Keanekaragaman Parasitoid Pada Perkebunan Tebu (Saccharum Officinarum L.) Di Pt Gmp (Gunung Madu Plantations) Lampung Dan Pt Lpi (Laju Perdana Indah) Sumatera Selatan

i

KEANEKARAGAMAN PARASITOID PADA PERKEBUNAN TEBU
(Saccharum officinarum L.) DI PT GMP (GUNUNG MADU PLANTATIONS)
LAMPUNG DAN PT LPI (LAJU PERDANA INDAH)
SUMATERA SELATAN

BETARI SAFITRI

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ii

iii

ABSTRAK
BETARI SAFITRI. Keanekaragaman Parasitoid pada Perkebunan Tebu

(Saccharum officinarum L.) di PT GMP (Gunung Madu Plantations) Lampung
dan PT LPI (Laju Perdana Indah) Sumatera Selatan. Dibimbing oleh NINA
MARYANA.
Tebu merupakan tanaman yang dapat hidup di iklim tropis dan subtropis.
Hama banyak menyerang perkebunan tebu dan dapat menurunkan tingkat
produksinya. Pengendalian hama dapat menggunakan musuh alami seperti
predator, parasitoid, dan patogen. Parasitoid biasa digunakan dalam
mengendalikan hama sebagai musuh alami di perkebunan tebu. Penelitian ini
bertujuan mengetahui parasitoid pada pertanaman tebu di perkebunan PT GMP
dan PT LPI. Pada masing-masing perkebunan diambil tiga varietas tebu sebagai
sampel yaitu tahan, sedang, dan rentan. Parasitoid diambil menggunakan jaring
serangga dan separator. Parasitoid juga dikoleksi melalui telur dan larva inang
dari lapangan. Parasitoid yang ditemukan adalah Tachinidae (Diptera),
Chalcididae, Diapriidae, Evaniidae, Mymaridae, Platygasteridae, Scelionidae,
Tetracampidae, dan Trichogrammatidae (Hymenoptera). Telenomus sp. dan
Trichogramma spp. merupakan parasitoid telur yang muncul dari telur inang yang
dikoleksi. Apanteles flavipes dan Diatraeophaga sp. diperoleh dari larva Chilo
spp., sedangkan Stenobracon nicevillei dan Elasmus zehntneri diperoleh dari larva
Scirpophaga excerptalis. Indeks keanekaragaman dan sebaran serangga parasitoid
tertinggi di PT GMP dan PT LPI didapat pada varietas tahan.

Kata kunci: Chilo spp., Elasmus zehntneri, indeks keanekaragaman, Scirpophaga
excerptalis, Stenobracon nicevillei

iv

v

ABSTRACT
BETARI SAFITRI. Diversity of Parasitoids on Sugarcane (Saccharum
officinarum L.) plantations at PT GMP (Gunung Madu Plantations) Lampung and
PT LPI (Laju Perdana Indah) South Sumatera. Supervised by NINA MARYANA.
Sugarcane are grown in tropics and subtropics area. Plant pests constraint
the sugarcane plantations and decreased the production. Natural enemies such as
predators, parasitoids, and pathogens are benefit to control the pests. Parasitoids
are frequently used as biological control agents in sugarcane plantations. The aim
of this study was to study the diversity of parasitoid on sugarcane plantations at
PT GMP and PT LPI. In each plantations, three varieties of sugarcane, i.e.
ressistant, moderate, and susceptible variety were taken as sample. Parasitoids
were taken by insect net and separator. Parasitoids were also collected from host
eggs and larvae from the fields. The parasitoids that found during the study were

Tachinidae (Diptera), Chalcididae, Diapriidae, Evaniidae, Mymaridae,
Platygasteridae,
Scelionidae,
Tetracampidae,
and
Trichogrammatidae
(Hymenoptera). Telenomus sp. and Trichogramma spp. were the egg parasitoids
emerged from host eggs collected. Apanteles flavipes and Diatraeophaga sp. were
collected from larvae of Chilo spp., while Stenobracon nicevillei and Elasmus
zehntneri were collected from Scirpophaga excerptalis larvae. The diversity index
and evenness of parasitoids at PT GMP and PT LPI were highest on ressistant
variety.
Keywords: Chilo spp., diversity index, Elasmus zehntneri, Scirpophaga
excerptalis, Stenobracon nicevillei

i

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keanekaragaman

Parasitoid pada Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di PT GMP (Gunung
Madu Plantations) Lampung dan PT LPI (Laju Perdana Indah) Sumatera Selatan
adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015
Betari Safitri
NIM A34110054

iii

ii

KEANEKARAGAMAN PARASITOID PADA PERKEBUNAN TEBU
(Saccharum officinarum L.) DI PT GMP (GUNUNG MADU PLANTATIONS)
LAMPUNG DAN PT LPI (LAJU PERDANA INDAH)

SUMATERA SELATAN

BETARI SAFITRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ii

iii


PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan petunjukNya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tema tugas akhir
yang telah dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2015 adalah
keanekaragamaan parasitoid pada pertanaman tebu di PT Gunung Madu
Plantations dan PT Laju Perdana Indah.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Nina Maryana, MSi selaku
pembimbing yang banyak memberi arahan, kritikan, dan masukan dari mulai
penelitian hingga penulisan skripsi. Terima kasih juga penulis tujukan kepada Dr
Ir I Wayan Winasa, MSi selaku dosen pembimbing akademik; Dr Ir Suryo
Wiyono, MSc.Agr selaku dosen penguji tamu. Terima kasih kepada PT Gunung
Madu Plantations dan PT Laju Perdana Indah yang telah mengizinkan penulis
melakukan penelitian dan kepada orang tua yang telah memberi dukungan,
semangat, dan bantuan. Kepada seluruh karyawan laboratorium entomologi PT
Gunung Madu Plantations dan PT Laju Perdana Indah penulis menghaturkan
terima kasih karena telah meluangkan waktu dan tenaga selama proses
pengambilan data. Kepada rekan-rekan Laboratorium Biosistematika Serangga,
Departemen Proteksi Tanaman, IPB (Sri Ningsih, Yuni Sarianti, Gita Cempaka,
Herry Marta Saputra, SP, Ciptadi Ahmad Yusup, SP, Mbak Atiek, dan Ibu
Aisyah), kakak-kakak angkatan 47 (Hagia Sophia Khairani, SP, Dhanu Tri
Atmanto, SP, Mulyana Saputra, dan Rizky Marcheria, SP), Meiliana Larasati,

Dewi Ferantika, Yani Oktafiani, Khoirunnisa Nasution serta rekan-rekan Proteksi
Tanaman angkatan 48 terima kasih untuk semangat dan bantuan kepada penulis.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2015
Betari Safitri

iv

v

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian
Metode Penelitian
Pengambilan Sampel Parasitoid
Penentuan Lahan Pengamatan
Pengambilan dengan Jaring Serangga dan Separator
Pengambilan Inang Parasitoid
Identifikasi
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Lahan Pengamatan
Serangga yang Tertangkap
Serangga Parasitoid
Tingkat Parasitisasi
Indeks Keanekaragaman dan Indeks Kemerataan Jenis Parasitoid
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi

vi
vi
1
1
2
3
3
3
3
3
4
4
5
5
6
6
6
7
8
10

12
13
15
29

i

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

Jumlah famili dan individu serangga yang ditemukan selama penelitian di
dua lokasi pengamatan
Jumlah famili dan individu serangga yang ditemukan selama penelitian
pada tiga varietas tanaman tebu di dua lokasi pengamatan
Tingkat parasitisasi parasitoid telur penggerek batang dan penggerek

pucuk pada pertanaman tebu di dua lokasi pengamatan
Tingkat parasitisasi parasitoid larva penggerek batang Chillo spp. pada
pertanaman tebu di dua lokasi pengamatan
Tingkat parasitisasi parasitoid larva penggerek pucuk S. excerptalis pada
pertanaman tebu di dua lokasi pengamatan
Jumlah individu (N), jumlah famili (F), indeks keankeragaman Shannon
(H'), dan indeks kemerataan (E) parasitoid pada tiga varietas tanaman
tebu di dua lokasi pengamatan

6
7
9
9
10

10

DAFTAR GAMBAR
1
2
3

Varietas tanaman tebu yang diamati
Skema pengambilan sampel pada plot di dalam blok pengamatan
Parasitoid yang dominan tertangkap selama penelitian

3
4
8

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Rata-rata curah hujan di PT Gunung Madu Plantations pada bulan
Januari 2015
Rata-rata curah hujan di PT Gunung Madu Plantations pada bulan
Februari 2015
Rata-rata curah hujan di PT Laju Perdana Indah pada bulan Februari
2015
Rata-rata curah hujan di PT Laju Perdana Indah pada bulan Maret 2015
Jumlah ordo, famili, dan individu laba-laba dan serangga yang
ditemukan pada tiga varietas tanaman tebu di PT Gunung Madu Plantations
Jumlah ordo, famili, dan individu laba-laba dan serangga yang ditemukan
pada tiga varietas tanaman tebu di PT Laju Perdana Indah
Jumlah individu setiap famili parasitoid yang ditemukan pada tiga varietas
tanaman tebu di PT Gunung Madu Plantations
Jumlah individu famili parasitoid yang tertangkap pada tiga varietas di
PT Laju Perdana Indah
Tingkat parasitisasi parasitoid larva penggerek batang tebu (Chilo spp.)
pada tiga varietas di dua lokasi pengamatan
Tingkat parasitisasi parasitoid larva penggerek pucuk tebu (S.
excerptalis) pada tiga varietas di dua lokasi pengamatan
Indeks keanekaragaman (H’) dan indeks kemerataan (E) parasitoid pada
tiga varietas tanaman tebu di PT Gunung Madu Plantations
Indeks keanekaragaman (H’) dan indeks kemerataan (E) parasitoid pada
tiga varietas tanaman tebu di PT Laju Perdana Indah

17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

ii

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman yang
memiliki nilai ekonomi tinggi karena tebu digunakan sebagai bahan baku
pembuatan gula. Pada tahun 2011, luas area tebu di Indonesia mencapai 457 615
ha yang terdiri dari perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta, dan perkebunan
besar negara (Vera et al. 2013). Provinsi yang banyak memproduksi tebu adalah
Jawa Timur dengan produksi tebu pada 2012 sebesar 1 241 799 ton, Lampung
754 619 ton, Jawa Tengah 289 775 ton, dan Jawa Barat 102 648 ton. Provinsiprovinsi lain yang juga memproduksi tebu adalah Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, Yogyakarta, Gorontalo, dan Sulawesi Selatan (Ditjenbun 2013).
Kendala dalam budi daya tebu adalah organisme pengganggu tanaman
(OPT) baik hama, patogen, maupun gulma. Hama yang biasa menyerang adalah
penggerek batang tebu Chilo sacchariphagus Boj. dan Chilo auricilius Dudg.,
penggerek pucuk tebu Scirpophaga excerptalis (Walker) (Lepidoptera:
Crambidae), penggerek pangkal Dorythenes sp. (Coleoptera: Cerambycidae), kutu
perisai tebu Aulacaspis sp. (Zhnt.) (Hemiptera: Diaspididae), rayap Macrotermes
sp. (Isoptera: Termitidae), kumbang badak Lepidiota stigma F. (Coleoptera:
Scarabaeidae), dan hama vertebrata berupa tikus (Pawirosemadi 2011). Kerugian
yang disebabkan oleh hama tersebut mencapai 75% per tahun (Ditjenbun 2013).
Untuk mengendalikan hama yang menyerang, telah dikembangkan beberapa
metode untuk pengendalian yang relatif ramah lingkungan dan murah. Di antara
pengendalian tersebut adalah pengendalian dengan musuh alami (Mills 2003).
Musuh alami dapat berupa predator, parasitoid, dan patogen (Underwood 1988).
Pengendalian dengan menggunakan parasitoid di perkebunan tebu sudah
banyak dilakukan oleh pemilik perkebunan tebu di Indonesia. Parasitoid yang
sering digunakan adalah Trichogramma spp. (Hymenoptera: Trichogrammatidae),
Elasmus sp. Westwood (Hymenoptera: Elasmidae), dan Sturmiopsis sp. Tns.
(Diptera: Tachinidae). Parasitoid-parasitoid tersebut merupakan introduksi dari
negara lain yang memiliki perkebunan tebu (Pawirosemadi 2011).
PT Gunung Madu Plantation (GMP) merupakan perusahaan gula dan
perkebunan tebu pertama yang ada di luar Pulau Jawa, yakni di Lampung yang
berdiri pada tahun 1975. Pabrik dan perkebunan ini berada di Kabupaten
Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Luas areal PT GMP mencapai 36 000 ha
dengan luas areal kebun produksi 25 000 ha. Produksi tebu setiap tahunnya
mengalami fluktuasi, hal ini disebabkan adanya OPT yang menyerang khususnya
hama. Hama yang banyak menyerang di kebun PT GMP adalah Chilo spp., S.
excerptalis, dan Aulacapsis tegalensis (Zhnt.). Pengendalian hama yang telah
dilakukan oleh PT GMP adalah dengan menyebar beberapa parasitoid seperti
Trichogramma spp., Apanteles flavipes (Cam.) (Hymenoptera: Braconidae), dan
Sturmiopsis inferens Tns. (PT GMP 2015).
PT Laju Perdana Indah (LPI) merupakan anak perusahaan PT Indofood
yang termasuk ke dalam kelompok Indoagri yang fokus terhadap pertebuan yang
berdiri pada tahun 2007. Perkebunan dan pabrik berada di Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur, Provinsi Sumatera Selatan. Luas areal PT LPI mencapai
22 000 hektar dengan luas areal kebun produksi 11 000 hektar. Fluktuasi produksi

2
tebu disebabkan oleh adanya OPT yang menyerang khususnya hama. Pada lokasi
pengamatan di PT LPI, hama yang banyak menyerang adalah Chilo spp.,
S. excerptalis, belalang Locusta migratoria L. (Orthoptera: Acrididae), tungau
merah Oligonychus kadarsani (Acarina: Tetranychidae), dan kutu perisai
A. tegalensis. PT LPI telah melakukan pengendalian hama yang sering menyerang
yaitu dengan menyebar parasitoid yang mudah dibiakkan seperti Trichogramma
spp. dan Diatraeophaga sp. (Diptera: Tachinidae) (PT LPI 2015).
Parasitoid sebagai musuh alami yang diandalkan dalam penekanan populasi
hama sangat penting untuk diketahui. Informasi keanekaragaman parasitoid di
kedua perkebunan tebu tersebut masih sangat sedikit.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman musuh alami
khususnya parasitoid pada tanaman tebu di PT GMP dan PT LPI.

3

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan di PT GMP Kabupaten Lampung Tengah,
Provinsi Lampung dan PT LPI Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Provinsi
Sumatera Selatan. Pemeliharaan serangga dan identifikasi dilakukan di
Laboratorium Entomologi PT GMP dan Laboratorium Pengendalian Hayati
(Biological Control Laboratory) PT LPI. Identifikasi lebih lanjut dilakukan pula di
Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas
Pertanian, IPB. Penelitian berlangsung dari bulan Februari sampai Juni 2015.
Metode Penelitian
Pengambilan Sampel Parasitoid
Penentuan Lahan Pengamatan. Pada masing-masing perkebunan tebu
diambil tiga varietas yang berbeda tingkat ketahanannya, yaitu varietas tahan,
sedang, dan rentan. Ketahanan varietas tanaman tebu di kedua perusahaan tersebut
adalah ketahanan terhadap hama kutu perisai A. tegalensis. Pada setiap varietas
dipilih tiga blok dengan luas setiap blok berkisar antara 2-7 ha yang terdiri dari
19-45 baris tanaman tebu. Varietas yang dipilih di PT GMP adalah GMP 3
(tahan), GMP 1 (sedang), dan GM 21 (rentan) (Gambar 1a). Varietas di PT LPI
adalah TC 09 (tahan), GP 95-287 (sedang), dan GP 95-316 (rentan) (Gambar 1b).
a)

GMP 3

GMP 1

GM 21
b)

TC 09

GP 95-287

GP 95-316

Gambar 1 Varietas tanaman tebu yang diamati, a) di PT GMP, b) di PT LPI
Pengambilan sampel pada setiap blok dilakukan secara sistematis pada 5
plot (Gambar 2). Empat plot terletak pada empat pojok blok yang berjarak 10 m
dari pinggir blok dan satu plot berada di tengah-tengah blok. Pada setiap plot
dilakukan pengambilan sampel serangga dengan jaring dan separator serta
pengambilan telur dan larva inang.

4
10 m

10 m

Keterangan:
10 m

10 m

10 m

10 m

10 m

Pengambilan
sampel dengan
jaring serangga
dan separator
Pengambilan
telur dan larva
inang

10 m

Gambar 2 Skema pengambilan sampel pada plot di dalam blok pengamatan
Pengambilan dengan Jaring Serangga dan Separator. Penjaringan
dilakukan dengan mengayunkan jaring serangga di setiap plot dengan 50 ayunan
ganda. Pada setiap 10 ayunan ganda, serangga yang tertangkap dimasukkan ke
dalam separator. Jaring yang digunakan memiliki diameter 40 cm dengan panjang
tongkat 1 m.
Separator merupakan alat yang dirancang untuk memisahkan serangga
hidup dari tempat dimana serangga tersebut didapatkan seperti daun, ranting, dan
tanah. Prinsip kerja separator adalah dengan memanfatkan faktor lain yaitu cahaya
dan panas yang mendorong serangga untuk keluar meninggalkan bahan-bahan
lainnya sehingga mudah memisahkan serangga yang ditangkap. Seranggaserangga akan keluar menuju botol kaca/plastik yang berada di sisi lain dari
separator yang telah diisi dengan alkohol. Contoh separator yang paling sederhana
adalah sweeping separator. Sweeping separator berbentuk kotak yang terbuat dari
karton atau kayu yang rapat (Schauff 1997). Separator yang digunakan dalam
penelitian ini terbuat dari kerangka kawat yang berukuran 26 cm x 16 cm x 17.5
cm. Separator dilapisi dengan kain hitam tebal yang bertujuan agar tidak tembus
cahaya bagian ujung separator dilengkapi dengan botol plastik berisi alkohol 70%.
Pengambilan sampel dilakukan tiga kali dengan interval waktu satu minggu.
Pengambilan Inang Parasitoid. Pengambilan inang parasitoid dilakukan
dengan mengambil telur dan larva penggerek Chilo spp. dan S. excerptalis. Untuk
pengambilan telur inang, pada setiap plot sampel diambil 3 daun yang
mengandung satu kelompok telur. Daun-daun dipotong dan dibawa ke
laboratorium. Masing-masing kelompok telur dengan daunnya dimasukkan ke
dalam tabung gelas berdiameter 1.4 cm dengan panjang 12.5 cm dan ditutup
dengan kapas. Pemeliharaan dilakukan sampai parasitoid telur keluar. Dilakukan
penghitungan terhadap telur yang terparasit dan tidak terparasit serta jumlah
parasitoid.
Pengambilan larva penggerek batang Chilo spp. dilakukan dengan
memotong batang yang menunjukkan gejala serangan. Pada setiap plot diambil
satu batang bergejala. Gejala serangannya adalah terdapat lubang gerekan pada
batang dan bila dibelah terdapat lorong gerek yang memanjang. Batang yang
bergejala tersebut dipotong sepanjang 20 cm dan dibawa ke laboratorium. Batang
kemudian dibuka dan bila ditemukan larva Chilo spp. instar 4 atau 5 maka larva

5
dimasukkan ke dalam wadah plastik berkasa yang berdiameter 6 cm dengan
panjang 7 cm yang berisi batang tanaman tebu sebagai bahan makanan. Larva
dipelihara hingga parasitoid keluar.
Pengambilan sampel larva penggerek pucuk S. excerptalis dilakukan dengan
mengambil pucuk tanaman tebu yang memperlihatkan gejala serangan. Gejala
yang ditunjukkan adalah mati pada pucuk dan terdapat lubang gerekan pada
batang. Satu pucuk tebu dengan gejala serangan diambil per plot sampel. Pucuk
tanaman tebu kemudian dibawa ke laboratorium dan dibelah untuk mengetahui
keberadaan larva inang. Larva dimasukkan ke dalam wadah plastik yang
berukuran sama seperti pemeliharaan larva Chilo spp. dan ditutup. Larva
dibiarkan di dalam botol tanpa makanan karena larva yang sudah terparasit sudah
tidak dapat bergerak dan ditunggu hingga parasitoid larva keluar.
Identifikasi
Identifikasi diawali dengan sortasi berdasarkan ordo menggunakan
mikroskop stereo. Serangga diidentifikasi hingga tingkat famili dengan bantuan
kunci identifikasi yang disusun oleh Borror et al. (1996), McAlpine et al. (1987),
Gibson (1993), Masner (1993 a,b), dan Mason (1993).
Analisis Data
Analisis data keanekaragaman parasitoid yang terdapat pada dua lokasi
penelitian dilakukan dengan penghitungan indeks keanekaragaman ShannonWiener dan sebarannya (Evenness) (Krebs 1985). Indeks keanekaragaman
Shannon dihitung sebagai berikut


H’ merupakan indeks keanekaragaman jenis dan pi merupakan proporsi dari
famili populasi ke-i terhadap total jumlah contoh (n/N). Kriteria Indeks
Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) dibagi menjadi 3 yaitu nilai H’