PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK MEMANFAATKAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KALI TENGGANG KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

(1)

BAB V PERENCANAAN 108

BAB V

PERENCANAAN KONSTRUKSI

5.1.

Tinjauan Umum

Perencanaan irigasi tambak didasarkan atas kelayakan teknis di lokasi perencanaan. Selanjutnya perencanaan diarahkan pada efisiensi dan kemudahan operasional tambak sehingga dapat memberikan tingkat keuntungan yang maksimal. Selain itu hal-hal teknis yang menyangkut tentang aliran air yang masuk dan keluar tambak harus diperhatikan agar sirkulasi air bisa berjalan dengan baik dan kualitas air dalam tambak bisa terjaga.

5.2.

Lay – Out Jaringan Saluran

Sebelum dilakukan perhitungan secara detail, terlebih dahulu dibuat lay-out jaringan salurannya. Pembuatan lay-out jaringan saluran ini harus disesuaikan dengan kondisi topografi, tata guna lahan, kondisi bangunan existing, kondisi tanah dan lain-lain. Pertimbangan teknis yang harus diperhitungkan dalam lay-out saluran pada tata saluran untuk irigasi tambak adalah bahwa volume air yang masuk ke dalam saluran sekunder harus dapat mengairi/memenuhi kebutuhan air dalam tambak selama masa pasang air laut.

Saluran air pada tambak yang lazim di Indonesia dan yang sudah lama dibangun mempunyai fungsi ganda yaitu untuk mengisi air pada waktu air laut pasang dan membuang air pada waktu surut. Dengan makin majunya teknologi budidaya, saluran pemasukan dan pengeluaran kemudian dibuat terpisah untuk menghindari pencampuran air buangan (air yang sudah busuk) dengan air segar ke dalam tambak.

Pembuatan saluran pemasukan dan pengeluaran yang dibuat terpisah menjadi penting karena tambak yang dilakukan secara intensif maupun semi intensif biasanya padat penebaran benihnya tinggi dan diikuti dengan pemberian pakan tambahan untuk menunjang pertumbuhan ikan atau udang yang dipelihara. Konsekuensi dari padat penebaran benih yang tinggi dan pemakaian pakan


(2)

BAB V PERENCANAAN 109 ikan dan udang yang dipelihara. Oleh karena itu, tambak yang diusahakan secara intensif harus sering diganti airnya.

Pada perencanaan irigasi tambak di Sungai Tenggang ini, direncanakan menggunakan saluran pasok dan saluran pematusan terpisah. Tambak yang akan direncanakan ini terletak di Kelurahan Terboyo Kulon dan Terboyo Wetan dan teletak berdekatan dengan Sungai Tenggang dan Sungai Sringin sehingga memungkinkan untuk dibuat saluran pasok dan pematusan yang terpisah.

Dengan menggunakan pertimbangan bahwa muara sungai yang mempunyai kualitas air yang lebih baik digunakan sebagai saluran utama bagi saluran pasok dan muara sungai yang mempunyai kualitas air yang kurang baik digunakan sebagai saluran utama bagi saluran pematusan. Karena keterbatasan data kualitas air yang ada, maka diasumsikan bahwa di muara Sungai Tenggang, kualitas airnya lebih baik daripada muara Sungai Sringin. Untuk itu, saluran utama saluran pasok adalah Sungai Tenggang dan saluran utama saluran pematusan adalah Sungai Sringin.

Untuk batasan tambak yang akan direncanakan adalah kelompok tambak yang ada di kanan dan kiri Sungai Tenggang dengan batas-batas sbb :

Utara : Pantai/pesisir Laut Jawa Timur : Sungai Sringin

Selatan : Jalan Arteri Utara

Barat : Sungai Banjir Kanal Barat

Untuk lay-out jaringan irigasi tambak dan skema jaringan irigasi ditampilkan dalam Lampiran.

5.3.

Rencana Tambak

5.3.1.

Petak Tambak

Dalam perencanaan tata letak unit tambak, beberapa hal pokok yang menjadi perhitungan adalah jaminan irigasi, kemudahan operasional dan optimalisasi pemanfaatan lahan. Untuk menghemat jumlah saluran tersier yang ada, maka dilakukan pengelompokan-pengelompokan tambak sehingga nantinya tiap-tiap kelompok tambak menggunakan satu saluran tersier. Luasan tambak setelah


(3)

BAB V PERENCANAAN 110 dikelompokkan berkisar antara 2 – 17 ha. Pengelompokan tambak yang dipasok oleh masing-masing saluran sekunder dapat dilihat pada Tabel 5.1

Tabel 5.1. Pengelompokan Tambak pada masing-masing saluran NAMA

SALURAN RUAS

NAMA TAMBAK

LUAS AREAL (HA)

RK I 1

2 3 K.I.1.Ki K.I.1.Ka K.I.2.Ki K.I.2.Ka K.I.3.Ka 2.5 4.6 9.3 4.7 9.6

RK II 1

2 3 K.II.1.Ki K.II.1.Ka K.II.2.Ki K.II.3.Ka 5.4 2.0 2.2 10.5

RK III 1

2

K.III.1.Ka K.III.2.Ki

5.0 6.1

RK IV 1

2 3 K.IV.1.Ki K.IV.1.Ka K.IV.2.Ka K.IV.3.Ki K.IV.3.Ka K.IV.4.Ki K.IV.4.Ka 10.0 9.7 5.7 12.9 17.1 7.3 6.6

RK V 1

2 K.V.1.Ki K.V.1.Ka K.V.2.Ki 10.1 7.5 2.4

RK VI 1

2 3 4 5 6 K.VI.1.Ki K.VI.1.Ka K.VI.2.Ka K.VI.3.Ka K.VI.4.Ki K.VI.5.Ka K.VI.6.Ka K.VI.7.Ki 5.4 9.5 7.8 7.4 7.9 7.9 17.8 6.7

RK VII 1

2 3 4 K.VII.1.Ki K.VII.2.Ka K.VII.3.Ka K.VII.4.Ka 7.9 4.6 6.8 6.8


(4)

BAB V PERENCANAAN 111

5.3.2.

Saluran Pasok dan Saluran Buang

Untuk menghubungkan antara tambak dan sumber air baik dari laut maupun sungai diperlukan saluran-saluran yang menuju tambak maupun keluar tambak. Saluran yang digunakan terdiri dari saluran primer, saluran sekunder dan saluran tersier. Untuk tugas akhir ini, perencanaan hanya sebatas pada saluran primer dan sekunder saja.

Sebagai saluran primer sebagai sumber utama saluran pasok irigasi tambak, digunakan aliran Sungai Tenggang dan sebagai saluran pembuangan air drainase dari petak tambak digunakan Sungai Sringin. Air dari saluran primer dialirkan ke saluran-saluran sekunder meggunakan pengaruh pasang air laut melalui bangunan inlet sedangkan buangan air (pergantian air ) dari petak tambak dialirkan secara gravitasi masuk ke saluran pematusan melalui bangunan outlet dan akhirnya masuk ke Sungai Sringin.

5.3.2.1 Saluran Pasok

Saluran pasok berfungsi untuk memberikan air pasok ke tambak. Saluran pasok yang direncanakan hanya pada saluran sekunder saja karena saluran pasok primer yang digunakan adalah saluran Sungai Tenggang sesuai dimensi yang ada. Dasar saluran pasok sekunder dibuat dengan kemiringan 0,0002 miring kearah hilir saluran..

Dari perhitungan data pasang surut di Bab IV, telah diketahui bahwa elevasi dasar saluran terletak yaitu ketinggian +0 cm pada hulu saluran yaitu Sungai Tenggang dan elevasi pelataran tambak yaitu +60 cm. Kemiringan tanggul adalah 1:1 dan elevasi puncak tanggul di saluran pasok sekunder +3,00 m.

Lebar dasar saluran sekunder untuk saluran pasok menggunakan ketentuan dari Balai Sumber Daya Air Payau Jepara tahun 1984. Tabel hubungan antara lebar saluran utama, perbedaan pasang surut dan luas areal pertambakan diberikan pada Tabel 5.2


(5)

BAB V PERENCANAAN 112

Tabel 5.2. Hubungan Antara Lebar Saluran Utama, Perbedaan Pasang Surut dan luas Areal Pertambakan

Perbedaan Pasang Surut (m)

Luas Areal (Ha)

Lebar Saluran Utama (m)

Kurang dari 1,5 Kurang dari 1,5 Lebih dari 1,5 Lebih dari 1,5

20 atau kurang Lebih dari 20 20 atau kurang Lebih dari 20

5 6 7 8 (sumber : Balai Budi Daya Air Payau, Jepara, 1984)

Dari ketentuan tersebut diatas, dengan perbedaaan pasang surut di lokasi study adalah kurang dari 1,5 m, maka lebar dasar saluran sekunder / saluran pasok dapat ditentukan sbb:

Tabel 5.3. Lebar Saluran Masing-Masing Saluran Sekunder Saluran Luas Areal Total ( 2

m ) Lebar Saluran (m)

RK I RK II RK III RK IV RK V RK VI RK VII

30.7 20.1 11.1 69.3 20.0 70.4 28.9

6 6 5 6 5 6 6

5.3.2.2 Saluran Buang

Saluran buang adalah saluran yang berfungsi untuk melewatkan air buangan dari tambak yang berasal dari pergantian air harian maupun akibat luapan air hujan. Dalam analisis perhitungan drainase pada areal pertambakan digunakan sistem gravitasi. Hal tersebut dapat dilakukan mengingat elevasi tambak cukup tinggi dibandingkan elevasi dasar saluran drainase. Dasar saluran buang dibuat dengan kemiringan 0,0002 miring kearah hilir saluran..

Untuk dimensi, elevasi dasar saluran, kemiringan tebing dan lebar saluran pada saluran drainase, dibuat sama dengan saluran pasok dengan pertimbangan kemudahan pelaksanaan di lapangan.


(6)

BAB V PERENCANAAN 113

5.3.3.

Pematang

Pematang adalah bagian konstruksi dari tambak yang fungsi utamanya adalah menahan air. Pematang tambak harus mampu menahan tekanan air dari dalam maupun luar petakan tambak. Untuk menghindari banjir yang disebabkan oleh meluapnya air dari saluran, pematang harus dibuat lebih tinggi dari permukaan air pasang tertinggi. Secara garis besar, pematang dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu pematang utama dan pematang antara.

5.3.3.1 Pematang Utama

Pematang utama adalah pematang yang memisahkan antara tambak dengan saluran utama atau memisahkan antara tambak dengan laut lepas. Karena merupakan garis pertahanan terdepan, maka konstruksinya harus benar-benar kuat agar dapat berfungsi sebagai benteng yang sanggup menahan badai pasang yang mungkin terjadi. Fungsi lainnya adalah sebagai batas kepemilikan lahan atau hak guna usaha suatu unit pertambakan. Untuk pematang dengan tanah yang cukup kuat dibuat dengan lebar 2,0 m – 2,5 m. Adapaun perbandingan tinggi dan lebar talud sisi luar adalah 1 : 1,5 dan sisi dalam 1 : 1.

5.3.3.2 Pematang Antara

Pematang antara adalah pematang yang memisahkan antara tambak satu dengan yang lainnya dan fungsi utamanya adalah menjaga agar air yang mengalir melalui saluran utama terutama saat pasang tertinggi tidak limpas ke pematang atau masuk ke dalam petakan tambak. . Karena fungsinya hanya sebagai pembagi tambak diantara pematang utama, maka ketinggiannya berada di bawah pematang utama dan ukurannya lebih kecil dari pematang utama. Untuk pematang antara dengan kondisi tanah cukup keras, dibuat dengan lebar 0,5 m – 1,5 m dengan perbandingan lebar dan tinggi talud adalah 1 : 1.

Dari perhitungan data pasang surut di Bab IV telah diketahui bahwa ketinggian tanggul utama adalah 300 cm = 3,0 m dan ketinggian tanggul antara adalah 270 cm = 2,70 m.

Potongan melintang dari gambar saluran sekunder dan petak tambak ditampilkan pada gambar 5.1


(7)

BAB V PERENCANAAN 114

Gambar 5.1. Potongan Melintang dan Petakan Tambak 5.3.4.

Bangunan Pemasok dan Pembuang

Bangunan pemasok merupakan pintu pemasukan air dari saluran pasok ke kolam tambak. Sedangkan bangunan pembuang merupakan pintu pengeluaran air dari kolam tambak ke saluran buang. Dimensi dari bangunan pemasok dan pembuang berbeda-beda, tergantung dari luas dari masing-masing tambak.

Direncanakan, kedalaman air minimum dalam tambak adalah 25 cm. Jadi elevasi dasar pintu saluran pemasok dan pembuang adalah :

= elevasi dasar tambak + kedalaman air = 60 + 25 = +85 cm

Pada bangunan pemasok tambak, terdapat satu jenis pintu yaitu pintu air sekunder (tokoan) yang berfungsi mengalirkan air ke dalam unit tambak. Sedangkan pada bangunan pembuang terdiri dari 2 jenis pintu yaitu pintu Skot Balok dan pintu air sekunder (tokoan). Pintu skot balok pada bangunan pembuang berfungsi bila tambak akan dikeringkan / dikuras. Dengan adanya pintu sekunder dan pintu skot balok, diharapkan pengaturan air yang masuk ke dalam tambak akan lebih mudah.

Elevasi dasar pintu dan saluran pembuang adalah sama dengan bangunan inlet yaitu + 85 cm. Sedangkan elevasi dasar pintu skot balok adalah sama dengan elevasi dasar tambak yaitu +60 cm.

5.3.5.

Perencanaan Pintu Air

Untuk menunjang fungsi saluran yang optimal, maka diperlukan bangunan pengendali air berupa pintu-pintu air. Pintu-pintu air dibangun di ujung-ujung saluran sekunder. Pintu air tersebut berupa pintu klep. Prinsip kerjanya adalah bila


(8)

BAB V PERENCANAAN 115 ketinggian air di hulu pintu lebih tinggi dari ketinggian air di hilir pintu maka pintu akan membuka, sedangkan pintu akan membuka pada kondisi sebaliknya.

Pintu air tersebut berfungsi antara lain untuk :

• Menahan air di dalam unit untuk menjamin elevasi muka air di saluran pada ketinggian tertentu

• Memasukkan air pada saat pasang untuk keperluan irigasi tambak

• Membantu proses sirkulasi air di saluran

• menahan air pasang tinggi pada saat sungai banjir, sehingga lahan petani terlindungi dari banjir.

Untuk perhitungan detail pintu dan pengoperasian pintu klep, akan dibahas pada BAB selanjutnya.

5.4.

Perencanaan jaringan irigasi

Untuk merencanakan jaringan irigasi tambak, maka beberapa hal pokok yang perlu dipertimbangkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan berguna agar suatu jaringan irigasi mampu berfungsi baik dan berdaya guna secara efisien. Beberapa hal itu antara lain sbb :

• Pengelolaan air tambak serta pengeringan tambak pada saat persiapan dapat dilakukan dengan mudah melalui perencanaan jaringan irigasi yang baik. Selain itu juga memperhitungkan posisi dasar tambak terhadap keadaan pasang surut.

• Pemanfaatan potensi pasang seefektif mungkin untuk menghemat biaya pemakaian bahan bakar pompa.

• Penerapan tingkat teknologi budidaya disesuaikan dengan daya dukung lahan dan tingkat ketrampilan petani.

• Sedapat mungkin memanfaatkan sungai-sungai dan saluran yang ada.

• Jalan produksi memanfaatkan tanggul saluran primer yang berada di kanan dan kiri sepanjang saluran primer.

Perancangan sistem tata saluran umumnya didasarkan pada prinsip bahwa sarana jaringan tata saluran yang direncanakan harus dapat melayani kebutuhan pemberian air dan pembuangan air yang berlebih. Untuk keperluan analisis debit


(9)

BAB V PERENCANAAN 116 perhitungan debit andalan sebagai beban air akibat pengaruh hujan, debit sungai dan data pasang surut dari muara saluran primer untuk mengetahui pengaruhnya terhadap debit yang akan masuk ke dalam saluran sekunder. Sedangkan untuk keperluan analisis debit pada saluran pembuang, diperlukan data volume air dalam tambak yang harus didrain dan data pasang surut pada muara saluran pembuang.

Untuk perencanaan aliran air untuk mengetahui besarnya volume air yang akan masuk ke dalam tambak, kecepatan aliran dalam saluran dan ketinggian air di dalam saluran maka digunakan program HEC-RAS (Hidrologic Engineering Center–River Analysis System). Hitungan dimaksudkan untuk mendapatkan parameter hidraulik desain saluran sehingga bisa melakukan pemodelan sebagai upaya penanganan masalah yang terjadi. Analisa hidrolika yang digunakan ini menggunakan perhitungan profil muka air unsteady.

Simulasi aliran unsteady dalam perhitungan HEC-RAS mampu menghitung aliran tak tetap 1D melalui suatu jaringan saluran terbuka.. Aliran unsteady dikembangkan terutama untuk perhitungan keadaan aliran sub-kritis. Dengan HEC-RAS versi 3.1.1, model tersebut dapat menampilkan bermacam-macam hitungan dari berbagai keadaan aliran (sub-kritis, super-kritis, serta loncatan hidrolis) pada perhitungan aliran tak tetap.

5.4.1.

Perencanaan Jaringan Saluran Sekunder / Saluran Pasok

Untuk merencanakan jaringan irigasi di saluran , maka terlebih dahulu harus diperkirakan luas daerah layanan yang harus dipenuhi oleh saluran primer, sekunder maupun tersier. Yang dimaksud daerah layanan adalah luas lahan yang harus dilayani oleh masing-masing saluran baik saluran tersier, sekunder maupun primer.

Dilihat dari jaringan yang direncanakan, luas daerah layanan saluran primer merupakan kumulatif dari luas daerah layanan saluran sekunder dan luas daerah layanan saluran sekunder merupakan kumulatif dari luas daerah layanan saluran tersier pada ruas tersebut. Sesuai dengan gambar lay-out pada, maka daerah layanan untuk masing-masing saluran sekunder dapat dilihat pada Tabel 5.4. dan daerah layanan untuk saluran primer dapat dilihat pada Tabel 5.5


(10)

BAB V PERENCANAAN 117

Tabel 5.4. Luas daerah layanan untuk ruas saluran pada saluran Sekunder NAMA

SALURAN RUAS

LUAS AREAL (HA)

LUAS AREAL KUMULATIF

(HA)

RK I 1

2 3 2.5 4.6 9.3 4.7 9.6 2.5 7.1 16.4 21.1 30.7 RK.II 1 2 3 5.4 2.0 2.2 10.5 5.4 7.4 9.6 20.1

RK III 1

2

5.0 6.1

5.0 11.1

RK IV 1

2 3 10.0 9.7 5.7 12.9 17.1 7.3 6.6 10.0 19.7 25.4 38.3 55.4 62.7 69.3

RK V 1

2 10.1 7.5 2.4 10.1 17.6 20

RK VI 1

2 3 4 5 6 5.4 9.5 7.8 7.4 7.9 7.9 17.8 6.7 5.4 14.9 22.7 30.1 38 45.9 63.7 70.4

RK VII 1

2 3 4 5 7.9 4.6 6.8 6.8 2.8 7.9 12.5 19.3 26.1 28.9


(11)

BAB V PERENCANAAN 118

Tabel 5.5. Luas daerah layanan untuk ruas saluran pada saluran Primer NAMA

SALURAN RUAS

LUAS AREAL (HA)

LUAS AREAL KUMULATIF

(HA)

RT 1

2 3 4 5 6 7

30.7 20.1 11.1 69.3 20 70.4 28.9

30.7 50.8 61.9 131.2 151.2 221.6 250.5

Untuk memperkirakan besarnya debit dan volume air yang akan masuk ke dalam tambak, harus ditentukan terlebih dahulu berapa persen pergantian air yang diperlukan per hari untuk seluruh tambak pada waktu air pasang. Untuk tambak yang sudah berisi air atau yang perlu ganti air sebagian, maka harus menunggu beberapa saat sampai air dalam saluran lebih tinggi dari air tambak. Untuk perencanaan waktu pasang guna pergantian air, direncanakan menggunakan data air pasang terendah (APR) seperti perhitungan pada BAB IV.

Dalam perkiraan, debit air masuk yang digunakan untuk menentukan kapasitas saluran tidak didasarkan pada volume air tambak seluruhnya melainkan pada volume air yang harus diganti per hari untuk seluruh tambak. Tidak seluruh tambak harus diganti airnya tiap hari, tergantung dari metode budidayanya. Untuk itu, perlu diperkirakan berapa persen dari seluruh tambak yang harus diganti airnya tiap hari dan berapa persen air yang harus diganti per tambak pada tiap pergantian air.

Dari perhitungan kebutuhan air tambak, telah direncanakan air yang akan diganti sebesar 10 % dari volume keseluruhan tambak. Volume air yang dibutuhkan oleh tambak sebesar 10 % dari volume tambak adalah 1800 m3/ha. Kebutuhan air ini harus dipenuhi lewat saluran sekunder per hari saat pasang datang. Untuk menghitung kebutuhan air yang harus dilewatkan ke dalam saluran sekunder dihitung dengan mengalikan antara kebutuhan air per Ha dengan luas daerah layanan. Untuk perhitungan kebutuhan air tambak yang dilewatkan dalam


(12)

BAB V PERENCANAAN 119

Tabel 5.6. Kebutuhan Air Tambak Di Saluran

NAMA SALURAN LUAS AREAL

(HA)

KEBUTUHAN AIR (M3)

RK I RK II RK III RK IV RK V RK VI RK VII

30.7 20.1 11.1 69.3 20 70.4 28.9

55260 36180 19980 124740

36000 126720

52020

5.4.2.

Perencanaan Jaringan Saluran Drainase / Saluran Buang

Selanjutnya, untuk keperluan drainase, maka diperhitungkan besarnya air yang harus didrain selama pasang paling tinggi. Pasang paling tinggi terjadi pada tanggal 29 November 2002 yaitu pada ketinggian 240 cm.

Karena direncanakan pergantian air dalam tambak adalah 10 % dari volume keseluruhan tambak, maka rencana air yang akan keluar dari tambak dapat dihitung dengan rumusan sbb:

10 % * (240 – 60)*luas tambak = 18 cm * luas tambak Dimana :

240 cm = ketinggian air maksimum dalam tambak rencana 60 cm = elevasi dasar tambak

18 cm = tinggi air yang diganti

Kedalaman air yang harus dilewatkan adalah 18 cm = 180 mm. Karena digunakan sebagai saluran buang maka data yang dipakai adalah data air surut. Lamanya surut yang terjadi pada tanggal 29 November 2002 adalah 16 jam. Air yang dikeluarkan per detik per luasan tambak dapat dihitung dengan rumusan sbb:

180

270 31, 25 16

mm mm

jam = hari = l / det / ha

Dari besarnya kebutuhan air diatas, dikalikan dengan luasan dari masing- masing tambak dapat diketahui besarnya debit rencana yang lewat dalam saluran outlet. Besarnya debit yang keluar dari dalam tambak pada masing-masing


(13)

BAB V PERENCANAAN 120 tambak dapat dilihat pada Tabel 5.7 dan debit yang masuk ke dalam saluran drainase per saluran ditampilkan pada Tabel 5.8

Tabel 5.7. Debit yang keluar dari masing-masing tambak

NAMA TAMBAK LUAS AREAL

(HA)

DEBIT (m3/ det)

K.I.1.Ki K.I.1.Ka K.I.2.Ki K.I.2.Ka K.I.3.Ka 2.5 4.6 9.3 4.7 9.6 0.0781 0.1438 0.2906 0.1468 0.3000 K.II.1.Ki K.II.1.Ka K.II.2.Ki K.II.2.Ka 5.4 2.0 2.2 10.5 0.1688 0.0625 0.0687 0.3281 K.III.1.Ka K.III.2.Ki 5.0 6.1 0.1563 0.1906 K.IV.1.Ki K.IV.1.Ka K.IV.2.Ka K.IV.3.Ki K.IV.3.Ka K.IV.4.Ki K.IV.4.Ka 10.0 9.7 5.7 12.9 17.1 7.3 6.6 0.3125 0.3031 0.1781 0.4031 0.5343 0.2281 0.2063 K.V.1.Ki K.V.1.Ka K.V.2.Ki 10.1 7.5 2.4 0.3156 0.2343 0.0750 K.VI.1.Ki K.VI.1.Ka K.VI.2.Ka K.VI.3.Ka K.VI.4.Ki K.VI.5.Ka K.VI.6.Ka K.VI.7.Ki 5.4 9.5 7.8 7.4 7.9 7.9 17.8 6.7 0.1687 0.2968 0.2438 0.2312 0.2468 0.2468 0.5563 0.2094 K.VII.1.Ki K.VII.2.Ka K.VII.3.Ka K.VII.4.Ka 7.9 4.6 6.8 6.8 0.2468 0.1438 0.2125 0.2125


(14)

BAB V PERENCANAAN 121

Tabel 5.8. Debit total yang masuk ke dalam saluran drainase

NAMA SALURAN NAMA TAMBAK

DEBIT

3

(m / det)

DEBIT KUM

3

(m / det) Drainase 1 Tenggang K.I.1.Ki

K.I.2.Ki

0.0781 0.2906

0.0781 0.3687 Drainase 2 Tenggang K.II.1.Ka

K.II.2.Ka

0.0625 0.3281

0.0625 0.3906 Drainase 3 Tenggang K.II.1.Ki

K.II.2.Ki K.III.1.Ka 0.1688 0.0687 0.1563 0.1688 0.2375 0.3938 Drainase 4 Tenggang K.III.2.Ki

K.V.2.Ki

0.1906 0.0750

0.1906 0.2656 Drainase 5 Tenggang

K.V.1.Ki 0.3156 0.3156

Drainase 1 Sringin K.I.1.Ka K.I.2.Ka K.I.3.Ka K.IV.1.Ki K.IV.3.Ki K.IV.4.Ki 0.1438 0.1468 0.3000 0.1687 0.4031 0.2281 0.1438 0.2906 0.5906 0.7593 1.1624 1.3905 Drainase 2 Sringin K.IV.1.Ka

K.IV.2.Ka K.IV.3.Ka K.IV.4.Ka K.VI.1.Ki K.VI.4.Ki K.VI.7.Ki 0.3031 0.1781 0.5343 0.2063 0.1687 0.2468 0.2094 0.3031 0.4812 1.0155 1.2218 1.3905 1.6373 1.8467 Drainase 3 Sringin K.VI.5.Ka

K.VI.6.Ka

0.2468 0.5563

0.2468 0.8031 Drainase 4 Sringin K.VI.1.Ka

K.VI.2.Ka K.VI.3.Ka K.VII.1.Ki K.VII.5.Ki 0.2968 0.2438 0.2312 0.2468 0.0875 0.2968 0.5406 0.7718 1.0186 1.1061 Drainase 5 Sringin K.VII.2.Ka

K.VII.3.Ka K.VII.4.Ka 0.1438 0.2125 0.2125 0.1438 0.3563 0.5688


(15)

BAB V PERENCANAAN 122

5.5.

Perencanaan Saluran menggunakan Program HEC-RAS

Untuk merencanakan suatu saluran dengan menggunakan program HEC-RAS, diperlukan suatu tahapan-tahapan yang harus dilalui dari awal sampai akhir. Agar hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan dan dapat dipertanggung jawabkan, maka perencanaan sebisa mungkin harus sesuai dengan data yang ada dan yang telah ada di lapangan. Data tersebut kemudian akan diproses oleh program HEC-RAS dan hasilnya dapat digunakan untuk perencanaan selanjutnya. Perencanaan saluran menggunakan program HEC-RAS melalui tahap-tahap sbb :

5.5.1.

Persiapan Analisis

Pada saat persiapan simulasi, dilakukan pengumpulan data yang akan digunakan pada proses simulasi, baik berupa data pasang surut di muara sungai maupun data debit aliran yang melewati sungai. Saluran yang ada terdiri dari 2 macam yaitu saluran pasok dan saluran drainase.

Pada perencanaan jaringan saluran pasok, terdapat 1 saluran Primer, 7 Saluran Sekunder dan 34 saluran tersier. Sedangkan untuk saluran drainase, terdiri dari 2 saluran primer, 8 saluran sekunder dan 34 saluran tersier. Untuk perencanaan nantinya, saluran yang direncanakan sebatas hanya pada saluran primer dan saluran sekunder saja.

Sumber data yang akan digunakan adalah :

1. Data geometri saluran

Data geometri yang digunakan adalah penampang melintang tiap stasiun, jarak antar stasiun, elevasi saluran, serta angka kekasaran Manning pada masing-masing stasiun.

Data geometri penampang melintang tiap stasiun, jarak antar stasiun pada saluran primer ini didapatkan dari Proyek Normalisasi Sungai Tenggang tahun 2006. Data geometri yang diperoleh dari Proyek Normalisasi Sungai Tenggang tahun 2006 dihitung/direncanakan berdasarkan ketinggian muka air laut rata-rata (Mean Sea Level / MSL).

Untuk perhitungan berikutnya, data geometri saluran disesuaikan dengan Mean Sea Level / MSL yang telah dihitung pada BAB IV. Data geometri penampang melintang tiap stasiun, jarak antar stasiun, elevasi dasar saluran pada


(16)

BAB V PERENCANAAN 123 saluran sekunder telah diperhitungkan pada BAB sebelumnya dan disesuaikan dengan kondisi daerah perencanaan.

2. Data debit andalan

Data debit andalan yang digunakan adalah dengan menggunakan perhitungan debit andalan menggunakan metode FJ Mock. Data debit andalan ini dihitung berdasarkan curah hujan di lokasi studi dan data klimatologi selama 5 tahun dari tahun 2001 - 2005. Data curah hujan dan data klimatologi didapatkan dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG Semarang). Data debit andalan yang digunakan telah diperhitungkan pada BAB IV.

3. Data pasang surut air laut

Pasang surut menyebabkan perubahan elevasi muka air laut sebagai fungsi waktu. Data pasang surut ini digunakan sebagai stage untuk kondisi hilir/muara sungai dalam program HEC-RAS. Data pasang surut yang digunakan sebagai data stage adalah data Air Pasang Tertinggi (APR) min.

Untuk perhitungan HEC-RAS nantinya, digunakan data pasang surut pada tanggal 18 Agustus 2003. Keseluruhan data pasang surut yang digunakan dari tahun 2001 sampai 2005 diperoleh dari PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III TANJUNG MAS Semarang. Data pasang surut dari tahun 2001 sampai tahun 2005 bisa dilihat pada Lampiran.

4. Data debit pergantian Air

Data debit pergantian air adalah data debit yang keluar dari tambak dan besarnya 10 % dari volume keseluruhan tambak. Data debit pergantian air telah dihitung pada BAB 5.4.2 diatas. Data debit pergantian air digunakan sebagai data input pada hulu dari masing-masing saluran drainase. Data ini digunakan apabila di muara saluran drainase tidak menggunakan pintu klep.


(17)

BAB V PERENCANAAN 124

5.5.2.

Proses Skematisasi Jaringan

Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka proses selanjutnya adalah skematisasi jaringan. Pada saat memasukkan data yang digunakan dalam proses simulasi, perlu adanya ketelitian dan seleksi terhadap data sekunder agar hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

5.5.2.1 Pemodelan

Pada proses ini dilakukan pemodelan geometri skema jaringan sistem sungai yang akan dianalisis sesuai dengan keadaan di lapangan. Setelah ditentukan lay-out jaringan pada BAB 5.2, selanjutnya dilakukan skematisasi dengan menggambarkan skema jaringan dengan tiga saluran primer dan tujuh saluran sekunder dan delapan saluran drainase. Skematisasi dilakukan terpisah antara saluran sekunder dan saluran drainase. Skematisasi jaringan Irigasi pasang surut di Sungai Tenggang ditunjukkan pada Gambar 5.2. dan Gambar 5.3


(18)

BAB V PERENCANAAN 125

622.5

340.5 23

293.5 209 117 38 0

468.5 153.5

58 0

1198 1080

661

356

10620

479 32

0

1254.2 919.8

672.5 553.8

323.3 13754.3

1014

754.7 685.7

518.7400 155.5

54.7 1891

1751

1285 1203

1048

767 650.5

588.5 532.5

502 502

97 0

Gambar 5.2. Skematisasi Jaringan Irigasi Tambak Saluran Sekunder di Sungai Tenggang 1

2

2

2

2 2

2 2

3 Data Masukan :

1. Input data pasang surut 2. Input data debit 0 m3/ det 3. Input data debit andalan


(19)

BAB V PERENCANAAN 126

Gambar 5.3. Skematisasi Jaringan Irigasi Tambak Saluran Drainase di Sungai Sringin

1176.5

744.5

514 357 100.5

1346.5 1000.5 600.5 488.5 316.5 184.5 60.5 0 1183.5 1000.5 780.5 580 500.5 300.5 200 60.5 0 324.5 250.5 50.5 0 1297 1234 1115 1000.5 754 691 593 470 361 245 0 738.5 671.5 602.5 300.5 226.5 0 325.5 132 0 1143 1041.5 969.5 686.5 590.5 472.5 339.5 200.5 102 25 0 669.5 500.5 350 60.5 0 431 278 200.5 50.5 0 536 302 200.5 100.5 0 546.5 52 0 1766 1461 971 703 472 319 215 132 0 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3

Data Masukan :

1. Input data pasang surut 2. Input data debit pergantian air 3. Input data debit 0 m3/ det


(20)

BAB V PERENCANAAN 127 Setelah proses skematisasi jaringan selesai, maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan interpretasi data penampang melintang sungai untuk tiap-tiap stasiun. Dari hasil interpretasi penampang sungai akan didapatkan :

• Koordinat-koordinat tiap stasiun (baik sumbu x maupun sumbu y)

• Jarak antar stasiun

Hasil interpretasi penampang melintang sungai dimasukkan sebagai data masukan untuk Geometric Data pada program HEC-RAS.

5.5.2.2 Data Aliran Unsteady

Data aliran unsteady dibutuhkan untuk melakukan analisis aliran unsteady. Data aliran unsteady yang digunakan adalah flow hidrograf di hulu Sungai Tenggang dan Stage Hidrograf di hilir Sungai Tenggang dan Sungai Sringin.

a. Data Aliran unsteady pada Saluran Sekunder

Flow Hidrograf

Data masukan flow hidrograf diambil dari analisis debit andalan pada BAB IV. Debit andalan adalah debit minimum dari sungai untuk keperluan irigasi. Besarnya debit andalan berbeda tiap bulannya sesuai dengan besarnya curah hujan tiap bulan pada daerah tersebut. Karena untuk data masukan pada program HEC-RAS ini berdasarkan data APT minimum yaitu pada tanggal 18 Agustus 2003, maka debit andalan yang digunakan adalah debit pada bulan Agustus sebesar 0,082 m/det.

Stage Hidrograf

Data stage hidrograf diambil dari grafik pasang surut APR (Air Pasang Terendah) minimum. Data pasang surut sebagai data masukan yaitu data pada tanggal 18 Agustus 2003. Data Stage hidrograf dapat dilihat pada Tabel 5.9.


(21)

BAB V PERENCANAAN 128

Tabel 5.9. Data Stage Hidrograf

Jam Tinggi Air

1.00 32

2.00 35

3.00 39

4.00 44

5.00 52

6.00 60

7.00 70

8.00 76

9.00 76

10.00 74

11.00 75

12.00 76

13.00 77

14.00 76

15.00 75

16.00 74

17.00 72

18.00 68

19.00 62

20.00 56

21.00 50

22.00 45

18 Agustus 2003

b. Data Aliran unsteady pada Saluran Drainase

Flow Hidrograf

Data masukan flow hidrograf pada Saluran Drainase adalah data debit pergantian air dari masing-masing tambak yang masuk ke dalam saluran drainase. Data debit pergantian air telah dihitung pada BAB 5.4.2 diatas. Data Flow hidrograf dapat dilihat pada Tabel 5.10.


(22)

BAB V PERENCANAAN 129

Tabel 5.10. Data Flow hidrograf pada Saluran Drainase

No. Nama Saluran Debit (m3/det)

1 Drainase 1 Tenggang 0.3687 2 Drainase 2 Tenggang 0.3906 3 Drainase 3 Tenggang 0.3938 4 Drainase 4 Tenggang 0.2656

5 Drainase 5Tenggang 0.3156

6 Drainase 1 Sringin 1.3905 7 Drainase 2 Sringin 1.8467 8 Drainase 3 Sringin 0.8031 9 Drainase 4 Sringin 1.1061 10 Drainase 5 Sringin 0.5688

Stage Hidrograf

Data stage hidrograf diambil dari grafik pasang surut APR (Air Pasang Terendah) minimum. Data pasang surut sebagai data masukan yaitu data pada tanggal 18 Agustus 2003. Data Stage hidrograf dapat dilihat pada Tabel 5.11.


(23)

BAB V PERENCANAAN 130

Tabel 5.11. Data Stage Hidrograf

Jam Tinggi Air

1.00 32

2.00 35

3.00 39

4.00 44

5.00 52

6.00 60

7.00 70

8.00 76

9.00 76

10.00 74

11.00 75

12.00 76

13.00 77

14.00 76

15.00 75

16.00 74

17.00 72

18.00 68

19.00 62

20.00 56

21.00 50

22.00 45

18 Agustus 2003

5.5.3.

Proses Eksekusi /

Running

Setelah pemodelan dianggap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dilapangan/sesuai dengan perencanaan awal. Maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan eksekusi / running terhadap data masukan. Saat proses running, perlu diperhatikan interval data dan waktu mulai serta berhentinya pembacaan data yang akan digunakan dalam perhitungan. Dalam kasus ini, interval yang digunakan adalah 15 menit serta data mulai perhitungan adalah pada tanggal 18 Agustus 2003 pukul 01.00 sampai pukul 22.00.


(24)

BAB V PERENCANAAN 131

5.5.4.

Hasil Perhitungan

Setelah program dieksekusi, hasil yang diperoleh dapat berupa ketinggian air pada tiap-tiap saluran, besarnya debit yang masuk ke saluran, percepatan aliran dan lain-lain. Untuk perencanaan jaringan irigasi tambak di Sungai Tenggang ini, data keluaran yang digunakan adalah data debit dan ketinggian air di dalam saluran

5.5.4.1 Hasil Perhitungan pada Saluran Sekunder

Hasil perhitungan pada saluran sekunder dengan menggunakan program HEC-RAS mendapatkan output berupa ketinggian air dan debit pada masing-masing saluran. Untuk perhitungan selanjutnya, yang digunakan adalah data ketinggian air pada muara tiap-tiap saluran sekunder sebagai data ketinggian air pada hulu pintu klep. Hasil perhitungan menggunakan program HEC-RAS dari muara tiap-tiap saluran sekunder ditampilkan pada Gambar 5.4Gambar 5.10

dan Tabel5.12

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3

0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15

Plan: PLAN River: SEKUNDER 1 Reach: TENGGANG RS: 622.5

Time

St

a

ge

(

m

)

Fl

o

w

(

m

3

/s

)

Legend

Stage Flow


(25)

BAB V PERENCANAAN 132

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20

Plan: PLAN River: SEKUNDER 2 Reach: TENGGANG RS: 293.5

Time St a ge ( m ) Fl o w (m 3 /s ) Legend Stage Flow

Gambar 5.5. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK II

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12

Plan: PLAN River: SEKUNDER 3 Reach: TENGGANG RS: 468.5

Time St a ge ( m ) Fl o w ( m 3 /s ) Legend Stage Flow

Gambar 5.6. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK III

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Plan: PLAN River: SEKUNDER 4 Reach: TENGGANG RS: 1198

Time St a ge ( m ) Fl o w ( m 3 /s ) Legend Stage Flow


(26)

BAB V PERENCANAAN 133

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08

Plan: PLAN River: SEKUNDER 5 Reach: TENGGANG RS: 479

Time St a ge ( m ) Fl o w ( m 3 /s ) Legend Stage Flow

Gambar 5.8. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK V

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Plan: PLAN River: SEKUNDER 6 Reach: TENGGANG RS: 1254.2

Time St a ge ( m ) Fl o w ( m 3 /s ) Legend Stage Flow

Gambar 5.9. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK VI

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25

Plan: PLAN River: SEKUNDER 7 Reach: TENGGANG RS: 1014

Time St a ge ( m ) Fl o w ( m 3 /s ) Legend Stage Flow


(27)

BAB V PERENCANAAN 134

Tabel 5.12. Hasil Perhitungan Ketinggian Air di Saluran Sekunder

Sekunder 1 Sekunder 2 Sekunder 3 Sekunder 4 Sekunder 5 Sekunder 6 Sekunder 7

Stage Stage Stage Stage Stage Stage Stage

METERS METERS METERS METERS METERS METERS METERS

1 17Aug2003 2400 0.3218 0.3357 0.3342 0.3279 0.3301 0.3112 0.3112 2 18Aug2003 0100 0.3495 0.3495 0.3492 0.3492 0.3491 0.3491 0.3491 3 18Aug2003 0200 0.3893 0.3892 0.3886 0.3886 0.3884 0.3883 0.3883 4 18Aug2003 0300 0.4397 0.4396 0.4393 0.4393 0.4392 0.4392 0.4392 5 18Aug2003 0400 0.5179 0.5176 0.5164 0.5163 0.5159 0.5157 0.5157 6 18Aug2003 0500 0.5986 0.5984 0.5976 0.5975 0.5973 0.5972 0.5972 7 18Aug2003 0600 0.6982 0.6980 0.6969 0.6969 0.6966 0.6965 0.6965 8 18Aug2003 0700 0.7595 0.7595 0.7594 0.7594 0.7594 0.7594 0.7594 9 18Aug2003 0800 0.7602 0.7602 0.7604 0.7604 0.7605 0.7606 0.7606 10 18Aug2003 0900 0.7401 0.7402 0.7402 0.7402 0.7402 0.7403 0.7403 11 18Aug2003 1000 0.7596 0.7596 0.7594 0.7594 0.7594 0.7593 0.7593 12 18Aug2003 1100 0.7704 0.7705 0.7708 0.7708 0.7709 0.7710 0.7710 13 18Aug2003 1200 0.7603 0.7604 0.7606 0.7607 0.7607 0.7608 0.7608 14 18Aug2003 1300 0.7505 0.7505 0.7507 0.7507 0.7508 0.7508 0.7508 15 18Aug2003 1400 0.7404 0.7405 0.7407 0.7407 0.7408 0.7408 0.7408 16 18Aug2003 1500 0.7200 0.7200 0.7200 0.7200 0.7200 0.7200 0.7200 17 18Aug2003 1600 0.6803 0.6804 0.6806 0.6806 0.6807 0.6807 0.6807 18 18Aug2003 1700 0.6207 0.6208 0.6213 0.6213 0.6214 0.6215 0.6215 19 18Aug2003 1800 0.5606 0.5607 0.5612 0.5612 0.5613 0.5614 0.5614 20 18Aug2003 1900 0.5007 0.5008 0.5014 0.5014 0.5015 0.5016 0.5016 21 18Aug2003 2000 0.4510 0.4512 0.4519 0.4519 0.4521 0.4522 0.4522

NAMA SALURAN

Date No.


(28)

BAB V PERENCANAAN 135

a. Perhitungan Volume dan Debit yang melewati pintu Klep

Setelah diketahui ketinggian air di masing-masing muara saluran sekunder yang digunakan sebagai data ketinggian air di hulu pintu klep kemudian dapat dihitung besarnya debit dan volume air yang masuk ke dalam saluran melewati pintu klep. Perhitungan akan menggunakan pendekatan pintu sorong dengan keadaan sebagai berikut :

Gambar 5.11. Sketsa Pintu Sorong

Rumus debit yang dipakai untuk pintu adalah

1

. . . . 2. . Q=Kµa b g h

Perhitungan Pintu Klep di Saluran Sekunder 1

• Pada Jam 24.00

1. h1 = tinggi air di hulu pintu = 0,3218 m

2. h2 = tinggi air di hilir pintu = 0 m (asumsi awal) 3. y = bukaan pintu arah tegak lurus pintu

= air. 1

baja h

γ

γ (buku mekanika fluida; pintu dari baja)

air= 1000 kg/ 3

cm , γbaja = 7850 kg/ 3

cm ) = 1000.(0,3218 - 0)

7850 = 0,0401 m 4. a = bukaan pintu vertikal


(29)

BAB V PERENCANAAN 136 5. b = lebar pintu = 3 buah pintu dgn lebar masing-masing 2 m

= 6 m

6. h1 / a = 17,58 B µ = 0,64 (Koefisien debit; Gambar 2.34)

7. h2 / a = 0 B K = 0,40 (Koefisien aliran tenggelam; Gambar 2.33) 8. Q = K. . . . 2. .µa b g h1

= 0,40. 0,64. 0,0183. 6. 2.9,8.0, 3218 = 0,0706 m3/ det

9. V = Q . waktu = 0,0706. 3600 = 254,135 m3 10. ∆h = V / A

= 0,136 m

11. h2baru = h2+ ∆h = 0 + 0,136

= 0,136 m

Untuk perhitungan selengkapnya pada perhitungan pintu klep di masing-masing muara saluran Sekunder, dapat dilihat pada Tabel 5.13 – Tabel 5.19


(30)

BAB V PERENCANAAN 137

Tabel 5.13. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK I

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)

0.3218 0.3218 0.0409 0.0183 6.00 17.59 0 0.64 0.40 0 0 0.0706 253.9949 1868 0.1360 0.1360 0.3494 0.3494 0.0271 0.0121 6.00 28.81 11.21 0.64 0.40 0.1360 0.1360 0.0488 175.5034 1994 0.0880 0.2240 0.3893 0.3893 0.0210 0.0094 6.00 41.44 23.84 0.64 0.40 0.2240 0.2240 0.0399 143.5015 2077 0.0691 0.2931 0.4397 0.4397 0.0186 0.0083 6.00 52.77 35.18 0.64 0.40 0.2931 0.2931 0.0376 135.2530 2141 0.0632 0.3563 0.5179 0.5179 0.0205 0.0092 6.00 56.38 38.78 0.64 0.40 0.3563 0.3563 0.0450 161.8407 2200 0.0736 0.4298 0.5986 0.5986 0.0214 0.0096 6.00 62.40 44.81 0.64 0.40 0.4298 0.4298 0.0505 181.6816 2269 0.0801 0.5099 0.6982 0.6982 0.0239 0.0107 6.00 65.24 47.65 0.64 0.40 0.5099 0.5099 0.0608 218.9136 2344 0.0934 0.6033 0.7560 0.7560 0.0194 0.0087 6.00 87.12 69.52 0.64 0.40 0.6033 0.6033 0.0513 184.7167 2431 0.0760 0.6793 0.7587 0.7587 0.0101 0.0045 6.00 168.13 150.53 0.64 0.40 0.6793 0.6793 0.0267 96.2248 2502 0.0385 0.7178 0.7413 0.7413 0.0030 0.0013 6.00 554.18 536.59 0.64 0.40 0.7178 0.7178 0.0078 28.1942 2538 0.0111 0.7289 0.7581 0.7581 0.0037 0.0017 6.00 456.40 438.81 0.64 0.40 0.7289 0.7289 0.0098 35.4050 2548 0.0139 0.7428 0.7702 0.7702 0.0035 0.0016 6.00 494.02 476.43 0.64 0.40 0.7428 0.7428 0.0093 33.4949 2561 0.0131 0.7558 0.7607 0.7607 0.0006 0.0003 6.00 2758.59 2740.99 0.64 0.40 0.7558 0.7558 0.0016 5.8878 2573 0.0023 0.7581

0.7508 0.7508 -0.0009 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.7581

0.7403 0.7403 -0.0023 0 6.00 0 0 1 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.7581

0.7199 0.7199 -0.0049 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.7581

0.6802 0.6802 -0.0099 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.7581

0.6204 0.6204 -0.0175 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.7581

0.5603 0.5603 -0.0251 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.7581

0.5003 0.5003 -0.0328 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.7581

0.4506 0.4506 -0.0391 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.7581

1654.6119

µ K


(31)

BAB V PERENCANAAN 138

Tabel 5.14. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK II

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)

0.3359 0.3359 0.0428 0.0191 6.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0754 271.5601 881 0.3084 0.3084 0.3494 0.3494 0.0052 0.0023 6.00 149.62 132.07 0.64 0.40 0.3084 0.3084 0.0094 33.7932 1016 0.0333 0.3417 0.3892 0.3892 0.0061 0.0027 6.00 143.70 126.15 0.64 0.40 0.3417 0.3417 0.0115 41.3644 1031 0.0401 0.3818 0.4396 0.4396 0.0074 0.0033 6.00 133.46 115.91 0.64 0.40 0.3818 0.3818 0.0149 53.4653 1049 0.0510 0.4328 0.5176 0.5176 0.0108 0.0048 6.00 107.09 89.54 0.64 0.40 0.4328 0.4328 0.0236 85.1234 1071 0.0795 0.5123 0.5984 0.5984 0.0110 0.0049 6.00 121.91 104.36 0.64 0.40 0.5123 0.5123 0.0258 92.9532 1106 0.0840 0.5963 0.6980 0.6980 0.0130 0.0058 6.00 120.45 102.90 0.64 0.40 0.5963 0.5963 0.0329 118.5218 1143 0.1037 0.7000 0.7555 0.7555 0.0071 0.0032 6.00 238.86 221.31 0.64 0.40 0.7000 0.7000 0.0187 67.3013 1189 0.0566 0.7566 0.7585 0.7585 0.0002 0.0001 6.00 7046.73 7029.18 0.64 0.40 0.7566 0.7566 0.0006 2.2949 1214 0.0019 0.7585 0.7414 0.7414 -0.0022 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7585 0.7585 0 0 1214 0 0.7585 0.7579 0.7579 -0.0001 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7585 0.7585 0 0 1214 0 0.7585 0.7702 0.7702 0.0015 0.0007 6.00 1155.48 1137.93 0.64 0.40 0.7585 0.7585 0.0040 14.3207 1214 0.0118 0.7703 0.7608 0.7608 -0.0012 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.7703 0.7509 0.7509 -0.0025 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.7703 0.7404 0.7404 -0.0038 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.7703 0.7199 0.7199 -0.0064 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.7703 0.6802 0.6802 -0.0115 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.7703 0.6205 0.6205 -0.0191 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.7703 0.5603 0.5603 -0.0268 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.7703 0.5004 0.5004 -0.0344 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.7703 0.4507 0.4507 -0.0407 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.7703

780.6983

µ K

h2/a h1/a


(32)

BAB V PERENCANAAN 139

Tabel 5.15. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK III

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)

0.3277 0.3277 0.0417 0.0187 5.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0606 218.0642 1171 0.1862 0.1862 0.3490 0.3490 0.0207 0.0093 5.00 37.62 20.07 0.64 0.40 0.1862 0.1862 0.0311 111.8119 1302 0.0859 0.2721 0.3885 0.3885 0.0148 0.0066 5.00 58.55 41.00 0.64 0.40 0.2721 0.2721 0.0234 84.3718 1362 0.0619 0.3340 0.4393 0.4393 0.0134 0.0060 5.00 73.20 55.65 0.64 0.40 0.3340 0.3340 0.0225 81.1455 1406 0.0577 0.3917 0.5163 0.5163 0.0159 0.0071 5.00 72.72 55.17 0.64 0.40 0.3917 0.3917 0.0289 104.0775 1447 0.0720 0.4636 0.5976 0.5976 0.0171 0.0076 5.00 78.29 60.74 0.64 0.40 0.4636 0.4636 0.0334 120.3740 1497 0.0804 0.5441 0.6969 0.6969 0.0195 0.0087 5.00 80.02 62.47 0.64 0.40 0.5441 0.5441 0.0412 148.3257 1554 0.0955 0.6395 0.7531 0.7531 0.0145 0.0065 5.00 116.37 98.82 0.64 0.40 0.6395 0.6395 0.0318 114.5723 1621 0.0707 0.7102 0.7578 0.7578 0.0061 0.0027 5.00 279.51 261.96 0.64 0.40 0.7102 0.7102 0.0134 48.1483 1670 0.0288 0.7390 0.7423 0.7423 0.0004 0.0002 5.00 4001.11 3983.56 0.64 0.40 0.7390 0.7390 0.0009 3.2608 1691 0.0019 0.7410 0.7567 0.7567 0.0020 0.0009 5.00 844.40 826.85 0.64 0.40 0.7410 0.7410 0.0044 15.9030 1692 0.0094 0.7504 0.7703 0.7703 0.0025 0.0011 5.00 678.37 660.82 0.64 0.40 0.7504 0.7504 0.0056 20.3312 1699 0.0120 0.7623 0.7613 0.7613 -0.0001 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.7623 0.7513 0.7513 -0.0014 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.7623 0.7405 0.7405 -0.0028 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.7623 0.7199 0.7199 -0.0054 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.7623 0.6803 0.6803 -0.0105 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.7623 0.6208 0.6208 -0.0180 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.7623 0.5606 0.5606 -0.0257 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.7623 0.5007 0.5007 -0.0333 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.7623 0.4512 0.4512 -0.0396 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.7623

1070.3863

µ K

h2/a h1/a


(33)

BAB V PERENCANAAN 140

Tabel 5.16. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK IV

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)

0.3291 0.3291 0.0419 0.0188 7.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0853 307.2484 4193 0.0733 0.0733 0.3489 0.3489 0.0351 0.0157 7.00 22.22 4.67 0.64 0.40 0.0733 0.0733 0.0736 264.9504 4325 0.0613 0.1345 0.3884 0.3884 0.0323 0.0145 7.00 26.85 9.30 0.64 0.40 0.1345 0.1345 0.0715 257.4717 4435 0.0581 0.1926 0.4391 0.4391 0.0314 0.0140 7.00 31.26 13.71 0.64 0.40 0.1926 0.1926 0.0738 265.8267 4539 0.0586 0.2512 0.5160 0.5160 0.0337 0.0151 7.00 34.19 16.64 0.64 0.40 0.2512 0.2512 0.0860 309.6008 4644 0.0667 0.3178 0.5974 0.5974 0.0356 0.0159 7.00 37.50 19.95 0.64 0.40 0.3178 0.3178 0.0977 351.6653 4764 0.0738 0.3916 0.6968 0.6968 0.0389 0.0174 7.00 40.07 22.52 0.64 0.40 0.3916 0.3916 0.1152 414.5528 4897 0.0847 0.4763 0.7527 0.7527 0.0352 0.0157 7.00 47.79 30.24 0.64 0.40 0.4763 0.4763 0.1084 390.2563 5049 0.0773 0.5536 0.7575 0.7575 0.0260 0.0116 7.00 65.20 47.65 0.64 0.40 0.5536 0.5536 0.0802 288.8157 5188 0.0557 0.6093 0.7425 0.7425 0.0170 0.0076 7.00 97.80 80.25 0.64 0.40 0.6093 0.6093 0.0519 186.8373 5288 0.0353 0.6446 0.7565 0.7565 0.0143 0.0064 7.00 118.64 101.09 0.64 0.40 0.6446 0.6446 0.0440 158.3937 5351 0.0296 0.6742 0.7702 0.7702 0.0122 0.0055 7.00 140.80 123.25 0.64 0.40 0.6742 0.6742 0.0381 137.1142 5405 0.0254 0.6996 0.7614 0.7614 0.0079 0.0035 7.00 216.11 198.56 0.64 0.40 0.6996 0.6996 0.0244 87.8052 5450 0.0161 0.7157 0.7514 0.7514 0.0046 0.0020 7.00 369.16 351.61 0.64 0.40 0.7157 0.7157 0.0140 50.3924 5479 0.0092 0.7249 0.7405 0.7405 0.0020 0.0009 7.00 831.75 814.20 0.64 0.40 0.7249 0.7249 0.0061 21.8809 5496 0.0040 0.7289

0.7199 0.7199 -0.0011 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.7289

0.6804 0.6804 -0.0062 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.7289

0.6208 0.6208 -0.0138 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.7289

0.5607 0.5607 -0.0214 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.7289

0.5008 0.5008 -0.0291 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.7289

0.4514 0.4514 -0.0353 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.7289

3492.8118

µ K


(34)

BAB V PERENCANAAN 141

Tabel 5.17. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK V

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)

0.3314 0.3314 0.0422 0.0189 5.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0616 221.7678 1198 0.1852 0.1852 0.3489 0.3489 0.0209 0.0093 5.00 37.40 19.85 0.64 0.40 0.1852 0.1852 0.0312 112.4059 1331 0.0845 0.2697 0.3883 0.3883 0.0151 0.0068 5.00 57.45 39.90 0.64 0.40 0.2697 0.2697 0.0239 85.9288 1391 0.0618 0.3314 0.4392 0.4392 0.0137 0.0061 5.00 71.53 53.98 0.64 0.40 0.3314 0.3314 0.0231 83.0186 1436 0.0578 0.3893 0.5158 0.5158 0.0161 0.0072 5.00 71.54 53.99 0.64 0.40 0.3893 0.3893 0.0293 105.6400 1477 0.0715 0.4608 0.5973 0.5973 0.0174 0.0078 5.00 76.78 59.23 0.64 0.40 0.4608 0.4608 0.0341 122.6510 1529 0.0802 0.5410 0.6966 0.6966 0.0198 0.0089 5.00 78.58 61.03 0.64 0.40 0.5410 0.5410 0.0419 150.9473 1586 0.0952 0.6362 0.7523 0.7523 0.0148 0.0066 5.00 113.70 96.15 0.64 0.40 0.6362 0.6362 0.0325 117.0792 1655 0.0708 0.7069 0.7575 0.7575 0.0064 0.0029 5.00 262.92 245.37 0.64 0.40 0.7069 0.7069 0.0142 51.1546 1705 0.0300 0.7369 0.7426 0.7426 0.0007 0.0003 5.00 2299.76 2282.21 0.64 0.40 0.7369 0.7369 0.0016 5.6766 1727 0.0033 0.7402 0.7563 0.7563 0.0020 0.0009 5.00 825.43 807.88 0.64 0.40 0.7402 0.7402 0.0045 16.2555 1729 0.0094 0.7496 0.7702 0.7702 0.0026 0.0012 5.00 656.79 639.24 0.64 0.40 0.7496 0.7496 0.0058 20.9952 1736 0.0121 0.7617

0.7615 0.7615 0.0000 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.7617

0.7516 0.7516 -0.0013 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.7617

0.7405 0.7405 -0.0027 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.7617

0.7199 0.7199 -0.0053 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.7617

0.6804 0.6804 -0.0104 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.7617

0.6208 0.6208 -0.0180 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.7617

0.5606 0.5606 -0.0256 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.7617

0.5007 0.5007 -0.0333 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.7617

0.4513 0.4513 -0.0395 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.7617

1093.5206

µ K

h2/a h1/a


(35)

BAB V PERENCANAAN 142

Tabel 5.18. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK VI

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)

0.3317 0.3317 0.0423 0.0189 6.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0740 266.4828 3763 0.0708 0.0708 0.3487 0.3487 0.0354 0.0158 6.00 22.02 4.47 0.64 0.40 0.0708 0.0708 0.0636 228.8905 3896 0.0588 0.1296 0.3880 0.3880 0.0329 0.0147 6.00 26.35 8.80 0.64 0.40 0.1296 0.1296 0.0624 224.5425 4006 0.0560 0.1856 0.4389 0.4389 0.0323 0.0144 6.00 30.41 12.86 0.64 0.40 0.1856 0.1856 0.0650 234.0613 4112 0.0569 0.2425 0.5153 0.5153 0.0347 0.0155 6.00 33.16 15.61 0.64 0.40 0.2425 0.2425 0.0759 273.1181 4219 0.0647 0.3073 0.5970 0.5970 0.0369 0.0165 6.00 36.16 18.61 0.64 0.40 0.3073 0.3073 0.0867 312.2561 4341 0.0719 0.3792 0.6963 0.6963 0.0404 0.0181 6.00 38.54 20.99 0.64 0.40 0.3792 0.3792 0.1025 369.0770 4476 0.0825 0.4617 0.7515 0.7515 0.0369 0.0165 6.00 45.51 27.96 0.64 0.40 0.4617 0.4617 0.0974 350.4678 4631 0.0757 0.5374 0.7570 0.7570 0.0280 0.0125 6.00 60.48 42.93 0.64 0.40 0.5374 0.5374 0.0740 266.5776 4774 0.0558 0.5932 0.7431 0.7431 0.0191 0.0085 6.00 87.00 69.45 0.64 0.40 0.5932 0.5932 0.0501 180.2524 4879 0.0369 0.6301 0.7559 0.7559 0.0160 0.0072 6.00 105.49 87.94 0.64 0.40 0.6301 0.6301 0.0424 152.5123 4948 0.0308 0.6610 0.7701 0.7701 0.0139 0.0062 6.00 123.84 106.29 0.64 0.40 0.6610 0.6610 0.0371 133.5903 5006 0.0267 0.6877 0.7618 0.7618 0.0094 0.0042 6.00 180.31 162.76 0.64 0.40 0.6877 0.6877 0.0251 90.2732 5056 0.0179 0.7055 0.7516 0.7516 0.0059 0.0026 6.00 286.17 268.62 0.64 0.40 0.7055 0.7055 0.0155 55.7407 5090 0.0110 0.7165 0.7406 0.7406 0.0031 0.0014 6.00 538.39 520.84 0.64 0.40 0.7165 0.7165 0.0080 28.9799 5110 0.0057 0.7221

0.7199 0.7199 -0.0003 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.7221

0.6804 0.6804 -0.0053 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.7221

0.6210 0.6210 -0.0129 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.7221

0.5609 0.5609 -0.0205 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.7221

0.5011 0.5011 -0.0282 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.7221

0.4517 0.4517 -0.0344 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.7221

3166.8227

µ K


(36)

BAB V PERENCANAAN 143

Tabel 5.19. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK VII

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)

0.3292 0.3292 0.0419 0.0188 6.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0732 263.4758 3042 0.0866 0.0866 0.3488 0.3488 0.0334 0.0149 6.00 23.35 5.80 0.64 0.40 0.0866 0.0866 0.0600 215.9986 3174 0.0681 0.1547 0.3883 0.3883 0.0298 0.0133 6.00 29.17 11.62 0.64 0.40 0.1547 0.1547 0.0564 203.0775 3277 0.0620 0.2166 0.4392 0.4392 0.0284 0.0127 6.00 34.63 17.08 0.64 0.40 0.2166 0.2166 0.0572 205.7482 3372 0.0610 0.2777 0.5157 0.5157 0.0303 0.0136 6.00 38.02 20.47 0.64 0.40 0.2777 0.2777 0.0662 238.4490 3464 0.0688 0.3465 0.5972 0.5972 0.0319 0.0143 6.00 41.80 24.25 0.64 0.40 0.3465 0.3465 0.0751 270.2583 3569 0.0757 0.4222 0.6965 0.6965 0.0349 0.0156 6.00 44.56 27.01 0.64 0.40 0.4222 0.4222 0.0887 319.3102 3684 0.0867 0.5089 0.7520 0.7520 0.0310 0.0139 6.00 54.28 36.74 0.64 0.40 0.5089 0.5089 0.0817 294.0830 3816 0.0771 0.5860

0.7575 0.7575 0.0219 0 6.00 0 0 0 0 0.5860 0.5860 0 0 3933 0 0.5860

0.7430 0.7430 0.0200 0.0089 6.00 83.03 65.48 0.64 0.40 0.5860 0.5860 0.0525 188.8337 3933 0.0480 0.6340 0.7560 0.7560 0.0155 0.0070 6.00 108.72 91.17 0.64 0.40 0.6340 0.6340 0.0411 148.0164 4006 0.0369 0.6709 0.7703 0.7703 0.0127 0.0057 6.00 136.01 118.46 0.64 0.40 0.6709 0.6709 0.0338 121.6843 4062 0.0300 0.7009 0.7617 0.7617 0.0078 0.0035 6.00 219.72 202.17 0.64 0.40 0.7009 0.7009 0.0206 74.0671 4108 0.0180 0.7189 0.7516 0.7516 0.0042 0.0019 6.00 403.26 385.71 0.64 0.40 0.7189 0.7189 0.0110 39.5561 4135 0.0096 0.7285 0.7406 0.7406 0.0015 0.0007 6.00 1070.27 1052.72 0.64 0.40 0.7285 0.7285 0.0040 14.5782 4150 0.0035 0.7320

0.7199 0.7199 -0.0015 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.7320

0.6804 0.6804 -0.0066 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.7320

0.6209 0.6209 -0.0141 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.7320

0.5607 0.5607 -0.0218 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.7320

0.5007 0.5007 -0.0295 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.7320

0.4513 0.4513 -0.0358 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.7320

2597.1363

µ K

h2/a h1/a


(37)

BAB V PERENCANAAN 144 Dari hasil perhitungan diatas didapatkan hasil berupa ketinggian air dalam saluran sekunder yang digunakan untuk mengairi tambak Ketinggian yang akan digunakan untuk mengairi tambak adalah ketinggian air yang berada di atas elevasi dasar pintu tambak. Elevasi dasar pintu tambak telah diperhitungkan pada

BAB 5.3.4. dan didapatkan elevasi dasar pintu tambak adalah +85 cm.

Dari hasil perhitungan yang telah didapatkan pada Tabel 5.13 – Tabel 5.19, dari semua saluran sekunder yang ada dengan perhitungan menggunakan data Air Pasang Paling Rendah (APR min), didapatkan bahwa ketinggian air di dalam saluran tidak melampaui elevasi dasar pintu tambak. Ini berarti bahwa tambak tidak dapat terairi dari saluran dan rencana pergantian air tidak dapat terpenuhi. Untuk itu, harus ada perubahan yang dilakukan agar air dapat mengairi tambak dan besarnya volume air yang masuk ke dalam tambak dapat sesuai dengan yang diinginkan.

Ada dua macam alternatif perubahan yang dapat dilakukan agar tambak dapat terairi yaitu :

• Memperlebar saluran pada pintu pemasukan di muara saluran

• Menurunkan elevasi dasar pintu tambak

1. Alternatif 1 : Memperlebar saluran pada pintu pemasukan

Alternatif 1 dengan memperlebar saluran pemasukan dapat dilakukan apabila lebar ke samping dari bangunan inlet tersedia. Untuk menaikkan muka air agar dapat melampaui elevasi dasar pintu tambak, diperlukan lebar pemasukan yang sangat besar. Untuk itu, diperlukan perencanaan yang matang terhadap pemilihan alternatif ini.

2. Alternatif 2 : Menurunkan elevasi dasar pintu tambak

Alternatif 2 dengan menurunkan elevasi dasar pintu tambak dapat dilakukan apabila tambak masih memungkinkan untuk diperdalam dan tidak berpengaruh terhadap sistem pembuangan / drainase dari tambak tersebut.

Dari dua alternatif tersebut, maka dipilih alternatif kedua yaitu menurunkan elevasi dasar pintu tambak. Konsekuensinya adalah tambak harus diperdalam dan laju air pada saluran pembuangan akan berkurang.


(38)

BAB V PERENCANAAN 145 elevasi dasar tambak dan elevasi dasar pelataran tambak. Untuk perkiraan awal, direncanakan elevasi dasar pintu tambak adalah +50 cm. Jadi elevasi dasar pelataran tambak adalah +50 cm – 25 cm = +25 cm. Jadi, ketinggian air yang dapat masuk ke dalam tambak adalah ketinggian air yang berada di atas elevasi +50 cm.

b. Perhitungan Volume Air yang akan masuk Tambak

Untuk tambak yang dipasok dari saluran sekunder 1, air akan mulai masuk ke dalam tambak mulai pukul 05.00 yaitu pada saat ketinggian air di saluran adalah pada ketinggian +0,5113 m. Untuk menentukan besarnya volume air yang dapt dipasok, dihitung dengan urutan sbb :

1. Tinggi air yang masuk ke dalam tambak = 0,5113 m – 0,50 m

= 0,0113 m / 10 menit ( 10 menit = perkiraan naiknya air dari 0,50 m sampai 0,5113 m) = 0,0226 m /jam

2. Konversi ke L / det / ha ( * 2777,78 )

= 0,0226 * 2777,78 = 62,78 L / det / ha 3. Konversi ke m3/ det/ha ( : 1000 )

= 62,78 / 1000 = 0,0627 m3/ det/ha

4. Dihitung debit = m3/ det/ha * luas areal = 0,0627 * 30,7 = 1,927 m3/ det

5. Dihitung volume air = Debit * waktu = 1,927 * 600 = 1156.2 m3

Untuk perhitungan selengkapnya pada seluruh saluran sekunder yang ada dapat dilihat pada perhitungan Tabel 5.20 sampai Tabel 5.26


(39)

BAB V PERENCANAAN 146

Tabel 5.20. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK I

∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume (m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)

0.1372 0.1372 0 0 0 30.7 0

0.0882 0.2255 0 0 0 30.7 0

0.0691 0.2945 0 0 0 30.7 0

0.0631 0.3576 0 0 0 30.7 0

0.0736 0.4312 0 0 0 30.7 0

0.0801 0.5113 0.0113 31.3255 0.0313 30.7 488.41 0.0935 0.6048 0.0935 259.7470 0.2597 30.7 28707.24 0.0759 0.6807 0.0759 210.8014 0.2108 30.7 23297.77 0.0381 0.7188 0.0381 105.8814 0.1059 30.7 11702.02 0.0107 0.7295 0.0107 29.7682 0.0298 30.7 3289.98 0.0137 0.7432 0.0137 38.0898 0.0381 30.7 4209.69 0.0130 0.7562 0.0130 36.0465 0.0360 30.7 3983.86 0.0021 0.7583 0.0021 5.9503 0.0060 30.7 657.63

0 0.7583 0 0 0 30.7 0

0 0.7583 0 0 0 30.7 0

0 0.7583 0 0 0 30.7 0

0 0.7583 0 0 0 30.7 0

0 0.7583 0 0 0 30.7 0

0 0.7583 0 0 0 30.7 0

0 0.7583 0 0 0 30.7 0

0 0.7583 0 0 0 30.7 0

76336.58

Tabel 5.21. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK II

∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume (m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)

0.3084 0.3084 0 0 0 20.1 0

0.0333 0.3417 0 0 0 20.1 0

0.0401 0.3818 0 0 0 20.1 0

0.0510 0.4328 0 0 0 20.1 0

0.0795 0.5123 0.0123 34.0486 0.0340 20.1 381.18 0.0840 0.5963 0.0840 233.4524 0.2335 20.1 16892.61 0.1037 0.7000 0.1037 288.0324 0.2880 20.1 20842.03 0.0566 0.7566 0.0566 157.2749 0.1573 20.1 11380.41 0.0019 0.7585 0.0019 5.2528 0.0053 20.1 380.09

0 0.7585 0 0 0 20.1 0

0 0.7585 0 0 0 20.1 0

0.0118 0.7703 0.0118 32.7559 0.0328 20.1 2370.22

0 0.7703 0 0 0 20.1 0

0 0.7703 0 0 0 20.1 0

0 0.7703 0 0 0 20.1 0

0 0.7703 0 0 0 20.1 0

0 0.7703 0 0 0 20.1 0

0 0.7703 0 0 0 20.1 0

0 0.7703 0 0 0 20.1 0

0 0.7703 0 0 0 20.1 0

0 0.7703 0 0 0 20.1 0


(40)

BAB V PERENCANAAN 147

Tabel 5.22. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK III ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume (m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)

0.1862 0.1862 0 0 0 11.1 0

0.0859 0.2721 0 0 0 11.1 0

0.0619 0.3340 0 0 0 11.1 0

0.0577 0.3917 0 0 0 11.1 0

0.0720 0.4636 0 0 0 11.1 0

0.0804 0.5441 0.0441 122.3651 0.1224 11.1 2678.58 0.0955 0.6395 0.0955 265.2037 0.2652 11.1 10597.54 0.0707 0.7102 0.0707 196.3726 0.1964 11.1 7847.05 0.0288 0.7390 0.0288 80.0700 0.0801 11.1 3199.60 0.0019 0.7410 0.0019 5.3577 0.0054 11.1 214.10 0.0094 0.7504 0.0094 26.1087 0.0261 11.1 1043.30 0.0120 0.7623 0.0120 33.2488 0.0332 11.1 1328.62

0 0.7623 0 0 0 11.1 0

0 0.7623 0 0 0 11.1 0

0 0.7623 0 0 0 11.1 0

0 0.7623 0 0 0 11.1 0

0 0.7623 0 0 0 11.1 0

0 0.7623 0 0 0 11.1 0

0 0.7623 0 0 0 11.1 0

0 0.7623 0 0 0 11.1 0

0 0.7623 0 0 0 11.1 0

26908.79

Tabel 5.23. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK IV ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume (m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)

0.0785 0.0785 0 0 0 69.3 0

0.0643 0.1428 0 0 0 69.3 0

0.0600 0.2028 0 0 0 69.3 0

0.0599 0.2627 0 0 0 69.3 0

0.0680 0.3307 0 0 0 69.3 0

0.0751 0.4058 0 0 0 69.3 0

0.0861 0.4918 0 0 0 69.3 0

0.0777 0.5696 0.0696 193.2340 0.1932 69.3 43126.90 0.0547 0.6242 0.0547 151.8726 0.1519 69.3 37889.18 0.0334 0.6577 0.0334 92.8682 0.0929 69.3 23168.77 0.0279 0.6856 0.0279 77.4609 0.0775 69.3 19324.94 0.0239 0.7094 0.0239 66.3218 0.0663 69.3 16545.97 0.0145 0.7239 0.0145 40.1678 0.0402 69.3 10021.07 0.0076 0.7315 0.0076 21.0213 0.0210 69.3 5244.39 0.0025 0.7339 0.0025 6.8407 0.0068 69.3 1706.62

0 0.7339 0 0 0 69.3 0

0 0.7339 0 0 0 69.3 0

0 0.7339 0 0 0 69.3 0

0 0.7339 0 0 0 69.3 0

0 0.7339 0 0 0 69.3 0

0 0.7339 0 0 0 69.3 0


(41)

BAB V PERENCANAAN 148

Tabel 5.24. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK V

∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume (m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)

0.1852 0.1852 0 0 0 20 0

0.0845 0.2697 0 0 0 20 0

0.0618 0.3314 0 0 0 20 0

0.0578 0.3893 0 0 0 20 0

0.0715 0.4608 0 0 0 20 0

0.0802 0.5410 0.0410 113.9343 0.1139 20 4193.51 0.0952 0.6362 0.0952 264.3379 0.2643 20 19032.33 0.0708 0.7069 0.0708 196.5558 0.1966 20 14152.02 0.0300 0.7369 0.0300 83.3195 0.0833 20 5999.01

0.0033 0.7402 0.0033 9.1306 0.0091 20 657.40

0.0094 0.7496 0.0094 26.1104 0.0261 20 1879.95 0.0121 0.7617 0.0121 33.5924 0.0336 20 2418.65

0 0.7617 0 0 0 20 0

0 0.7617 0 0 0 20 0

0 0.7617 0 0 0 20 0

0 0.7617 0 0 0 20 0

0 0.7617 0 0 0 20 0

0 0.7617 0 0 0 20 0

0 0.7617 0 0 0 20 0

0 0.7617 0 0 0 20 0

0 0.7617 0 0 0 20 0

48332.87

Tabel 5.25. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK VI ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume (m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)

0.0708 0.0708 0 0 0 70.4 0

0.0588 0.1296 0 0 0 70.4 0

0.0560 0.1856 0 0 0 70.4 0

0.0569 0.2425 0 0 0 70.4 0

0.0647 0.3073 0 0 0 70.4 0

0.0719 0.3792 0 0 0 70.4 0

0.0825 0.4617 0 0 0 70.4 0

0.0757 0.5374 0.0374 103.7591 0.1038 70.4 12990.57 0.0558 0.5932 0.0558 155.1251 0.1551 70.4 39314.92 0.0369 0.6301 0.0369 102.6325 0.1026 70.4 26011.18 0.0308 0.6610 0.0308 85.6179 0.0856 70.4 21699.00 0.0267 0.6877 0.0267 74.1267 0.0741 70.4 18786.67 0.0179 0.7055 0.0179 49.5935 0.0496 70.4 12568.98 0.0110 0.7165 0.0110 30.4203 0.0304 70.4 7709.72 0.0057 0.7221 0.0057 15.7519 0.0158 70.4 3992.17

0 0.7221 0 0 0 70.4 0

0 0.7221 0 0 0 70.4 0

0 0.7221 0 0 0 70.4 0

0 0.7221 0 0 0 70.4 0

0 0.7221 0 0 0 70.4 0

0 0.7221 0 0 0 70.4 0


(42)

BAB V PERENCANAAN 149

Tabel 5.26. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK VII ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume (m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)

0.0866 0.0866 0 0 0 28.9 0

0.0681 0.1547 0 0 0 28.9 0

0.0620 0.2166 0 0 0 28.9 0

0.0610 0.2777 0 0 0 28.9 0

0.0688 0.3465 0 0 0 28.9 0

0.0757 0.4222 0 0 0 28.9 0

0.0867 0.5089 0.0089 24.6832 0.0247 28.9 263.48 0.0771 0.5860 0.0771 214.0708 0.2141 28.9 22271.92

0 0.5860 0 0 0 28.9 0

0.0480 0.6340 0.0480 133.3605 0.1334 28.9 13874.83 0.0369 0.6709 0.0369 102.6287 0.1026 28.9 10677.49 0.0300 0.7009 0.0300 83.2039 0.0832 28.9 8656.54 0.0180 0.7189 0.0180 50.0831 0.0501 28.9 5210.65 0.0096 0.7285 0.0096 26.5699 0.0266 28.9 2764.33 0.0035 0.7320 0.0035 9.7579 0.0098 28.9 1015.21

0 0.7320 0 0 0 28.9 0

0 0.7320 0 0 0 28.9 0

0 0.7320 0 0 0 28.9 0

0 0.7320 0 0 0 28.9 0

0 0.7320 0 0 0 28.9 0

0 0.7320 0 0 0 28.9 0

64734.45

Setelah diperoleh besarnya volume air yang diperlukan untuk mengairi tambak, maka dapat dibandingkan volume air yang tersedia apakah dapat memenuhi kebutuhan air yang diperlukan untuk pergantian air dalam tambak.

Besarnya volume air yang dibutuhkan per saluran sekunder telah diperhitungkan pada Tabel 5.6 perbandingan volume kebutuhan air dan volume ketersediaan air ditampilkan pada Tabel 5.27

Tabel 5.27. Perbandingan volume kebutuhan dan ketersediaan air No. Nama Saluran

Kebutuhan Air (m3)

Ketersediaan Air(m3)

Kelebihan Air(m3)

Kekurangan Air(m3)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. RK I RK II RK III RK IV RK V RK VI RK VII 66005 43215 23865 148995 43000 151360 62135 76336,58 52246,55 26908,79 157027,84 48332,87 143073,19 64734,45 10331,58 9031,55 3043,79 8032,84 5332,87 - 2599,45 - - - - - 8286,81 -


(43)

BAB V PERENCANAAN 150 Dari tabel hasil perhitungan diatas, hanya saluran RK VI saja yang tidak terpenuhi dalam pergantian air sebesar 10 % dari volume keseluruhan tambak. Untuk itu perlu direncanakan ulang hanya pada saluran RK VI saja.

Untuk saluran RK VI, direncanakan untuk memperlebar pada pintu pemasukan. Direncanakan lebar pintu pemasukan akan ditambah 1 m. Jadi lebar pemasukan pada muara saluran RK VI menjadi = 6,0 m + 1,0 m = 7,0 m. Untuk perhitungan pintu klep pada muara saluran RK VI baru, perhitungan ketinggian air di saluran RK VI baru dan perhitungan volume ketersediaan air yang baru ditampilkan pada Tabel 5.28 dan Tabel 5.29


(44)

BAB V PERENCANAAN 151

Tabel 5.28. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK VI baru

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)

0.3317 0.3317 0.0423 0.0189 7.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0864 310.8966 3763 0.0826 0.0826 0.3487 0.3487 0.0339 0.0152 7.00 23.00 5.45 0.64 0.40 0.0826 0.0826 0.0710 255.6953 3918 0.0653 0.1479 0.3880 0.3880 0.0306 0.0137 7.00 28.36 10.81 0.64 0.40 0.1479 0.1479 0.0676 243.4029 4041 0.0602 0.2081 0.4389 0.4389 0.0294 0.0131 7.00 33.38 15.83 0.64 0.40 0.2081 0.2081 0.0691 248.8109 4154 0.0599 0.2680 0.5153 0.5153 0.0315 0.0141 7.00 36.57 19.02 0.64 0.40 0.2680 0.2680 0.0802 288.8801 4267 0.0677 0.3357 0.5970 0.5970 0.0333 0.0149 7.00 40.10 22.55 0.64 0.40 0.3357 0.3357 0.0913 328.5380 4394 0.0748 0.4105 0.6963 0.6963 0.0364 0.0163 7.00 42.76 25.21 0.64 0.40 0.4105 0.4105 0.1078 388.1270 4535 0.0856 0.4961 0.7515 0.7515 0.0325 0.0146 7.00 51.63 34.08 0.64 0.40 0.4961 0.4961 0.1001 360.3478 4696 0.0767 0.5728 0.7570 0.7570 0.0235 0.0105 7.00 72.13 54.58 0.64 0.40 0.5728 0.5728 0.0724 260.7963 4840 0.0539 0.6267 0.7431 0.7431 0.0148 0.0066 7.00 112.03 94.48 0.64 0.40 0.6267 0.6267 0.0454 163.3022 4942 0.0330 0.6597 0.7559 0.7559 0.0122 0.0055 7.00 137.96 120.41 0.64 0.40 0.6597 0.6597 0.0378 136.0557 5004 0.0272 0.6869 0.7701 0.7701 0.0106 0.0047 7.00 162.50 144.95 0.64 0.40 0.6869 0.6869 0.0330 118.7752 5055 0.0235 0.7104 0.7618 0.7618 0.0065 0.0029 7.00 260.25 242.70 0.64 0.40 0.7104 0.7104 0.0203 72.9683 5099 0.0143 0.7247 0.7516 0.7516 0.0034 0.0015 7.00 491.06 473.51 0.64 0.40 0.7247 0.7247 0.0105 37.8975 5126 0.0074 0.7321 0.7406 0.7406 0.0011 0.0005 7.00 1534.93 1517.38 0.64 0.40 0.7321 0.7321 0.0033 11.8592 5140 0.0023 0.7344

0.7199 0.7199 -0.0019 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.7344

0.6804 0.6804 -0.0069 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.7344

0.6210 0.6210 -0.0145 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.7344

0.5609 0.5609 -0.0221 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.7344

0.5011 0.5011 -0.0297 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.7344

0.4517 0.4517 -0.0360 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.7344

3226.3529


(45)

BAB V PERENCANAAN 152

Tabel 5.29. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK VI Baru

∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume (m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)

0.0826 0.0826 0 0 0 70.4 0

0.0653 0.1479 0 0 0 70.4 0

0.0602 0.2081 0 0 0 70.4 0

0.0599 0.2680 0 0 0 70.4 0

0.0677 0.3357 0 0 0 70.4 0

0.0748 0.4105 0 0 0 70.4 0

0.0856 0.4961 0 0 0 70.4 0

0.0767 0.5728 0.0728 202.2622 0.2023 70.4 48647.01 0.0539 0.6267 0.0539 193.3127 0.1933 70.4 48993.18 0.0330 0.6597 0.0330 91.7956 0.0918 70.4 23264.67 0.0272 0.6869 0.0272 75.5295 0.0755 70.4 19142.20 0.0235 0.7104 0.0235 65.2692 0.0653 70.4 16541.84 0.0143 0.7247 0.0143 39.7498 0.0397 70.4 10074.20 0.0074 0.7321 0.0074 20.5364 0.0205 70.4 5204.75 0.0023 0.7344 0.0023 6.4090 0.0064 70.4 1624.30

0 0.7344 0 0 0 70.4 0

0 0.7344 0 0 0 70.4 0

0 0.7344 0 0 0 70.4 0

0 0.7344 0 0 0 70.4 0

0 0.7344 0 0 0 70.4 0

0 0.7344 0 0 0 70.4 0

173492.14

Dari hasil tersebut, maka perbandingan volume ketersediaan air dan kebutuhan air menjadi seperti pada Tabel 5.30 berikut :

Tabel 5.30. Perbandingan volume kebutuhan dan ketersediaan air No. Nama Saluran

Kebutuhan Air (m3)

Ketersediaan Air(m3)

Kelebihan Air(m3)

Pergantian Air (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. RK I RK II RK III RK IV RK V RK VI RK VII 66005 43215 23865 148995 43000 151360 62135 76336,58 52246,55 26908,79 157027,84 48332,87 173492,14 64734,45 10331,58 9031,55 3043,79 8032,84 5332,87 22132,14 2599,45 11,56 12,09 11,27 10,54 11,24 11,46 10,42


(46)

BAB V PERENCANAAN 153

Tabel 5.31. Data Teknis Perencanaan Baru

Keterangan Data Teknis (m)

Titik Bebas Banjir / Tanggul Utama Tinggi Pematang Antara

Dasar Saluran Sekunder Dasar Pelataran

Dasar Saluran Drainase

3,00 m = ± 0 m 2,70 m = - 0,30 m 0,00 m = - 3,00 m 0,25 m = - 2,75 m 0,00 m = - 3,00 m

Gambar 5.12. Potongan Melintang Saluran dan Tambak

5.5.4.2 Hasil Perhitungan pada Saluran Drainase

Hasil perhitungan pada saluran Drainase dengan pintu klep di tiap ujung saluran dengan menggunakan program HEC-RAS mendapatkan out-put berupa ketinggian air dan debit pada masing-masing saluran. Hasil perhitungan menggunakan program HEC-RAS dari muara saluran di tiap-tiap saluran Drainase ditampilkan pada Tabel5.32 - Tabel5.41 dan Gambar 5.13Gambar 5.22


(47)

BAB V PERENCANAAN 154

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.12 -0.10 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04 0.06

River: DRA INA SE 1 Reach: TENGGA NG RS: 0

Time St a ge ( m ) F low ( m 3/ s ) Legend Stage Flow

Gambar 5.13. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 1 Tenggang

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.10 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04

River: DRA INA SE 2 Reach: TENGGA NG RS: 0

Time S tag e ( m ) Fl o w ( m 3 /s ) Legend Stage Flow


(48)

BAB V PERENCANAAN 155

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10

River: DRA INA SE 3 Reach: TENGGA NG RS: 0

Time St a ge ( m ) F low ( m 3/ s ) Legend Stage Flow

Gambar 5.15. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 3 Tenggang

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02

River: DRA INA SE 4 Reach: TENGGA NG RS: 0

Time S tag e ( m ) Fl o w ( m 3 /s ) Legend Stage Flow

Gambar 5.16. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 4 Tenggang

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

River: DRA INA SE 5 Reach: TENGGA NG RS: 0

Time S tag e ( m ) Fl o w ( m 3 /s ) Legend Stage Flow


(49)

BAB V PERENCANAAN 156

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

River: DRA INA SE 1 Reach: SRINGIN RS: 0

Time St a ge ( m ) F low ( m 3/ s ) Legend Stage Flow

Gambar 5.18. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 1 Sringin

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

River: DRA INA SE 2 Reach: SRINGIN RS: 0

Time S tag e ( m ) Fl o w ( m 3 /s ) Legend Stage Flow

Gambar 5.19. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 2 Sringin

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4

River: DRA INA SE 3 Reach: SRINGIN RS: 0

Time S tag e ( m ) Fl o w ( m 3 /s ) Legend Stage Flow


(50)

BAB V PERENCANAAN 157

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10

River: DRA INA SE 4 Reach: SRINGIN RS: 0

Time St a ge ( m ) F low ( m 3/ s ) Legend Stage Flow

Gambar 5.21. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 4 Sringin

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

18Aug2003 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 -0.25 -0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15

River: DRA INA SE 5 Reach: SRINGIN RS: 0

Time S tag e ( m ) Fl o w ( m 3 /s ) Legend Stage Flow


(51)

BAB V PERENCANAAN 158 Hasil perhitungan ketinggian air tersebut, digunakan sebagai data ketinggian air di hilir pintu klep. Sedangkan di hulu pintu klep, digunakan data ketinggian air dalam tambak. Perhitungan akan menggunakan pendekatan pintu sorong dengan keadaan seperti Gambar dibawah.

Rumus debit yang dipakai untuk pintu adalah

1

. . . . 2. . Q=K µa b g h

Perhitungan volume dan debit air yang keluar dari pintu klep menuju Saluran drainase utama yaitu Sungai Sringin dihitung dengan urutan sebagai berikut : Perhitungan Pintu Klep di Saluran Drainase 1 Tenggang

• Pada Jam 13.00 (Saat Air Laut Mulai Surut) 1. h1 = tinggi air di hulu pintu = 0,7583 m 2. h2 = tinggi air di hilir pintu = 0,7501 m 3. y = bukaan pintu arah tegak lurus pintu = air. 1

baja h

γ

γ (buku mekanika fluida; pintu dari baja)

air= 1000 kg/cm3, γbaja = 7850 kg/cm3) = 1000.(0,7583 - 0,7501)

7850 = 0,00104 m 4. a = bukaan pintu vertikal

= y. Sin(180 - (90 – 63,43))

= 0,00104 . Sin 26,57 = 0,000465 m


(52)

BAB V PERENCANAAN 159 6. h1 / a = 1630,75 B µ = 0,64 (Koefisien debit; Tabel 2.15)

7. h2 / a = 1613,12 B K = 0,40 (Koefisien aliran tenggelam; Tabel 2.16) 8. Q = K. . . . 2. .µa b g h1

= 0,40. 0,64. 0,000465. 6. 2.9,8.0, 7583 = 0,00275 m3/ det

9. V = Q . waktu = 0,00275. 3600 = 9,912 m3

10. ∆h = V / A

= 0,0039 m

11. h saluran = h1− ∆h

= 0,7583 - 0,0039 = 0,7544 m

Untuk perhitungan selengkapnya pada perhitungan pintu klep di masing-masing muara saluran drainase, dapat dilihat pada Tabel 5.32 – Tabel 5.41


(53)

BAB V PERENCANAAN 160

Tabel 5.32. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Tenggang 1

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran

(m) (m) (m)

0.1372 0.1372 -0.0234 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 1996 0 0.1372

0.2255 0.2255 -0.0160 0 6.00 0 0 0 0 0.3499 0.3499 0 0 2078 0 0.2255

0.2945 0.2945 -0.0123 0 6.00 0 0 0 0 0.3901 0.3901 0 0 2143 0 0.2945

0.3576 0.3576 -0.0106 0 6.00 0 0 0 0 0.4401 0.4401 0 0 2201 0 0.3576

0.4312 0.4312 -0.0114 0 6.00 0 0 0 0 0.5200 0.5200 0 0 2270 0 0.4312

0.5113 0.5113 -0.0114 0 6.00 0 0 0 0 0.6002 0.6002 0 0 2345 0 0.5113

0.6048 0.6048 -0.0122 0 6.00 0 0 0 0 0.7001 0.7001 0 0 2432 0 0.6048

0.6807 0.6807 -0.0102 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2503 0 0.6807

0.7188 0.7188 -0.0053 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2539 0 0.7188

0.7295 0.7295 -0.0014 0 6.00 0 0 0 0 0.7401 0.7401 0 0 2549 0 0.7295

0.7432 0.7432 -0.0021 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2561 0 0.7432

0.7562 0.7562 -0.0018 0 6.00 0 0 0 0 0.7699 0.7699 0 0 2574 0 0.7562

0.7583 0.7583 -0.0002 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2576 0 0.7583

0.7583 0.7583 0.0011 0.0005 6.00 1604.91 1587 0.64 0.40 0.7501 0.7501 0.0028 10.0732 2576 0.0039 0.7544 0.7544 0.7544 0.0000 0.0000 6.00 0.00 0 0.00 0.00 0.7544 0.7544 0.0000 0.0000 2572 0.0000 0.7544 0.7544 0.7544 0.0044 0.0020 6.00 381.01 364 0.64 0.40 0.7199 0.7199 0.0117 42.1032 2572 0.0164 0.7381 0.7381 0.7381 0.0074 0.0033 6.00 221.68 204 0.64 0.40 0.6800 0.6800 0.0195 70.0224 2557 0.0274 0.7107 0.7107 0.7107 0.0116 0.0052 6.00 136.68 119 0.64 0.40 0.6200 0.6200 0.0298 107.3063 2531 0.0424 0.6683 0.6683 0.6683 0.0139 0.0062 6.00 107.53 90 0.64 0.40 0.5599 0.5599 0.0345 124.3749 2492 0.0499 0.6184 0.6184 0.6184 0.0152 0.0068 6.00 91.03 74 0.64 0.40 0.4999 0.4999 0.0363 130.7675 2445 0.0535 0.5649 0.5649 0.5649 0.0147 0.0066 6.00 85.68 68 0.64 0.40 0.4499 0.4499 0.0337 121.3059 2395 0.0507 0.5142

605.9533 K


(1)

BAB V PERENCANAAN 191

P2

h3 h2

Gc

Gp

X2 X3 X4

X1

+0,00 m h1

P1

Gambar 5.35. Kontrol Keadaan Pintu Klep pada Saluran Drainase pada Kondisi di Hulu Pintu Klep +0,7583 m dan Muka Air dalam Saluran =

+0,7501 m H eff pintu = 4,0 m

α = arc tan 2/1 = 63,430 h1 = 0,7501 m h2 = 0,7583 m h3 = 2,40 + (0,56 sin α)

= 2,40 + (0,56. 2 / √5)

= 2,90 m

x1 = [(2/3) . (h1 / sin α)] + 0,56 = [(2/3) . (0,7501 / (2 / √5))] + 0,56 = 1,119 m

x2 = [(h3 / sin α) – (1/3) . (h2 / sin α]

= [(2,90 / (2 / √5) – (1/3) . (0,7583 / (2 / √5)]

= 2,96 m

x3 = 0,56 . cos α = 0,25 m x4 = ((1/2). Hpintu – 1) . (1/ √5)

= ((1/2) . 4,0) – 1) . (1/√5) = 0,271 m


(2)

BAB V PERENCANAAN 192 MT = momen tahan = P1 . x1 + GP . x4

( ) (

(

)

)

(

)

(

(

(

)

)

(

(

)

)

(

(

)

)

)

(

)

2

1 1 eff pintu 1

4

1/ 2 . . / sin . . 2 / 3 . / sin / sin .

MT h B h H h

GP x

γ α α α

⎡ ⎤

= + −

⎣ ⎦

+

= [((1/2).γ.((h12/(4/5))).2,0).(((2/3).(h1/(2/√5))+(4,0 - (h1/(2/√5))))] +(0,677.0,271)

= 5h12 -0,466 h13 + 0,1835

Direncanakan H = 0,7501 m atau pada elevasi muka air +0,7501 m MT = -0,466 h12 + 5 h13 + 0,1835 + Ge. x3

MT = -0,466 (0,7501)2 + 5 (0,7501)3 + 0,1835 + 0,08. 0,25 MT = 2,0515 tm

MB = momen buka P2 . x2

= 0,7187.2,96 = 2,1275 tm

MT < MB → pintu dalam keadaan terbuka

5.6.3.

Perhitungan Dinding Penahan Tanah Pada Pintu

Direncanakan bangunan dinding penahan tanah yang berupa pasangan batu kali, yang fungsinya sebagai tempat dipasangnya sisi samping pintu klep dan menahan tekanan air.

q = 0,88 t/m

G Q Pp Pair Pa4 Pa1 MAT 0,80 m 2,7 m 2,00 m 3,2 m 0,3 m Pa2 Pa3 Muka tanggul Muka tanah


(3)

BAB V PERENCANAAN 193 Diketahui :

• Lapisan tanah sampai kedalaman 1,5 m, jenis tanah humus kelanauan warna hitam

γ1 = 1,7012 gr/cm3 , C1 = 0,14 kg/cm2 , ø = 130 Ka1 = tan2 (45 - (ø1/2))

= tan 2 (45 – (13/2)) = 0,633

Kp1 = tan2 (45 +(ø2/2))

= tan2 (45 + (13/2)) = 1,580

™ Tekanan arah vertikal

γair = 1 t/m3

γpasangan = 2,2 t/m3 P = (1/2) . γair . H2 = (1/2) . 1 . 2,402 = 2,88 t

G = A . γpasangan = (3,5.2) . 2,2 = 15,4 t Q = q . L = 0,88 . 2 = 1,76 t

™ Tegangan tanah aktif horizontal pa1 = γ1 . h1 . Ka

= 1,7012 . 0,3 . 0,633 = 0,323 t/m2

pa2 = γ . h1 . Ka1 – 2 . C1 . √Ka1

= 0,323 – 2 . 0,14 . √0,633 = 0,1 t/m2

pa3 = γsub . h2 . Ka1

= (1,7012 – 1) . 3,2 . 0,633 = 1,4203 t/m2


(4)

BAB V PERENCANAAN 194 pa4 = γw . h2

= 1 . 3,2 = 3,2 t/m2

™ Tegangan tanah pasif horizontal pp = γ . h1 . Kp2

= 1,6077 . 0,80 . 1,323 = 1,701 t/m2

™ Tekanan tanah aktif horizontal Pa1 = ½ . pa1 . h1

= ½ . 0,323 . 0,3 = 0,0484 t Pa2 = pa2 . h2

= 0,1 . 3,2 = 0,32 t Pa3 = ½ . pa3 . h2

= ½ . 1,4203 . 3,2 = 2,272 t

Pa4 = ½ . pa4 . h2 = ½ . 3,2 . 3,2 = 5,12 t

™ Tekanan tanah pasif horizontal Pp = ½ . pp . h

= ½ . 1,701 . 0,80 = 0,6804 t

Tabel 5.43. Gaya-Gaya Vertikal yang Bekerja pada DPT Bangunan Pintu Gaya Berat (ton) Lengan Momen (ton.m)

G 15,4 1 15,4 Q 1,76 1 1,76


(5)

BAB V PERENCANAAN 195 Tabel 5.44. Gaya-Gaya Horizontal yang Bekerja pada DPT Bangunan Pintu

Gaya Berat (ton) Lengan (m) Momen (tm)

Pa1 0,0484 3,35 0,1621

Pa2 0,32 1,6 0,512

Pa3 2,272 1,066 2,4219

Pa4 5,12 1,066 5,458

Pp -0,6804 0,26 -0,1769

pair -2,880 1,60 -4,608

∑ H = 4,2 ∑ MH = 3,7691

¾ Checking terhadap penggulingan Syarat : FS = ∑MV / ∑MH > 1,5

FS = 17,16 / 3,7691

= 4,55 > 1,5 → AMAN !

¾ Checking terhadap pergeseran

Syarat : FS = ∑ gaya-gaya vertikal / ∑ gaya-gaya horizontal >1,5 FS = 17,16 / 4,2

= 4,086 → AMAN !

¾ Checking terhadap pecahnya konstruksi Syarat : e ≤ B/6

B/6 = 2/6 = 0,333

e = (2/2) – ((∑MV - ∑MH) / ∑GV) = (2/2) – ((17,16 – 3,7691) / 17,16) = 0,219 < B/6 = 0,333 → AMAN !

¾ Checking terhadap daya dukung tanah qult = 1,3. C. Nc + γ .D. Nq + 0,4. γ1. B. Nq

ø = 130 ( Nc = 8,68 ; Nq = 2,26 ; Nγ = 0,92 )

qult = 1,3. 1400. 8,68 + 1701,2. 3,5. 2,26 + 0,4. 1701,2. 2. 0,92 = 30506,17 kg/m2

qult = 30506,17 / 1,5 = 20337,45 kg/m2 = 20,34 t/m2

H

M V

W A


(6)

BAB V PERENCANAAN 196 W = 1/6. B. L2 = 1/6. 2. 22 = 1,33 m3

A = B. L = 2.2 = 4 m2 3, 7691 17,16

2,834 4, 29 1, 33 4

σ = ± = ±

σmaks = 7,124 t/m2

σmin = 1,456 t/m2


Dokumen yang terkait

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK MEMANFAATKAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KALI TENGGANG KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK MEMANFAATKAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KALI TENGGANG KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 17

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK MEMANFAATKAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KALI TENGGANG KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 10 6

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK MEMANFAATKAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KALI TENGGANG KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

3 21 78

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK MEMANFAATKAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KALI TENGGANG KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 5

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK MEMANFAATKAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KALI TENGGANG KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 2 18

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK MEMANFAATKAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KALI TENGGANG KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK MEMANFAATKAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KALI TENGGANG KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 2

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK MEMANFAATKAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KALI TENGGANG KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK MEMANFAATKAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KALI TENGGANG KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 2 7