Peranan Agens Antagonis Pseudomonas Spp. Kelompok Fluorescens Terhadap Perkembangan Penyakit Hawar Daun Kentang (Phytophthora Infestans (Mont.) De Bary)

I

PERANAN AGENS ANTAGONIS Pseudomonas spp. KELOMPOK
FLUORESCENS TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT HAWAR
DAUN KENTANG (Phytophthora infestans (Mont.) de Bary)

Oleh

YAYAN SOFYAN ISKANDAR '"

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1997

"AI'IJai el'lgkav mel'lgerjakal'l sesvafv,
ferjefik karel'la oral'lg lail'l afas pekerjul'I ifv,
mak:1 seger3l:1h hel'lfik:11'1 pekerjul'lmv. r:1pi m:1l'1:1k3l:1
el'lgkav :1kal'l melakvk:11'1 sesva fv, sal'lvjari al'l.h fakvf k:1rel'l:1
oral'lg lail'l, m:1k:1 seger3l:1h l:1kvkal'l sesv:1fv ifv. ..


C)(o.'Yo. ini kupersembo.hko.n un/uk:
CZimi, CJ3o.po., C)(o.ng fjo.no., %h CJ3ebed,
C)(epono.ko.n do.n uo.udo.Tt1ku serlo. Quru-guruku

RINGKASAN
YAYAN SOFYAN ISKANDAR.

Peranan Agens Antagonis Pseudomonas

spp. Kelompok Flourescens Terhadap Perkembangan Penyakit Hawar Oaun
Kentang (Phytophthora infestans (Mont.) de Bary).

(Oi bawah Bimbingan

TITIEK SITI YULIANI dan GIYANTO).

Penggunaan bahan kimia untuk mengendalikan penyakit hawar daun
kentang merupakan cara pengendalian yang banyak dipilih oleh petani
sehingga menimbulkan akumulasi biaya produksi serta dampak negatif

Penggunaan agens antagonis sebagai alternatif
terhadap lingkungan.
pengendalian yang lain terutama untuk patogen tanah telah banyak dicoba,
sedangkan untuk patogen filosfir masih dalam tahap penelitian. Oleh karena
itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk: (1) Mengetahui secara in-vitro
potensi penghambatan perkembangan P. infestans oleh bakteri
Pseudomonas spp. kelompok f1uorescens, (2) Mengetahui peranan agens
antagonis Pseudomonas spp. kelompok f1uorescens dalam mengendalikan
penyakit hawar daun kentang (Phytophthora infestans), (3) Mengetahui saat
yang tepat untuk mengendalikannya, , (4) Analisis populasi mikroorganisme
tanah pad a berbagai interaksi perlakuan.
Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan Balai Penelitian
Hortikultura Segunung, Cipanas, Cianjur serta Laboratorium Bakteriologi dan
Mikologi Tumbuhan, jurusan HPT, FAPERTA, IPB. Mulai Februari sampai
Oktober 1996.
Metode yang digunakan untuk menguji antagonisme secara in-vitro
adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Pada metode cawan
tuang, bakteri antagonis dengan konsentrasi 107 cfu/ml ditumbuhkan terlebih
dahulu sekitar 24 jam kemudian pad a bagian tengah cawan diletakkan isolat
murni dari P. infestans. Pada metode cawan gores, bakteri antagonis dan

patogen diletakkan bersamaan pada kedua sisi cawan dengan jarak sekitar 4
cm. Media yang digunakan untuk pengujian ini adalah V8-juice Agar,
pengamatan dilakukan terhadap jari-jari koloni dari P. infestans.