Kondisi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pekerja Pemanenan Hutan Di Iuphhk-Ht Pt. Wirakarya Sakti, Jambi

KONDISI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJA PEMANENAN HUTAN DI IUPHHK-HT PT.
WIRAKARYA SAKTI, JAMBI

SUPRIATNA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSISI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kondisi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pekerja Pemanenan Hutan di IUPHHK-HT PT. Wirakarya
Sakti, Jambi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Supriatna
NIM E14110011

ABSTRAK
SUPRIATNA. Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pekerja
Pemanenan Hutan di IUPHHK-HT PT. Wirakarya Sakti, Jambi. Dibimbing oleh
EFI YULIATI YOVI.
Pekerjaan di bidang kehutanan khususnya pemanenan hutan merupakan
pekerjaan yang tergolong berbahaya. Dengan demikian, aspek perlindungan pada
keselamatan dan kesehatan kerja pekerja kehutanan adalah hal yang penting dan
mendasar. Evaluasi sistem manajemen K3 di tingkat perusahaan perlu dilakukan
untuk mendukung terwujudnya K3 yang lebih baik di sektor kehutanan. Penelitian
ini dimaksudkan menjelaskan kondisi K3, kepuasan kerja, dan gejala kelelahan
kumulatif para pekerja pemanenan hutan di PT. Wirakarya Sakti, Jambi.
Kondisi K3 dan kepuasan kerja dianalisis melalui hasil wawancara pada kuesioner
yang disediakan. Faktor-faktor yang diduga berpotensi mempengaruhi kepuasan
kerja dianalisis menggunakan pengujian hipotesis komparatif Mann-Whitney.
Gejala kelelahan kumulatif dianalisis menggunakan Cumulative Fatigue Symptom

Index (CFSI). Kecelakaan, khususnya kecelakaan ringan dan jatuh dari sepeda
motor merupakan suatu hal yang sering terjadi. Sakit pinggang, nyeri punggung
bawah, dan kaku pada leher atau pundak merupakan keluhan yang banyak
dirasakan. Faktor yang signifikan berpengaruh terhadap kepuasan kerja adalah
tingkat pendidikan dan jenis kontrak kerja. Pekerja pemanenan hutan memiliki
indeks kumulatif gejala kelelahan yang tinggi terutama pada aspek kelelahan fisik.
Kata kunci: kelelahan kumulatif, kepuasan kerja, keselamatan dan kesehatan
kerja,

ABSTRACT
SUPRIATNA. Occupational safety and health conditions of timber harvesting
worker in IUPHHK-HT PT. Wirakarya sakti, Jambi.

Forestry work, especially timber harvesting is classified as heavy work.
Therefore, protection aspect of the safety and health of forestry worker is
important and fundamental. Evaluation of occupational safety and health
management system at the corporate level needs to be done to realize a better
occupational and health conditions in the forestry sector. The objectives of this
research are to explain occupational safety and health conditions, job satisfaction,
and cumulative of fatigue symptom of timber harvesting worker at the PT.

Wirakarya Sakti, Jambi. Occupational safety and health conditions and job
satisfaction were analyzed by the result of interviews on the questionnaire
provided. Potentially factors that affecting job satisfaction were analyzed using
Mann-Whitney comparative hypothesis testing. Cumulative fatigue symptom
were analized using cumulative fatigue symptom index. Accidents, particularly

minor accident and fell from the motorcycle are matter of common. Back pain,
lower back pain, and stiffness in the neck or shoulder are complaint that many
felt. Factors that significantly affect job satisfaction are the level of education and
type of employment contract. Woker of timber harvesting has high cumulative
fatigue symptom index, especially in the aspects of physical fatigue.
Key words: cumulative fatigue, job satisfaction, occupational safety and health

KONDISI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJA PEMANENAN HUTAN DI IUPHHK-HT PT.
WIRAKARYA SAKTI, JAMBI

SUPRIATNA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2015 ini ialah
keselamatan dan kesehatan kerja, dengan judul Kondisi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pekerja Pemanenan Hutan di IUPHHK-HT PT. Wirakarya Sakti,
Jambi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Efi Yuliati Yovi selaku
pembimbing yang telah banyak memberikan saran. Di samping itu, penghargaan

penulis sampaikan kepada pihak dari PT. Wirakarya Sakti yang berperan besar
selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Okta
Chandra Aulia, Mujahidah Silviari Zaenal, Ahmad Iqbal, Kurniawan Danan Jaya,
Faris Ranggawardana, Andri Sepian, Azmi Satri , Zakiyah, Zakiyyatul Maftuhah,
Wahyu, dan Santra Wiraga atas kritik, saran, dan dorongan semangatnya. Tak
lupa, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada, Ibu Etin dan Ayah Dadang
Kurnia serta Nenek Siti atas segala doa, dukungan dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Bogor, Januari 2016
Supriatna

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii


DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

1

Tujuan Penelitian

2


Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

METODE PENELITIAN

3

Lokasi dan Waktu

3

Alat

3


Pemilihan dan Jumlah Responden

3

Pengolahan dan Analisis Data

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Kondisi K3

5

Kepuasan Kerja

9


Gejala Kelelahan Kumulatif

11

Strategi Pengembangan Sistem Manajemen K3

16

SIMPULAN DAN SARAN

18

Simpulan

18

Saran

19


DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

21

RIWAYAT HIDUP

37

DAFTAR TABEL
1 Data personal responden
2 Jenis kecelakaan kerja, near miss accident, dan hari kerja hilang (pilihan

6

berganda)

3
4
5
6
7
8

5

Kesehatan pekerja pemanenan hutan PT. WKS
Kepuasan kerja pekerja pemanenan hutan (pilihan berganda)
Hasil uji Mann-Whitney
Pengelompokan karakteristik CFSI
Saran perbaikan (pilihan berganda)
Penggunaan APD (pilihan berganda)

8
9
10
11
17
17

DAFTAR GAMBAR
1
2

FRA PT. WKS tahun 2013 dan 2014
SRA PT. WKS tahun 2013 dan 2014

7
8

3

Sebaran karakteristik dari indeks komulatif gejala kelelahan pekerja
pemanenan utan di PT. WKS
4 Perbandingan hasil CFSI antara kelompok pekerja berusia < 30 tahun
dengan pekerja berusia ≥ 30 tahun
5 Perbandingan hasil CFSI antara kelompok pekerja lama (≥10 tahun)
dan kelompok pekerja baru (0.05) sehingga H0 diterima.
Kesimpulannya adalah usia bukan merupakan faktor pembeda yang signifikan
terhadap kepuasan kerja.

Lama Kerja
Hasil uji Mann-Whitney untuk peubah lama kerja menunjukkan bahwa lama
kerja bukan merupakan faktor pembeda yang signifikan terhadap kepuasan kerja.
Hal ini ditunjukan dengan p-value yang diperoleh lebih besar dari α (0.217 > 0.05)
Jenis Kontrak Kerja
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney, nilai sig. atau p-value yang diperoleh
untuk variabel jenis kontrak kerja adalah 0.032. Dengan demikian, H0 ditolak.
Artinya jenis kontrak kerja merupakan faktor yang signifikan terhadap kepuasan
kerja. Dengan perbandingan langsung dapat diketahui bahwa pekerja tetap
cenderung puas terhadap pekerjaannya. Jenis kontrak kerja akan berpengaruh
terhadap gaji yang diterima. Pekerja tetap mendapatkan gaji pokok yang tetap dan
pasti setiap bulannya sedangkan pekerja musiman mendapatkan gaji sesuai
dengan target yang dicapai.

11

Tingkat Pendidikan
Hasil uji Mann-Whitney untuk peubah tingkat pendidikan menunjukkan
bahwa peubah tersebut merupakan faktor pembeda yang signifikan terhadap
kepuasan kerja. Hal ini ditunjukkan dengan p-value yang diperoleh lebih kecil
dari α (0.022 > 0.05). Dengan menggunakan perbandingan langsung dapat dilihat
bahwa pekerja dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih puas
terhadap pekerjaannya. Pekerja dengan pendidikan yang lebih tinggi, tentunya
akan mengantarkan pekerja tersebut pada tingkatan pekerjaan yang lebih tinggi
pula.
Berkaitan dengan kepuasan kerja, Yoshimura dan Acar (2004)
mengungkapkan bahwa pendidikan termasuk ke dalam faktor yang sangat
potensial mempengaruhi kepuasan kerja.

Gejala Kelelahan Kumulatif

Kelelahan merupakan gejala awal yang timbul pada suatu keadaan yang
tidak seimbang. Kelelahan juga merupakan gambaran gejala awal yang dapat
menimbulkan masalah K3 (Enrico 2002). Kosugo dan Fuji (2002) dalam
Yoshimura dan Acar (2004) lebih lanjut mengelompokan kelelahan ke dalam tiga
aspek, yaitu aspek fisik, aspek mental, dan aspek sosial. Aspek fisik memuat
karakteristik gejala kelelahan berupa kelelahan umum, kelelahan kronis, dan
gangguan fisik. Aspek mental memuat karakteristik dalam bentuk perasaan
depresi, perasaan gelisah, dan penurunan kekuatan. Aspek sosial memuat
karakteristik gejala kelelahan berupa perasaan mudah marah dan keengganan
bekerja.
CFSI memuat 75 pertanyaan yang dibuat berkaitan dengan analisis
kelelahan kerja. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikelompokan berdasarkan
karakteristiknya. Berikut adalah pengelompokan karakteristik CFSI menurut
Kosugo et al. (1992) dalam Yoshimura dan Acar (2004).

Tabel 6 Pengelompokan karakteristik CFSI
Kelompok
NF 1
NF2-1
NF2-2
NF3

Karakteristik
Penurunan kekuatan
Kelelahan umum
Gangguan fisik
Mudah tersinggung

Kelompok
NF4
NF5-1
NF5-2
NF6

Karakteristik
Keengganan bekerja
Perasaan cemas
Perasaan depresi
Kelelahan kronis

Sumber: Kosugo et al. (1992)

Berdasarkan hasil kuesioner, pekerja pemanenan hutan di PT. WKS banyak
mengalami gejala kelelahan pada aspek fisik. Berikut adalah gambar yang
memperlihatkan perbandingan hasil akumulasi gejala kelelahan pada setiap
karakter.

12

NF 5-2

NF 5-1

30
25
20
15
10
5
0

NF 3

NF 1

NF 2-1

NF 2-2

NF 6
NF 4

Keterangan:
NF2-1, NF22, NF6
adalah kelelahan
fisik.
NF1, NF5-1, NF5-2
adalah kelelahan
mental
NF3, NF4 adalah
kelelahan sosial
Pekrja pemanenan
hutan

Gambar 3 Sebaran karakteristik dari indeks komulatif gejala kelelahan
pekerja pemanenan utan di PT. WKS

Gambar 3 memperlihatkan bahwa NF2-1, NF2-2, dan NF6 memiliki nilai
CFSI yang melebihi 25%. Hal ini mengindikasikan bahwa pekerjaan di bidang
pemanenan hutan menyebabkan kelelahan fisik yang sangat tinggi. Sejalan
dengan yang diutarakan Yovi (2007) bahwasanya pekerjaan kehutanan merupakan
pekerjaan fisik yang berat yang sering melebihi batas kapasitas pekerja hutan,
sehingga berdampak kelelahan pada tubuh pekerja. Keluhan yang banyak terjadi
pada aspek fisik adalah keluhan berupa pegal-pegal pada pundak, sering merasa
pusing (dizzy), terkadang merasa sekujur badan tidak bertenaga, sakit pinggang,
kepala terasa berat, kadang-kadang merasa sakit dan mual, sering merasa letih
ketika bangun di pagi hari, dan akhir-akhir ini merasa lelah di sekujur tubuh.
Gambar 3 juga memperlihatkan aspek kelelahan mental yang cukup tinggi,
khususnya pada NF5-1. Hal ini mengindikasikan adanya perasaan cemas. Keluhan
yang banyak terjadi adalah keinginan untuk menceritakan suatu permasalahan.
Hal ini harus tetap menjadi perhatian. Menurut Ghani (1980) dalam Enrico (2002)
sebenarnya pekerja yang mengalami kelelahan mental masih bisa bekerja efektif
dan sebaliknya, hasil pekerjaannya dibawah pekerjaan normal. Sementara itu,
aspek kelelahan sosial relatif lebih rendah. Hal ini mengindikasikan bahwasanya
lingkungan kerja di PT. WKS relatif baik.
Gejala Kelelahan Berdasarkan Usia
Berikut adalah gambar yang menunjukkan perbandingan hasil CFSI
berdasarkan usia.

13
(%) NF 3
40
NF 5-2

30

NF 2-1

Keterangan:
NF2-1, NF22, NF6
adalah kelelahan
fisik.

20
10
NF 5-1

0

NF1, NF5-1, NF5-2
adalah kelelahan
NF 2-2 mental
NF3, NF4 adalah
kelelahan sosial

NF 1

NF 6
NF 4

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perilaku Pekerja terhadap Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bagian Produksi PT. Gold Coin Indonesia Tahun 2010

27 95 135

Pelaksanaan Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) Dan Sistem Manajemen K3 (Smk3) Dalam Memberikan Perlindungan Dan Meningkatkan Produktivitas Pekerja (Studi Pada Pt.Telkom Divre I Sumatra Dan Pt.Coca-Cola Bottling Indonesia)

18 134 183

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Kegiatan Pemanenan Kayu (Studi Kasus di Areal HTI PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Sektor Tele, Desa Hutagalung, Kecamatan Harian Boho, Kabupaten Samosir, Propinsi Sumatera Utara)

6 56 59

Analisis K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dalam kegiatan pemanenan hutan di HPHTI PT.Musi Hutan Persada (MHP) Propinsi Sumatera Selatan

1 9 74

Limbah Pemanenan Kayu dan Faktor Ekploitasi di IUPHHK-HT PT. Wirakarya Sakti Provinsi Jambi

0 6 32

Optimalisasi Peralatan Pemanenan Kayu pada Hutan Tanaman Industri di IUPHHK-HT PTWirakarya Sakti, Provinsi Jambi

4 17 28

Laju Infiltrasi Air pada Jalur Sarad Skidder dan Bulldozer di IUPHHK-HT PT Wirakarya Sakti Provinsi Jambi

0 8 33

Kondisi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pekerja Kehutanan Di Iuphhk-Ha Pt. Carus Indonesia, Kalimantan Tengah

0 8 49

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS PEKERJA.

0 6 13

KAJIAN KELENGKAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PEKERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA KAJIAN KELENGKAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PEKERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA.

0 2 13