MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI.

(1)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM

PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

(Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung)

TESIS

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

SARY SUKAWATI NIM 1202243

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA


(2)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM

PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

(Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung)

Oleh Sary Sukawati

S.Pd. UPI Bandung, 2005

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia

© Sary Sukawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014


(3)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(4)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SARY SUKAWATI

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM

PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

(Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung)

TESIS

disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Prof. Dr. Iskandarwassid, M. Pd.

Pembimbing II,

Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd. NIP 196109101986031004

Mengetahui


(5)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI


(6)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI


(7)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

ABSTRAK

Sukawati, Sary. 2014. Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal (Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung). Tesis pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

Pada hakikatnya penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas penerapan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal (MBI-KI) dalam pembelajaran menulis eksposisi. Harus diakui bahwa permasalahan ihwal menulis eksposisi seringkali dirasakan oleh mahasiswa. Hal ini berdampak pada hasil tulisan yang kurang berkualitas baik dari segi isi, maupun organisasi tulisan. Sebagai salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut, penerapan MBI-KI ini dilaksanakan melalui langkah-langkah pembelajaran yang dapat memotivasi mahasiswa untuk berpikir kritis dan memiliki kecerdasan interpersonal. Langkah-langkah tersebut berorientasi pada mengumpulkan dan mengolah informasi, sehingga membentuk sebuah konsep. Konsep–konsep yang dihasilkan dapat dijadikan ide atau gagasan untuk menulis dan menghasilkan sebuah tulisan eksposisi yang berkualitas dan menunjukkan kecerdasan interpersonal yang tinggi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain eksperimen kuasi. Desain eksperimen kuasi ini tidak melakukan random subjek untuk menentukan sebuah grup. Sampel dalam penelitian ini adalah tulisan eksposisi mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung. Data utama pada penelitian ini berupa hasil tulisan eksposisi pada tes awal dan tes akhir, sedangkan data pendukung berupa temuan pada proses pembelajaran serta respons dosen dan mahasiswa terhadap efektivitas MBI-KI. Pengumpulan data tersebut didapatkan melalui teknik tes, teknik observasi, teknik angket, dan teknik wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal telah dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu 1) tahap penyajian data, 2) tahap klasifikasi data, 3) tahap interpretasi data, dan 4) tahap penerapan prinsip. Kempat tahapan proses pembelajaran tersebut telah memotivasi mahasiswa untuk berpikir lebih kritis dan memiliki kecerdasan interpersonal serta terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis eksposisi. Hasil uji hipotesis skor rata-rata gain pada table uji t adalah 0, 000 lebih kecil dari taraf nyata pengujian (α) 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran pada kelas eksperimen dengan hasil pembelajaran pada kelas kontrol. Respons mahasiswa dan dosen terhadap efektivitas MBI-KI dalam pembelajaran menulis eksposisi yang dihasilkan melalui angket dan wawancara pun tergolong sangat baik/positif.


(8)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Sukawati, Sary. 2014. An Interpersonal Intelligence-Based Inductive Thinking Model in Learning Exposition Writing (A Quasi-Experiment in the D-3 Nursing Students of Bandung Health Polytechnics).

In essence, the current research was conducted to determine the effectiveness an interpersonal intelligence-based inductive thinking model (II-ITM, or in Indonesian language abbreviated MBI-KI) in learning exposition writing. Undeniable, too often students find it difficult to write an exposition. It impacts the results of their writings that are of low quality, both in content and in organizing. As one of the methods of resolving the problem, the MBI-KI is implemented through some learning stages capable of motivating students to think critically and have an interpersonal intelligence. The stages are oriented to collecting and processing information, in order to develop a concept. The concept produced may be used as an idea or notion for writing and producing a quality exposition writing and indicating a high interpersonal intelligence.

The objectives of this research were to: 1) describe the implementation of MBI-KI in learning exposition writing, 2) try out MBI-KI in a process of learning exposition writing, 3) describe the results of learning exposition writing in the experimental class, and 4) describe the responses of students and lecturers on MBI-KI in learning exposition writing.

The research method used was an experiment method by a quasi-experimental design. The design didn’t select randomly the subjects in defining a group. The sample of research was the exposition writings of the grade-I students of Bandung Health Polytechnics’ D-3 Nursing. The main data in the research was the results of exposition writings in both initial and final tests, whereas the supplementary data was the findings in learning processes and the responses of lecturers and students on the effectiveness of MBI-KI. Data collection was conducted by test technique, observation technique, questionnaire technique, and interview technique.

The research results showed that learning exposition writing has been implemented in accordance with the MBI-KI design consisting of four stages, namely: 1) data presentation, 2) data classification, 3) data interpretation, and 4) principle implementation. The results of learning process showed that the implementation of MBI-KI could motivate the students to think more critically and have high interpersonal intelligence and it has proved to be effective in enhancing the students’ competence in writing an exposition. The result of hypothesis test showed that the average score of gain in the table of t test was 0.000 less than the real test level (α) of 0.05. It indicated that H0 was rejected and thus Ha was


(9)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

learning in the experiment class and that of learning in the control class. The responses of students and lecturers on the effectiveness of the MBI-KI in learning exposition writing produced by questionnaire also fell into a category of very good/positive.


(10)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….. i

ABSTRAK ………... ii

ABSTRACT ………. iii

KATA PENGANTAR ………. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ………... vi

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR TABEL ……… xi

DAFTAR GAMBAR ………... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……….... xiv

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ……….. 1

1.2 Identifikasi Masalah ……… 7

1.3 Rumusan Masalah ………... 8

1.4 Tujuan Penelitian ……… 9

1.5 Manfaat Penelitian ……….. 9

BAB II MENULIS EKSPOSISI, MODEL BERPIKIR INDUKTIF, DAN KECERDASAN INTERPERSONAL ……… 10

2.1 Menulis Eksposisi ………. 10

2.1.1 Ihwal Menulis ……….. 10

2.1.2 Pengertian Eksposisi ……… 13

2.1.3 Struktur Eksposisi ……… 15

2.1.4 Jenis-jenis Eksposisi ………... 16

2.1.5 Ciri-ciri Linguistik ……….. 16

2.1.6 Penilaian Tulisan Eksposisi ………. 16

2.2 Model Pembelajaran Berpikir Induktif ……… 18


(11)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

2.2.2 Jenis-jenis Model Pembelajaran ……… 19

2.2.3 Model Berpikir Induktif ……….. 21

2.2.4 Struktur Model Berpikir Induktif ……… 22

2.3 Kecerdasan Interpersonal ………. 25

2.3.1 Teori Kecerdasan Multipel ……….. 25

2.3.2 Pengertian Kecerdasan Interpersonal ……….. 27

2.3.3 Karakteristik Kecerdasan Interpersonal ………... 28

2.3.4 Strategi Pengajaran untuk Kecerdasan Interpersonal ……. 30

2.4 Kurikulum AcuanPembelajaran Menulis di Politeknik Kesehatan Bandung ………. 33

2.4.1 Silabus Mata Kuliah Bahasa Indonesia ………. 34

2.4.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Kuliah Bahasa Indonesia ……….. 35

2.5 Kerangka Berpikir ………. 37

2.6 Hipotesis Penelitian ……….. 38

BAB III METODE PENELITIAN ………. 39

3.1 Metode dan Desain Penelitian ………. 39

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ………... 41

3.3 Definisi Operasional ……… 43

3.4 Prosedur Penelitian ……….. 44

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ……… 46

3.6 Teknik Analisis Data ……….. 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 56

4.1 Rancangan Model ……….. 56

4.1.1 Orientasi Model ………... 56

4.1.2 Implementasi Model ……… 58

4.2 Deskripsi Proses Pembelajaran ………. 66


(12)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2.2 Temuan Penting pada Pertemuan Pertama ……… 68

4.2.3 Pertemuan Kedua ……… 70

4.2.3.1 Tahap Penyajian Data ……….… 70

4.2.3.2 Tahap Klasifikasi Data ………. 71

4.2.4 Temuan Penting pada Pertemuan Kedua ………... 74

4.2.5 Pertemuan Ketiga ……….. 77

4.2.5.1 Tahap Interpretasi Data ………... 77

4.2.5.2 Tahap Penerapan Prinsip ………. 79

4.2.6 Temuan Penting pada Pertemuan Ketiga ………. 80

4.2.7 Pertemuan Keempat ………. 82

4.2.8 Temuan Penting pada Pertemuan Keempat ………. 83

4.3 Deskripsi Hasil Pembelajaran Menulis Eksposisi ……….... 84

4.3.1 Data Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen ……….. 84

4.3.2 Data Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen ……….. 102

4.3.3 Data Hasil Tes Awal Kelas Kontrol ………. 110

4.3.4 Data Hasil Tes Akhir Kelas Kontrol ………. 112

4.4 Deskripsi Analisis Data ……….... 114

4.4.1 Data Tes Awal Kelas Eksperimen ………..…….. 120

4.4.2 Data Tes Akhir Kelas Eksperimen ……… 121

4.4.3 Data Tes Awal Kelas Kontrol ………... 122

4.4.4 Data Tes Akhir Kelas Kontrol ……….. 122

4.5 Deskripsi Respons Mahasiswa dan dosen ………126

4.5.1 Respons Mahasiswa ……….. 126

4.5.2 Respons Dosen ………..…... 132

4.6 Pembahasan ………..125

4.6.1 Pembahasan Proses Pembelajaran ……… 136

4.6.2 Pembahasan Hasil Pembelajaran ……….. 140

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……….. 143


(13)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

5.2 Saran ………. 145

DAFTAR PUSTAKA ………... 147

LAMPIRAN ……… 149


(14)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ……….. 40

Tabel 3.2 Data Subjek Penelitian ………. 42

Tabel 3.3 Lembar Observasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran Menulis Eksposisi dengan Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal ……… 47

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara……… 50

Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Hasil Menulis Eksposisi ………... 51

Tabel 3.6 Kategori Nilai ………... 53

Tabel 4.1 Persentase Hambatan Menulis Mahasiswa ……….. 69

Tabel 4.2 Sebaran Topik Setiap Kelompok ……….. 71

Tabel 4.3 Klasifikasi Data Pertama ……… 72

Tabel 4.4 Klasifikasi Data Kedua ………. 73

Tabel 4.5 Lembar Observasi Proses Pembelajaran Menulis Eksposisi Pertemuan Kedua ……….. 75

Tabel 4.6 Lembar Observasi Proses Pembelajaran Menulis Eksposisi Pertemuan Ketiga ………. 81

Tabel 4.7 Data Skor Tes Awal Kelas Eksperimen ………... 85

Tabel 4.8 Klasifikasi Perolehan Skor Tes Awal Perkategori Kelas Eksperimen ………... 86

Tabel 4.9 Data Skor Tes Akhir Kelas Eksperimen ……….. 102

Tabel 4.10 Klasifikasi Perolehan Skor Tes Akhir Perkategori Kelas Eksperimen ………... 104

Tabel 4.11 Data Skor Tes Awal Kelas Kontrol ……….. 110

Tabel 4.12 Klasifikasi Perolehan Skor Tes Awal Perkategori Kelas Kontrol ……….. 112

Tabel 4.13 Data Skor Tes Akhir Kelas Kontrol ………. 112 Tabel 4.14 Klasifikasi Perolehan Skor Tes Akhir Perkategori Kelas


(15)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

Kontrol ……….. 114

Tabel 4.15 Peningkatan Hasil Pembelajaran Menulis Eksposisi Kelas

Eksperimen ………... 115

Tabel 4.16 Peningkatan Hasil Pembelajaran Menulis Eksposisi Kelas

Kontrol ………. 117

Tabel 4.17 Perbedaan Skor Rata-Rata Gain Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ……… 119

Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal Kelas Eksperimen ….. 120 Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas Data Tes Akhir Kelas Eksperimen …. 121 Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal Kelas Kontrol ……… 122 Tabel 4.21 Hasil Uji Normalitas Data Tes Akhir Kelas Kontrol ……… 122 Tabel 4.22 Hasil Uji Homogenitas Variansi Data Skor Gain Tes Awal

dan Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……... 124 Tabel 4.23 Hasil Uji Hipotesis Skor Rata-rata Gain Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ………. 125

Tabel 4.24 Kriteria Kualifikasi Angket ……….. 127

Tabel 4.25 Data Respons Setiap Mahasiswa terhadap MBI-KI ………. 128 Tabel 4.26 Rekapitulasi Jawaban Angket Respon Mahasiswa ………... 131 Tabel 4.27 Data Transkrip Hasil Wawancara Persepsi Dosen terhadap


(16)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ……… 37

Gambar 3.1 Alur Penelitian ………. 44

Gambar 4.1 Tahap Interpretasi Data ……… 78

Gambar 4.2 Tahap Penerapan Prinsip ………. 79

Gambar 4.3 Peningkatan Rata-rata Hasil Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………... 119

Gambar 4.4 Normal Q-Q Plot Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen ……… 123

Gambar 4.5 Normal Q-Q Plot Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Kontrol ……….. 123


(17)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Satuan Acara Perkuliahan Kelas Kontrol ……….. 149

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian ……….. 154

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ………... 155

Lampiran 4 Silabus Politeknik Kesehatan Bandung ………. 156

Lampiran 5 Keputusan Direktur Sps UPI tentang Perpanjangan Pembimbing Penulisan Tesis ………. 161

Lampiran 6 Surat Keterangan Validasi Instrumen ……… 163

Lampiran 7 Pedoman Penilaian Hasil Menulis Eksposisi ………. 167

Lampiran 8 Instrumen penelitian ………... 169

Lampiran 9 Sebaran Topik Setiap Kelompok ………... 172

Lampiran 10 Rekapitulasi Data Kelas eksperimen ………. 178

Lampiran 11 Rekapitulasi Data Kelas Kontrol ………... 178

Lampiran 12 Perbedaan Skor Rata-Rata Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……… 179

Lampiran 13 Klasifikasi Perolehan Skor Per Kategori ……….. 180

Lampiran 14 Contoh Karya Siswa ……….. 181 Lampiran 15

Lampiran 16

Angket Respon Mahasiswa ………

Foto-Foto Saat Penelitian ………..

191 198


(18)

[Type text]

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Mahasiswa sebagai salah satu kaum intelektual dituntut untuk memiliki keterampilan berbahasa secara baik. Dengan kata lain, mahasiswa seyogianya memiliki keterampilan berbahasa secara reseptif dan produktif. Keterampilan reseptif menyangkut keterampilan menyimak dan membaca, sedangkan keterampilan produktif menyangkut keterampilan berbicara dan menulis. Zainurrahman (2011: 2) mengemukakan bahwa menulis dan berbicara disebut produktif karena keterampilan tersebut digunakan untuk memproduksi bahasa demi penyampaian makna, sedangkan membaca dan mendengar disebut reseptif karena keterampilan tersebut digunakan untuk menangkap dan mencerna makna guna pemahaman terhadap penyampaian dalam bentuk bahasa, baik verbal maupun non-verbal.

Di antara empat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan menulislah yang paling tidak dikuasai oleh mahasiswa karena dalam menulis, keterampilan-keterampilan yang lainnya turut memengaruhi. Seseorang tidak akan mampu menulis jika ia tidak pernah membaca ataupun menyimak dalam kegiatan sehari-hari. Menulis juga dirasa sulit karena prosesnya tidak mudah. Tulisan yang dihasilkan biasanya bukan hasil berpikir instan melainkan suatu proses berpikir secara berulang-ulang. Hal lain yang harus diperhatikan dalam menulis adalah ketelitian dalam menggunakan tanda baca, struktur bahasa, pemilihan kata, serta penguasaan format atau struktur jenis tulisan tertentu.

Tidak mengherankan masih banyak persoalan yang muncul berkaitan dengan menulis. Dalam Alwasilah (2013: 223) dikemukakan bahwa perlu waktu lama dan latihan secara sinambung untuk membangun kemampuan


(19)

SARY SUKAWATI, 2014

menulis, sehingga pengajaran menulis perlu direncanakan dengan saksama. Lebih lanjut disampaikan bahwa menulis kadang sulit dan membuat mahasiswa frustasi, sehingga mereka memerlukan masukan yang korektif dan positif serta perasaan sukses agar mereka terus semangat berkarya.

Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dapat diketahui bahwa mahasiswa tingkat D3 termasuk ke dalam tingkat (level) 5. Pada level ini, mahasiswa dituntut untuk 1) mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, 2) menguasai konsep teoretis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural, 3) mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif, dan 4) bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.

Deskripsi KKNI khusus level 5 di atas, menunjukkan bahwa mahasiswa harus memiliki keterampilan menulis secara baik. Hal itu tercermin secara jelas pada poin nomor 3. Jika produktivitas menulis mahasiswa rendah maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep teoretis dalam bidang pengetahuan juga rendah. Pada akhirnya, pencapaian kompetensi yang diharapkan selama perkuliahan pun tidak akan tercapai. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk lebih kritis dalam menyampaikan sebuah ide atau gagasan yang ada di dalam pikiran melalui tulisan, sesuai dengan bidang kejuruan yang ditempuh.

Mahasiswa dapat menyampaikan ide dan gagasan tersebut ke dalam sebuah tulisan eksposisi. Eksposisi (exposition) merupakan evaluasi kritis terhadap satu gagasan (Emilia, 2012: 104). Lebih lanjut dikemukakan bahwa tujuan eksposisi adalah mengungkapkan argumen mengenai satu isu dan menjustifikasi. Teks eksposisi hanya berisi satu sisi argumentasi, sisi yang mendukung atau sisi yang menolak. Melalui tulisan ini mahasiswa


(20)

3

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan dapat menyampaikan argumen secara tepat.P ola pikir yang kritis dan kecerdasan interpersonal yang tinggi diharapkan dapat tercermin melalui tulisan ini.

Namun, dalam kenyataannya mahasiswa masih kesulitan menentukan ide atau gagasan pokok dalam menulis eksposisi. Setelah ide ditemukan pun, kesulitan berikutnya adalah mengembangkan ide-ide tersebut menjadi sebuah rangkaian kata dan kalimat dalam struktur teks eksposisi yang utuh. Keruntutan dan kekuatan argumen pun menjadi masalah yang sering dialami oleh mahasiswa. Begitu pula dengan inkonsistensi isi tulisan dengan topik. Banyak tulisan yang sudah dibuat oleh mahasiswa belum memenuhi kriteria penulisan yang baik dan benar, baik dari segi kualitas isi, maupun penggunaan tatabahasa yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD).

Rendahnya kualitas atau jumlah tulisan eksposisi yang dihasilkan, semata-mata bukan hanya pada masalah internal seperti yang tercantum di atas, melainkan juga masalah eksternal. Masalah eksternal tersebut dapat berupa penggunaan model pembelajaran yang disajikan saat pembelajaran menulis eksposisi. Model pembelajaran yang konvensional dan monoton akan membuat mahasiswa sulit untuk menghasilkan tulisan yang menunjukkan evaluasi kritis terhadap sebuah gagasan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi permasalahan di atas adalah model berpikir induktif. Model berpikir induktif merupakan karya besar Hilda Taba.S uatu strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi. Pada hakikatnya, model berpikir induktif adalah melakukan pembelajaran yang membentuk konsep-konsep dengan mengumpulkan dan mengolah informasi (Joyce, 2009: 97).

Lebih lanjut dikemukakan bahwa penerapan utama dari model ini adalah mengembangkan kapasitas berpikir. Bagaimanapun, dalam hal


(21)

SARY SUKAWATI, 2014

mengembangkan kapasitas berpikir, siswa perlu dituntut untuk mencerna dan memproses berbagai informasi. Model ini dapat diterapkan dalam setiap bidang kurikulum dari TK hingga sekolah tinggi. Menginduksi siswa untuk melampaui data yang diberikan merupakan upaya sadar untuk meningkatkan pola berpikir produktif dan kreatif (Joyce, 2009: 108).

Model berpikir induktif ini dapat membantu mahasiswa

mengumpulkan informasi dan mengujinya dengan teliti, mengolah informasi ke dalam konsep, dan belajar memanipulasi konsep-konsep tersebut. Digunakan secara bertahap, strategi ini juga dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk membentuk konsep-konsep secara efisien dan meningkatkan jangkauan perspektif dari sisi mana mereka memandang suatu informasi secara kritis. Dengan demikian, melalui model berpikir induktif yang melahirkan proses berpikir kritis, mahasiswa dapat menghasilkan ide dan mengembangkan ide-ide tersebut menjadi tulisan eksposisi yang menunjukkan evaluasi kritis terhadap sebuah gagasan.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dari

Saudara Agus Hamdani NIM 0705763 yang berjudul “Peningkatan

Penguasaan Unsur-unsur Sintaksis melalui Model Pembelajaran Induktif (Studi Eksperimen terhadap Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia STKIP Garut)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) melalui peran dosen sebagai fasilitator dan inisiator, model pembelajaran induktif telah berhasil memberi peluang kepada mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan memproses segala macam data dan konsep dasar sintaksis, (2) model pembelajaran induktif terbukti lebih baik dibanding model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan penguasaan unsur-unsur sintaksis mahasiswa, baik pengetahuan sintaksis, maupun performansi sintaksis, dan (3) persepsi mahasiswa dan dosen pelaksana terhadap model induktif dalam pembelajaran sintaksis tergolong baik dan positif.


(22)

5

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Persamaan penelitian di atas dengan kajian peneliti adalah penggunaan model induktif sebagai strategi pembelajaran di dalam kelas eksperimen. Perbedaannya terletak pada variabel terikat dan penambahan orientasi yang dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian Saudara Agus Hamdani model berpikir induktif ini diterapkan dalam pembelajaran unsur-unsur sintaksis, sedangkan dalam kajian peneliti, model berpikir induktif ini diterapkan dalam pembelajaran menulis eksposisi. Selain itu, peneliti juga menambahkan orientasi model pembelajaran berpikir induktif dengan kecerdasan interpersonal.

Penambahan orientasi kecerdasan interpersonal terhadap model berpikir induktif ini dilakukan oleh peneliti, dengan alasan bahwa kecerdasan merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam mendesain pembelajaran. Dalam Uno (2009: 2) dikemukakan bahwa strategi pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih bersifat massal, yang memberikan perlakuan dan layanan pendidikan yang sama kepada semua peserta didik. Padahal, mereka berbeda tingkat kecakapan, kecerdasan, minat, bakat, dan kreativitasnya. Lebih lanjut dalam Uno (2009: 45) dikemukakan bahwa esensi teori kecerdasan ganda menurut Gardner adalah menghargai keunikan setiap individu, berbagai variasi cara belajar, mewujudkan sejumlah model untuk menilai mereka dan cara yang hampir tak terbatas untuk mengaktualisasikan diri di dunia ini (Uno, 2009: 45).

Selanjutnya Yaumi (2012: 5) mengemukakakan bahwa konsep kecerdasan jamak belum terintegrasi secara optimal dalam setiap penyelenggaraan pendidikan di sekolah, padahal hal tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam pengelolaan pendidikan di negara-negara maju. Dengan demikian, model strategi pelayanan pendidikan alternatif perlu dikembangkan untuk menghasilkan peserta didik yang unggul melalui pemberian perhatian, perlakuan dan layanan pendidikan berdasarkan bakat, minat, kecerdasan, dan kemampuan.


(23)

SARY SUKAWATI, 2014

Adapun pemilihan kecerdasan interpersonal di antara kecerdasan lainnya didasarkan pada karakteristik mahasiswa yang sudah seharusnya memiliki kepekaan terhadap permasalahan sosial. Berdasarkan teori perkembangan yang dikemukakan oleh Freud dalam Fauzi (2004: 80) secara biologis mahasiswa termasuk individu yang berada pada fase pubertas dan jika berhasil melewati fase ini maka akan sampai pada fase kematangan, yaitu fase genital. Individu yang telah mencapai fase ini siap terjun ke dalam kehidupan masyarakat orang dewasa. Dengan kata lain, mahasiswa mulai membutuhkan kecerdasan interpersonal sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam hidupnya untuk bermasyarakat.

Lebih lanjut dikemukakan oleh Fauzi (2012: 93) bahwa tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini merupakan pemantapan pendirian hidup. Hal tersebut sebagai pengujian lebih lanjut terhadap keterampilan dan kemampuan yang telah dipilihnya. Pengujian dilakukan dalam berbagai kontak sosial di berbagai kesempatan atau berbagai kelompok sosial. Oleh karena itu, kecerdasan interpersonal merupakan modal awal bagi mahasiswa D3 keperawatan untuk menjalani profesinya jika kelak menjadi seorang perawat. Dalam suatu keterampilan kerja, menurut Uno (2009: 40) interpersonal merupakan suatu sikap dasar untuk menjalin suatu hubungan yang hangat dengan orang lain, hubungan yang penuh kepercayaan. Sebagai seorang perawat, tentunya tidak pernah terlepas dari situasi yang berhubungan dengan orang lain atau dalam hal ini disebut pasien.

Gardner dalam Yaumi (2012: 21) mengemukan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan memahami pikiran, sikap, dan perilaku orang lain. Lebih lanjut dikatakan bahwa kecerdasan ini merupakan kecerdasan dengan indikator-indikator yang menyenangkan bagi orang lain. Sikap-sikap yang ditunjukkan dalam kecerdasan interpersonal sangat menyejukkan dan penuh kedamaian.


(24)

7

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam kaitannya dengan model berpikir induktif, kecerdasan interpersonal ini pun merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan. Joyce (2009: 31) menyebutkan banyak model-model memproses informasi berguna untuk mengamati diri sendiri dan masyarakat, dan karenanya dapat diterapkan untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan sosial dalam pendidikan. Oleh karena itu, peneliti mencoba menerapkan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi.

Melalui model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal ini diharapkan mahasiswa dapat menemukan ide atau gagasan untuk menulis sebuah eksposisi yang baik dan berkualitas. Kesulitan para mahasiswa yang terletak pada penemuan gagasan dan pikiran utama dalam menulis eksposisi diharapkan dapat terpecahkan. Tulisan yang dihasilkan pun diharapkan dapat mencerminkan nilai-nilai sosial yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal. Melalui model ini, mahasiswa dapat termotivasi untuk lebih berpikir kritis dan memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi.

Penerapan model berpikir induktif yang berorientasi pada berpikir kritis dalam pembelajaran menulis eksposisi terdiri atas langkah-langkah pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan memahami pikiran, sikap, dan perilaku orang lain secara kritis. Kecerdasan interpersonal ini pun diharapkan dapat tampak pada hasil tulisan eksposisi mahasiswa. Isi tulisan eksposisi mahasiswa diharapkan dapat mencerminkan sikap kepedulian dan rasa empati yang tinggi terhadap orang lain, sehingga mahasiswa akan memiliki kompetensi lebih daripada sekedar menulis.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti mengambil judul

“Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi (Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Tingkat 1 D3 Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung)”.


(25)

SARY SUKAWATI, 2014

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Dalam kegiatan menulis sering muncul berbagai persoalan seperti malas menulis, tidak memilliki waktu yang cukup untuk menulis, sulit menemukan gagasan yang dapat dijadikan bahan untuk menulis, sulit mengembangkan ide, sulit merangkai kata-kata yang dapat mewakili maksud penulis, dan sulit mengawali serta mengakhiri tulisan.

2) Seringkali permasalahan ihwal menulis menyangkut penggunaan model pembelajaran atau gaya pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran. Gaya pembelajaran yang terkesan monoton dapat berpengaruh terhadap pembelajaran menulis, salah satunya adalah membuat pembelajaran menulis semakin sulit untuk diikuti oleh mahasiswa.

3) Menulis eksposisi merupakan sebuah keterampilan yang sebaiknya dimiliki oleh mahasiswa. Eksposisi sebagai tulisan yang menunjukkan evaluasi kritis terhadap sebuah gagasan, menuntut mahasiswa untuk berpikir lebih kritis dan memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa proses menulis eksposisi tidak mudah dan tidak instan.

4) Untuk mengatasi beberapa permasalahan ihwal menulis eksposisi, peneliti mencoba menerapkan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eskposisi. Melalui langkah-langkah pembelajaran pada MBI-KI ini, mahasiswa dapat termotivasi untuk berpikir lebih kritis dan memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi.


(26)

9

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana rancangan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi?

2) Bagaimana proses pembelajaran menulis eksposisi dengan

menggunakan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal?

3) Apakah terdapat perbedaan hasil pembelajaran menulis eksposisi pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol?

4) Bagaimana respons mahasiswa dan dosen terhadap model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini, adalah

1) mendeskripsikan rancangan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi; 2) mengujicobakan model berpikir induktif yang berorientasi pada

kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi; 3) mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis eksposisi;

4) mendeskripsikan respons mahasiswa dan dosen terhadap MBI-KI dalam pembelajaran menulis eksposisi.

1.5 Manfaat Penelitian

Secara teoretis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber acuan kepustakaan berkenaan dengan proses pembelajaran menulis eksposisi melalui model pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi


(27)

SARY SUKAWATI, 2014

pada kecerdasan interpersonal. Teori-teori yang dihasilkan pun dapat digunakan sebagai teori pembanding bagi penelitian yang lain.

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini, adalah

1) bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan berkenaan dengan kelebihan, kelemahan, hambatan-hambatan, dan langkah-langkah penerapan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi;

2) bagi pengajar atau dosen dapat memperoleh wawasan dan pengalaman mengajar menulis eksposisi dengan menggunakan MBI-KIyang meliputi tahap penyajian data, pengklasifikasian data, interpretasi data dan penerapan prinsip. Selain itu, MBI-KI ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran menulis lainnya;

3) bagi mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik, lebih terlatih untuk berpikir secara sitstematis, kritis, dan memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi serta dapat meningkatkan keterampilan menulis eksposisi secara optimal.


(28)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Dalam penelitian eksperimen, variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) telah ditentukan secara tegas oleh peneliti sejak awal. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal, sedangkan yang menjadi variabel terikat yaitu kemampuan menulis eksposisi.

Creswell (2010: 216) menyebutkan bahwa tujuan utama rancangan eksperimen adalah untuk menguji dampak suatu treatment (atau suatu intervensi) terhadap hasil penelitian, yang dikontrol oleh faktor-faktor lain yang dimungkinkan juga memengaruhi hasil tersebut. Sejalan dengan pernyataan di atas, Sugiyono (2012: 72) mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Menurut Fraenkel & Wallen (2012: 265) experimental research is unique in two very important respects: It is the only type of research that directly attempts to influence a particular variable, and when probably applied, it is the best type for testing hypotheses about cause-and effect relationship.

Berdasarkan definisi di atas, dapat dipahami bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji suatu hipotesis setelah diberikan perlakuan. Setelah itu diukur tingkat perubahan yang terjadi pada subjek yang memperoleh perlakuan didukung oleh faktor-faktor


(29)

SARY SUKAWATI, 2014

lain yang turut memengaruhi. Sesudah itu dapat disimpulkan diterima atau ditolak hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuasi eksperimen (quasi experimental design). Dalam Sugiyono (2012: 77) dikemukakan bahwa desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Creswell (2010: 238) mengemukakan bahwa dalam quasi-experiment, peneliti mengunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, namun tidak secara acak memasukkan (nonrandom assignment) para partisipan ke dalam dua kelompok tersebut (misalnya, mereka bisa saja berada dalam satu kelompok utuh yang tidak dapat dibagi-bagi lagi).

Sejalan dengan pernyataan di atas, Fraenkel & Wallen (2012: 275) menyebutkan bahwa quasi-experimental design do not include the use of random assignment. Researches who employ these designs rely instead on other techniques to control (or at least reduce) threats to internal validity.

Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa desain kuasi eksperimen ini tidak melakukan random subjek untuk menentukan sebuah grup. Partisipan yang diberikan perlakuan sudah berada dalam satu grup sebelumnya.

Adapun rancangan desain yang digunakan yaitu Nonequivalent Control Group Design. Dalam rancangan desain ini peneliti akan memberikan perlakuaan yang berbeda terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Tabel 3.1 Desain Penelitian


(30)

41

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Sugiyono, 2012: 79)

Keterangan :

O1 = Tes awal menulis eksposisi di kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan.

O2 = Tes akhir menulis eksposisi di kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan. X = Perlakuan pembelajaran menulis eksposisi dengan menggunakan model

berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal.

O3 = Tes awal menulis eksposisi di kelas kontrol sebelum pembelajaran menulis eksposisi dengan menggunakan model terlangsung.

O4 = Tes akhir menulis eksposisi di kelas kontrol setelah pembelajaran menulis eksposisi dengan menggunakan model terlangsung.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat I Jurusan D3 Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah tulisan subjek sebelum dan sesudah pembelajaran menulis eksposisi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sesuai dengan rancangan desain penelitian yang digunakan oleh peneliti, maka pengambilan sampel tidak dilakukan secara random subjek.

Mahasiswa tingkat I D3 keperawatan di Poltekes Bandung ini terdiri atas 3 kelas. Subjek penelitian masih berada di tingkat I dan pembagian kelas bukan berdasarkan pembagian mahasiwa unggulan dan nonunggulan. Berdasarkan perhitungan statistik dari perolehan nilai UTS Bahasa Indonesia, maka dapat diketahui bahwa kemampuan mahasiswa di kelas A, B, dan C bersifat homogen. Dengan demikian, baik kelas A, maupun B, dan C merupakan kelompok yang utuh untuk diberikan perlakuan.


(31)

SARY SUKAWATI, 2014

Berdasarkan alasan di atas, maka peneliti menentukan kelas C sebagai kelas eksperimen dan kelas A sebagai kelas kontrol. Keputusan tersebut diambil peneliti berdasarkan pertimbangan bahwa kedua kelas tersebut (kelas B dan C) memiliki jadwal kegiatan belajar yang lebih fleksibel untuk dilaksanakan kegiatan penelitian dibandingkan dengan kelas B. Adapun alasan penentuan kelas B menjadi kelas kontrol dan kelas C menjadi kelas eksperimen yaitu disesuaikan dengan jadwal dosen sebagai pelaksana pembelajaran di kelas masing-masing.

Selanjutnya dalam penelitian ini mahasiswa di kelas C disebut sebagai subjek kelas perlakuan (SKP), sedangkan mahasiswa di kelas A disebut sebagai subjek kelas kontrol (SKK). Berikut tabel data mengenai jumlah subjek penelitian.

Tabel 3.2

Data Subjek Penelitian

NO Nama Subjek Jumlah Jumlah Keterangan Laki-laki Perempuan

1 SKP 4 30 32 orang

2 SKK 7 29 34 orang

Keterangan :

SKP = Subjek Kelas Perlakuan SKK = Subjek kelas Kontrol

Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah pembelajaran menulis eksposisi dengan menggunakan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal (MBI-KI), sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan khusus. Dalam hal ini, pembelajaran menulis eksposisi pada kelas kontrol dilakukan dengan model pembelajaran terlangsung atau model pembelajaran yang biasa dilakukan oleh dosen.


(32)

43

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data utama yang diambil dalam penelitian ini adalah hasil tulisan eksposisi mahasiswa kelas eskperimen pada tes awal dan tes akhir. Di samping itu, data pendukung dalam penelitian ini adalah data mengenai proses belajar serta respons mahasiswa dan dosen terhadap model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi. Data pendukung lainnya adalah hasil tes awal dan tes akhir menulis eksposisi di kelas kontrol.

Data utama yang dijadikan sampel penelitian ini adalah data yang lengkap dan memenuhi persyaratan. Artinya, subjek penelitian mengikuti pertemuan pembelajaran secara lengkap dan mengikuti semua tes yang dilaksanakan di kelas eksperimen yaitu tes awal dan tes akhir.

Berdasarkan uraian tersebut, maka sampel tulisan yang dianalisis adalah tulisan milik subjek kelas perlakuan nomor urut 1 (SKP 1) sampai dengan SKP 34. Tulisan yang dihasilkan oleh mahasiswa lain di kelas C tidak dianalisis karena tidak memenuhi persyaratan pengambilan sampel yang sudah ditentukan di rancangan awal penelitian.Selanjutnya data utama ini akan diolah dengan menggunakan bantuan SPSS. Mengenai hal tersebut akan diuraikan lebih jelas pada teknik pengolahan dan analisis data.

3.3 Definisi Operasional

Model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal (MBI-KI) dalam

pembelajaran menulis eksposisi

: Model pembelajaran yang mengarahkan

mahasiswa untuk berpikir kritis melalui proses mengumpulkan dan mengolah informasi sehingga terbentuk sebuah gagasan untuk menulis eksposisi. Setiap tahapan pembelajaran pada MBI-KI ini mengarahkan mahasiswa untuk mengerti perasaan, sikap, pandangan, pikiran, suasana hati, dan perilaku orang lain


(33)

SARY SUKAWATI, 2014

selama pembelajaran berlangsung. Kemampuan menulis

eksposisi

: Kemampuan mahasiswa dalam membuat

tulisan yang berisi gagasan, pernyataan, pendapat, fakta, atau posisi terhadap suatu topik disertai argumen yang kuat dan mencerminkan kecerdasan interpersonal. Kemampuan ini harus mencakup tiga hal yaitu kemampuan terhadap isi, organisasi, dan ciri-ciri linguistik eksposisi.

3.4 Prosedur Penelitian

Secara garis besar prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini digambarkan pada bagan alur penelitian berikut.

Kajian Teoretis

Kajian Teks Eksposisi Kajian Kurikulum

Kajian Model Pembelajaran

Kajian Empiris

Keadaan Mahasiswa Hasil Penelitian Terkait

Perumusan Masalah

Penyusunan Rancangan Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal

Penyusunan Instrumen Tes Validasi

dan Revisi Instrumen

Proses Pembelajaran Menulis

Tes Awal

Angket

Observasi Wawancara


(34)

45

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Alur Penelitian

Sesuai dengan bagan alur di atas, tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Melakukan kajian awal.

Pada tahap ini, kajian dilakukan secara teoretis dan empiris. Secara teoretis, peneliti melakukan kajian terhadap teori menulis eksposisi, kurikulum, model berpikir induktif, dan kecerdasan interpersonal, sedangkan pada kajian empiris, peneliti melakukan pengamatan terhadap keadaan mahasiswa dan kajian terhadap penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait.

2) Menentukan rumusan masalah.

3) Merancang model pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal. Model pembelajaran ini akan digunakan dalam pembelajaran menulis eksposisi di kelas eksperimen.

4) Menyusun instrumen penelitian berupa instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau SAP (satuan acara perkuliahan), instrumen tes, instrumen observasi, instrumen angket, instrumen pedoman wawancara, dan instrumen pedoman penilaian. Keseluruhan instrumen dilakukan uji validasi dan revisi sampai instrumen layak dan dapat digunakan dalam penelitian. 5) Melaksanakan tes awal untuk mengukur kemampuan awal mahasiswa dalam

menulis eksposisi sebelum diberikan perlakuan.

Hasil Penelitian Analisis Data


(35)

SARY SUKAWATI, 2014

6) Melaksanakan pembelajaran menulis eksposisi dengan memberikan perlakuan yaitu penggunaan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal di kelas eksperimen. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran melalui observasi terhadap aktivitas dosen dan mahasiswa selama pembelajaran berlangsung.

7) Melaksanakan tes akhir untuk mengetahui kualitas kemampuan mahasiswa dalam menulis eksposisi setelah diberikan perlakuan.

8) Menyebarkan angket kepada mahasiswa dan melakukan wawancara kepada dosen berkaitan dengan respon mereka tehadap efektivitas penggunaan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi.

9) Melakukan analisis data terhadap data proses (observasi dan angket) dan data hasil (tes awal dan tes akhir).

10) Menyusun simpulan.

11) Membuat laporan penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Teknik pemberian tes, digunakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa

dalam menulis eksposisi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

2) Teknik observasi, digunakan untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran, aktivitas siswa, dan aktivitas dosen selama pembelajaran berlangsung.

3) Teknik angket, digunakan untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap efektivitas penggunaan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi di kelas eksperimen.


(36)

47

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Teknik wawancara, digunakan untuk mengetahui respon atau persepsi dosen terhadap pelakasaan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal di kelas eksperimen.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1) Satuan Acara Perkuliahan (SAP) untuk menggambarkan rancangan proses pembelajaran menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal sebagai acuan dosen dalam mengajar. SAP model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal (MBI-KI) ini akan diuraikan pada bab IV. 2) Lembar observasi untuk mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran

dengan menggunakan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal. Selanjutnya lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas mahasiswa dan dosen saat proses pembelajaran berlangsung.

Tabel 3.3

Lembar Observasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran Menulis Eksposisi dengan Model Berpikir Induktif yang

Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal

NO ASPEK YANG DINILAI Pelaksanaan Ya Tidak

1 2 3 4

I Tahap Pengenalan Konsep

1. Pembagian kelompok secara acak.

2. Dosen menampilkan slide yang berisi 10 topik untuk dipilih 6 yang paling menarik menurut mahasiswa.

3. Mahasiswa mengumpulkan informasi dan berdiskusi secara berkelompok mengenai topik yang sudah dipilih.


(37)

SARY SUKAWATI, 2014

untuk mengemukakan hasil diskusi.

II Tahap Klasifikasi Data

1. Setiap kelompok mengklasifikasikan data berdasarkan unsur 5W + 1H.

2. Setiap kelompok saling menanya mengenai topik yang dibahas berkaitan dengan pertanyaan: Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana.

3. Setiap kelompok melakukan klasifikasi tahap

kedua. Menentukan klasifikasi data “prestasi / kasus”.

4. Setiap kelompok menjelaskan alasan

penentuan klasifikasi tersebut.

III Tahap Interpretasi Data

1. Dosen memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mengemukakan pendapat mengenai topik yang sedang dibahas.

2. Setiap kelompok yang setuju ataupun tidak

dengan pendapat kelompok lainharus

menyertakan alasan/bukti-bukti yang kuat. 3. Setiap mahasiswa saling menghargai sikap,

pandangan, dan pendapat kelompok lain. 4. Dosen memberikan pertanyaan-pertanyaan

lanjutan yang bersifat pribadi seperti: menentukan posisi/sikap mahasiswa, alasan-alasan memilih posisi/sikap demikian, dan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya.


(38)

49

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berisi empati dan kepedulian terhadap sesama.

6. Dosen dan mahasiswa bertanya jawab

membahas pernyataan/pendapat mahasiswa terhadap semuatopik.

IV Tahap Penerapan Prinsip

1. Setiap mahasiswa memilih satu topik yang paling dianggap menarik untuk dituliskan 2. Dosen menampilkan slide yang berisi struktur

teks eksposisi dan kecerdasan interpersonal 3. Dosen dan mahasiswa melakukan tanya jawab

mengenai struktur teks ekposisi dan kecerdasan interpersonal berkaitan dengan topik yang sudah dibahas.

4. Mahasiswa melakukan proses menulis eksposisi.

3) Lembar angket untuk mengetahui respons mahasiswa terhadap efektivitas model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi. Berikut angket yang digunakan untuk mengetahui respons mahasiswa di kelas eksperimen.

Angket Respons Mahasiswa Terhadap Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal dalam

Pembelajaran Menulis Eksposisi Nama : ______________ NIM : ______________ Petunjuk:

Selama beberapa pertemuan, Anda telah mengikuti pembelajaran menulis eksposisi dengan menggunakan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal (MBI-KI). Berkaitan dengan efektivitas model tersebut, jawablah butir-butir soal di bawah ini sesuai dengan persepsi Anda!

1. Apakah topik yang disajikan dosen mewakili permasalahan dalam bidang Anda?

a. ya c. cukup c. tidak


(39)

SARY SUKAWATI, 2014

………...……….. 2. Apakah langkah-langkah pembelajaran MBI-KI yang meliputi: tahap penyajian data, tahap pengklasifikasian data, tahap interpretasi data, dan tahap penerapan prinsip ini mudah untuk diikuti?

a. ya b. cukup c. tidak

Alasan Anda:

……… 3. Bagaimana manfaat penerapan MBI-KI dalam pembelajaran eksposisi bagi Anda?

Manfaat yang dirasakan Ya Tidak

a. Lebih mudah mendapatkan ide untuk menulis. b. Lebih mudah memahami permasalahan topik. c. Lebih mudah untuk mengemukakan pendapat. d. Lebih mudah untuk memahami materi.

e. Lebih mudah untuk berinteraksi dengan teman. f. Memotivasi untuk berpikir lebih kritis.

g. Menumbuhkan rasa peduli dan empati terhadap lingkungan sekitar. 4. Apakah MBI-KI inidapatditerapkanpadapembelajaran yang lain?

a.Ya b. cukup c. tidak

Alasan Anda:


(40)

51

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Instrumen pedoman wawancara untuk mengetahui respons dosen terhadap efektivitas penerapan berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal. Berikut tabel kisi-kisi pedoman wawancara yang dijadikan acuan oleh peneliti untuk mendapatkan data respons dosen.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

No. Aspek Uraian Pertanyaan

1 2 3

1 Penerapan MBI-KI

1. Bagaimana pendapat ibu mengenai penerapan MBI-KI dalam pembelajaran menulis eksposisi? 2. Bagaimana pendapat ibu mengenai

langkah-langkah pembelajaran MBI-KI dalam PBM?

2 Hambatan

3. Apakah ibu menemukan hambatan saat menerapkan MBI-KI dalam pembelajaran menulis eksposisi?

4. Jika ya, apa saja hambatan-hambatan yang ibu rasakan saat mengajar?

3 Kelebihan

5. Menurut ibu, apa kelebihan dari model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal ini?

4 Kesan 6. Bagaimana kesan atau perasan ibu saat mengajar

dengan menggunakan MBI-KI ini?

5 Saran

7. Apa saran yang ingin ibu sampaikan berkaitan dengan penerapan MBI-KI ini dalam

pembelajaran eksposisi ini?

5) Instrumen tes dan pedoman penilaian

Tes menulis eksposisi ini dilakukan pada pertemuan pertama dan terakhir. Tes awal dilaksanakan pada pertemuan pertama sedangkan tes akhir dilaksanakan


(41)

SARY SUKAWATI, 2014

pada pertemuan keempat atau terakhir. Soal tes berbentuk essay dan hanya satu soal yaitu menulis eksposisi dengan tema keperawatan.

Hasil tulisan pada tes awal dan akhir akan dinilai dengan menggunakan format penilaian di bawah ini.

Tabel 3.4

Pedoman Penilaian Hasil

Menulis Eksposisi Melalui Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal

Aspek Indikator Bo

bot Skor Kriteria Penilaian

Skor Ideal

1 2 3 4 5 6

Isi eksposi

si

1. Tesis mencerminkan gagasan/ pernyataan pendapat/posisi penulis yang relevan dengan topik. 2. Argumen disajikan

secara logis disertai bukti, fakta, dan data yang relevan untuk mendukung pernyataan tesis. 3. Argumen menunjukkan sikap kritis, kepakaan, perasaan memahami pikiran, sikap, suasana hati dan cara pandang orang lain, serta empati terhadap lingkungan sekitar. 4. Restatement ditulis dengan kalimat yang menguatkan kembali tesis di awal.

3

4

Jika tulisan menyajikan isi tesis, argumen, dan restatement yang sesuai dengan indikator; Semua aspek terpenuhi dengan baik.

12

3

Jika tulisan menyajikan isi tesis, argumen dan restatement secara kurang utuh; terdapat salah satu aspek pada indikator yang tidak terpenuhi dengan baik.

2

Jika tulisan menyajikan isi tesis, argumen dan restatement secara tidak utuh; terdapat dua aspek dari empat indikator yang tidak terpenuhi dengan baik.

1

Jika tulisan menyajikan isi tesis, argumen dan restatement secara tidak utuh; terdapat tiga aspek dari empat indikator yang tidak terpenuhi dengan baik.

Organi sasi eksposi si

1. Tulisan menunjukkan konsistensi antara isi teks dengan topik yang dipilih.

2 4 Jika tulisan menyajikan konsistensi, kelengkapan, keruntutan, kohesi & koheren, serta komunikatif; seluruh aspek pada indikator terpenuhi.


(42)

53

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Catatan :

Pedoman penilaian ini digunakan pula untuk menilai hasil tulisan mahasiswa di kelas kontrol.

2.Tulisan menyajikan struktur teks yang lengkap dan runtut (tesis-argumen-penegasan kembali). 3. Tulisan menunjukan

pertautan ide yang logis dan

mencerminkan rasa kepedulian yang tinggi.

4.Penyajian tulisan bernilai komunikatif (sosial) yang tinggi.

3 Jika tulisan tidak menyajikan konsistensi, kelengkapan, keruntutan, kohesi & koheren, serta komunikatif secara utuh; terdapat salah satu aspek dari empat indikator yang tidak terpenuhi dengan baik. 2 Jika tulisan tidak menyajikan

konsistensi, kelengkapan,

keruntutan, kohesi & koheren, serta komunikatif secara utuh; terdapat dua aspek dari empat indikator yang tidak terpenuhi dengan baik.

1 Jika tulisan tidak menyajikan konsistensi, kelengkapan,

keruntutan, kohesi & koheren, serta komunikatif secara utuh; terdapat tiga aspek dari empat indikator yang tidak terpenuhi dengan baik.

Ciri-ciri Linguis tik dalam eksposi si

1.Tulisan menunjukkan penguasaan yang baik terhadap struktur kalimat

1 4 Jika tulisan menyajikan penguasaan yang baik pada semua aspek; tidak terdapat kesalahan pada struktur kalimat, diksi/piihan kata, ejaan.

4

2. Tulisan

menggunakan pilihan kata yang beragam dan efektif untuk menyampaikan gagasan.

3 Jika tulisan kurang menunjukkan penguasaan yang baik pada salah satu aspek dari empat indikator; terdapat kesalahan pada salah satu unsur. baik pada struktur kalimat, diksi/piihan kata, maupun ejaan. 3. Tulisan

menggunakan pilihan kata yang

mencerminkan kepedulian / jiwa sosial tinggi.

2 Jika tulisan tidak menunjukkan penguasaan yang baik pada dua aspek dari empat indikator; terdapat kesalahan pada dua unsur. baik pada struktur kalimat, diksi/piihan kata, maupun ejaan.

4. Tulisan

menggunakan ejaan dan tanda baca yang sesuai dengan kaidah EYD.

1 Jika tulisan tidak menunjukkan penguasaan yang baik pada tiga aspek dari empat indikator; terdapat banyak kesalahan pada struktur kalimat, diksi/piihan kata, maupun ejaan.


(43)

SARY SUKAWATI, 2014

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang harus diolah dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data proses dan data hasil. Data proses berupa data subjektif yang didapatkan melalui angket, wawancara, dan observasi. Data-data tersebut lebih lanjut akan dideskriptifkan pada bab IV. Untuk menghindari subjektivitas penilaian yang mungkin terjadi, data angket respons mahasiswa akan dianalisis dengan penskoran berskala positif berdasarkan aspek-aspek yang dinilai.

Data hasil belajar berupa tulisan eksposisi yang dihasilkan melalui pemberian tes awal dan tes akhir. Tes awal dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan, sedangkan tes akhir dilaksanakan setelah diberikan perlakuan. Data-data ini akan dianalisis dengan menggunakan pedoman penilaian yang telah valid. Selanjutnya data-data tersebut akan diolah dengan menggunakan bantuan perangkat lunak (software) berupa program SPSS versi 19.0. Kegiatan yang dilakukan dengan program SPSS versi 19.0 ini, antara lain menguji normalitas data, menguji homogenitas variansi data, dan menguji signifikansi perbedaan skor rata-rata gain.

Secara lengkap data-data hasil belajar tersebut akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memberikan skor hasil tes awal dan tes akhir sesuai dengan pedoman penilaian yang telah ditentukan. Setelah skor akhir didapat, selanjutnya diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu:

Tabel 3.6 Kategori Nilai

Kategori Rentang Nilai

Sangat Baik 85 – 100

Baik 75 – 84

Cukup 60 – 74

Kurang 40 – 59


(44)

55

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Adaptasi dari Nurgiyantoro, 2001: 399)

2) Menghitung peningkatan antara skor tes awal dan tes akhir (gain).

Gain merupakan peningkatan kemampuan yang dimiliki mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran. Gain yang diperoleh dari selisih antara skor tes akhir dengan skor tes awal.

3) Menguji normalitas data hasil tes awal dan tes akhir, baik pada kelompok eksperimen, maupun pada kelompok kontrol dengan menggunakan taraf signifikansi (α Uji normalitas data dilakukan untuk menentukan apakah hasil tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai probabilitas atau signifikansi lebih besar dari taraf nyata pengujian (α maka dapat ditafsirkan bahwa data skor hasil tes tersebut berdistribusi normal.

4) Menguji homogenitas variansi data hasil tes awal dan tes akhir dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan taraf signifikansi ( Uji homogenitas variansi data dilakukan untuk menentukan keseragaman data tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai probabilitas atau signifikansi lebih besar dari taraf nyata pengujian (α maka dapat ditafsirkan bahwa data hasil skor tes tersebut memiliki variansi yang homogen.

5) Menguji hipotesis atau uji signifikansi perbedaan skor rata-rata gain data hasil tes awal dan tes akhir dari kelompok eksperimen dan kontrol melalui uji t dengan menggunakan taraf signifikansi (α Uji signifikansi perbedaan rata-rata digunakan untuk mengetahui keunggulan model pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal.


(45)

SARY SUKAWATI, 2014

Cara yang ditempuh dalam uji signifikansi ini bergantung pada hasil uji normalitas dan uji homogenitas variansi data. Bila hasil kedua jenis pengujian itu menyatakan bahwa data tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal serta memiliki variansi yang homogen maka uji signifikansi perbedaan rata-rata dilakukan dengan statistik parametrik melalui cara uji t. Sebaliknya, bila sebaran data dinyatakan tidak normal dan tidak memiliki variansi yang homogen maka uji signifikansi perbedaan rata-rata dilakukan dengan statistik nonparametrik.


(46)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi pada mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung. Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil-hasil penelitian yang sudah dibahas pada bab IV, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

1) Rancangan Model

Penerapan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal (MBI-KI) ini telah dilaksanakan sesuai dengan rancangan model yang tertuang dalam SAP dan RPP. Penerapan MBI-KI dilaksanakan di kelas eksperimen pada pertemuan kedua dan ketiga. SAP/RPP pembelajaran menulis eksposisi melalui MBI-KI ini disusun berdasarkan tahapan-tahapan yang sesuai dengan struktur dan karakteristik model.

Kegiatan inti dalam SAP Pembelajaran Menulis Eksposisi dengan menggunakan MBI-KI ini terdiri atas empat tahapan, yaitu:

a) tahap penyajian data;

b) tahap pengklasifikasian data; c) tahap interpretasi data; dan d) tahap penerapan prinsip.

2) Proses pembelajaran

Penerapan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi ini merupakan pembelajaran yang bersifat kooperatif. Tetapi, dosen tetap menjadi inisiator dan pengawas dalam sebuah kegiatan. Peran dosen sangat dominan dalam memberikan tugas-tugas atau intruksi dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat


(47)

SARY SUKAWATI, 2014

membuat siswa lebih aktif dan berpikir kritis serta memiliki kecerdasan interpersonal.

Berdasarkan temuan-temuan dan hasil penelitian pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa setiap pertemuan mengalami peningkatan. Mahasiswa terlihat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dan lebih aktif dalam bertanya. Peningkatan ini tidak terlepas dari faktor penerapan MBI-KI sebagai suatu model pembelajaran yang mampu memotivasi mahasiswa untuk lebih berpikir kritis dan memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi.

3) Hasil Pembelajaran Menulis Eksposisi

Langkah-langkah pembelajaran melalui MBI-KI terbukti efektif dalam pembelajaran menulis eksposisi. Hal ini terlihat dari hasil pembelajaran menulis eksposisi yang menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa meningkat dalam menulis eksposisi. Temuan-temuan saat pembelajaran menunjukkan bahwa setelah proses pembelajaran melalui MBI-KI, mahasiswa lebih mudah mengembangkan ide dalam proses menulis eksposisi pada tes akhir. Perolehan skor tes akhir pada kelas eksperimen rata-rata lebih tinggi daripada skor tes awal. Artinya setelah diberikan perlakuan (MBI-KI) maka perolehan nilai meningkat.

Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal dan bersifat homogen, atau tidak ada variansi data pada setiap data, baik di kelas eksperiemen maupun kelas kontrol, dapat disimpulkan bahwa hasil uji hipotesis menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Nilai signifikansi yang tertera pada kolom Sig (2-tailed) adalah 0,000 lebih kecil dari taraf nyata pengujian (α) 0,05. Hal ini berarti skor rata-rata gain hasil pembelajaran menulis eksposisi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan. Ho ditolak dan Ha diterima.

4) Respons Mahasiswa dan Dosen

Hasil angket respons mahasiswa dan wawancara dosen juga menunjukkan hasil yang tergolong positif. Angket respons mahasiswa terdiri atas beberapa soal untuk mengukur efektivitas MBI-KI di kelas eksperimen.


(48)

145

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertanyaan-pertanyaan pada soal tersebut terfokus pada tiga hal yaitu: respons mahasiswa mengenai pemilihan topik yang disajikan dosen, keefektifan langkah-langkah pembelajaran menggunakan MBI-KI, dan manfaat penerapan MBI-KI bagi proses menulis mahasiswa.

Data respons dosen terhadap efektivitas model berpikir induktif yang berorientasi kecerdasan interpersonal telah diperoleh dari hasil wawancara. Pertanyaan yang diberikan pada saat wawancara meliputi lima aspek, yaitu: ihwal penerapan MBI-KI, hambatan-hambatan yang dialami dosen, kelebihan MBI-KI, kesan dosen, dan saran dosen. Hasil wawancara menunjukkan bahwa dosen lebih banyak mengemukakan kelebihan daripada kelemahan MBI-KI.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa data-data hasil penelitian telah menunjukkan penerapan MBI-KI di kelas eksperimen sudah efektif dalam pembelajaran menulis eksposisi. Hasil uji hipotesis menunjukkan ada perbedaan skor rata-rata gain di antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perolehan skor rata-rata gain di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Dengan demikian, perlakuan MBI-KI yang peneliti berikan pada kelas eksperimen lebih baik daripada perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol.

5.2 Saran

Berdasarkan pelaksanaan dan perolehan hasil penelitian, di bawah ini akan dipaparkan saran-saran dari peneliti berkaitan dengan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal.

1) MBI-KI tidak hanya tepat digunakan pada mahasiswa keperawatan saja, tetapi juga bagi mahasiswa di semua jurusan karena kompetensi untuk berpikir kritis dan memiliki kecerdasan interpersonal sebaiknya dimiliki oleh semua mahasiswa pada setiap jurusan. Dengan demikian, peneliti menyarankan kepada para dosen terutama dosen Bahasa Indonesia di setiap jurusan untuk menerapkan MBI-KI pada pembelajaran menulis


(49)

SARY SUKAWATI, 2014

yang lain, misalnya eksplanasi dan teks prosedur kompleks, bukan hanya pada menulis eksposisi.

2) Pada hakikatnya, MBI-KI merupakan model pembelajaran yang mengolah informasi untuk membentuk sebuah konsep. Oleh karena itu, pada saat pelaksanaan, sebaiknya mahasiswa diberikan data-data berupa infomasi atau fakta-fakta yang masih mentah untuk diolah menjadi sebuah konsep. Melalui langkah-langkah MBI-KI, proses pengolahan informasi tersebut dapat menjadikan mahasiswa lebih berpikir kritis dan memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi.

3) Meskipun hasil penelitian membuktikan bahwa MBI-KI merupakan model yang bersifat kooperatif, akan tetapi peran dosen sangat penting dalam proses pembelajaran. Dosen atau guru hendaknya melakukan persiapan yang matang sebelum menerapkan MBI-KI ini. Terutama, pada tahap interpretasi data, sangat dibutuhkan pertanyaan-pertanyaan ataupun intruksi-intruksi dari dosen yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas tentang materi yang diajarkan agar pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif.

4) Langkah-langkah pembelajaran MBI-KI identik dengan tahapan-tahapan yang biasanya kurang efisien dari segi waktu. Oleh karena itu, perlu persiapan lebih matang dalam hal manajemen waktu agar pembelajaran dapat berjalan sesuai perencanaan. Selain itu perlu didukung pula oleh media yang memadai seperti LCD dan infokus agar pembelajaran dapat lebih efektif dan efisien.

5) Hasil dalam penelitian ini telah menujukkan bahwa MBI-KI terbukti efektif terhadap peningkatan hasil pembelajaran menulis eksposisi. Hasil respons mahasiswa dan dosen pun tergolong sangat positif. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada guru, dosen, peneliti, praktisi pendidikan atau siapa pun untuk melakukan penelitian lanjutan terhadap MBI-KI ini. Dalam penelitian ini telah dikemukakan hasil penelitian ihwal penerapan MBI-KI dalam pembelajaran menulis eksposisi. Selanjutnya, dapat


(50)

147

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan penelitian lanjutan berupa penelitian terhadap kelemahan dan kelebihan penerapan MBI-KI dalam pembelajaran menulis yang lainnya.


(1)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

187 Lampiran

Data Respons Setiap Mahasiswa terhadap MBI-KI No. Urut

Subjek

Jawaban Mahasiswa terhadap nomor soal angket

∑ x

1 2 3a 3b 3c 3d 3e 3f 3g 4

SKP 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 16

SKP 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 15

SKP 3 2 1 1 2 2 0 2 1 2 2 15

SKP 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19

SKP 5 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 19

SKP 6 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 15

SKP 7 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 18

SKP 8 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 17

SKP 9 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 19

SKP 10 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 17

SKP 11 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 18

SKP 12 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 14

SKP 13 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19

SKP 14 1 1 1 2 2 2 2 0 2 2 15

SKP 15 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 17

SKP 16 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 16

SKP 17 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 17

SKP 18 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 17

SKP 19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

SKP 20 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 17

SKP 21 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 16

SKP 22 2 1 0 1 1 1 2 2 1 2 13

SKP 23 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 15

SKP 24 1 1 2 0 1 2 2 1 2 2 14

SKP 25 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19

SKP 26 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 16

SKP 27 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 18

SKP 28 2 1 0 2 2 1 1 2 2 2 15

SKP 29 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 18

SKP 30 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 18

SKP 31 1 1 2 2 2 1 1 0 1 2 13

SKP 32 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 15

SKP 33 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 19

SKP 34 1 1 2 1 2 1 2 2 1 0 13

∑ y 58 49 56 52 58 51 62 56 54 66 562

Keterangan :

∑ x = jumlah skor setiap mahasiswa


(2)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

188

Rekapitulasi Jawaban Angket Respon Mahasiswa No. No.

Soal

Jawaban mahasiswa terhadap MBI-KI

Ya % Cukup % Tidak %

1 1 24 70.59 10 29.41 0 0.0

2 2 15 44.12 19 55.88 0 0.0

3 3a 24 70.59 8 23.53 2 5.9

4 3b 19 55.88 14 41.18 1 2.9

5 3c 24 70.59 10 29.41 0 0.0

6 3d 17 50.00 15 44.12 2 5.9

7 3e 28 82.35 6 17.65 0 0.0

8 3f 24 70.59 8 23.53 2 5.9

9 3g 20 58.82 14 41.18 0 0.0

10 4 33 97.06 0 0.00 1 2.9


(3)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

189 Lampiran

Persepsi Dosen terhadap Efektivitas MBI-KI dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi No.

Soal Uraian Pertanyaan Jawaban Dosen

1 “Bagaimana pendapat

Ibu mengenai penerapan

MBI-KI dalam

pembelajaran menulis

eksposisi?”

“Menurut saya, penerapan MBI-KI ini sangat

bagus dan tepat digunakan dalam

pembelajaran eksposisi karena pembelajaran

menulis tidaklah mudah. Mahasiswa

membutuhkan inovasi penggunaan model

pembelajaran agar PBM tidak

membosankan.”

2 “Bagaimana pendapat

Ibu mengenai

langkah-langkah pembelajaran

MBI-KI dalam PBM?”

“Menurut saya, ....langkah-langkah yang harus ditempuh pada MBI-KI ini sudah lengkap. Tahap demi tahap dapat sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Dari mulai tahap penyajian data, pengklasifikasian,

diskusi interpretasi sampai penerapan

menulis membuat mahasiswa lebih bisa

mengeksplorasi kemampuannya lagi.

Langkah-langkah ini bagus untuk mengasah kemampuan berpikir mahasiswa dan juga

untuk membangkitkan kecerdasan

interpersonalnya.”

3a

3b

“Apakah Ibu menemukan hambatan saat

menerapkan MBI-KI dalam pembelajaran menulis eksposisi?” “Jika ya, apa saja hambatan-hambatan yang Ibu rasakan saat mengajar?”

“Ya, ada beberapa yang saya rasakan. Tapi

rasanya, tidak akan terjadi kalau

persiapannya lebih matang. Pertama,

masalah waktu, mengingat langkah-langkah dalam MBI-KI ini cukup panjang, kadang saya takut kalau waktunya tidak akan cukup. Hal ini kadang-kadang sedikit mengganggu konsentrasi saya saat mengajar. Selanjutnya saat proses diskusi, kadang mahasiswa sangat gaduh. Hal ini menyebabkan saya sedikit kesulitan mengkondisikan mahasiswa ke tahap selanjutnya.”

4 “Menurut Ibu, apa

kelebihan dari model berpikir induktif yang

berorientasi pada

kecerdasan interpersonal

“Menurut saya, banyak ya, kalau kita berbicara kelebihan. Salah satunya adalah MBI-KI ini membuat mahasiswa lebih aktif saat PBM. Mahasiswa juga terlihat senang saat diajak berdiskusi dan bertukar pikiran


(4)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

190

melihat sendiri kan? Selain itu, … dosen dan

mahasiswa dapat saling belajar untuk

menghargai sebuah pendapat. Setiap

tahapannya mudah diikuti, asalkan dosen memiliki persiapan yang memadai. Kelebihan lainnya, MBI-KI ini menuntut mahasiswa dan dosen aktif dan berpikir kritis, tidak hanya mahasiswanya saja atau dosennya saja seperti model pembelajaran yang lain.” 5 “Bagaimana kesan atau

perasan Ibu saat

mengajar dengan

menggunakan MBI-KI

ini?”

“Saya merasa senang dapat mengajar dengan menggunakan MBI-KI. Terutama karena kelas menjadi sangat hidup, semua mahasiswa berebut ingin berbicara. Saya

juga belajar banyak dari proses

pembelajaran menulis melalui MBI-KI ini.”

6 “Apa saran Ibu

berkaitan dengan

penerapan MBI-KI ini

dalam pembelajaran

eksposisi ini?”

“Saran saya, sebaiknya penerapan MBI-KI tidak hanya dilakukan pada pembelajaran eksposisi ,ya, … tapi juga pembelajaran menulis lainnya. Seperti, penulisan KTI, mungkin akan tepat juga digunakan model ini. Selanjutnya, setiap dosen atau guru yang akan mengajar dengan MBI-KI ini, sebaiknya lebih mempersiapkan diri dalam penguasaan topik, materi dan kelas. Selain itu, lebih banyak menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan membangkitkan pikiran dan sikap kritis para siswanya.”


(5)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

191 Lampiran

Rekapitulasi Data Kelas eksperimen

No Aspek Tes awal Tes Akhir

% %

1 Nilai

Tertinggi 83,33 87,50

Terendah 50,00 58,33

Skor Rata-rata 63,60 76.47

2 Kategori

Sangat Baik 0 0 5 14,71

Baik 8 23,53 17 50

Cukup 15 44,12 11 32,35

Kurang 11 32,35 1 2,94

Sangat Kurang 0 0 0 0

Perbedaan Skor Rata-Rata Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. Nama

Kelas

Rata-rata Skor Rata-Rata Gain

Gain Tertinggi

Gain Terendah Tes Awal Tes Akhir

1 Kelas

Eksperimen 63.60 76.47 12.87 29 -4

2 Kelas


(6)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

192 Topik : Perawat Tugas yang Mulia

Perawat adalah profesi pekerjaan yang baik dan mulia. Karena seorang perawat mempunyai tugas untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Peran perawat sangatlah penting di lingkungan masyarakat membantu orang-orang yang membutuhkan terutama orang sakit.

Fungsi perawat adalah sebagai mitra kerja dokter. Apabila ingin menjadi perawat yang baik dan menjadi mitra kerja dokter yang baik maka seorang perawat harus mempunyai sikap ramah, sopan, santun, baik, sigap, tegas, dan lain-lain. Oleh karena itu, seorang perawat harus mempunyai sifat-sifat tersebut.

Perawat dalam menjalankan tugasnya tidak membeda-bedakan pasien dari golongan mana meskipun pasien itu kaya, miskin, menteri, pejabat, petani, dan lain-lain. Seorang perawat akan melakukan tugasnya dengan baik dan benar dalam memeriksa pasien. Apabila pasien susah dan tidak mau untuk diperiksa maka tugas perawat untuk membujuk dan memeriksa dengan sabar.