INFRASTRUKTUR 1. Pengembangan Backbone RENCANA PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

IT Master Plan Pemerintah Kota Banda Aceh Halaman 85112 Pemerintah dengan basisdata yang dimiliki oleh instansi pemerintahan terkait. Pada gambar dibawah ini, dapat dilihat desain arsitektur global dari aplikasi Interoperabilitas Open Source E-Government Message Bus untuk aplikasi E-Governmet. SKPD Penyedia Informasi Service Bus Data Warehouse Webservice SKPD Pengguna Informasi Sistem Informasi Eksekutif SKPD Penyedia Informasi SKPD Penyedia Informasi IV.2. INFRASTRUKTUR IV.2.1. Pengembangan Backbone Backbone di Pemko Banda Aceh kedepan perlu digunakan perangkat yang murah dan mudah perawatannya, penggunaan kabel serat optic akan sangat baik apabila pemko memiliki anggaran yang cukup banyak sebab harga kabel ini adalah sekitar 100 rb rupiah meter. Penggunaan topologi jaringan Star seperti yang ada sekarang, apabila transportasi datanya menggunakan kabel serat optic maka akan bisa diperkirakan milyaran rupiah untuk pengadaan perangkat transmisinya saja. Sedangkan dengan menggunakan Wireless, maka yang perlu dipertimbangkan adalah peningkatan ketrampilan, pengetahuan serta jumlah SDM pengelolanya. Penggunaan Broadband Wireless Access pada Backbone IT Master Plan Pemerintah Kota Banda Aceh Halaman 86112 Atau Penggunaan BWA sangat efisien untuk bisa diakses dari manapun pegawai pemko Banda Aceh berada dalam menjalankan tugasnya. Setiap mobile computer yang telah dilengkapi hak akses bisa digunakan untuk melakukan layanan masyarakat dan berkomunikasi dengan siapapun dan tetap berada di area tertutup Intranet dimanapun berada.

IV.2.2. Jaringan antar SKPD

Jaringan antar SKPD Pemko Banda Aceh sekarang menggunakan Telkom Speedy. Dengan Arsitektur informasi di pemko banda aceh masih seperti pemko yang lain di IT Master Plan Pemerintah Kota Banda Aceh Halaman 87112 Indonesia yaitu belum terintegrasinya data dan informasi, saat ini belum adanya Government Data Management Center GDMC karena belum adanya kebijakan TIK dari Pimpinan yang mengharuskannya. Data dan informasi dari SKPD masih dikelola oleh masing2 unit dan sistem pelaporannya langsung ke Walikota. Konsep seperti ini rawan kesalahan data karena bisa terjadi redundancy data dan ketidak konsistenan data yang dimiliki oleh satu SKPD dengan SKPD yang lain, karena untuk field yang sama bisa dikelola oleh beberapa orang di masing2 SKPD, kedepan harus dibuat sistem integrasi dimana satu field data hanya dikelola oleh satu unit dan dishare oleh seluruh SKPD lain sebagai bagian dari modul seluruh sistem informasi di Pemko Banda Aceh. Konsep seperti ini disebut dengan data warehousing. Sistem pelaporan ke Walikota juga masih sektoral dari kepala kantor dan dinas serta sekretaris daerah. Sehingga ketika walikota membutuhkan informasi indicator pembangunan maka data yang berada di masing2 SKPD harus diolah dahulu secara manual untuk kemudian dilaporkan ke Walikota, sehingga Walikota tidak bisa mempunyai informasi secara realtime kapanpun dia membutuhkan, hal yang sama juga untuk Anggota DPR. Perlu dibuat sebuah Digital Dashboard indicator pembangunan yang bisa dilihat oleh setiap level pengambil kebijakan, sehingga proses pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan lebih cepat dan akurat. Untuk mendukung konsep arsitektur informasi seperti ini maka perlu dibuat jaringan tertutup Intranet antar SKPD untuk menjalankan aplikasi transfer data dan informasi antar SKPD. Produk seperti ini sudah dikembangkan oleh beberapa operator dan untuk layanan kepada instansi pemerintah, oleh Departemen Komunikasi dan Informasi dianjurkan untuk menggunakan produk GSI Government Secured Intranet. GSI adalah suatu jaringan tertutup yang diamankan dengan menggunakan sistem jaringan yang mengintegrasikan layanan telekomunikasi berpita lebar broadband dengan menggunakan infrastruktur jaringan berbasis Internet Protocol IP. Jaringan ini menggunakan topologi MPLS yang merupakan salah satu bentuk konvergensi vertical dalam topologi jaringan. IT Master Plan Pemerintah Kota Banda Aceh Halaman 88112

IV.2.3. Pengembangan Jaringan WAN

Sampai saat ini model toptologi jaringan dengan model STAR seperti ini sudah relative aman dimana setiap perangkat di dalam DMZ terlindungi oleh firewall yang berada di MIMS, kedepan apabila telah digunakan intranet VPN, maka interoperabiltas SKPD akan sangat terlindungi dengan lapisan pengamanan yang berlapis. Backhoul idealnya mengkonsumsi bandwidth yang sama dengan akumulasi kebutuhan local loop.

IV.2.4. Pengembangan jaringan LAN di MIMS

Perbedaan dengan kondisi eksisting adalah pada fungsi firewall hanya melindungi DMZ dan intranet, sedangkan untuk guest tanpa melewati Firewall, hal ini untuk memberikan kebebasan penggunanya untuk berselancar keinternet. Untuk pengguna internal bisa berselancar di internet harus melewati Firewall untuk pengelolaan penggunaan internet hanya untuk hal hal yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai aparatur negara. Selain itu untuk melindungi data internel dari akses orang yang tidak berwenang. Untuk koneksi internal sebaiknya dilindungi juga dengan VPN untuk lebih menambah pengamanan data dan informasi yang dikelolanya, setiap informasi dan data yang dikirimkan idealnya diencripsi dulu sebelum dikirimkan. Penggunaan perangkat router di DMZ sebaiknya menggunakan merk tertentu yang sudah teruji kehandalannya, karena digunakan untuk operasional pengelolaan data sangat penting, sedangkan untuk pengelolaan ke internet bisa diigunakan mesin yang sederhana dan murah, untuk versi opensourcenya bisa digunakan MikroTIK. IT Master Plan Pemerintah Kota Banda Aceh Halaman 89112

IV.2.5. Pengembangan Data Center dan Data Recovery Center

Ruang data center yang sekarang di MIMS sampai saat ini masih mencukupi kebutuhan layanan di lingkungan pemko Banda Aceh, akan tetapi kedepan, maka ruang tersebut harus diperluas dan di desain sesuai dengan standar mutu sebuah NOC yang mampu melayani 24 jam kali 7 hari. Pengembangan lebih lanjut, perlu dibuat backup data di area yang sangat jauh dari pusat data ini sebagai cadangan apabila pusat data sedang tidak berfungsi. Pengelolaannya sistemnya harus redundant dengan data center dan hanya perlu ditambahkan scenario perubahan dari pusat data di MIMS menjadi di tempat lain dalam tempo yang sesingkat singkatnya dan dengan data yang mendekati sama.

IV.2.6. Pengembangan Kebutuhan infrastruktur computer

Saat ini jumlah PNS dan Non PNS adalah 9.195 orang, apabila diperkirakan 13 nya menggunakan perangkat computer, maka dibutuhkan 3.000 an PC, apabila 10 PC dilayani 1 printer, maka total dibutuhkan 300 buah printer. Apabila 1 PC harus tersambung jaringan internet karena tuntutan pekerjaan, apabila setiap PC membutuhkan Bandwidth sebesar 10 Kbps, maka total kebutuhan bandwidthnya adalah sekitar 30 Mbps. Strategi untuk menjadikan kota Banda Aceh sebagai kota pendidikan berbasis teknologi informasi yang unggul dan beriman adalah: 1. Membangun infrastruktur teknologi informasi antar sekolah SDSMPSMA se- kota Banda Aceh 2. Membangun aplikasi-aplikasi pendidikan berbasis intranetinternet 3. Melakukan pelatihan dan pendampingan penggunaan teknologi informasi di dunia pendidikan Kota Banda Aceh 4. Mendorong terciptanya komunitas dunia pendidikan berbasis teknologi informasi di Kota Banda Aceh IT Master Plan Pemerintah Kota Banda Aceh Halaman 90112 Dari poin 1, pemko Banda Aceh akan mendapat bantuan pendanaan perangkat computer dari program Jardiknas, akan tetapi untuk pengajuan anggaran ini, diperlukan proposal yang bisa diterima oleh pemerintah pusat. Sedangkan untuk poin 2 sudah cukup banyak tersedia aplikasi dan informasi yang ada di intenet, pihak pemko Banda Aceh tinggal menduplikasi atau memperkaya konten yang ada. Untuk poin 3, maka peran perguruan tinggi jurusan TI akan sangat menentukan keberhasilan strategi ini. Sedangkan di poin ke 4, pemko Banda Aceh perlu memperluas akses poin ke beberapa titik keramaian yang banyak dikunjung oleh pelajarmahasiswa, sangat ideal apabila bisa dibuat Banda Aceh Internet exchange, dimana seluruh akses dari dan ke Kota Banda Aceh bisa di control kontennya, sehingga pemerintah kota bisa melindungi pelajar dan mahasiswanya dari pengaruh buruk internet miss: pornografi, ajaran sesat dan ajakan anti budaya aceh yang sangat luhur. Jumlah perguruan tinggi di kota Banda Aceh ada 32, seandainya di setiap PT itu terdapat 200 mahasiswa dan 25 dosen pengguna aktif internet, maka terdapat 7.200 user, dan ada 48 Sekolah lanjutan tingkat atas, seandainya ada 20 an PC yang tersambung ke internet disetiap sekolah, maka terdapat 1.000 user di sekolah. IT Master Plan Pemerintah Kota Banda Aceh Halaman 91112 IV.3. SUPRASTRUKTUR IV.3.1. Hukum, Peraturan dan Perundang-undangan