BAB IV ANALISIS DATA
Hendri Setiawan L2A001076
Jahiel R. Sidabutar L2A001084
102
4.3.3. Perencanaan Ketinggian Tanggul Utama dan Tanggul Antara
Untuk mendesain ketinggian tanggul dari tambak, maka data yang digunakan adalah data Air Pasang Tertinggi Paling Tinggi APTPT dari data
pasang surut bulanan selama kurun waktu dari tahun 2001 sampai 2005. Data
pasang surut yang diperlukan adalah data Air Pasang Tertinggi Paling Tinggi APTPT tiap bulan selama 5 tahun. Data Air Pasang Tertinggi Paling Tinggi
APTPT dari tahun 2001 sampai 2005dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Data Air Pasang Tertinggi Paling Tinggi APTPT
TAHUN BULAN
JANUARI 126 tgl 14
136 tgl 7 236 tgl 25
123 tgl 24 132 tgl 16
FEBRUARI 120 tgl 11
140 tgl 28 236 tgl 17
115 tgl 19 MARET
126 tgl 9 141 tgl 2
136 tgl 26 123 tgl 16
110 tgl 19 APRIL
124 tgl 4 195 tgl 9
135 tgl 22 139 tgl 14
143 tgl 30 MEI
137 tgl 29 222 tgl 23
132 tgl 12 134 tgl 1,12,14
152 tgl 3,4,31 JUNI
122 tgl 1,2,26 232 tgl 19
132 tgl 7 146 tgl 8,9
152 tgl 27 JULI
110 tgl 10 230 tgl 6
115 tgl 13 143 tgl 6
131 tgl 15 AGUSTUS
230 tgl 14 110 tgl 26,30
129 tgl 29,31 128 tgl 21
SEPTEMBER 226 tgl 8
116 tgl 6 133 tgl 29
128 tgl 16 OKTOBER
234 tgl 15 122 tgl 5,25
140 tgl 23 128 tgl 13,14
NOVEMBER 240 tgl 29,30
131 tgl 30 135 tgl 21
132 tgl 12 DESEMBER
237 tgl 26 126 tgl 1
134 tgl 18 130 tgl 8
2001 2002
2005 2004
2003
Dari data APTPT yang telah diketahui tersebut Air Pasang Tertinggi Paling Tinggi APTPT terjadi pada tanggal 29 November 2002 dan 30 November 2002
pada ketinggian 240 cm. Maka ketinggian tanggul utama ditambah tinggi jagaan 50 cm adalah 290 cm
≈ 3 m. Sedangkan untuk tanggul antara yaitu tanggul yang memisahkan satu tambak dengan tambak yang lain adalah = APTPT ditambah
tinggi jagaan 30 cm = 270 cm ≈ 2,7 m
4.3.4. Perencanaan Elevasi Dasar Tambak Pelataran Tambak
Untuk menentukan elevasi dasar pelataran tambak, maka data yang digunakan adalah data Air Pasang Rata-Rata APRR. Tinggi permukaan dasar
tambak yang baik adalah yang terletak 40 cm di bawah permukaan air pasang rata-rata Slamet Soeseno, “budidaya ikan dan udang dalam tambak” PT.
Gramedia, Jakarta, 1988 .
Untuk itu, diperlukan perhitungan rata-rata dari Air Pasang selama kurun waktu 5 tahun dari 2001-2005. Data Air Pasang rata-rata per bulan selama 5
tahun ditampilkan pada Tabel 4.6.
BAB IV ANALISIS DATA
Hendri Setiawan L2A001076
Jahiel R. Sidabutar L2A001084
103
Tabel 4.6. Data Air Pasang Rata-Rata APRR
TAHUN BULAN
JANUARI 74.11
88.44 184.70
70.96 75.19
FEBRUARI 74.45
88.91 139.11
65.03 MARET
74.89 91.88
74.89 73.84
67.08 APRIL
75.13 134.70
77.55 80.09
80.80 MEI
80.49 163.28
84.18 83.64
94.43 JUNI
78.08 173.61
78.58 83.03
92.84 JULI
72.97 180.43
68.14 88.26
85.82 AGUSTUS
186.65 66.77
77.98 70.82
SEPTEMBER 190.71
68.89 83.11
73.16 OKTOBER
187.89 71.23
78.78 72.42
NOVEMBER 184.51
70.80 78.62
77.50 DESEMBER
185.85 72.47
73.42 74.03
2005 2001
2002 2003
2004
Air pasang rata-rata selama 5 tahun = 5245.11
97,11 11
= cm
Jadi dapat ditentukan elevasi dasar pelataran tambak adalah 97,11 cm – 40 cm = 57,11 cm
≈ 60 cm
4.3.5. Perencanaan Elevasi Dasar Saluran Luar Saluran Sekunder dan
Drainase
Untuk menentukan elevasi dasar saluran luar, maka terlebih dahulu harus ditentukan kedalaman parit keliling dan kedalaman saluran pembagi air.
Kedalaman parit keliling bila dihitung dari muka dasar pelataran tengah harus sama dengan kedalaman dasar pelataran tengah itu bila dihitung dari
permukaan air pasang rata-rata. Sedangkan kedalaman saluran pembagi air yang baik ialah 15 cm lebih rendah daripada kedalaman parit keliling. Sedangkan
kedalaman saluran luar yang baik adalah 10 cm lebih rendah daripada kedalaman saluran pembagi air Slamet Soeseno, 1988.
Untuk itu ditentukan kedalaman atau elevasi parit keliling adalah 60 cm – 40 cm = +20 cm. Sedangkan dasar saluran luar ditentukan berada 20 cm dibawah
parit keliling sehingga elevasi dasar saluran sekunder = +0 cm.
4.3.6. Perencanaan Ketinggian Air di Saluran Sekunder