HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN IKLIM (TEMPERATUR DAN CURAH HUJAN) DENGAN LUAS SERANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN KENTANG (Phytophthora infestans) DI JAWA BARAT.

ABSTRAK

Rindu Galih Rezza Rachmansyah, 2012. Hubungan Antara Perubahan Iklim
(Temperatur dan Curah Hujan) Dengan Luas Serangan Penyakit Hawar Daun
Kentang (Phytophthora infestans) di Jawa Barat. Di bawah bimbingan Tarkus
Suganda dan Sudarjat.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia saat ini adalah perubahan iklim yang tidak
menentu akibat adanya pemanasan global. Perubahan iklim telah memberikan dampak
yang sangat besar bagi system pertanian di Indonesia. Tanaman kentang merupakan salah
satu komoditas sumber pangan juga terpengaruh oleh perubahan iklim. Salah satu
penyakit penting yang sangat peka terhadap perubahan temperatur dan curah hujan pada
tanaman kentang adalah hawar daun (Phytophthora infestans). Dikarenakan perubahan
iklim yang sedang berlangsung selama beberapa tahun belakangan ini, serangan penyakit
hawar daun ini mengalami penurunan dikarenakan perubahan iklim global yang sedang
terjadi terutam temperatur dan curah hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh dari perubahan temperatur dan curah hujan terhadap
kemunculan dan intensitas serangan penyakit hawar daun (P. infestans) pada tanaman
kentang, khususnya di sentra penanaman kentang Jawa Barat.
Penelitian dilakukan dengan metode survey dan observasi langsung ke lapangan
dilengkapi dengan wawancara kepada petani dari dua daerah penghasil kentang terbesar
di Jawa Barat yaitu di Pangalengan dan Garut (Pasirwangi dan Cisurupan). Serta

mengambil data sekunder seperti data temperatur, curah hujan dan intensitas serangan
penyakit hawar daun yang terdapat pada instansi-instansi pemerintahan yang terkait.
Kemudian data yang diperoleh akan di tabulasi dan dianalisis secara deskriptif dengan
menggunakan diagram dan table-tabel pendukung.
Hasil dari analisis data yang didapat dari hasil survey dan observasi di lapangan tidak
sesuai dengan yang di harapkan, dikarenakan terdapat banyak sekali data-data yang tidak
tersedia di instansi terkait yang mengurusi hal tersebut. Salah satu contohnya adalah tidak
adanya data intensitas serangan hawar daun sehingga di gantikan oleh data luas serangan.
Setelah dilakukan uji korelasi ternyata hasilnya menunjukan bahwa luas serangan tidak
memeiliki tingkat korelasi yang tinggi bila dikorelasikan dengan temperatur dan curah
hujan. Sehingga dibutuhkan penelitian secara berkelanjutan untuk mengetahui korelasi
yang ada antara luas serangan beserta temperatur dan curah hujan. Sehingga hasil yang di
dapat tidak dapat di jadikan patokan ataupun komparasi untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan antara luas serangan dengan temperatur dan curah hujan.
Kata kunci : perubahan iklim, Phytophthora infestans, temperatur, curah hujan, Jawa
Barat.

iv

ABSTRACT


Rindu Rezza Galih Rachmansyah, 2012. Relationship Between Climate Change
(Temperature and Rainfall) With Broad Attack of Potato Late Blight
(Phytophthora infestans) in West Java. Under the guidance Tarkus Suganda and
Sudarjat.
One of the problems facing the world today is the uncertainty of climate change due to
global warming. Global climate change is a very big impact for Indonesia. Potato crop is
one of the world's commodity food sources that are also vulnerable to global warming.
One of the important diseases that are very sensitive to temperature and climate change is
potato late blight (Phytophthora infestans). Due to ongoing climate change over the last
few years, late blight disease was declining due to global climate change is happening
chiefly temperature and precipitation. This research aims to determine how large the
effect of changes in temperature and rainfall against Broad Attack of potato late blight
disease (P. infestans) on potato plants, especially in the center of potato cultivation in
West Java.
The research was conducted by survey method and direct observation in the field
equipped with an interview to the farmers of two of the largest potato producing areas in
West Java which is in Pangalengan and Garut (Pasirwangi and Cisurupan). As well as
taking secondary data such as temperature data, rainfall and intensity of potato late blight
disease found in Goverment department concerned. Then the obtained data will be

tabulated and analyzed descriptively using the diagram and supporting tables.
Results of analysis of data obtained from the survey results and field observations do not
match those expected, because there are a lot of data that are not available in the relevant
agencies that take care of it. One example is the lack of data so that the intensity of late
blight attack was replaced by the data area of attack. After test results showed that the
correlation was not high with broad attack of potato late blight when correlated with
temperature and rainfall. So that research is needed on an ongoing basis to determine any
correlation between the area of the attack along with temperature and rainfall. So that the
results can not be made in the benchmark or comparison to determine whether there is
any relationship between the area of attack with temperature and rainfall.
Key words: climate change, Phytophthora infestans, temperature, rainfall, West Java.

v