Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

(1)

PASAR WISATA DAN RUMAH DIORAMA

TEMBAKAU DELI

LAPORAN AKHIR SKRIPSI RTA 4231 –SKRIPSI SARJANA SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur

Oleh :

TRY APRILIASIH S S

110406074

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PASAR WISATA DAN RUMAH DIORAMA

TEMBAKAU DELI

LAPORAN AKHIR SKRIPSI RTA 4231 –SKRIPSI SARJANA SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur

Oleh :

TRY APRILIASIH S S

110406074

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

PERNYATAAN

PASAR WISATA DAN RUMAH DIORAMA TEMBAKAU DELI

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2015


(4)

Judul Skripsi : Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli Nama Mahasiswa : Try Apriliasih S S

Nomor Pokok : 110406074 Program Studi : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

(Ir. N. Vinky Rahman, MT) NIP. 196606221997021001

Koordinator Skripsi, Ketua Program Studi,

(Ir. N. Vinky Rahman, MT ) (Ir. N. Vinky Rahman, MT) NIP. 196606221997021001 NIP. 196606221997021001


(5)

Tanggal Lulus : Telah diuji pada Tanggal: 27 Juli 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir. N. Vinky Rahman, MT Anggota Komisi Penguji : 1. Agus Jhonson, ST. MT


(6)

SURAT HASIL PENILAIAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR

(SHP2A)

Nama : Try Apriliasih S S

NIM : 110406074

Judul Perancangan Tugas Akhir : Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

Tema : Arsitektur Kontekstual

Rekapitulasi Nilai :

A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:

No. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing

Koordinator RTA-4231

1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa Sidang

4. Perbaikan Dengan Sidang

5. Tidak Lulus

Medan, Juli 2015

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. Vinky Rahman, MT __________________________

Koordinator Tugas Akhir

Ir. N. Vinky Rahman, MT __________________________


(7)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

i

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih karunia-Nya yang senantiasa menyertai sehingga penulis mampu menyelesaikan seluruh proses penyusunan skripsi ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berisikan pengumpulan data melalui studi literatur dan dari berbagai narasumber, telaah, analisa dan penyusunan landasan - landasan teoritis (konseptual) bagi tahap perancangan serta gambar - gambar rancangan. Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari pihak yang turut ambil bagian dalam menyukseskannya. Maka, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang besar kepada :

1. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, ST. MT. sebagai Dosen Pembimbing, Koordinator Perancangan Arsitektur VI, Kepala Jurusan Departemen Arsitektur USU atas kritikan, bimbingan, dukungan, dan semangat yang sangat berarti dan serta motivasi dari awal hingga akhir.

2. Bapak Agus Jhonson, ST. MT dan Bapak Chichi Asda, ST. MT selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik membangun. 3. Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA sebagai Sekretaris Jurusan Arsitektur USU serta seluruh Staf Pengajar Arsitektur Universitas Sumatera Utara atas ilmu yang diberikan.

4. Orang tua saya Bapak M.Samosir dan Ibu Sri Wahyuning. Serta abang, kakak dan adik : Donny, Elisabeth, Indah dan George. Terimakasih atas kasih, doa dan dukungan kalian.

5. Sahabat-sahabat di Arsitektur; Chaterine, Ruth, Risma, Hana, Grace, Christy. 6. Teman-teman se-koordinator. Risma, Guna, Fitri. I believe we can fly, guys. Dan juga buat kelompok V : Debo, Eca, Futry, Ivonda, Siddiq. Kita semua hebat.


(8)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

7. Joshua, Bepe, Dana, Robert, Rejeki, Rajaian. Sangat beruntung mengenal kalian.

8. Reni, Faizah, Dian, Atikah (2011) atas data-data yang sangat berguna serta teman-teman Arsitektur USU 2011 yang keren dan hebat.

9. Kak Reni Ardilla Sinaga yang selalu menyemangati kelompok kami saat-saat asistensi dan preview. Juga pegawai-pegawai Arsitektur USU lainnya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kelengkapan dan terwujudnya kesempurnaan sebagaimana dimaksud. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Hormat penulis,


(9)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

iii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR DIAGRAM ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Perancangan Kawasan Wisata Tembakau Deli... 1

I.2 Kerangka Berpikir ... 3

I.3 Sistematika Penulisan Laporan ... 4

BAB II. ISU PERANCANGAN KAWASAN KAWASAN WISATA SEJARAH TEMBAKAU DELI ... 4

II.1 Rumusan Masalah ... 4

II.2 Maksud dan Tujuan ... 4

II.3 Metode ... 4

BAB III. DESKRIPSI PERANCANGAN ... 7

III.1 Terminologi Judul ... 7

III. 2 Tema Perancangan ... 8

III.3 Studi Banding ... 9

III.4 Data Kawasan ... 19

III.5 Analisa ... 40


(10)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

BAB IV. HASIL PERANCANGAN KAWASAN ... 61

BAB V. PENGANTAR FUNGSI ... 65

BAB VI. PASAR WISATA DAN RUMAH DIORAMA TEMBAKAU DELI .. 66

VI.1 Rumusan Masalah ... 66

VI.2 Maksud dan Tujuan ... 66

VI.3 Metode ... 67

BAB VII. DESKRIPSI PASAR WISATA DAN RUMAH DIORAMA TEMBAKAU DELI ... 69

VII.1 Pasar Wisata ... 69

VII.2 Rumah Diorama ... 86

VII.3 Analisa Pengunjung dan Parkir ... 93

VII.4 Analisa Kelayakan dan Investasi ... 95

BAB VIII. HASIL PERANCANGAN PASAR WISATA DAN RUMAH DIORAMA TEMBAKAU DELI ... 97

BAB IX. KESIMPULAN... 106

DAFTAR PUSTAKA ... ix


(11)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

v

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3 1 Victorian Homes ... 9

Gambar 3 2 Gudang Pemeraman dengan Rumah Manajer PTPN II ... 10

Gambar 3 3 Galeri East Wing ... 11

Gambar 3 4 Pyramide de Louvre ... 11

Gambar 3 5 Ponte Vecchio ... 12

Gambar 3 6 Kota Tua Jakarta... 14

Gambar 3 7 Peta Kawasan Sejarah Pasir Salak ... 17

Gambar 3 8 JWW Birch ... 17

Gambar 3 9 Faslititas di Pasir Salak ... 19

Gambar 3 10 Peta Lokasi Eks Pemeraman Tembakau PTPN II ... 20

Gambar 3 11 Tata Guna Lahan ... 22

Gambar 3 12 Rumah Manajer dan Gudang Eks PTPN II pada masa Belanda .... 25

Gambar 3 13 Rumah Manajer dan Gudang Eks PTPN II saat ini ... 25

Gambar 3 14 Kawasan Sekitar ... 27

Gambar 3 15 Ekisting K awasan ... 28

Gambar 3 16 Titik yang dipertahankan padas site ... 40

Gambar 3 17 Rumah manajer dan gudang pemeraman ... 42

Gambar 3 18 Pusat Komunitas ... 43

Gambar 3 19 Penginapan ... 43

Gambar 3 20 Pasar Wisata ... 44

Gambar 3 21 Rumah Diorama ... 44

Gambar 3 22 Taman rekreasi ... 45

Gambar 3 23 Plaza ... 45

Gambar 3 24 Area Promenade ... 46

Gambar 3 25 Zoning yang dihasilkan oleh analisa ... 53

Gambar 3 26 Matriks hubungan antar fungsi ... 54

Gambar 3 27 Konsep perancangan zoning... 55

Gambar 3 28 Konsep sirkulasi ... 56

Gambar 3 29 Konsep massa bangunan ... 57

Gambar 3 30 Konsep RTH ... 58

Gambar 3 31 Konsep Orientasi ... 59

Gambar 3 32 Skenario Kawasan ... 60

Gambar 7 1 Floral Deco ... 70

Gambar 7 2 Streamline Deco ... 71

Gambar 7 3 Zigzag Deco ... 71

Gambar 7 4 Neo Classical Deco ... 72


(12)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

Gambar 7 6 Tampak Pasar Beringharjo ... 73

Gambar 7 7 Interior Pasar Beringharjo ... 74

Gambar 7 8 Pasar Triwindu ... 77

Gambar 7 9 Peletakan pasar pada kawasan... 77

Gambar 7 10 Analisa Sirkulasi Pasar ... 79

Gambar 7 11 Konsep makro pasar ... 83

Gambar 7 12 Orientasi dan pencapaian pasar ... 83

Gambar 7 13 Konsep Tapak Pasar ... 84

Gambar 7 14 Zoning pasar berdasarkan barang dagangannya ... 84

Gambar 7 15 Konsep kulit bangunan pasar ... 85

Gambar 7 16 Layout kios ... 85

Gambar 7 17 Museum Angkut ... 87

Gambar 7 18 Rahmat Gallery ... 88

Gambar 7 19 Peletakan rumah diorama ... 88

Gambar 7 20 Analisa pencapaian rumah diorama ... 89

Gambar 7 21 Konsep orientasi dan pencapaian rumah diorama ... 92


(13)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

vii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Tabel 3 1 Tabel hubungan rumah manager dengan gudang pemeraman ... 31

Tabel 3 2 Hubungan kantor distrik dengan gudang pemeraman ... 32

Tabel 3 3 Hubungan rumah staff dengan gudang pemeraman ... 33

Tabel 3 4 Hubungan gudang minyak dengan gudang pemeraman ... 34

Tabel 3 5 Hubungan pos jaga dengan gudang pemeraman ... 35

Tabel 3 6 Hubungan gudang pupuk kayu dengan gudang pemeraman ... 36

Tabel 3 7 Hubungan taman kanak-kanak dengan gudang pemeraman ... 37

Tabel 3 8 Hubungan pohon beringin dengan gudang pemeraman ... 38

Tabel 3 9 Hubungan pepohonan dengan gudang pemeraman ... 39

Tabel 3 10 Tabel analisa pencapaian ... 47

Tabel 3 11 Analisa kebisingan lingkungan sekitar ... 48

Tabel 3 12 Analisa view dari dalam ke luar ... 50

Tabel 3 13 Analisa view dari dalam ke luar ... 50

Tabel 3 14 Analisa view dari luar ke dalam ... 51

Tabel 3 15 Analisa Sirkulasi ... 52

Tabel 3 16 Tabel penentu zoning fungsi ... 53

Tabel 7 1Pengelompokan dan keutuhan ruang ... 80

Tabel 7 2 Program ruang ... 81

Tabel 7 3 Failitas Pengelola ... 90

Tabel 7 4 Falilitas pameran ... 90

Tabel 7 5Fasilitas Pendukung ... 91

Tabel 7 6 Fasilitas penunjang ... 91

Tabel 7 7 Ruang luar ... 91

Tabel 7 8 Kebutuhan dan kapasitas parkir ... 95

Tabel 7 9 Analisa Investasi ... 95

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 1 Kerangka Berpikir ... 3


(14)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

ABSTRAK

Sumatera Utara memiliki banyak situs bersejarah yang sangat potensial. Namun tak sedikit dari situs itu kini terkesan luput dari perhatian. Salah satu kasus adalah Kawasan Pemeraman tembakau Eks.PTPN II Desa Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli yang dulunya digunakan sebagai kawasan pengolahan Tembakau Deli. Kawasan ini perlu dihidupkan kembali untuk tetap menjaga kelestarian situs bersejarah dan kesejahteraan masyarakat di Sumatera Utara. Salah satu caranya adalah dengan perancangan Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli. Tema yang diharapkan pada Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli ini adalah arsitektur kontekstual harmoni dengan mengambil langgam Art Deco pada bangunannya yang digabung dengan unsur modern.

Langkah-langkah seperti pengumpulan data dan analisa dimaksudkan agar menghasilkan konsep kawasan yang terintegrasi dengan baik, baik itu dari segi terbentuknya fungsi-fungsi dalam kawasan dan susunannya, view, dan akses dari luar ke dalam maupun di dalam kawasan itu sendiri.

Pengenalan sejarah dapat ditemukan pada Pasar Wisata dengan konsep jual beli secara tawar menawar serta barter. Selain itu sejarah Tembakau Deli juga dapat ditemukan pada Rumah Diorama, sejenis museum yang menyuguhkan perjalanan Tembakau Deli di Sumatera Utara dan eksistensinya hingga saat ini. Kata kunci : Tembakau Deli, sejarah, wisata, kontekstual


(15)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

ix

ABSTRACT

North Sumatra has a lot of potential historic sites. But many of them are

abandoned. One of the cases is the former of PTPN’s tobacco rippening area at

Desa Helvetia, District Labuhan Deli which was used as a cultivating area of Tobacco Deli. This area needs to be revived to keep the preservation of historic sites and welfare in North Sumatra.

One of the solution is by design Tobaco Deli Historical Tourism Area. The theme which is expected in Tobaco Deli Historical Tourism Area is a contextual architectural harmony by taking the Art Deco style of the building combined with modern elements.

Steps such as data collection and analysis is intended to produce the concept of a well-integrated area, like the process of the functions and an how to arrange that well, view, and access from outside to inside and inside the area itself.

The introduction of the history can be found on the Travel Market with the concept of buying and selling by bargaining and bartering. Beside of that the history of Tobacco Deli can also be found on the Diorama House, presenting the heyday of Tobacco Deli in North Sumatra and its existence until today.


(16)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

ABSTRAK

Sumatera Utara memiliki banyak situs bersejarah yang sangat potensial. Namun tak sedikit dari situs itu kini terkesan luput dari perhatian. Salah satu kasus adalah Kawasan Pemeraman tembakau Eks.PTPN II Desa Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli yang dulunya digunakan sebagai kawasan pengolahan Tembakau Deli. Kawasan ini perlu dihidupkan kembali untuk tetap menjaga kelestarian situs bersejarah dan kesejahteraan masyarakat di Sumatera Utara. Salah satu caranya adalah dengan perancangan Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli. Tema yang diharapkan pada Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli ini adalah arsitektur kontekstual harmoni dengan mengambil langgam Art Deco pada bangunannya yang digabung dengan unsur modern.

Langkah-langkah seperti pengumpulan data dan analisa dimaksudkan agar menghasilkan konsep kawasan yang terintegrasi dengan baik, baik itu dari segi terbentuknya fungsi-fungsi dalam kawasan dan susunannya, view, dan akses dari luar ke dalam maupun di dalam kawasan itu sendiri.

Pengenalan sejarah dapat ditemukan pada Pasar Wisata dengan konsep jual beli secara tawar menawar serta barter. Selain itu sejarah Tembakau Deli juga dapat ditemukan pada Rumah Diorama, sejenis museum yang menyuguhkan perjalanan Tembakau Deli di Sumatera Utara dan eksistensinya hingga saat ini. Kata kunci : Tembakau Deli, sejarah, wisata, kontekstual


(17)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

ix

ABSTRACT

North Sumatra has a lot of potential historic sites. But many of them are

abandoned. One of the cases is the former of PTPN’s tobacco rippening area at

Desa Helvetia, District Labuhan Deli which was used as a cultivating area of Tobacco Deli. This area needs to be revived to keep the preservation of historic sites and welfare in North Sumatra.

One of the solution is by design Tobaco Deli Historical Tourism Area. The theme which is expected in Tobaco Deli Historical Tourism Area is a contextual architectural harmony by taking the Art Deco style of the building combined with modern elements.

Steps such as data collection and analysis is intended to produce the concept of a well-integrated area, like the process of the functions and an how to arrange that well, view, and access from outside to inside and inside the area itself.

The introduction of the history can be found on the Travel Market with the concept of buying and selling by bargaining and bartering. Beside of that the history of Tobacco Deli can also be found on the Diorama House, presenting the heyday of Tobacco Deli in North Sumatra and its existence until today.


(18)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Perancangan Kawasan Wisata Tembakau Deli

Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang menyimpan berbagai potensi kekayaan alam dan sumberdaya, diantaranya industri perkebunan. Industri perkebunan yang sangat berpengaruh di Kota Medan antara lain perkebunan Deli yang menghasilkan varietas Tembakau Deli. Kontribusi perkebunan ini terhadap Kota Medan dan Sumatra Utara sangatlah besar hingga mampu mengakselerasi pembangunan Kota Medan sebagai kota warisan kolonial dengan basis perkebunan. Namun sekarang ini, kawasan ini sudah tidak digunakan lagi untuk pengolahan tembakau dan hanya menyisakan gudang pemeraman tembakau dan rumah manajer sebagai bangunan yang mengandung nilai sejarah.

Banyaknya bangunan bersejarah di Kota Medan khususnya PTPN II Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli tidak serta merta seimbang dengan penanganan dan perawatan yang akif dilakukan, padahal upaya perlindungan terhadap bangunan/kawasan bersejarah di Kota Medan sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan dengan menerbitkan Perda Nomor 6 Tahun 1988 tentang Pelestarian Bangunan dan Lingkungan yang Bernilai Sejarah, Arsitektur, Kepurbakalaan, serta Penghijauan dalam Daerah Kota Medan.

Oleh karena itu, salah satu upaya yang harus di lakukan adalah revitalisasi melalui perancangan Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli yang merupakan upaya untuk mengembalikan suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. Proses


(19)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

2

revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi dan aspek sosial. Dalam konteks revitalisasi perlu dikembangkan fungsi campuran yang bisa mendorong terjadinya aktivitas ekonomi dan sosial (vitalitas baru).

Perancangan Kawasan Wisata Tembakau Deli ini bertujuan untuk menghidupkan kembali PTPN II Desa Helvetia yang sudah lama menjadi lahan tidur dan juga untuk membuka kembali wawasan masyarakat maupun menarik perhatian investor agar tetap mempertahankan nilai sejarah bangunan tersebut.

Tema yang diharapkan pada Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli ini adalah arsitektur kontekstual harmoni dengan mengambil langgam Art Deco pada bangunannya yang digabung dengan unsur modern.

Langkah-langkah seperti pengumpulan data dan analisa dimaksudkan agar menghasilkan konsep kawasan yang terintegrasi dengan baik, baik itu dari segi terbentuknya fungsi-fungsi dalam kawasan dan susunannya, view, dan akses dari luar ke dalam maupun di dalam kawasan itu sendiri.

Salah satu bagian dari Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli adalah pasar wisata dan rumah diorama. Bangunan ini merupakan perwujudan benang merah dari inti kegiatan Tembakau Deli, yakni kegiatan perkebunan dan perdagangan. Dengan adanya bangunan ini, kegiatan jual-beli dan barter yang terjadi di Tembakau Deli mampu direfleksikan. Demikian halnya dengan rumah diorama, di mana karya 3 dimensi mampu membawa pengunjung mengarungi waktu dan mendapatkan edukasi melalui penggambaran Tembakau Deli pada


(20)

(21)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

4

I.3 Sistematika Penulisan Laporan

Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan

Menjelaskan secara garis besar yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi : latar belakang, kerangka berpikir dan sistematika pembahasan.

BAB II. Isu Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli

Merupakan spesifikasi dasar perumusan perancangan berupa rumusan masalah, maksud dan tujuan, serta metode berupa pendekatan masalah, asumsi serta lingkup dan bahasan perancangan.

BAB III. Deskripsi Perancangan Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli Berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, tema, studi bandiing tema dan kawasan sejenis, analisa secara fisik meliputi lokasi, eksisting, tata guna lahan, potensi dan kondisi site, dan analisa secara non fisik, meliputi analisa kegiatan, pengguna, jumlah pengunjung, bentuk, dan deskripsi besaran ruang serta konsep perancangan hasil analisa komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

BAB IV. Hasil Perancangan Masterplan


(22)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

BAB V. Pengantar Fungsi

Merupakan bahasan peralihan dari perancangan masterplan menuju fungsi masing-masing dalam kawasan.

BAB VI. Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

Merupakan spesifikasi dasar perumusan perancangan berupa rumusan masalah, maksud dan tujuan, serta metode berupa pendekatan masalah, asumsi serta lingkup dan bahasan perancangan.

BAB VII. Deskripsi Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli Berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, studi bandiing kawasan sejenis, analisa secara fisik meliputi lokasi, eksisting, tata guna lahan, potensi dan kondisi site, dan analisa secara non fisik, meliputi analisa kegiatan, pengguna, jumlah pengunjung, bentuk, dan deskripsi besaran ruang serta konsep perancangan hasil analisa komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

BAB VIII. Hasil Perancangan

Merupakan hasil gambar rancangan arsitektur dan maket.

BAB IX. Kesimpulan


(23)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

4

BAB II. ISU PERANCANGAN KAWASAN KAWASAN

WISATA SEJARAH TEMBAKAU DELI

II.1 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam perencanaan perancangan Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli Medan Sumatera Utara adalah :

 Bagaimana merancang suatu kawasan agar terbentuk satu kesatuan.

 Bagaimana pengolahan ruang dalam satu kawasan yang saling berintegrasi

antar berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda.

 Bagaimana menerapkan tema arsitektur kontekstual dalam rancangan

master plan kawasan lokasi perancangan.

 Bagaimana merencanakan sirkulasi pencapaian/aksebilitas yang mudah

untuk dilalui berbagai transportasi dan pejalan kaki.

II.2 Maksud dan Tujuan

 Menyediakan kawasan wisata yang mengandung nilai edukasi bagi

masyarakat Kota Medan, dalam bidang pengelolaan dan sejarah Tembakau Deli.

 Merancang dan mengembangkan lahan tidur PTPN II Desa Helvetia

menjadi lahan yang bernilai, melalui Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli.

II.3 Metode


(24)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

Adapun pendekatan perancangan yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan ini adalah :

 Pemilihan lokasi, lokasi yang dipilih adalah kawasan pemeraman

Tembakau Deli Eks.PTPN II Medan.

 Studi banding dengan melakukan pendekatan permasalahan dan kasus

yang memiliki kesamaan dalam perancangan sejenis maupun tema dalam judul perancangan ini yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, media cetak dan lainnya dan sumber-sumber yang dianggap penting.

 Survey lapangan, survey langsung ke lokasi dilakukan untuk mendapatkan

data-data yang akurat dari data-data yang didapat di lokasi tersebut.

II.3.2 Asumsi

Asumsi adalah landasan berpikir agar kiranya dianggap benar. Asumsi pada perancangan kawasan ini antara lain :

 Kawasan difungsikan sebagai kawasan wisata buatan.

 Lahan milik Pemerintah dan dikelola oleh pihak swasta.

 Pelebaran jalan pada Gang Melati menjadi 12 meter.

 Kondisi fisik sungai Deli dalam keadaan baik, bersih dan jernih.

II.3.3 Lingkup dan Batasan Perancangan

 Masalah sosial, budaya dan ekonomi dalam kasus ini tidak dibahas secara


(25)

Pasar Wisata dan Rumah Diorama Tembakau Deli

6

 Pembahasan dibatasi pada masalah-masalah yang berada dalam lingkup

disiplin ilmu arsitektur, sedangkan hal-hal diluar pemikiran arsitektur apabila dianggap berperan dalam menemukan faktor-faktor perencanaan akan diusahakan untuk membahasnya dengan asumsi-asumsi, pemikiran-pemikiran, studi banding pada bangunan sejenis dengan melihat perkembangan teknologi serta menggunakan logika sederhana sesuai dengan kemampuan yang ada.

 Perancangan Kawasan Wisata Tembakau Deli tidak membahas Rencana

Anggaran Biaya secara mendetail. Hanya disajikan dalam pembahasan titik balik modal.


(26)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

BAB III. DESKRIPSI PERANCANGAN

III.1 Terminologi Judul

Terminologi judul adalah pembahasan mengenai pengertian dan makna dari sebuah kata judul agar bisa dipahami tujuan ataupun sasarannya.

Adapun judul dari kasus Perancangan Arsitektur VI ini adalah “Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli”. Berikut merupakan penjelasan terhadap judul kasus:

 Kawasan wisata adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki

sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan (SK. MENPARPOSTEL No.: KM. 98 / PW.102 / MPPT-87).

 Sejarah adalah bentuk penggambaran pengalaman kolektif di masa lalu,

dan pengungkapannya dapat dilakukan melalui aktualisasi dan penetasan pengalaman masa lalu (Sartono Kartodirjo).

 Tembakau Deli adalah tembakau terbaik yang terkenal hingga tingkat

mancanegara dengan masa kejayaan pada abad ke-19(Departemen Pertanian, 1994).

Berdasarkan pengertian di atas maka Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli

adalah suatu kawasan yang bertujuan untuk menghidupkan kembali sumber daya wisata berupa nilai historis Tembakau Deli dengan wujud kegiatan pariwisata yang rekreatif dan edukatif.


(27)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

8

Universitas Sumatera Utara

III. 2 Tema Perancangan

Tema perancangan yang digunakan kawasan adalah Arsitektur Kontekstual. Menurut Bill Raun, arsitektur kontekstual menekankan bahwa sebuah bangunan harus mempunyai kaitan dengan lingkungan (bangunan yang berada di sekitarnya). Spesifikasi Arsitektur Kontekstual terbagi atas:

Kontekstual Kontras

Menurut pendapat Brent C. Brolin, bahasanya kontras bangunan modern dan kuno bisa merupakan sebuah harmoni, namun bila terlalu banyak yang timbul sebagai akibat kontras, maka efektifitas yang dikehendaki akan menurun

Kontekstual Harmony

Bangunan baru lebih menghargai dan memperhatikan konteks / lingkungan dimana bangunan itu berada.

Spesifikasi Arsitektur Kontekstual Harmoni antara lain :

Irama

Bangunan baru lebih menghargai dan memperhatikan konteks / lingkungan dimana bangunan itu berada.

Datum

Datum adalah garis, bidang atau ruang acuan untuk menghubungkan unsur-unsur lain dalam suatu komposisi.


(28)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

III.3 Studi Banding

III.3.1 Studi Banding Tema Sejenis

Victorian Homes

Di San Fransisco penggemar gaya victoria menghiasi rumahnya dengan mengecat warna-warni pelangi. Yang menarik meskipun pemiliknya mempunyai gaya, simbol dan selera berbeda-beda. Namun tetap konteks terhadap bangunan disekitarnya. Sehingga yang terlihat adalah bangunan yang harmonis/selaras.

Gambar 3 1 Victorian Homes

Sumber : wikipedia

Bangunan dengan fungsi baru tersebut akan tetap kontekstual harmonis dengan bangunan yang sudah telah berdiri didalam eksisting (kolonial dan Melayu), baik dari segi bentukan dan detail fungsi, seperti halnya Victorian Homes yang harmonis antara bangunan lama dengan bangunan baru. Simbol dan


(29)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

10

Universitas Sumatera Utara

selera berbeda-beda, namun tetap konteks terhadap bangunan disekitarnya sehingga yang terlihat adalah bangunan yang harmonis/selaras.

Gambar 3 2 Gudang Pemeraman dengan Rumah Manajer PTPN II

Sumber : dokumentasi pribadi

East Wing, National Gallery Lokasi : Washington, D.C. Arsitek : I. M. Pei

Galeri East Wing merupakan galeri dengan benda-benda peninggalan patung dan kesenian di kota yang dianggap suci serta merawat dan memperbaiki peninggalan seperti aslinya. Struktur post-tension dengan batu pualam sebagai penutup luar dinding, serta kaca sebagai material bukaan gedung. Tapak berada di persilangan antara dua jalan, yaitu Pennsylvania dan Constitutions. Tapak berbentuk trapesium, diselesaikan dengan membagi bentuk trapesium menjadi dua buah segitiga dengan menarik garis diagonal. Hal ini dilakukan untuk mengelompokkan plan berdasarkan kegiatannya.


(30)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

Sumber : wikipedia

Pembentukan ruang didasarkan pada grid yang berbentuk segitiga. Konsep geometri bentuk dasar segitiga tidak hanya diterapkan pada pembentukan massa bangunan tetapi juga interior ruang dalamnya.

Pyramide du Louvre

Lokasi : Paris, Prancis Arsitek : I.M. Pei

Pyramide du Louvre merupakan sebuah museum dengan bentuk piramida, terdapat tiga piramida kecil yang mengelilingi piramida utama. Piramida Utama merupakan

Sumber : wikipedia

pintu masuk utama ke museum. Ketinggian dari piramida ini mencapai 20,6 m dengan bagian dasar memiliki panjang sisi 35 m. Tersusun atas 603 kaca belah ketupat dan 70 kaca segitiga. Lobi bawah tanah dibangun sebagai pintu masuk

Gambar 3 3 Galeri East Wing


(31)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

12

Universitas Sumatera Utara

utama. Pengunjung yang masuk melalui Pyramide du Louvre akan memasuki lobi kemudian naik ke bangunan utamanya. Sebagian orang menganggap museum ini sangat kontras dengan bangunan di sekitarnya yang berlanggam arsitektur klasik. Namun sebagian orang berpendapat bahwa Pyramide du Louvre kontras sebagai penggabung antara bangunan lama dan baru.

Ponte Vecchio, Florence, Italia

Lokasi : Florence, Italia

Salah satu pendekatan yang dapat

dilakukan dalam konteks

arsitektur kontekstual adalah

mengambil motif-motif desain setempat, seperti bentuk massa,

Sumber : wikipedia

pola atau irama bukaan, dan ornamen desain yang digunakan. Rumah-rumah Ponte Vecchio di Florence, Italia, merupakan bangunan baru yang mengadaptasi gaya Renaisans yang ingin menggantikan bangunan lama yang hancur saat Perang Dunia ke-2. Kontinuitas visual terlihat dari bentuk massa dan irama bukaan atau jendela.

 Tanggapan :

Penerapan elemen-elemen bangunan lama pada desainnya merupakan wujud dari kekontekstualan yang dibuat oleh arsitek. Dengan pendekatan arsitektur


(32)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

kontekstual yang harmonis, nilai-nilai bangunan lama yang pernah ada kembali dimunculkan secara visual pada bangunan baru.

III.3.2 Studi Banding Kawasan Sejenis

Kota Tua Jakarta

Kota Tua Jakarta juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia). Kota Tua Jakarta atau yang akrab disebut Kota Tua adalah sebuah wilayah kecil di Jakarta yang memiliki luas 1,3 kilometer persegi yang melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat, mencakup daerah Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka. Jakarta memiliki sejarah panjang, dimulai dari kawasan yang sekarang disebut Kotatua, bercikal bakal Pelabuhan Jayakarta dibawah kerajaan Banten, dengan bentuk, pola dan arsitektur-nya, merupakan hasil dari proses sejarah, politik dan pemerintahan didukung oleh letaknya yang strategis di Nusantara, bahkan di Asia Tenggara. (Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Dr. Ing. H. Fauzi Bowo, Desember 2007). Kawasan Kota Tua Jakarta terkenal sebagai salah satu tempat wisata di Jakarta.


(33)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

14

Universitas Sumatera Utara

Sumber : kompas

Pada abad ke-18, kawasan ini adalah pusat kota Batavia. Pada masa itu, bangunan yang sekarang menjadi museum sejarah Jakarta adalah Balai Kota.Kini, bangunan-bangunan tua peninggalan jaman Belanda menjadi daya tarik utama Kota Tua. Bangunan-bangunan ini dipertahankan sebagai cagar budaya. Kawasan Kota Tua Jakarta adalah lokasi yang sangat popular untuk berwisata juga sering digunakan sebagai tempat pemotretan dan loksi syuting film. Kondisi sebagian besar bangunan di Kota Tua memang tampak kuno, karena pemerintah sengaja membiarkan bangunan-bangunan itu sesuai aslinya. Akan tetapi, beberapa bangunan tampak memprihatinkan. Beberapa bangunan di kawasan Kota Tua tampak rapuh dan tidak aman bagi wisatawan dan juga penduduk yang berada di sekitar wilayah itu. Kota Tua Jakarta merupakan sebuah kawasan yang masih


(34)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

kental unsur sejarah dan budaya baik itu peninggalan Belanda maupun China. Wilayah Kota Tua ini telah resmi dijadikan sebagai situs warisan oleh Gubernur Jakarta Ali Sadikin pada tahun 1972. Peresmian Kota Tua sebagai situs budaya ini bertujuan untuk menjaga arsitektur yang berada di dalam wilayah Kota Tua. Arsitektur bangunan yang berada di kawasan ini memang sangat melegenda dan kental dengan nuansa Belanda.

Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan di Kota Tua. Pengunjung yang datang tak hanya bisa menikmati sejarah serta arsitektur kota tempo dulu. Banyak

penjual jasa yang menawarkan „suasana‟ bak Jakarta tempo dulu dengan menyewakan sepeda ontel atau kostum menyerupai orang-orang Belanda seperti baju atau topi.Tak hanya itu, Kota Tua merupakan tempat yang bagus untuk berfoto, apalagi di malam hari.Selain karena arsitektur bangunannya yang sangat bersejarah, pemandangan Kota Tua di malam hari dengan lampu-lampu khas Belanda menambah suasana romantis.Selain menjadi tempat wisata, kawasan Kota Tua juga sering menjadi tempat digelarnya berbagai festival budaya.

Revitalisasi Kota Tua Jakarta memiliki visi “Terciptanya kawasan bersejarah Kota Tua Jakarta sebagai daerah tujuan wisata budaya yang

mengangkat nilai pelestarian dan memiliki manfaat ekonomi yang tinggi”. Hal ini

menunjukkan Jakarta ingin menghidupkan kawasan bersejarahnya sebagai pariwisata yang diandalkan.

Kawasan yang telah dilakukan revitalisasi adalah sekitar kawasan Taman Beos, Kawasan Museum Fatahillah, Museum Bahari, Meuseum dan Menara


(35)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

16

Universitas Sumatera Utara

Syahbadar, Kawasan Kali Besar, cafe Galangan dan Restoran Padang. Untuk upaya revitalisasi yang menyeluruh hal yang perlu dilakukan adalah:

 Pengembangan kawasan revitalisasi di Kota Tua Jakarta yang

berkelanjutan yaitu mengembangankan wilayah revitalisasi ke beberapa titik zona sekitar area yang telah dilakukan revitalisasi dan dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata budaya.

 Perbaikan-perbaikan bangunan dan sarana prasarana yang ada di dalam

kawasan revitalisasi yang mengalami kerusakan atau butuh percepatan dalam penanganan harus sesegera mungkin untuk dilakukan perbaikan sehingga tidak terjadi kerusakan atau hancurnya bangunan ataupun sarana yang telah dilakukan sebelumnya.

 Perbaikan dan perencanaan akses-akses yang jelas, sehingga pencapaian

pengunjung akan lebih mudah. Akses tersebut dapat berupa pedestrian untuk pejalan kaki dengan tujuan agar pengendara motor tidak dapat melewati area tersebut.

 Penyediaan kantong-kantong parkir yang tidak memanfaatkan badan atau

sisi bangunan tua sehingga tidak menggangu keberadaan bangunan tersebut bahkan untuk menghindari terjadinya kerusakan bangunan tua.

 Penataan kembali pedagang kaki lima agar tidak memanfaatkan sisi bangunan untuk berjualan, dan tidak terkesan kumuh dan semrawut.

 Tindakan dan program yang tegas dari pihak pemerintah untuk

memelihara, mengatur dan mengembangkan kawasan Kota Tua sebagai kawasan heritage dan juga sebagai kawasan wisata budaya, dan juga


(36)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

adanya kerjasama dengan berbagai pihak yang konsen ke kawasan Kota Tua.

Kawasan Wisata Sejarah Pasir Salak, Malaysia

Kawasan Wisata Sejarah Pasir Salak adalah kompleks bangunan tradisional Melayu yang membentang di sepanjang Sungai Perak sekitar 50 kilometer selatan dari Ipoh.

Gambar 3 7 Peta Kawasan Sejarah Pasir Salak

Sumber : wikipedia

a. Sejarah

Pasir Salak merupakan wujud

pemberontakan orang Melayu terhadap

kekejaman Residen Inggris yang pertama, J.W.W.Birch. Setelah J.W.W.Birch meninggal karena pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang Melayu di sana, Si Puntum dan Dato Sri


(37)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

18

Universitas Sumatera Utara

saat itu dijatuhi hukuman mati oleh pihak Inggris. Sejak saat itu, masyarakat melayu mengangkat Si Puntum dan Dato Maharaja Lela sebagai pahlawan Melayu dan Pasir Salak dianggap sebagai salah satu tempat bersejarah. Atas inisatif yang diambil oleh Kerajaan Negeri untuk menjaga warisan bersejarah, Pasir Salakdibuka untuk memberi kemudahan kepada wisatawan yang ingin

menginap sambil menikmati kawasan-kawasan bersejarah di Pasir

Salak.Kompleks ini secara resmi dibuka untuk umum pada tahun 2004.

b. Fasilitas

Terowongan Waktu

Daya tarik utama di Kawasan Wisata Sejarah Pasir Salak adalah Terowongan Waktu. Terdiri atas bangunan tradisional Melayu dengan serangkaian diorama yang diatur dalam urutan kronologis, yang menggambarkan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Melayu dan Malaysia dimulai dengan peristiwa Kuala Selingsing. Gedung ini juga memamerkan banyak koleksi keris.

 Menara jam

 Belotah (panggung tarian panen)

 Lela Rentaka (sejenis meriam yang digunakan oleh orang Melayu)

 Rumah Kutai

 Masjid kayu


(38)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

Sumber : wikipedia

III.4 Data Kawasan

III.4.1 Letak Geografis

Letak geografis site adalah sebagai berikut :

RESORT AND HOTEL


(39)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

20

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3 10 Peta Lokasi Eks Pemeraman Tembakau PTPN II

Sumber : Google Earth

Pemilihan lokasi perancangan berdasarkan pada letak site sangat strategis untuk dijadikan kawasan wisata, potensi yang sangat besar pada site baik dari segi historis dan topografinya dan mampu membangkitkan nilai sejarah Tembakau Deli dengan cara memanfaatkan kembali Eks Pemeraman Tembakau yang merupakan lahan tidur.

 Lokasi : Desa Helvetia Kec. Labuhan Deli Kab. Deli

Serdang, Sumatera Utara

 Nama Kawasan : Desa Helvetia

 Tipe Kawasan : Pemukiman, perkebunan

 Luas Wilayah : 1027 Ha

 Batas Wilayah :

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Karang Berombak, Medan.


(40)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kel. Tanjung Mulia dan Pulo Brayan Medan.

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Helvetia Sunggal dan Kelambir Lima Hamparan Perak.

Lokasi Perancangan

 Lokasi : Jl. Helvetia by Pass Desa Helvetia Kec. Labuhan Deli

Kab. Deli Serdang Sumatera Utara

 Luas Area Perancangan : ± 8,2 Ha

 Kontur Lahan : Datar

 Batas Lokasi Perancangan :

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Karya dan Karya Ujung

 Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Helvetia by Pass.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Deli.

 Sebelah Barat berbatasan dengan Gang Melati.

III.4.2 Tata Guna Lahan

 Garis sempadan

 Utara : 6,5 m

 Selatan : 4,2 m

 Timur : 15 m

 Barat : 3,5 m


(41)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

22

Universitas Sumatera Utara : 0,6 x La : 0,6 x 8,2 Ha

: 4,92 Ha

 KDH Bangunan

: 0,25 x La : 0,25 x 8,2 Ha : 2,05 Ha

 KLB Bangunan

: (2,4 x La) / KDB : 4 Lt

III.4.3 Sejarah Eks Pemeraman Tembakau PTPN II

Perkebunan memiliki banyak arti yang berbeda tergantung berdasarkan fungsi, pengelolaan, jenis tanaman, dan produk yang dihasilkan perkebunan tersebut. Berdasarkan fungsinya sendiri perkebunan dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan dan devisa negara, dan pemeliharaan kelestarian sumber daya alam (Murdiyati, 2010).

Guna Lahan Warna

Pemukiman Kuning

Sekolah Coklat

Mesjid Merah muda

Komersil Ungu

Pemukiman Kumuh Oranye


(42)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

Tembakau merupakan salah satu hasil bumi yang memiliki arti penting di Indonesia dikarenakan penjualan tembakau itu sendiri dapat dipergunakan sebagai sumber devisa dan pendapatan negara dalam aktivitas ekonomi dan cukup banyak menyerap tenaga kerja.

Indonesia memiliki berbagai macam tembakau dengan mutu-mutu yang terbaik.Salah satu nya tembakau yang terkenal di pasar internasional adalah tembakau Deli yang berasal dari salah satu negara di Indonesia yakni Sumatera Utara. Tembakau Deli merupakan tembakau terbaik dibandingkan tembakau-tembakau daerah lain, bahkan hal ini sudah terkenal hingga mancanegara. (Departemen Pertanian, 1994).

Tembakau ditanam untuk pertama kalinya di Tanah Deli oleh pegawai Belanda yang bernama Jacobus Nienhuyspada tahun 1864. Ternyata, tembakau Deli menunjukkan prospek yang baik.Pada bulan Maret 1869, contoh daun tembakau Deli yang pertama tiba di Rotterdam, Belanda. Sambutan para pedagang tembakau atas daun tembakau Deli sangat memuaskan, karena kualitas

daun baik, dengan daya bakar ”dekblad”3 yang baik.

Keberhasilan ini mendorong berdirinya perusahaan tembakau yang diberi nama Deli Maatscappij (Deli Company). Dalam waktu singkat, pohon-pohon di hutan ditebang untuk menyiapkan lahan dan banyak kebun tembakau didirikan. Setelah berdirinya Deli Maatschappij, pada tahun 1875 berdiri pula perusahaan Deli Batavia Maatschappij, Tabak Mij Arendburg tahun 1877 dan Senembah Mij pada tahun 1889, serta banyak perusahaan tembakau lainnya. Hingga tahun 1889,


(43)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

24

Universitas Sumatera Utara

telah tercatat 170 buah perkebunan besar maupun kecil.Ke-170 perkebunan tersebut tersebar pada wilayah Siak, Asahan, Serdang, Deli dan Langkat.

Tetapi kemudian jumlah perkebunan semakin tahun semakin menyusut. Beberapa perkebunan tidak dapat bertahan dalam persaingan dengan perkebunan-perkebunan yang berada pada tanah-tanah yang baik, yaitu tanah-tanah yang terletak di antara dua sungai besar, Sungai Ular (Serdang) dan Sungai Wampu (Langkat). Di luar kawasan itu, satu per satu perusahaan gulung tikar dan mengalihkan usahanya pada budidaya lainnya, seperti kelapa sawit atau karet karena tanahnya tidak cocok untuk tanaman tembakau.

Tembakau Deli sendiri di produksi dan di proses di sebuah perkebunan milik Negara yakni PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II), Medan, Sumatera Utara. Kebun Helvetia dibuka pada tahun 1869 yang diusahakan oleh pemerintah Belanda dengan nama Perusahaan Deli Maatschappij. Pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia, Perusahaan ini lebih dikuasai oleh pihak Belanda sepenuhnya. PT. Perkebunan Nusantara II kebun Helvetia merupakan salah satu dari 22 unit perusahaan perkebunan milik PT. Perkebunan Nusantara II dimana pada awal tahun 2008 terjadi penggabungan antara kebun Kelambir Lima dengan kebun Helvetia yang diharapkan dapat meningkatkan efisien dan efektivitas kinerja BUMN dan Pemerintah.

Pada Tahun 1958 Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih Perusahaan dan diberi nama PPN BARU (Pusat Perkebunan Negara Baru). PT. Perkebunan Nusantara II kebun Helvetia ini sendiri terletak di Kabupaten Deli Serdang.Kebun Helvetia terletak di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Hamparan


(44)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

Perak dan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Dan juga kebun ini terdiri dari HGU (Hak Guna Usaha) nomor : 111 dan 102 dengan luas lahan seluruhnya

3.372,76 Ha. Kebun Helvetia adalah salah satu kebun tembakau yang tetap

dipertahankan keberadaannya disebabkan oleh faktor produktivitas yang dinilai masih tinggi guna menutupi tingginya biaya produksi tembakau Deli.

PT. Perkebunan Nusantara II kebun Helvetia terdiri dari gedung fermentasi I unit yang berfungsi untuk memisahkan hasil tembakau yang telah dikeringkan dan disusun menurut tembakau yang masih bagus daunnya dan yang sudah jelek mutunya.

Sumber : kitlv

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 3 12 Rumah Manajer dan Gudang Eks PTPN II pada masa Belanda


(45)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

26

Universitas Sumatera Utara

PT. Perkebunan Nusantara II lebih memilih melakukan pemasaran ke luar negeri yaitu Jerman dan Amerika Serikat (AS) dikarenakan Tembakau Deli lebih populer di pasar Eropa. PT. Perkebunan Nusantara II dinilai telah berhasil merawat dan mengembangkan mutu tembakau hal ini terbukti dengan diakuinya mutu tembakau pada lelang di Bremen pada tahun 2007.Mutu yang bagus membuat harga jual tembakau Deli di pasar lelang memiliki harga yang cukup tinggi (Portal Indonesia, 2010).

Seiring dengan perkembangan zaman, produksi perkebunan tembakau Deli semakin menurun.Hal ini disebabkan krisis global yang terjadi di dunia yang memberikan efek dengan permintaan pasar terhadap cerutu. Dan juga pada tahun 2008, terjadi pembatasan di Negara Eropa yang melarang masyarakat untuk merokok (Portal Indonesia, 2010). Untuk mengantisipasi kerugian yang disebabkan larangan tersebut pihak manajemen PTPN II lebih memilih melakukan penjualan di Indonesia (MedanPunya.com, 2011). Penjualan Tembakau Deli yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara II mulai dipasarkan di Indonesia pada bulan Juni 2011. Disebabkan sebelumnya tembakau masih dikemas di dalam gedung untuk dipasarkan dipasar Eropa (Medan Punya.com, 2011).

Penurunan penjualan pada tembakau Deli di pasar Eropa dikarenakan beberapa factor antara lain:

1. Permintaan yang menurun karena adanya kampanye anti merokok,

“smoking can cause cancer, heart attack, impotency, pregnancy and embryo disorder”. Kemudian Negara menaikkan cukai cerutunya, sehingga cerutu menjadi barang mahal.


(46)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

2. Produsen sengaja menurunkan produksinya sesuai dengan kemampuan

serapan pasar.

3. Bisa juga lingkungan di Negara produsen sendiri, polusi lingkungan, pemakain areal yang terus menerus, dosis pemupukan dan penggunaan obat-obatan yang yang tidak tepat dosis, serta iklim yang susah diprediksi akan sangat mempengaruhi kualitas dari tembakau sendiri disatu pihak, dipihak pembeli tuntutan akan kualitas makin tinggi.

4. Terpinggirkannya areal-areal yang sesuai dengan tanaman tembakau

karena perkembangan kota (Lembaga Pendidikan Perkebunan, 2009).

III.4.4 Aspek Fisik Kawasan Eks Pemeraman Tembakau PTPN II

III.4.4.1 Kawasan Sekitar

Peruntukkan lahan di sekitar kawasan eks PTPN II cukup bervariasi, namun pada umumnya didominasi oleh perumahan warga dengan ekonomi menengah ke bawah. Deretan ruko dan pertokoan setinggi kurang lebih 3 lantai terdapat padasisi barat laut kawasan.


(47)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

28

Universitas Sumatera Utara

III.4.4.2 Eksisting Kawasan

Sumber : dokumentasi pribadi

Pada kawasan eks PTPN II, terdapat beberapa bangunan dengan fungsi gudangpemeraman, kantor pengelola, taman kanak-kanak dan rumah pekerja.

III.4.4.3 Kriteria Penilaian Bangunan yang Dipertahankan / Tidak Dipertahankan pada Kawasan Kompleks PTPN II Medan


(48)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

Kriteria-kriteria fisik-visual

o Estetika, yaitu berkaitan dengan nilai keindahan arsitektural, khususnya dalam hal penampakan luar bangunan, yaitu:

- Bentuk (sesuai dengan fungsi bangunannya

- Struktur (ditonjolkan sebagai nilai estetis)

- Ornamen (mendukung dari gaya arsitektur bangunan)

o Keistimewaan, yaitu berkaitan dengan nilai keistimewaan, keunikan dan kelangkaan bangunan, yaitu:

- Sebagai landmark kawasan

- Kelangkaan bangunan (gaya arsitektur umum, dominan, atau satu-satunya)

- Umur bangunan

- Skala Monumental (berdasarkan bangunan dan ruang luar)

- Perletakan yang menonjol (terhadap lingkungan maupun bangunan di

sekitarnya)

o Memperkuat citra kawasan, berkaitan dengan pengaruh kehadiran suatu obyek terhadap kawasan sekitarnya yang sangat bermakna untuk meningkatkan atau memperkuat kualitas dan citra lingkungan :

- Sesuai dengan fungsi kawasan

- Kesatuan / kontinuitas


(49)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

30

Universitas Sumatera Utara

o Keaslian bentuk, berkaitan dengan tingkat perubahan bentuk fisik, baik melalui penambahan atau pengurangan:

- Jumlah ruang

- Element struktur dan konstruksi

- Detail/Ornamen

o Keterawatan, berkaitan dengan kondisi fisik bangunan :

- Tingkat kerusakan

- Persentase sisa bangunan

- Kebersihan

Kriteria-kriteria non fisik

o Peran sejarah, berkaitan dengan nilai sejarah yang dimiliki, peristiwa penting yang mencatat peran ikatan simbolis suatu rangkaian sejarah dan babak perkembangan suatu lokasi, sehingga merujuk pada :

 Sejarah Perkembangan Arsitektur

 Sejarah Perkembangan Kota

 Sejarah Perjuangan Bangsa

o Komersial, berkaitan dengan nilai ekonomi yang berpotensi untuk dikembangkan, dilihat dari aspek formal dan informal.

o Sosial budaya, berkaitan dengan nilai-nilai sosial-budaya khas kawasan yang masih terwujud dan terwadahi, seperti Legenda (budaya oral).


(50)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

1. Rumah Manager Distrik

Tabel 3 1 Tabel hubungan rumah manager dengan gudang pemeraman

Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian

Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang

Dibangun atas nama pemerintah Belanda dengan nama Perusahaan Deli Maatschappij

Memiliki akses jalan bawah tanah yang

berhubungan langsung dengan sungai

Struktur dan konstruksi bangunan merupakan

arsitektur Belanda

Bangunan bersejarah sebagai ciri khas/penanda padakomplek PTPN II Medan Helvetia

Rumah hunian yang di

tempati oleh pemilik kebun

yaitu tuan belanda

perkebunan tembakau pada masa itu

Secara berkala, rumah ini dihuni oleh manager distrik di setiap pergantian periode kerja

 Sebagai tempat beristirahat manajer distrik, tetapi tidak sebagai hunian tetap

 Dikelola oleh beberapa

penjaga, termasuk dengan tugas melayani tamu

 Sudah dilakukan beberapa kali renovasi pada bagian interior

Kriteria Fisik-Visual:

Estetika

Keistimewaan

Memperkuat citra kawasan

Keaslian Bentuk

Keterawatan

Kriteria Non-Fisik:

Peran Sejarah

Komersial

Sosial Budaya

Status bangunan: DIPERTAHANKAN         Tata letak gudang

eks pemeraman dan rumah Manager distrik


(51)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

32

Universitas Sumatera Utara 2. Kantor Distrik

Tabel 3 2 Hubungan kantor distrik dengan gudang pemeraman

Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian

Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang

Dibangun bukan pada masa Belanda, akan tetap pada saat itu gudang pemeraman tembakau masih aktif digunakan

Berada di depan bangunan gudang pemeraman

tembakau

Sebagai tempat administrasi pendistribusian

tembakau

.

Belum didirikan pada masa pemerintahan Belanda

Setelah beralih ke PTPN II Medan, kantor ini

digunakan untuk mengurus administrasi kantor

tembakau

Sudah di non-aktifkan Kriteria Fisik-Visual:

Estetika

Keistimewaan

Memperkuat citra kawasan

Keaslian Bentuk

Keterawatan

Kriteria Non-Fisik:

Peran Sejarah

Komersial

Sosial Budaya

Status bangunan: TIDAK DIPERTAHANKAN x x x  x x x x

Tata letak gudang eks Pemeraman dan kantor distrik


(52)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

3. Rumah Staff

Tabel 3 3 Hubungan rumah staff dengan gudang pemeraman

Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian

Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang

Dibangun bukan pada masa Belanda, akan tetap pada saat itu gudang pemeraman tembakau masih aktif digunakan

Berada di depan bangunan gudang pemeraman

tembakau

Sebagai tempat administrasi pendistribusian

tembakau

Belum didirikan pada masa pemerintahan Belanda

Setelah beralih ke PTPN II Medan, rumah ini

digunakan sebagai hunian para staff perkebunan

Masih dihuni oleh staff perkebunan tembakau

Kriteria Fisik-Visual:

Estetika

Keistimewaan

Memperkuat citra kawasan

Keaslian Bentuk

Keterawatan

Kriteria Non-Fisik:

Peran Sejarah

Komersial

Sosial Budaya

Status bangunan: TIDAK DIPERTAHANKAN  x    x x x

Tata letak gudang eks pemeraman dan rumah staff


(53)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

34

Universitas Sumatera Utara

4. Gudang Minyak

Tabel 3 4 Hubungan gudang minyak dengan gudang pemeraman

Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian

Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang

Sebagai akses kegiatan antar-gudang

Struktur dan konstruksi massa bangunan yang sama

Fasade berupa papan kayu

Menyimpan pasokan

minyak

Menyimpan pasokan

minyak yang akan di didistribusikan ke perkebunan tembakau Klambir V Kriteria Fisik-Visual:  Estetika  Keistimewaan

 Memperkuat citra kawasan

 Keaslian Bentuk

 Keterawatan

Kriteria Non-Fisik:

 Peran Sejarah

 Komersial

 Sosial Budaya

Status bangunan: DIPERTAHANKAN

Fungsi dialihkan sebagai bagian dari

museum x  x  x  x  Tata letak gudang

eks pemeraman dan gudang minyak


(54)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

5. Pos Security

Tabel 3 5 Hubungan pos jaga dengan gudang pemeraman

Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian

Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang

Dibangun pada masa Belanda bersamaan dengan

Gudang Pemeraman Tembakau

Sebagai tempat pos bagi penjaga keamanan kebun tembakau pada masa itu

Sebagai tempat pos bagi penjaga keamanan kebun tembakau

Akses melapor bagi para tamu yang mengunjungi kawasan perkebunan tembakau Helvetia

Kriteria Fisik-Visual:

Estetika

Keistimewaan

Memperkuat citra kawasan

Keaslian Bentuk

Keterawatan

Kriteria Non-Fisik:

Peran Sejarah

Komersial

Sosial Budaya

Status bangunan: TIDAK DIPERTAHANKAN x x x   x x x

Tata letak gudang eks pemeraman danpos security


(55)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

36

Universitas Sumatera Utara

6. Gudang Pupuk Kayu

Tabel 3 6 Hubungan gudang pupuk kayu dengan gudang pemeraman

Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian

Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang

Sebagai akses kegiatan antar-gudang

Dibangun pada masa Belanda bersamaan dengan

Gudang Pemeraman Tembakau

Struktur dan konstruksi massa bangunan yang sama

Fasade berupa papan kayu

Menyimpan pasokan pupuk

kayu

Sudah di non-aktifkan Kriteria Fisik-Visual:

Estetika

Keistimewaan

Memperkuat citra kawasan

Keaslian Bentuk

Keterawatan

Kriteria Non-Fisik:

Peran Sejarah

Komersial

Sosial Budaya

Status bangunan: TIDAK DIPERTAHANKAN x  x  x  x  Tata letak gudang

eks pemeraman dangudang pupuk kayu


(56)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

7. Taman Kanak-Kanak

Tabel 3 7 Hubungan taman kanak-kanak dengan gudang pemeraman

Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian

Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang

 Beberapa Manager komplek merupakan

alumni di TK ini  Di bangun pada tahun 90 an

Adanya aktivitas belajar dan fasilitas bermain pada masa itu

Masih ada aktivitas belajar dan bermain di taman kanak-kanak

Hanya ada kegiatan di pagi hari ketika ada aktivitas taman kanak-kanak

Kriteria Fisik-Visual:

Estetika

Keistimewaan

Memperkuat citra kawasan

Keaslian Bentuk

Keterawatan

Kriteria Non-Fisik:

Peran Sejarah

Komersial

Sosial Budaya

Status bangunan: TIDAK DIPERTAHANKAN x x x   x  x

Tata letak gudang eks Pemeraman dan


(57)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

38

Universitas Sumatera Utara 8. Pohon Beringin

Tabel 3 8 Hubungan pohon beringin dengan gudang pemeraman

Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian

Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang

 Sudah ada sejak pertama kali kompleks ini di bangun, sehingga memiliki nilai sejarah

Sebagai salah satu icon PTPN II Medan Helvetia yang harus dipertahankan

Masih bertahan dan tidak ada yang berani menebang dikarenakan beberapa mitos

Kriteria Fisik-Visual:

Estetika

Keistimewaan

Memperkuat citra kawasan

Keaslian Bentuk

Keterawatan

Kriteria Non-Fisik:

Peran Sejarah

Komersial

Sosial Budaya

Status : DIPERTAHANKAN         Tata letak Gudang

eks Pemeraman danPohon Beringin


(58)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

9. Pepohonan

Tabel 3 9 Hubungan pepohonan dengan gudang pemeraman

Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan Kriteria Bangunan Penilaian

Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang

 Sudah ada sejak pertama kali kompleks ini di bangun, sehingga memiliki nilai sejarah

Sebagai salah satu icon PTPN II Medan Helvetia yang layak dipertahankan

Masih bertahan Kriteria Fisik-Visual:

Estetika

Keistimewaan

Memperkuat citra kawasan

Keaslian Bentuk

Keterawatan

Kriteria Non-Fisik:

Peran Sejarah

Komersial

Sosial Budaya

Status : DIPERTAHANKAN      x   Tata letak Gudang

eks Pemeraman dan Pohon Beringin


(59)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

40

Universitas Sumatera Utara

Titik-titik yang dipertahankan pada site antara lain :

o Gudang pemeraman tembakau

o Rumah manager

o Pohon beringin dan pepohonan yang

menciptakan vista

o Gudang minyak

III.5 Analisa

Untuk menciptakan sebuah masterplan, diperlukan analisa sebagai bahan pertimbangan peletakan bangunan agar suasana yang akan terjadi sesuai dengan fungsi yang akan diletakkan. Analisa yang dipakai untuk menciptakan masterplan tersebut adalah :

 Analisa Fungsi

Analisa fungsi ditujukan untuk mengetahui fungsi apa saja yang diperlukan dan nantinya akan diterapkan pada kawasan ini berdasarkan pertimbangan dari data yang ada beserta asumsi yang diambil.

 Analisa peletakan fungsi bangunan

Analisa peletakan fungsi bangunan diperlukan untuk membuat beberapa kemungkinan yang akan diambil sebagai zona peletakan bangunan. Adanya zona peletakan bangunan ini berdasar kepada rekomendasi beberapa analisa seperti analisa view, kebisingan, aksesibilitas.

Gambar 3 16 Titik yang dipertahankan padas site


(60)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

 Analisa Sirkulasi

Analisa sirkulasi yang dimaksud adalah analisa yang berkaitan dengan sirkulasi yang terjadi di dalam site kawasan.

III.5.1 Analisa Fungsi

Kawasan eks pemeraman tembakau PTPN II adalah merupakan kawasan yang dulunya terkenal dengan penghasilan tembakau yang sampai diekspor ke luar negeri, dan Kota Medan menjadi terkenal karena penghasil tembakau dengan mutu tinggi. Namun, semakin lama ketenaran akan tembakau memudar dan kini yang tinggal hanyalah bangunan lama yang berdiri dengan kokoh namun tidak ada kegiatan lagi didalamnya. Karena nilai kawasan ini sangat tinggi, tentu saja kawasan ini butuh penyegaran dan hidup kembali walaupun bukan merupakan tempat perindustrian tembakau seperti yang dahulu tetapi sudah menjadi kawasan wisata sejarah bagi pengguna.

Fungsi yang ditawarkan juga berkenaan dengan fungsi wisata. Karena nilai historis yang menjadi ciri khas dari kawasan ini maka perlunya bangunan seperti museum dan rumah diorama untuk mempertahankan historis dari perkebunan dan bangunan peninggalan dari zaman dulu. Kemudian didukung oleh fasilitas komunitas untuk mengembangkan nilai kawasan ini dan faktor penginapan juga penting untuk para pengunjung yang ingin berlama-lama menikmati kawasan ini.

Fungsi wisata air dan kuliner juga mendukung fasilitas yang ada dan juga untuk menambah variasi fungsi bangunan yang ada di kawasan ini.


(61)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

42

Universitas Sumatera Utara

MUSEUM

Museum dijadikan salah satu fungsi dalam kawasan ini karena adanya bangunan bersejarah yang masih berdiri pada kawasan ini yaitu bangunan gedung pemeraman tembakau dan rumah manager dari perkebunan ini. Nilai sejarah tinggi terlihat dari eksterior bangunan yang sudah kelihatan berumur puluhan tahun dan juga teknologi bangunan yang masih dipakai pada zaman kolonial. Hal ini yang membuat fungsi museum layak untuk dijadikan fungsi bangunan pada kawasan ini sehingga bangunan ini bisa menjadi beroperasi dan terus menerus dapat digunakan.

Sumber : dokumentasi pribadi

PUSAT KOMUNITAS

Pusat komunitas cukup banyak berkembang di Kota Medan contohnya adalah komunitas Medan Heritage, Medan Berkebun, komnuitas fotografi, komunitas art dan pertunjukan dan lai sebagainya. Sebagai kawasan yang akan dijadikan kawasan wisata bersejarah maka pusat komunitas perlu diletakkan pada kawasan ini dikarenakan ini menjadi wadah para komunitas untuk belajar banyak tentang sejarah dan juga kebun tembakau atau tanaman lainnya. Selain itu adanya


(62)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

komunitas membuat kawasan ini menjadi wisata masyarakat untuk melihat komunitas yang ada di Medan dan berkesempatan ikut dalam komunitas tersebut.

Gambar 3 18 Pusat Komunitas

Sumber : wikipedia

PENGINAPAN

Penginapan adalah fasilitas yang disiapkan pada kawasan ini untuk para pengunjung yang mau menetap sementara untuk lebih merasakan suasana wisata sungai dan bersejarah yang tidak dapat dirasakan ditempat yang lain. Penginapan nantinya akan berupa bangunan yang bertingkat banyak dan juga berupa cottage kecil sehingga keluarga sekalipun dapat menetap pada kawasan ini.

Gambar 3 19 Penginapan

Sumber : wikipedia


(63)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

44

Universitas Sumatera Utara

Karena berada dikawasan wisata, maka pasar ini berfungsi menjadi pasar wisata yang menyediakan souvenir.

Gambar 3 20 Pasar Wisata

Sumber : yogyes.com

RUMAH DIORAMA

Menyerupai museum, rumah diorama bertujuan untuk mengingatkan kembali kegiatan yang terjadi pada masa kejayaan Tembakau Deli. Tetap edukatif namun lebih bersifat menghibur.

Gambar 3 21 Rumah Diorama

Sumber : museumangkut.com

TAMAN REKREASI & KULINER

Taman rekreasi dan kuliner menjadi fungsi wisata terakhir yang berada di kawasan ini. Fungsi ini diharapkan menjadi factor pemasukan juga selain fungsi – fungsi wisata lainnya. Taman rekreasi yang berupa tempat pemandian atau


(64)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

waterpark dibuat untuk menambah daya tarik wisata bagi pengunjung yang hadir dikawasan ini. Fungsi lainnya adalah fungsi wisata kuliner yang dipertimbangkan karena banyaknya masyrarakat yang hadir memerlukan wadah untuk menikmati bermacam kuliner yang ada di kawasan ini dengan suasana kolonial dan suasana alam terbuka.

Gambar 3 22 Taman rekreasi

Sumber : wikipedia

RTH / PLAZA

RTH (Ruang Terbuka Hijau) adalah lahan yang difungsikan untuk kegiatan publik tanpa ada bangunan tinggi di dalamnya. Lahan ruang terbuka hijau memang berupa lahan dengan taman-taman.

Sumber : wikipedia


(65)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

46

Universitas Sumatera Utara

AREA PROMENADE

Area promenade adalah area yang difungsikan berjalan-jalan. Fungsi ini muncul karena adanya fungsi sungai Deli yang berada di sekitar kawasan. Area ini berjarak 15 meter dari pinggiran sungai sesuai dengan ketetapan garis sempadan sungai. Area ini akan dimanfaatkan dengan aktivitas bersantai dan berolahraga seperti jogging track dan bicycle track. Selain itu, terdapat gazebo yang berada dipinggiran sungai sebagai tempat duduk bagi pengunjung yang ingin beristirahat sambil melihat pemandangan sungai Deli.

Sumber : wikipedia

I.5.2 Analisa Peletakan Bangunan

Analisa peletakan bangunan yang diperlukan untuk mendapatkan zona peletakan fungsi didalam siteberdasarkan pertimbangan dari analisa aksesibilitas, view dan kebisingan.

Berdasarkan aksesibilitas

Analisa aksesibilitas diperlukan untuk mengetahui jalur untuk mencapai kawasan site. Data yang terdapat pada kawasan adalah terdiri dari 3 sirkulasi yang dapat dilalui oleh kendaraan yaitu jalan Helvetia By Pass, Gg. Melati, jalan Karya


(66)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

dan pinggiran sungai. Keeempat jalur tersebut memiliki potensi untuk dijadikan jalur masuk kedalam kawasan.

Tabel 3 10 Tabel analisa pencapaian

ZONA POTENSI REKOMENDASI

Helvetia By

Pass (1) Jalan Karya (2) Gg.Melati (3) Pinggiran Sungai (4)

 Merupakan jalan dengan lalu lintas

2 arah.

 Lebar jalan sangat mendukung

sebesar 8 meter.

 Jarang terjadi kemacetan pada jalur ini

 Banyak kendaraan umum melewati

jalan ini.

 Jalan dengan lalu lintas 2 arah

 Jarang menjadi sumber kemacetan

 Banyak kendaraan umum melewati

jalan ini

 Jalan dengan lalu lintas 2 arah

 Jarang terjadi kemacetan karena

tidak ada aktivitas angkutan kota pada jalan ini.

 Tidak dilalui oleh pengguna

kendaraan

 Jalan cukup lebar

Museum Penginapan Community Center Pusat Rekreasi Pasar Penginapan Diorama Pusat Rekreasi

Pasar Community Center


(67)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

48

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan kebisingan

Analisa kebisingan diperlukan untuk mengetahui peletakan kawasan dengan mempertimbangkan fungsi yang menyebabkan kebisingan tinggi dengan fungsi yang menyebabkan kebisingan rendah.

Ada 2 jenis analisa kebisingan yang menjadi pertimbangan yaitu analisa kebisingan yang disebabkan oleh bangunan sekitar dan analisa kebisingan yang disebabkan oleh antar fungsi yang berada di dalam kawasan.

 Analisa kebisingan yang disebabkan bangunan sekitar

Tabel 3 11 Analisa kebisingan lingkungan sekitar

ZONA POTENSI REKOMENDASI

Helvetia By

Pass (1) Jalan Karya (2) Gg. Melati (3) Sungai (4)

Kebisingan yang disebabkan dijalan ini cukup tinggi karena akses lalu lintas yang padat dan banyak di lewati oleh truk besar.

Kebisingan yang disebabkan dijalan ini cukup tinggi karena akses lalu lintas yang padat dan banyak pemukiman padat penduduk

Tingkat kebisingan rendah karena hanya berupa pemukiman warga

Tingkat kebisingan rendah karena tidak ada aktivitas di area ini

Museum Pusat Komunitas Pasar Taman Rekreasi Rumah Diorama Penginapan Area Promanade RTH


(68)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

 Analisa kebisingan disebabkan oleh fungsi dalam site

FUNGSI POTENSI

Museum

Penginapan

Rumah Diorama

Pasar

Taman Rekreasi

Area Promanade

Potensi kebisingan pada museum rendah karena tidak banyaknya aktivitas yang mengeluarkan suara.

Potensi kebisingan pada museum rendah karena aktivitas yang terjadi adalah aktivitas privat untuk bertempat tinggal.

Potensi kebisingan yang dihasilkan cukup rendah karena aktivitas yang ada didalamnya melihat diorama-diorama aktivitas Tembakau Deli

Potensi kebisingan yang dihasilkan tinggi karena aktivitas yang ada didalamnya melakukan aktivitas jual beli dan ramai akan pengunjung.

Potensi kebisingan yang dihasilkan tinggi karena aktivitas yang ada didalamnya melakukan aktivitas permainan dan banyak wahana yang menimbulkan bunyi.

Potensi kebisingan yang dihasilkan rendah karena aktivitas yang ada didalamnya melakukan aktivitas jual beli dan ramai akan pengunjung.


(69)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

50

Universitas Sumatera Utara

Analisa di atas menjadi bahan pertimbangan fungsi apa yang akan dibuat saling berdekatan dalam kawasan site untuk menciptakan kenyamanan di dalam site

Analisa view

Analisa view diperlukan untuk mengetahui potensi peletakan fungsi berdasarkan pada potensi view yang breada di sekitar lingkungan site. Ada 2 jenis analisa view yang menjadi pertimbangan yaitu view dari dalam ke luar dan analisa view dari luar ke dalam.

o Analisa view dari dalam keluar

Tabel 3 13 Analisa view dari dalam ke luar

ZONA POTENSI REKOMENDASI

Helvetia By

Pass (1)

Jalan Karya (2)

Jalan raya dan pemukiman penduduk

Jalan raya dan pemukiman penduduk

Museum

Rumah Diorama Taman Rekreasi


(70)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

Gg.Melati (3)

Pinggiran Sungai (4)

Jalan raya dan pemukiman penduduk

Sungai dan pemukiman penduduk

Community Center Pasar

Penginapan

o Analisa view dari luar ke dalam

Tabel 3 14 Analisa view dari luar ke dalam

ZONA POTENSI REKOMENDASI

Helvetia By

Pass (1)

Jalan Karya (2)

Gg.Melati (3)

Pinggiran Sungai (4)

Jalan raya dan pemukiman penduduk

Jalan raya dan pemukiman penduduk

Jalan raya dan pemukiman penduduk

Sungai dan pemukiman penduduk

Museum Community Center Rumah Diorama Taman Rekreasi Community Center Pasar Penginapan

Analisa sirkulasi

Analisa sirkulasi diperlukan untuk mengetahui potensi bentukan sirkulasi yang ada di dalam site. Sirkulasi yang ada didalam site sudah terbentuk dan


(71)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

52

Universitas Sumatera Utara

memiliki potensi untuk dipertahankan namun ada juga yang berpotensi untuk diubah karena tidak sesuai dengan analisa yang telah dilakukan.

Tabel 3 15 Analisa Sirkulasi

Data Potensi Rekomendasi

Sudah terdapat jalur

sirkulasi pada eksisting Lebar sirkulasi didalam site cukup baik.

Jalur sirkulasi yang berada

pada eksisting dapat

menghubungkan langsung jalan Helvetia By Pass dan jalan Karya

Pohon Beringin yang

sudah berusia cukup tua dapat dijadikan titik pusat sirkulasi karena berada ditengah kawasan

Dijadikan kawasan

dengan sistem jalur

sirkulasi pejalan kaki.

Sirkulasi didalam site

sebaiknya merupakan

sirkulasi yang dapat

dilalui dengan berjalan kaki karena jarak tempuh yang tidak jauh

Jalur sirkulasi diperlebar

untuk memberi kesan

nyaman saat berjalan

kaki.

Opsi konsep sirkulasi

muncul karena adanya pohon beringin yang ada ditengah kawasan

III.5.3 Proses Analisa

Berdasarkan hasil yang didapat pada ketiga analisa tersebut, maka dapat diketahui bahwa ada 4 zona peletakan yang dapat dilakukan terhadap fungsi – fungsi yang akan dibuat dalam kawasan ini ditambah 1 zona peletakan yang berada di tengah dari kawasan.


(72)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

PLAZA

RUMAH DIORAMA

Tiga zona publik yang dimaksud adalah zona Helvetia By Pass, zona Gg. Melati, zona jalan Karya dan satu zona privat yaitu zona pinggiran sungai. Fungsi massa bangunan yang berada pada zona publik adalah museum, community

center, pasar, taman rekreasi dan rumah diorama. Fungsi privat antara lain adalah

fungsi penginapan dan fungsi pusat adalah fungsi ruang terbuka hijau.

Namun ini gambar diatas masih belum menunjukkan peletakan yang sebenarnya sehingga masih terjadi banyak kemungkinan yang bisa dibuat terhadap peletakan bangunan pada setiap zona. Maka dari pada itu perlu dilakukan perhitungan terhadap rekomendasi yang diberikan oleh seriap analisa kepada setiap fungsi dan juga adanya matriks keterkaitan fungsi bisa menjadi pertimbangan untuk dapat mengetahui fungsi apa yang seharusnya bisa saling berdekatan dan juga tidak berdekatan.

Tabel 3 16 Tabel penentu zoning fungsi

No Fungsi Helvetia By

Pass Gg. Melati Jl.. Karya Pinggiran sungai Pusat 1 2 3 Museum Penginapan P. Rekreasi 3

1 2

2 2


(73)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

54

Universitas Sumatera Utara 4 5 6 7 8 Pasar Rumah diorama Community center Plaza Promenade 1 2 1 3 2 1 1 1 1

Gambar 2 30 Matriks hubungan antar fungsi

Tabel diatas merupakan akumulasi dari rekomendasi yang dihasolkan oleh analisa untuk dijadikan pedoman perletakan bangunan, diperkuat dengan tabel matriks untuk memperlihatkan hubungan antar fungsisatu dengan yang lain bagaimana interaksi bangunan apakah hubungan antar fungsi tersebut bersifat dekat, sedang ataupun jauh

III.5.4 Kesimpulan Analisa

Kesimpulan dari analisa yang telah dilakukan bahwa analisa yang dilakukan memang berkaitan dengan jenis fungsi yang akan diterapkan, peletakan setiap bangunan didalam kawasan serta opsi konsep sirkulasi yang akan

RUMAH DIORAMA

PLAZA


(74)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

diterapkan pada kawasan ini nantinya. Hubungan antar bangunan adalah menjadi pedoman untuk memperkuat analisa sehingga peletakan fungsi bangunan itu bisa sesuai dengan suasana dan aktivitas yang ada di dalamnya.

III.6 Konsep

III.6.1 Konsep Zoning

Konsep Perancangan Zoning pada “Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli” dibagi atas 3 Zona yaitu :

 Zona Publik

 Zona Centre (Publik)

 Zona Privat

PLAZA; MERUPAKAN PUSAT DARI KAWASAN WISATA TEMBAKAU DELI. DAPAT MENJADI TITIK SIMPUL

TEMU ATAU PISAH. PASAR WISATA;

SEBAGAI REFLEKSI KEGIATAN JUAL BELI DAN BARTER SECARA TRADISIONAL SERTA KEBUTUHAN WISATA SEPERTI BUAH TANGAN.

RUMAH DIORAMA;

SEJENIS MUSEUM 3D BERUKURAN MANUSIA YANG MEREFLEKIKAN KEGIATAN YANG BERLANGSUNG DI TEMBAKAU DELI MULAI MASA PEMBIBITAN HINGGA KEBERLANGSUNGANNYA SAAT INI


(75)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

56

Universitas Sumatera Utara

III.6.2 Konsep Sirkulasi (Circle pedestrians way)

Konsep sirkulasi dimulai pada peletakan pintu masuk ke dalam kawasan site. Berdasarkan hasil analisa, pintu masuk kedalam kawasan berada di jalan Helvetia By Pass dan jalan Gg. Melati karena aktivitas lalu lintas yang tidak sering terjadi kemacetan.

Sirkulasi yang terjadi pada kawasan ini adalah sirkulasi pejalan kaki, tidak ada aktivitas lalu lalang dengan menggunakan kendaraan bermotor, sehingga masyarakat dapat merasakan suasana segar dengan banyaknya zona hijau dan juga suasana kolonial yang terdapat pada kawasan ini. Jenis sirkulasi menggunakan konsep sirkulasi radial seperti rekomendasi yang dihasilkan oleh analisa sirkulasi. Zona tengah menjadi pusat pertemuan dari pengunjung yang berada di kawasan ini jadi jika ada yang merasa tersesat zona ini dapat menjadi tempat bertemu.


(76)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

III.6.3 Konsep Bentukan Bangunan

Konsep bentukan bangunan yang diterapkan adalah konsep bangunan sesuai dengan tema arsitektur kawasan ini yakni kontekstual harmoni. Bangunan bersejarah rumah manager dan gedung eks pemeraman tembakau menjadi contoh bangunan untuk diterapkan kepada bangunan yang lain sehingga kawasan ini semakin kental dengan nilai sejarahnya.

Bangunan bersejarah tersebut menggunakan bentukan simetris yaitu bentukan persegi panjang dan persegi, namun untuk menambah variasi bentukan akan ditambah bentukan bangunan yang digabung atau di coak.


(77)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

58

Universitas Sumatera Utara

III.6.4 Konsep RTH

Konsep ruang terbuka hijau yang berada di kawasan ini adalah konsep ruang terbuka yang menanggapi vista yang telah ada sebelumnya pada posisi eksisting. Untuk menanggapi hal tersebut maka dibuat beberapa zona untuk melengkapi vista yang ada menjadi vista yang baru. Bentukannnya diambil dari daun tembakau yang menjadi ciri khas dari kawasan ini. Satu helai daun tembakau dibuat menjadi sebuah bunga dan menciptakan ruang pada titik tengahnya yang menjadi inti dari kawasan ini. Konsep RTH juga menyajikan tanaman tanaman atau tumbuhan hijau sehingga bisa menjadi tempat peristirahatan sementara oleh masyarakat.


(78)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

III.6.5 Konsep Orientasi

Kawasan ini menggunakan satu titik sebagai orientasi utama pada bangunan lainnya, yaitu zona center atau ruang terbuka hijau kawasan ini. Setiap bangunan harus punya orientasi yang diarahkan menuju area ruang terbuka hijau, sehingga pada titik ini pengunjung dapat melihat sekeliling bangunan dan merasakan atmosfer yang berbeda seperti berada di sebuah tempat yang jauh dari tempat tinggal mereka. Namun, walaaupun setiap bangunan memiliki satu orientasi yang sama, setiap bangunan juga harus menanggapi bangunan sekitar mereka ataupun lingkungan diluar daripada kawasan sejarah tersebut.


(79)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

60

Universitas Sumatera Utara

III.6.6 Konsep Skenario Kawasan

Kawasan ini memiliki 2 skenario untuk masuk kedalam kawasan wisatanya. Dua scenario itu diambil dari dua jalur masuk yang berada pada kawasan ini yaitu melalui pintu gerbang selatan dan pintu gerbang utara.

RUMAH DIORAMA

RUMAH DIORAMA


(80)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

BAB III

DESKRIPSI PERANCANGAN

KAWASAN WISATA SEJARAH


(81)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli


(82)

(83)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli


(84)

(85)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli

65

BAB V. PENGANTAR FUNGSI

Tahap-tahap perancangan yang dimulai dari pengolahan data, proses analisa berupa penentuan fungsi dan tanggapannya terhadap jalur sirkulasi, view, kebisingan yang dimatangkan denga konsep perancangan melahirkan masterpan kawasan yang fungsi antar bangunannya sinergis dan sesuai dengan konteks wisata sejarah yang diharapkan. Fungsi-fungsi yang tercipta pada Kawasan Wisata Tembakau Deli antara lain Museum, Pusat Komunitas, Pasar Wisata, Rumah Diorama, Penginapan, Wahana Rekreasi dan Plaza.

Salah satu bagian dari Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli adalah pasar wisata dan rumah diorama. Bangunan ini merupakan perwujudan benang merah dari kegiatan inti Tembakau Deli, yakni kegiatan perkebunan dan perdagangan.


(1)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli


(2)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli


(3)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli


(4)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli


(5)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli


(6)

Pasar Wisata dan Rumah DioramaTembakau Deli