PERLINDUNGAN HUKUM OLEH POLISI TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN KORBAN.

JURNAL
PERLINDUNGAN HUKUM OLEH POLISI TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU
DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN
KORBAN

Diajukan oleh:

ARIF BUDIMAN LUBIS

NPM

: 120510957

Program Studi

: Ilmu Hukum

Program Kekhususan

: Peradilan Pidana


UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA
FAKULTAS HUKUM
2016

Perlindungan Hukum Oleh Polisi Terhadap Anak Sebagai Pelaku
Dalam Kecelakaan Lalu Lintas Yang Mengakibatkan Kematian Korban
Penulis, Arif Budiman Lubis
Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Email: bijaksanaa93@gmail.com

ABSTRACT
This research was conducted to answer the problem formulation, containing about
how the legal protection by the police against children as actors in a traffic accident
that resulted in the death of the victim. The research method that is normative. The
results showed that the police in handling cases of children as perpetrators of heavy
traffic accidents resulting in casualties died, because it involves minors is a person
who has not attained the age of 18 years. The police are obliged to provide legal
protection legally is through diversion and restoration of justice, then no arrests
during the investigation and shall give priority to efforts to resolve through diversion.
Keywords : legal protection by the police, child offenders, traffic accidents,

diversions.

Seiring dengan perkembangan

1. PENDAHULUAN
Lalu-lintas

dan

Angkutan

zaman

dan

ilmu

pengetahuan

Jalan memiliki peranan yang sangat


penggunaan kendaraan bermotor

penting

untuk

semakin meningkat, maka banyak

pertumbuhan

pula persoalan yang ditimbulkan,

mobilitas sosial masyarakat dan

seperti melanggar rambu lalu-lintas

sebagai

atau


dan

strategis

meningkatkan

pendorong

penggerak

pembangunan nasional.

melebihi

Pada waktu itu, kendaraan
sangat

dibutuhkan


mengemudikan

maksimum

supaya

batas

kendaraan
kecepatan

yang diperbolehkan,

mengemudikan

kendaraan

mempercepat aktivitas manusia dan

bermotor tanpa memiliki surat izin


pengguna kendaraan relatif rendah

mengemudi

sehingga

dibawah umur yang mengemudikan

tidak

banyak

meneimbulkan persoalaan.

dan

bahkan

anak


kendaraan bermotor sehingga tidak

1

sedikit

yang

penghindaran pembalasan. Dalam

menyebabkan

Pasal 3 Undang-Undang Nomot 11

kecelakaan.

Tahun

Peraturan Perundang-Undang


2012

tentang

Sistem

Nomor 22 tahun 2009 tentang

Peradilan Pidana Anak tersebut

Lalu-lintas dan Angkutan Jalan

menyatakan, setiap anak dalam

yang mengatur akibat hukum dari

proses peradilan pidana berhak di

kecelakaan


antaranya:

pidana

lalu-lintas

bagi

si

adalah

pembuat

1. Diperlakukan secara

atau

penyebab terjadinya peristiwa itu


manusiawi dengan

dan dapat pula disertai gugatan

memperhatikan kebutuhan

perdata atas kerugian material yang

sesuai dengan umurnya;
2. Dipisahkan dari orang dewasa;

ditimbulkan.

3. Melakukan kegiatan

Pemerintah telah mengatur

rekreasional;


mengenai anak sebagai pelaku
tindak

pidana

dalam

4. Bebas dari penyiksaan,

Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2012

penghukuman atau perlakuan

Tentang Sistem Peradilan Pidana

lain yang kejam, tidak

Anak menyatakan bahwa, dalam

manusiawi, serta merendahkan

kasus

derajat dan martabatnya;

Anak

yang

Berkonflik

dengan Hukum adalah anak yang

5. Tidak dijatuhi pidana mati atau

telah berumur 12 (dua belas) tahun,

pidana seumur hidup dan

tetapi belum berumur 18 (delapan

6. Tidak ditangkap, ditahan, atau

belas)

tahun

yang

diduga

dipenjara, kecuali sebagai

melakukan tindak pidana.
Asas

yang

dianut

upaya terakhir
dalam

waktu yang paling singkat.

Sistem Peradilan Pidana Anak di
antaranya

adalah

dan dalam

Sistem peradilan pidana anak

kepentingan

wajib mengutamakan pendekatan

terbaik bagi anak, penghargaan

keadilan

terhadap

anak,

diupayakan diversi dengan tujuan

kelangsungan hidup dan tumbuh

menjauhkan anak dari stigma jahat,

kembang anak, pembinaan dan

mencapai

pembimbingan anak, perampasan

korban dan anak, menyelesaikan

kemerdekaan

perkara

sebagai

pendapat

dan

upaya

pemidanaan
terakhir,

dan

peradilan,
2

restoratif,

serta

perdamaian

anak

di

luar

menghindarkan

wajib

antara

proses
anak

dari

perampasan

mendorong

yang

kemerdekaan,

masyarakat

berupa

pendapat

lisan

maupun tertulis dari pihak

untuk

berpartisipasi, dan menanamkan

ahli

yang

terkait

rasa tanggungjawab kepada anak..

penulisan hukum ini.

atau
dengan

Dalam rangka penyelenggaraan

Sumber data penelitian ini

perlindungan anak, negara dan

yaitu dari bahan hukum primer

pemerintah

berupa peraturan

bertanggungjawab

menyediakan

fasilitas

aksesibilitas

bagi

anak

menjamin

pertumbuhan

perundang-

dan

undangan yang terdiri dari Undang-

dalam

Undang Dasar Negara Republik

dan

Indonesia Tahun 1945, Undang-

perkembangan secara optimal dan

Undang

terarah. Pendekatan dengan model

Indonesia Nomor 2 Tahun 2002

penghukuman

tentang

Kepolisian

Negara

restoratif atau disebut restorative

Republik

Indonesia,

Undang-

justice saat ini dianggap lebih layak

Undang Negara

diterapkan.

Indonesia Nomor 22 Tahun 2009

Demi
anak

yang

bersifat

kebebasan dan hak

(fundamental

rights

Negara

Republik

Republik

tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, Undang-Undang

and

Negara

freedom of children) serta berbagai

Republik Indonesia Nomor 11

kepentingan

Tahun

yang

berhubungan

dengan kesejahteraan anak.

2012

tentang

Sistem

Peradilan Pidana Anak, UndangUndang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2014 Tentang Perubahan

2. METODE PENELITIAN
Jenis

dalam

Atas Undang-Undang Nomor 23

penulisan hukum ini adalah jenis

Tahun 2002 Tentang Perlindungan

penelitian hukum

Anak.

merupakan

penelitian

normatif

penilitian

yang

Bahan hukum sekunder yaitu

berfokus pada norma hukum positif

Dipergunakan

yang berupa

bahan hukum primer, merupakan

Peraturan

untuk

mengkaji

Perundang-undangan dan penilitian

pendapat hukum yang diperoleh

juga memerlukan bahan hukum

dari buku-buku, hasil penelitian,

sekunder untuk sebagai data utama.

internet.

Penelitian

hukum

memerlukan data

ini

juga

Metode

sekunder

pengumpulan

data

adalah studi kepustakaan dengan
3

cara mengumpulkan data yang di

yang mengakibatkan

kematian

peroleh berupa dari buku-buku,

korban

Undang-

pendapat

Undang Nomor 22 Tahun

para

ahli,

dan

diatur

dalam

2009

sumber-sumber resmi yang terkait

Tentang Lalu Lintas dan Angkutan

dengan permasalahan hukum yang

Jalan pada Pasal 229 ayat (3) dapat

akan diteliti. Wawancara dilakukan

di

dengan

kecelakaan

narasumber

secara

golongkan
lalu

menjadi
lintas

berat,

langsung untuk memperoleh data

mengingat bahwa psikologi anak

yang diperlukan untuk penulisan

masih labil, sehingga menghindari

hukum

gangguan psikis dan mental anak,

ini,

yakni

dengan

mewawancarai IPDA Mulyatno,

maka perlu diberikan perlindungan

S.E.

hukum dalam Pasal 1 angka 2

sebagai

kepala

unit

Undang-Undang

kecelakaan Polres Bantul.
Metode analisis data
digunakan

yaitu

Nomor

23

Tahun 2002 tentang perlindungan

yang

anak,

dengan

disebutkan

perlindungan

menganalisis data sesuai dengan 5

anak adalah segala kegiatan untuk

tugas ilmu hukum dogmatic, yaitu

menjamin dan melindungi anak dan

deskripsi

hak-haknya

agar

dapat

hidup,

sistematika hukum positif, analisis

tumbuh,

berkembang,

dan

hukum positif, interpretasi hukum

berpartisipasi secara optimal sesuai

positif, dan menilai hukum positif.

dengan

Proses berpikir yang digunakan

kemanusiaan,

adalah metode deduktif yaitu suatu

perlindungan dari kekerasan dan

pola

diskriminasi.

hukum

pikir

penyimpulan

dari

dimulai

dari

pengetahuan
pernyataan

positif,

harkat

martaba

serta

mendapat

Berdasarkan hasil penelitian
kecelakaan

yang bersifat umum,

lalu

lintas

yang

kemudian digunakan untuk menilai

melibatkan anak dibawah umur

suatu

yaitu

peristiwa

khusus

dengan

yang

bersifat

seseorang

yang

belum

mencapai usia 18 tahun di Polres

menggunakan

Bantul adalah

penalaran.

kasus

kecelakaan

lalu lintas pada tanggal 1 Februari
2015 telah terjadi kecelakaan lalu

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

lintas di jalan Srandakan Tegal

Anak sebagai pelaku tindak

Layang,

pidana dalam kecelakaan lalu lintas
4

Rt.02/-

Caturharjo,

Pondok Bantul pada pukul 15.00

Proses

WIB oleh M. Sofian (17 tahun).
Yakni

karena

tabrakan

antara

sepeda

pelaku

dengan

motor

orang

dewasa dengan anak tentu berbeda

kelalaiannya

mengakibatkan

penyidikan

jika pelaku adalah anak maka polisi
sebelum meminta keterangan dari
anak

polisi

akan

melakukan

sepeda motor korban sehingga

pemanggilan

R.R.

tahun)

orangtuanya, karena harus ada

meninggal dunia. Pada tanggal 15

pendampingan orangtua maupun

Juni 2015 juga terjadi kecelakaan

dari balai pemasyarakatan (Bapas).

lalu lintas oleh Cahyanto (15

Sesuai Pasal 1 angka 18 Undang-

tahun) pada pukul 9.30 WIB di

Undang

jalan Sedayu Panjang, Sungapan

tentang Sistem Peradilan Pidana

dukuh Rt 661/- Argodadi, Sedayu

Anak

Bantul.Karena kelalaiannya dalam

pendampingan adalah orang yang

mengemudi

dipercaya

Murtiyati

(60

terlebih

dahulu

Nomor 11 Tahun 2012

mengatur

bahwa

oleh

Anak

untuk

mengakibatkan pelaku menabrak

mendampinginya

selama

proses

sepeda ayun (onthel) sehingga

peradilan pidana berlangsung dan

korban

Polres

sepeda

Budiman

motor

(55

tahun)

penyidikan

meninggal dunia.
Berdasarkan
dengan

proses

melakukan

terhadap

anak

sepanjang ada jaminan orangtua

IPDA

Mulyatno, S.E. selaku kepala unit

anak.

kecelakaan

tersebut

lintas

dalam

tidak

penahanan

wawancara

narasumber

lalu

Bantul

Polres

Jaminan

dari

berupa

orangtua
melakukan

Bantul, apabila terjadi kecelakaan

komunikasi dan tetap melakukan

lalu lintas yang mengakibatkan

wajib lapor seminggu sekali ke

kematian korban dan pelakunya

Polres Bantul.

merupakan anak. Sesuai dengan

Supaya menjauhkan anak dari

Undang-Undang Nomor 22 Tahun

proses peradilan pidana dan hak

2009 tentang Lalu Lintas dan

untuk hidup bebas anak tidak

Angkutan Jalan dalam Pasal 227

dirampas, maka Polres Bantul akan

huruf g, petugas kepolisian wajib

mengutamakan

melakukan penanganan terhadap

melalui diversi dengan adanya

kecelakaan

diversi

lalu

lintas

yaitu

terwujudnya

melakukan penyidikan perkara.
5

penyelesaian

diharapkan

dapat

keadilan

restoratif.

Adanya Undang-Undang Nomor

dari pengadilan anak maka Polres

11 Tahun 2012 tentang

Sistem

Bantul wajib menegeluarkan surat

Pidana Anak dalam

perintah penghentian penyidikan

Peradilan

(SP3).

Pasal 7 ayat (1) mengatakan bahwa
pada

tingkat

penuntutan

dan

Sebab anak merupakan potensi

penyidikan,

yang

pemeriksaan

akan

menjadi

generasi

perkara Anak di pengadilan negeri

penerus cita-cita bangsa dan jiwa

wajib diupayakan diversi.

psikologi anak masih labil maka

Dengan dilakukannya diversi

tidak tahu akan dampak yang dia

maka kepolisian Polres Bantul akan

lakukan dengan demikian perlu

melakukan musyawarah dengan

menjamin kelangsungan hidup dan

melibatkan antara lain :

tumbuh kembang anak, baik secara
fisik, mental dan sosialnya.

1. Pihak kepolisian
2. Pihak sekolah
3. Orang tua pelaku dan

4. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas maka

korban

penulis

4. Keluarga pelaku dan

mengambil

kesimpulan.

Perlindungan yang diberikan oleh

korban
5. Balai pemasyarakatan

polisi terhadap anak dibawah umur

(bapas)

sebagai pelaku kecelakaan lalu

6. Perangkat desa

lintas yang menyebabkan korban

Setelah dilakukan musyawarah

meninggal dunia adalah.

dan menemukan kesepakatan serta

Perlindungan yuridis yang meliputi

memperhatikan

a) Perlindungan dengan diversi

korban,

kepentingan

kesejahteraan

tanggungjawab
penghindaran

dan

yaitu pengalihan penyelesaian

anak,

anak

dari

proses

negatif,

peradilan pidana ke proses di

pembalasan,

luar peradilan pidana supaya

kemudian dari kesepakatan itu

menjauhkan anak dari stigma

Polres Bantul akan menyampaikan

jahat dan pendekatan keadilan

ke pengadilan untuk dilakukan

restoratif

penetapan dari hasil diversi yang

perkara tindak pidana dengan

telah

melibatkan

penghindaran

stigma

perkara

dimusyawarahkan

dan

disepakati. Setelah ada penetapan

yaitu

penyelesaian

pelaku,

korban,

keluarga pelaku/korban, dan
6

Irma Setyowati Sumitro, 1990, Aspek

pihak lain yang terkait untuk
bersama-sama

mencari

Bumi

Aksara. Jakarta.

penyelesaian yang adil dengan
menekankan

Anak,

Perlindungan

pemulihan
Ilham Bisri, 2004, Sistem Hukum

kembali pada keadaan semula,

Indonesia , Grafindo Persada,

dan bukan pembalasan.
b) Perlindungan

sosial

Jakarta.

yang

Konvensi, 1998, Media Advokasi dan

meliputi :
Perlindungan

dari

Penegakan

orangtua

Hak-hak

Anak

Volume II No.2., Lembaga

dengan memberikan perhatian

Advokasi

dan pembinaan kepada anak.

Anak

Indonesia

(LLAI), Medan.
5. REFERENSI

Mohammad Joni dan Zulchaina Z.

Buku :
Arif

Tanamas,
Gosita,

Aspek

Masalah

Hukum Perlindungan Anak

Perlindungan Anak, Akademi

dalam Perspektif Konvensi

Pressindo, Jakarta.

Hak

,

1989,

1999,

1999,

Aspek

Perlindungan

Hukum

Anak

Anak,

Citra

Bakti, Bandung.

dan

Muchsin, 2003,

Konvensi Hak-Hak Anak, Era

Perlindungan dan

Hukum Jurnal Ilmiah Ilmu

Kepastian

Hukum.

Investor

di

Magister

Ilmu

1999,

No.4/Th.V/April

Fakultas

Hukum

bagi

Indonesia ,

Hukum

Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret,

Darwan Prinst,1997, Hukum Anak di

Surakarta.

Indonesia, PT. Citra Aditya

Bakti, Bandung.
Pendidikan

Hukum

Program

Tarumanegara, Jakarta.

Departemen

Aditya

Maidin Gultom, 2008, Perlindungan
Nasional,

Hukum

2008, Kamus Besar Bahasa

Dalam

Indonesia

Terhadap
Sistem

Anak

Peradilan

Pidana Anak di Indonesia ,

Pusat Bahasa, PT Gramedia

Refika Aditama, Bandung.

Pustaka Utama, Jakarta.

M. Nasir Djamil, 2013, Anak Bukan
Untuk Dihukum, Sinar Grafik, Jakarta.
7

Pudi

Rahardi,

2007,

Peraturan Perundang-Undangan :

Hukum

Undang-Undang

Kepolisian (Profesionalisme
dan

Polri),

Reformasi

Penerbit

Undang-Undang

Negara

2002

Romli Atmasasmita, 2001, Reformasi

Hukum,

tentang

Lembaran Negara Republik

CV.

Mandar Maju, Bandung.

Indonesia

Yulia,

Nomor 2

Victimologi

Perlindungan

Kepolisian

Negara Republik Indonesia

Hukum Hak Asasi Manusia &

2010,

Republik

Indonesia Nomor 2 Tahun

Mediatama, Jakarta.

Rena

Negara

Republik Indonesia Tahun 1945

Laksbang

Penegakan

Dasar

Undang-Undang

Hukum

Tahun

Negara

2002

Republik

Terhadap Korban Kejahatan,

Indonesia Nomor 22 Tahun

Graha Ilmu, Yogyakarta.

2009 tentang Lalu Lintas dan

Rahardjo,

Angkutan Jalan Lembaran

Satjipto

Permasalahan

1983,
Hukum

Negara Republik Indonesia

Di

Tahun 2009 Nomor 96

Indonesia , Alumni, Bandung.

Undang-Undang

, 2009, Penegakan
Hukum

suatu

2012

Yogyakarta.

Peradilan

2004,

Rule

Ilmu

Program

tentang

Sistem

Pidana

Anak

Lembaran Negara Republik

Law

Indonesia

Hukum),

(Supermasi

Magister

of

Republik

Indonesia Nomor 11 Tahun

tinjauan

sosiologis, Genta Publishing,

Setiono,

Negara

Tahun

2012

Nomor 153

Hukum

Undang-Undang

Pascasarjana

Negara

Republik

Universitas Sebelas Maret,

Indonesia Nomor 35 Tahun

Surakarta.

2014 tentang Perlindungan
Anak,

Setya Wahyudi, 2011, Implementasi
Ide

Diversi

Perubahan

atas

Undang-Undang Nomor 23

dalam

Tahun

Pembaruan Sistem Pidana

2002

Perlindungan

Anak di Indonesia , Genta

tentang
Anak

Lembaran Negara Republik

Publishing, Yogyakarta.

Indonesia
Nomor 297

8

Tahun

2014

http://hizbut-

Internet :
Singkat

tahrir.or.id/2013/10/12/batas-

Regulasi Lalu Lintas dan

tanggungjawab-pidana-anak/,

Angkutan

diakses tanggal 3 April 2016.

Feriansyach,

“Sejarah
Jalan

di

Indonesia”,

http://www.hukumonline.com/berita/b

http://feriansyach.wordpress.

aca/1t5475dd3e4d788/icjr-

com, diakses pada 2 April

aparat-hukum-belum-paham-

2016.

arti-diversi, diakses 3April

Mohamad

Taufik,

Kecelakaan

2016.

Peristiwa
Lalulintas

Melibatkan Anak Melonjak,
http://www.merdeka.com/,
diakses 3 April 2016.

9