Pengaruh Keadilan Pajak dan Tarif Pajak Terhadap Presepsi Petugas Pajak Mengenai Penggelapan Pajak Tax Evasion (Survei Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

(1)

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, menyetujui:

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia di-online-kan sesuai ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, Agustus 2016

Catatan:

Kecuali BAB I, BAB III, dan BAB IV serta lampiran tidak untuk di-online-kan, dengan alasan file-file di atas merupakan data hasil kerja peneliti selama penyusunan Skripsi.

An. Kepala Kantor, Kepala Sub Bagian Umum dan

Kepatuhan Internal

Maradu Silitonga NIP 197107191992011002 Penulis,

Seli Pebriyani Bangun 21112224

Mengetahui: Dosen Pembimbing,

Dr. Ony Widilestariningtyas,SE., M.Si., Ak., CA NIP. 4127.34.03.004


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KEADILAN PAJAK DAN TARIF PAJAK TERHADAP PERSEPSI PETUGAS PAJAK MENGENAI PENGGELAPAN PAJAK (TAX EVASION)

(Study Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya 2011-2015) THE INFLUENCE OF TAX FAIRNESS AND TAX RATES ON THE

PERCEPTION OF TAX OFFICIALS ON TAX EVASION (Study Case On The Tax Office Pratama Majalaya 2011-2015)

SELI PEBRIYANI BANGUN NIM. 21112224

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada Tanggal: Agustus 2016

Menyetujui,

Pembimbing

Dr. Ony Widilestariningtyas,SE., M.Si., Ak., CA NIP. 4127.34.03.004

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Akuntansi

Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak., CA NIP. 4127.70.019 NIP. 4127.34.03.015


(3)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana), baik di UNIKOM maupun diperguruan tinggi lain. 2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihaklain, kecuali arahan tim pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Agustus 2016

Seli Pebriyani Bangun NIM: 21112224


(4)

115

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi:

Nama : Seli Pebriyani Bangun

Tempat/Tanggal Lahir : Batukarang, 15 Pebruari 1993 Agama : Keristen Protestan

Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Tubagus Ismail Dalam No 52A. Bandung. Jawa Barat

Email : selipebriyani222@yahoo.com

Pendidikan Formal:

1999 - 2005 : SD Negeri 1 Lau Pakam. Kecamatan Mardingding. Kab. Karo

2005 - 2008 : SMP Negeri 1 Lau Pakam. Kecamaten Mardingding.

Kab. Karo

2008 - 2011 : SMA METHODIST-1 MEDAN


(5)

116 Pengalaman Organisasi/Magang:

Juli – Agustus 2015 : Kerja Praktek Pada Kantor Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung


(6)

PENGARUH KEADILAN PAJAK DAN TARIF PAJAK TERHADAP

PRESEPSI PETUGAS PAJAK MENGENAI PENGGELAPAN

PAJAK (TAX EVASION)

(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

The Effect of Tax Fairness and Tax Rates on The Perception of The Tax

Officials Regarding Tax Evasion

(Study Case on The Tax Office Pratama Majalaya)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Progran Studi Akuntansi

Oleh:

Nama: Seli Pebriyani Bangun NIM: 21112224

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2016


(7)

iii

KATA PENGANTAR Salam Sejahtera,

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadapan Allah Bapa yang bertahta dalam kerajaan Surga serta pencipta alam semesta dan Tuhan Yesus Keristus Jurus Selamat kita yang hidup yang senantiasa mencurahkan berkat dan kasih-Nya yang tak terhingga untuk kita semua.

Atas berkat dan kasih-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, akhirnya penulis mampu menyelesaikan Skripsi. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh jenjan Strata Satu Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Dimana judul yang diambil, yaitu: “Pengaruh Keadilan Pajak dan Tarif Pajak Terhadap Persepsi Petugas Pajak Mengenai Penggelapan Pajak (Tax Evasion)”. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Mama dan Papa yang selalu memberikan semangat, doa dengan penuh kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran, serta pengorbanan yang tiada hentinya kepada penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini.

Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu dan Saudara/Saudari:

1. Dr. Ir. H. Eddy Suryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.


(8)

iv

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu. SE., M.Ak.,AK.,CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Komputer Indonesia, terima kasih atas masukan dan bimbingan yang diberikan dalam rangka menyempurnakan penelitian ini.

4. Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya Tugas Skripsi.

5. Dr. Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen penguji satu yang telah memberikan kritik dan saran.

6. Ery Rahmat., SE., M.Ak selaku dosen penguji dua yang telah memberikan kritik dan saran.

7. Ayi Miraj Sidik dan selaku petugas pada KPP Pratama Majalaya dan petugas/staff lainnya, yang berkenan memberikan waktu untuk penulis dalam pengambilan data dan memberikan bimbingan dan memberikan motivasi untuk penulis.

8. Seluruh Staff Dosen UNIKOM yang telah membagi ilmunya kepada penulis dan membekali penulis dengan pengetahuan.

9. Seluruh staff secretariat Universitas Komputer Indonesia.

10.Kedua orang tuaku yang telah memberikan doa, semangat, dorongannya. Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga


(9)

v

kupersembahkan karya kecil ini kepada Mama dan Papa yang telah memberikan kasih sayang tiada hentinya kepada saya.

11.Terimakasih kepada keluarga abangku sayang dan keluarga kecilnya yang selalu memberikan semangat dan dorongan yang bermanfaat.

12.Kepada seluruh keluarga saya yang diMedan dan Bandung yang selalu memberikan semangat dan mendengarkan curhatanku.

13.Terima kasih kepada teman-teman satu kosan teh nita, dewi serta yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.

14.Kepada pemuda-pemudi dan jemaat gereja Anglikan Indonesia, khususnya Pastor Daniel beserta Keluarga, Pastor Tony Magpal beserta Ibu, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

15.Buat Kak Uli, bang Erwin, Devi, dan Migel keluarga kecil saya yang dibandung yang sudah memberikan doa, motivasi, dan dorongan selama penulis menyelesaikan Laporan ini.

16.Buat sahabat-sahabat saya Eka, Kamila, Mul, iyana dan Desi serta teman- satu angkatan yang penulis tidak dapat disebutkan satu persatu. Semangat berjuang.

17.Teman-teman AK 6 angkatan 2012, untuk kerjasamanya semoga pertemanan ini tidak akan pernah terputus karena kita satu keluarga.

18.Teman-teman akuntansi perpajakan dan teman-teman satu bimbingan, atau kerjasamanya selama ini.

19.Buat pihak – pihak lain yang tidak tersebutkan namanya yang selalu memberikan semangat.


(10)

vi

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima segala keritik dan saran dari semua pihak untuk peningkatan mutu laporan usulan penelitian ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi suatu motifasi untuk lebih maju serta semangat berbuat yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.

Terimakasih. Salam Sejahtera.

Bandung, Agustus 2016 Penulis

Seli Pebriyani Bangun NIM. 21112224


(11)

vii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SURAT KETERANGAN PUBLIKASI MOTTO

ABSTRACT……….......

ABSTRAK….………..……….

KATA PENGANTAR……..………

DAFTAR ISI...

DAFTAR GAMBAR……….………

DAFTAR TABEL…………..………

DAFTAR LAMPIRAN……….

BAB I PENDAHULUAN.………

1.1Latar Belakang Penelitian... 1.2Identifikasi Masalah... 1.3Rumusan Masalah……... 1.4Maksud dan Tujuan Masalah...

1.4.1 Maksud Penelitian... 1.4.2 Tujuan Penelitian………... 1.5 Kegunaan Penelitian……… 1.5.1 Kegunaan Praktis……… 1.5.2 Kegunaan Akademis……….. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS………..…

2.1 Kajian Pustaka... 2.1.1 Pajak………..……….………... 2.1.1.1 Pengertian Pajak……..…….…...………….

i ii iii vii xi xii xiv 1 1 9 9 9 9 10 10 10 11 12 12 12 12


(12)

viii

2.1.1.2 Fungsi Pajak...……… 2.1.1.3 Penggelompokan Pajak……..…....……….. 2.1.1.4 Sistem Pemungutan Pajak……… 2.1.2 Keadilan Pajak... 2.1.2.1 Pengertian Keadilan Pajak……….. 2.1.2.2 Keadilan dalam Perpajakan…………....…. 2.1.2.3 Asas Keadilan Perpajakan…...….………… 2.1.2.4 Indikator Keadilan Pajak..……..……….… 2.1.3 Tarif Pajak……….. 2.1.3.1 Pengertian Tarif Pajak……….. 2.1.3.2 Macam-Macam Tarif Pajak.………..…….. 2.1.3.3 Indikator Tarif Pajak….………..………… 2.1.4 Penggelapan Pajak (Tax Evasion)………

2.1.4.1 Pengertian Penggelapan Pajak (Tax

Evasion)………

2.1.4.2 Perlawanan dalam perpajakan……… 2.1.4.2 Faktor-Faktor Penggelapan Pajak (Tax

Evasion)……….

2.1.4.3 Indikator Penggelapan Pajak (Tax

Evasion)……... 2.2 Kerangka Pemikiran ... 2.2.1 Hubungan Keadilan Pajak dengan Penggelapan

Pajak(Tax Evasion)……… 2.2.2 Hubungan Tarif Pajak dengan Penggelapan Pajak

(Tax Evasion)………..……….… 2.2.3 Paradigma Penelitian…..……….……… 2.3 Hipotesis………….……….. BAB III METODOLOGI PENELITIAN...

3.1 Metode Penelitian yang digunakan... 3.2 Operasionalisasi Variabel…….……….….………. 3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data..………….

13 14 14 15 15 16 16 18 18 18 19 20 20 20 21 22 24 24 25 26 28 28 30 30 32 35


(13)

ix

3.3.1 Sumber Data... 3.3.2 Teknik Pengumpulan Data……… 3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian….. 3.4.1 Populasi... 3.4.2 Sampel... 3.4.3 Tempat serta Waktu Penelitian………...……. 3.4.3.1 Tempat Pnelitian……...……… 3.4.3.2 Waktu Penelitian…...……… 3.5 Metode Pengumpulan Data………...……….. 3.6 Metode Analisis Data….…..………... BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN……… 4.1 Hasil Analisis……….. 4.1.1 Deskriptif Data Penelitian……… 4.1.1.1 Keadilan Pajak……… 4.1.1.2 Tarif Pajak………..

4.1.1.3 Persepsi Petugas Pajak Mengenai Penggelapan Pajak (Tax Evasion)……….

4.1.2 Analisia Verifikatif………. 4.1.2.1 Uji Asumsi Klasik……….. 4.1.2.2 Persamaan Regresi Linier Berganda………… 4.1.2.3 Analisis Koefisien Korelasi ®………. 4.1.2.4 Analisis Koefisien Determinan……… 4.1.2.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial………… 4.2 Pembahasan……….……….

4.2.1 Analisis Pengaruh Keadilan Pajaka Terhadap Penggelapan Pajak (Tax Evasion)……..……… 4.2.2 Analisis Pengaruh Tarif Pajak Terhadap Penggelapan

Pajak (Tax Evasion)………..

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……..……….

5.1 Simpulan…….………... 5.2 Saran……….. 35 35 37 37 37 38 38 39 40 44 49 49 49 50 60 65 73 73 77 79 81 83 86 86 89 92 92 92


(14)

x

DAFTAR PUSTAKA………

LAMPIRAN-LAMPIRAN………

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………..

95 97 115


(15)

95

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Supomo dan Nur Indriyanto. 2009. “Metodologi Penelitian Bisnis Akuntansi dan Manajemenen Edisi 1”, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Inggrid Permatasari.2013.”Minimalisasi Tax Evasion Melalui Tarif Pajak, Teknologi Dan Informasi Perpajakan, Keadilan Sistem Perpajakan, Dan Ketetapan Pengalokasian Penggeluaran Pemerintah”. Semarang, Universitas

Diponogoro.

Imam Gozila. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS Edisi 5”, Semarang: Universitas Diponogoro.

Irma Suryani Rahman. 2013. “Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, dan Kemungkinan Terdeteksi Kecurangan Terhadap Presepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion). Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mardiasmo. 2013. “Perpajakan Edisi Revisi”, Yogyakarta: Andi.

Marihot P Siahaan. 2010. “Hukum Pajak Elementer”, Yogyakarta: Penerbit Graha

Ilmu.

Marihot P Siahaan. 2010. “Hukum Pajak Material”, Yogyakarta: Penerbit Graha

Ilmu.

Meiliana Kurniawati dan Agus Arianto Toly. 2014. “Analisis Keadilan Pajak, Biaya Kepatuhan, dan Tarif Pajak Terhadap Presepsi Wajib Pajak Mengenai Penggelapan Pajak di Surabaya Barat”. Surabaya, Universitas Kristen Petra.

Masri. 2012. “Pengaruh Tax Avoidence Terhadap Cost of Debt”. PPJK 20, Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Rosdiana Haula dan Edi Slamet Irianto. 2008. “Pengantar Ilmu Pajak, Kebijakan dan Implementasi di Indonesia“, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Siti Kurnia Rahayu. 2010. “Perpajakan Teori dan Teknis Perhitungan”, Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Siti Resmi. 2014. “Perpajakan Teori dan Kasus”, Jakarta, Salemba Empat.

Supramono dan Theresia Woro Damayanti. 2010. “Perpajakan Indonesia Mekanisme dan Perhitungan”, Yogyakarta: Andi.


(16)

96

Sugiyono. 2012. “Metodologi Penelitian Kombinasi”, Bandung: Alfabeta.

Suminarsasi. 2012. “Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan dan Diskriminasi Terhadap Presepsi Wajib Pajak Mengenai Penggelapan Pajak”.

Yogyakarta, PPJK 15 Universitas Gajah Mada.

Supramoni dan Theresia Woro Damayanti. 2010. “Perpajakan Indonesia, Mekanisme dan Peraturan”. Yogyakarta: Andi.

Timbul Hamonangan Simanjuntak dan Imam Mukhlis. 2012. “Dimensi Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi”, Raih Asa Sukses (Swadaya Grup). Tony Marsyahrul. 2009.”Pengantar Perpajakan”, Jakarta: PT Grasindo.

Umi Narimawati. 2010. “Metodologi Penelitian: Dasar Penyusun Penelitian Ekonomi”, Jakarta: Genesis.

Y. Sri Pudyatmoko. 2015. “Memahami Keadilan di Bidang Pajak”, Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.

Indahyanti Uce. 2013. PPS-PLS. Diakses pada tanggal 4 April 2014 dalam http://algol.mdl2.com/pluginfile.php/103/mod_resource/content/1/pengujian 20Riset.pdf

Waluyo. 2014. “Perpajakan Indonesia”, Jakarta, Salemba Empat.

www.detik.com www.tempo.com


(17)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pajak

2.1.1.1 Pengertian Pajak

Menurut Rochmant Soemitro dalam Mardiasmo (2013:1) pengertian pajak adalah sebagai berikut:

“Iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Menurut S.I.Djajadiningrat dalam Siti Resmi (2014:1) pengertian pajak adalah sebagai berikut:

“Suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum”. Sedangkan menurut Andriani yang diterjemahkan oleh R. Santoso Brotodiharjo dalam buku Waluyo (2013:2) pengertian pajak adalah sebagai berikut:

“Iuran rakyat kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang bergunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintah”.

Berdasarkan ketiga pengertian diatas dapat dikatakan, bahwa pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan yang dibayarkan kepada kas


(18)

13

Negara yang bersifat dipaksakan berdasarkan peraturan undang-undang dan tidak mendapatkan jasa timbal balik secara langsung.

2.1.1.2 Fungsi Pajak

Ada 2 macam fungsi pajak menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:3) adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Budgetair

Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara diperlukan biaya. Demikian juga dalam rangka dalam melaksanakan pembangunan. Dalam menjalankan fungsinya tersebut pemerintah membutuhkan dana yang sebgian besar akan dibiayai dengan penerimaan pajak. Fungsi budgetair ini merupakan fungsi utama pajak, atau fungsi fiskal (fiscal function), yaitu pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas negara yang dilakukan sistem pemungutan berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku. Pajak berfungsi sebagai alat untuk memasukkan uang dari sektor swasta (rakyat) ke dalam kas negara atau anggaran negara berdasarkan peraturan perundang-undang. Berdasarkan fungsi inilah pemerintah sebagai pihak yang membutuhkan dana untuk membiayai berbagai kepentinggan melakukan upaya pemungutan pajak dari penduduknya.

2. Fungsi Regulerend

Fungsi regulerend disebut juga fungsi mengatur, yaitu pajak merupakan alat kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Merupakan fungsi lain dari pajak sebagai fungsi budgetair. Di samping usaha untuk memasukkan uang untuk kegunaan kas negara, pajak dimaksudkan pula sebagai usaha pemerintah untuk ikut andil dalam hal mengatur dan bilamana perlu mengubah susunan pendapatan dan kekayaan dalam sektor sawah. Fungsi regulerend disebut fungsi tambahan, karena fungsi

regulerend ini hanya sebagai tambahan atas fungsi utama pajak, yaitu fungsi budgetair.


(19)

14

2.1.1.3 Penggelompokan Pajak

Menurut Mardiasmo (2013:5-6) pengelompokan pajak dibagi menjadi 3 adalah sebagai berikut:

1. Menurut golongannya yaitu Pajak langsung adalah yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, contoh: Pajak Penghasilan, Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, contoh: Pajak Pertambahan Nilai.

2. Menurut sifatnya yaitu Pajak Subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan kepada diri Wajib Pajak, contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Objektif adalah pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak, contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 3. Menurut lembaga Pemungutannya yaitu Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Bea Materai, Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri atas: Pajak Provinsi, Pajak Kabupaten/Kota.

2.1.1.4 Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo (2013:7-8) sistem pemungutan pajak dibagi menjadi 3 adalah sebagai berikut:

Official Assessment System adalah suatu system pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak, Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang, With Holding System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak”.


(20)

15

2.1.2 Keadilan Pajak

2.1.2.1 Pengertian Keadilan Pajak

Menurut Wiratni Ahmadi (2010:10) pengertian keadilan pajak adalah sebagai berikut:

“Suatu pola pemungutan pajak diterima oleh pemerintah yang diselenggarakan secara umum dan merata agar dapat terpenuhi asas keadilan dan seluruh induvidu memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam hukum pajak sehingga memenuhi target pajak.”

Menurut Supramono dan Theresia Woro Damayanti (2010:4) pengertian keadilan pajak adalah sebagai berikut:

“Pajak yang dipungut dan yang diterima oleh pemerintah yang harus dilakukan secara adil dan merata sehingga harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak dan sesuai dengan manfaat yang diminta Wajib Pajak dari pemerintah, sehingga memenuhi jumlah target pajak”.

Menurut Tony Marsyahrul (2009) pengertian keadilan pajak adalah sebagai berikut:

“Perlakuan yang sama kepada Wajib Pajak, yang tidak membedakan kewarganegaraan, baik pribumi, maupun asing, dan tidak membedakan agama, aliran politik dan sebagainya, sehingga tercapainya keadilan dan memenuhi jumlah angka target pajak”.

Sedangkan Menurut Soemarso (2007) pengertian keadilan pajak adalah sebagai berikut:

“Beban kepada masing-masing subjek pajak yang sesuai dengan kemampuannya dan setiap Wajib Pajak harus menyumbang bagian yang wajar atas biaya-biaya pemerintah”.


(21)

16

Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keadilan pajak aadalah suatu ukuran yang penting dalam pemungutan perpajakan, keadilan pajak harus seimbang dan tidak diskriminasi.

2.1.2.2 Keadilan Dalam Perpajakan

Dalam berbagai literature pajak, keadilan sering dikonotasikan dengan persoalan pemberian beban kepada Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar utang pajak (Y. Sri Pudyatmoko, 2015:11-12).

Menurut Gilarso dalam (2015:12-13) ada tiga patokan yang dipergunakan supaya pajak itu adil, sebagai berikut:

1. Beban pajak harus sesuai dengan daya pikul (kemampuan membayar) dari si Wajib Pajak untuk menghindari kecurangan,

2. Pendapatan seseorang makin tinggi maka dikenakan tarif pajak dengan persentase yang makin besar pula,

3. Beban pajak disesuaikan dengan manfaat yang diperoleh. Orang yang mendapat manfaat lebih besar dari pengeluaran pemerintah tertentu sudah selayaknya memberikan sumbangan yang lebih besar pula.

Keadilan tidak semata-mata dalam diri Wajib Pajak ataupun penanggung pajak, karena sebenarnya yang berhak atas keadilan bukan hanya satu pihak saja. Keadilan dalam wujud keseimbangan juga merupakan hal yang menjadi hak dari aparatur negara.

2.1.2.3Asas Keadilan Perpajakan

Menurut Rosdiana 2008:18 ada dua asas keadilan perpajakan, sebagai berikut: 1. Benefit Principle adalah Wajib Pajak harus membayar pajak sejalan dengan

manfaat yang dinikmatinya yang disediakan oleh pemerintah,

2. Ability Principle adalah pajak yang dibedakan kepada Wajib Pajak atas dasar kemampuan membayar dan penghasilannya.


(22)

17

Menurut Siahaan 2010:112 keadilan pajak dibagi dalam tiga pendekatan aliran pemikiran, sebagai berikut:

1. Prinsip Manfaat (Benefit Principle)

Seperti teori yang diperkenalkan oleh Adam Smith serta beberapa ahli perpajakan lain tentang keadilan, mereka mengatakan bahwa keadilan harus didasarkan pada prinsip manfaat. Prinsip ini menyatakan bahwa suatu sistem pajak dikatakan adil apabila kontribusi yang diberikan oleh setiap wajib pajak sesuai dengan manfaat yang diperolehnya dari jasa-jasa pemerintah. Jasa pemerintah ini meliputi berbagai sarana yang disediakan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan prinsip ini maka sistem pajak yang benar-benar adil akan sangat berbeda tergantung pada struktur pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, prinsip manfaat tidak hanya menyangkut kebijakan pajak saja, tetapi juga kebijakan pengeluaran pemerintah yang dibiayai oleh pajak. 2. Prinsip Kemampuan Untuk Membayar (Ability To Pay)

Dalam pendekatan ini, masalah pajak hanya dilihat dari sisi pajak itu sendiri, terlepas dari sisi pengeluaran publik (pengeluaran pemerintah untuk membiayai pengeluaran bagi kepentingan publik). Menurut prinsip ini, perekonomian memerlukan suatu jumlah penerimaan pajak tertentu, dan setiap wajib pajak diminta untuk membayar sesuai dengan kemampuannya. Prinsip kemampuan membayar secara luas digunakan sebagai pembebanan pajak. Pendekatan prinsip kemampuan membayar dipandang lebih baik dalam mengatasi masalah redistribusi dalam pendapatan masyarakat, tetapi mengabaikan masalah yang berkaitan dengan penyediaan jasa-jasa publik (Siahaan, 2010:113).

3. Keadilan Horizontal Dan Keadilan Vertikal

Mengacu pada prinsip kemampuan untuk membayar, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat dua kelompok besar keadilan pajak, yaitu: Keadilan Horizontal adalah suatu pemungutan pajak memenuhi keadilan horizontal apabila Wajib Pajak yang berada dalam kondisi yang sama diperlakukan sama (equal treatment for equals) dalam hal sebagai berikut (Andria, 2008:18): Definisi penghasilan, Globality, Net Income, Personal Exemption, Equal Treatment for The Equals.

Keadilan Vertikal adalah pemungutan pajak secara vertikal apabila orang-orang dengan tambahan kemampuan ekonomis yang berbeda dikenakan pajak penghasilan yang berbeda setara dengan perbedaannya atau yang sering disebut dengan unequal treatment for the unequals. Syarat-syarat


(23)

18

keadilan vertikal adalah sebagai berikut: Unequal Treatment for The Unequals,Progression.

2.1.2.4 Indikator Keadilan Pajak

Indikator Keadilan Pajak dalam penelitian ini menggunakan dasar pemikiran dari Supramono dan Theresia Woro Damayanti (2010) adalah sebagai berikut Selisih Jumlah Penerimaan Pajak dengan Jumlah Target Pajak.

2.1.3 Tarif Pajak

2.1.3.1 Pengertian Tarif Pajak

Pemerintah dapat menciptakan keseimbangan sosial dengan adanya keadilan, sehingga kesejahtraan masyarakat tercapai, penetapan tarif pajak harus berdasarkan pada keadilan karena pungutan pajak yang dilakukan di Indonesia menggunakan tarif pajak (Kurniawati, 2014:5).

Pengertian tarif pajak dipaparkan oleh beberapa ahli dalam bidangnya, adalah sebagai berikut:

Menurut Waluyo (2014:17) pengertian tarif pajak adalah sebagai berikut: “Tarif untuk menghitung besarnya pajak terutang (pajak yang harus dibayar)”. Menurut Supramono dan Theresia Woro Damayanti (2010:7) pengertian tarif pajak adalah sebagai berikut:

“Tarif yang digunakan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar”. Sedangkan menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:30) pengertian tarif pajak adalah sebagai berikut:


(24)

19

Berdasarkan ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tarif pajak merupakan besar beban pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak.

Pemungutan pajak tidaklah dapat terlepas dari keadilan, hanya keadilan yang dapat menciptakan keseimbangan social, yang sangat penting untuk kesejahtraan masyarakat umum dan dapat mencegah segala macam sengketa dan pertengkaran. Menurut R. Santoso Brotodiharjo tarif harus didasarkan atas pemahaman setiap orang mempunyai hak yang sama, sehingga tercapai tarif-tarif pajak yang proporsional atau sebanding. 2.1.3.2 Macam-macam Tarif Pajak

Menurut Mardiasmo (2013:9) mengatakan ada 4 macam tarif pajak adalah sebagai berikut:

1. Tarif Sebanding/Proporsional

Tarif berupa persentasi yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenakan pajak.

Contoh: untuk penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10%.

2. Tarif Tetap

Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.

Contoh: besarnya tarif Bea Materai untuk cek dan bilyet giro dengan nilai nominal berapapun adalah Rp3.000,00.

3. Tarif Progresif

Persentasi tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenakan pajak semakin besar.

Contoh: pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak orang pribadi dalam negri.


(25)

20

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp50.000.000,00 5%

Di atas Rp50.000.000,00 s.d. Rp250.000.000,00 15%

Di atas Rp250.000.000,00 s.d. Rp500.000.000,00 25%

Di atas Rp500.000.000,00 30%

Menurut kenaikan persentasi tarifnya, tarif progresif dibagi menjadi: a. Tarif progresif progresif : kenaikan persentasi semakin besar b. Tarif progresif tetap : kenaikan persentasi tetap

c. Tariff progresif degresif : kenaikan persentasi semakin kecil 4. Persentasi tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenakan

pajak semakin besar. 2.1.3.3 Indikator Tarif Pajak

Indikator Tarif Pajak dalam penelitian ini menggunakan dasar pemikiran dari Waluyo (2014) adalah Jumlah Pajak Penghasilan Badan.

2.1.4 Penggelapan Pajak (Tax Evasion)

2.1.4.1 Pengertian Penggelapan Pajak (Tax Evasion)

Menurut Chairil Anwar Pohan (2013:23) pengertian penggelapan pajak (tax evasion) adalah sebagai berikut:

“Upaya Wajib Pajak menghindari pajak terutang secara ilegal dengan cara menyembunyikan keadaan yang sebenarnya”.

Menurut Timbul Hamonangan Simanjuntak dan Imam Mukhlis (2012:91) pengertian penggelapan pajak (tax evasion) adalah sebagai berikut:

“Wajib Pajak yang salah yang menyimpang bertentangan dengan semangat dan tanggung jawab yang diharapkan dari seorang Wajib Pajak, karenanya dikenakan sanksi berat”.


(26)

21

Sedangkan menurut Mardiasmo (2013:9) pengertian penggelapan pajak (tax evasion) adalah sebagai berikut:

“Usaha yang dilakukan oleh Wajib Pajak untuk meringankan beban pajak dengan cara yang tidak legal atau melanggar undang-undang”.

Berdasarkan ketiga pengertian diatas maka dapat disimpulkan penggelapan pajak (tax evasion) adalah prilaku Wajib Pajak yang salah dan menyimpang dalam menghindari pajak terutang dengan cara yang tidak legal atau melanggar undang-undang.

2.1.4.2 Perlawanan dalam perpajakan

Menurut Chairil Anwar Pohan (2013:22) Dalam perpajakaan ada perlawanan pajak terhadap pemungutan pajak yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Perlawanan Pasif: Meliputi hambatan-hambatan yang mempersukar pemungutan pajak yang erat hubungannya dengan struktur ekonomi suatu Negara, perkembangan intelektual dan moral penduduk, serta sistem dan cara pemungutan pajak itu sendiri

2. Perlawanan Aktif: Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada fiskus dan bertujuan untuk menghindari pajak.

Dalam perlawanan aktif ada beberapa modus yang biasanya digunakan Wajib Pajak untuk menghindari pajak, yakni:

a. Tax Avoidance (penghindaran pajak) adalah upaya penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan, dimana metode dan teknik yang digunakan cenderung memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri, untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang.

b. Tax Evasion (penggelapan atau penyeludupan pajak) adalah uapaya Wajib Pajak menghindari pajak terutang secara ilegal dengan cara menyembunyikan keadaan yang sebenarnya.


(27)

22

c. Tax Saving (penghematan pajak) adalah upaya Wajib Pajak untuk mengelak utang pajaknya dengan jalan menahan diri untuk tidak membeli produk-produk yang ada pajak pertambahan nilainya, atau dengan sengaja mengurangi jam kerja atau pekerjaan yang dapat dilakukannya sehingga penghasilannya menjadi kecil dan dengan demikian terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang besar. Untuk melakukan kegiatan perpajakan, Wajib Pajak dapat melakukan tax planning, dimana tax planning merupakan strategi untuk mengatur akuntansi dan keuangan prusahaan untuk meminimalkan kewajiban perpajakan dengan cara-cara yang tidak melanggar peraturan perpajakan (in legal way). Menurut Chairil Anwar Pohan (2013:20) ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari perencanaan pajak yang dilakukan secara cermat, yaitu sebagai berikut:

1. Penghematan kas keluar, karena beban pajak yang berupakan unsur biaya yang dapat dikurangi.

2. Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cash flow), karena dengan perencanaan pajak yang matang dapat dapat diperkirakan kebutuhan kas untuk pajak, dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat.

2.1.4.3 Faktor-Faktor Penggelapan Pajak (Tax Evasion)

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:149) yang menyebabkan terjadinya tax evasion adalah sebagai berikut:

1. Kondisi lingkungan

Lingkungan social masyarakat menjadi hal yang tak terpisahkan dari manusia sebagai mahluk social, manusia akan selalu saling bergantung satu sama lain. Hampir tidak ditemukan manusia di dunia ini yang hidupnya hanya bergantung pada diri sendiri tanpa memperdulikan keberadaan orang lain, begitu juga dalam dunia perpajakan, manusia akan melihat lingkungan sekitar yang seharusnya mematuhi aturan perpajakan. Jika kondisi lingkungannya baik (taat aturan), masing-masing induvidu akan termotivasi untuk mematuhi peraturan perpajakan dengan membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebaliknya jika lingkungan sekitar kerap melanggar peraturan. Masyarakat menjadi saling meniru untuk tidak


(28)

23

mematuhi peraturan karena dengan membayar pajak, mereka merasa rugi telah membayarnya sementara yang lain tidak.

2. Pelayanan fiskus yang mengecewakan

Pelayanan aparat pemungut pajak terhadap masyarakat cukup menentukan dalam pengambilan keputusan Wajib Pajak untuk membayar pajak. Hal tersebut disebabkan oleh perasaan Wajib Pajak yang merasa dirinya telah memberikan kontribusi pada Negara dengan membayar pajak. Jika pelayanan yang diberikan telah memuaskan Wajib Pajak, mereka tentunya merasa telah diapresiasi oleh fiskus. Mereka menganggap bahwa kontribusinya telah dihargai meskipun hanya sekedar dengan pelayanan yang ramah saja. Tapi jika yang dilakukan tidak menunjukkan penghormatan atas usaha Wajib Pajak, masyarakat merasa malas untuk membayar pajak kembali.

3. Tingginya tarif pajak

Pemberlakuan tarif pajak mempengaruhi Wajib Pajak dalam hal pembayaran pajak. Pembebanan pajak yang rendah membuat masyarakat tidak terlalu keberatan untuk memenuhi kewajibannya. Meskipun masih ingin berkeliat dari pajak, mereka tidak akan terlalu membangkang terhadap aturan perpajakan karena harta yang berkurang hanyalah sebagian kecilnya. Dengan pembebanan tarif yang tinggi, masyarakat semakin serius berusaha untuk terlepas dari jeratan pajak yang menghantuinya. Wajib Pajak ingin mengamankan hartanya sebanyak mungkin dengan berbagai cara karena mereka tengah berusaha untuk mencukupi berbagai kebutuhan hidupnya. Masyarakat tidak ingin apa yang telah diperoleh dengan kerja keras harus hilang begitu saja hanya karena pajak yang tinggi.

4. Sistem administrasi perpajakan yang buruk

Penerapan sistem administrasi pajak mempunyai peranan penting dalam peroses pemungutan pajak seatu Negara. Dengan sistem administrasi yang bagus, pengelolaan perpajakan akan berjalan lancar dan tidak akan terlalu banyak menemui hambatan yang berarti. Sistem yang baik akan menciptakan manajemen pajak yang professional, prosedur berlangsung sistematis dan tidak semrawut. Ini membuat masyarakat menjadi terbantu karena pengelolaan pajak yang tidak membingungkan dan transparan. Seandainya system yang diterapkan berjalan jauh dari harapan, masyarakat menjadi berkeinginan untuk menghindari pajak. Mereka bertanya-tanya apakah pajak yang telah dibayarnya akan dikelola dengan baik atau tidak. Setelah timbul pemikiran yang menyaksikan kinerja fiskus seperti itu, kemungkinan besar banyak Wajib Pajak yang benar-benar lari dari kewajiban membayar pajak.


(29)

24

2.1.4.4 Indikator Penggelapan Pajak (Tax Evasion)

Indikator tax evasion dalam penelitian ini menggunakan dasar pemikiran dari Adrian Sutedi (2013:280) adalah Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang Tidak Setor Pajak Terutangnya dan tidak menyampaikan SPT.

2.2 Kerangka Pemikiran

Keadilan pajak, Tarif pajak, dan penggelapan pajak adalah masalah yang di angkat oleh penulis untuk diteliti. Seringkali peniliti mendengar tentang adanya penggelapan pajak yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga mengurangi atau bahkan merugikan penerimaan negara. Penggelapan pajak dapat didasari dari perilaku wajib pajak yang tidak taat dengan adanya aturan-aturan yang sudah dikeluarkan di perpajakan seperti ingin membayar pajak dengan jumlah kecil dengan pendapatan yang sangat besar, bahkan ingin tidak membayar pajak samasekali. Tarif pajak yang tinggi juga merupakan salah satu kenapa wajib pajak melakukan penggelapan pajak, dengan tarif pajak yang membebani wajib pajak yang berpenghasilan tinggi atau rendah maka wajib pajak akan melakukan segala cara untuk tidak membayar pajak. Penerapan tarif pajak harus disesuaikan dengan keadaan ekonomi para wajib pajak sehingga wajib pajak tidak merasa terbebankan untuk membayar pajak sehinga akan memaksimal jumlah pendapatan negara. Dengan tarif pajak yang sesuai maka akan meminilmakan jumlah persentase akan terjadi nya penggelapan pajak yang akan terjadi.


(30)

25

2.2.1 Hubungan Keadilan Pajak dengan Penggelapan Pajak (Tax Evasion) Menurut Adam Smithh dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:20) mengatakan Keadaan yang sama atau orang yang berbeda dalam keadaan yang sama harus dikenakan pajak yang sama, keadilan atau kesamaan dalam sistem perpajakan lazimnya disebut nondiscrimination sehingga orang asing dan warga Negara Indonesia yang berada dalam keadaan yang sama akan diperlakukan sama dan dikenakan pajak yang sama besar, jika memungut pajak tidak merata maka Wajib Pajak merasa tidak dilakukan dengan adil dan akan melakukan penggelapan pajak atau meminimalkan jumlah bayar pajak.

Pentingnya keadilan pajak bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan pemungutan dan pembayaran pajak dan menimbulkan pengaruh terhadap sikap wajib pajak dalam melaksanakan dan melakukan pembayaran kewajiban pajak mereka, Wajib Pajak memerlukan perlakuan yang adil dalam hal pengenaan dan pemungutan pajak. Dalam hal ini berakti semakin tinggi tingkat keadilan maka tindakan tax evasion rendah, namun sebaliknya apabila tingkat keadilan rendah maka tindakan tax evasion semakin tinggi (Yossi Friskianti dan Bestari Handayanti (2014)).

Adapun hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Irma Suryani Rahman (2013) memberikan bukti empiris dimana keadilan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi wajib pajak mengenai penggelapan pajak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baiknya keadilan yang diberlakukan maka akan semakin sedikit si Wajib Pajak untuk melakukan penggelapan pajak. Sama dengan hasil penelitian Muhammad Ary Wicaksono (2014) keadilan pajak berpengaruh positif dan


(31)

26

signifikan terhadap persepsi etis penggelapan pajak. Berbeda dengan penelitian Meiliana Kurniawati (2014) yang menyatakan hasil analisisnya bahwa keadilan pajak berpengaruh negatif signifikan.

Apabila di dalam pajak setiap Wajib Pajak merasa diperlakukan adil , baik dalam pembebanan pajak, dalam pemberian pelayanan di bidang pajak, maupun merasakan dengan jelas pemanfaatan utang pajak bagi kesejahtraan bangsa, maka diharapkan akan dapat membawa respon positif dari wajib pajak. Demikian juga sebaliknya, apabila Wajib Pajak mendapatkan perlakuan yang dirasa kurang adil, maka bias jadi akan mempengaruhi animo masyarakat selaku Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya.

2.2.2 Hubungan Tarif Pajak dengan Penggelapan Pajak (Tax Evasion)

Keterkaitan antara tarif pajak dengan tax evasion dalam penelitian ini berdasarkan pernyataan Raymond Fisman dan Shang-Jin Wei 2001 dikutip Siti Kurnia Rahayu (2010:149) yang menjelaska Tax rate dan tax evasion (pengauditan yang intensif atas berkas pajak untuk memperoleh true taxable income sehingga kolerasi antara tax rates dan taxevasion bisa ditentukan). Dalam peneltian tersebut jumlah dan nilai impor Cina dari Hongkong dan ekspor Hongkong ke Cina atas produk yang sama yang diperoleh dari World Bank’s World Integrated Trede Solution data base, Data yang dicocokan dengan product specific tax rate di Cina (bea cukai ditambah value added tax rates) terungkap bahwa evasion gap yang terjadi berkolerasi secara signifikan dengan tax rate Cina. Besarnya gap merupakan indikasi besarnya evasion.


(32)

27

Fakta yang ada menunjukan bahwa banyak nilai produkyang hilang karena tax rate yang tinggi.

Salah satu penyebab terjadinya tax evasion adalah tarif pajak, sebab yang lain adalah wajib pajak kurang sadar tentang kewajiban bernegara, tidak patuh pada peraturan, kurang menghargai huku, tingginya tarif pajak dan kondisi lingkungan sepertikesetabilan pemerintah, dan penghamburan keuangan Negara yang berasal dari pajak (Siti Kurnia Rahayu, 2010:149)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Inggrid Permatasari (2013) memberikan bukti empiris dimana dalam penelitiannya membuktikan bahwa hasil penelitiannya tariff pajak memiliki dampak positif dan signifikan terhadap penggelapan pajak. Sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meiliana Kurniawati (2014) yang menyatakan bahwa tarif pajak berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi penggelapan pajak.

International Tax Compact (2010) menjelaskan alasan Wajib Pajak melakukan tindakan penggelapan dan penghindaran pajak adalah rendahnya kemauan Wajib Pajak untuk membayar pajak atau rendahnya moral terhadap pajak, tingginya biaya kepatuhan yang harud ditanggung oleh Wajib Pajak, rendahnya system perpajakan, dan rendahnya tingkat terungkapnya tindak penggelapan pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak dan fiskus, salah satu penyebab rendahnya moral terhadap pajak adalah penetapan tarif pajak yang terlalu tinggi sehingga memberatkan bagi Wajib Pajak (Kurniawati 2014:5).


(33)

28

2.2.3 Paradigma Penelitian

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Pengaruh keadilan pajak dan tarif pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai penggelapan pajak (tax evasion)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:93) pengertian hipotesis adalah sebagai berikut: “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris.

Keadilan Pajak X1

Supramono dan Theresia Woro Damayanti 2010:4 Tony Marsyahrul 2009

Soemarso 2007

Tarif Pajak X2

Waluyo 2014:17 Supramono dan Theresia Woro Damayanti 2010:7

Siti Kurnia Rahayu 2010:30

Penggelapan Pajak (Tax Evasion)

Y

Chairil Anwar Pohan 2013:23 Timbul Hamonangan Simanjuntak

dan Imam Mukhlis2010:91 Mardiasmo 2013:9

Adam Smith dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:20)

Raymond Fisman dan Shang-Jin Wei 2001 dikutip Siti Kurnia Rahayu


(34)

29

H1: Keadilan pajak berpengaruh terhadap peresepsi Wajib Pajak mengenai penggelapan pajak (Tax Evasion).

H2: Tarif pajak berpengaruh terhadap peresepsi Wajib Pajak mengenai penggelapan pajak (Tax Evasion).


(35)

92 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sesuai rumusan masalah yang dicari sebagai berikut: 1. Keadilan pajak berpengaruh terhadap persepsi petugas pajak mengenai penggelapan pajak (Tax Evasion) pada Kantor Pelayanan Pajak Majalaya, semakin tinggi selisih target dengan penerimaan pajak masukan maka akan diikuti semakin tingginya persepsi petugas pajak mengenai penggelapan pajak (Tax Evasion) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.

2. Tarif pajak berpengaruh signifikan terhadap persepsi petugas pajak mengenai penggelapan pajak (Tax Evasion) pada Kantor Pelayanan Pajak Majalaya. semakin tinggi tarif pajak penerimaan PPh Badan maka akan diikuti semakin menurunnya persepsi petugas pajak mengenai penggelapan pajak (Tax Evasion) pada Kantor Pelayanan Pajak Majalaya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Saran Praktis/Operasional

a. Untuk mengurangi penggelapan pajak (tax evasion) melalui keadilan pajak, disarankan untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya agar memberikan hak Wajib Pajak yang sesuai dengan pembayaran pajak dan


(36)

93

memberikan sosialisasi yang baik dan benar tentang kewajiban Wajib Pajak secara berkala kepada Wajib Pajak dan untuk menekan penggelapan pajak, maka pemerintah sebagai pembuat keputusan harus menyelenggarakan pemungutan dan pengelolaan uang pajak dengan adil, adil maksudnya menggunakan dana yang dikumpulkan dari pajak untuk kepentingan umum, sehingga masyarakat percaya bahwa uang pajak yang telah mereka setorkan telah digunakan dengan baik

b. Untuk mengurangi penggelapan pajak (tax evasion) melalui tarif pajak disarankan untuk pemerintah perlu mengkaji ulang tarif pajak apakah terlalu tinggi atau tidak terhadap Wajib Pajak, pemberian potongan pajak terhadap prusahaan yang sudah go public sangat dibutuhkan agar tidak terlalu memberatkan bagi prusahaan dan akan taat membayar hutang pajaknya, jika sesuai kemudian perlu diberikan sosialisasi secara berkala mengenai pentingnya dan manfaat pajak bagi pembangunan Negara serta perlu juga mensosialisasikan peraturan perpajakan terbaru yang berlaku. 2. Saran Akademis

dalam penelitian ini keadilan pajak mempengaruhi penggelapan pajak (tax evasion) sebesar 12,6% dan sedangkan tarif pajak mempengaruhi penggelapan pajak (tax evasion) sebesar 11,8%. Bagi Peneliti selanjutnya peneliti menyarankan agar dapat menambah jumlah responden dan wilayah penelitian sehingga menambah sebuah penelitian yang lebih baik dan hasilnya dapat di generalisir, menambahkan jumlah variabel independen yang dapat


(37)

94

mempengaruhi penggelapan pajak, seperti diskriminasi, ketepatan pengalokasian, teknologi informasi dan budaya yang berbeda, dan juga metode penelitian yang digunakan tidak hanya menggunakan kuisioner tapi juga melakukan wawancara secara langsung.


(1)

27

Fakta yang ada menunjukan bahwa banyak nilai produkyang hilang karena tax rate yang tinggi.

Salah satu penyebab terjadinya tax evasion adalah tarif pajak, sebab yang lain adalah wajib pajak kurang sadar tentang kewajiban bernegara, tidak patuh pada peraturan, kurang menghargai huku, tingginya tarif pajak dan kondisi lingkungan sepertikesetabilan pemerintah, dan penghamburan keuangan Negara yang berasal dari pajak (Siti Kurnia Rahayu, 2010:149)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Inggrid Permatasari (2013) memberikan bukti empiris dimana dalam penelitiannya membuktikan bahwa hasil penelitiannya tariff pajak memiliki dampak positif dan signifikan terhadap penggelapan pajak. Sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meiliana Kurniawati (2014) yang menyatakan bahwa tarif pajak berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi penggelapan pajak.

International Tax Compact (2010) menjelaskan alasan Wajib Pajak melakukan tindakan penggelapan dan penghindaran pajak adalah rendahnya kemauan Wajib Pajak untuk membayar pajak atau rendahnya moral terhadap pajak, tingginya biaya kepatuhan yang harud ditanggung oleh Wajib Pajak, rendahnya system perpajakan, dan rendahnya tingkat terungkapnya tindak penggelapan pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak dan fiskus, salah satu penyebab rendahnya moral terhadap pajak adalah penetapan tarif pajak yang terlalu tinggi sehingga memberatkan bagi Wajib Pajak (Kurniawati 2014:5).


(2)

2.2.3 Paradigma Penelitian

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Pengaruh keadilan pajak dan tarif pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai penggelapan pajak (tax evasion)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:93) pengertian hipotesis adalah sebagai berikut: “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris.

Keadilan Pajak X1

Supramono dan Theresia Woro Damayanti 2010:4 Tony Marsyahrul 2009

Soemarso 2007

Tarif Pajak X2

Waluyo 2014:17 Supramono dan Theresia Woro Damayanti 2010:7

Siti Kurnia Rahayu 2010:30

Penggelapan Pajak (Tax Evasion)

Y

Chairil Anwar Pohan 2013:23 Timbul Hamonangan Simanjuntak

dan Imam Mukhlis2010:91 Mardiasmo 2013:9

Adam Smith dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:20)

Raymond Fisman dan Shang-Jin Wei 2001 dikutip Siti Kurnia Rahayu


(3)

29

H1: Keadilan pajak berpengaruh terhadap peresepsi Wajib Pajak mengenai

penggelapan pajak (Tax Evasion).

H2: Tarif pajak berpengaruh terhadap peresepsi Wajib Pajak mengenai penggelapan


(4)

92

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sesuai rumusan masalah yang dicari sebagai berikut: 1. Keadilan pajak berpengaruh terhadap persepsi petugas pajak mengenai penggelapan pajak (Tax Evasion) pada Kantor Pelayanan Pajak Majalaya, semakin tinggi selisih target dengan penerimaan pajak masukan maka akan diikuti semakin tingginya persepsi petugas pajak mengenai penggelapan pajak (Tax Evasion) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.

2. Tarif pajak berpengaruh signifikan terhadap persepsi petugas pajak mengenai penggelapan pajak (Tax Evasion) pada Kantor Pelayanan Pajak Majalaya. semakin tinggi tarif pajak penerimaan PPh Badan maka akan diikuti semakin menurunnya persepsi petugas pajak mengenai penggelapan pajak (Tax Evasion) pada Kantor Pelayanan Pajak Majalaya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Saran Praktis/Operasional

a. Untuk mengurangi penggelapan pajak (tax evasion) melalui keadilan pajak, disarankan untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya agar memberikan hak Wajib Pajak yang sesuai dengan pembayaran pajak dan


(5)

93

memberikan sosialisasi yang baik dan benar tentang kewajiban Wajib Pajak secara berkala kepada Wajib Pajak dan untuk menekan penggelapan pajak, maka pemerintah sebagai pembuat keputusan harus menyelenggarakan pemungutan dan pengelolaan uang pajak dengan adil, adil maksudnya menggunakan dana yang dikumpulkan dari pajak untuk kepentingan umum, sehingga masyarakat percaya bahwa uang pajak yang telah mereka setorkan telah digunakan dengan baik

b. Untuk mengurangi penggelapan pajak (tax evasion) melalui tarif pajak disarankan untuk pemerintah perlu mengkaji ulang tarif pajak apakah terlalu tinggi atau tidak terhadap Wajib Pajak, pemberian potongan pajak terhadap prusahaan yang sudah go public sangat dibutuhkan agar tidak terlalu memberatkan bagi prusahaan dan akan taat membayar hutang pajaknya, jika sesuai kemudian perlu diberikan sosialisasi secara berkala mengenai pentingnya dan manfaat pajak bagi pembangunan Negara serta perlu juga mensosialisasikan peraturan perpajakan terbaru yang berlaku. 2. Saran Akademis

dalam penelitian ini keadilan pajak mempengaruhi penggelapan pajak (tax evasion) sebesar 12,6% dan sedangkan tarif pajak mempengaruhi penggelapan pajak (tax evasion) sebesar 11,8%. Bagi Peneliti selanjutnya peneliti menyarankan agar dapat menambah jumlah responden dan wilayah penelitian sehingga menambah sebuah penelitian yang lebih baik dan hasilnya dapat di generalisir, menambahkan jumlah variabel independen yang dapat


(6)

mempengaruhi penggelapan pajak, seperti diskriminasi, ketepatan pengalokasian, teknologi informasi dan budaya yang berbeda, dan juga metode penelitian yang digunakan tidak hanya menggunakan kuisioner tapi juga melakukan wawancara secara langsung.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi, dan Kemungkinan terdeteksi Kecurangan terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)

12 95 180

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Teknologi Informasi Perpajakan Terhadap Tindakan Penggelapan Pajak ( Survei pada Bagian Pengawasan Dan Pengolahan Data di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

19 72 40

Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tegalega Kota Bandung)

4 13 36

Pengaruh Keadilan Sistem Perpajakan Terhadap Penggelapan Pajak (Survei pada Bagian Pengawasan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

0 7 1

Pengaruh Keadilan Tarif Pajak dan Kualitas Pemeriksaan Pajak Terhadap Upaya Meminimalisasi Terjadinya Tax Evasion (Survei Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang)

0 2 1

Pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Survei Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

12 40 43

Pengaruh Ekstensifikasi Pajak dan Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya)

7 68 51

Pengaruh Tarif Pajak dan Teknologi Informasi Perpajakan Terhadap Penggelapan Pajak (Survei pada KPP Pratama Majalaya)

10 50 33

PENDAHULUAN Pengaruh Keadilan Sistem Perpajakan Tarif Pajak Diskriminasi Kecurangan Ketepatan Pengalokasian Dan Money Ethics Mengenai Persepsi Wajib Pajak Terhadap Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion).

0 3 10

Pengaruh Persepsi Keadilan dan Sistem Perpajakan Terhadap Penggelapan Pajak (Tax Evasion).

15 61 43