Latar Belakang EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BACA TULIS QUR’AN MELALUI METODE LIHAT BACA TULIS (LIBAT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QUR’AN ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK :Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Anak Kelompok B di Taman Kanak-Kanak

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam UU No.202003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas Pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan lembaga pendidikan mengejawantahkan dalam materi yang diajarkan. Di antara yang diajarkan di Taman Kanak-Kanak adalah Baca Tulis Qur’an. Baca Tulis Qur’an ini merupakan yang selalu diajarkan dari mulai jenjang sekolah dasar sampai dengan Perguruan Tinggi, tidak ketinggalan ini pun diajarkan pada anak usia dini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pembelajaran Baca Tulis Qur’an bagi peserta didik, karena Baca Tulis Qur’an merupakan mata pelajaran yang menunjang bagi seluruh mata pelajaran agama Islam. Contohnya ketika mempelajari Aqidah Islam sangat membutuhkan materi Baca Tulis Qur’an, karena dalam materi Aqidah Islam terdapat banyak dalil Qur’an dan Hadits yang harus dipahami lebih mendalam. 2 Dari realitas tersebut kita dapat membuktikan bahwa Baca Tulis Qur’an merupakan yang sangat esensial dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memahami kandungan ayat-ayat Al-qur’an, terlebih dahulu kita harus dapat membacanya dengan baik dan benar, dengan cara mempelajarinya melalui metode Baca Tulis Qur’an yang tepat. Saat ini kita banyak mengenal metode dalam Baca Tulis Qur’an yang berkembang dan dianggap sesuai dengan daerahnya diantaranya metode iqra’, Qira’ati, Al-banjari, Al-jabari, Uktub, dan lain sebagainya. Dari hasil pengamatan penulis mayoritas dari metode-metode yang ada hanya sebatas bagaimana anak mengenal dan paham dalam Baca Tulis Qur’an tanpa memperhatikan aplikasi dari pemahaman tersebut. Dalam proses pembelajarannya pun kurang dapat menarik minat anak untuk belajar, termasuk pembelajaran kepada anak usia dini. Membaca adalah suatu kegiatan fisik dan mental. Melalui membaca informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat diperoleh. Inilah motivasi pokok yang dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya minat membaca. Apabila minat ini sudah tumbuh dan berkembang, dalam arti bahwa orang bersangkutan sudah mulai suka membaca, maka kebiasaan membaca pun akan berkembang. Tempat yang terbaik untuk menumbuhkan minat dan mengembangkan kebiasaan membaca adalah dirumah, terutama karena suasana kekeluargaan itu. Waktunya sebaiknya sedini mungkin semasa taman kanak- kanak. Begitupun minat membaca Al-qur’an harus dimulai sedini mungkin, karena Al-qur’an merupakan dasar pijakan hidup bagi ummat manusia yang 3 beragama Islam. Minat membaca Al-Qur’an dimulai dari pengenalan huruf-huruf hijaiyah dan dapat membacanya sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Steinberg 1982: 214-215 mengemukakan bahwa setidaknya ada empat keuntungan mengajar anak membaca dilihat dari segi proses belajar mengajar : 1. Belajar membaca dini memenuhi rasa ingin tahu anak; 2. Situasi akrab dan informal merupakan faktor yang kondusif bagi anak belajar; 3. Anak yang berusia dini pada umumnya perasa dan mudah terkesan, serta dapat diatur; dan 4. Anak yang berusia dini dapat mempelajari sesuatu dengan mudah dan cepat. Dari ke empat keuntungan tersebut mencakup perkembangan yang sedang terjadi pada anak usia dini yaitu perkembangan fisik, mental dan bahasa anak. Yang perlu diperhatikan ialah metode mengajar anak dan program perlu dicarikan formula yang tepat sesuai dengan perkembangan anak usia dini. Hakikat dari proses belajar mengajar anak usia dini adalah bermain sambil belajar, melalui bermain anak belajar melakukan koordinasi otot kasar, mengembangkan kreativitasnya yaitu kegiatan yang mengandung kelenturan memanfaatkan imajinasi dan ekspresi diri Masithoh, 2004: 9-12. Pada Baca Tulis Qur’an didalamnya terkandung membaca dan menulis, membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media kata- katabahasa tulis. Anderson, 1960: 43-44. Membaca adalah suatu kemampuan 4 untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis melalui suatu metode pengajaran membaca, ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa menjadimenuju membaca lisan oral reading. Tujuan utama dalam membaca adalah mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna arti erat sekali berhubungan dengan maksud, tujuan, atau intensif kita dalam membaca. : 1. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian fakta reading for details. 2. Membaca untuk menemukan ide-ide utama reading main for ideas. 3. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita reading for sequence or organization. 4. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi reading for inference. Kemampuan awal membaca diperoleh melalui interaksi social dan melalui pembelajaran formal. Dalam kegiatan membaca cerita yang dilakukan oleh orang tua, tampak baik orang tua maupun anak berpartisipasi dalam kegiatan social. Orang tua menggunakan berbagai tekhnik agar anak memusatkan perhatian, mengajukan pertanyaan, dan mendorong agar anak mencoba membaca. Ada beberapa fase perkembangan membaca anak yaitu : 1. Fase pra membaca 3 – 6 tahun anak-anak mengenal huruf dan mempelajari perbedaan huruf dan angka. 2. Fase ke-1 7 - 8 tahun anak-anak memperoleh pengetahuan tentang huruf, suku kata, dan kata sederhana. 5 3. Fase ke-2 anak-anak dapat menganalisis kata-kata yang tidak diketahuinya menggunakan pola tulisan. 4. Fase ke-3 kelas empat sampai kelas dua SMP anak dapat memahami bacaan. 5. Fase ke-4 akhir SMP sampai SMA anak mampu menyimpulkan dan mengenal maksud penulis dalam bacaan. 6. Fase ke-5 tingkat perguruan tinggi dan seterusnya orang dewasa dapat mengintegrasikan hal-hal yang dibaca dan menanggapi materi bacaan secara kritis. Sebuah strategi dalam meningkatkan kemampuan membaca anak sangat diperlukan, ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan oleh guru dalam pengajaran membaca yaitu : 1. Pengembangan aspek sosial, kemampuan bekerjasama, percaya diri, kestabilan emosi dan rasa tanggung jawab. 2. Pengembangan fisik, pengaturan gerak motorik. 3. Perkembangan kognitif, membedakan bunyi, huruf, menghubungkan kata dan makna. Dalam proses pembelajaran baca tulis qur’an mengalami beberapa kendala sehingga anak merasa kurang enjoy dalam belajar, hal ini disebabkan beberapa kendala antara lain : 1. Dalam pembelajaran Baca Tulis Qur’an terutama dalam hal membaca huruf hijaiyah masih bersifat teacher Centered. 6 2. Metode yang digunakan dalam penyampaiannya mengenyampingkan aspek psiko motor. 3. Keterlibatan anak dalam proses belajar Baca Tulis Qur’an masih terbatas, hal ini dikarenakan selama ini dalam mempelajari Baca Tulis Qur’an tidak efektif yang mengakibatkan anak bosan dan jenuh. 4. Dalam pembelajarannya hanya dititik beratkan kepada aspek kognitif saja 5. Pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh guru masih bersifat kepada hasil akhir yang mengenyampingkan proses. Pada anak usia dini diperlukan sebuah metode yang didalamnya mengandung unsur-unsur dari karakteristik belajar anak usia dini. Piaget mengemukakan bahwa anak yang berada pada tahap pra operasional, berfikir logiknya didasarkan atas manipulasi fisik dan objek-objek Hudoyo, 1988: 46. Dari kenyataan itu, untuk membantu meningkatkan kemampuan anak dalam membaca Al-qur’an dengan baik dan benar, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efektivitas pembelajaran Baca Tulis Qur’an melalui Metode Lihat Baca Tulis LIBAT untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode LIBAT ini menggunakan pendekatan anatomi huruf, pendekatan budaya, dan Cara Belajar Siswa Aktif CBSA. Metode LIBAT pun menggunakan metode langsung thari’qat al-muba’syarah; direct method. Dalam praktiknya metode langsung mengharuskan pengajar tidak menyebutkan bentuk-bentuk syakal pada setiap pertemuan melainkan langsung kepada bunyi setiap huruf dengan simbol-simbol yang terletak di atas dan di bawah huruf dengan bentuk-bentuk simbol yang 7 melambangkan bunyi-bunyi a,i,u dan seterusnya Juhaya, 2004: 2. Judul dari penelitian ini adalah Efektivitas Pembelajaran Baca Tulis Qur’an Melalui Metode Lihat Baca Tulis LIBAT Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al- Qur’an.

B. Rumusan Masalah