KEEFEKTIFAN MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR IMAJINATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI : Eksperimen Semu pada Siswa Kelas V SD Kec. Pamulihan Kab. Sumedang.
i
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KEEFEKTIFAN MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR IMAJINATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
(Eksperimen Semu pada Siswa Kelas V SD Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia SD
oleh Aep Suryana
1103357
PROGRAM PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
ii
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR HAK CIPTA
KEEFEKTIFAN MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR IMAJINATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
(Eksperimen Semu pada Siswa Kelas V SD Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)
oleh Aep Suryana
S.Pd. UPI Kampus Sumedang, 2005
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Dasar
Konsentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia SD
© Aep Suryana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(3)
iii
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Rahman, M.Pd. NIP 19570401 198412 1 001
Pembimbing II,
Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti, M.Pd. NIP 19670415 199203 2 001
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Pendidikan Dasar
Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd. NIP 19651001 199802 2 001
(4)
iv
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Motto
“Hai orang
-orang yang beriman
janganlah suatu kaum mencela kaum yang lain,
(karena) boleh jadi mereka (yang dicela itu) lebih baik dari mereka (yang mencela)”.
(Q.S. Al-Hujarat:11)
“Membuat seorang sukses (bahagia) dalam hidupnya adalah
tahan (peliharalah) lidahmu, berlapanglah kamu di rumahmu,
dan menang
islah terhadap kesalahan (dosa) yang engkau lakukan”
(H.R. Abu Daud dan Turmudzi)
“Semakin banyak ilmu yang diperoleh,
Semakin tahu kebodohan kita”
&
“Semakin kita bodoh,
(5)
v
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang di sekelilingku Ibu, Bapak, saudara-saudaraku,
tak lupa untuk istriku tercinta dan tersayang
serta si mata wayang anakku tersayang Devi Rahma D.S.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Keefektifan Model Sinektik Berorientasi Berpikir Imajinatif dalam Pembelajaran Menulis Puisi (Eksperimen Semu pada Siswa Kelas V SD Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)”, ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Mei 2013
Yang Membuat Pernyataan,
Aep Suryana NIM 1103357
(6)
vi
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KATA PENGANTAR
Tesis ini memaparkan keefektifan model sinektik berorientasi berpikir imajinatif dalam pembelajaran menulis puisi. Model sinektik yang pertama kali dirancang oleh Gordon bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dengan menggunakan teknik metafora dan analogi. Model sinektik dapat digunakan dalam mengembangkan kreativitas siswa pada pembelajaran menulis puisi dan berpikir imajinatif di SD kelas V. Kesiapan menulis puisi tidak terlepas dari struktur puisi, yakni: 1) pilihan kata, 2) pengimajinasian, 3) versifikasi (rima), 4) tipografi (tata wajah), 5) kata konkret, dan 6) bahasa figuratif. Adapun untuk berpikir imajinatif meliputi: a) gagasan dalam pilihan kata, b) kejelasan isi puisi, c) penggunaan simbol (lambang) dalam bahasa puisi, d) kewajaran dalam berpikir imajinasi, e) tujuan isi puisi, dan f) penuangan pikiran dalam berimajinasi.
Efektivitas hasil belajar model sinektik dalam pembelajaran menulis puisi dan berpikir imajinatif di kelas V SD Kecamatan Pamulihan terdapat perbedaan yang signifikan dengan pembelajaran yang menggunakan model terlangsung. Hal ini dibuktikan dengan data kelas eksperimen pada prates maupun pascates memiliki rata-rata skor lebih tinggi dibanding dengan kelas kontrol.
Dalam penulisan tesis ini banyak sekali hambatan, kesulitan dan rintangan yang penulis temukan, baik dalam teknik penulisan, penyajian, pengumpulan/pengolahan data maupun dalam menyediakan sumber rujukan. Namun berkat bimbingan, bantuan, arahan, dan dorongan dari berbagai pihak, maka hambatan tersebut dapat teratasi.
Semoga Allah SWT senantiasa meridai, memberikan taufik, hidayah, dan inayah-Nya bagi kita sekalian. Amin.
(7)
vii
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bandung, Mei 2013 Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan tesis ini, mengalami banyak sekali kendala yang dihadapi. Akan tetapi berkat bantuan, dorongan, dan kerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat, akhirnya tesis ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan tesis ini. Ucapan terima kasih ini pun penulis ingin sampaikan kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Rahman, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam penyusunan tesis; 2. Ibu Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam penyusunan tesis; 3. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., selaku Rektor UPI, yang telah
memberikan fasilitas;
4. Bapak Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed., selaku Direktur Pascasarjana UPI, yang telah memberikan dorongan dan fasilitas;
5. Bapak Dr. H. Solehuddin, M.Pd., M.A., selaku Asisten Direktur I Pascasarjana UPI, yang telah memberikan dorongan dan fasilitas;
6. Ibu Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar S2 Pascasarjana UPI, yang telah memberikan dorongan dan fasilitas;
7. seluruh dosen Pascasarjana UPI yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang berharga selama penulis menyelesaikan studi;
8. seluruh staf akademik Pascasarjana dan perpustakaan UPI yang telah membantu dan memberi layanan selama penulis menyelesaikan studi;
(8)
viii
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9. rekan-rekan seperjuangan Prodi Pendidikan Dasar kelas C dan angkatan 2011 S2 Pascasarjana UPI yang telah membantu pelaksanaan penelitian;
10.Bapak Oha Suheryanto, S.Pd., M.Si., selaku Kepala UPTD TK, SD dan PNF Kecamatan Pamulihan yang telah memberikan izin penelitian;
11.seluruh Kepala SD se-Kecamatan Pamulihan berserta guru, yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan studi, serta memberikan izin untuk mengadakan penelitian;
12.Ibu Dian Handayani, S.Pd. dan Hj. Ai Ridhawati, S.Pd. selaku guru praktisi, yang telah mengorbankan waktu dan tenaga serta pikiran selama pelaksanaan penelitian;
13.istri tercinta Teti Kustiati, S.Pd. dan anakku tercinta Devi Rahma Dania Suryana yang telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran serta do’a selama pelaksanaan penelitian;
14.orang tua juga sanak saudara yang tak henti-hentinya memberikan do’a kepada penulis;
15.pihak-pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah membantu baik moril maupun materil.
Akhirnya dengan bertawakal kepada Allah SWT, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga semua amal baik yang telah diberikan dibalas oleh Allah SWT.
Bandung, Mei 2013 Penulis
(9)
ix
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(10)
i
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Keefektifan Model Sinektik Berorientasi Berpikir Imajinatif dalam Pembelajaran Menulis Puisi
(Eksperimen Semu pada Siswa Kelas V SD Kec. Pamulihan Kab. Sumedang)
Berdasarkan hasil prates pada siswa kelas V SD Kec. Pamulihan hasil menulis puisi kurang baik. Model sinektik merupakan suatu upaya yang dilakukan guru dalam memicu kreativitas siswa dalam menulis puisi dan berpikir imajinatif. Tujuan penelitian untuk memperoleh deskripsi perbedaan efektivitas hasil belajar model sinektik kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap menulis puisi dan berpikir imajinatif, profil puisi siswa setelah menggunakan model sinektik berorientasi berpikir imajinatif, dan tanggapan siswa dan guru terhadap proses pembelajarannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode penelitian eksperimen semu. Desain penelitian menggunakan kelompok kontrol prates-pascates acak. Teknik pengumpulan datanya adalah tes, observasi langsung, dan wawancara. Hasilnya terdapat perbedaan efektivitas hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan model sinektik dengan model pembelajaran terlangsung. Kelas eksperimen pada pascates dalam menulis puisi rata-rata skor sebesar 23,67 dan berpikir imajinatif sebesar 23,37. Kelas kontrol pada pascates dalam menulis puisi rata-rata skor 22,20 dan berpikir imajinatif sebesar 21,67. Penulis menyarankan agar guru dapat mengembangkan model sinektik dalam pembelajaran menulis puisi dan berpikir imajinatif dan berharap adanya penelitian pada pembelajaran lain dengan model sinektik.
(11)
ii
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT
The Effectiveness of Imaginative Thinking Oriented Synectic Model in Teaching Poetry Writing
(A Quasi-experimental Study on the Students of Class 5 of Primary School at Pamulihan District in Sumedang)
The results of pre-test at the students of class 5 grade of primary school at Pamulihan in poetry writing is unfavorable. Synectic model is an attempt to spark students' creativity in writing poetry and thinking imaginatively. The purpose of this study to obtain a description of the differences in the effectiveness of learning outcomes of synectic model of experimental class and the control class to write
poetry and imaginative thinking, the profile of students’ poetry after using the imaginative thinking oriented synectic model, and student and teacher responses to the learning process. This study uses a quantitative approach, with a quasi-experimental research methods. Research design uses pre-test and post-test control group selected randomly. Techniques of data collection is tests, direct observation, and interviews.The result of the study shows there is a difference between the effectiveness of classroom learning outcomes using synectic models with direct learning model. Experimental class on writing poetry in the post-test gained average score of 23.67 and 23.37 for imaginative thinking. Control class at post-test in writing poetry got average score of 22.20 and 21.67 for imaginative thinking. Based on these results, researcher suggests that teachers can develop synectic models in learning to write poetry and imaginative thinking and hope the other research on learning with synectic models.
(12)
iii
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(13)
i
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... iii
PERNYATAAN ... v
KATA PENGANTAR .... ... vi
UCAPAN TERIMA KASIH ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Struktur Organisasi Tesis ... 10
BAB II MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR IMAJINATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI ... 12
A. Menulis Puisi ... 12
B. Berpikir Imajinatif ... 23
C. Model Sinektik ... 27
D. Kerangka Pemikiran ... 34
E. Hipotesis Tindakan... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 38
B.Metode Penelitian ... 41
(14)
ii
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D.Definisi Operasional ... 43
Halaman E. Instrumen Penelitian ... 44
F. Perencanaan Penelitian ... 51
G.Proses Pengembangan Instrumen ... 52
H.Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 55
I. Langkah-Langkah Pengumpulan Data ... 68
J. Langkah-Langkah Pengolahan Data ... 70
K.Teknik Analisis Data ... 74
L. Penjelasan Situasi Eksperimen Struktur Model Sinektik ... 74
BAB IV HASIL PAPARAN DAN PEMBAHASAN ... 86
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 86
B. Analisis Data Hasil Penelitian ... 226
C. Pembahasan ... 230
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 237
A. Simpulan ... 237
B. Saran ... ... 237
DAFTAR PUSTAKA ... 240
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 244
(15)
iii
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Strategis Sinektik I: Menciptakan Sesuatu yang Baru ... 32
Tabel 2.1 Strategis Sinektik II: Melazimkan Sesuatu yang Asing ... 32
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 38
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 41
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Tes Menulis Puisi ... 45
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes Berpikir Imajinatif ... 46
Tabel 3.5 Kriteria Menulis Puisi ... 46
Tabel 3.6 Kriteria Berpikir Imajinatif ... 48
Tabel 3.7 Kategori Validitas Instrumen ... 53
Tabel 3.8 Kategori Reliabilitas Instrumen ... 54
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Item Variabel Menulis Puisi Aspek Kriterium 55
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Item Variabel Menulis Puisi Aspek Indikator 56
Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Item Variabel Menulis Puisi Aspek Deskriptor 56
Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Item Variabel Menulis Puisi Aspek Pembobotan... 57
Tabel 3.13 Hasil Uji Validitas Item Variabel Berpikir Imajinatif Aspek Kriterium ... 58
Tabel 3.14 Hasil Uji Validitas Item Variabel Berpikir Imajinatif Aspek Indikator ... 58
Tabel 3.15 Hasil Uji Validitas Item Variabel Berpikir Imajinatif ... Aspek Deskriptor... 59
Tabel 3.16 Hasil Uji Validitas Item Variabel Berpikir Imajinatif Aspek Pembobotan ... 60
Tabel 3.17 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Item Instrumen Menulis Puisi 61
Tabel 3.18 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Item Instrumen Berpikir Imajinatif ... 61
Tabel 3.19 Hasil Uji Reliabilitas Item Variabel Menulis Puisi Aspek Kriterium ... 62
Tabel 3.20 Hasil Uji Reliabilitas Item Variabel Menulis Puisi Aspek Indikator ... 62
Tabel 3.21 Hasil Uji Reliabilitas Item Variabel Menulis Puisi Aspek Deskriptor... 63
Tabel 3.22 Hasil Uji Reliabilitas Item Variabel Menulis Puisi Aspek Pembobotan... 64
Tabel 3.23 Hasil Uji Reliabilitas Item Variabel Berpikir Imajinatif Aspek Kriterium ... 65
Tabel 3.24 Hasil Uji Reliabilitas Item Variabel Berpikir Imajinatif Aspek Indikator ... 65 Tabel 3.25 Hasil Uji Reliabilitas Item Variabel Berpikir Imajinatif
(16)
iv
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Aspek Deskriptor... 65
Tabel 3.26 Hasil Uji Reliabilitas Item Variabel Berpikir Imajinatif Aspek Pembobotan ... 66
Halaman Tabel 3.27 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Item Instrumen Menulis Puisi ... 68
Tabel 3.28 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Item Instrumen Berpikir Imajinatif ... 68
Tabel 3.29 Kategori Tingkat Ngain ... 73
Tabel 3.30 Kriteria Skor Menulis Puisi ... 74
Tabel 4.1 Data Hasil Menulis Puisi ... 87
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Prates Menulis Puisi Kelas Eksperimen 88
Tabel 4.3 Hasil pengolahan Data Prates Menulis Puisi Kelas Eksperimen 88
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Prates Menulis Puisi Kelas Kontrol 90
Tabel 4.5 Hasil Pengolahan Data Prates Menulis Puisi Kelas Kontrol... 90
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Pascates Menulis Puisi Kelas Eksperimen ... 92
Tabel 4.7 Hasil Pengolahan Data Pascates Menulis Puisi Kelas Eksperimen 92
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Data Pascates Menulis Puisi Kelas Kontrol 94
Tabel 4.9 Hasil Pengolahan Data Pascates Menulis Puisi Kelas Kontrol 94
Tabel 4.10 Hasil Menulis Puisi Pascates di Kelas Eksperimen ... 98
Tabel 4.11 Hasil Berpikir Imajinatif pada Pascates di Kelas Eksperimen 147
Tabel 4.12 Hasil Uji t Prates Kemampuan Menulis Puisi ... 227
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Data ... 227
Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Data ... 228
Tabel 4.15 Hasil Uji t Kemampuan Menulis Puisi ... 229
(17)
v
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 34
Gambar 3.1 Teknik Simple Random Sampling ... 40
Gambar 3.2 Alur Penelitian... 43
Gambar 4.1 Histogram Prates Menulis Puisi Kelas Eksperimen ... 89
Gambar 4.2 Histogram Prates Menulis Puisi Kelas Kontrol ... 91
Gambar 4.3 Histogram Pascates Menulis Puisi Kelas Eksperimen ... 93
(18)
vi
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 RPP untuk Prapenelitin ... 243
Lampiran 2 RPP untuk Kelas Eksperimen ... 246
Lampiran 3 RPP untuk Kelas Kontrol ... 251
Lampiran 4 Hasil Penilaian Prates dan Pascates untuk Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol dalam Menulis Puisi... 256
Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Penilaian Prates dan Pascates untuk Kelas Eksperimen dan Kontrol Menulis Puisi ... 262
Lampiran 6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ... 263
Lampiran 7 Hasil Observasi Guru dalam Pembelajaran Kelas Eksperimen 265
Lampiran 8 Hasil Observasi Siswa dalam Pembelajaran Kelas Eksperimen 269
Lampiran 9 Hasil Wawancara Guru pada Pembelajaran Kelas Eksperimen 272
Lampiran 10 Hasil Wawancara Siswa pada Pembelajaran Kelas Eksperimen 275
Lampiran 11 Hasil SPSS Prates dan Pascates Kelas Eksperimen dan Kontrol dalam menulis Puisi ... 278
Lampiran 12 Contoh Hasil Menulis Puisi Prates dan Pascates Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 285
Lampiran 13 Foto-Foto Hasil Kegiatan Penelitian ... 309
Lampiran 14 Permohonan Izin Penelitian ... 321
Lampiran 15 SK Pengangkatan Pembimbing ... 322
Lampiran 16 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 324
Lampiran 17 Daftar Monitoring Bimbingan Tesis... 325
Lampiran 18 Permohonan Judgement Instrumen oleh Penimbang... 330
(19)
1
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan berbahasa yang optimal. Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk:
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Depdiknas, 2006: 13).
Kemampuan berbahasa mempunyai keterkaitan dengan keterampilan berbahasa sebagai kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa sejak usia dini pada jenjang pendidikan dasar. Keterampilan berbahasa tersebut meliputi keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan berbicara dan keterampilan mendengarkan/menyimak. Menurut Syarif (2009: 1) bahwa: “kemampuan mendengarkan dan membaca disebut kemampuan reseptif sedangkan kemampuan berbicara dan menulis dinamakan kemampuan produktif.” Kemampuan reseptif dan kemampuan produktif dalam berbahasa merupakan dua sisi yang saling mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Seseorang yang ingin mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis, mestilah banyak mendengar dan membaca. Oleh karena itu, dengan mendengar dan membaca akan diperoleh informasi untuk dibicarakan dan dituliskan. Mengembangkan kemampuan mendengar dan membaca, seharusnya diawali dengan kegiatan berbicara dan menulis. Begitulah keempat aspek berbahasa itu saling mendukung.
Salah satu ragam kemampuan menulis adalah menulis sastra. Hal ini sesuai dengan pengajaran sastra di SD yang menekankan kepada upaya siswa lebih banyak menggauli karya-karya sastra, baik melalui mendengarkan, membaca, menonton apresiasi, atau menulis sastra. Ini dimaksudkan agar siswa secara langsung mengenal, memahami, menghayati, menyenangi, serta
(20)
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memanfaatkan hasil karya sastra bagi peningkatan kemampuan berbahasa dan sastra Indonesia.
Kemampuan menulis sastra dapat terbina dan dikembangkan yang keberadaannya ditandai terjadinya hubungan langsung antara siswa dan bahan bacaan sastra dan dorongan siswa untuk menulis sastra. Dengan demikian, siswa dapat menciptakan hasil karya sastra, mengadakan kontak dengan hasil karyanya sendiri dan kemudian menikmatinya.
Untuk melaksanakan program pembelajaran apreasiasi sastra, khususnya pembelajaran menulis puisi di SD dalam mencapai kemampuan sastra maka guru perlu memahami hakikat puisi yang sebenarnya agar dalam proses pembelajaran apresiasi menulis puisi berjalan sesuai dengan tuntutan KTSP 2006 dengan standar kompetensi, yakni: “mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.” (Depdiknas, 2006: 28)
Suatu hal yang mustahil dapat tercapai tujuan kurikulum tersebut, apabila seorang guru tidak dapat mengajarkan dan membimbing siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Untuk itu, guru dituntut mampu memahami hakikat dan makna puisi yang harus diberikan di SD. Menurut Aminuddin (2010: 134) bahwa “puisi diartikan membuat dan pembuatan karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu baik fisik maupun bathiniah.” Adapun Waluyo (2010: 23) memberikan batasan bahwa “puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah karya sastra yang merupakan hasil ungkapan pikiran, perasaan, dan emosi seseorang tentang pengalaman hidupnya melalui bahasa sebagai medianya, sehingga guru dalam melakukan pembelajaran menulis puisi perlu memahami makna yang terkandung dalam puisi tersebut.
(21)
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pentingnya pembelajaran menulis puisi perlu ditanamkan kepada siswa di SD, dikarenakan siswa akan mampu mengapresiasikan puisi dengan baik. Mengapresiasikan sebuah puisi bukan hanya ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan berpengaruh mempertajam terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan siswa terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting dalam proses pembelajaran menulis puisi. Selain penerapan model, metode dan strategi yang tepat, juga yang sangat menentukan adalah peranan guru dalam proses pembelajaran terhadap siswa.
Sehubungan dengan peranan guru dalam membimbing dan membina siswa dalam memahami isi puisi sangat besar, guru harus membantu minat, perhatian, serta sikap positif sehingga siswa dapat memahami, menafsirkan, menilai, serta menikmati tulisan terhadap isi puisi. Selama ini, guru-guru lebih sering menggunakan puisi anak yang dikarang oleh orang dewasa baik puisi tradisional (seperti pantun dan syair) maupun puisi modern sebagai media atau bahan pembelajaran puisi bagi siswa di SD. Padahal dewasa ini, banyak sekali puisi modern yang dikarang oleh siswa-siswa SD terutama usia 7-12 tahun yang bahkan telah dipublikasikan di media cetak dan blog di internet. Hal ini dikarenakan para guru merasa bahwa puisi karya anak-anak ini belum layak digunakan sebagai bahan pembelajaran. Mereka menganggap puisi karya anak-anak ini belum memenuhi syarat karya sastra yang diperuntukkan bagi anak-anak seusia mereka.
Padahal puisi karya anak-anak usia 7-12 tahun, puisi karya anak-anak ini sebagian besar telah dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran puisi di SD, baik secara isi maupun dilihat dari unsur kebahasaannya. Isi yang dikemukakan oleh pengarang anak memperlihatkan dunia yang dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka, merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi sebagai kelayakan sebuah karya sastra untuk anak-anak. Bahasa yang mereka gunakan, sederhana, mudah dipahami, juga merupakan syarat berikutnya untuk kelayakan karya sastra yang diperuntukkan bagi anak-anak. Bahasa yang mereka gunakan sesuai dengan perkembangan bahasa pengarang anak-anak itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Rusyana (Halik, 2009: 21) bahwa ciri-ciri yang perlu diperhatikan dalam memilih puisi di SD adalah:
(22)
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. isi sajak harus merupakan pengalaman dari dunia anak sesuai umur dan taraf perkembangan jiwa anak;
2. sajak itu memiliki daya tarik terhadap anak;
3. sajak itu harus memiliki keindahan lahiriah bahasa, misalnya irama yang hidup, tekanan kata yang nyata, permainan bunyi;
4. perbendaharaan kata yang sesuai dengan dunia anak.
Untuk memudahkan siswa memahami isi puisi, guru dan siswa dipandang perlu mengadakan kesepakatan untuk memilih bahan bacaan sesuai dengan tujuan dan taraf perkembangan siswa dalam hal kompetensi, minat, dan kesulitan-kesulitan untuk memahami puisi. Guru yang akan mengajar di kelas seharusnya mempelajari bahan puisi. Bahan tersebut dipilih yang paling penting, kemudian disusun urutannya sesuai dengan tujuan yang akan ingin dicapai dalam pembelajaran menulis puisi tersebut.
Melalui puisi yang dipilih itu, siswa akan lebih mudah untuk memahami, menafsirkan dan menilai sehingga dapat menumbuhkan motivasi untuk membaca. Kemudian sesudah kegiatan membaca puisi berlangsung, guru harus membantu siswa memahami puisi dengan jalan memberikan pertanyaan serta penjelasan. Penjelasan yang diberikan itu mengenai kata-kata yang sulit, maksud dan tujuan, perasaan yang digambarkan dalam puisi, dan pelaku dalam puisi.
Untuk memahami dan menilai suatu puisi dapat dipandu dengan mengenali unsur-unsur pembentukannya, mengupas puisinya, amanat yang terkandung dalam puisi, isi yang ada di dalam puisi, dan kosakata puisi tersebut. Unsur-unsur tersebut akan menuntun ke arah pemahaman puisi dengan penghayatan yang nantinya akan sangat bermanfaat dalam menulis dan memahami puisi. Hal ini sejalan dengan kompetensi dasar yang tercantum dalam KTSP 2006 pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD yang berbunyi: “menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat” (Depdiknas, 2006: 28).
Dalam merealisasikan tujuan tersebut, maka berdasarkan observasi langsung di lapangan serta wawancara kepada para siswa dan guru kelas V SD se-gugus IV Panglawung Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang, ditemukan berbagai kendala dan hambatan, hal ini yang berkaitan dengan ketepatan penggunaan model pembelajaran menulis puisi. Demikian pula dengan permasalahan yang timbul
(23)
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dalam proses pembelajaran menulis puisi masih dilaksanakan secara biasa (konvensional) dengan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran menulis puisi dilaksanakan secara klasikal, maksudnya diberikan kepada seluruh siswa dalam kelas. Guru hanya menjelaskan, menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan sekitar masalah menulis puisi. Guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara kreatif dan aktif dalam melibatkan siswa serta belum maksimal menggunakan model pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir, mencari penemuan baru dan menciptakan ide atau gagasan, sehingga siswa kurang mampu menulis puisi sesuai dengan pilihan kata yang tepat.
Permasalahan tersebut di atas diperkuat oleh hasil penelitian Yulantini (2005: 24), bahwa: pelaksanaan pengajaran sastra (puisi) cenderung siswa kurang diberi porsi yang sewajarnya, siswa kurang diberi respon mengenal, menghayati dan menilai karya sastra (puisi) atau beralih pengalaman dari karya sastra yang dibacanya tampak masih kurang, sehingga hasil karya sastra puisi kurang memuaskan.
Sementara itu, pembelajaran menulis puisi pada umumnya dilakukan oleh guru kelas V SD se-gugus IV Panglawung Kecamatan Pamulihan adalah siswa disuruh maju ke depan kelas untuk membaca contoh puisi yang ada dalam buku paket. Selanjutnya guru meminta untuk menulis puisi yang lain dengan pilihan kata yang tepat sesuai dengan tuntutan kurikulum, lalu guru menyuruhnya untuk membacakannya di depan kelas. Akan tetapi, sebagian siswa masih kesulitan dalam menulis puisi bebas sesuai dengan pilihan kata yang telah diberikan oleh guru tersebut.
Ditinjau dari permasalahan dan kemampuan menulis puisi yang dialami oleh para siswa kelas V SD se-gugus IV Panglawung Kecamatan Pamulihan, maka perlu dilakukan penelitian yang mampu menghasilkan berbagai simpulan mengenai pembelajaran menulis puisi berorientasi berpikir imajinatif dengan memberikan alternatif pemecahan masalah melalui model sinektik.
(24)
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Alasan penerapan model sinektik berorientasi berpikir imajinatif dalam pembelajaran menulis puisi di kelas V adalah:
1. suatu model pembelajaran yang menarik dalam mengembangkan kreativitas menulis;
2. model sinektik ini dirancang untuk membantu guru memecahkan masalah dan menulis berbagai aktivitas (Joyce, dkk., 2009: 34);
3. dalam proses pembelajaran menulis puisi, pengembangan dimensi kreativitas dan imajinatif sangat penting dan dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan keterampilan menulis;
4. berpikir merupakan hal yang penting dan menjadi salah satu ciri manusia yang berkualitas;
5. model pembelajaran sinektik menggabungkan semua model mengajar yang bisa dikembangkan sebagai inovatif dan berpikir imajinatif (Joyce, dkk., 2009: 248).
Keberhasilan model sinektik tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Ulya (2009), bahwa: “pelaksanaan pembelajaran puisi melalui pendekatan sinektik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi”. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis puisi tercermin melalui (a) siswa menjadi tertarik dengan materi pembelajaran menulis puisi; (b) guru tidak lagi kesulitan dalam membangkitkan motivasi siswa; dan (c) guru tidak lagi kesulitan dalam menerapkan teknik yang tepat dalam pembelajaran menulis puisi. Sementara itu, peningkatan hasil pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan sinektik ini tampak pada kenaikan persentase kelulusan siswa pada tiap siklusnya. Pada siklus I, kualitas puisi ciptaan siswa yang sudah memenuhi standar kelulusan hanya sebesar 44%. Pada siklus II, terjadi peningkatan 20% dari siklus sebelumnya menjadi 64% terhadap nilai kelulusan siswa. Pada siklus III, persentase kelulusan siswa sudah mencapai 92%.
Pembelajaran menulis puisi di kelas V SD. Pemilihan kelas V sebagai subjek penelitian didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
(25)
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. siswa kelas V secara psikologis masih berada dalam tahap operasional konkret, artinya proses pembelajaran harus berdasarkan pengamatan secara konkret dan jelas menurut pengamatannya;
2. siswa kelas V sudah mampu menuliskan hasil pengamatannya menulis sebuah tulisan yang dapat dianalisis hasilnya;
3. siswa kelas V sudah mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa (Depdiknas, 2006: 14).
Adapun pemilihan menulis puisi yang dijadikan bahan penelitian, disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya:
1. berdasarkan kompetensi dasar dalam KTSP tertera bahwa “menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat” (Depdiknas, 2006: 28);
2. siswa kelas V mampu menulis puisi hasil pancainderanya sehingga tulisannya benar-benar berdasarkan atas hasil pengamatannya;
3. hasil yang diharapkan dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan model sinektik adalah siswa dapat menulis puisi bebas sesuai dengan pilihan kata yang tepat; dan
4. menulis puisi sangat cocok dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman langsung di lapangan, yakni dengan objek di luar lingkungan sekolah.
5. sebagai bahan teritorial kajian program studi pendidikan dasar pada konsentrasi pendidikan bahasa Indonesia SD yang memberikan sumbang pemikiran guna meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi melalui model sinektik berorientasi berpikir imajinatif di kelas V SD.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah penelitian dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut.
(26)
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Pembelajaran menulis puisi di kelas V SD belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menulis puisi belum optimal. Kelemahan ini disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya: siswa, model pembelajaran serta guru dalam melakukan pembelajaran kurang menarik dan kurang bervariasi.
b. Kendala yang ditemui oleh siswa dalam menulis puisi antara lain: siswa kesulitan menemukan ide, kesulitan menentukan kata-kata dalam menulis puisi, kesulitan dalam memulai menulis, kesulitan mengembangkan ide menjadi puisi karena minimnya penguasaan kosakata, dan kesulitan menulis puisi karena tidak terbiasa mengemukakan perasaan, pemikiran, imajinasinya, serta kurang mampu menghubungkan antara dunia khayal dengan dunia nyata ke dalam puisi.
c. Penggunaan model pembelajaran menulis puisi harus bervariasi. Suatu model pembelajaran akan mendukung keberhasilan kemampuan menulis puisi. 2. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi, maka permasalahan penelitian tersebut dirumuskan sebagai berikut.
1. Adakah perbedaan efektivitas hasil belajar model sinektik berorientasi berpikir imajinatif kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap kemampuan menulis puisi?
2. Bagaimana profil puisi siswa sebagai gambaran kemampuan menulis puisi setelah menggunakan model sinektik berorientasi berpikir imajinatif?
3. Bagaimana tanggapan siswa dan guru terhadap proses pembelajaran model sinektik berorientasi berpikir imajinatif dalam pembelajaran menulis puisi? C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi hal-hal sebagai berikut, yaitu:
(27)
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. perbedaan efektivitas hasil belajar model sinektik berorientasi berpikir imajinatif kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap kemampuan menulis puisi.
2. profil puisi siswa sebagai gambaran kemampuan menulis puisi setelah menggunakan model sinektik berorientasi berpikir imajinatif.
3. tanggapan siswa dan guru terhadap proses pembelajaran model sinektik berorientasi berpikir imajinatif dalam pembelajaran menulis puisi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya, sedangkan lebih khusus diharapkan bermanfaat bagi para siswa dan guru serta praktisi pendidikan. Berikut manfaat penelitian yang dibagi dua kategori, yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian mengenai pembelajaran menulis puisi melalui model sinektik berorientasi berpikir imajinatif diharapkan dapat bermanfaat untuk menemukan model yang cocok melalui strategi dan tahapan-tahapan model sinektik dalam menulis puisi di kelas V SD.
2. Manfaat Praktis a. Manfaat guru
1) guru dapat memperluas wawasan pengetahuan model sinektik berorientasi berpikir imajinatif dalam pembelajaran menulis puisi;
2) guru dapat mempermudah pelaksanaan pembelajaran menulis puisi berorientasi berpikir imajinatif;
3) guru dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar menulis puisi berorientasi berpikir imajinatif;
4) guru dapat meningkatkan inovasi pembelajaran melalui model sinektik. b. Manfaat siswa
1) siswa dapat termotivasi untuk menulis puisi berorientasi berpikir imajinatif; 2) siswa akan tergali bakat dan potensinya dalam menulis puisi;
(28)
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) siswa dapat meningkat kemampuannya dalam menulis puisi berorientasi berpikir imajinatif.
c. Manfaat lembaga
1) membantu sekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis puisi;
2) menciptakan pembelajaran di sekolah yang dapat menumbuhkan minat siswa untuk berpikir imajinatif;
3) sekolah dapat menjadikan model sinektik sebagai salah satu model pembelajaran yang relevan sesuai dengan masalah yang terjadi.
d. Manfaat peneliti
Peneliti lain dapat menggunakan model sinektik berorientasi berpikir imajinatif sebagai referensi menulis puisi dalam melakukan penelitiannya. E. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi penelitian ini membahas tentang keefektifan model sinektik berorientasi berpikir imajinatif dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V SD Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang) adalah sebagai berikut.
1. BAB I: Pendahuluan
a. Latar Belakang Penelitian
b. Identifikasi dan Perumusan Masalah c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian e. Struktur Organisasi Tesis
2. BAB II: Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian a. Menulis Puisi
b. Berpikir Imajinatif c. Model Sinektik d. Kerangka Pemikiran e. Hipotesis Penelitian
(29)
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. BAB III: Metode Penelitian a. Lokasi dan Subjek Penelitian b. Metode Penelitian
c. Desain Penelitian d. Definisi Operasional e. Instrumen Penelitian f. Perencanaan Penelitian
g. Proses Pengembangan Instrumen h. Hasil Uji Instrumen Penelitian
i. Langkah-Langkah Pengumpulan Data j. Langkah-Langkah Pengolahan Data k. Teknik Analisis Data
l. Penjelasan Situasi Eksperimen Struktur Model Sinektik 4. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Deskripsi Data Hasil Penelitian b. Analisis Data Hasil Penelitian c. Pembahasan
5. BAB V: Simpulan dan Saran a. Simpulan
(30)
38
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan adalah kelas V SD se-Gugus IV Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Alasan memilih lokasi penelitian tersebut didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
a. penilaian lomba menulis puisi di tingkat gugus, hasil menulis puisi yang diperoleh siswa kelas V dari tiap utusan SD kurang memuaskan;
b. berdasarkan wawancara dan diskusi guru-guru kelas V diperoleh data bahwa guru masih kesulitan mengajarkan menulis puisi;
c. ingin mengubah paradigma pembelajaran yang dilakukan oleh guru dari konvensional (berpusat pada guru) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa;
d. rata-rata hasil tes praktik bahasa Indonesia dalam aspek menulis puisi yang dilakukan pada siswa kelas V hanya mencapai rata-rata 65.
2. Populasi Penelitian
Populasi yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD se-Gugus IV Kecamatan Pamulihan. Jumlah SD di gugus IV adalah 5 SD, sedangkan siswa kelas V yang menjadi subjek penelitian berjumlah 158 orang. Sementara responden untuk observasi dan wawancara adalahguru dan siswa. Secara lebih jelas jumlah populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No. Nama Sekolah Jumlah Siswa
1. SDN Ciherang 29
2. SDN Sukahurip 15
3. SDN Pamulihan 36
4. SDN Cimasuk 38
5 SDN Lembang 40
(31)
Sumber: UPTD TK, SD, PNF Kec. Pamulihan
Alasan pemilihan populasi didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: a. model pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan oleh guru kurang tepat; b. pembelajaran menulis puisi dilaksanakan secara klasikal;
c. siswa belum mampu menulis puisi dan berpikir imajinatif, terutama dalam aspek pilihan kata (diksi), pengimajinasian, versifikasi (rima), tipografi, kata konkret, bahasa figuratif, gagasan dalam pilihan kata, kejelasan isi puisi, penggunaan simbol (lambang) dalam bahasa puisi, kewajaran dalam berpikir imajinasi, tujuan isi puisi, dan penuangan pikiran dalam berimajinasi;
d. ingin memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh para siswa dalam pembelajaran menulis puisi melalui model sinektik berorientasi berpikir imajinatif;
e. memberikan motivasi dan fasilitasi kepada siswa untuk kreatif, aktif dan imajinatif yang menekankan pada proses berpikir, mencari penemuan baru dan menciptakan ide atau gagasan, sehingga siswa mampu menulis puisi berorientasi berpikir imajinatif;
f. guru hanya menjelaskan, menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran menulis puisi, sehingga ingin memberikan solusi melalui model sinektik;
g. kurangnya pengetahuan guru untuk mengatasi siswa yang kesulitan menulis puisi berorientasi berpikir imajinatif.
3. Sampel Penelitian
Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan probability sampling dengan teknik sampel simple random sampling, karena teknik ini diangggap paling cocok dalam penelitian, sebagaimana dikatakan oleh Sugiyono (2006: 57)
bahwa “simple random sampling adalah pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
(32)
Diambil secara random
Gambar 3.1 Teknik Simple Random Sampling (Sumber: Sugiyono, 2006: 92)
Berdasarkan populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas V SD se-Gugus IV Kecamatan Pamulihan yang berjumlah 158 orang, maka dilaksanakan pemilihan sampel dengan teknik simple random sampling, dengan alasan sebagai berikut:
a. keterbatasan waktu penelitian; b. biaya penelitian yang cukup besar; c. lokasi sekolah yang saling berjauhan.
Untuk penentuan sampel ini didasarkan pada rumus yang dikembangkan oleh Surakhmad (Riduwan, 2004: 65) berikut ini.
S = 15% +
. (50% -15%)
Dimana:
S = Jumlah sampel yang diambil n = Jumlah anggota populasi
S = 15% +
. (50% -15%) = 15% +
. (35%) S = 15% + 0,94. (35%) = 1,09 x 35%
S = 0,382
Jadi, jumlah sampel sebesar 158 x 0,382 = 60,277 = 60 responden atau siswa.
Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah sampel adalah 60 siswa yang dipilih secara acak dengan berbagai kriteria dari 5 SD yang ada di gugus IV Kecamatan Pamulihan. Dari 60 orang siswa tersebut dibagi dua untuk dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol, masing-masing kelas eksperimen berjumlah
Populasi homogen relatif homogen
Sampel yang representatif
(33)
30 siswa dan kelas kontrol 30 siswa. Secara rinci, sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2 Sampel Penelitian No. Nama Sekolah Kelas
Kelas Eksperimen
Kelas
Kontrol Jumlah Siswa
L P L P
1. SDN Ciherang V 3 3 2 4 12
2. SDN Sukahurip V 2 4 4 2 12
3. SDN Pamulihan V 3 3 3 3 12
4. SDN Cimasuk V 2 4 1 5 12
5 SDN Lembang V 3 3 2 4 12
Jumlah 13 17 12 18 60
Berdasarkan Tabel 3.2 di atas, sampel penelitian untuk dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol pada masing-masing SD berjumlah 12 orang, sehingga jumlah seluruhnya 60 orang.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kombinasi, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Adapun metode penelitiannya yakni eksperimen semu. Metode eksperimen semu dipandang relevan digunakan, karena memiliki ciri: a) terpusat pada pemecahan masalah yang aktual, dan b) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis. Selain itu, penelitian eksperimen semu
banyak digunakan dalam “bidang pendidikan atau bidang lain yang subjek penelitiannya adalah manusia yang tidak dapat dimanipulasi dan dikontrol secara
intensif” (Syamsudin & Damaianti, 2009: 23).
Metode penelitian eksperimen semu dilakukan terhadap kelas eksperimen dengan menggunakan model sinektik. Sedangkan perbandingannya kelas kontrol menggunakan model pembelajaran terlangsung.
(34)
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan Desain Kelompok Kontrol Prates-Pascates Acak (Randomized Pratest-Posttest Control Group Design) yang diadaptasi dari Sukmadinata (2012: 207) dengan desain sebagai berikut.
Kelompok Prates Perlakuan Pascates Kelompok A (RE) O1 X1 O2 Kelompok B (ER) O3 X2 O4 Ket.
Kelompok A (RE) : Kelompok Eksperimen Kelompok B (RR) : Kelompok Kontrol
O1 : Prates kelas eksperimen
O2 : Pascates kelas eksperimen
X1 : Pembelajaran menulis puisi melalui model sinektik
berorientasi berpikir imajinatif
X2 : Model pembelajaran terlangsung
O3 : Prates kelas kontrol
O4 : Pascates kelas kontrol
Desain kelompok kontrol prates-pascates acak pada pemilihan kelas eksperimen tidak dilakukan secara acak penuh, tetapi hanya satu karakteristik (Sukmadinata, 2012: 207), yaitu aspek intelegensi. Siswa yang menduduki kelas unggul di kelasnya dikelompokkan dengan siswa kelas unggul kemudian dibagi dua untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberi tes awal dan tes akhir. Kedua hasil tes tersebut kemudian dianalisis untuk ditentukan simpulan akhir yang dihasilkan dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Berdasarkan desain penelitian eksperimen semu tersebut maka peneliti membuat alur untuk memudahkan pengecekan dan pemahaman terhadap pelaksanaan penelitian ini. Alur penelitiannya tampak pada Gambar 3.2.
(35)
Gambar 3.2 Alur Penelitian D. Definisi Operasional
Secara operasional variabel perlu didefinisikan dengan tujuan untuk menjelaskan makna variabel penelitian. Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu varibel terikat, yaitu:
1. Model sinektik berorientasi berpikir imajinatif (variabel bebas = X) merupakan model pembelajaran yang mengembangkan strategi untuk melazimkan terhadap sesuatu yang masih asing melalui tahapan input substantif, analogi langsung, analogi personal, membandingkan analogi, menjelaskan berbagai perbedaan, dan eksplorasi ke dalam bentuk puisi, sehingga siswa akan mampu menuangkan gagasan baru dan tergali daya imajinasinya.
Identifikasi Masalah
Observasi Awal
Tes Awal
Menulis Puisi dengan Model Sinektik Berorintasi
Berpikir Imajinatif Tes Akhir
Analisis Data
Kesimpulan Model
Pembelajaran Terlangsung
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
(36)
2. Kemampuan menulis puisi (variabel terikat = Y), merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa kelas V SD Kecamatan Pamulihan dalam menulis puisi sebagai hasil karya sastra yang dibangun oleh dua unsur utama yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang meliputi: pilihan kata, pengimajinasian, versifikasi (rima), tipografi (tata wajah), kata konkret, bahasa figuratif, gagasan dalam pilihan kata, kejelasan isi puisi, penggunaan simbol (lambang) dalam bahasa puisi, kewajaran dalam berpikir imajinasi, tujuan isi puisi, dan penuangan pikiran dalam berimajinasi.
E. Instrumen Penelitian
Dalam melakukan penelitian dan mengumpulkan data yang diperlukan maka digunakan beberapa instrumen, antara lain sebagai berikut.
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diterapkan sebagai acuan proses belajar mengajar model sinektik berorientasi berpikir imajinatif terhadap kemampuan menulis puisi di kelas V SD Kecamatan Pamulihan.
2. Instrumen Pengumpul Data
Dalam mengumpulkan data diperlukan instrumen penelitian sebegai berikut.
a. Tes
Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar menulis puisi dan berpikir imajinatif yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini, tes digunakan oleh peneliti untuk mengetahui perbedaan efektivitas penerapan model sinektik berorientasi berpikir imajinatif terhadap kemampuan menulis puisi antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam bentuk uraian bebas. Adapun tes yang digunakan dalam teknik pengumpul data penelitian ini adalah:
1) tes awal (pratest) adalah tes yang dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran menulis puisi dengan tanpa perlakuan untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol;
(37)
2) tes akhir (pascatest) adalah tes yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran menulis puisi dan berpikir imajinatif untuk kelas eksperimen melalui model sinektik, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran terlangsung.
Langkah penyusunan tes dimulai dari penyusunan kisi-kisi dengan konsultasi pada pembimbing. Perancangan butir soal berpedoman pada taksonomi Bloom yang telah direvisi (Anderson & Krathwohl, dalam Sanjaya 2011: 129). Kisi-kisi yang disusun mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, nomor soal, bentuk soal, tingkat kesukaran, dan jenjang kognitif. Kisi-kisi soal tes menulis puisi seperti tampak pada Tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Soal Tes Menulis Puisi Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Nomor Soal Bentuk Soal Jen-jang 8. Mengung- kapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulisdalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. 8.3. Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat.
1 Uraian C2
Menulis puisi dengan menggunakan imajinasi yang tepat.
2 Uraian C2
Menulis puisi dengan
menggunakan rima yang tepat.
3 Uraian C2
Menulis puisi dengan tipografi (tata wajah) yang tepat.
4 Uraian C2
Menulis puisi dengan kata-kata konkret yang tepat.
5 Uraian C2
Menulis puisi dengan bahasa figuratif yang tepat.
6 Uraian C2
Sedangkan kisi-kisi soal tes berpikir imajinatif seperti tampak pada Tabel 3.4 di bawah ini.
(38)
Tabel 3.4
Kisi-kisi Soal Tes Berpikir Imajinatif Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Nomor Soal Bentuk Soal Jen-jang 8. Mengung- kapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulisdalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. 8.3. Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Berpikir imajinatif dengan gagasan yang tepat.
1 Uraian C2
Berpikir
imajinatif dengan jelas.
2 Uraian C2
Berpikir
imajinatif dengan penggunaan simbol (lambang) yang tepat.
3 Uraian C2
Berpikir
imajinatif dengan wajar.
4 Uraian C2
Berpikir
imajinatif dengan tujuan yang tepat.
5 Uraian C2
Berpikir imajinatif dengan penuangan pikiran dalam berimajinasi dengan tepat.
6 Uraian C2
b. Kriteria Penilaian (Parameter)
Kriteria penilaian atau parameter menulis puisi dan berpikir imajinatif sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kriteria tersebut mencakup kriterium, indikator, deskriptor, dan keterangan penskoran. Untuk kriteria penilaian menulis puisi tampak pada Tabel 3.5 di bawah ini.
Tabel 3.5 Kriteria Menulis Puisi
No. Kriterium Indikator Deskriptor Keterangan
1. Pilihan kata Menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat
Pilihan kata cocok dengan tema dan judul puisi
Skor 5 jika semua deskriptor pada tiap aspek Pemilihan kata yang cermat
dan sistematis
(39)
No. Kriterium Indikator Deskriptor Keterangan dan mempengaruhi daya
imajinasi pembaca
dilaksanakan Skor 4 jika 4deskriptor pada tiap aspek
dilaksanakan Skor 3 jika 3deskriptor pada tiap aspek
dilaksanakan Skor 2 jika 2deskriptor pada tiap aspek
dilaksanakan Skor 1 jika 1deskriptor pada tiap aspek
dilaksanakan Mengandung makna
denotatif maupun yang bermakna konotatif
Mempertimbangkan urutan kata dan bunyi kata
2. Pengimajina sian Menulis puisidengan menggunakan imajinasi yang tepat
Kata atau susunan kata-kata dapat mengungkapkan pengalaman indrawi Baris atau bait puisi itu seolah mengandung gema suara atau seolah benda yang tampak Menggunakan kombinasi kata Menggunakan repitisi (mengulang kata) Menggunakan kiasan 3. Versifikasi
(rima) Menulis puisi dengan menggunakan rima yang tepat. Penempatan dan
pengulangan bunyi pada baris puisi
Penempatan dan
pengulangan bunyi pada bait puisi
Persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi Terdapat variasi bunyi yang menciptakan gerak yang hidup.
Terdapat onomatope (tiruan terhadap bunyi-bunyi yang ada) 4. Tipografi
(tata wajah) Menulis puisi dengan tipografi (tata wajah) yang tepat.
Terdapat tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata, dan bunyi
Mampu menghasilkan suatu bentuk fisik (menciptakan keindahan visual) yang mendukung isi, rasa, dan suasana Terdapat lukisan bentuk puisi ini yaitu pemakaian
(40)
No. Kriterium Indikator Deskriptor Keterangan huruf kapital dan huruf
kecil serta pemakaian tanda baca
Keselarasan bentuk puisi sesuai maknanya
Pengaturan halaman, tepi kanan-kiri, dan baris 5. Kata
konkret Menulis puisi dengan kata-kata konkret yang tepat. Membangkitkan imajinasi pembaca Kata-kata diperjelas Pembaca seolah-olah melihatyang dilukiskan dalam puisi Pembaca seolah-olah mendengar yang dilukiskan dalam puisi
Pembaca seolah-olah merasakan yang dilukiskan dalam puisi
6. Bahasa figuratif
Menulis puisi dengan bahasa figuratif yang tepat.
Bahasa yang digunakan mengatakan sesuatu dengan cara
membandingkanya, mengiaskan atau
menyamakan dengan benda atau kata lain.
Bahasa yang digunakan menciptakan keakraban, kedekatan dan kesegaran. Mengandung lebih dari satu majas
Memancarkan banyak makna
Tidak langsung dalam mengungkapkan makna
Sedangkan kriteria penilaian berpikir imajinatif tampak pada Tabel 3.6. Tabel 3.6
Kriteria Berpikir Imajinatif
No. Kriterium Indikator Deskriptor Keterangan
1. Gagasan dalam pilihan kata Berpikir imajinatif dengan gagasan yang
Cocok dengan tema dan isi puisi
Skor 5 jika semua deskriptor pada tiap Gagasan dituangkan
(41)
No. Kriterium Indikator Deskriptor Keterangan
tepat. sumber gagasan aspek
dilaksanakan Skor 4 jika 4deskriptor pada tiap aspek
dilaksanakan Skor 3 jika 3deskriptor pada tiap aspek
dilaksanakan Skor 2 jika 2deskriptor pada tiap aspek
dilaksanakan Skor 1 jika 1deskriptor pada tiap aspek dilaksanakan Gagasan dibangun melalui pengalaman langsung
Mampu mengolah kesan dari pengalaman
Mampu mengungkapkan gagasan-gagasan
sehingga membentuk pengalaman baru 2. Kejelasan isi
puisi
Berpikir imajinatif dengan jelas.
Terdapat perasaan dalam puisi
Mampu menangkap isi hati penulis dalam puisi Kejelasan dalam
mengungkapkan pikiran Jelas maksud isi puisi Adanya hubungan timbal balik antara pikiran dan perasan pembaca dan pembuat puisi
3. Penggunaan simbol (lambang) dalam bahasa puisi Berpikir imajinatif dengan penggunaan simbol (lambang) yang tepat. Kejadian digambarkan dengan keadaan yang lain
Penggunaan bahasa yang logis (masuk akal) Menggungkapkan unsur pikiran dan perasaan Mengolah kata-kata dengan simbol Memberikan rangsangan, pemahaman dan perasaan kepada pancaindera pembaca 4. Kewajaran
dalam berpikir imajinasi Berpikir imajinatif dengan wajar.
Mengubah bahasa akal ke dalam bahasa hati Kata-kata yang
diungkapkan bukan saja berkata kepada orang lain, tapi kepada perasaan dan imajinasi penulis
Mampu mengajak dan memikirkan suatu gejala
(42)
No. Kriterium Indikator Deskriptor Keterangan atau kejadian
Mampu menghadirkan imajinasi keadaan atau kejadian dengan utuh Mampu menyentuh perasaan dan kesadaran 5. Tujuan isi
puisi
Berpikir imajinatif dengan tujuan yang tepat.
Terdapat tujuan yang pasti
Memiliki hubungan antar baris
Tiap bagian dari bait melengkapkan dan menggenapkan bagian bait sebelumnya Memiliki keutuhan imajinasi Memiliki makna pengalaman 6. Penuangan
pikiran dalam berimajinasi Berpikir imajinatif dengan pikiran yang tepat. Mengandung ide-ide kebenaran
Kecocokan ide dan kata-kata puisi dengan pikiran pembaca
Relevan dengan fakta Mempunyai pikiran yang logis atau masuk akal Disusun menurut urutan yang baik mulai dari permulaan, pertengahan sampai akhir
3. Pedoman Observasi
Observasi dilakukan pada prapenelitian dan saat penelitian. Peneliti melakukan pengamatan penelitian terhadap guru dan siswa dalam proses pembelajaran menulis puisi dan berpikir imajinatif di kelas V SD Kecamatan Pamulihan.
Alat yang digunakan adalah lembar observasi berupa format (aspek, indikator, sub indikator, dan hasil pengamatan) yang berisi item-item tentang kejadian yang melambangkan kinerja guru dan aktivitas siswa ketika berlangsungnya proses pembelajaran menulis puisi pada kelas eksperimen.
(43)
Lembar observasi tersebut dilaksanakan pada proses pembelajaran menulis puisi berlangsung untuk melihat kinerja guru dan aktivitas siswa dengan menerapkan model sinektik berorientasi berpikir imajinatif. (Pedoman observasi guru dan siswa terlampir).
4. Pedoman Wawancara
Wawancara digunakan untuk mendeskripsikan tanggapan siswa dan guru terhadap proses pembelajaran model sinektik berorientasi berpikir imajinatif dalam pembelajaran menulis puisi di kelas V SD Kecamatan Pamulihan (Pedoman wawancara untuk guru dan siswa terlampir).
Alat yang digunakan adalah lembar wawancara yang berisi sejumlah pertanyaan yang dilakukan oleh peneliti kepada guru dan para siswa. Pertanyaan kepada guru dan para siswa adalah sekitar kejadian pembelajaran, perasaan, motivasi siswa, pemahaman dan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa pada proses pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model sinektik berorientasi berpikir imajinatif.
F. Perencanaan Penelitian
Untuk penelitian ini, langkah-langkah pengumpulan data dilakukan sebagai berikut.
1. Perumusan Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran menulis puisi dan berpikir imajinatif adalah untuk memperoleh gambaran hal-hal sebagai berikut, yaitu: a. perbedaan efektivitas hasil belajar model sinektik kelas eksperimen dan kelas
kontrol terhadap kemampuan menulis puisi.
b. tanggapan siswa dan guru terhadap proses pembelajaran model sinektik berorientasi berpikir imajinatif dalam menulis puisi.
2. Penentuan Alat Evaluasi
Alat evaluasi yang digunakan adalah tes tertulis. Tes tersebut dilakukan dua kali, yaitu tes awal yang dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran menulis puisi dengan tanpa perlakuan untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol dan tes akhir yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran menulis
(44)
puisi untuk kelas eksperimen melalui model sinektik berorientasi berpikir imajinatif, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran terlangsung.
3. Perumusan Proses Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar menulis puisi dan berpikir imajinatif dilaksanakan selama 2 minggu pada siswa di kelas V SD Kecamatan Pamulihan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.
a. Melakukan tes awal.
b. Mengajukan bahan ajar atau materi menulis puisi. c. Penyusunan silabus dan RPP.
d. Melaksanakan pembelajaran menulis puisi dan berpikir imajinatif. e. Melakukan tes akhir.
G. Proses Pengembangan Instrumen
Dalam mengembangkan instrumen penelitian, maka butir-butir pertanyaan dalam tes menulis puisi dan berpikir imajinatif perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas agar hasil penelitian valid dan reliabel. Sehingga pertanyaan yang bermutu dapat membantu guru meningkatkan pembelajaran dan memberikan informasi dengan tepat tentang siswa mana yang belum atau sudah mencapai kompetensi.
Untuk mendapatkan tes yang baik dalam menulis puisi dan berpikir imajinatif, maka terlebih dahulu dilakukan judgement experts (pendapat ahli) oleh tim penimbang antara lain oleh 2 dosen ahli dan 8 guru SD. Setelah itu dianalisis validitas dan reliabilitas masing-masing pada aspek ketepatan kriterium (aspek) penilaian, ketepatan indikator, ketepatan deskriptor, dan ketepatan pembobotan.
Adapun proses pengembangan instrumen tersebut adalah sebagai berikut. 1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui instrumen yang digunakan sudah tepat mengukur yang seharusnya diukur atau belum, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi validitas suatu tes, maka alat tes tersebut akan semakin tepatmengenai sasaran. Menurut Riduwan (2010: 109) bahwa, “alat ukur yang
(45)
kurang valid berarti memiliki validitas rendah”. Jika alat ukur dikatakan valid
berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan memiliki validitas tinggi.
Nilai validitas pada dasarnya adalah nilai korelasi. Oleh karena itu, untuk menguji validitas validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, denga rumus Pearson Product Moment adalah:
√
Keterangan:
= Koefisien korelasi
∑Xi = Jumlah skor item
∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus: √
√
Keterangan:
t = Nilai
r = Koefisien korelasi hasil n = Jumlah responden
Menurut Riduwan (2010: 110) bahwa “distribusi (Tabel t) untuk ɑ = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2). Kaidah keputusannya adalah jika > berarti valid, sebaliknya jika < berarti tidak valid”. Sedangkan uji validitas dengan kriteria penerimaan jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) seperti tampak pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7
Kategori Validitas Instrumen
Batasan Kategori
0,000 – 0,199 Sangat Rendah (tidak valid) 0,200 – 0,399 Rendah
(46)
Batasan Kategori 0,600 – 0,799 Tinggi
0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
Sumber: Riduwan (2010: 110) 2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan terhadap hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi merupakan pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur terpercaya (reliable). Untuk uji reliabilitas digunakan metode belah dua (Split Half Method) dari Spearman Brown. Metode belah dua ini dilakukan dengan cara membagi instrumen menjadi dua belahan, bisa ganjil-genap dan bisa pula belahan pertama dan kedua dengan rumus :
= Keterangan:
= Koefisien reliabilitas internal seluruh instrumen
= Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir) Kemudian dikorelasikan dengan rumus yang sama seperti uji validitas yaitu:
√
Keterangan:
= Korelasi Product Moment antara belahan (awal-akhir)
∑Xi = Jumlah skor item
∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden
Sedangkan uji reliabilitas dengan kriteria penerimaan jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) seperti tampak pada Tabel 3.8 di bawah ini.
Tabel 3.8
Kategori Reliabilitas Instrumen
Batasan Kategori
0,000 – 0,199 Sangat Rendah (tidak valid) 0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Cukup 0,600 – 0,799 Tinggi
(47)
Batasan Kategori 0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
Sumber: Riduwan (2010: 110)
H. Hasil Uji Instrumen Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini digunakan instrumen berupa item pernyataan yang terdiri dari variabel menulis puisi terdiri dari kriterium sebanyak 6 item, indikator 6 item, deskriptor 30 item, dan pembobotan 30 item pernyataan. Sedangkan variabel berpikir imajinatif terdiri dari kriterium sebanyak 6 item, indikator 6 item, deskriptor 30 item, dan pembobotan 30 item pernyataan. Hasil uji validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut.
1. Hasil Uji Validitas
Pengujian tingkat validitas tiap item dipergunakan analisis item, artinya mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor item. Menurut Sugiyono (2006) bahwa item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.
Persyaratan minimum agar dapat dianggap valid apabila r = 0,2 sehingga apabila korelasi antar item dengan skor total kurang dari 0,2 maka item dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Adapun hasil uji coba mengenai tingkat validitas butir pernyataan disajikan dalam tabel-tabel di bawah ini.
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Item Variabel Menulis Puisi Aspek Kriterium
No. Item Tingkat Validitas Keterangan
Y1 _1 0,667 Valid
Y1 _2 0,904 Valid
Y1 _3 0,897 Valid
Y1 _4 0,695 Valid
Y1 _5 0,548 Valid
Y1 _6 0,791 Valid
(48)
Dari data Tabel 3.9 di atas, variabel menulis puisi pada aspek kriterium berada di atas 0,200 maka semua item valid. Untuk itu item pernyataan kriterium yang digunakan layak untuk diolah sebagai data penelitian.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Item Variabel Menulis Puisi Aspek Indikator
No Item Tingkat Validitas Keterangan
Y1 _1 0,587 Valid
Y1 _2 0,665 Valid
Y1 _3 0,775 Valid
Y1 _4 0,612 Valid
Y1 _5 0,686 Valid
Y1 _6 0,558 Valid
Sumber : Lampiran uji validitas
Dari data Tabel 3.10 di atas, variabel menulis puisi pada aspek indikator berada di atas 0,200 maka semua item valid. Untuk itu item pernyataan indikator yang digunakan layak untuk diolah sebagai data penelitian.
Tabel 3.11
Hasil Uji Validitas Item Variabel Menulis Puisi Aspek Deskriptor
No Item Tingkat Validitas Keterangan
Y1 _1 0,047 Tidak Valid
Y1 _2 0,812 Valid
Y1 _3 0,091 Tidak Valid
Y1 _4 0,341 Valid
Y1 _5 0,386 Valid
Y1 _6 0,641 Valid
Y1 _7 0,583 Valid
Y1 _8 0,231 Valid
Y1 _9 0,708 Valid
Y1 _10 0,499 Valid
Y1 _11 0,091 Tidak Valid
Y1 _12 0,454 Valid
Y1 _13 0,531 Valid
Y1 _14 0,275 Valid
Y1 _15 0,074 Tidak Valid
Y1 _16 0,262 Valid
Y1 _17 0,194 Tidak Valid
Y1 _18 0,375 Valid
Y1 _19 0,639 Valid
Y1 _20 0,561 Valid
(49)
No Item Tingkat Validitas Keterangan
Y1 _22 0,707 Valid
Y1 _23 0,739 Valid
Y1 _24 0,556 Valid
Y1 _25 0,084 Tidak Valid
Y1 _26 0,968 Valid
Y1 _27 0,706 Valid
Y1 _28 0,574 Valid
Y1 _29 0,277 Valid
Y1 _30 0,517 Valid
Sumber : Lampiran uji validitas
Dari data Tabel 3.11, variabel menulis puisi pada aspek deskriptor yang mempunyai derajat valid sebanyak 24 item atau 80% dan tidak valid 6 item atau 20%. Namun yang valid lebih dari 75%, maka item pernyataan deskriptor yang digunakan layak untuk diolah sebagai data penelitian.
Tabel 3.12
Hasil Uji Validitas Item Variabel Menulis Puisi Aspek Pembobotan
No Item Tingkat Validitas Keterangan
Y1 _1 0,529 Valid
Y1 _2 0,572 Valid
Y1 _3 0,564 Valid
Y1 _4 0,226 Valid
Y1 _5 0,794 Valid
Y1 _6 0,494 Valid
Y1 _7 0,665 Valid
Y1 _8 0,541 Valid
Y1 _9 0,359 Valid
Y1 _10 0,625 Valid
Y1 _11 0,670 Valid
Y1 _12 0,512 Valid
Y1 _13 0,577 Valid
Y1 _14 0,671 Valid
Y1 _15 0,985 Valid
Y1 _16 0,202 Valid
Y1 _17 0,239 Valid
Y1 _18 0,366 Valid
Y1 _19 0,466 Valid
Y1 _20 0,624 Valid
Y1 _21 0,593 Valid
Y1 _22 0,561 Valid
(50)
No Item Tingkat Validitas Keterangan
Y1 _24 0,572 Valid
Y1 _25 0,249 Valid
Y1 _26 0,267 Valid
Y1 _27 0,511 Valid
Y1 _28 0,947 Valid
Y1 _29 0,259 Valid
Y1 _30 0,550 Valid
Sumber : Lampiran uji validitas
Dari data Tabel 3.12, variabel menulis puisi pada aspek pembobotan yang mempunyai derajat valid sebanyak 29 item atau 97% dan tidak valid 1 item atau 3%. Namun yang valid lebih dari 75%, maka item pernyataan pembobotan yang digunakan layak untuk diolah sebagai data penelitian.
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Item Variabel Berpikir Imajinatif Aspek Kriterium
No. Item Tingkat Validitas Keterangan
Y1 _1 0,886 Valid
Y1 _2 0,126 Tidak Valid
Y1 _3 0,623 Valid
Y1 _4 0,720 Valid
Y1 _5 0,343 Valid
Y1 _6 0,718 Valid
Sumber : Lampiran uji reliabilitas
Dari data Tabel 3.13 di atas, variabel berpikir imajinatif pada aspek kriterium yang mempunyai derajat valid sebanyak 5 item atau 83% dan tidak valid 1 item atau 17%. Namun yang valid lebih dari 75%, maka item pernyataan kriterium yang digunakan layak untuk diolah sebagai data penelitian.
Tabel 4.14
Hasil Uji Validitas Item Variabel Berpikir Imajinatif Aspek Indikator
No. Item Tingkat Validitas Keterangan
Y1 _1 0,476 Valid
Y1 _2 0,778 Valid
Y1 _3 0,823 Valid
Y1 _4 0,692 Valid
Y1 _5 0,549 Valid
Y1 _6 0,823 Valid
(51)
Dari data Tabel 3.14 di atas, variabel berpikir imajinatif pada aspek indikator berada di atas 0,200 maka semua item valid. Untuk itu item pernyataan indikator yang digunakan layak untuk diolah sebagai data penelitian.
Tabel 3.15
Hasil Uji Validitas Item Variabel Berpikir Imajinatif Aspek Deskriptor
No Item Tingkat Validitas Keterangan
Y1 _1 0,625 Valid
Y1 _2 0,156 Tidak Valid
Y1 _3 0,380 Valid
Y1 _4 0,383 Valid
Y1 _5 0,698 Valid
Y1 _6 0,736 Valid
Y1 _7 0,503 Valid
Y1 _8 0,172 Tidak Valid
Y1 _9 0,967 Valid
Y1 _10 0,156 Tidak Valid
Y1 _11 0,551 Valid
Y1 _12 0,368 Valid
Y1 _13 0,892 Valid
Y1 _14 0,698 Valid
Y1 _15 0,723 Valid
Y1 _16 0,587 Valid
Y1 _17 0,547 Valid
Y1 _18 0,710 Valid
Y1 _19 0,523 Valid
Y1 _20 0,723 Valid
Y1 _21 0,859 Valid
Y1 _22 0,772 Valid
Y1 _23 0,608 Valid
Y1 _24 0,646 Valid
Y1 _25 0,908 Valid
Y1 _26 0,649 Valid
Y1 _27 0,529 Valid
Y1 _28 0,631 Valid
Y1 _29 0,706 Valid
Y1 _30 0,822 Valid
Sumber : Lampiran uji reliabilitas
Dari data Tabel 3.15, variabel berpikir imajinatif pada aspek deskriptor yang mempunyai derajat valid sebanyak 27 item atau 90% dan tidak valid 3 item
(1)
238
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Saran guru
a. sebagai salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran menulis puisi di sekolah, guru hendaknya dapat menguasai dan mengaplikasikan unsur-unsur model pembelajaran pada setiap penerapan model sinektik dengan baik dan utuh.
b. guru harus menjadi fasilitator bagi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model sinektik.
c. guru hendaknya dapat mengembangkan model sinektik berorientasi berpikir imajinatif dalam pembelajaran menulis puisi, karena model sinektik mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, ekspresi kreatif, empati dan wawasan dalam hubungan sosial.
d. terbuka kemungkinan bagi guru untuk mencoba memodifikasi dan menggabungkan model sinektik dengan model/strategi/media/teknik lain yang dianggap tepat dan relevan untuk diterapkan. Melalui upaya tersebut dapat memungkinkan kesulitan-kesulitan yang terjadi dapat teratasi sesuai dengan tingkat kesulitan yangdialami oleh siswa dalam menulis puisi.
e. untuk memperoleh hasil yang lebih optimal dalam proses pembelajaran menulis puisi melalui model sinektik, guru hendaknya lebih banyak memberikan waktu, kesempatan berpikir dan diskusi agar lebih efektif dan meningkat proses dan hasil pembelajaran.
f. guru harus mengontrol cara kerja siswa dan siap menjawab pertanyaan baik dari guru kepada siswa maupun sebaliknya atau teman pasangannya.
2. Saran siswa
a. perlunya meningkatkan hubungan yang terjalin dengan erat antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa yang lain dalam melakuan pembelajaran menulis puisi.
b. perlunya kesiapan siswa untuk menerima informasi baru dan aktivitas mental baru untuk dipahami dan diterapkan dalam menulis puisi.
(2)
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. perlunya saling membantu antar siswa dalam menemukan cara berpikir baru dalam menulis puisi.
3. Saran lembaga
a. perlunya fasilitas dan perangkat lain dari lembaga dalam merancang dan menerapkan model sinektik.
b. perlunya memberikan motivasi dan penghargaan kepada guru untuk melaksanakan model sinektik dalam upaya melakukan perbaikan pembelajaran dan meningkatkan profesionalismenya.
c. perlunya sekolah memberikan konstribusi yang positif dalam meningkatkan dan mengembangkan berpikir kreatif, baik pada diri siswa maupun pada guru dalam pembelajaran menulis puisi.
d. perlunya model sinektik dijadikan salah satu model pembelajaran yang relevan dengan permasalahan yang dialami oleh siswa sehingga dapat menggiring siswa pada pembelajaran menulis puisi berorientasi berpikir imajinatif serta terlibat secara psikologis dengan tulisan yang sedang dibuatnya.
e. sekolah hendaknya dapat mengembangkan kejelasan pengertian dan internalisasi pada diri siswa tentang materi baru, dan dapat mengembangkan berpikir kreatif, baik pada diri siswa maupun guru.
4. Saran peneliti lain
a. dalam rangka meningkatkan keampuan menulis puisi melalui model sinektik, para peneliti disarankan untuk melakukan penelitian pembelajaran menulis puisi dengan waktu yang cukup memadai dengan pertemuan penelitian lebih dari dua kali, hal ini dimaksudkan untuk lebih akurat dalam memperoleh data. b. strategi model pembelajaran sinektik yang digunakan oleh peneliti adalah
“melazimkan terhadap sesuatu yang masih asing”, para peneliti yang lain disarankan untuk melakukan penelitian model sinektik dengan strategi “menciptakan sesuatu yang baru” dalam pembelajaran menulis puisi. Strategi ini terbukti dalam penelitian yang lain mampu mengembangkan, memicu dan meningkatkan kreativitas berpikir siswa dalam menulis puisi.
(3)
240
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. model sinektik dapat juga diterapkan dalam materi yang lain selain menulis puisi sesuai dengan sintaks model sinektik.
(4)
240
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. (2010). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Berdianti, I. (2008). Membuat Puisi. Semarang: Sindur Press.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Diharti, E. dan Rifa. (2011). Puisi dan Pembelajarannya. Jakarta: Kemendiknas. Effendi, S. (2002). Bimbingan Apresiasi Puisi. Jakarta: Pustaka Jaya.
Halik. A. (2009). Sastra Anak-Anak. Jakarta: Depdiknas.
Hartati, T. (2010). BBM 4 Pendekatan dan Metode Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar. Bandung: UPI.
Hasanudin, dkk. (2009). Kesastraan. Jakarta: Depdiknas.
Hidayati. N. (2011). Mengembangkan Imajinasi Anak. (Online).
Tersedia: http://niahidayati.net/mengembangkan-imajinasi-anak.html (22 Januari 2013).
Joyce, B., Weil M., and Emily C.. (2009). Model’s of Teaching (Model-model Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Maulana, S.F. (2012). Apresiasi & Proses Kreatif Menulis Puisi. Bandung: Nuansa.
Meltzer, D.E (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible „Hidden Variable‟ in Diagnostics Pretest Scores. American Journal of Physics [online]. Tersedia: http://www.physics.iastate.edu/per/docs/AJP-Dec-2012-Vo.70-1259-1268.pdf.
(5)
241
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Michalko, M. (2012). Pemikiran Pemikir Kreatif Melatih Imajinasi Anda. Jakarta: Indeks.
Munandar, S.C.U. (2002). Kreativitas & Keterbakatan Stategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nuraeni. dkk. (2009). “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi”.Jurnal FPMIPA UPI, 10, (1), 1 - 5.
Resmini, N. (2010). Sastra Anak dan Pengajarannya. Bandung: UPI. Riduwan. (2006). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Riris-Sarumpaet. (2010). Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Rusyana, Y. (1998). Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang. Saini. (2003). Puisi dan Beberapa Masalahnya. Bandung: ITB.
Sanjaya, W. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Situmorang, B.P. (1983). Puisi Teory Apresiasi Bentuk dan Struktur. Ende-Flores: Nusa Indah.
Sudjana, N. (2011). Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Jakarta: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumiati dan Asra. (2011) Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Sukmadinata, N.S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan
Tekhnik. Bandung: Tarsito.
Suwandi, O. dan Tjetjep, S.R. (2009). Teknik-Teknik Keterampilan Proses Belajar mengjar Bagi Guru Sekolah Dasar. Bandung: Media Imtaq.
(6)
Aep Suryana, 2013
Keefektipan Model Sintetik Berorientasi Berpikir Imajenatif Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Syamsudin & Damaianti (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosdakarya.
Syarif, E., dkk. (2009). Pembelajaran Menulis. Jakarta: Depdiknas.
Ulya, C. dkk. (2009). “Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Melalui
Pendekatan Sinektik”.Jurnal Paedagogia, 12, (1), 42 - 51. UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
Waluyo, H.J. (2010). Teori dan Apresiasi Membaca Puisi. Jakarta: Erlangga. Zulfahnur, Z.F. (2009). Apresiasi Puisi. Jakarta: Depdikbud.
Yuliatini, A. (2005). “Tujuan Pembelajaran Puisi di SD agar Siswa Beroleh Pengalaman Puisi” Jurnal Pendidikan Dasar. II, (3), 24-26.