Rekomendasi untuk Penentu Kebijakan Rekomendasi Khusus Kepala Sekolah dan Guru

3. Guru Agama Islam perlu bekerja sama dengan berbagai pihak: keluarga, masyarakat dan instutitusi keagamaan untuk mengembangkan perilaku keberagamaan siswa; 4. Guru Agama Islam bersama siswa mampu bekerjasama menjadikan tempat ibadah di sekolah sebagai wahana pembinaan perilaku keberagamaan siswa.

C. Rekomendasi

1. Rekomendasi untuk Penentu Kebijakan

a. Rekomendasi Umum untuk Pemangku Kebijakan Pendidikan Keberhasilan peningkatan perilaku keberagamaan pada siswa di sekolah- sekolah terkait dengan kebijakan pemerintah pusat seperti Kementerin Depatemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Departemen Agama yang berwenang menentukan keputusan dalam bidang pendidikan di lingkungan Dikdasmen dan Depag Kabupaten dan atau daerah, dalam pembelajaran PAI perlu mengakomodasikan nilai-nilai Agama Islam yang diperlukan untuk kepentingan hidup siswa. Pemerintah harus memiliki task commitmen yang kuat untuk melaksanakan program peningkatan keberagamaan siswa itu, dengan tetap memandang pentingnya pencapaian keberagamaan yang optimal. Program pembelajaran hendaknya dirancang secara cermat baik perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Hal ini penting untuk memudahkan mendiagnosis kegagalan maupun keberhasilan dalam suatu program. Jika terjadi kegagalan program ini, sesungguhnya aspek dan faktor apa yang menjadi akar kegagalan tersebut, apakah bidang perencanaan ataukah evaluasi program. b. Sebagai pemangku kebijakan baik Diknas maupun Depag untuk sekolah level MTs-SMP sebaiknya tidak ada dikotomi antara pelajaran yang di UN-kan dengan pelajaran agama Islam khususnya. Artinya dana dan pengadaan sarana pembelajaran tetap diperhatikan dan dicukupi sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja guru dan mutu hasil belajar siswa.

2. Rekomendasi Khusus Kepala Sekolah dan Guru

a. Rekomendasi untuk Kepala Sekolah Sekolah sebagai tempat pendidikan, belajar mengajar dan latihan bagi siswa dibawah bimbingan Kepala sekolah, guru-guru, staf administrasi dan tata laksana di mana sikap keberagamaan mereka berimplikasi terhadap perilaku keberagamaan siswa. Kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program sekolah. Kinerja kepala sekolah menentukan berhasil atau tidaknya mengelola manajemen kurikulum baik di dalam kelas menggerakan guru dalam mengefektifitaskan kurikulum aktualKBM ataupun pembelajaran di luar kelas ekstrakurikuler, termasuk di dalamnya peningkatan perilaku keberagamaan siswa. Hendaknya kepala sekolah bersama guru umum dan guru pendidikan agama Islam GAI merancang kurikulum keagamaan untuk meningkatkan perilaku keberagamaan siswa, tanpa peran kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan tertinggi top down implementasi dan evaluasi kurikulum mencakup perilaku keberagamaan siswa tidak akan berhasil, oleh karena itu peran kepala sekolah dalam menumbuhkan kesuburan syiar Islam di sekolah sangat diharapkan oleh semua warga sekolah terutama siswa. b. Rekomendasi untuk GAI Peralihan pengelolaan pendidikan dari sentralisasi orientasi pusat ke desentralisasi otonomi daerah membawa implikasi terhadap diversifikasi keleluasaan pengembangan kurikulum PAI khususnya oleh GAI di sekolah. Melalui paradigma ini hendaknya GAI memanfaatkan ” Actual Curriculum” dan ”Hidden Curriculum”. Pengembangan kurikulum aktual KBM hendaknya GPAI pandai-pandai mengemas kurikulum PAI dan implementasinya menggunakan berbagai metode, model pembelajaran, dan PAI berbasis teknologi VCD, Internet, media buatan, dsb agar pembelajaran PAI aktif, kreatif, dan menyenangkan siswa. Sedangkan pengembangan hidden curriculum dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan misalnya kegiatan ko-kurikuler, dan GAI perlu berani mengambik keputusan mendiskusikan isu-isu keagamaan yang kontroversi berkembang di masyarakat, mengundang praktisi ke sekolah agar berpikir siswa tentang nilai-nilai keagamaan berkembang luas, artinya pemahaman Islam tidak sekedar aspek ibadah praktis makhdah melainkan pengkajian Islam secara universal ibadah ghairi makhdah meliputi aspek keterampilan spiritual, emosional, sosial, dan isu-isu lingkungan yang sekarang ini mengalami kerusakan baik lokal atau global. Selain itu GAI mampu melakukan penelitian di lingkungan sendiri sekolah tentang keberagamaan siswa, dan membuat buku sebagai bahan ajar PAI sesuai konteks sekolah dan kebutuhan siswa setempat, tanpa mengandalkan LKS PAI yang belum tentu sesuai dengan hati nurani dan kognitif guru serta siswa. c. Rekomendasi Untuk Guru Umum Pengembangan nilai-nilai Islam mencakup peningkatan perilaku keberagamaan ketaatan ibadah makhdah dan ibadah ghairi makhdah siswa di sekolah bukan berarti sepenuhnya tanggung GAI saja, tetapi adalah kewajiban semua Muslim memerlukan dukungan langsung guru umum yang beragama Islam di sekolah tersebut. Secara keseluruhan jumlah siswa yang begitu banyak mencapai ratusan dari berbagai tingkat kelas dan keagamaannya berbeda-beda, menuntut kerja sama yang proaktif bersama guru umum dengan GAI membina perilaku keberagamaan siswa sebagai upaya pembinaan mentalitas keagamaan siswa dalam menghadapi krisis global yang indikatornya mengakibatkan selain kemajuan sains dan teknologi, tetapi juga membawa krusakan mental, moral, dan spiritual keagaaman di kalangan para pelajar SD,SLTP dan SLTA.

3. Rekomendasi untuk Institusi di Masyarakat