Laporan Praktek Kerja Lapangan di Redaksi Destinasia Magz

(1)

Diajukan Sebagai Bukti Telah Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Oleh:

IRFAN IRFIANTO NIM :41809714

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

(3)

(4)

v

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Sejarah Perusahaan destinasia magz ... 1

1.2 Visi dan Misi destinasia magz ... 4

1.2.1 Visi destinasia magz ... 4

1.2.2 Misi destinasia magz ... 4

1.3 Profil destinasia magz ... 5

1.3.1 Profil ... 5

1.3.2 Fungsi destinasia magz ... 6

1.4 Logo dan Arti Lambang destinasia magz ... 8

1.4.1 Logo destinasia magz ... 8

1.4.2 Arti Logo dan Warna destinasia magz ... 8

1.5 Struktur Organisasi destinasia magz ... 11

1.5.1 Struktur Organisasi destinasia magz ... 11

1.6 Job Description ... 12


(5)

vi

1.8.2 Waktu Pelaksana Praktek Kerja Lapangan ... 18

BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ... 19

2.1 Kegiatan Selama Praktek Kerja Lapangan ... 19

2.1.1 Deskripsi Kegiatan Rutin Praktek Kerja Lapangan ... 25

2.1.1.1 Melakukan Peliputan ... 25

2.1.1.2 Membuat Tulisan ... 26

2.1.2 Deskirpsi Kegiatan Insidentil Selama PKL ... 28

2.1.2.1 Buka Puasa Bersama ... 28

2.1.2.2 Rapat Redaksi ... 28

2.1.3 Deskirpsi Keilmuan Jurnalistik ... 28

2.1.3.1 Sejarah Jurnalistik ... 28

2.1.4 Majalah ... 33

2.1.4.1 Sejarah Singkat Majalah ... 35

2.1.4.2 Kategori Majalah ... 35

2.1.4.3 Fungsi Majalah ... 36

2.1.4.4 Karakteristik Majalah ... 36

2.1.5 Ruang Lingkup Tugas Jurnalistik Pers ... 37

2.1.6 Fungsi Jurnalistik Pers ... 41


(6)

vii

BAB III PENUTUP ... 51

3.1 Kesimpulan ... 51

3.2 Saran – Saran ... 52

3.2.1 Saran Untuk Perusahaan ... 52

3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa PKL Selanjutnya ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 55


(7)

i

yang telah memberikan Rahmat dan Kasih sayang-Nya sehingga peneliti diberikan kekuatan dan kemampuan, hanya karena anugerahnya yang tiada hentinya sehingga mampu menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan di destinasia magz, merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna mendapat nilai kuliah praktek kerja lapangan.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah keharibaan Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya.

Khususnya penulis mengucapkan terima kasih dan rasa bangga kepada kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan rasa kasih sayangnya dan semangat pada penulis dan juga memberikan doa serta dukungan moril maupun materi.

Selesainya Laporan Praktek Kerja Lapangan ini tidak terlepas dari bimbingan serta arahan dari dosen dan bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan kontribusinya untuk membantu penulis dalam melakukan penyusunan laporan. penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terkira kepada:


(8)

ii Kerja Lapangan.

2. Drs. Manap Solihat, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi UNIKOM Bandung, yang telah memberikan izin didalam melakukan penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan.

3. Inggar Prayoga, S.I.Kom, selaku dosen pembimbing yang telah membantu selama penulis menyelesaikan laporan ini, serta sebagai wali dosen penulis dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan.

4. Tidak lupa juga Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Komunikasi yaitu Melly Maulin P, S.Sos., M.Si., Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si., Rismawaty, S.Sos., M.Si., Adiyana Slamet, S.IP., M.Si., Dr. M Ali Syamsudin Amin, M.Si., Olih Solihin, M.I.Kom., Sangra Juliano P., S.I.Kom Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom., dan seluruh dosen yang telah mengajarkan penulis selama ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Ilmu yang diberikan sangat berharga bagi penulis untuk ikut serta mengembangkan ilmu komunikasi.

5. Astri Ikawati, Amd.Kom, selaku sekretaris Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah banyak membantu dalam mengurus administrasi mahasiswa yang berkaitan dengan perlengkapan penulis selama melakukan aktivitas perkuliahan di Universitas Komputer Indonesia.


(9)

iii

7. Drs. Harri Safiari, selaku pemimpin redaksi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Kantor Redaksi destinasia magz.

8. Mang Gun Gun, selaku fotografer destinasia magz yang telah memberikan arahan dan ilmunya kepada penulis selama Praktek Kerja Lapangan di Kantor Redaksi destinasia magz.

9. Kang Iwan Gunawan, selaku redaktur dan pembimbing di Kantor redaksi destinasia magz selama penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan yang telah memberikan bimbingan, dukungan, serta dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat belajar bagaimana mengaplikasikan ilmu dalam dunia kerja, serta penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan dengan baik.

10.Serta para karyawan destinasia magz, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas waktu dan kesediannya dan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis.

11.Teman – teman di kosan Flamboyant 48 yang selalu mendukung penulis dalam menyeleasikan laporan yaitu: Agung, Ijal, Ardi, Budi, Firza, Eno dan Dion

12.Semua teman-teman Ilmu Komunikasi serta teman-teman di kelas IK Jurnal 2 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan yang kalian berikan. Semoga Allah menimbang segala kebaikan. Semoga Laporan


(10)

iv

Akhir kata, kekurangan dan kekhilafan adalah sifat manusia dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Penulis menyadari, tentunya Laporan Praktek Kerja Lapangan ini masih jauh dari sempurna, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Bandung, Desember 2013

Irfan Irfianto NIM.41089714


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Efendy, Onong Uchjana.2006.Ilmu Komunikasi : Teori dan Peraktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Efendy, Onong.2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Rosdakarya Sumandiria, AS Haris M.Si.2005.Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature

Sumber Lain:

Internet Searching : http://jurnalistikuinsgd,wordpress.com/2007/04/26/pengatar-ilmu-jurnalistik

Data destinasia magz


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Perusahaan Destinasia Magz

destinasia magz adalah majalah pariwisata nasional yang berdiri sejak tahun 2009, yang berdomisili di Bandung serta berada di bawah payung hukum PT. Megatama PE. Fokus dari destinasia magz berisikan tentang tourism & lifestyle dengan tag line ‘Simple & Significant”.

Pada saat ini, majalah destinasia magz beredar dengan tiras 5.000 eksemplar, tebal 36 halaman. Sampul dan semua isi halamannya berwarna, walaupun tanpa promosi atau iklan raksasa, destinasia magz tetap laku dan tetap terbit setiap bulan.

Sirkulasi destinasia magz menjangkau 12 kota besar yaitu Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Batam, Bangka, Samarinda, Nangroe Aceh Darusalam, Denpasar-Bali, Semarang, Solo, Surabaya dan 35 Instansi Kepariwisataan (Kementrian dan Dinas) di Indonesia.

destinasia magz merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dalam memberikan informasi mengenai dunia pariwisata kepada khalayak umum. Sehingga dalam peredarannya pun destinasia magz masih bisa tetap ada di antara banyaknya media-media cetak yang lain.

Dalam era kompetisi, era komunikasi, era perang citra atau lebih dikenal dengan era globalisasi, luberan informasi menjadi suatu hal yang tidak dapat dibendung


(13)

lagi.Setiap media massa, baik cetak maupun elektronik berlomba-lomba menyajikan informasi, baik yang besifat hanya sekedar informasi, mendidik, mempersuasi atau bahkan menyenangkan, memuaskan dan menghibur masyarakat luas.

Mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama media berbeda satu dengan yang lainnya. Majalah mempunyai segmentasi khusus misalnya majalah berita mingguan, majalah wanita, majalah remaja, majalah pria, majalah kesehatan, majalah pariwisata, dan sebagainya.

Tipe suatu majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Artinya, sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa atau untuk pembaca umum dari remaja sampai dewasa. Bisa juga sasaran pembacanya kalangan profesi tertentu, seperti pelaku bisnis; atau pembaca dengan hobi tertentu, seperti bertani, beternak, memasak atau travelling.

Dalam situasi persaingan antar media yang semakin ketat di Indonesia, majalah saat ini dapat dikatakan bisa bertahan dan mampu ikut bersaing dengan media lainnya, padahal majalah lebih mengkhususkan sasaran khalayaknya, tetapi peminatnya masih terus ada karena salah satu kekuatan yang dimiliki oleh majalah, yaitu segmentasi yang spesifik untuk pembaca yang telah di rancang sejak awal sasaran khalayak seperti apa yang akan dituju.

Majalah merupakan media yang paling simple organisasinya, relatif lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, di mana mereka dapat dengan leluasa


(14)

dan luwes menentukan bentuk, jenis, dan sasaran khalayaknya. Meskipun sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki karakteristik sendiri.

Masalah yang timbul adalah dimana seorang konsumen atau pembaca dihadapkan kepada banyaknya pilihan majalah dengan berbagai macam spesifikasi dengan berbagai macam artikel dengan subjek yang bervariasi, yang ditujukan kepada masyarakat umum. Pembaca harus bisa memilih majalah mana yang dianggap dapat memenuhi kebutuhannya, serta majalah yang dapat memberikan nilai tambah bagi si pembaca. Salah satu cara untuk menyiasatinya yaitu dengan cara menciptakan majalah yang mempunyai nilai lebih dan pembacanya tertarik untuk membaca karena spesifikasi dari majalah tersebut.

Majalah destinasia magz adalah salah satu majalah yang berbasis pariwisata dengan tag linenya “simple & significant” yang memiliki jumlah pembaca yang cukup besar di kota Bandung walaupun baru berdiri sejak tahun 2009 dengan sasaran khalayaknya yaitu seluruh masyarakat umum.

destinasia magz yang fokus kepada artikel tentang tourism & lifestyle, yaitu berisi artikel tentang hotel, resort, bungalow, café, lounge, biro perjalanan wisata, sentra seni budaya, lembaga pendidikan, kuliner, fesyen, termasuk lembaga pemerintah/swasta di dalam/luar negeri, kantor dinas provinsi/kabupaten/kota di seluruh Nusantara, khususnya se-Provinsi Jawa Barat. Strategi distribusi destinasia magz sangat memungkinkan promo wisata lokal berorientasi global. Sehingga dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pembaca serta menciptakan dan menyuguhkan ide-ide baru


(15)

yang belum tentu ada di majalah pariwisata lain.

Sangat disadari bahwa majalah yang berisi bermacam-macam artikel dengan subjek yang bervariasi dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang akan sangat berpengaruh terhadap animo pembaca. Dengan begitu diharapkan pembaca dapat terpuaskan dengan berbagai informasi yang didapatkan sehingga bisa memuaskan kebutuhan dan keinginan pembaca sekaligus meningkatkan promo wisata hingga berorientasi global

1.2. Visi dan Misi Destinasia Magz 1.2.1 Visi Destinasia Magz

Majalah destinasia magz mempunyai visi yang harus diwujudkan sebagai berikut :

Menjadikan destinasia magz sebagai panduan destinasi dan referensi bagi penggiat pariwisata dan lifestyle.

1.2.2 Misi Destinasia Magz

Adapun misi dari des t inas ia magz yang harus dilaksanakan adalah:

Meningkatkan potensi wisata daerah dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya wisata bagi pencerahaan dan semangat kerja individu.


(16)

1.3 Profil Destinasia Magz 1.3.1 Profil Destinasia Magz

destinasia magz adalah majalah pariwisata nasional yang berdiri sejak tahun 2009, yang berdomisili di Bandung serta berada di bawah paying hokum PT. Megatama PE, fokus pada Travelling yang berisikan tentang tourism & lifestyle dengan prinsip jurnalisme Simple & Significant, dimana prinsip tersebut menjadi tag linedestinasia magz.

Sirkulasi destinasia magz menjangkau 12 kota besar yaitu Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Batam, Bangka, Samarinda, Nangroe Aceh Darusalam, Denpasar-Bali, Semarang, Solo, Surabaya dan 35 Instansi Kepariwisataan (Kementrian dan Dinas) di Indonesia.

destinasia magz merupakan majalah pariwisata yang terbit setiap bulan. Dimana sasaran pasarnya adalah Hotel, Resort, Bungalow, Lounge, biro perjalanan wisata, sentra seni budaya, lembaga pendidikan, kuliner, fesyen, termasuk lembaga pemerintah/swasta baik di dalam/luar negeri, kantor dinas provinsi/kabupaten/kota di seluruh Nusantara, khususnya se-Provinsi Jawa Barat. Strategi distribusi dtm (nama singkatan dari destinasia magz) sangat memungkinkan promo wisata lokal berorientasi global.

Tiras destinasia magz saat ini 5.000 eksemplar.Segmentasi pembaca mayoritas adalah kalangan industri, pengelola jasa sektor pariwisata seperti hotel/resort/bungalow, restoran/ café, wahana hiburan/ permainan (30%), jasa perjalanan (5%), pemerintah (5%), jasa dan perdagangan (20%), masyarakat


(17)

umum (20%), pelajar/mahasiswa (20%). Dari segi usia, mayoritas (50%) pembaca destinasia magz berusia 31-45 tahun, masing-masing (30%) usia 21-30 dan diatas 45 tahun, serta sisanya (20%) di bawah 20 tahun.

Dari total tiras 5 ribu eksemplar, 100% disebarkan secara gratis kepada semua kalangan terkait. Distribusi destinasia magz saat ini sebagian besar (20%) di kota Bandung, Jakarta (10%), Bogor (5%), Semarang (5%), Yogyakarta (5%), Surabaya (5%), Batam (5%), Bali (10%), Samarinda (5%) dan Aceh (5%), serta 15% pada berbagai kegiatan media.

1.3.2 Fungsi Destinasia Magz

destinasia magz sebagai salah satu media cetak memiliki beberapa fungsi yaitu:

o Pengawasan lingkungan. Fungsi pertama majalah ini adalah sebagai pengawas lingkungan yang berhubungan dengannya, yaitu para penggiat pariwisata. Fungsi ini memungkinkan destinasia magz mengarahkan para pembacanya untuk menjadikan kualitas hidup lebih baik.

o Pertalian (Korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya. Fungsi ini mempunyai tujuan untuk menjelaskan, menafsirkan dan memberikan komentar tentang makna dan peristiwa yang terjadi disekitar lingkungan kepariwisataan.


(18)

o Kesinambungan. Fungsi kesinambungan yang dimaksud dalam hal ini adalah majalah destinasia magz, memaparkan mengenai budaya dominan yang mengakui keberadaan budaya khusus (subculture), yaitu budaya pembacanya. Media massa juga berusaha meningkatkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, dalam pengertian tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu.

o Hiburan. Fungsi yang terakhir ini membuat destinasia magz memberikan hiburan, sebagai relaksasi pembacanya mengenai artikel yang bervariasi.


(19)

1.4 Logo dan Arti Logo Destinasia Magz 1.4.1 Logo Destinasia Magz

Setiap media cetak, baik majalah ataupun surat kabar senantiasa dilengkapi dengan lambang. Lambang mempunyai arti penting karena lambang merupakan identitas bagi setiap perusahaan / media massa (cetak / elektronik). Lambang d e s t i n a s i a m a g z d a p a t d i l i h a t s e b a g a i b e r i k u t :

Gambar 1.1 Logo Destinasia Magz

Sumber: Arsip Logo Destinasia Magz, 2013

1.4.2 Arti Logo dan Warna Destinasia Magz

Lambang Kujang pada huruf (d) sebagai awalan dari namadestinasia magz telah digunakan sejak 2009, dan satuannya adalah:

A. Logo lambang destinasia magz tercantum pada latar belakang putih dengan lengkungan pada huruf awalan destinasia magz


(20)

yaitu (d) berbentuk Kujang, Tulisan Branding, dan Motto Perusahaan yang terdiri dari :

a. Latar belakang logo berwarna putih.

b. Sketsa Kujang pada huruf awalan destinasia magz yang berwarna hijau.

c. Tulisan branding destinasia magz berwarna jingga atau biasa disebut orange.

d. Motto perusahaan (simple & significant) berwarna hijau. B. Logo diartikan sebagai berikut:

a. Sketsa Kujang pada huruf awal destinasia magz melambangkan bahwa perlunya kita menjaga serta mempromosikan kearifan lokal budaya kita, khusus destinasia magz sendiri yaitu menjaga serta mempromosikan wisata maupun budaya kearifan lokal Jawa Barat dengan orientasi global.

b. destinasia magz: Penegasan branding majalah.

c. Motto destinasia magz: Simple & Significant, melambangkan Majalah destinasia magz, menjunjung tinggi prinsip jurnalisme yang menjadi motto dari destinasia magz.

C. Warna logo diartikan sebagai berikut:

a. Latar belakang Warna Putih melambangkan kebebasan dan keterbukaan dalam memberikan informasi dalam lingkup dunia


(21)

jurnalisme di Indonesia.

b. Warna Jingga atau Orange pada branding majalah adalah warna yang unik. Istilahnya “it makes you immediately start having feeling,”. Jingga atau orange diidentikkan dengan semangat, cerah, dan membangkitkan semangat, fresh and natural.jingga adalah sebuah simbol kebahagiaan yang mewakili sunshine, antusiasme, dan kreativitas.

c. Warna Hijau selalu dikaitkan dengan warna alam yang menyegarkan karena membangkitkan energi dan juga mampu memberi efek menenangkan, menyejukkan dan menyeimbangkan emosi. Hal ini sangat terkait dengan Sketsa Kujang pada huruf awal destinasia magz melambangkan bahwa perlunya kita menjaga serta mempromosikan kearifan lokal budaya kita, khusus destinasia magz sendiri yaitu menjaga serta mempromosikan wisata maupun budaya kearifan lokal Jawa Barat dengan orientasi global.


(22)

1.5 Struktur Organisasi Destinasia Magz 1.5.1 Struktur Organisasi Destinasia Magz

Gambar 1.2

Struktur Organisasi Destinasia Magz

Sumber: Arsip Struktur Organisasi destinasia magz 2013

Pimpinan Perusahaan

Harissman Pimpinan Umum Haris Pemimpin Redaksi Harri Safiari Marketing Sendhi Febrianto Redaktur

Iwan Gunaesa & Gan Ridwan

Pemasaran

Emma Latifah Ria Wanti Selvi Sefitri Bussines & Development

H. Adi Raksanagara

Fotografer Gun PI Irfan Irfianto Reporter Asep Supriatna Regina Cahya Nurul Azzakiah Rifki Abdulrahim Yuliyana Apsyahwati

Yuval Desain Grafis

Ipong Amas Yadi Cahyadi

Ilustrator Teddy Sutriadi Distributor Dadang SM Yulius Penerjemah Dian Astari N.


(23)

1.6 Job Description

Dalam tataran praktisnya, masing-masing bagian memiliki Job Description yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut:

A.Pimpinan Perusahaan

Mempunyai tugas pokok memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan Majalah destinasia magz sesuai dengan visi dan misi Majalah tersebut.

B.Pimpinan Umum

Mempunyai tugas membantu tugas pokok dari pemimpin perusahaan. Serta mempunyai tanggung jawab menyusun rencana kerja , baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Selain itu mengarahkan dan mengelola pengembangan dan penerapan majalah serta bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya penerbitan pers, baik ke dalam maupun ke luar.

C.Pemimpin Redaksi

Bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari.Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang dipimpinnya. Di majalah mana pun, Pemimpin Redaksi menetapkan kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak sebagai jenderal atau komandan yang perintah atau kebijakannya harus dipatuhi bawahannya. Kewenangan itu dimiliki karena ia harus bertanggung jawab jika pemberitaan medianya digugat pihak lain.


(24)

D.Bussines & Development

Bertugas menyebarluaskan media massa, yakni melakukan pemasaran (marketing) atau penjualan (saling) media massa. Bagian ini merupakan sisi komersial meliputi sirkulasi/distribusi, iklan, dan promosi.

E.Redaktur

Tanggung jawabnya hampir sama dengan Pemred/Wapemred, namun lebih bersifat teknis. Dialah yang memimpin langsung aktivitas peliputan dan pembuatan berita oleh para reporter.

F.Marketing

Marketing bertanggung jawab dalam mencari iklan, menawarkan majalah kepada sasaran pasar, dan secara keseluruhan membantu tugas dari bidang Bussines & Development.

G.Reporter

Merupakan "prajurit" di bagian redaksi. Mencari berita lalu membuat atau menyusunnya, merupakan tugas pokoknya.

H.Fotografer

Fotografer (wartawan foto atau jurupotret) tugasnya mengambil gambar peristiwa atau objek tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi tulisan berita yang dibuat wartawan tulis. Ia merupakan mitra kerja yang setaraf dengan wartawan tulis (reporter).

I.Pemasaran


(25)

marketing.Pemasaran pun merupakan bagian dari bidang Bussines & Development.Biasanya di bagian pemasaran, mereka terjun langsung kepada sasaran pasar dari destinasia magz untuk melakukan promosi di majalah atau sekedar memasang iklan.

J.Distributor

Bertanggung jawab keluar dan ke dalam atas segala aktivitasnya sebagai divisi penunjang produktivitas bidang keredaksian dengan melakukan koordinasi dengan Pemimpin Redaksi.

K.Kontributor

Kontributor atau penyumbang naskah/tulisan secara struktural tidak tercantum dalam struktur organisasi redaksi.Ia terlibat di bagian redaksi secara fungsional.

L.Penerjemah

Memiliki fungsi dan peranan penting dalam menyampaikan informasi atau pesan sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat yang berbahasa lain seperti bahasa Inggris diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. M. Desain Grafis dan Ilustrator

o Merancang cover atau sampul depan.

o Mendesain dummy atau nomor contoh sebelum produk di cetak dan dijual.

o Mengatur peruntukan halaman untuk naskah.


(26)

setiap naskah.

o Menulis nomor halaman, nama rubrik/desk, nomor volume terbit, hari terbit, dan tanggal terbit setiap edisi.

1.6.1 Rubrik Destinasia Magz

destinasia magz terus berusaha untuk mengetahui apa yang dibutuhkan pembacanya. Sebagai majalah pariwisata, destinasia magz tampil dengan gaya dan tulisan yang berbeda dengan bahasa yang nyentrik, gaul dan asik untuk di baca. Untuk itulah rubrikasi yang terdapat pada destinasia magz selalu mengalami perubahan ide dan tema untuk memenuhi keinginan para pembacanya. Berikut ini rubrikasi yang terdapat di destinasia magz:

1) Agenda

Jadwal kereta Api& Jadwal penerbangan 2) Veranda

Artikel editorial atau tajuk rencana menyimak yang ada dimasyarakat

3) DTM Letter Surat pembaca 4) Photo Gallery

Berupa foto-foto wisata 5) Framing


(27)

6) Travelling

Kegiatan berlibur ke tempat wisata 7) Living

Artikel gaya hidup pengusaha 8) Close to u

Profil atau sosok bersifat human interst 9) Expose

Rubrik untuk acara besar, event yang akan terselenggara 10)Shopping

Bisnis dan berbelanja 11)Common Interest

Komunitas yang memberikan inspirasi 12)Destinasia

Rubrik tempat pariwisata 13)Lifestyle

Gaya hidup dan fashion 14)Healthy & Sporty

Rubrik untuk kesehatan dan olah raga 15)Special Event

Acara yang telah terselenggara 16)Sepoether Onthel


(28)

17)Campus to Campus

Rubrik untuk pelajar atau mahasiswa 1.7 Sarana dan Prasarana Destinasia Magz

a. Sarana destinasia magz

Tabel 1.1

Daftar Sarana Destinasia Magz

No Uraian Keterangan

1 Komputer Kantor + Speaker 3

2 Televisi 1

3 Kursi + Meja Kantor 7

4 Printer 2

5 Faximile 1

6 Sofa Tamu 2

7 Tinta dan Kertas 1

8 Green Screen 1

9 Rak Kantor 4

10 Telepon Kantor 1


(29)

Tabel 1.2

Daftar Prasarana Destinasia Magz b. Prasarana destinasia magz

No Uraian Keterangan

1 Gedung Kantor 1

2 Toilet 1

3 Mushola 1

4 Dapur 1

Sumber:Pengamatan selama PKL di destinasia magz, 2013 1.8 Lokasi danWaktu Praktek Kerja Lapangan (PKL)

1.8.1 Lokasi Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di destinasia magz, tepatnya di bagian Redaksional. Beralamat di Jl. Ambon No. 2 Bandung 40115, Jawa Barat - Indonesia. Telepon (022) 4208 408, Faximile (022) 4208 408, email: destinasiamagz@yahoo.com/aduaambon@yahoo.co.id

1.8.2 Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini selama 2 bulan, sesuai dengan waktu dan aturan yang ada di UNIKOM dan telah disepakati oleh destinasia magz, yang mana pelaksanaannya tanggal 15 Juli s/d 16 September 2013, dari Senin s/d Sabtu.


(30)

19

2.1 Kegiatan Selama Praktek Kerja Lapangan

Kegiatan selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Majalah destinasia magz, melakukan aktivitas yang dibagi kedalam dua jenis, yaitu: kegiatan rutin dan kegiatan insidentil.

Kegiatan rutin yaitu dilakukan merupakan bentuk dari kerja layaknya seorang Jurnalistik diperusahaan m e d i a tersebut.

Sedangkan kegiatan insidentil yang dilakukan sebagai calon Jurnalis di perusahaan tersebut, adalah melaksanakan kegiatan wawancara atau peliputan mendadak, serta rapat redaksi yang mendadak.

Adapun setiap detail kegiatannya, bisa dilihat dalam sub-bab sebagai berikut: Tabel 2.1

Aktivitas Praktek Kerja Lapangan Di destinasia magz

No Hari, tanggal Kegiatan Keterangan

1. Senin, 15 Juli 2013 (Briefing) Perkenalan anggota lainnya dan tugas seorang jurnalis. Belajar cara menulis


(31)

berita, pengenalan rubrik yang ada dalam majalah, serta pembagian job desc kepada masing-masing mahasiswa PKL di destinasia magz.

2. Selasa,16 Juli2013 Masuk Kantor, menyusun daftar perencanaan peliputan untuk melengkapi majalah edisi Agustus 2013.

Kegiatan Rutin

3. Rabu ,17 Juli2013 Masuk Kantor, penugasan untuk melakukan peliputan besok di KAA (Konferensi Asia Afrika)

Kegiatan Rutin

4. Kamis,18 Juli 2013 Mulai melakukan peliputan

yaitu: Liputan acara

“Ramadhan InEgypt” di Konperensi Asia Afrika (KAA), (15.00-20.00 WIB).

Kegiatan Rutin

5. Sabtu, 20 Juli 2013 Masuk kantor, mulai melakukan penulisan untuk hasil liputan kemarin & setor foto.


(32)

6. Minggu, 21 Juli 2013 Liputan Acara Bukber Sahabat Daihatsu, (15.00-19.30 WIB).

Kegiatan Insidentil

7. Senin, 22 Juli 2013 Masuk Kantor, Liputan

Ngabuburit Sepanjang Jalan Dago, membuat Tulisan dari Hasil Liputan.

Kegiatan Rutin

8. Selasa, 23 Juli 2013 Wawancara Polisi yang sedang bertudas di jalan Diponogoro Depan gedung sate. (17.00 - 17.45 WIB).

Kegiatan Rutin

9. Rabu, 24 Juli 2013 Liputan Ke Hotel Serela Merdeka (17.00 – 19.30 WIB).

Kegiatan Rutin

10. Kamis, 25 Juli 2013 Masuk Kantor, Penugasan

Liputan Ramadhan Fashion Expo 2012, Graha Manggala Siliwangi, (15.30-18.00 WIB).

Kegiatan Rutin

11. Jumat, 26 Juli 2013 Liputan Kegiatan Rumah Zakat, Cikapayang, (17.00-17.30 WIB).

Kegiatan Insidentil 12. Sabtu, 27 Juli 2013 • Liputan Bandung Biser Kegiatan Rutin


(33)

Community (BBC) Di Cibiru Bandung. (15.30 – 19.20 WIB).

• Liputan The Funsus kuliner lezat dan sehat di jalan Diponogoro (20:00-21:00 WIB)

Kegiatan Insidentil

13. Minggu, 28 Juli 2013 Liputan Buka Bersama DPW Partai Nasdem Jabar dengan Anak Yatim Baiturahman, Cipaganti. (17.00-19.00 WIB).

Kegiatan Insidentil

14. Senin, 29 Juli 2013 Masuk Kantor,Liputan Sekaligus Pemotretan Hawa Rock Band, Balai Kota, (16.00 – 20.00. WIB).

KegiatanRutin

15. Selasa, 30 Juli 2013 Liputan Sundanis Acuk, Distro kaos sunda (20.00 – 22.00 WIB)

Kegiatan Rutin

16. Rabu, 31 Juli 2013 Rapat persiapan layout majalah, (14.00 - 22.00 WIB).

Kegiatan Rutin


(34)

dan Konten Isi Majalah, (14.00 – 22.00 WIB).

18. Sabtu, 3 Agustus 2013 Masuk Kantor dan Buka Puasa Bersama serta libur karena menyambut Hari Raya Idul Fitri

Kegiatan Insidentil

19. Senin,26 Agustus 2013 Perjalanan Peliputan “Ekspedisi Tasikmalaya untuk promo pariwisata lokal Jawa Barat.

Kegiatan Rutin

20. Selasa, 27 Agustus 2013 Perjalanan Peliputan Pantai Cipatujah, Tasikmalaya dan melakukan wawancara dengan salah satu pemilik usaha warung yang berada di sekitar pantai.

Kegiatan Rutin

21. Rabu, 28 Agustus 2013 Perjalanan Peliputan Kawah Galunggung dan Cipanas, Tasikmalaya.

Kegiatan Rutin

22. Kamis, 29 Agustus 2013

Perjalanan pulang dari Tasikmalaya menuju Bandung dengan rekan-rekan dari destinasia magz.

Kegiatan Rutin


(35)

peliputan “Ekspedisi Tasikmalaya”.

24. Rabu, 4 September 2013

Masuk Kantor dan Silahturahmi kepada seluruh karyawan destinasia magz.

Kegiatan Rutin

25. Minggu, 8 September 2013

Liputan pameran kujang di Monumen perjuangan (09:00-12:00)

Kegiatan Rutin

26. Kamis, 12 September 2013

Wawancara Budi Dalton di Monumen Perjuangan (14:00- 16:00)

Kegiatan Insidentil

27. Rabu, 18 September 2013 Konfersi pers di Gedung Serba Guna RW 01 babakan ciamis, Kerja sama acara karang taruna (19:00-22-00 WIB)

Kegiatan Rutin

28. Jumat, 27 September 2013

Liputan Braga Festival (17:00 – 22:00 WIB)

Kegiatan Rutin

29. Sabtu, 28 September 2013

Masuk kantor, menulis hasil liputan kemarin,setor foto & bantu desain layout majalah (09:00-21:00)


(36)

30. Senin, 30 September 2013

Masuk kantor, bantu desain layout majalah (09:00-21:00)

Kegiatan Rutin

Sumber : Catatan Penulis 2013

2.1.1 Deskripsi Kegiatan Rutin Selama Praktek Kerja Lapangan

Kegiatan rutin selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di destinasia magz adalah melakukan kegiatan layaknya seorang Jurnalis, yaitu melakukan peliputan, baik yang sudah direncanakan ataupun bersifat insidentil, membuat tulisan tentang hasil peliputan yang kemudian diserahkan kepada redaktur untuk dikoreksi sehingga penulis tahu bagaimana penulisan berita yang baik dan benar, serta penulis juga tahu apakah hasil tulisannya layak untuk masuk ke majalah atau tidak.

2.1.1.1 Melakukan Peliputan

Melakukan peliputan dilakukan oleh penulis sesuai dengan job desc yang dipilih saat akan melakukan Praktek Kerja Lapangan. Peliputan dilakukan tidak seorang diri, disini penulis ditugaskan bersama wartawan foto/fotografer sehingga pelaksanaan peliputan bisa berjalan dengan lancar. Penulis juga melakukan peliputan mendadak yang dilakukan di luar rencana agenda peliputan yang sudah direncanakan. Sebagai calon Jurnalis, harus tetap siap saat akan melakukan peliputan mendadak, walaupun tanpa persiapan. Hal tersebut selain melatih keilmuan yang penulis perdalam yaitu Jurnalistik, juga melatih mental penulis untuk menjadi seorang calon Jurnalis yang kompeten dan berani.


(37)

Walaupun bersifat insidental, tetapi penulis bisa mempunyai waktu untuk berfikir dan membuat konsep sendiri untuk liputan yang akan dilakukan.

Gambar 2.1

Saat Wawancara Manager Hawa Rock

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013 2.1.1.2 Membuat Tulisan

Membuat tulisan setelah melakukan peliputan adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang jurnalis karena setelah melakukan peliputan, penulis dan rekan-rekan lainnya kembali ke kantor dan membuat tulisan sebelum diperiksa oleh redaktur dan diserahkan kepada pemimpin redaksi. Dalam Majalah, jenis berita yang dipakai adalah berbentuk feature. Feature adalah suatu tulisan kreatif; terikat pada dasar-dasar jurnalistik dan juga sastra; dapat mengabaikan segi aktualitas;


(38)

menyajikan kebenaran/objektivitas tetapi kadang-kadang bisa subjektif; cenderung mengandung segi-segi human interest; terutama bersifat ringan, menghibur, menyenangkan; merangsang dan menimbulkan rasa emosional, perasaan, imajinasi pembaca; memberi, menambah, dan meningkatkan informasi tentang kejadian atau peristiwa, masalah, gejala, proses, aspek-aspek kehidupan, termasuk juga latar belakang” (Riyono Pratikto, Kreatif Menulis Feature, 1984).

Gambar 2.2

Hasil Tulisan Hotel Serela Merdeka Bandung


(39)

2.1.2 Deskripsi Selama Praktek Kerja Lapangan 2.1.2.1 Buka Puasa Bersama

Kegiatan Buka Bersama dilakukan karena waktu PKL berlangsung di saat bulan puasa, sehingga penulis beserta seluruh karyawan dari destinasia magz beberapa kali melakukan acara buka puasa bersama diluar agenda dari kegiatan PKL dan pekerjaan.

2.1.2.2 Rapat Redaksi

Rapat redaksi bisa bersifat mendadak atau direncanakan. Pengalaman penulis selama melakukan Praktek Kerja Lapangan di destinasia magz, rapat redaksi pernah berlangsung secara terencana bahkan mendadak. Hal tersebut dilakukan biasanya karena pemimpin redaksi melihat harus ada yang dibicarakan lebih lanjut terkait isi rubrik majalah, dan deadline pengumpulan semua liputan.

2.1.3 Deskripsi Keilmuan Jurnalistik 2.1.3.1 Sejarah Jurnalistik

Pada zaman pemrintahan Cayus Julius Caesar (100-44 SM) di negara Romawi, dipancangkan beberapa papan tulis putih di lapangan terbuka di tempat rakyat berkumpul.Papan tulis yang disebut Forum Romanum itu berisi pengumuman-pengumuman resmi.Menurut isinya, papan pengumuman ini dapat dibedakan atas dua macam.Pertama, Acta Senatus yang memuat laporan-laporan singkat tentang sidang-sidang senat dan


(40)

keputusan-keputusannya.Kedua, Acta Diurna PopuliRomawi yang memuat keputusan-keputusan dari rapat-rapat rakyat dan berita-berita lainnya.

Acta Diurnaini merupakan alat propaganda pemerintah Romawi yang memuat berita-berita mengenai peristiwa-peristiwa yang perlu diketahui oleh rakyat (Hamzah dd, 1987:29-30).

Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata journ.Dalam bahasa Perancis, journ berarti catatan atau laporan harian.Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Dengan demikian, jurnalistik bukanlah pers, bukan pula media massa. Jurnalistik adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan diakui eksistensinya dengan baik.

Dalam Leksikon Komunikasi dirumuskan, jurnalistik adalah pekerjaan megumpulkan, menulis, menyunting, dan menyebarkan berita dan karangan untuk surat kabar, majalah dan media massa lainnya seperti radio dan televisi (Kridalaksana, 1977:44)

Pada zaman Romawi ini pulalah, kata Hamzah dkk (1987:29-30) : Lahir wartawan-wartawan pertama.Wartawan-wartawan ini terdri dari budak-budak belian oleh pemiliknya diberi tugas mengumpulkan informasi, berita-berita, bahkan juga menghindari sidang-sidang senat dan melaporkan semua hasilnya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Kalau pemilik budak ini sedang bertugas di daerah, budak-budak ini selalu mengusahakan dan


(41)

mengirim berita-berita yang terjadi di kota Roma dengan maksud agar tuannya selalu mengikuti kejadian-kejadian di kota tersebut.

Hamzah dkk (1987:33) menceritakan, surat kabar cetakan baru terbit pada tahun 911 di Cina. Namanya King Pau.Surat kabar milik pemerintah yang diterbitkan dengan suatu peraturan khusus dari Kaisar Quang Soo ini, mula-mula terbitnya tidak tetap, tetapi mulai tahun 1351 sudah terbit seminggu sekali. Isinya adalah keputusan-keputusan rapat-rapat permusyawaratan dan berita-berita di istana.Terbit tegah hari, harganya dua cash.Pada tahun 1885 sudah terbit tiap hari tiga edisi.

Di Indonesia, aktivitas jurnalistik dapat dilacak jauh ke belakang sejak zaman penjajahan Belanda. Di Indonesia jurnalistik pers mulai dikenal pada abad 18, tepatnya 1744, ketika sebuah surat kabar bernama Bataviasche Nouvelles diterbitkan dengan penguasaan orang-orang Belanda. Pada 1776, juga di Jakarta, terbit surat kabar Vendu Niews yang mengutamakan diri pada berita pelelangan. Menginjak abad 19, terbit berbagai surat kabar lainnya yang kesemuanya masih dikelola oleh orang-orang Belanda untuk para pembaca orang Belanda atau bangsa pribumi yang mengerti bahasa Belanda, yang pada umumnya merupakan kelompok kecil saja. Jurnalistik koran-koran Belanda ini, jelas membawakan suara pemerintahan kolonial Belanda. Sedangkan surat kabar pertama sebagai bacaan untuk kaum pribumi dimulai pada 1854 ketika majalah Bianglala diterbitkan, disusul oleh Bromartani pada 1885, keduanya


(42)

di Weltevreden, dan pada 1856 terbit Soerat Kabar Bahasa Malajoe di Surabaya (Effendy, 2003:104).

Sejarah jurnalistik pers pada abad 20, menurut Onong Effendy, yaitu ditandai dengan munculnya surat kabar pertama milik bangsa Indonesia. Namanya Medan Prijaji, terbit di Bandung.Surat kabar ini diterbitkan dengan modal dari bangsa Indonesia untuk bangsa Indonesia.Medan Prijaji yang dimiliki dan dikelola oleh Tirto Hadisurjo alias Raden Djokomono ini pada mulanya, 1907, berbentuk mingguan.Baru tiga tahun kemudian, 1910, berubah menjadi harian. Tirto Hardisurjo inilah dianggap sebagai pelopor yang meletakkan dasar-dasar yang dianggap sebagai pelopor yang meletakkan dasar-dasar jurnalistik modern di Indonesia, baik dalam cara pemberitaan maupun dalam cara pemuatan dengan iklan (Effendy, 2003: 104-105)

Seperti biasa , setiap kali suatu rezim tumbang, di situlah pers menikmati masa bulan madu. Kelahiran Orde Reformasi sejak pukul 12.00 siang Kamis 21 Mei 1998 setelah Soeharto meyerahkan jabatan presiden kepada wakilnya BJ Habibie,disambut dengan penuh sukacita oleh seluruh rakyat Indonesia. Rasanya, jangankan orang, binatang pun di hutan-hutab ikut berjingkrak dan bernyanyi menyambut reformasi.Terjadilah euforia di mana-mana.Kebebasan jurnalistik beruah secara drastis menjadi kemerdekaan jurnalistik.Departemen Penerangan sebagai malaikat pencabut nyawa pers, dengan sertamerta mebubarkan.

Secara yuridis, UU Pokok Pers No. 21/1982 pun diganti dengan UU Pokok Pers No. 40/1999.Dengan undang-undang dan pemerintahan baru, siapa pun bisa menerbitkan dan mengelola pers. Siapa pun bisa menjadi wartawan dan masuk dalam organisasi pers manapun. Tak ada lagi kewajiban hanya menginduk kepada suatu organisasi pers. Seperti ditegaskan Pasal 9


(43)

Ayat (1) UU Pokok Pers No. 40/1999, setiap warga negara Indonesia dan negara berhak mendirikan perusahaan pers. Pada pasal yang sama ayat berikutnya, (2) ditegaskan lagi, setiap perusahaan pers harus berbentuk badan hukum Indonesia.

Kewenangan yang dimiliki pers nasional itu, sendiri sangat besar. Menurut Pasal 6 UU Pokok Pers No. 40/1999, pers nasional melaksanakan peranan:

a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui,

b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia serta menghormati kebhinekaan,

c. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat , akurat,dan benar,

d. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum, dan

e. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Dalam era reformasi, kemerdekaan pers benar-benar dijamin dan senantiasa diperjuangkan untuk diwujudkan. Semua komponen bangsa memiliki komitmen yang sama: per harus hidup dan merdeka. Hidup, menurut kaidah manajemen dan perusahaan sebagai lembaga ekonomi.Merdeka, menurut kaidah demokrasi, hak asasi manusia, dan tentu saja supremasi hukum.Jadi bukan sebatas hiasan peraturan seperti pada zaman Orde Baru. Ini


(44)

sejalan dengan amanat Pasal 2 UU Pokok Pers 40/1999 yang menyatakan, kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.

2.1.4 Majalah

Edisi perdana Majalah yang diluncurkan di Amerika pada pertengahan tahun 1930-an memperoleh kesuksesan besar. Majalah telah membuat segmentasi pasar tersendiri dan membuat fenomena baru dalam dunia media massa cetak di Amerika. Munculnya nama-nama majalah seperti Scientific American, Psychology Today dan Playboy secara aktif membentuk segmen pembaca baru (Dominick. 2000: 209)

Menurut Dominick pula, klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama, yakni: (1) general consumer magazine (majalah konsumen umum); (2) business publication (majalah bisnis); (3) literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah); (4) newsletter (majalah khusus terbitan berkala); (5) public relations magazines (majalah humas).

General consumer magazine.Konsumen majalah ini siapa saja.Mereka dapat membeli majalah tersebut di sudut-sudut outlet, mall, supermall, atau toko buku lokal.Majalah konsumen umum ini menyajikan informasi tentang produk dan jasa yang diiklankan pada halaman-halaman tertentu.Beberapa majalah konsumen yang populer di Amerika adalah People’s, Time, Reader’s Digest, News Week, Sports Illustrated dan Playboy.


(45)

melayani secara khusus informasi bisnis, industri, atau profesi.Media ini tidak dijual di mall atau supermall, pembacanya terbatas kaum professional atau pelaku bisnis.Produk-produk yang diiklankan umumnya hanya dibeli oleh organisasi bisnis atau kaum professional.

Literacy reviews and academic journal. Terdapat ribuan nama majalah kritik sastra dan majalah ilmiah, pada umumnya memiliki sirkulasi di bawah 10 ribu, dan banyak diterbitkan oleh organisasi-organisasi nonprofit, universitas, yayasan atau organisasi professional. Mereka menerbitkan empat edisi atau kurang dari itu setiap tahunnya., dan kebanyakan tidak menerima iklan. Nama penerbitan yang berbau ilmiah ini antara lain: Review, Theatre Design and Technology, European Urology, Journalism Quarterly, Poultry and Egg Marketing, dan The Journal of Japanese Botany.

Newsletter.Media ini dipublikasikan dengan bentuk khusus, 4-8 halaman dengan perwajahan khusus pula.Media ini didistribusikan secara gratis atau dijual secara berlangganan.Belakangan penerbitan newsletter telah menjadi lahan bisnis besar. Misalnya, Newsletter on Newsletter, penerbit khusus yang menyunting newsletter. Sejumlah newsletter yang cukup terkenal adalah The Kiplinger dan Media Industry Newsletter, yang meliput peristiwa-peristiwa dalam industri media massa cetak dan siaran, juga Communication Booknotes, yang meresensi buku-buku terbaru tentang media massa.


(46)

2.1.4.1 Sejarah Singkat Majalah

Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat kabar. Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah diawali dari negara-negara Eropa dan Amerika.

Di Indonesia sejarah keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia dimulai menjelang dan pada awal kemerdekaan Indonesia. Di Jakarta pada tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan dengan nama Pantja Raja pimpinan Markoem Djojohadisoeparto (MD) dengan prakata dari Ki Hadjar Dewantoro selaku Menteri Pendidikan pertama RI. Di Ternate, pada bulan Oktober 1945 Arnold Monoutu dan dr. Hassan Missouri menerbitkan majalah mingguan Menara Merdeka yang memuat berita-berita yang disiarkan RRI. Menara Merdeka berani dan tegas mengemukakan kaum Republikan setempat di tengah keganasan serdadu Belanda, juga menyerukan persatuan bangsa Indonesia. Menara Merdeka bertahan sampai tahun 1950. Majalah-majalah lain yang terbit setelah kemerdekaan, antara lain: Pahlawan (Aceh); majalah sastra Arena (Yogyakarta), yang di pimpin oleh H. Usmar Ismail; majalah Sastrawan (Malang), yang diterbitkan oleh Inu Kertapati; dan majalah Seniman (Solo), pimpinan Trisno Soemardjo, dan penerbitannya Seniman Indonesia Muda. Siauw Giok Tjan menerbitkan majalah bulanan Liberty. (Soebagijo, 1977: 54-85)

2.1.4.2 Kategori Majalah

Tipe suatu majalah dientukan oleh sarana khalayak yang dituju. Artinya, sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi


(47)

pembacanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa, atau untuk pembaca umum dari remaja sampai dewasa. Bisa juga sasaran pembacanya kalangan profesi tertentu, seperti bertani, beternak dan memasak. (Elvinaro, 2007: 119)

2.1.4.3 Fungsi Majalah

Mengacu pada sasaran khalaknya yang spesifik, maka fungsi utama media berneda satu dengan yang lainnya. Majalah berita seperti Gatra mungkin lebih berfungsi sebagai media informasi tentang berbagai peristiwa dalam dan luar negeri, dan fungsi berikutnya adalah hiburan. Majalah wanita dewasa Femina, meskipun isinya relatif menyangkut berbagai informasi dan tips masalah kewanitaan, lebih bersifat menghibur. Fungsi informasi dan mendidik mungkin menjadi prioritas berikutnya. Majalah pertanian Trubus fungsi utamanya adalah memberi pendidikan mengenai cara bercocok tanam, sedangkan fungsi berikutnya mungkin informasi.

2.1.4.4 Karakteristik Majalah

Majalah merupakan media yang paling simple organisasinya, relatif lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak.Majalah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, di mana mereka dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, di mana mereka dapat dengan leluasa dan luwes menentukan bentuk, jenis, dan sasaran khalayaknya. Meskipun sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat


(48)

dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki karakteristik tersendiri.

2.1.5 Ruang Lingkup Tugas Jurnalistik Pers

Pada umumnya kegiatan Jurnalistikditujukan kepada karakteristik pers yaitu Perioditas, Publisitas, Aktualitas, Universalitas, dan Objektivitas.Untuk lebih jelasnya mengenai kelima ciri spesifik kegiatan ini,dapat dideskripsikan sebagai berikut :

A. Periodesitas

Periodesitas artinya, pers harus terbit secara teratur, periodik, misalnya setiap hari, seminggu sekali, dua minggu sekali, satu bulan sekali, atau tiga bulan sekali.Pers yang terbit tiap hari pun harus tetap konsisten dengan pilihannya, apakah terbit pada pagi hari atau pada sore hari.Sekali pagi hari seterusnya harus pagi hari.Begitu juga sebaliknya, sekali sore hari seterusnya harus sore hari.Kecuali kalau ada perubahan haluan yang diputuskan melalui rapat paripurna manajemen.Pers yang tidak terbit secara periodik, biasanya sedang menghadapi masalah manajemen, seperti konflik internal, krisis finansial, atau kehabisan modal. (Sumadiria, 2005:36)

Pada dasarnya pers mempunyai dua pengertian, yaitu dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Berhubungan dengan pengertian pers, pakar hukum dan pers JTC Simirangkir dalam buku “Hukum dan Kebebasan Pers” megemukakan, “Pers dalam arti sempit, hanya sebatas pada surat kabar


(49)

harian, mingguan, dan majalah. Pers dalam arti luas, selain surat kabar, majalah, dan majalah mingguan, juga mencakup radio, TV, dan film”. (Widodo, 1997: 6)

B. Publisitas

Publisitas, berarti pers ditujukan kepada khalayak sasaran umum yang sangat heterogen.Apa yang disebut heterogen menunjuk pada dua dimensi: geografis dan psikografis. Geografis menunjuk pada data administrasi kependudukan, seperti jenis kelamin, kelompok usia, suku bangsa, agama, tingkat pendidikan, status perkawinan, tempat tinggal, pekerjaan atau profesi, perolehan pendapatan. Sedangkan psikografis menunjuk pada karakter, sifat kepribadian, kebiasaan, adat istiadat. Sebagai contoh, orang kota rat-rata memiliki tingkat mobilitas sangat tinggi dibandingkan dengan rata-rata orang desa. Orang kota lebih menyukai pola persaingan, sedangkan orang desa lebih mengutamakan kebersamaan.

Menurut (Sumadiria, 2005:36-37), ciri utama bahasa jurnalistik diantaranya sederhana, menarik, singkat, jelas, lugas, jernih, mengutamakan kalimat aktif, dan sejauh mungkin menghindari penggunaan kata atau istilah-istilah teknis.

Jurnalistik adalah seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi


(50)

sehari-hari secara indah, dalam rangka memnuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya (Suhandang, 2004:23).

C. Aktualitas

Aktualitas, berarti informasi apapunyang disuguhkan media pers harus mengandung unsur kebaruan, menunjuk kepada peristiwa yang benar-benar baru terjadi atau sedang terjadi.Secara etimologis, aktualitas (actuality) mengandung arti kini dan keadaan sebenarnya. Secara teknis jurnalistik, aktualitas mengandung tiga dimensi: kalender, waktu, masalah.

Adapun Aktualitas tiga dimensi menurut, (Sumadiria, 2005:37) :

1) Aktualitas kalender, berarti merujuk kepada berbagai peristiwa yang sudah tercantum atau terjadwal dalam kalender, baik kalender umum Masehi yang memuat penanggalan dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember, maupun kalender khusus seperti kalender akademik, kalender pemerintah, kalender ormas, atau kalender sosial budaya dan pariwisata.

2) Aktualitas waktu berkaitan dengan peristiwa yang baru terjadi, sedang terjadi, atau sesaat lagi akan terjadi (news is timely). Bom meledak, kerusuhan di suatu kota, banjir bandang, tanah longsor, kenaikan tarif bahan bakar (BBM), adalah beberapa contoh dari aktualitas waktu.


(51)

3) Aktualitas masalah berhubungan dengan peristiwa yang dilihat dari topiknya, sifatnya, dimensi dan dampaknya, serta karakteristiknya. Aktualitas masalah mencerminkan fenomena yang senantiasa mengandung unsur kebaruan, seperti hak asasi manusia, kolusi korupsi nepotisme, atau masalah-masalah kemasyarakatan dan kebangsaan yang belum selesai seperti demokrasi, penegakan hukum, keadilan, pemerataan pendapatan. D. Universalitas

Universalitas, berkaitan dengan kesemestaan pers dilihat dari sumbernya dan dari keanekaragaman materi isinya.Dilihat dari sumbernya, berbagai peristiwa yang dilaporkan pers berasal dari empat penjuru mata angin. Dari Utara, Selatan, Barat, Timur. Dilihat dari materi isinya, sajian pers terdiri atas aneka macam yang mencakup tiga kelompok besar, yakni kelompok berita (news). Kelompok opini (views), dan kelompok iklan (advertising). Betapapun demikian, karena keterbatasan halaman, isi media pers harus tetap selektif dan terfokus.

E. Objektivitas

Objektivitas merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya. Setiap berita yang disuguhkan itu harus dapat dipercaya dan menarik perhatian pembaca, tidak mengganggu perasaan dan pendapat mereka. Surat kabar yang baik harus


(52)

dapat menyajikan hal-hal yang faktual apa adanya, sehingga kebenaran isi berita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda tanya (Rachmadi, 1990:5). 2.1.6 Fungsi Jurnalistik Pers

Menurut Sumadiria (2005:32-35), “Dalam berbagai literatur komunikasi dan jurnalistik disebutkan, terdapat lima fungsi utama pers yang berlaku universal. Disebut universal, karena kelima fungsi tersebut dapat ditemukan pada setiap negara di dunia yang menganut paham demokrasi”, yakni:

1. Informasi (to inform) 2. Edukasi (to educate) 3. Koreksi (to influence) 4. Rekreasi (to entertain) 5. Mediasi (to mediate)

Hal ini sekedar memberikan gambaran tentang fungsi Jurnalistik Persyaitu: 1. Fungsi pertama dari lima fungsi utama pers ialah menyampaikan

informasi secepat-cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya. Setiap informasi yang disampaikan harus seluas-luasnya. Setiap informasi yang disampaikan harus memenuhi kriteria dasar: aktual, akurat, faktual, menarik, atau penting, benar, lengkap-utuh, jelas-jernih, jujur-adil, berimbang, relevan, bermanfaat, etis. (Sumadiria, 2005: 32).


(53)

Peranan pers pada umumnya menggambarkan fungsi utama dari publisistik sebagaimana diungkapkan Susanto (1977) yaitu: (1) memberikan penerangan (informasi); (2) mendidik; (3) menghibur; (4) mempengaruhi. Begitu luas jangkauan peranan pers di tengah-tengah masyarakat serta pemerintah, maka menurut Fischer (1968) bahwa pers dapat menciptakan pengaruh timbal balik antara pers, masyarakat, pemerintah. Maka pers sebagai media komunikasi massa memiliki aspek lain yaitu “ubiquitous” (serba hadir) dan serba makna.Menurut Arifin (1986), mengemukakan bahwa sifat serba hadir berarti peranan pers itu ada dimana saja, kapan saja, pada suasana dan konteks apapun; sedangkan sifat serba makna berarti komunikasi secara operasional dapat berarti jamak (terlihat dalam pengkajian definisinya antara lain dapat berarti, proses, peristiwa, ilmu, kiat, dipahami, hubungan/saling berhubungan, saling pengertian, dan pesan).

2. Apa pun informasi yang disebarluaskan pers hendaknya dalam kerangka mendidik (to educate). Inilah antara lain yang memberdakan pers sebagai lembaga kemasyarakatan dengan lembaga kemasyarakatan yang lain. Sebagai lembaga ekonomi, pers memang dituntut berorientasi komersial untuk memperoleh keuntungan finansial. Namun orientasi dan misi komersial itu, dan tanggung jawab sosial pers. Dalam istilah sekarang, pers harus mau dan mampu memerankan dirinya


(54)

sebagai guru bangsa. Menurut Wilbur Schramm dalam Men, Messages and Media (1973), bagi masyarakat, pers adalah watcher, teacher, and forum (pengamat, guru, dan forum). Pers setiap hari melaporkan berita, memberikan tinjauan atau analisis atas berbagai peristiwa dan kecenderungan yang terjadi, serta ikut berperan dalam mewariskan nilai-nilai luhur universal, nilai-nilai dasar nasional, dan kandungan budaya-budaya lokal dari satu generasi ke generasi berikutnya secara estafet.

3. Pers adalah pilar demokrasi keempat setelah legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dalam kerangka ini, kehadiran pers dimaksudkan untuk mengawasi atau mengontrol kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif agar kekuasaan mereka tidak menajdi korup dan absolut. (Sumadiria, 2005: 33)

4. Seperti ditegaskan Lord Acton (Pujangga Inggris abad 18), kekuasaan cenderung disalahgunakan dan kekuasaan bersifat absolut cenderung disalahgunakan secara absolut secara absolut pula (power tends to corrups absolutly too). Untuk itulah, dalam negara-negara penganut demokrasi, pers mengemban fungsi sebagai pengawas pemerintah dan masyarakat (watchdog function). Pers akan senantiasa menyalak ketika melihat berbagai penyimpangan dan ketidak-adilan dalam suatu masyarakat atau negara. Dengan fungsi kontrol sosial (social control)


(55)

yang dimilikinya itu, pers bisa disebut sebagai instuisi sosial yang tidak pernah tidur. Ia juga bersifat independen atau menjaga jarak yang sama terhadap semua kelompok dan organisasi yang ada.

Dapat disimpulkan bahwa Jurnalistik Pers lebih berorientasi kepada pihak perusahaan dan masyarakat pada umumnya, namun secara khusus mencoba membuka jendela komunikasi antara suprastruktur dan infrastruktur masyarakat demokrasi.Untuk membangun citra positif media, dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari masyarakat. Tetapi jika fungsi Jurnalistik Pers yang dilaksanakan dengan baik benar-benarmerupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana interaktif masyarakat dan pemerintah yang kondusif, serta peka terhadap peristiwa hukum, sosial, agama, dan budaya maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam meningkatkan kinerja wartawan.

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi Jurnalistik Pers adalah penghubung. Bisa juga disebut fasilitator atau mediator.Setiap hari pers melaporkan berbagai peristiwa yang terjadi di dunia dalam lembaran-lembaran kertas yang tertata rapi dan menarik.Dengan kemampuan yang dimilikinya, pers telah menghubungkan berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan bumi.Karena perslah kita mengetahui aneka peristiwa lokal, nasional, regional, dan mondial dalam waktu singkat dan bersamaan.Singkat,


(56)

karena kita hanya memerlukan beberapa menit untuk mengetahuinya. Bersamaan, karena pada halaman yang sama, disajikan juga berita tentang peristiwa sejenis, atau peristiwa lain dari tempat yang berbeda. (McLuhan, 1966).

2.1.7 Tujuan Jurnalistik Pers

Menurut Budyatma (2005) syarat-syarat bagi jurnalisme yang bertanggungjawab pada masyarakat adalah sebagai berikut.

1. Media harus menyampaikan berita/informasi sehari-hari yang dapat dipercaya, lengkap, cerdas, dan bermakna. Artinya informasi yang disampaikan dalam media tidak boleh berbohong, harus dapat memisahkan antara fakta dan opini serta teruji kebenarannya.

2. Media dapat berperan sebagai forum untuk pertukaran

komentar dan kritik. Media merupakan milik masyarakat dan sumber informasinya pun untuk masyarakat. Segala sesuatu sumber informasi yang disampaikan dalam media adalah untuk kepentingan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat.

3. Media mampu menjadi wakil menyampaikan informasi anggota kelompok masyarakat. Artinya informasi kolektif yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat harus di sugguhkan dengan jelas. Ia harus mencangkup aspirasi-aspirasi kelompok, tetapi


(57)

media tidak boleh mengungkapkan kelemahan dan kekurangan anggota kelompok.

4. Media mampu menyajikan dan menjelaskan tujuan-tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Informasi yang disampaikan harus mampu mendidik dan menyampaikan nilai-nilai budaya, seni, pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan.

5. Media selalu terbuka untuk mengakses perubahan-perubahan yang berkembang dalam masyarakat.

2.5 Analisa Selama Praktek Kerja Lapangan

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini yang dimulai rapat redaksi hingga kegiatan wawancara, memotret dilapangan, dan menuangkan pada tulisan yang akhirnya disebut sebagai berita.

Kegiatan yang dilakukan selama Praktek Kerja Lapangan, penulis menilai bahwa pekerjaan seorang jurnalis tidak selalu rutin dalam hal waktu dan kegiatan. Adakalanya penulis meliput atau mewawancarai seseorang yang berbeda-beda dalam waktu sehari yang tidak sama, maka artikel/beritanya akan disesuaikan dengan kejadian yang terjadi dilapangan.

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan penulis, dilaksanakan di media massa yang terbit setiap satu bulan sekali. Penulis menilai bahwa kegiatan wartawan destinasia magz jauh lebih santai jika dibandingkan kegiatan wartawan koran harian. Namun,


(58)

hal tersebut tidak mengurangi kedalam ilmu yang didapat penulis, selama Praktek Kerja Lapangan di redaksi destinasia magz ternyata penulis mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman yang tidak akan terlupakan.

Prosesnya menjadi seorang jurnalis dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan telah mampu menempatkan seseorang sebagai pribadi yang tangguh, yang dapat dipercaya menjalankan atribut kewartawannya dengan baik.

Analisis yang penulis lakukan, pengertian keilmuan jurnalistik dengan kegiatan PKL ini telah sesuai, dilihat dari beberapa kegiatan yang dilakukan oleh penulis rutin maupun insidentil.

Analisa mendeskripsikan keilmuan. Keilmuan yang digunakan adalah Jurnalistik.

Definisi jurnalistik sangat banyak. Namun pada hakekatnya sama, para tokoh komuniikasi atau tokoh jurnalistik mendefinisikan berbeda-beda. Jurnalistik secara harfiah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Dalam bahasa Belanda journalistiek artinya penyiaran catatan harian.

Menurut Onong U. Effendi, jurnalistik adalah teknik mengelola berita sejak dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada khalayak. Pada mulanya jurnalistik hanya mengelola hal-hal yang sifatnya informatif saja.


(59)

penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah dan disiarkan di stasiun siaran. (Roland E. Wolseley, Understanding Magazines).

Istilah jurnalistik erat kaitannya dengan istilah pers dan komunikasi massa. Jurnalistik adalah seperangkat atau suatu alat madia massa. Pengertian jurnalistik dari berbagai literature dapat dikaji definisi jurnalistik yang jumlahnya begitu banyak. Namun jurnalistik mempunyai fungsi sebagai pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat mengenai apa saja yang terjadi di dunia. Apapun yang terjadi baik peristiwa factual (fact) atau pendapat seseorang (opini), untuk menjadi sebuah berita kepada khalayak.

Jurnalistik adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaopran setiap hari. Jadi jurnalistik bukan pers, bukan media massa. Menurut kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis surat kabar, majalah, atau berkala lainnya.1

Definisi diatas, penulis menganalisa bahwa kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan telah mengikuti standar pekerjaan seorang jurnalis. Seperti dikutip dari buku bahasa jurnalistik bahwa jurnalistik adalah kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, menulis untuk surat kabar, majalah atau berkala lainnya. (Assegaf,1983:9)

1

http://jurnalistikuinsgd.wordpress.com/2007/04/26/pengantar-ilmu-jurnalistik Diakses pada 3-November-2013. Pukul 21:35


(60)

2.6 Analisis Pelayanan destinasiamagz Kepada Mahasiswa PKL

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu kegiatan dimana mahasiswa yang melakukan PKL, menjalani masa praktek kerja yang sesungguhnya di dalam industri, yaitu dimana disini mahasiswa melakukan PKL di kantor redaksi destinasia magz Tujuannya yaitu untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa sehingga menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar - benar siap ketika memasuki dunia kerja nyata serta siap untuk bersaing. Oleh karena itu, dengan adanya program Praktek Kerja Lapangan yang terdapat pada kurikulum Ilmu komunikasi ini diharapkan mahasiswa yang menjalani Praktek Kerja Lapangan benar-benar mendapatkan keterampilan (Skill), pengetahuan (Knowledge) serta pembentukan tingkah laku (Attitude) yang baik.

Selama melakukan PKL di kantor redaksi destinasia magz telah memberikan pembelajaran pada mahasiswa PKL, yaitu melatih mahasiswa agar bisa bekerja dengan baik, tujuannya supaya mahasiswa PKL termotivasi secara kuat karena agar mahasiswa dapat merasakan bagai mana situasi pekerjaan yang nyata didalam dunia kerja, dimana para wartawan destinasia magz yang berpengalaman mengajarkan dan membimbing mahasiswa PKL cara membuat tulisan, memotret foto jurnalistik atau cara liputan yang baik dan benar.

Dengan adanya PKL diharapkan mampu meningkatkan keterampilan (Skill), pengetahuan (Knowledge), serta pembentukan tingkah laku (Attitude) Mahasiswa PKL, maka diharapkan hal tersebut akan memberikan peranan terhadap peningkatan


(61)

kinerja Untuk mahasiswa yang melakukan PKL sehingga dapat bekerja dengan baik dan profesional.

Selama Melakukan PKL, mahasiswa banyak mendapatkan Ilmu yang tidak mahasiswa PKL dapatkan diperkuliahan, baik dari segi pelatihan menjadi seorang wartawan, tekhnik penulisan berita, tekhnik foto jurnalistik dan cara wawancara dengan narasumber.


(62)

51 3.1. Kesimpulan

Penulis dapat menyimpulkan bahwa Jurnalistik lebih berorientasi kepada pihak perusahaan dan masyarakat pada umumnya, namun secara khusus Setiap media massa, baik cetak maupun elektronik berlomba-lomba menyajikan informasi, baik yang besifat hanya sekedar informasi, mendidik, mempersuasi atau bahkan menyenangkan, memuaskan dan menghibur masyarakat luas.

Jurnalistik atau wartawan majalah kegiatannya jauh lebih santai jika dibandingkan kegiatan wartawan koran harian.

Aktifitas Kerja yang dilakukan oleh penulis sewaktu melaksanakan Praktek Kerja Lapangan yaitu :

1. Kegiatan rutin penulis yang terjadwal dan dikomandanni oleh redaksi sebelum melakukan peliputan ke lapangan dengan adanya rapat redaksi terlebih dahulu.

2. Kegiatan insidentil penulis yang tidak terjadwal atau mendadak sewaktu-waktu penulis melakukan peliputan secara mendadak tanpa ada rapat redaksi. Tetapi dari sini mental penulis benar-benar di asah agar menjadi Jurnalis yang berani, tidak pemalu biarpun di lakukan secara mendadak. 3. Membuat tulisan setelah melakukan peliputan adalah sebuah kewajiban


(63)

yang harus dilakukan oleh seorang jurnalis karena setelah melakukan peliputan, penulis dan rekan-rekan lainnya kembali ke kantor dan membuat tulisan sebelum diperiksa oleh redaktur dan diserahkan kepada pemimpin redaksi.

4. Dalam Majalah, jenis berita yang dipakai adalah berbentuk feature. Feature adalah suatu tulisan kreatif; terikat pada dasar-dasar jurnalistik dan juga sastra.

3.2. Saran-saran

3.2.1. Saran Untuk Perusahaan

Saran untuk perusahaan destinasia magz, penulis yang melakukan Praktek Kerja Lapangan yaitu:

1. Sebaiknya harus bisa meningkatkan atau menambahkan lagi pada rubriknya agar lebih menarik. Contohnya:

• Rubrik Suka-suka, isinya ulasan tentang pariwisata yang ada di dalam negri dan luar negeri.

• Rubrik Sejarah, isinya lebih khusus mengulas tentang sejarah berdirinya kota/kabupaten yang ada di Indonesia serta dikaitkan kepariwisatanya


(64)

2. Foto atau gambar pada destinasia magz diperbanyak intinya menambah pegawai wartawan foto sehingga bisa menjadi dukungan bagi reporter destinasia magz, efek yang timbul pastinya efek yang positif, karena akan menciptakan suatu keseimbangan bagi para jurnalis, serta semangat dalam bekerja.

3.2.2. Saran Untuk Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan Selanjutnya

Saran untuk mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL) selanjutnya yaitu:

1. Mahasiswa PKL harus bisa mencari perusahaan yang sesuai dengan disiplin ilmunya.

2. Menyarankan, untuk membuat persiapan sebelum pelaksanaan PKL, mahasiswa harus belajar terlebih dahulu yang diajarkan di kampus agar dapat menjaga nama baik pribadi, perguruan tinggi maupun intansi.

3. Mahasiswa PKL harus bisa menjalankannya secara baik, agar mahasiswa PKL selanjutnya mendapatkan nilai plus dari perusahaan, perusahaan pun tidak akan ragu apabila ada perekrutan pegawai.


(65)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Irfan Irfianto Nama Penggilan : Ipong

Tempat Lahir : Pandeglang Tanggal Lahir : 18 Agustus 1991 Jenis Kelamin : Laki - laki Status Pernikahan : Belum Kawin Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Hobi : Menulis, Traveling

Alamat : Jalan Kubangsari 7 No. 48 Sekeloa, Bandung

Telp : 083820911745


(66)

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN Formal

1996 – 2001 : SDN Karaton 3, Pandeglang, Banten

2001 – 2004 : MTS Darul Hijrah Wal Banna, Pandeglang, Banten 2006 – 2009 : SMKN 2 Pandeglang, Banten

2009 – Sampai sekarang: S1 Komunikasi Jurnalistik, Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung

Non Formal


(1)

50

kinerja Untuk mahasiswa yang melakukan PKL sehingga dapat bekerja dengan baik dan profesional.

Selama Melakukan PKL, mahasiswa banyak mendapatkan Ilmu yang tidak mahasiswa PKL dapatkan diperkuliahan, baik dari segi pelatihan menjadi seorang wartawan, tekhnik penulisan berita, tekhnik foto jurnalistik dan cara wawancara dengan narasumber.


(2)

51 3.1. Kesimpulan

Penulis dapat menyimpulkan bahwa Jurnalistik lebih berorientasi kepada pihak perusahaan dan masyarakat pada umumnya, namun secara khusus Setiap media massa, baik cetak maupun elektronik berlomba-lomba menyajikan informasi, baik yang besifat hanya sekedar informasi, mendidik, mempersuasi atau bahkan menyenangkan, memuaskan dan menghibur masyarakat luas.

Jurnalistik atau wartawan majalah kegiatannya jauh lebih santai jika dibandingkan kegiatan wartawan koran harian.

Aktifitas Kerja yang dilakukan oleh penulis sewaktu melaksanakan Praktek Kerja Lapangan yaitu :

1. Kegiatan rutin penulis yang terjadwal dan dikomandanni oleh redaksi sebelum melakukan peliputan ke lapangan dengan adanya rapat redaksi terlebih dahulu.

2. Kegiatan insidentil penulis yang tidak terjadwal atau mendadak sewaktu-waktu penulis melakukan peliputan secara mendadak tanpa ada rapat redaksi. Tetapi dari sini mental penulis benar-benar di asah agar menjadi Jurnalis yang berani, tidak pemalu biarpun di lakukan secara mendadak. 3. Membuat tulisan setelah melakukan peliputan adalah sebuah kewajiban


(3)

52

yang harus dilakukan oleh seorang jurnalis karena setelah melakukan peliputan, penulis dan rekan-rekan lainnya kembali ke kantor dan membuat tulisan sebelum diperiksa oleh redaktur dan diserahkan kepada pemimpin redaksi.

4. Dalam Majalah, jenis berita yang dipakai adalah berbentuk feature. Feature adalah suatu tulisan kreatif; terikat pada dasar-dasar jurnalistik dan juga sastra.

3.2. Saran-saran

3.2.1. Saran Untuk Perusahaan

Saran untuk perusahaan destinasia magz, penulis yang melakukan Praktek Kerja Lapangan yaitu:

1. Sebaiknya harus bisa meningkatkan atau menambahkan lagi pada rubriknya agar lebih menarik. Contohnya:

• Rubrik Suka-suka, isinya ulasan tentang pariwisata yang ada di dalam negri dan luar negeri.

• Rubrik Sejarah, isinya lebih khusus mengulas tentang sejarah berdirinya kota/kabupaten yang ada di Indonesia serta dikaitkan kepariwisatanya


(4)

2. Foto atau gambar pada destinasia magz diperbanyak intinya menambah pegawai wartawan foto sehingga bisa menjadi dukungan bagi reporter destinasia magz, efek yang timbul pastinya efek yang positif, karena akan menciptakan suatu keseimbangan bagi para jurnalis, serta semangat dalam bekerja.

3.2.2. Saran Untuk Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan Selanjutnya

Saran untuk mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL) selanjutnya yaitu:

1. Mahasiswa PKL harus bisa mencari perusahaan yang sesuai dengan disiplin ilmunya.

2. Menyarankan, untuk membuat persiapan sebelum pelaksanaan PKL, mahasiswa harus belajar terlebih dahulu yang diajarkan di kampus agar dapat menjaga nama baik pribadi, perguruan tinggi maupun intansi.

3. Mahasiswa PKL harus bisa menjalankannya secara baik, agar mahasiswa PKL selanjutnya mendapatkan nilai plus dari perusahaan, perusahaan pun tidak akan ragu apabila ada perekrutan pegawai.


(5)

69

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Irfan Irfianto Nama Penggilan : Ipong

Tempat Lahir : Pandeglang Tanggal Lahir : 18 Agustus 1991 Jenis Kelamin : Laki - laki Status Pernikahan : Belum Kawin Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam

Hobi : Menulis, Traveling

Alamat : Jalan Kubangsari 7 No. 48 Sekeloa, Bandung Telp : 083820911745


(6)

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN Formal

1996 – 2001 : SDN Karaton 3, Pandeglang, Banten

2001 – 2004 : MTS Darul Hijrah Wal Banna, Pandeglang, Banten 2006 – 2009 : SMKN 2 Pandeglang, Banten

2009 – Sampai sekarang: S1 Komunikasi Jurnalistik, Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung

Non Formal