Ketahanan Beberapa Klon Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev.) terhadap Penyakit Karat Putih (Puccinia horiana P. Henning.)

RINGKASAN
RINA PRATIWI. Ketahanan Beberapa Klon Krisan (Denrlmntlzentn
grnnrliflorn Tzvelev.) Terhadap Penyakit Karat Putih (Puccinin horinnn P.

Henning.). (Dibimbing oleh YUDIWANTI W.E. KUSUMO dan HANUDIN).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan klon-klon
krisan terhadap penyakit karat putih dan pengaruhnya pada penampakan beberapa
karakter agronomik. Penelitian dilaksanakan di bawah naungan plastik di Kebun
Percobaan Instalasi Penelitian Tanaman Hias (Inlithi) Segunung pada bulan
Oktober 1999 sampai Februari 2000.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok menggunakan 12 klon krisan sebagai perlakuan dengan 3 kali ulangan. Kedua belas
klon tersebut merupakan hasil persilangan yang dilakukan oleh pemulia Inlithi
Cipanas. Perbanyakan klon krisan menggunakan stek pucuk yang ditumbuhkan
pada media arang sekam. Setelah berumur 2 minggu setelah tanam (MST),
kemudian dipindah ke lapangan dan ditumbuhlcan pada media campuran tanah
dengan pupuk kandang kuda dalam petak-petak perlakuan. Selama 40 hari
pertama sejak penanaman, dilakukan penambahan cahaya selama 4 jam per hari
dari pukul 22.00 - 02.00. Pingzir petakan ditanami tanaman krisan varietas lokal
Cipanas yang telah diketahui rentan terhadap penyakit karat putih dan dijadikan
sumber inokulum.
Gejala awal penyakit karat putih pada tanaman krisan berupa bercak

benvarna kuning pada permukaan atas daun dengan pusatnya benvarna coklat tua.
.-

. . ..

..

Pada permukaan bawah daun terbentuk pustul yang pada awalnya benvarna merah
muda, selanjutnya membesar dan benvarna putih. Gejala lanjut serangan P.

horinnn menyebabkan daun menjadi layu, mengering dan akhirnya mati.
Tinggi tanaman saat panen paling tinggi pada klon nomor 12.17,
sedangkan yang paling rendah yaitu klon nomor 19.134. Kuntum pertama kali
terbentuk pada klon nomor 13.19 dan yang paling lama muncul pada klon nomor
21.108. Klon nomor 21.146 membentuk kuntum paling banyak, sedangkan klon
nomor 12.17 menghasilkan kuntum paling sedikit, meskipun keduanya bersifat
sangat rentan. Penampakan beberapa karakter agronomik klon krisan, seperti