Hasil dan Analisis DTA Hasil dan Analisis TGA

semakin rendah. Kemudian pada komposisi bentonit 10 sampel 5 menunjukkan kenaikan modulus young sebesar 162,39 MPa, hal ini kemungkinan disebabkan karena sifat komposisinya kembali lagi menambah kekakuan bahan.

4.2 Hasil dan Analisis Termal

Pengujian sifat termal terhadap komposit LDPE-bentonit alam meliputi pengujian dengan metode DTA dan metode TGA. Untuk memperoleh data yang akurat, maka pengujian dilakukan sebanyak lima kali pengulangan untuk setiap sampel penelitian dan dilakukan menggunakan alat penguji Setaram TAG 24.

4.2.1 Hasil dan Analisis DTA

Pengujian sifat termal dengan metode DTA dilakukan untuk mengetahui kepekaan sampel terhadap suhu. Pengujian dengan metode DTA mengacu kepada prosedur yang telah ditetapkan pada metodologi penelitian. Hasil pengujian DTA dan TGA dapat dilihat pada pada tabel berikut: Tabel 4.4 Hasil pengujian DTA komposit LDPE-Bentonit Sampel Komposisi Campuran Titik Lebur Dekomposisi LDPE PE-g-MA Bentonit aktivasi Secara Kimia O C O C 1 100 122,4 455,7 2 97 3 137,9 481,4 3 94 3 3 142,3 482,4 4 92 3 5 139,4 473,8 5 90 3 7 130,5 480,8 Universitas Sumatera Utara 122.4 137.9 142.3 139.4 130.5 132.3 455.7 481.4 482.4 473.8 480.8 473.6 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 5 6 Tem peratur 0C Sampel Titik… Dekom… 6 87 3 10 132,3 473,6 Gambar 4.4. Nilai DTA komposit LDPE-bentonit Secara umum titik leburnya meningkat dengan penambahan bentonit alam yang diuraikan dengan larutan HCl. Titik lebur yang tertinggi terjadi pada sampel 3 dengan komposisi bentonit 3 pada temperatur 142,3 o C diidentifikasi sebagai temperatur titik lebur dengan terjadi penurunan temperatur endoterm, dan terdekomposisi pada temperature 482,4 o C. Sedangkan LDPE tanpa bahan pengisi menunjukkan temperatur leleh 122,4 o C dan terdekomposisi pada temperatur 455,7 o C, hal ini kemungkinan karena bentonit mempunyai temperatur dekomposisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan LDPE. Agar suatu polimer layak dianggap stabil panas atau tahan panas, polimer tersebut harus tidak terurai di bawah suhu 400 o C dan harus mempertahankan sifatnya yang bermanfaat pada suhu dekomposisi, polimer-polimer demikian harus memiliki suhu transisi gelas atau peleburan kristal yang tinggi Frida,2011.

4.2.2 Hasil dan Analisis TGA

Pengujian sifat termal dengan metode TGA dilakukan untuk mengetahui kepekaan sampel terhadap suhu. Pengujian dengan metode TGA mengacu kepada prosedur yang telah ditetapkan pada metodologi penelitian. Pengujian telah dilakukan terhadap semua jenis sampel menggunakan alat penguji Universal Testing Machanic model Laryee Universal Testing Mechine Wdw-10, Hasil Universitas Sumatera Utara -4.930 -19.960 -18.450 -16.860 -11.425 -11.280 -0.580 0.330 -0.680 -1.300 0.635 0.505 -25.000 -20.000 -15.000 -10.000 -5.000 0.000 5.000 1 2 3 4 5 6 Tem peratur oC Sampel Dekomposisi Titik Lebur pengujian TGA sampel komposit LDPE-bentonit dapat dilihat pada pada tabel berikut: Tabel 4.5 Hasil pengujian TGA komposit LDPE-bentonit Sampel Komposisi Campuran Titik Lebur Dekomposisi LDPE PE-g-MA Bentonit aktivasi Secara Kimia O C O C 1 100 -0,580 -4,930 2 97 3 0,330 -19,960 3 94 3 3 -0,680 -18,450 4 92 3 5 -1,300 -16,860 5 90 3 7 0,635 -11,425 6 87 3 10 0,505 -11,280 Gambar 4.5 Nilai TGA komposit LDPE-Bentonit Universitas Sumatera Utara Dari hasil uji termal TGA diperoleh pengaruh bentonit terhadap sifat termal bahan komposit LDPE mulai dari temperatur 400 o C. Proses kehilangan berat pada komposit LDPE terjadi rentang pada temperature 400-500 o C pengurangan massa terbesar dengan penambahan bentonit alam yang diuraikan dengan larutan HCl. Massa di titik lebur yang tertinggi terjadi pada komposisi 7 dengan massa 0,635 mg, dan pengurangan massa terendah terjadi pada komposisi 5 yaitu -1,300 mg.

4.3 Hasil dan Analisis Morfologi