Sel T47D Apoptosis Sel

dapat mengganggu fungsi vital dan dapat mengancam jiwa seseorang Tagliaferri, 2007. Ketidaknormalan sel-sel tersebut bisa diakibatkan oleh adanya pemicu oleh zat karsinogen, baik karsinogen radiasi, kimiawi dan mikroba. Karsinogen radiasi dan kimiawi merupakan faktor pemicu yang banyak dijumpai Kumar et al., 2013. Menurut Underwood 1999, p53 mempunyai fungsi untuk memperbaiki DNA deoxyribonucleic acid yang telah rusak sebelum menuju fase S sintesis dengan menurunkan siklus sel pada fase G 1 gap 1 sampai perbaikannya selesai serta membunuh sel secara apoptosis. Kadar p53 akan mengalami kenaikan saat sel DNA mengalami kerusakan, sehingga p53 sering disebut “pengawal gen”.

3. Sel T47D

Sel T47D diperoleh dari wanita berusia 54 tahun bernama I. Keydar yang mengalami kasinoma duktal payudara. Sel ini tidak berasal dari tumor payudara primer, tetapi dari metastasis tumor yaitu efusi pleura. Sel T47D berasal dari tumor yang lebih agresif dan mengalami metastasis Burdall, 2003; AATC, 2015. Morfologi sel T47D Gambar 2 seperti sel epitel dan termasuk dalam golongan ER+ estrogen receptorPR+ progesterone receptor Neve et al., 2006. Gambar 2. Sel T47D. Sel T47D mengalami mutasi protein p53 Al-Khalaf El-Mowafy, 2003. Sel T47D mengekspresikan estrogen-endogen reseptor alfa dan beta untuk membuat garis sel yang mudah ditumbuhkan di laboratorium. Sel T47D mengekspresikan ER endogen sebesar 67,6±6,2 fmolmg protein sitosol Watanabe et al., 1990. Sel-sel ini sensitif terhadap estrogen kuat 17 β- estradiol, etinilestradiol, dan dietilstilbestrol dan estrogen lemah genistein, HPTE metabolit pestisida estrogenik, dan 4-nonilfenol Wilson et al., 2004.

4. Apoptosis Sel

Apoptosis atau kematian sel secara terprogram, merupakan proses fisiologis yang normal untuk menghilangkan sel-sel yang tidak diinginkan. Program kematian sel dikodekan secara genetik, baik morfologis, biokimia dan molekuler. Proses kematian sel terjadi melalui dua mekanisme yaitu apoptosis dan nekrosis, keduanya memiliki mekanisme yang berbeda, secara morfologi Gambar 3, biokimia dan fisiologi keduanya juga berbeda. Nekrosis merupakan hasil pasif dari sel yang mengalami cedera akibat peningkatan volume sel dan hilangnya tekanan membran akibat dari lepasnya enzim lisis lisosomal, lalu diikuti reaksi inflamasi Wyllie et al., 2000. Apoptosis merupakan peristiwa normal dari fisiologis sel. Apoptosis menggambarkan keadaan sel aktif berupaya menuju proses kematian setelah menerima rangsangan tertentu. Apoptosis memastikan keseimbangan antara proliferasi sel dan kematian sel. Apoptosis juga berperan dalam regulasi kontrol ukuran sel dan jaringan. Sinyal oleh hormon pertumbuhan, sitokinin, dan sel matriks sangat dibutuhkan oleh sel dalam pertahanan diri selama apoptosis berlangsung yang menjaga sel tetap hidup. Sel yang paling sensitif untuk bertahan hidup akan mampu bertahan hidup, sedangkan sel tidak mampu bersaing dengan sel-sel yang mengalami pembelahan, akan mengalami apoptosis karena faktor kemampuan hidup. Kematian sel melalui apoptosis tidak akan timbul inflamasi bengkak dan akan mengurangi efek inflamasi yang terjadi oleh pasien. Apoptosis yang terlalu sedikit akan menyebabkan keganasan sel, limfoproliferatif, resistensi antikanker, leukemia, infeksi virus atau penyakit autoimun. Jika proses apoptosis terlalu banyak, akan menyebabkan penurunan kekebalan tubuh, dan penyakit degeneratif. Maka, pengetahuan tentang apoptosis dan nekrosis itu penting guna pemakaian obat antikanker. Sel yang mengalami apoptosis atau nekrosis dapat diukur dengan flow cytometer Kerr Harmon, 1991; Vermes et al., 2000; Hingorani et al., 2011; Wong, 2011. Gambar 3. Perbedaan mekanisme sel nekrosis dan apoptosis Huether McCance, 2012. Mekanisme apoptosis melalui jalur ekstrinsik kematian reseptor dan intrinsik mitokodria Gambar 4 Mossalam, 2012. p53 berfungsi sebagai pengatur proses apoptosis yang dapat memodulasi titik kontrol kunci pada jalur ekstrinsik dan jalur intrinsik. Jalur intrinsik diaktifkan sebagai respon dari sinyal yang dihasilkan dari kerusakan DNA, hilangnya faktor sel hidup, stress yang parah atau jenis lain. Protein pro-apoptosis dilepaskan dari mitokondria untuk mengaktifkan protease caspase sehingga memacu apoptosis Lessene et al., 2008. Jalur intrinsik merupakan hasil dari peningkatan permeabilitas mitokondria dan pelepasan molekul pro-apoptosis seperti sitokrom c kedalam sitoplasma. Ketika sinyal pro-apoptosis tidak dilepaskan, maka sel tidak akan mati. Jalur intrinsik tergantung dari keseimbangan aktivitas antara sinyal pro- dan anti-apoptosis dari keluarga Bcl-2. Keluarga Bcl-2 mengatur permeabilitas membran mitokondria dan menentukan pelepasan sinyal pro- atau anti- apoptosis dalam sel Vogler et al., 2009; Mayer Oberbauer, 2003. Kelompok utama dari keluarga Bcl-2 yaitu pro-apoptosis seperti Bax, Bak, Bad, Bcl-Xs, Bid, Bik, Bim and Hrk dan anti-apoptosis seperti Bcl-2, Bcl- XL,Bcl-W,Bfl-1, dan Mcl-1 Wong, 2011. Faktor apoptosis lainnya yang dilepaskan dari mitokondria intermembran kedalam sitoplasma termasuk AIF apoptosis inducing factor, Smac second mitochondria-derived activator of caspase, DIABLO direct IAP Binding protein with Low pI dan HtrA2 high temperature requirement protein A Kroemer et al., 2007. Sitokrom-c dilepaskan oleh adanya sinyal apoptosis sel dari mitokondria ke sitosol untuk berikatan dengan pro-caspase 9 dan Apaf-1 untuk membentuk apoptosom yang akan menginduksi caspase 3, 7 dan 9 lalu akan terjadi apoptosis Boedina, 2011. Jalur ekstrinsik, ligan kematian akan berikatan dengan reseptor kematian. Reseptor yang paling dikenal yaitu reseptor TNF tipe 1 TNFR1 dan protein Fas CD95 dan masing-masing ligannya adalah TNF dan FasL. Reseptor kematian memiliki domain intraseluler kematian mendapatkan protein adaptor seperti TRADD TNF receptor-associated death domain dan FADD Fas-associated death domain serta protease sistein seperti caspase-8 Wong, 2011. Pengikatan ligan kematian dan reseptor kematian menghasilkan pembentukan tempat pengikatan untuk adaptor protein dan kompleks protein semua ligan-reseptor-adaptor yang dikenal sebagai DISC death-inducing signalling complex. DISC kemudian memulai aktivasi pro-caspase 8. Bentuk aktif dari enzim, caspase-8 adalah inisiator caspase yang menginisiasi apoptosis melalui pembelahan caspase downstream atau executioner Karp, 2008. Gambar 4. Jalur apoptosis melalui jalur intrinsik dan ekstrinsik Tait Green, 2010.

5. Flow cytometry

Dokumen yang terkait

Potensi Antioksidasi Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol 70% Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)

0 11 31

PENENTUAN POTENSI INDUKSI APOPTOSIS TILIROSIDA DARI EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Penentuan Potensi Induksi Apoptosis Tilirosida Dari Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Terhadap Sel T47d Dengan Metode Flow Cytometry.

0 5 14

DAFTAR PUSTAKA Penentuan Potensi Induksi Apoptosis Tilirosida Dari Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Terhadap Sel T47d Dengan Metode Flow Cytometry.

0 6 6

PENENTUAN POTENSI INDUKSI APOPTOSIS TILIROSIDA DARI EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) Penentuan Potensi Induksi Apoptosis Tilirosida Dari Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Terhadap Sel T47d Dengan Metode Flow Cytometry

2 10 13

OPTIMASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) DENGAN KOMBINASI OPTIMASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) DENGAN KOMBINASI MANITOL DAN GELATIN MENGGUNAKAN METODE FACTORIAL DESI

0 1 17

OPTIMASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) DENGAN KOMBINASI OPTIMASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) DENGAN KOMBINASI MANITOL dan NATRIUM KARBOKSIMETILSELULOSA DENGAN MENGG

0 0 18

OPTIMASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) DENGAN KOMBINASI OPTIMASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) DENGAN KOMBINASI MANITOL dan PULVIS GUM ARABICUM MENGGUNAKAN METODE FA

0 4 20

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN SENGGANI (Melastomae affinis D. Don) DAN DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D.

0 4 16

Pengaruh Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia lamk) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol LDL Manusia.

1 22 27

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total.

3 17 19