Pembatasan Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan dimaksudkan untuk mempertegas dan mempersempit ruang lingkup masalah yang akan dibahas, sehingga lebih terarah dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan sesungguhnya. Dalam penelitian ini akan difokuskan kepada perjanjian kredit pengusaha kecil menengah dengan Koperasi Swamitra Primkopti Kabupaten Karanganyar berdasarkan Undang- undang No 25 Tahun 1992 tentang koperasi

C. Perumusan Masalah

Guna menghindari permasalahan yang meluas yang dapat menimbulkan kekaburan dan kekacauan serta pembahasan yang tidak terarah maka penelitian hanya akan membahas permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pengusaha Kecil Menengah Dengan Swamitra Primkopti di Kabupaten Karanganyar Berdasarkan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Tentang Koperasi ? 2. Bagaimanakah Cara Penyelesiaan Yang di Lakukan Oleh Swamitra Primkopti Di Dalam Pelaksanan Perjanjian Kredit Dengan Pengusaha Kecil Menengah di Kabupaten Karanganyar Bila Terjadi Wanprestasi ? 3. Hambatan Apa Yang Dihadapi Oleh Swamitra Primkopti Di Dalam Pelaksanan Perjanjian Kredit Dengan Pengusaha Kecil Menengah di Kabupaten Karanganyar ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian kredit pengusaha kecil menengah dengan Swamitra Primkopti di Kabupaten Karanganyar berdasarkan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Tentang Koperasi 2. Untuk mengetahui bagaimanakah cara penyelesian yang di lakukan oleh Swamitra Primkopti di dalam pelaksanan perjanjian kredit dengan pengusaha kecil menengah di Kabupaten Karanganyar bila terjadi wanprestasi 3. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh Swamitra Primkopti di dalam pelaksanan perjanjian kredit dengan pengusaha kecil menengah di Kabupaten Karanganyar

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat penulis ambil dari penelitian ini adalah : 1. Untuk memberikan gambaran sebagai bahan masukan kepada para pihak yang berkepentingan dalam hal pelaksanaan perjanjian kredit pengusaha kecil menengah dengan Swamitra Primkopti di Kabupaten Karanganyar 2. Untuk pemahaman dan pengetahuan bagi penulis sendiri dalam meningkatkan pemikiran, tentang perkembangan mengenai Koperasi

F. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Kajian Yuridis Terhadap Koperasi Apabila Berubah Menjadi Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

6 141 96

Peran Badan Pengawas Dalam Pengawasan Koperasi Berdasarkan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.

28 276 75

Dampak Standardisasi Barang Bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah Dan Koperasi Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

1 40 124

FORMULASI STRATEGI PADA PRIMER KOPERASI PRODUSEN TEMPE TAHU INDONESIA (PRIMKOPTI) SEMARANG BARAT

2 22 220

TANGGUNG JAWAB PENGURUS DALAM PENGELOLAAN PRIMER KOPERASI PRODUSEN TEMPE TAHU INDONESIA (PRIMKOPTI) Tanggungjawab Pengurus Dalam Pengelolaan Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIMKOPTI) Di Kabupaten Karanganyar.

0 2 19

SKRIPSI Tanggungjawab Pengurus Dalam Pengelolaan Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIMKOPTI) Di Kabupaten Karanganyar.

0 7 12

PENDAHULUAN Tanggungjawab Pengurus Dalam Pengelolaan Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIMKOPTI) Di Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

Pelaksanaan Undang -Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Dalam Kaitannya Dengan Fungsi Koperasi.

0 0 14

PELAKSANAAN PEMBERIAN STATUS BADAN HUMUM KOPERASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN (Studi Pada Koperasi Kantor Gubernur Sumatera Barat).

0 0 9

(ABSTRAK) FORMULASI STRATEGI PADA PRIMER KOPERASI PRODUSEN TEMPE TAHU INDONESIA (PRIMKOPTI) SEMARANG BARAT.

0 0 2