Metode Ekstraksi Dan Media Perkecambahan Serta Media Pembibitan Pada Benih Markisa Ungu (Passiflora Edulis Sim.)

i

METODE EKSTRAKSI DAN MEDIA PERKECAMBAHAN
SERTA MEDIA PEMBIBITAN PADA MARKISA UNGU
(Passiflora edulis Sim.)

GITTA CINTHYA HERMAVIANTI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

ii
2
2

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Metode Ekstraksi
dan Media Perkecambahan serta Media Pembibitan pada Markisa Ungu
(Passiflora edulis Sim.) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi
ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2016
Gitta Cinthya Hermavianti
NIM A24110098

1

ABSTRAK
GITTA CINTHYA HERMAVIANTI. Metode Ekstraksi dan Media

Perkecambahan serta Media Pembibitan pada Benih Markisa Ungu (Passiflora
edulis Sim.). Dibimbing oleh FAIZA C. SUWARNO dan ANGGI NINDITA.
Perbanyakan secara generatif markisa ungu memiliki hambatan karena
rendahnya viabilitas benih akibat adanya aril pada testa benih. Penelitian ini
bertujuan untuk menemukan metode yang tepat untuk menghilangkan aril dan
media yang optimum untuk perkecambahan serta media pembibitan markisa ungu.
Dua percobaan tersebut dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih dan rumah
kasa Leuwikopo, dari bulan Juli sampai Oktober 2015. Percobaan pertama adalah
pengaruh metode ekstraksi dan media perkecambahan terhadap viabilitas benih.
Benih markisa ungu dengan aril diberi perlakuan dengan bahan yang berbeda
untuk menghilangkan aril diantaranya kontrol, abu gosok, HCl 10%, dan CaO
yang dikecambahkan pada media perkecambahan yang berbeda terdiri atas pasir,
arang sekam, dan kombinasi tanah:pasir (1:1). Variabel yang diamati yaitu daya
berkecambah, potensi tumbuh maksimum, kecepatan tumbuh, dan indeks vigor.
Percobaan kedua adalah pengaruh media pembibitan terhadap pertumbuhan bibit
markisa ungu. Media pembibitan yang digunakan yaitu kombinasi dari tanah :
arang sekam (1:1), tanah : arang sekam : kompos (1:1:1), dan tanah : arang
sekam : pupuk kandang (1:1:1). Peubah yang diamati terdiri atas tinggi bibit,
jumlah daun, diameter batang, dan panjang akar. Kedua percobaan menggunakan
rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT). Hasil percobaan pertama

menunjukkan bahwa perlakuan terbaik untuk menghilangkan aril benih markisa
ungu adalah CaO dengan media perkecambahan arang sekam. Perlakuan tersebut
menghasilkan daya berkecambah 60.83%, kecepatan tumbuh 4.127% etmal-1, dan
indeks vigor 53.67%. Percobaan kedua menunjukkan bahwa tanah dan arang
sekam merupakan media pembibitan terbaik untuk bibit markisa ungu dengan
tinggi 29.47 cm, diameter batang 0.28 mm, dan jumlah daun 12 helai. Media
kombinasi tanah, arang sekam, dan pupuk kandang adalah media pembibitan
terbaik untuk peubah panjang akar yang mencapai 18.29 cm.
Kata kunci: passifloraceae, perlakuan benih, pertumbuhan bibit, viabilitas benih

ABSTRACT
GITTA CINTHYA HERMAVIANTI. Extraction Method, Media for Seed
Germination and Seedling Nurseries of Purple Passion (Passiflora edulis Sim.).
Supervised by FAIZA C. SUWARNO and ANGGI NINDITA.
Generative propagation for purple passion constrained by the low seed
viability due to the presence of arylus on its testa. This study aims to find a proper
method for arylus removal and optimum media for germination and seedling
nursery of purple passion. Two experiments were conducted at Seed Technology
Laboratory and Screenhouse at Leuwikopo, from July 2015 to October 2015. The
first experiment was the effect of arylus removal methods and germination media

on seed viability. Purple passion seeds with arylus as control and those treated

2
2
2
with different materials for aryl removal including ash, HCl 10%, and CaO were
germinated on different media, sand, husk, and the combination of soil and sand
(1:1). Variables measured were seed germination rate, maximum growth potential,
speed of seed growth, and vigor index. The second experiment was the effects of
nursery media on seedling growth of purple passion. Seedling nursery media used
were combination of soil : husk (1:1), soil : husk : compost (1:1:1) and soil : husk
: manure (1:1:1). Variables observed were seedling height, number of leaves, stem
diameter, and root length. A randomized complete block design was applied to
each of the experiment. The results of the first experiment showed that the best
treatment for the arylus removal of purple passion seeds was CaO and germination
media of husk. The treatment produced 60.83% germination rate, 4.127% etmal -1
speed of seed growth, and 53.67% vigor index. The second experiment showed
that the soil and husk are the best nursery media for purple passion seedling with
29.47 cm height, 0.28 mm stem diameter, and 12 leave number. The combination
of soil, husk, and manure is the best nursery medium for a variable length of the

roots, which reach 18.29 cm.
Keywords: passifloraceae, seed treatment, seed viability, seedling growth

1

METODE EKSTRAKSI DAN MEDIA PERKECAMBAHAN
SERTA MEDIA PEMBIBITAN PADA MARKISA UNGU
(Passiflora edulis Sim.)

GITTA CINTHYA HERMAVIANTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2016

2
2
2

2
2
2

3

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wata’ala karena
atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis menyelesaikan karya ilmiah ini.
Kegiatan penelitian ini berjudul Metode Ekstraksi dan Media Perkecambahan
serta Media Pembibitan pada Markisa Ungu (Passiflora edulis Sim.) yang
dilaksanakan sejak bulan Juli 2015 hingga bulan Oktober 2015.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr Ir Faiza C. Suwarno, MS dan Ibu Anggi Nindita, SP MSi selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan saran selama
pelaksanaan penelitian hingga penulisan karya ilmiah ini.
2. Ibu Dr Ir Ni Made Armini Wiendi, MSc selaku dosen pembimbing akademik.
3. Bapak Candra Budiman, SP MSi selaku dosen penguji skripsi yang telah
memberikan koreksi dan saran terhadap karya ilmiah ini.
4. Mama Maya Hermayati dan Bapak Utin Martin yang selalu memberi
dukungan, doa, dan kasih sayang bagi penulis.
5. Devy Octavianty yang selalu memberi dukungan dan bantuan selama proses
penelitian hingga penulisan karya ilmiah ini.
6. Vitis Benetti dan Ibu Ani yang telah membantu penulis untuk memperoleh
buah markisa ungu dari Berastagi.
7. Staff laboratorium teknologi benih dan kebun percobaan Leuwikopo.
8. Sahabat tercinta (Ressa, Resmi, Lini, Ayumi, Dhienar, Indah, Fajriyatus, Lara,
Anis, Maisaroh, dan Nurul) dan teman-teman Agronomi dan Hortikultura
angkatan 48 yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan kegiatan penelitian ini serta seluruh pihak yang telah
membantu dalam kelancaran penulisan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, Maret 2016
Gitta Cinthya Hermavianti

4
2
2

5

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Hipotesis
TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Benih Markisa
Ekstraksi Benih
Media Perkecambahan Benih
Pembibitan Tanaman
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Bahan dan Alat
Rancangan Percobaan
Pelaksanaan Penelitian
Pengamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Hari Pengamatan dalam Uji Daya Berkecambah
Pengaruh Metode Ekstraksi dan Media Perkecambahan terhadap
Viabilitas dan Vigor Benih Markisa Ungu
Jenis Media Pembibitan terhadap Pertumbuhan Bibit Markisa
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP


vii
vii
vii
1
1
2
2
2
2
3
3
4
5
5
5
5
6
8
10
10

11
14
21
21
24
27

6
2
2

DAFTAR TABEL
1 Hasil rekapitulasi penentuan hari pengamatan uji daya berkecambah
2 Hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh metode ekstraksi dan media
perkecambahan terhadap viabilitas dan vigor benih markisa ungu
3 Nilai tengah interaksi perlakuan media perkecambahan dan metode
ekstraksi terhadap daya berkecambah
4 Nilai tengah potensi tumbuh maksimum pada media perkecambahan
5 Nilai tengah interaksi perlakuan media perkecambahan dan metode
ekstraksi terhadap indeks vigor
6 Nilai tengah interaksi perlakuan metode ekstraksi dan media
perkecambahan terhadap kecepatan tumbuh
7 Hasil rekapitulasi sidik ragam pembibitan markisa ungu pada perlakuan
media perkecambahan dan media pembibitan
8 Nilai tengah perlakuan bibit dari media perkecambahan terhadap tinggi
bibit
9 Nilai tengah perlakuan media pembibitan terhadap tinggi bibit
10 Nilai tengah perlakuan bibit dari media perkecambahan terhadap jumlah
daun
11 Nilai tengah perlakuan media pembibitan terhadap jumlah daun
12 Nilai tengah perlakuan bibit dari media perkecambahan terhadap
diameter batang
13 Nilai tengah perlakuan media pembibitan terhadap diameter batang
14 Nilai tengah perlakuan bibit dari media kecambah pada berbagai media
pembibitan terhadap panjang akar
15 Nilai tengah perlakuan media pembibitan terhadap panjang akar

10
11
12
12
13
13
14
16
16
17
17
18
18
19
20

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Pelaksanaan percobaan metode ekstraksi dan media perkecambahan
7
Penentuan hari pengamatan kedua
8
Panjang akar bibit pada berbagai media perkecambahan
19
Perbandingan panjang dan keragaan akar berdasarkan media pembibitan
20
yang berbeda

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Hari pengamatan daya berkecambah pada metode ekstraksi kontrol
Hari pengamatan daya berkecambah pada metode ekstraksi kapur tohor
Hari pengamatan daya berkecambah pada metode ekstraksi abu gosok
Hari pengamatan daya berkecambah pada metode ekstraksi HCl 10%

24
25
25
26

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Markisa ungu (Passiflora edulis Sim.) merupakan tanaman tahunan,
merambat, berkayu, dan termasuk kedalam famili Passifloraceae (Karsinah et al.
2010). Markisa ungu merupakan salah satu jenis markisa yang paling banyak
dibudidayakan untuk diambil sari buahnya dan diolah menjadi jus. Kandungan
gizi markisa ungu dalam 100 g buah segar menurut USDA (2013) adalah energi
51 kkal, karbohidrat 13.60 g, protein 0.39 g, lemak total 0.05 g, gula 13.4 g,
kalium 278 mg, kalsium 4 mg, besi 0.24 mg, magnesium 17 mg, fosfor 13 mg,
vitamin C 29.8 mg, riboflavin 0.13 mg, vitamin B-6 0.05 g, vitamin E 0.01 mg,
vitamin K 0.4 µg.
Markisa ungu cukup banyak dibudidayakan di Indonesia khususnya di
daerah Solok, Karo dan Sulawesi Selatan. Produksi buah markisa di Indonesia
pada tahun 2012 mencapai 134 527 ton dan naik sebesar 141 190 ton pada tahun
2013 kemudian turun pada tahun 2014 dengan produksi sebesar 108 145 ton (BPS
2014). Pertumbuhan produksi buah markisa dari tahun 2012 hingga 2014
menurun sekitar 23.40% (BPS 2014). Penurunan produksi buah markisa ini
disebabkan karena banyaknya tanaman yang sudah tua, belum dimanfaatkannya
lahan secara optimal dan belum diterapkannya teknik budidaya yang baik.
Peningkatan produksi buah markisa sebenarnya dapat diupayakan tergantung
bagaimana perlakuan dan penanganan terhadap tanaman tersebut. Salah satu
bentuk upaya yang bisa dilakukan yakni dengan penggunaan bibit yang bermutu.
Bibit bermutu merupakan komponen penting dari proses produksi dan
merupakan prasyarat bagi keberhasilan kegiatan produksi buah markisa ungu.
Bibit markisa dapat diperoleh dengan menanam langsung menggunakan biji
(generatif) atau vegetatif menggunakan stek, sambung, dan kultur jaringan.
Dibandingkan dengan perbanyakan vegetatif, perbanyakan generatif memiliki
beberapa kendala diantaranya yaitu rendahnya persentase daya berkecambah, hasil
panen yang rendah dan keragaman yang besar dalam karakteristik fisik dari buah
tersebut (Carlesso et al. 2008).
Studi tentang benih markisa terutama pada bidang teknologi benih
diperlukan untuk menghasilkan bibit dalam jumlah besar dan kualitas yang baik.
Menurut Martin et al. (2010), faktor genetik yang menghambat perkecambahan
benih markisa kuning ialah adanya kandungan steroid dikloro dan triterpenoid
serta metanol pada aril markisa kuning yang dapat mengurangi cadangan makanan
dan menghambat proses imbisisi pada benih. Adanya hambatan perkecambahan
akibat menempelnya aril pada benih markisa ini menyebabkan viabilitas dan vigor
benih menjadi rendah. Salah satu metode yang dapat meningkatkan viabilitas dan
vigor benih markisa ialah dengan menggunakan metode ekstraksi. Metode
ekstraksi digunakan untuk menghilangkan aril yang menempel pada benih
markisa. Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa metode ektraksi yang
digunakan untuk pemisahan aril pada famili Passiloraceae diantaranya yaitu
menggunakan wire mesh untuk meningkatkan persentase perkecambahan pada
markisa manis (Passiflora alata) (Osipi et al. 2011). Teknik fermentasi digunakan

2
2
2
untuk meningkatkan vigor benih pada Passiflora edulis var. flavicarpa (Cardoso et
al. 2001).
Viabilitas dan vigor benih selain dengan menggunakan metode ekstraksi
juga dapat ditingkatkan dengan penggunaan media perkecambahan yang sesuai.
Jenis media perkecambahan yang sesuai untuk markisa ungu belum di pelajari,
namun telah dipelajari pada markisa kuning.
Komponen prasyarat untuk bagi keberhasilan produksi buah markisa ungu
dengan menggunakan bibit bermutu. Perkembangan dan pertumbuhan bibit
dipengaruhi oleh jenis media tanamnya, media yang baik harus dapat
menyediakan ketersediaan unsur hara bagi tanaman, dapat menjaga kelembaban,
dan memiliki aerasi dan drainase yang baik. Komposisi media pembibitan markisa
yang biasa digunakan oleh petani adalah kombinasi tanah, arang sekam, dan
pupuk kandang. Namun demikian perlu dipelajari lebih lanjut untuk mencari jenis
media pembibitan yang tepat untuk markisa ungu.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode ekstraksi yang tepat,
mengetahui media perkecambahan yang memberikan pengaruh terbaik pada benih
markisa ungu, dan mengetahui media pembibitan yang optimum untuk bibit
markisa ungu.
Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Terdapat metode ekstraksi yang dapat menghasilkan viabilitas dan vigor
terbaik pada benih markisa ungu.
2. Terdapat media perkecambahan yang memberikan pengaruh terbaik pada
benih markisa ungu.
3. Terdapat media pembibitan yang optimum pada bibit markisa ungu.

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Buah Markisa
Markisa spesies edulis memiliki dua ciri khas yang berbeda yaitu markisa
berkulit ungu dan markisa berkulit kuning. Markisa ungu disebut juga sebagai
markisa asam memiliki warna kulit ungu. Markisa asam ungu hanya dapat tumbuh
di dataran subtropis dan dataran tinggi tropis.
Menurut Karsinah et al. (2010), markisa merupakan tanaman berkayu,
mudah tumbuh, tanaman tahunan yang dapat merambat hingga 15 m. Daun
berwarna hijau tua, menjari dengan tiga lobus, dan sulur pada ketiak. Bunganya
sempurna, menyerbuk sendiri, memiliki wangi dengan kelopak yang mencolok.
Buah markisa terrmasuk jenis bery, berbentuk bulat atau seperti telur berwarna

3

ungu dengan banyak titik, dan berkulit keras. Biji berjumlah banyak, datar, dan
dikelilingi oleh sari kekuningan dan aril yang berair.
Morfologi buah markisa ungu yaitu berbentuk bulat agak lonjong, kulit buah
keras namun agak tipis, warna kulit saat masak fisiologis ungu tua, atau 72 hari
setelah berbunga (Bora dan Narain 1997), dan bisa diukur apabila warna ungu
kehitaman >75% (Morton 1987). Rata-rata bobot buah 45 g - 60 g dan diameter
buah 4.6 cm - 5.7 cm.
Markisa ungu memiliki sari buah berwarna oranye dan memiliki rasa asamasam manis dengan aroma khas. Sari buah atau aril tersebut mengandung steroid
dikloro dan triterpenoid serta metanol pada aril markisa kuning yang dapat
mengurangi cadangan makanan dan menghambat proses imbisisi pada benih
(Martin et al. 2010).

Ekstraksi Benih
Ekstraksi benih didefinisikan sebagai kegiatan mengeluarkan dan
membersihkan benih dari bagian-bagian lain buah, seperti tangkai, kulit, dan
daging buah. Menurut Nurhasybi et al. (2010), bahwa terdapat dua macam jenis
ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering dan ekstraksi basah. Ekstraksi kering
dilakukan pada buah bentuk polong (Akasia dan sengon laut) dan jenis buah yang
memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla). Ekstraksi basah
dilakukan terhadap jenis buah yang memiliki daging buah yang basah seperti jati
putih dan mindi kecil (Melia azedarach).
Teknik pemprosesan biji sebelum menjadi benih sangat menentukan
terhadap viabilitas benih. Pada tahap pengolahan, biji yang diperoleh dari buah
langsung harus melewati proses ekstraksi terlebih dahulu. Teknik ekstraksi perlu
dilakukan pada biji yang memiliki jumlah lendir yang banyak contohnya markisa,
kakao, dan manggis. Lapisan lendir tersebut apabila tidak dibersihkan dengan baik
akan mempengaruhi mutu benih terutama selama penyimpanan.
Penelitian ekstraksi biji manggis menurut Murniati dan Rostiati (1999) yang
baik yaitu menggunakan kapur tohor sebanyak 20 g L-1 memberikan vigor
kekuatan tumbuh terbaik yang ditunjukan oleh nilai kecepatan tumbuh,
spontanitas tumbuh, dan panjang akar. Selain itu lama perendaman selama 30
menit memberikan nilai viabilias dan vigor kekuatan tumbuh terbaik.
Ekstraksi tomat dengan cara perendaman dalam larutan HCl 2% selama 2
jam menghasilkan nilai rata-rata terbaik terhadap mutu fisik maupun mutu
fisiologis benih tomat (Gunarta et al. 2014). Ekstraksi tomat menggunakan HCl
2% mampu menghasilkan benih dengan persentase kotoran paling rendah
sehingga penyerapan uap air selama masa simpan juga paling rendah, juga mampu
mempertahankan viabilitas benih di atas 80% (Raganatha et al. 2014).

Media Perkecambahan Benih
Media perkecambahan merupakan faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi perkecambahan dalam pengujian benih. Pada beberapa benih
tertentu media perkecambahan dapat menyebabkan benih tidak tumbuh.

4
2
2
Persyaratan media tumbuh yang baik sehingga mendukung pertumbuhan tanaman
antara lain cukup kompak, kuat menopang tegaknya batang, memiliki kapasitas
pegang air yang baik, dan bebas dari organisme penyebab penyakit.
Media pasir memiliki karakteristik tekstur mudah diolah, memiliki aerasi
dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif
kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah. Sifat media pasir yang
bertekstur tidak lengket dapat mempermudah pengangkatan bibit dari media
persemaian ke pembibitan. Bobot pasir yang berat membantu tegaknya batang.
Penelitian mengenai pengaruh media perkecambahan benih telah banyak
dilakukan. Menurut penelitian Bhardwaj (2014) mengenai media perkecambahan
benih pepaya yang paling optimal pada media kombinasi antara vermikompos,
tanah kolam, dan pasir merupakan perlakuan yang dapat mempercepat
perkecambahan. Namun perlakuan media yang dicampur kokopit dapat
memberikan hasil berkecambah, tumbuh dan berkembang yang tinggi
dibandingkan dengan media tanpa kokopit.
Penelitian mengenai media perkecambahan pada benih pala bahwa media
pasir merupakan media yang nyata lebih baik dibandingkan dengan arang sekam
dan kombinasi pasir dengan kompos dengan nilai daya berkecambah sebesar
2.67% dan tinggi tunas 7.13 cm (Febriyan 2014). Pada percobaan Murniati dan
Suminar (2006), bahwa media perkecambahan yang optimum untuk
perkecambahan benih mengkudu adalah kombinasi media tanah : kompos dengan
perbandingan 1:1 (b:b). Menurut penelitian Sudomo (2012), bahwa media
perkecambahan benih sengon yang terbaik yaitu pada media pasir dengan nilai
daya berkecambah sebesar 87.33% daripada menggunakan media serbuk kelapa
sebesar 83.67%, serbuk gergaji 80.67%, dan tanah 69.33%.

Pembibitan Tanaman
Media tumbuh mempunyai peranan yang penting dalam memenuhi berbagai
kebutuhan hidup tanaman yaitu memberi dukungan mekanis dengan menjadi
tempat berjangkarnya akar, menyediakan ruang untuk pertumbuhan dan
perkembangan akar, serta menyediakan udara (oksigen) untuk respirasi, air dan
hara (Putri dan Djam’an 2004).
Syarat media tumbuh yang baik adalah ringan, murah, mudah didapat, porus
(gembur) dan subur (kaya unsur hara). Penggunaan media tumbuah yang tepat
akan menghasilkan pertumbuhan optimum bibit yang ditangkar (Prastowo et al.
2006). Penelitian mengenai media pembibitan telah banyak dilakukan. Penelitian
Riyanti (2009) mengenai pengaruh jenis media tanam terhadap pembibitan
tanaman sirih merah berkembang lebih baik pada media yang menggunakan
kombinasi serbuk sabut kelapa, arang sekam, pakis, dan humus daun bambu
1:1:1:1 (v/v).
Percobaan terhadap pertumbuhan bibit jati belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.), perlakuan media kombinasi tanah dan pupuk kandang sapi (1:1)
berpengaruh baik terhadap tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, jumlah
cabang, luas daun, bobot basah dan bobot kering tanaman yang lebih tinggi
dibandingkan perlakuan media tanah saja (Andalusia 2005).

5

Media persemaian dan media pembibitan hasil penelitian Sumiasri dan
Setyowati (2006) pada tanaman eboni yaitu menggunakan media EM Bokashi.
EM bokashi adalah pupuk kompos organik yang diproses secara teknologi terkini
dari bahan-bahan pupuk kandang murni, dedak padi, arang sekam padi, dan
molase melalui fermentasi dengan menggunakan mikroorganisme bermanfaat dari
teknologi EM. Bibit sengon yang baik pertumbuhannya ditanam pada media
tumbuh tanah lapisan atas (top soil) dan media tumbuh tanah lapisan atas dengan
sekam bakar mempengaruhi tolok ukur tinggi, diameter, dan jumlah daun
(Sukarman et al. 2012).

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu
Penelitian metode ekstraksi, media perkecambahan, dan media pembibitan
pada markisa ungu (Passiflora edulis Sim.) dilaksanakan di Laboratorium Ilmu
dan Teknologi Benih dan rumah kasa Kebun Percobaan Leuwikopo, Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2015 sampai dengan bulan Oktober 2015.
Bahan dan Alat
Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah benih markisa ungu
(Passiflora edulis Sim.) dari buah yang diperoleh dari kebun petani markisa
Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Bahan yang digunakan pada uji
ekstraksi yaitu air, abu gosok, kapur tohor (CaO), dan HCl 10%. Bahan percobaan
media perkecambahan yaitu pasir, arang sekam, dan pasir : tanah (v/v).
Bahan yang digunakan pada percobaan media pembibitan markisa ungu
terdiri atas kombinasi tanah : arang sekam (1:1), kombinasi tanah : arang sekam :
kompos (1:1:1), dan kombinasi tanah : arang sekam : pupuk kandang (1:1:1).
Bahan lain yang digunakan yaitu plastik mika, polybag, pupuk NPK (15-15-15)
dan pupuk daun.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu oven kadar air, grinder,
cawan kadar air, pinset, timbangan digital, pisau, wadah, saringan, desikator, gelas
ukur, spatula, kain, cangkul, penggaris, jangka sorong, spidol, gunting, dan alat
pertanian.
Rancangan Percobaan
Penelitian terdiri atas dua percobaan yaitu, percobaan pertama adalah
metode ekstraksi dan media perkecambahan terhadap viabilitas dan vigor benih
markisa ungu. Pada percobaan pertama akan dilakukan penelitian pendahuluan
yaitu untuk menentukan hari pengamatan pertama dan hari pengamatan kedua
dalam uji daya berkecambah. Percobaan kedua adalah jenis media pembibitan
terhadap pertumbuhan bibit markisa.

6
2
2
Percobaan 1: Metode Ekstraksi dan Media Perkecambahan terhadap
Viabilitas Benih Markisa Ungu
Rancangan yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak
(RKLT) dua faktor. Faktor pertama metode ekstraksi, terdiri atas 4 taraf yaitu
kontrol, abu gosok, HCl 10%, dan kapur tohor. Faktor kedua adalah media
perkecambahan, terdiri atas 3 taraf jenis media perkecambahan yaitu pasir, arang
sekam , dan tanah : pasir (v/v). Percobaan terdiri atas 12 kombinasi dan diulang
sebanyak 6 ulangan, sehingga menghasilkan 72 satuan percobaan. Tiap satu
ulangan perkecambahan terdiri atas 100 butir benih dan total benih yang
dibutuhkan sebanyak 7 200 butir benih.
Percobaan 2: Jenis Media Pembibitan terhadap Pertumbuhan Bibit Markisa
Model rancangan yang digunakan pada percobaan kedua adalah rancangan
kelompok lengkap teracak (RKLT) dua faktor. Faktor pertama adalah bibit yang
berasal dari berbagai media perkecambahan dari percobaan sebelumnya terdiri
atas tiga taraf. Faktor kedua adalah media pembibitan yang terdiri atas kombinasi
tanah : arang sekam (1:1), kombinasi tanah: arang sekam: kompos (1:1:1) dan
kombinasi tanah : arang sekam : pupuk kandang (1:1:1). Percobaan terdiri atas 9
kombinasi dan diulang sebanyak 8 ulangan, sehingga terdapat 72 satuan
percobaan. Jumlah bibit total yang digunakan sebanyak 72 bibit.
Model aditif linier yang digunakan pada semua percobaan adalah:


=�+

+

+� +

+�

Keterangan
= respon perlakuan faktor I taraf ke-i, faktor II taraf ke-j dan ulangan

ke-k
=
rataan umum percobaan

= faktor I taraf ke-i (i= 1, 2, dan 3)
= faktor II taraf ke-j (j= 1, 2, 3, dan 4)
= pengaruh interaksi antara faktor I taraf ke-i dan faktor II taraf ke-j
= pengaruh pengelompokan ke-k (k= 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8)

= Pengaruh galat dari faktor I taraf ke-i, faktor II taraf ke-j, dan

ulangan ke-k
Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F), uji
nilai tengah yang digunakan adalah Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada
selang kepercayaan 5%. Analisis data menggunakan software SAS dan STAR.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Pendahuluan
Benih markisa ungu yang digunakan untuk penelitian pendahuluan
merupakan benih yang sama dalam percobaan uji metode ekstraksi dan media
perkecambahan. Benih dikecambahkan berdasarkan jenis metode ekstraksi terdiri

7

atas empat jenis yaitu kontrol, abu gosok, HCl 10%, dan kapur tohor. Benih
dikecambahkan pada berbagai jenis media perkecambahan terdiri atas 3 jenis yaitu
pasir, arang sekam, dan kombinasi tanah dan pasir (1:1). Pengamatan dilakukan
setiap hari dimulai dari hari pertama perkecambahan sampai dengan hari ke-45.
Percobaan 1: Metode Ekstraksi dan Media Perkecambahan terhadap
Viabilitas Benih Markisa Ungu
Buah dibelah pada permukaan kulit untuk menghindari biji terpotong. Biji
marksia ungu dikeluarkan dari buah, sebelum diekstraksi sari buah dipisahkan
terlebih dahulu. Biji yang masih diselimuti aril dibersihkan dengan perlakuan air
(kontrol), abu gosok, HCl 10%, dan kapur tohor. Perlakuan dengan air, biji
dibersihkan sampai aril bersih dari permukaan biji. Perlakuan dengan abu gosok,
biji digosok-gosok permukaannya sampai aril terlepas dan permukaan biji hingga
bersih. Perlakuan dengan kapur tohor, biji direndam selama 30 menit dengan
kapur tohor yang telah dilarutkan sebanyak 20 g L-1. Lalu larutan kapur tohor
dibuang, benih mulai digosok-gosok agar benih lebih bersih dari aril. Perlakuan
dengan HCl 10%, biji direndam selama 20 menit dan diaduk. Setelah biji
direndam dengan HCl 10% lalu biji dibersihkan kembali dari aril yang belum
terlepas dan dibilas sampai bersih menggunakan air.
Biji yang sudah diekstraksi berdasarkan perlakuan dijemur selama 4 jam di
bawah sinar matahari dan dikeringkan selama 6 jam agar kadar air benih turun
hingga 9-12%. Benih diukur kadar airnya menggunakan metode secara langsung
dengan suhu rendah konstan yaitu 103±20C selama 17±1 jam. Jumlah benih yang
digunakan untuk mengukur kadar air sebanyak 5 g. Pengamatan kadar air
dilakukan sebanyak 3 ulangan tiap perlakuan ekstraksi.

Gambar 1

Pelaksanaan percobaan metode ekstraksi dan media perkecambahan
(a) sari buah markisa sebelum diekstraksi, (b) proses ekstraksi, (c)
pembersihan sisa aril, (d) hasil ekstraksi, dan (e) benih
dikecambahkan pada media.

8
2
2
Benih markisa ungu yang akan dikecambahkan direndam terlebih dahulu
selama 15 jam untuk membantu mempercepat proses imbibisi. Benih
dikecambahkan di wadah perkecambahan yang sudah diberi perlakuan media
perkecambahan. Pengamatan dan pemeliharaan dilakukan setiap hari agar kondisi
perkecambahan tetap lembab.
Percobaan 2: Jenis Media Pembibitan terhadap Pertumbuhan Bibit Markisa
Bibit markisa pada 44 HSS dipilah berdasarkan jumlah daun sebanyak 3
helai. Bibit hasil pengamatan sebelumnya dipindah tanamkan ke polybag untuk
dibibitkan. Pada percobaan kedua ini bibit markisa dikelompokan berdasarkan
asal media perkecambahan sebelumnya lalu ditanam pada berbagai kombinasi
media pembibitan sesuai perlakuan. Pembibitan menggunakan polybag ukuran 10
cm × 18 cm diisi dengan kombinasi tanah dan arang sekam (1:1); kombinasi
tanah, arang sekam, dan pupuk kandang (1:1:1); dan kombinasi tanah, arang
sekam, dan kompos (1:1:1). Tiap polybag ditanam satu bibit.
Bibit markisa diamati pertumbuhan dan perkembangannya selama 6 minggu.
Pemeliharaan dilakukan secara rutin yaitu pemupukan menggunakan NPK (15-1515) dua minggu sekali, penyiraman dan pengendalian gulma secara manual.
Pengamatan
Percobaan

Pendahuluan:
Berkecambah

Penentuan

Hari

Pengamatan

Uji

Daya

Penentuan waktu pengamatan berdasarkan kurva kuadratik untuk
bertambahnya persentase kecambah normal yang terjadi setiap hari dengan
menghitung pada Y-max (Sadjad 1994). Penentuan pengamatan hari pertama
dilakukan dengan penentuan jumlah persentase kecambah normal harian tertinggi
secara visual. Penentuan hari pengamatan kedua dilakukan hal yang sama, tetapi
terhadap jumlah kecambah normal secara kumulatif. Pengamatan kedua terjadi
pada persentase kecambah kumulatif maksimum.

A= Kurva persentase
kecambah normal
harian
B= Kurva persentase
kecambah normal
Kumulatif

Gambar 2 Penentuan hari pengamatan pertama dan kedua
Sumber: Sadjad (1994)

9

Percobaan 1: Metode Ekstraksi dan Media Perkecambahan terhadap
Viabilitas Benih Markisa Ungu
1. Daya Berkecambah (DB)
Daya berkecambah berdasarkan persentase kecambah normal pada hitungan
pertama dan kedua. Pengamatan pertama dilakukan pada hari ke-22 setelah semai
dan pengamatan kedua dilakukan pada hari ke-44 setelah semai. Menurut
Copeland dan McDonald (2001) kriteria kecambah normal adalah: (1) akar primer
tumbuh sehat, lurus dan panjang (> 3 cm), (2) adanya akar sekunder bila tidak ada
maka akar primer harus kuat, (3) plumula sehat, (4) hipokotil tumbuh baik, (5)
kotiledon sehat, (6) pertumbuhan akar dan hipokotil lurus. Sedangkan kriteria
kecambah abnormal adalah: (1) akar primer lemah, (2) akar sekunder tidak ada,
(3) plumula lemah, (4) hipokotil lemah, (5) kotiledon rusak. Benih yang tidak
tumbuh hingga akhir pengamatan dianggap mati.
DB % =

∑ kecambah normal I + ∑ kecambah normal II
×
Total benih yang ditanam

%

2. Kecepatan Tumbuh (KCT)

Pengamatan dilakukan setiap hari dari hari ke-1 hingga hari ke-44.
Perhitungan nilai kecepatan tumbuh dilakukan berdasarkan persentase kecambah
normal setiap hari dibagi etmalnya. Rumus yang digunakan:
K CT % etmal

−1

44

=∑
=1

N
t

Keterangan:
K CT = Kecepatan tumbuh
= Persentase kecambah normal setiap waktu pengamatan hari ke-i
N
T
= Waktu pengamatan ke-i (etmal)
i
= Lama waktu pengamatan
3. Potensi Tumbuh Maksimum (PTM)
Potensi tumbuh maksimum mengidentifikasi viabilitas total benih, dihitung
berdasarkan persentase benih yang mampu tumbuh menjadi benih normal maupun
abnormal pada pengamatan hari ke-44.
PTM =

∑ benih yang berkecambah hari ke −
Total benih yang ditanam

×

%

4. Indeks Vigor (IV)

Perhitungan indeks vigor dilakukan berdasarkan persentase kecambah
normal pada hitungan pertama yaitu hari ke-22.
IV % =

∑Kecambah Normal hitungan I
×
Total benih yang ditanam

%

10
2
2
Percobaan 2: Jenis Media Pembibitan terhadap Pertumbuhan Bibit Markisa
1. Jumlah Daun (helai)
Jumlah daun dihitung saat daun membuka sempurna. Daun yang dihitung
yaitu daun yang melekat pada batang utama. Pengamatan jumlah daun mulai
dilakukan pada 0 MSP sampai dengan 6 MSP.
2. Diameter Batang (cm)
Pengukuran diameter dilakukan pada 3 bagian batang yaitu atas, tengah, dan
bawah menggunakan jangka sorong. Pengukuran diameter batang dilakukan pada
saat 0 MSP sampai dengan 6 MSP.
3. Tinggi Bibit (cm)
Pengukuran tinggi batang diukur dari permukaan tanah hingga titik tumbuh
menggunakan penggaris. Mulai dilakukan pengukuran tinggi bibit saat bibit
pindah tanam ke pembibitan 0 MSP sampai dengan 6 MSP.
4. Panjang akar
Akar diukur dari pangkal akar sampai ujung akar menggunakan penggaris.
Pengamatan dilakukan saat kecambah berumur 44 HSS, ketika akan dipindahkan
ke pembibitan. Pengukuran terakhir dilakukan pada 6 MSP.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Hari Pengamatan Uji Daya Berkecambah
Data penentuan hari pengamatan uji daya berkecambah dilakukan selama 45
hari dan menggunakan perlakuan pada percobaan pertama yaitu metode ekstraksi
dan media perkecambahan. Berdasarkan Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 4
dapat ditentukan masing-masing hari pengamatan daya berkecambah benih
markisa ungu dan disimpulkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil rekapitulasi penentuan hari pengamatan uji daya berkecambahan
benih markisa ungu
Waktu pengamatan hari ke∑ KN (%)
ME
MP
I
II
I
I+II
22
45
13.00
31.00
Kontrol Pasir
Arang Sekam
18
45
11.67
46.33
Tanah : Pasir (1:1)
31
45
24.83
33.00
Pasir
30
45
19.33
31.33
Abu
Arang sekam
18
45
9.67
32.83
Gosok
Tanah : Pasir (1:1)
30
43
29.17
37.50
Keterangan: ME = Metode Ekstraksi; MP = Media Perkecambahan; KN = Kecambah Normal

11

Tabel 1 Hasil rekapitulasi penentuan hari pengamatan uji
benih markisa ungu (lanjutan)
Waktu pengamatan hari keME
MP
I
II
HCl
Pasir
30
45
10%
Arang sekam
16
45
Tanah : Pasir (1:1)
30
44
Kapur Pasir
24
45
13
44
Tohor Arang sekam
Tanah : Pasir (1:1)
30
45

daya berkecambahan
∑ KN (%)
I
I+II
19.00
23.17
28.83
56.67
21.83
33.33
8.67
20.83
29.67
60.83
23.00
29.00

Keterangan: ME = Metode Ekstraksi; MP = Media Perkecambahan; KN = Kecambah Normal

Metode ekstraksi dan media perkecambahan memberi respon yang berbedabeda pada proses perkecambahan. Benih berkecambah sangat lama karena benih
markisa ungu memiliki testa yang keras dan tebal, sehingga proses imbibisi benih
lambat dan perombakan cadang makanan untuk pertumbuhan kecambah
terhambat. Hambatan tersebut berpengaruh terhadap waktu perkecambahan benih
yang beragam.
Hari pengamatan daya berkecambah ditentukan pada hari yang sering
muncul pada tiap kombinasi perlakuan (Rahmasyahraini 2008). Hari pengamatan
pertama yang paling sering muncul yaitu hari ke-30 sebanyak 5 kali. Hari
pengamatan kedua yang paling sering muncul yaitu hari ke-45 sebanyak 10 kali.
Hasil dari perhitungan ini belum dapat diajukan sebagai hari pengamatan uji daya
berkecambah markisa ungu, karena nilai daya berkecambah tidak representatif
(