pasar tradisional mempunyai skala yang kecil dan biasanya untuk mendapatkan produk tidak langsung dari produsen tetapi harus melalui beberapa pedagang perantara.
Skala ekonomis pengecer modern yang cukup luas dan akses langsung mereka terhadap produsen dapat menurunkan harga pokok penjualan mereka sehingga mereka mampu menawarkan harga yang lebih rendah. Sebaliknya para pedagang pasar tradisional, mereka umumnya mempunyai skala yang kecil dan menghadapi rantai pemasaran yang cukup panjang untuk membeli barang yang akan dijualnya. Kondisi ini berdampak negatif terhadap usaha sehingga pedagang menjadi sangat rentan terhadap kerugian yang disebabkan oleh rusaknya barang dagangan dan fluktuasi harga.
Sedangkan di pasar modern mempunyai modal yang sangat besar dan menjalin hubungan atau bekerjasama langsung dengan pemasok besar dalam jangka waktu yang cukup lama.
28
Universitas Sumatera Utara
Pasar Tradisional
Produsen Distributor
Pedagang Grosir
Pedagang Pengecer
Konsumen
Pedagang Sembako
Pasar Modern
Distributor
Produsen
Pengecer Modern
Konsumen
Saluran Pemasaran
Harga Konsumen
Keterangan :
Ada hubungan
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
29
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dari penelitian ini yang sesuai dengan landasan teori
adalah sebagai berikut: 1 Saluran pemasaran sembako di pasar tradisional lebih panjang dari pasar
modern. 2 Harga sembako di pasar tradisional lebih murah dibandingkan di pasar
modern.
30
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Lokasi Penelitian Secara teritorial penelitian ini akan mempunyai lingkup cakupan tiga pasar
tradisional di kota Medan (Pusat Pasar, Pasar Petisah, dan Pasar Sei Kambing). Pasar ini ditetapkan secara purposive karena pasar ini merupakan pasar tradisional yang lebih dekat dengan Pasar Modern, sedangkan untuk pasar modern adalah PT Carrefour, PT Hypermart, dan PT Makro.
Metode Penentuan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang sembako yang terdapat di
pasar tradisional dan pasar modern. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah Simple Random Sampling yaitu penarikan sampel secara acak sederhana dengan pertimbangan sampel penelitian bersifat homogen atau rata-rata memiliki karakter yang sama. Jumlah seluruh sampel sebanyak 123 orang pedagang pengecer. Dalam pasar tradisional terdiri dari 120 orang dimana setiap perjenis sembako mewakili 10 orang, sedangkan di pasar modern sebanyak 3 orang.
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri data primer dan data
skunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada respoden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner). Sedangkan data skunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait seperti PD Pasar Tingkat II Petisah Medan, Badan Pusat Statistik dan buku-buku penelitian pendukung lainnya.
31
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Spesifikasi Pegumpulan Data, Sumber, Metode dan Instrument
Pengumpulan Data
No
Jenis Data
Sumber Data
Metode
AlatPengump ul Data
1 Rantai Pemasaran
Pedagang/
Wawancara Kuisioner
Responden
2 Harga Sembako
Pedagang/
Wawancara Kuisioner
• Beras
Responden
• Gula Pasir
• Minyak Goreng
• Daging Ayam
• Telur Ayam
• Susu
• Jagung
• Garam Yodium
3 Jumlah
PD Pasar
Wawancara Kuisioner
Sarana/Prasarana
Tingkat II
Medan
Metode Analisis Data
Untuk hipotesis (1) digunakan analisis deskriftif dengan melihat
bagaimana saluran pemasaran yang dilalui oleh pedagang sembako di pasar
tradisional dan pasar modern dengan menggunakan tabulasi sederhana,
berdasarkan wawancara dilapangan.
Untuk hipotesis (2) di analisis dengan menggunakan uji beda rata-rata
(t-test) pada dua sampel yang bebas (independent sample)
H0 : µ1 = µ2 H0 : µ1 ≠ µ2 µ = Rata-rata variabel I (sembako pasar di tradisional)
µ = Rata-rata variabel II (sembako pasar di tradisional)
|t-hitung| =
x1 − x2
(n1
− 1)S12
+
(n2
−
1)
S
2 2
(n1 + n2 ) − 2
1
n1
+
1 n2
32
Universitas Sumatera Utara
Dimana : x1 = Rata-rata nilai variabel I x2 = Rata-rata nilai variabel II S 1 = Rata-rata standard deviasi variabel I S 2 = Rata-rata standard deviasi variabel II n 1 = Jumlah sampel variabel I n 2 = Jumlah sampel variabel II
Kriteria uji : t- hitung < t- tabel atau t-hitung > - t- tabel …..Hipotesis Ho diterima (H1 ditolak) t- hitung > t- tabel atau t-hitung 65 27.075 45,44
Total
1.012.040
49,70
Sumber : BPS Medan dalam Angka 2008
25.625 20.716 32.506 1.024.145
50.06 50.19 54.56 50,30
51.243 41.279 59.582 2.036.185
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2006 sebesar 2.036.185 jiwa yang terdiri dari 1.012.040 jiwa laki-laki (49,70%) dan 1.024.045 jiwa perempuan (50,30%). Dari data tersebut dapat di lihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki-laki. Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa usia non produktif (0-14 tahun) yang terdiri dari bayi balita, anak-anak dan remaja berjumlah 596.330 jiwa (29,29%). Jumlah usia produktif (15-54 tahun) yaitu orang dewasa sebesar 1.287.751 jiwa (63,24%). Dan jumlah manula ( 55tahun) sebesar 152.104 jiwa (7,47%)
38
Universitas Sumatera Utara
Penduduk kota Medan menurut tingkat pendidikan
Penduduk kota Medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamatan SD,
SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas tingkat pendidikan
penduduk kota Medan dapat dilihat pada Tabel 2a.
Tabel 5. Penduduk kota Medan menurut tingkat pendidikan
No Tingkat Pendidikan 1 SD 2 SLTP 3 SLTA 4 Perguruan Tinggi Jumlah
Sumber: BPS, Medan dalam angka 2008
Jumlah 451.226 635.451 726.475 310.475 2.123.712
Persentase(%) 21,24 29,92 34,21 14,61 100
Tabel 5. menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk kota Medan
paling besar berada pada tingkat pendidikan menengah yaitu Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA) yaitu sebesar 726.560 orang (34,21%), Sekolah Lanjut
Tingkat Pertama (SLTP) yaitu sebesar 635.451 orang (29,92%), Sekolah Dasar
(SD) sebesar 451.226 orang (21,24%), dan Peguruan Tinggi berjumlah 310.475
orang (14,61%).
39
Universitas Sumatera Utara
Penduduk menurut mata pencaharian
Mata pensaharian penduduk kota Medan bermacam jenisnya yaitu
pegawai negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, tenaga pengajar, tenaga kesehatan,
dan masih banyak lagi yang lain jenis dan macam pekerjaannya. Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk kota Medan dapat
dilihat pada Tabel 2c.
No Mata pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Pegawai Negeri
16.727
4,22
2 Pegawai Swasta
15.580
3,93
3 TNI/POLRI
14.326
3,61
4 Tenaga penagajar
45.426
11,4
5 Tenaga kesehatan
3.290
0,83
6 Lain-lain
300.862
75,93
Jumlah
396.862
100
Sumber: BPS, Medan dalam angka 2008
Tabel 6. menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan penduduk yang terbesar
adalah sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar 45.426 orang (11,4%), pegawai
negeri sebesar 16.727 orang (4,22%), pegawai swasta 15.580 orang (3,93%),
TNI/POLRI Sebesar 14.326 orang (3,61%), dan tenaga kesehatan sebesar 3.290
orang (0,83%) dan pekerjaan yang lain-lain yaitu