Kajian Pengembangan Pasar “Pulpy Jelly” Rumput Laut dengan Pendekatan Riset Aksi

1

KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR
“PULPY JELLY” RUMPUT LAUT
DENGAN PENDEKATAN RISET AKSI

DUWI ICHSAN YAHYA

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

2

3

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Pengembangan

Pasar “Pulpy Jelly” Rumput Laut dengan Pendekatan Riset Aksi adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014
Duwi Ichsan Yahya
NIM F34090128

4

5

ABSTRAK

DUWI ICHSAN YAHYA. Kajian Pengembangan Pasar “Pulpy Jelly” Rumput

Laut dengan Pendekatan Riset Aksi. Dibimbing oleh AJI HERMAWAN.
Serat adalah komponen penting makanan yang diperlukan dalam sistem
pencernaan manusia. Salah satu sumber serat alami di Indonesia yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pangan berserat adalah rumput laut. Tujuan
penelitian ini adalah mengidentifikasi permasalahan terhadap kurangnya
konsumsi serat yang ada di masyarakat, kemudian mencari alternatif solusi
penyelesaian dari permasalahan tersebut melalui pengembangan produk kesehatan
berserat dari rumput laut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset
aksi dengan menggunakan data primer yang diperoleh melaui proses wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja wanita usia 15-24 tahun memiliki
masalah dengan konsumsi serat makanan. Sebanyak 76% responden menyatakan
diri mereka kurang mengkonsumsi serat setiap harinya dan menginginkan adanya
asupan serat tambahan dalam bentuk yang praktis. Berdasarkan data hasil
pengujian solusi diketahui bahwa asupan serat tambahan yang diinginkan adalah
dalam bentuk minuman. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yaitu sebanyak
70% responden menginginkan produk dalam bentuk minuman. Produk yang
dibuat juga harus alami dan rendah kalori.
Kata kunci: pulpy jelly rumput laut, serat makanan, kanvas model bisnis, riset aksi

ABSTRACT

DUWI ICHSAN YAHYA. A Study of Customer Development of Seaweed “Pulpy
Jelly” using Action Research Approach. Supervised by AJI HERMAWAN.
Fibre is an important part of a healthy diet. A high fibre diet can improve
digestive health. One of the best natural source of fiber is seaweed. The aim of
this research is to identify the lack of fiber intake in Indonesia, then find the
alternative solution by designing healty seaweed-based food. The methodology
used was action research, implementing interview to collect data. The results
showed that female aged 15-24 years had problems with the consumption of
dietary fiber. As many as 76% of respondents realize their lack of fiber and they
wanted extra fiber intake by consuming more practical product. Based on solution
test data, 70% of respondents wanted product in the form of beverages. The
products must be also natural and low calories. Seaweed “pulpy jelly” comes as a
solution to solve the problem.
Keywords : seaweed “pulpy jelly”, dietary fiber, business model canvas, action
research

6

7


KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR
“PULPY JELLY” RUMPUT LAUT
DENGAN PENDEKATAN RISET AKSI

DUWI ICHSAN YAHYA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

8


9

Judul Skripsi : Kajian Pengembangan Pasar “Pulpy Jelly” Rumput Laut dengan
Pendekatan Riset Aksi
Nama
: Duwi Ichsan Yahya
NIM
: F34090128

Disetujui oleh

Dr Ir Aji Hermawan, MM
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


J udul Skripsi: Kajian ? _ :_
Pende ",1. ""
Nama
NIM

r "Pulpy Jelly" Rumput Laut dengan

Disetujui oleh

Dosen Pembimbing

L/

Tanggal Lulus:

10

11


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 ini adalah
Kajian Pengembangan Pasar “Pulpy Jelly” Rumput Laut dengan pendekatan Riset
Aksi. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan teristimewa kepada
Bapak Dr. Ir. Aji Hermawan, MM selaku Pembimbing Akademik atas
bimbingannya selama penelitian dan penyelesaian skripsi

Bogor, Februari 2014
Duwi Ichsan Yahya

12

13

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Tujuan Penelitian ............................................................................................. 1

Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 2
METODE ............................................................................................................ 2
Instrumen Penelitian ......................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 5
Hipotesis Kanvas Model Bisnis ........................................................................ 5
Pengujian Masalah ........................................................................................... 8
Pengujian Solusi ............................................................................................... 8
Verifikasi Kanvas Model Bisnis ..................................................................... 10
Verifikasi Kanvas Model Bisnis Tahap 2 ........................................................ 14
Peta Penjualan (Roadmap Sales)..................................................................... 14
Ukuran Pasar (Market Size) ............................................................................ 15
Product Positioning........................................................................................ 16
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 17
Simpulan ........................................................................................................ 17
Saran .............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18
LAMPIRAN ...................................................................................................... 19

14


DAFTAR TABEL
Tabel 1. Identifikasi Masalah dan Solusi yang Ditawarkan ................................... 9

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tahapan Penelitian.............................................................................. 3
Gambar 2. Skema Customer Relationships ........................................................... 6
Gambar 3. Hasil Pengujian Masalah ..................................................................... 9
Gambar 4. Hasil Pengujian Solusi ...................................................................... 11
Gambar 5. Nata de Seaweed............................................................................... 12
Gambar 6. Juice Rumput Laut ............................................................................ 13
Gambar 7. “Pulpy Jelly” Rumput Laut ............................................................... 13
Gambar 8. Periode Konsumsi dan Harga Produk ................................................ 14

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Panduan Wawancara Pengujian Masalah ........................................ 21
Lampiran 2. Panduan Wawancara Pengujian Solusi ........................................... 22
Lampiran 3. Presentasi Produk Pengujian Solusi ................................................ 24
Lampiran 4. Hipotesis Kanvas Model Bisnis Awal............................................. 26
Lampiran 5. Daftar Responden Pengujian Masalah ............................................ 27
Lampiran 6. Kanvas Model Bisnis 1................................................................... 29

Lampiran 7. Daftar Responden Pengujian Solusi ................................................ 30
Lampiran 8. Kanvas Model Bisnis 2................................................................... 32
Lampiran 9. Kanvas Model Bisnis 3 .................................................................. 33
Lampiran 10. Proses Pembuatan Nata de Seaweed ............................................. 34
Lampiran 11. Analisis Keuangan Nata de Seaweed ............................................ 35
Lampiran 12. Proses Pembuatan Juice Rumput Laut .......................................... 36
Lampiran 13. Analisis Keuangan Juice Rumput Laut ......................................... 37
Lampiran 14. Kanvas Model Bisnis 4 ................................................................ 38
Lampiran 15. Proses Pembuatan “Pulpy Jelly” Rumput Laut.............................. 39
Lampiran 16. Analisis Keuangan “Pulpy Jelly” Rumput Laut............................. 40
Lampiran 17. Analisis Konsumen Potensial ....................................................... 41

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Serat adalah komponen penting makanan yang harus dikonsumsi setiap hari
dalam kadar yang cukup. Menurut Lubis (2008), fungsi serat bagi tubuh adalah
menyerap racun dalam saluran cerna, menyerap kolesterol, dan menyerap sisa-sisa
makanan yang menempel dalam saluran cerna. Tensiska (2008) menambahkan

bahwa serat juga dapat mengurangi kecepatan absorpsi glukosa dalam tubuh,
merespon aktivasi insulin, dan menurunkan kadar glukosa dalam darah.
Mengkonsumsi cukup serat setiap hari dapat mengurangi resiko serangan jantung,
stroke, dan obesitas.
Akan tetapi, konsumsi serat masyarakat Indonesia masih rendah. Hasil
penelitian Puslitbang Gizi Bogor menunjukkan bahwa konsumsi serat rata-rata
penduduk Indonesia sekitar 10,5 gram per hari, padahal menurut WHO batas
bawah konsumsi serat per hari adalah 27 gram (Isnaharani 2009). Konsumsi serat
masyarakat Indonesia masih jauh di bawah standar minimun konsumsi serat yang
dibutuhkan oleh tubuh.
Di sisi lain, produksi rumput laut Indonesia sangat tinggi dan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Winarno (1990) rumput laut
mengandung serat alami yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Rumput
laut juga mengandung sedikit karbohidrat, protein, lemak, abu, dan mineral seperti
natrium dan kalsium (Winarno 1990). Menurut Rajagukguk (2009), pada tahun
2006 Indonesia adalah negara terbesar ketiga sebagai produsen rumput laut dunia
dengan produksi rumput laut sebanyak 1.733.705 ton. Indonesia juga dinobatkan
sebagai negara dengan volume ekspor rumput laut terbesar di dunia pada tahun
2006. Namun demikian, potensi rumput laut Indonesia yang melimpah masih
belum dimanfaatkan secara optimal. Terbukti nilai ekspor komoditi rumput laut
Indonesia masih sangat rendah yaitu berada di peringkat ke tujuh dunia, jauh di
bawah Republik Korea, China, dan Maroco.
Keberadaan rumput laut yang melimpah di Indonesia ini sangat potensial
untuk dijadikan sumber alternatif pelengkap kebutuhan serat harian masyarakat.
Untuk itu perlu dilakukan kajian pengembangan pasar produk minuman kesehatan
berserat yang terbuat dari rumput laut sebagai alternatif pelengkap kebutuhan
serat harian masyarakat Indonesia.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi masalah kebutuhan serat
yang ada di masyarakat, mencari solusi untuk menyelesaikan persoalan tersebut,
sehingga didapatkan model bisnis produk berserat berbasis rumput laut dengan
proses pengembangan pasar (customer development).

2

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian mengacu pada empat tahapan pengembangan
pasar (customer development). Menurut Blank dan Dorf (2012), customer
development terdiri atas empat tahapan yaitu tahap pencarian konsumen (customer
discovery), validasi pasar (customer validation), kreasi pasar (customer creation),
dan tahap pendirian perusahaan (company building).
Pada penelitian ini hanya dilakukan dua tahapan awal yaitu customer
discovery dan customer validation. Customer discovery merupakan tahap awal
dari proses customer development di mana visi misi perusahaan dituangkan dalam
bentuk hipotesis yang kemudian akan diuji untuk menghasilkan kanvas model
bisnis terverifikasi. Dalam customer discovery terdapat empat sub tahapan yaitu
pembuatan hipotesis awal, pengujian masalah, pengujian solusi, dan verifikasi
kanvas model bisnis. Pengujian hipotesis (pengujian masalah dan solusi)
dilakukan dengan metode wawancara kepada 50 responden. Hasil wawancara
kemudian dianalisis dengan teknik kualitatif. Tindakan iteratif dilakukan apabila
hipotesis model bisnis yang dibuat belum sesuai dengan hasil analisis data.
Setelah tahapan customer discovery selesai dan didapat kanvas model bisnis
yang terverifikasi, penelitian dilanjutkan pada tahap customer validation. Tahap
ini merupakan tahap untuk memastikan kanvas model bisnis yang dibuat sudah
scalable dan reapetable. Pada tahap ini terdapat empat sub tahapan yaitu
persiapan penjualan, penjualan produk, product positioning, dan validasi model
bisnis. Namun tahapan customer development ini berada pada tingkat riset,
sehingga penelitian ini hanya menyelesaikan dua tahapan saja yaitu persiapan
penjualan (pembuatan peta distribusi) dan product positioning.

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan Action Research yaitu terjun
langsung ke lapangan dan mewawancarai responden. Menurut Gunawan (2004),
action research adalah tindakan perbaikan suatu perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasinya yang digarap secara sistematik sehingga validitas dan reliabilitasnya
mencapai tingkatan riset. Pengambilan data dilakukan melalui proses wawancara
dengan mengajukan beberapa pertanyaan terbuka kepada 50 responden.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik reduksi dan
kategorisasi. Menurut Miles dan Huberman (1992), teknik reduksi data adalah
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Teknik ini mempermudah dalam menentukan masalah apa yang benar-benar
dialami oleh masyarakat kemudian solusi seperti apa yang mereka inginkan.
Apabila hasil wawancara menunjukkan adanya ketidakcocokan dengan hipotesis
yang dibuat maka perlu dilakukan iterasi. Iterasi adalah sebuah proses
pengulangan tindakan berupa pengambilan data karena terjadinya perubahan pada
model bisnis. Tindakan iterasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki
model bisnis yang dibuat. Tahapan penelitan secara ringkas bisa dilihat pada
Gambar 1.

3

Instrumen Penelitian
Penelitian dilakukan selama bulan Mei hingga Desember 2013. Penelitian
dilakukan di Bogor dan Laboratorium Dasar Ilmu Terapan Departemen Teknologi
Industri Pertanian IPB. Instrumen penelitian terdiri atas prototipe produk berserat
dari rumput laut, kanvas model bisnis, dan formulir wawancara sebagai alat untuk
mendapatkan data penelitian.
Mulai

Pembuatan Hipotesis Kanvas Model
Bisnis:
1. Customer segment
2. Value propositions
3. Channels
4. Customer relationship
5. Revenue stream
6. Key resources
7. Key partner
8. Key activity
9. Cost structure

-

-

Persiapan Penjualan
1. Pembuatan peta penjualan
2. Market share
3. Product positioning

Pengujian Masalah
Desain pengujian
Wawancara responden
Memahami permasalahan
Mendapatkan gambaran target pasar
Pengujian Solusi
Pembaharuan kanvas model bisnis
Pembuatan presentasi produk
Wawancara responden
Revisi kanvas model bisnis

Verifikasi Kanvas Model Bisnis

Tidak

Apakah model
bisnis sudah
layak?

Ya
a

Y
Y

Gambar 1. Tahapan penelitian

Kanvas Model Bisnis

4

1. Pembuatan hipotesis kanvas model bisnis
Bagian ini merupakan tahap pendefinisian model bisnis secara singkat.
Model bisnis yang dimaksud adalah kanvas model bisnis yang dapat diartikan
sebagai rancangan strategi mengenai bagaimana bisnis akan dijalankan. Hipotesis
yang dibuat mencakup sembilan elemen model bisnis yaitu customer segment,
value proposition, channel, customer relationship, revenue stream, key resource,
key activities, key partner, dan cost structure. Hipotesis model bisnis dibuat
berdasarkan asumsi awal peneliti dengan berbagai pertimbangan dari peneliti
sendiri.
2. pengujian masalah
Bagian ini adalah tahap pengujian hipotesis terhadap asumsi masalah
konsumsi serat yang saat ini dihadapi masyarakat. Pengujian dilakukan melalui
wawancara langsung kepada responden dengan mengajukan beberapa pertanyaan
terbuka. Responden yang dipilih berjumlah 50 orang dengan kriteria sesuai
segmen pasar. Tujuan dari pengujian masalah ini adalah untuk mengetahui apakah
permasalahan yang sebenarnya sedang dihadapi masyarakat dan solusi apa yang
sebenarnya mereka butuhkan. Panduan wawancara pengujian masalah dapat
dilihat pada Lampiran 1.
3. Pengujian solusi
Setelah dilakukan pengujian masalah, tahap selanjutnya adalah pengujian
solusi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah asumsi hipotesis
mengenai solusi yang ditawarkan sudah mampu menyelesaikan masalah yang ada
pada masyarakat. Pengujian dilakukan kepada 50 responden yaitu campuran dari
responden yang sama pada pengujian masalah dan responden baru. Responden
lama dipilih sebagai responden pada pengujian solusi jika memungkinkan untuk
dihubungi kembali dan mau untuk dijadikan responden pada saat pengujian solusi.
Panduan wawancara pengujian solusi dapat dilihat pada Lampiran 2. Presentasi
produk dapat dilihat pada Lampiran 3.
4. Verifikasi kanvas model bisnis
Pada tahap ini dilakukan analisis data hasil wawancara terhadap pengujian
masalah dan solusi. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui kelayakan
model bisnis yang dibuat. Jika belum layak, maka harus dilakukan perubahan
model bisnis dan perlu dilakukan pengujian kembali baik pada bagian pengujian
masalah maupun pengujian solusi. Jika sudah layak, maka penelitian berlanjut ke
tahap selanjutnya yaitu validasi model bisnis.
5. Pembuatan peta penjualan
Setelah dilakukan verifikasi terhadap kanvas model bisnis, tahap
selanjutnya ada pembuatan peta penjualan. Peta penjualan menjelaskan tahapan
produk dapat tersampaikan ke tangan konsumen.
6. Product positioning
Tahapan ini adalah bagian dari penelitian yang menjelaskan posisi produk di
mata konsumen. Posisi produk yang dijelaskan sebagian besar mencakup fitur dan
manfaat produk bagi konsumen.

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hipotesis Kanvas Model Bisnis
Hipotesis yang dibuat meliputi sembilan elemen model bisnis yaitu
customer segments, value proposition, channels, customers relationships, revenue
streams, key resources, key activities, key partners, dan cost structure. Hipotesis
kanvas model bisnis awal secara ringkas dapat dilihat pada Lampiran 4.
1.

Customer segments

Segmen konsumen yang dipilih pada hipotesis model bisnis awal adalah
remaja wanita ekonomi menengah ke atas usia 15-24 tahun. Segmen ini dipilih
dengan asumsi bahwa masyarakat golongan ini memiliki kesibukan belajar yang
padat dan memiliki kecenderungan untuk malas berolahraga. Remaja wanita
ekonomi menengah ke atas juga termasuk golongan yang paling rentan
dipengaruhi oleh gaya hidup modern.
Santoso et al (2004) menjelaskan bahwa gaya hidup modern yang tidak
tepat seperti kurang minum air putih, kurang gerak, mengonsumsi makanan yang
berkalori tinggi, kebiasaan istirahat yang tidak teratur dan kebiasaan merokok
dapat mempengaruhi kesehatan. Saat ini banyak sekali penyakit modern yang
ditimbulkan akibat perubahan gaya hidup khususnya kesehatan pencernaan.
Bustan (2007) menegaskan bahwa perubahan gaya hidup seperti konsumsi
makanan cepat saji, pola makan yang tidak baik, kebiasaan merokok dan
kurangnya aktivitas fisik, adalah salah satu pemicu untuk timbulnya penyakit
berbahaya seperti diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan
stroke.
2.

Value propositions

Value propositions (nilai tambah) adalah manfaat atau nilai yang ditawarkan
perusahaan kepada segmen pasar yang dilayani. Blank dan Dorf (2012)
menjelaskan bahwa value propositions setidaknya memiliki MVP (minimum
viable product). MVP adalah fitur minimum yang harus dimiliki oleh produk/jasa
yang memungkinkan untuk menyelesaikan permasalahan konsumen. Osterwalder
dan Pigneur (2012) menegaskan bahwa value propositions merupakan nilai
tambah suatu produk maupun jasa yang menjadi alasan pelanggan untuk mau
menggunakannya.
Value propositions yang ditawarkan adalah berupa produk kesehatan yang
kaya serat untuk memenuhi kecukupan konsumsi serat harian masyarakat. Nilai
tambah dari produk berbasis rumput laut ini antara lain mengandung serat, praktis,
dan tersedia dalam berbagai varian rasa. Serat baik untuk memelihara pencernaan
tubuh. Hal ini diharapkan dapat membantu kesimbangan konsumsi masyarakat
dengan gaya hidup modern yang cenderung kurang memperhatikan pola makan
yang sehat, terutama konsumsi serat harian. Poin kepraktisan dalam produk ini
sengaja ditambahkan mengingat kebiasaan hidup masyarakat modern yang
menyukai hal-hal yang praktis/instant.

6

3.

Channels

Channels (saluran distribusi) merupakan sarana bagi perusahaan untuk
menyampaikan value propositions kepada customer segments yang dilayani. Pada
hipotesis model bisnis awal yang dibuat, channels yang diperlukan antara lain
berupa penjualan langsung (direct selling), supermarket, minimarket, distributor
makanan/minuman, hotel, dan pasar tradisional. Pemilihan channels ini
didasarkan pada kebiasaan tempat membeli produk-produk sejenis oleh konsumen
pada segmen pasar yang ditargetkan.
4.

Customer relationships

Customer relationships menjelaskan langkah-langkah perusahaan menjalin
hubungan baik dengan pelanggannya. Ada tiga prinsip penting dalam customer
relationships menurut Blank dan Dorf (2012) yaitu “Get, Keep, Grow”. Get yang
dimaksudkan disini adalah getting customers, yaitu upaya mengarahkan
konsumen pada saluran penjualan produk perusahaan. Tahapan berikutnya adalah
Keep (keeping customers), upaya menjaga pelanggan yang sudah didapatkan
untuk terus percaya dan berlangganan kepada produk/jasa yang kita tawarkan.
Kemudian yang ketiga adalah Grow (growing customers), yaitu upaya
memperbanyak pelanggan untuk meningkatkan penjualan. Skema customer
relationships disajikan dalam Gambar 2.

Get

• Mengikuti pameran produk retail dan kesehatan
• Promosi melalui media sosial (web, twitter,
facebook, dan online shop)

Keep

• Menyediakan layanan customer service terhadap
produk melalui sms, telepon, dan email.
• Menyediakan layanan konsultasi seputar serat dan
kesehatan malalui forum online.

Grow

• Melakukan promosi melalui media komersial
(koran, majalah, radio, dan televisi)
• Melakukan inovasi pada fitur dan benefit produk.

Gambar 2. Skema customer relationships

7

5.

Revenue streams

Revenue streams adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari masingmasing segmen pasar. Revenue streams biasanya diukur dalam bentuk uang yang
diterima perusahaan dari pelanggannya. Dalam hipotesis model bisnis awal yang
dibuat, revenue streams perusahaan diperoleh dari penjualan produk yang bersifat
langsung (direct selling) dan penjualan tidak langsung (indirect selling).
Penentuan harga jual produk didasarkan pada harga-harga minuman di
minimarket dan supermarket karena fitur produk yang ingin dibuat yaitu
berbentuk minuman. Harga jual produk yang ditawarkan adalah Rp 5.000,- per
kemasan botol 250ml.
6.

Key resources

Key resources yang diperlukan mencakup empat kategori sumber yaitu
bahan baku produksi, teknologi, sumber daya modal, dan sumberdaya manusia.
Sumber daya bahan baku meliputi rumput laut, karagenan, tepung konjak, gula
stevia, sukrosa, garam, dan bahan tambahan makanan lainnya. Sumber daya
teknologi adalah ilmu pembuatan produk dan peralatan yang digunakan. Sumber
daya teknologi ini bersifat unik dan rahasia. Sumber daya modal adalah sumbersumber pendanaan yang memungkinkan untuk menjalankan aktivitas industri.
Sumber daya modal diperoleh dari modal pribadi dan investor dengan sistem
pembagian saham. Sumber daya manusia yang dibutuhkan meliputi direktur,
manajer, dan staf pekerja.
7.

Key activities

Key activities adalah aktivitas utama yang harus dikuasai perusahaan untuk
menjalankan bisnis (Blank dan Dorf 2012). Pada bisnis minuman kesehatan
berserat dari rumput laut ini aktivitas utama yang harus dikuasai antara lain
pengadaan bahan baku produksi (rumput laut, karagenan, tepung konjak, air
bersih, dan raw material lainnya), proses produksi, dan sistem pemasaran.
8.

Key partners

Key partners (kemitraan) merupakan sumber daya yang diperlukan oleh
perusahaan untuk mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh
perusahaan tersebut. Partner yang dimaksudkan dalam bisnis model adalah sosok
perantara yang bukan miliki perusahaan namun berperan dalam mengubah
produk/nilai menjadi uang. Partner dari bisnis ini antara lain:
a. Supplier rumput laut. Rumput laut diperoleh dari supplier yang berada di
daerah Jawa Barat dan Jakarta dengan spesifikasi rumput laut yang sudah
bersih
b. Supplier bahan tambahan makanan. Bahan tambahan makanan berupa perisa
dan pewarna makanan diperoleh dari Jakarta yang memiliki sertifikasi halal.
c. Produsen kemasan. Kemasan diperoleh dari produsen di Jakarta.

8

9.

Cost structure

Cost structure (struktur biaya) adalah bagian dalam elemen kanvas model
bisnis yang menjelaskan biaya yang muncul ketika mengoperasikan model bisnis
tertentu. Pada penelitian ini, analisis biaya menggunakan metode full-costing
untuk menghitung seluruh komponen biaya yang ada dalam pengoperasian bisnis.
Dalam metode ini terdapat dua komponen utama yaitu biaya produksi (production
cost) dan biaya non produksi (non production cost). Biaya produksi terdiri atas
biaya bahan baku langsung (direct material), biaya tenaga kerja langsung (direct
labor), dan biaya overhead.
Pengujian Masalah
Pengujian permasalahan dilakukan pada segmen remaja wanita sebanyak 50
responden. Daftar responden tercantum dalam Lampiran 5. Dari pengujian yang
dilakukan langsung melalui proses wawancara kepada responden, dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
a. Remaja wanita ekonomi menengah ke atas kurang mengkonsumsi sayur
karena mereka lebih menyukai mengkonsumsi makanan berlemak seperti
daging, bakso, dan restoran cepat saji.
b. Sebagian besar remaja wanita bermasalah dengan berat tubuhnya. Mereka
menganggap bahwa tubuh wanita mudah sekali gemuk.
c. Remaja wanita jarang melakukan aktivitas fisik yang berat seperti olahraga.
d. Remaja wanita kurang memperhatikan apa yang mereka makan, terutama serat.
Banyak yang hanya berfikir makan untuk kenyang dan yang mereka sukai.
e. Remaja wanita sebenarnya sadar jika mereka kurang mengkonsumsi serat,
untuk itu mereka mengharapkan adanya produk serat tambahan yang praktis.
Hasil pengujian permasalahan dapat dilihat pada Gambar 3. Pengujian
permasalahan ini menghendaki adanya perubahan model bisnis pada elemen value
propositions dari yang semula semua memposisikan produk sebagai produk diet
untuk menurunkan berat badan menjadi produk diet dan sekaligus pelengkap
kebutuhan serat harian. Perubahan ini dilakukan karena sebesar 82% dari
responden menginginkan produk berserat adalah untuk memenuhi kebutuhan serat
harian karena mereka sadar kurang mengonsumsi serat setiap harinya. Namun
hanya sebesar 56% responden yang mengharapkan produk serat untuk
menurunkan berat badan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan serat harian. Hasil
pengubahan model bisnis pertama dapat dilihat pada Lampiran 6.
Pengujian Solusi
Pengujian solusi dilakukan dengan menggunakan responden campuran
antara responden pada pengujian masalah dan responden baru. Responden baru
diwawancarai untuk menggantikan responden lama yang tidak dapat
diwawancarai karena suatu kendala. Daftar responden pengujian solusi dapat
dilihat pada Lampiran 7. Pada uji solusi ini peneliti mengembangkan produk
minuman berserat yang berbentuk nata namun terbuat dari rumput laut (nata de
seaweed). Produk ini dipilih sebagai solusi karena unik dan diharapkan dapat
menarik perhatian konsumen.

9

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)
Gambar 3. Hasil pengujian masalah [(a) bermasalah dengan diet tubuh, (b) sibuk,
(c) tidak terlalu mempedulikan makanan yang dikonsumsi, (d)
menyadari bahwa kurang mengkonsumsi serat, (e) menginginkan
konsumsi serat tambahan]

Tabel 1. Identifikasi masalah dan solusi yang ditawarkan
Masalah Konsumen
- Kurang mengkonsumsi serat karena kurang
tertarik mengkonsumsi sayur setiap hari
- Kurang aktivitas fisik, sangat jarang olahraga
- Bermasalah dengan diet tubuh
- Kurang memperhatikan konsumsi makanan,
terutama serat
- Lebih suka mengkonsumsi makanan berlemak
seperti daging, dan makanan restoran cepat saji
- Menginginkan konsumsi serat tambahan dalam
bentuk yang praktis

Solusi yang Ditawarkan
- Produk minuman serat dari
rumput laut (berbentuk nata)
- Baik untuk kesehatan pencernaan
dan menjaga diet tubuh
- Sebagai asupan serat tambahan
untuk memenuhi kebutuhan serat
harian
- Praktis
- Segar
- Banyak pilihan rasa

Hasil pengujian nilai tambah produk menunjukkan hasil yang positif, yaitu
segmen pasar yang di targetkan memang membutuhkan asupan serat tambahan

10

yang praktis dalam bentuk minuman. Selain nilai produk diatas, hasil wawancara
menunjukkan bahwa konsumen juga menginginkan adanya nilai tambah lainnya
yaitu produk harus alami (tanpa pengawet dan pemanis buatan), rendah kalori
supaya lebih aman dikonsumsi, dan segar supaya lebih nikmat. Hasil pengujian
solusi dituangkan dalam Gambar 4.
Pada pengujian solusi juga diketahui bahwa responden lebih memilih
minimarket sebagai saluran pembelian utama dimana mereka bisa mengakses
produk minuman berserat ini, lalu disusul supermarket. Sementara untuk hotel
dan pasar tradisional maupun toko kurang diminati. Adanya permintaan
konsumen yang menginginkan produk harus rendah kalori mengakibatkan
terjadinya perubahan komposisi bahan baku pembuatan, sehingga terjadi
perubahan model bisnis pada elemen key partner. Pada elemen ini terjadi
penambahan partner berupa supplier gula stevia dan HFCS (high fructose corn
syrup). Distributor juga masuk kedalam kategori partner yang harus dijaga karena
merupakan salah satu jalur penjualan produk.
Dengan demikian, terjadi perubahan model bisnis pada elemen value
propositions dan channels. Pada elemen value propositions terjadi penambahan
value alami, rendah kalori, dan segar. Sedangkan pada channels, jalur penjualan
hotel, direct selling, dan pasar tradisional dihapuskan karena memakan biaya
tanpa dapat menjual produk dengan jumlah yang signifikan. Perubahan kanvas
model bisnis kedua selengkapnya disajikan dalam Lampiran 8.
Verifikasi Kanvas Model Bisnis
Verifikasi model bisnis dilakukan pada kesembilan elemen model bisnis.
Dari sembilan model bisnis tersebut ternyata terdapat satu elemen yang masih
belum layak, sehingga perlu dilakukan iterasi. Iterasi adalah suatu aktivitas
pengulangan pengujian yang bertujuan untuk membuat model bisnis menjadi
lebih baik. Ketidaklayakan terjadi pada elemen cost structure yang didasarkan
atas dua alasan yaitu:
a. Pada harga pokok produksi (HPP) produk nata de seaweed sangat tinggi
karena menggunakan komponen gula pada tahap fermentasi, sehingga
keuntungan yang bisa diperoleh sedikit. Biaya produksi yang tinggi juga
mengurangi daya saing produk di pasar karena produk harus dijual dengan
harga yang mahal untuk memperoleh keuntungan.
b. Waktu fermentasi yang dibutuhkan adalah 20 hari. Dalam proses produksi
nata de seaweed, lama waktu fermentasi ini menunjukkan banyaknya ruang
produksi yang harus disediakan untuk proses fermentasi. Hal ini sangat tidak
efisien karena akan memakan banyak tempat. Contoh produk nata de seaweed
dapat dilihat pada Gambar 5.

11

(a)

(b)

(c)

(e)

(d)

(f)
Gambar 4. Hasil pengujian solusi [(a) menginginkan produk berserat tinggi, (b)
menginginkan produk yang praktis, (c) bentuk produk yang
diinginkan, (d) menginginkan produk yang alami, (e) menginginkan
produk yang rendah kalori, (f) menginginkan produk yang segar]

12

Gambar 5. Nata de seaweed
Penelitian dilanjutkan dengan melakukan proses iterasi. Proses iterasi
diawali dengan pengembangan produk alternatif baru. Produk baru yang
dikembangkan adalah juice rumput laut. Juice rumput laut adalah minuman
berserat dari rumput laut yang diolah sehingga berbentuk seperti juice. Produk ini
dipilih karena pengolahannya tidak membutuhkan fermentasi serta masyarakat
pada umumnya biasa mengkonsumsi juice buah-buahan. Perubaham kanvas
model bisnis karena terjadinya iterasi dari produk nata de seaweed menjadi juice
rumput laut bisa dilihat pada Lampiran 9. Perubahan produk mengakibatkan
terjadinya perubahan aktivitas proses dan analisis keuangan. Tahapan proses
pembuatan produk nata de seaweed dan struktur keuangan secara berturut-turut
disajikan pada Lampiran 10 dan 11. Kemudian untuk tahapan proses pembuatan
produk juice rumput laut dan analisis keuangannya secara berturut-turut disajikan
pada Lampiran 12 dan 13.
Selanjutnya produk juice rumput laut ini diujikan kepada responden
sehingga dapat dilakukan verifikasi ulang terhadap hasil wawancara. Hasil
wawancara adalah sebagai berikut:
a. Konsumen menyukai fitur serat rumput laut yang ditawarkan
b. Kehadirannya sebagai produk kesehatan yang alami dan rendah kalori
disambut dengan baik oleh konsumen.
c. Penempatan juice rumput laut sebagai produk yang ready to drink sangat
praktis untuk asupan pemenuhan konsumsi serat harian.
d. Rasa yang tidak terlalu manis dan khas rumput laut menjadi daya tarik
tersendiri bagi konsumen
e. Variasi rasa direkomendasikan karena kesukaan konsumen terhadap rasa
berbeda beda. Rasa yang paling banyak diminati adalah jeruk, leci, strawberry,
dan melon.
f. Desain kemasan kurang menarik terutama bentuk botol yang digunakan
g. Tekstur produk lembek (kental khasnya juice) sehingga terasa aneh di mulut.
h. Konsumen menghendaki adanya perubahan tekstur dan kemasan namun
dengan tetap mempertahankan manfaatnya sebagai produk minuman
kesehatan berserat yang praktis, alami, dan rendah kalori.

13

Setelah dilakukan verifikasi ternyata tekstur juice rumput laut yang
lembek (kental) sangat berpengaruh terhadap minat beli konsumen, sehingga
produk ini tidak disukai konsumen. Dengan demikian, iterasi kembali dilakukan
untuk membenahi tekstur juice sesuai permintaan konsumen. Contoh produk juice
rumput laut dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Juice Rumput Laut
Penelitian dilanjutkan dengan mengembangkan produk alternatif lainnya
yaitu “pulpy jelly” rumput laut. Produk “pulpy jelly” rumput laut bisa dilihat pada
Gambar 7. “Pulpy jelly” rumput laut merupakan minuman kesehatan berserat dari
rumput laut dimana serat yang terkandung dalam rumput laut dibuat menjadi
butiran-butiran yang kenyal. Perubahan kanvas model bisnis dari juice rumput
laut ke “pulpy jelly” rumput laut dapat dilihat pada Lampiran 14. Perubahan
produk mengakibatkan terjadinya perubahan aktivitas proses dan struktur
keuangan. Tahapan proses pembuatan produk “pulpy jelly” rumput laut dan
analisis keuangannya secara berturut-turut disajikan pada Lampiran 15 dan 16.

Gambar 7. “Pulpy jelly” rumput laut

14

Verifikasi Kanvas Model Bisnis Tahap 2
Verifikasi tahap dua dilakukan dengan mengecek kembali seluruh elemen
model bisnis yang telah diuji. Hasil verifikasi tahap dua menyatakan kesembilan
elemen model bisnis sudah sesuai dan layak untuk dijadikan sebagai model untuk
start-up business. Berdasarkan data wawancara yang dilakukan, sebagian besar
konsumen ingin membeli produk “Pulpy Jelly” Rumput Laut ini sebanyak 3 kali
dalam seminggu untuk pemenuhan serat harian mereka. Harga yang diharapkan
per kemasan botol 250ml adalah Rp 5.000,-. Hasil wawancara mengenai periode
konsumsi produk dan harga yang diinginkan konsumen disajikan pada Gambar 8.
Peta Penjualan (Roadmap Sales)
Peta penjualan merupakan skema saluran penjualan produk yang
digunakan untuk menjalankan model bisnis. Terdapat dua macam saluran
penjualan dalam model bisnis ini yaitu penjualan melalui minimarket, dan
penjualan melalui distributor.
x

x

x

x

x

x

(a)

(b)
Gambar 8. (a) Periode konsumsi produk per minggu, (b) Harga yang diinginkan
konsumen untuk satu botol produk.

15

1.

Saluran penjualan minimarket
Minimarket

Produsen

Konsumen

Saluran penjualan ini adalah saluran penjualan utama dari produk.
Menjamurnya minimarket di seluruh wilayah perkotaan dan pedesaan menjadi
sebuah peluang untuk melakukan penjualan secara luas ke seluruh bagian
Indonesia. Masyarakat saat ini juga lebih banyak yang beralih ke minimarket
untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Mekanisme dan aturan penjualan pada
saluran penjualan ini mengikuti aturan yang telah ditentukan oleh pihak pengelola
minimarket. Pada saluran penjualan ini, pihak minimarket mendapatkan potongan
harga sebesar 30% dari harga jual normal. Analisis konsumen potensial yang
diperoleh dari hasil wawancara disajikan pada Lampiran 17.
2.

Saluran penjualan distributor
Produsen

Distributor

Toko

Konsumen

Saluran penjualan ini dibuat untuk memperbesar penjualan produk dengan
memanfaatkan distributor-distributor produk makanan dan minuman. Saluran ini
memberi kesempatan kepada distributor untuk ikut mengambil keuntungan dari
kegiatan bisnis perusahaan. Keuntungan bagi perusahaan adalah meningkatnya
volume penjualan karena distributor akan berusaha mencari bagian konsumen
yang sulit dijangkau oleh minimarket pada kondisi tertentu misalnya di kantin
sekolah. Pada saluran penjualan ini distributor mendapat potongan harga sebesar
20% dari harga normal.
Ukuran Pasar (Market Size)
Ukuran pasar ditentukan secara bertahap dengan menggunakan
pendekatan jumlah penduduk masyarakat Indonesia yang berada pada segmen
remaja wanita kelas ekonomi menengah keatas.
Total addressable market (TAM)
Total addressable market merupakan keseluruhan potensi pasar yang
berpeluang untuk menjadi konsumen dari produk/jasa sejenis yang ditawarkan.
Menurut Badan Pusat Statistik (2012), pada tahun 2010 jumlah remaja wanita di
Indonesia usia 15-24 tahun adalah sebanyak 20.683.052 jiwa. Sementara menurut
Wakil Menteri Perdagangan yang dikutip dari www.tempo.co.id masyarakat
kalangan atas di Indonesia adalah sebanyak 20% dari jumlah penduduk. Dengan
demikian jumlah potensi pasar bisa diperkirakan sebesar 4.136.610 jiwa. Data
wawancara penelitian menunjukkan bahwa konsumen ingin membeli produk
sebanyak 3 kali dalam seminggu. Dengan demikian total addressable market
dapat diasumsikan sebesar 1.772.833 kemasan botol per hari atau sebesar Rp 8,86
milyar per hari karena harga jual produk adalah sebesar Rp 5.000,- per kemasan
botol 250ml.
1.

16

Served available market (SAM)
Served available market merupakan bagian potensi pasar yang memiliki
kencenderungan untuk menggunakan produk yang ditawarkan. Berdasarkan hasil
wawancara penelitian diperoleh bahwa sebanyak 82% responden ingin
mengkonsumsi produk untuk memenuhi kebutuhan serat harian mereka.
Sementara 56% responden ingin mengkonsumsi produk untuk memenuhi
kebutuhan serat harian dan sekaligus menjaga berat tubuh. Berdasarkan data
tersebut dapat diketahui bahwa pangsa pasar yang benar-benar menginginkan
value dari produk adalah sebesar 56%. Sehingga served available market
diperkirakan sebesar 992.786 botol per hari atau senilai dengan Rp 4,96 milyar
per hari.
2.

Target market (TM)
Target market merupakan bagian dari pangsa pasar yang benar-benar
menjadi pengguna dari produk/jasa perusahaan. Target market diasumsikan
sebesar 1% dari keseluruhan SAM yaitu sebesar 9.928 botol produk atau senilai
dengan Rp 49,6 juta per hari.
3.

Product Positioning
1.

Target pengguna
Target pengguna dari produk ini adalah remaja wanita kelas ekonomi
menengah keatas. Segmen ini memiliki masalah kurang mengkonsumsi serat.
Kesadaran kurang mengkonsumsi serat ini dinilai kurang baik dan membuat
mereka ingin mengkonsumsi serat tambahan dalam bentuk yang praktis.
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa segmen ini tertarik dengan produk
“pulpy jelly” rumput laut. Ketertarikan segmen konsumen terhadap produk ini
adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi serat setiap hari.
2.

Nama dan kategori produk
Produk yang ditawarkan bernama “pulpy jelly” rumput laut. Produk ini
masuk ke dalam kategori minuman kesehatan yang mengandung serat alami
rumput laut. Produk ini didesain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi serat
harian masyarakat terutama remaja wanita yang notabenenya kurang
mengkonsumsi serat.
3.

4.

Tagline produk
“be healthy with complete your daily fiber consumtion”
Fitur produk
a. Wujud produk adalah berbentuk minuman yang siap untuk langsung
diminum (ready to drink). Wujud minuman ini dipilih berdasarkan hasil
wawancara penelitian yang menunjukkan bahwa konsumen lebih
menyukai produk dalam bentuk minuman.
b. Kemasan produk adalah botol bening dengan ukuran 250ml. Kemasan
botol dipilih karena praktis dibawa dan mudah untuk diminum setiap saat.
Sementara volume produk dibuat 250ml per kemasan supaya habis dalam
sekali minum karena tidak menggunakan pengawet.

17

c. Serat yang terkandung berbentuk “pulpy jelly” yaitu butiran-butiran
rumput laut yang teksturnya dibuat seperti jelly. Tekstur jelly ini
diharapkan dapat meningkatkan kenikmatan saat mengkonsumsi produk.
d. Stiker kemasan dibuat dengan kombinasi warna dominan biru dan hijau.
Warna biru dan hijau dipilih untuk memberikan kesan alami dan segar.
e. Produk “pulpy jelly” rumput laut ini dibuat dengan kombinasi varian rasa.
Variasi rasa dibuat agar tidak menimbulkan efek jenuh bisa dikonsumsi
secara rutin. Hal tersebut juga memberikan keleluasaan kepada konsumen
untuk memilih rasa yang paling disukai.
5.

Benefit produk
a. Produk ini mengandung serat alami rumput laut yang dapat membantu
menjaga berat tubuh tetap normal.
b. Produk ini berperan untuk memenuhi kebutuhan serat harian. Fungsi serat
bagi tubuh antara lain menyerap kolesterol, menyerap sisa-sisa makanan
dan racun dalam saluran cerna, menurunkan kadar glukosa dalam darah,
mengurangi resiko serangan jantung, stroke, dan obesitas.
c. Produk “pulpy jelly” rumput laut ini alami, dibuat tanpa menggunakan
bahan pengawet dan pemanis buatan. Sehingga produk ini aman untuk
dikonsumsi dalam jangka panjang.
d. Produk ini dibuat dengan campuran gula stevia dan sedikit sukrosa
sehingga kadar kalorinya rendah. Kalori yang rendah aman dikonsumsi
bagi penderita diabetes.
e. Produk ini mengandung serat alami yang bisa langsung dikonsumsi tanpa
harus dimasak atau diolah terlebih dahulu oleh konsumen (praktis).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Pendekatan riset aksi (action research) adalah metode penelitian yang tepat
dalam upaya mendapatkan pasar dari produk minuman kesehatan berserat (“pulpy
jelly” rumput laut). Pengujian masalah menunjukkan bahwa sebanyak 76%
responden mengaku kurang mengkonsumsi cukup serat setiap hari dan merasa
membutuhkan asupan serat tambahan, sementara itu 56% dari 50 responden
menyatakan memiliki masalah dengan berat badannya dan berharap ada suatu
produk yang alami dan bisa membantu menurunkan berat badan maupun
menjaganya agar tetap ideal. Berdasarkan hasil pengujian solusi diperoleh bahwa
bentuk produk yang paling diminati responden adalah minuman. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil wawancara bahwa sebanyak 70% responden
menginginkan produk berserat dalam bentuk minuman. Kehadiran produk “pulpy
jelly” rumput laut ini dinilai oleh responden dapat memenuhi kebutuhan konsumsi
serat harian mereka sekaligus menjadi minuman diet untuk menurunkan berat
badan bagi remaja wanita yang memiliki tubuh gemuk atau yang sekedar ingin
menjaga tubuhnya tetap ideal.

18

Saran
Tahapan customer validation pada dasarnya terdapat empat sub tahapan
yaitu persiapan penjualan, penjualan, product posisioning, dan validasi model
bisnis. Namun pada penelitian ini tahapan customer validation hanya dilakukan
dua sub tahapan saja yaitu persiapan penjualan (roadmap sales distribution) dan
product positioning. Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika tahapan customer
validation ini dilakukan secara menyeluruh supaya model bisnis yang dihasilkan
menjadi lebih tervalidasi secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2012. Perkembangan Beberapa Indikator Utama
Sosial-Ekonomi Indonesia
Blank S, Dorf B. 2012. The Startup Owner’s Manual: The Step-by Step Guide for
Building a Great Company. United State of America: K&S Ranch, Inc.
Publisher
Bustan MN. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka
Gunawan. 2004. Makalah untuk Pertemuan Dosen UKDW yang akan
melaksanakan penelitian pada tahun 2005. URL : http://uny.ac.id
Isnaharani Y. 2009. Pemanfaatan Tepung Jerami Nangka (Artocarpus
heterophyllus Lmk.) Dalam Pembuatan Cookies Tinggi Serat [skripsi].
Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor
Lubis Z. 2008. Mencegak Infeksi Difertikula dengan Asupan Serat Makanan yang
Cukup [skripsi]. Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat. Universitas
Sumatera Utara.
Miles MB, Huberman AM. 1992. Qualitative Data Analysis : A Sourcebook of
New Methods. Beverly Hills
Osterwalder A, Pigneur Y. 2012. Business Model Generation. New Jersey: John
Wiley & Sons, Inc.
Rajagukguk MM. 2009. Analisis Daya Saing Rumput Laut Indonesia di Pasar
Internasional [skripsi]. Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian
Bogor
Santoso S, Ranti, Lies A. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta
Tensiska. 2008. Serat Makanan. Jurusan Teknologi Pangan. Universitas
Padjajaran.
Winarno FG. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama

19

LAMPIRAN

20

21

Lampiran 1. Panduan wawancara pengujian masalah (test the problem)
A. Identitas Responden:
Nama

:

Jenis kelamin
Usia

:
:

tahun

Profesi

:

Penghasilan rata2/bulan

: Rp

Berat / tinggi badan :
Alamat / no.telp

kg /

cm

:

B. Konten yang ingin didapatkan
1. Mengetahui aktivitas/kesibukan responden sehari-hari.
2. Mengetahui pengaruh aktivitas/kesibukan terhadap kepedulian menjaga
kesehatan.
3. Mengetahui pandangan konsumen terhadap makanan/minuman kesehatan.
4. Mengetahui pengaruh aktivitas/kesibukan responden terhadap pola makan,
pola istirahat, dan kebiasaan olahraga.
5. Mengetahui kesadaran responden terhadap konsumsi makanan/minuman
yang sehat.
6. Mengetahui seberapa jauh pengetahuan responden terhadap pentingnya
serat bagi tubuh.
7. Mengetahui kebiasaan dan kebutuhan menjaga berat tubuh responden.
8. Mengetahui minat responden terhadap konsumsi makanan/minuman
kesehatan berserat.

22

Lampiran 2. Panduan wawancara pengujian solusi

A. Identitas Responden:
Nama

:

Jenis kelamin

:

Usia

:

Profesi

:

tahun

Penghasilan rata2/bulan : Rp
Berat / tinggi badan

:

Alamat / no.telp

:

kg /

cm

B. Pengujian Permasalahan
-

Masalah Konsumen
Kurang mengkonsumsi serat karena kurang
tertarik mengkonsumsi sayur setiap hari
Kurang aktivitas fisik, sangat jarang olahraga
Bermasalah dengan berat tubuh
Kurang memperhatikan konsumsi makanan,
terutama serat
Lebih suka mengkonsumsi makanan berlemak
seperti daging, dan makanan restoran cepat saji
Menginginkan konsumsi serat tambahan dalam
bentuk yang praktis

-

-

-

Solusi yang Ditawarkan
Produk minuman serat dari
rumput laut (berbentuk nata)
Baik
untuk
kesehatan
pencernaan dan menjaga diet
tubuh
Sebagai asupan serat tambahan
untuk memenuhi kebutuhan
serat harian
Praktis
Segar
Banyak pilihan rasa

Tanggapan mengenai produk :
1. Bentuk kemasan dibuat botol supaya lebih praktis, mudah diminum, dan
mudah dibawa. Apakah Anda menyukai produk ini dengan bentuk kemasan
botol seperti ini?
Alasan: …
2. Produk dibuat dalam bentuk minuman supaya lebih mudah dinikmati dan
lebih segar, serta bisa diminum kapan saja. Apakah Anda setuju jika produk
kesehatan berserat ini dibuat dalam bentuk minuman? Apakah Anda lebih
menyukainya dalam bentuk minuman seperti ini?
Jawaban: …

23

Lampiran 2. Panduan wawancara pengujian solusi (lanjutan)
3. Produk ini dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet, bagaimana tanggapan
Anda mengenai hal tersebut?
Jawaban: …
4. Produk ini dibuat tanpa menggunakan gula sintetis (buatan), bagaimana
tanggapan Anda?
Jawab: …
5. Produk ini dibuat menggunakan gula pasir dan gula stevia. Gula stevia adalah
gula alami yg diperoleh dari hasil ekstraksi daun stevia dengan kandungan
kalori 0%. Sehingga, meskipun rasanya manis namun produk ini memiliki
kalori yang rendah dan tetap aman untuk penderita diabetes, serta baik untuk
menjaga berat tubuh tetap ideal. Bagaimana tanggapan Anda?
Jawab: …
6. Produk ini dibuat dari 100% rumput laut pilihan berkualitas. Sehingga serat
yg terkandung dalam minuman ini adalah serat yang berasal dari rumput laut.
Bagaimana tanggapan Anda?
Jawab: …
7. Dengan keunggulan dan manfaat yang dimiliki oleh produk ini. Menurut
Anda, berapakah harga jual yang pantas untuk produk pulpy “jelly” rumput
laut ini?
Jawab: …
8. Dengan keunggulan dan manfaat yang dimiliki oleh produk ini. Menurut
Anda, apakah Anda merasa memerlukan produk minuman berserat seperti
ini?
Jawab: …
9. Jika Anda merasa memerlukan, baik difungsikan untuk menjaga berat tubuh,
melancarkan pencernaan, menurunkan kolesterol, dan sebagainya. Intinya
menjaga kesehatan, berapa kali Anda akan mengkonsumsi produk ini dalam
seminggu?
Jawab: …
Komentar tambahan:

24

Lampiran 3. Presentasi produk pengujian solusi

25

Lampiran 3. Presentasi pengujian solusi (lanjutan)

1

Lampiran 4. Hipotesis kanvas model bisnis awal
26

• Supplier rumput laut,
bahan tambahan
makanan (BTM)

• Supplier kemasan
produk

• Pengadaan bahan baku
produksi