80
Siswa menjelaskan di mana saja analogi-analogi yang tidak sesuai. 6 Eksplorasi Penjelajahan
Siswa mengeksplorasikan kembali topik asli. 7 Membuat Analogi
Siswa menyiapkan analogi langsung dan mengeksplorasi persamaan dan perbedaannya.
3. Sistem Sosial
Model sinektik sebenarnya dapat disusun dengan mudah, asalkan guru dapat memprakarsai dan membimbing penggunaan mekanisme-mekanisme
operasional. Guru dapat membantu siswa mengintelektualkan proses-proses mental mereka. Namun, siswa punya kebebasan dalam diskusi terbuka mereka
agar mereka melibatkan diri dalam pemecahan masalah metaforis. Norma-norma kerja sama, “permainan khayalan”, dan kualitas intelektual dan emosional penting
untuk membangun setting dalam pemecahan masalah secara kreatif. Reward bersifat internal, datang dari kepuasan dan kenyamanan siswa dalam aktivitas
pembelajaran.
4. Prinsip Reaksi
Guru mencatat ke dalam pola berpikir yang menetap dan tampak pada individu, dan mengusahakan membangkitkan kemampuan psikis siswa untuk
merespons kreatif. Selanjutnya guru harus memanfaatkan hal-hal yang bersifat tidak rasional untuk mendorong keengganan kata hatinya, mengemukakan sesuatu
yang tidak relevan, fantasi, simbol-simbol dan sebagainya sebagai alat proses berpikir. Guru harus menerima semua respons siswa agar mereka merasa diterima
untuk lebih mengembangkan ekspresi kreatifnya. Dalam strategi kedua, sejak awal siswa dibimbing untuk menganalisis. Guru menjelaskan dan meringkas
kemungkinan aktivitas belajar siswa dan bertingkah laku problem-solving oleh siswa.
5. Sistem Pendukung
Pada hakikatnya siswa tetap membutuhkan fasilitas dari seorang pemimpin yang kompeten dalam merancang dan menerapkan prosedur-prosedur analisis.
Siswa juga memerlukan dalam hal masalah-masalah ilmiah atau sains, sebuah
81
laboratorium yang dapat membangun model-model dan perangkat lain untuk membuat masalah menjadi konkret dan menciptakan inovasi-inovasi praktis lain.
Suatu kelas membutuhkan ruang kerja suatu lingkungan yang di dalamnya suatu kreativitas bisa dihargai dan digunakan. Ruangan belajar yang biasa
mungkin dapat menyediakan kebutuhan-kebutuhan seperti ini, tetapi kelas yang sering dirancang dalam bentuk kelompok-kelompok mungkin akan terlalu besar
untuk aktivitas-aktivitas sinektik. Dengan demikian kelompok-kelompok kecil perlu dibuat.
6. Dampak Instruksional dan Pengiring