Tingkah Laku dan Rekam Jejak Kambing Kacang dengan Warna Kulit Berbeda pada Penggembalaan Semi Intensif

TINGKAH LAKU DAN REKAM JEJAK KAMBING KACANG
DENGAN WARNA KULIT BERBEDA PADA
PENGGEMBALAAN SEMI INTENSIF

SLAMET HERI KISWANTO

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan skripsi berjudul Tingkah Laku dan Rekam
Jejak Kambing Kacang dengan Warna Kulit Berbeda pada Penggembalaan Semi
intensif adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014
Slamet Heri Kiswanto
NIM D14100012

iv

ABSTRAK
SLAMET HERI KISWANTO. Tingkah Laku dan Rekam Jejak Kambing Kacang
dengan Warna Kulit Berbeda pada Penggembalaan Semi intensif. Dibimbing oleh
M. BAIHAQI dan IWAN PRIHANTORO.
Perbedaan warna kulit berpengaruh terhadap tingkah laku kambing kacang
yang digembalakan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh perbedaan
warna kulit terhadap tingkah laku harian dan jarak jelajah kambing kacang selama

penggembalaan. Penelitian ini menggunakan kambing kacang terdiri atas 9 ekor
betina dan 3 ekor jantan. Tingkah laku diamati menggunakan teknik one zero
sampling dan dianalisis menggunakan uji T pada taraf 5%. Hasil penelitian
menunjukkan tingkah laku ingestive dan browsing kambing coklat (30.91 ±
2.87%; 8.75 ± 3.10%) lebih tinggi (P0.05). Tingkah laku grazing lebih banyak dilakukan oleh kambing
kacang dibandingkan browsing dengan preferensi terhadap rumput muda lebih
tinggi dibandingkan dengan rumput tua, leguminosa, dan gulma.
Kata kunci: jarak jelajah, kambing kacang, tingkah laku, warna

ABSTRACT
SLAMET HERI KISWANTO. Behavior and Tracking Movement of Kacang
Goat with Different Coat Color under Semi Intensive Management. Supervised
by M BAIHAQI and IWAN PRIHANTORO.
Difference in coat color affects difference in kacang goat behavior during
grazing time. Objective of this research was to analyze effect of coat color on
behavior and movement of kacang goat during grazing time. This research used 9
females and 3 males of kacang goat. Behavior observed by one zero sampling
method and analyzed using t-Test at level 5%. Result indicated that ingestive and
browsing of brown goat (30.91 ± 2.87%; 8.75 ± 3.10%) higher (P0.05) antara jarak jelajah kambing
kacang hitam (483.48 ± 133.16 m ) dan warna coklat (392.29 ± 81.19 m). Hasil

ini lebih tinggi dibandingkan dengan Pariadi et al. (2001), namun lebih rendah
dibandingkan dengan Syahril (1999) dan Foroughbakhch et al. (2013). Pariadi et
al. (2001) menyatakan kambing lokal yang dipelihara secara semi intensif di
daerah Kalimantan Tengah memiliki rataan jarak jelajah 205 m. Foroughbakhch
et al. (2013) melaporkan jarak jelajah kambing di daerah semiarid adalah 2 200 m.
Jarak jelajah kambing kacang selama penggembalaan ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 6 Jarak jelajah kambing kacang selama penggembalaan
Warna
Jarak jelajah
M
Coklat
392.29 ± 81.19
Hitam
483.48 ± 133.16
Rataan
437.88 ± 115.43
Jarak jelajah lebih rendah diduga karena padang penggembalaan kaya
sumber pakan. Padang penggembalaan didominasi oleh rumput dan beberapa
vegetasi lain memungkinkan kambing lebih mudah memilih, sehingga jarak
jelajah lebih pendek. Hal ini sesuai dengan Pariadi et al. (2002) bahwa padang

penggembalaan yang kaya sumber pakan mampu menurunkan jarak jelajah
kambing.
Pola Grazing di Padang Penggembalaan
Kambing kacang menunjukkan pola grazing terpusat pada area yang
didominasi oleh rumput Brachiaria humidicola muda. Preferensi tinggi terhadap
rumput muda dipengaruhi oleh faktor kualitas hijauan yang relatif lebih baik
dibandingkan rumput tua. Tanaman pada usia muda memiliki kandungan serat
kasar rendah dengan protein kasar lebih tinggi (Susetyo et al. 1994) dan kadar air
lebih tinggi (Ella 2002).
Preferensi kambing terhadap rumput tua lebih rendah disebabkan kualitas
rumput tua turun sehingga hanya bagian ujung tanaman yang dimakan.
Kandungan serat kasar dan lignin serta karakteristik tanaman yang tinggi (Moore
dan Jung 2001; Ribeiro et al. 2012) menyebabkan ternak kurang suka terhadap
rumput tua. Peta pola grazing kambing ditunjukkan pada Gambar 8.

12

U

(B) Pola grazing


(A) Vegetasi

Keterangan :
: rumput tua (1 033 m2 ; 7.77%)
: rumput muda (4 038 m2 ; 30.36%)
: gulma (791 m2 ; 5.95%)
: gulma, legum, dan pohon (7 437 m2; 55.92%)

: sering dikunjungi
: jarang dikunjungi
: tidak dikunjungi

Gambar 8 Pola grazing kambing kacang selama penggembalaan
Vegetasi lain yang tumbuh adalah gulma seperti Melastoma affine D. Don,
Cyperus sp, dan Chromolaena odorata. Gulma dapat merugikan produktivitas
ternak di padang rumputm baik secara langsung maupun tidak langsung.
Prawiradiputra (2007) menyatakan gulma Chromolaena odorata dapat
mengurangi kapasitas tampung padang rumput, menyebabkan keracunan bahkan
kematian ternak, persaingan dengan rumput pakan, dan dapat menimbulkan bahya

kebakaran pada musim kemarau.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tingkah laku harian kambing kacang yang dominan ditunjukkan selama
penggembalaan adalah lokomosi, diikuti dengan ingestive, grazing, browsing,
istirahat, dan panting. Aktivitas ingetive dan browsing pada kambing warna
hitam lebih rendah dibandingkan dengan warna coklat, namun aktivitas lokomosi
lebih tinggi. Preferensi kambing kacang terhadap rumput muda lebih tinggi
dibandingkan rumput tua, leguminosa, dan gulma.

13

Saran
Penelitian lebih lanjut mengenai pola grazing dan durasi lama tingkah laku
kambing selama penggembalaan musim kemarau perlu dilakukan. Hal ini untuk
mendapatkan informasi lebih mengenai manajemen pengelolaan sistem
pemeliharaan kambing atau ternak lain yang berbasis semi intensif.

DAFTAR PUSTAKA

Aharon H, Henkin Z, Unger ED, Kababya D, Baram H, Perevolotsky. 2007.
Foraging behaviour of the newly introduced Boer goat breed in a
Mediterranean woodland: A research observation. Small Rumin. Res. 69:
144-153.
Altmann J. 1974. Observational study of behaviour: sampling methods.
Behaviour. 48: 227-267.
Animut G, Goetsch AI, Aiken GE, Puchala R, Detweiler G, Krehbiel CR, Merkel
RC, Sahlu T, Dawsin LJ. 2005. Grazing behavior and energy expenditure by
sheep and goats co-grazing grass forb pastures at three stocking rates. Small
Rumin Res. 59: 191-201.
Batubara A, Mahmilia F, Inounu I, Tiesnamurti B, Hasinah H. 2012. Rumpun
Kambing Kacang di Indonesia. Jakarta (ID): IAARD Pr.
Berhane G, Eik LO. 2006. Effect of vetch (Vicia sativa) hay supplementation to
Begait and Abergelle goats in Northern Ethiopia: III Forage selection and
behaviour. Small Rumin. Res. 64: 241-246.
Blackandwhitedigital. 2014. Grayscale. [internet][diunduh pada 2014 April 17]
http://www.blackandwhitedigital.com/Theory/grayscale.html.
Claps S, Ru bin OR, Fedele V. 1997. Feeding behaviour of grazing and zerograzing goats fed with the same herbage. In : Lin dberg JE (ed), Gon da HL
(ed), Ledin I (ed). Recent advances in small ruminant nutrition. CIHEAM:
79 -82.

Devendra C, Burns M. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Bandung (ID):
Institut Teknologi Bandung Pr.
[Ditjen PKH] Direktotat Jendral Peternakan dan Kesehatan Ternak. 2012. Statistik
Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI.
Ella A. 2002. Produktivitas dan nilai nutrisi beberapa renis rumput dan
leguminosa pakan yang ditanam pada lahan kering iklim basah. Makasar
(ID): Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.
Goetsch AI, Gipson TA, Askar AR, Puchala R. 2009. Feeding behavior of goat. J.
Anim. Sci. 88: 361-373.
Habeeb AAM, Marai IFM, Kamal TH. 1992. Heat stress. In: Phillips C, Pigginns
D. (Eds.) Farm Animals and the Environment. Wallingford (GB): CAB
International.
Martin PR, Bateson PPG. 1993. Measuring Behaviour : An Introductory Guide.
New York (US): Cambridge University Pr.
Moore KJ, Jung HJG. 2001. Lignin and fiber digestion J. Range Manage. 54:
420–430

14


Kenward RE. 2001. A Manual for Wildlife Radio Tagging. London (GB):
Academic Pr.
Lu CD. 1987. Implication of forage particle length on milk production in dairy
goats. J. Dairy Sci. 70: 1411-1416.
Maloney SK, Moss G, Mitchell D. 2005. Orientation to solar radiation in Black
Wildebeest (Connochaetes Gnou). J. Comp. Physiol. 191(11): 1065-1077.
Mc Manus C, Louvandini H, Gugel R, Sasaki LCB, Bianchini, Bernal FEM, Paiva
SR, Paim TP. 2011. Skin and coat traits in sheep in Brazil and their relation
with heat tolerance. Trop. Anim. Health Prod. 43: 121-126.
Odo BI, Omeje FU, Okwor JN. 2001. Forage species availability food preference
and grazing behaviour of goats in Southeastern Nigeria. Small Rumin. Res.
42: 163-168.
Ouédraogo S, Zoungrana-Kabore CY, Ledin I. 2006. Behaviour of goats, sheep
and cattle on natural pasture in the sub-humid zone of West Africa. Liv. Sci.
105: 244-252.
Paryadi A. 2002. Tingkah laku makan kambing lokal dewasa yang digembalakan
di lahan gambut hutan sekunder Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Phillips C. 2002. Cattle Behaviour and Welfare. Edisi ke-2. Cambridge (GB):
Blackwell science Ltd.

Prawiradiputra B. 2007. Ki rinyuh (Chromolaena odorata (L) R.M. King dan H.
Robinson): gulma padang rumput yang merugikan. WARTAZOA. 17(1): 4652.
Foroughbakhch R, Hernández-Piñero JL, Carrillo-Parra A, Rocha-Estrada A.
2013. Composition and animal preference for plants used for goat feeding in
semiarid Northeastern Mexico. J. Anim. Plant Sci. 23(4): 1034-1040.
Redbo I, Mossberg I, Ehrlemark A, Oredsson N. 1996. Keeping growing cattle
outside during winter: behavior, production, and climatic demand. J. Anim.
Sci. 62: 35-41.
Ribeiro AM, Olieveira ME, Silva PC, Rufino MOA, Rodrigues MM, Santos MS.
2012. Canopy characteristics, animal behavior and forage intake by goats
grazing on Tanzania-grass pasture with different heights. Acta Scientarium
Anim. Sci. 34(4): 371-378.
Rusdiana S, Wibowo B, Elizabeth R. 2011. Analisis finansial rugi-laba pada
usaha ternak kambing dengan sistem pemeliharaan intensif dan semi intensif
di pedesaan. Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia
Kecil. Bogor (ID): Puslitbang Peternakan Bogor.
Scott S, Block H, Robins C. 2008. Pasture Carrying Capacity. Kanada (CD):
Brandon Research Centre.
Setianah R, Jayadi S, Herman R. 2004. Tingkah laku makan kambing lokal
persilangan yang digembalakan di lahan gambut: studi kasus di

Kalampangan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Med. Pet. 27(3): 111122.
Silanikove N. 2000. Effect of heat stress on the welfare of extensively managed
domestic ruminants. Liv. Prod. Sci. 67: 1-18.
Soepono, Manurung J. 1996. Beberapa kendala dalam pemeliharaan domba
kambing dengan sistem ekstensif di Jawa. Wartazoa. 5(1): 17-20.

15

Soerjani M, Kostermans AJGH, Tjitrosoepomo G. 1987. Weeds of Rice in
Indonesia. Jakarta (ID): Balai Pustaka.
Solanki GS. 2000. Grazing behaviour and foraging strategy of goats in semi-arid
region in India. J. Trop. Eco. 41(2): 155-159.
Susetyo S, Kismono I, Soewari B. 1994. Padang Pengembalaan. Penataran
Manajer Ranch. Jakarta (ID): Ditjen PKH.
Syahril M. 1999. Tingkah laku, waktu, dan jarak tempuh makan kambing lokal
dewasa di Desa Rabak Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Jawa Barat.
[karya ilmiah]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Wallace A, Abadi I. 2013. The Effect of coat colour on water intake and feed
utilization of intensively reared West African Dwarf Sheep in the Humid
Tropics. European J. Agric. Sci. 10: 2668-3245.
Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka.
Wodzicka-Tomaszewska M, Sutama IK, Putu IG, Chaniago TD. 1991.
Reproduksi, Tingkah Laku dan Produksi Ternak di Indonesia. Jakarta (ID):
Gramedia Pustaka Utama.
Yayneshet T, Eik LO, Moe SR. 2008. Influence of fallow age and season on the
foraging behaviour and diet selection pattern of goats (Capra hircus L.).
Small Rumin. Res. 77: 25-37.

LAMPIRAN
Lampiran 1 Kapasitas tampung padang penggembalaan
Uraian
Bobot sampel (kg BK)
Produksi total BK (kg BK ha-1)
Ketersediaan (PUF=45%) (kg BK ha-1)
Ketersediaan tercerna (50% ketersediaan) (kg BK ha-1)
Kebutuhan BK (kg BK)
Kebutuhan BK tercerna (50%) (kg BK)
Tetapan Voisin
Kebutuhan luas tanah bulan-1 (Ha)
Kebutuhan luas tanah tahun-1 (ha ST-1)
Kapasitas tampung (ST ha-1)

Jumlah
0.058
2 339.00
1 052.55
526.28
4.50
2.70
3.33
0.18
0.58
1.95

16

Lampiran 2 Performa kambing kacang hitam (A) dan coklat (B)

(B) Kambing kacang coklat

(A) Kambing kacang hitam

Lampiran 3 Tingkah laku ingestive (A), grazing (B), browsing (C), lokomosi (D),
panting (E), dan istirahat (F)

(A) Ingestive

(B) Grazing

(D) Lokomosi

(E) Panting

(C) Browsing

(F) Istirahat

Lampiran 4 Komponen vegetasi padang penggembalaan Brachiaria humidicola
(Rendle) Schweick muda (A), Brachiaria humidicola (Rendle)
Schweick tua (B), Paspalum cartilageneum J. Presl (C), Gliricidia
sepium (Jacq.) Kunth ex Walp (D), Cyperus kyllingia Endl.(E),
Melastoma affine D Don (F), Chromolaena odorata (L) R.M.
King&H.Rob (G)

(A) Brachiaria
(C) Paspalum
(B) Brachiaria
humidicola (Rendle)
cartilageneum
humidicola (Rendle)
Schweick muda
Presl
Schweick tua

J.

17

(D) Gliricidia sepium
(Jacq.) Kunth ex
Walp

(E) Cyperus kyllingia
Endl.

(F) Melastoma affine
D Don

(G) Chromolaena
odorata (L) R.M.
King & H. Rob

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 3 Desember 1991 di Jombang, Jawa Timur.
Penulis adalah anak keempat dari 4 bersaudara pasangan Bapak Imam Muhajir
dan Ibu Muslikhah. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri Mojoagung.
Penulis lulus seleksi masuk IPB pada tahun 2010 melalui jalur Undangan Seleksi
Masuk IPB dan diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,
Fakultas Peternakan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai organisasi
diantaranya organisasi mahasiswa daerah Jombang masa bakti 2011/2012,
anggota pengurus HIMAPROTER masa bakti 2012/2013, dan Organisasi
Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama’ (KMNU IPB) masa bakti 2011/2012 dan
2013/2014. Penulis juga pernah menjadi asistem praktikum Metodologi dan
Rancangan Percobaan pada tahun ajaran 2013/2014.
Penulis juga aktif mengikuti lomba karya tulis ilmiah mahasiswa. Beberapa
prestasi yang diraih oleh penulis antara lain juara 2 Kompetisi Karya Tulis Ilmiah
Nasional UNS pada tahun 2012, juara 1 Lomba Inovasi Teknologi Lingkungan
ITS Tingkat Perguruan Tinggi Nasional 2013, juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah
Livestockvaganza Fakultas Peternakan IPB 2013 dan Pekan Inovasi Mahasiswa
Pertanian Indonesia IPB 2013.