BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit Sistem Informasi
Sistem merupakan suatu entity yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem yang relevan dengan tugas
akuntansi adalah Computer Based System, yang dapat diartikan terintegrasinya peralatan, program, data dan prosedur untuk menjalankan satu tugas pada suatu
komputer.
Menurut Masjono Mukhtar 1999:2 sistem informasi dapat diartikan sebagai berikut :
Suatu pengorganisasian peralatan untuk mengumpulkan, menginput, memproses, menyimpan, mengatur, mengontrol, dan melaporkan
informasi untuk mencapai perusahaan
Sistem informasi sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu sistem informasi manajemen dan sistem informasi Akuntansi. Sistem informasi manajemen
memproses transaksi non financial, yang secara normal tidak diproses oleh sistem informasi akuntansi. Sedangkan sistem informasi akuntansi memproses transaksi
financial dan transaksi non financial yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi financial.
Sistem informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi manajemen yang menangani proses transaksi dan data-data keuangan lainnya. Sering
digunakan untuk bisnis dan biasanya digunakan untuk memproses transaksi. Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi
akuntansi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : secara manual dan dengan
bantuan komputer. Sistem informasi yang baik harus memiliki pengendalian yang bertujuan untuk menghindari kesalahan, kecurangan maupun penyelewengan yang
mungkin terjadi. Audit secara umum dapat diartikan sebagai proses yang sistematis dan
memiliki objektif yang ditujukan adalah untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi dan kejadian yang
meyakinkan hubungannya dengan hasil yang diinginkan pemakai. Menurut Hall pengertian audit berikut ini cocok untuk external auditing,
internal auditing, dan IT auditing 2002 :21 Auditing is a systematic process ofobjectively obtaining and evaluating
evidence regarding assertions about economic actions and events to acertain the degree of correspondence between those assertions and
established criteria and communicating theb results to interested users Tujuan Audit sistem informasi untuk mereview dan mengevaluasi
pengawasan internal yang digunakan untuk menjaga keamanan dan memeriksa tingkat kepercayaan sistem informasi serta mereview operasional sistem aplikasi.
Di dalam bukunya Information Systems Control and Audit Weber 1999 : 10 Weber mendefinisikan Audit Sistem informasi adalah sebagai
Information systems auditing is the process of collecting and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards assets,
maintains data integrity, allows organizational goals to be achieved effectively, and uses resources efficiently.
Berdasarkan definisi audit sistem informasi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sekurang-kurangnya terdapat 4 empat tujuan audit sistem informasi, yaitu
Mengamankan aset, aset aktiva yang berhubungan dengan instalasi sistem
informasi mencakup: perangkat keras hardware, perangkat lunak software, manusia people, file data, dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung
lainnya. Sama halnya dengan aktiva-aktiva yang lain, maka aktiva ini juga perlu dilindungi dengan memasang pengendalian internal. Perangkat keras dapat rusak
karena unsur kejahatan atau sebab-sebab lain. Perangkat lunak dan isi file data dapat dicuri. Peralatan pendukung dapat digunakan untuk tujuan yang tidak
diotorisasi.
Menjaga integritas data, integritas data merupakan konsep dasar audit sistem
informasi. Integritas data berarti data memiliki atribut: kelengkapan, baik dan dipercaya, kemurnian, dan ketelitian. Tanpa menjaga integritas data, organisasi
tidak dapat memperlihatkan potret dirinya dengan benar atau kejadian yang ada tidak terungkap seperti apa adanya. Akibatnya, keputusan maupun langkah-
langkah penting di organisasi salah sasaran karena tidak didukung dengan data yang benar. Meskipun demikian, perlu juga disadari bahwa menjaga integritas
data tidak terlepas dari pengorbanan biaya. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga integritas data, dengan konsekuensi akan ada biaya prosedur pengendalian yang
dikeluarkan harus sepadan dengan manfaat yang diharapkan.
Menjaga efektivitas sistem, sistem informasi dikatakan efektif hanya jika sistem
tersebut dapat mencapai tujuannya. Untuk menilai efektivitas sistem, perlu upaya untuk mengetahui kebutuhan pengguna sistem tersebut user. Selanjutnya, untuk
menilai apakah sistem menghasilkan laporan atau informasi yang bermanfaat bagi user misal pengambil keputusan, auditor perlu mengetahui karakteristik user
berikut proses pengambilan keputusannya Biasanya audit efektivitas sistem dilakukan setelah suatu sistem berjalan beberapa waktu. Manajemen dapat
meminta auditor untuk melakukan post audit guna menentukan sejauh mana
sistem telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini akan memberikan masukan bagi pengambil keputusan apakah kinerja sistem layak dipertahankan,
harus ditingkatkan atau perlu dimodifikasi, atau sistem sudah usang, sehingga
harus ditinggalkan dan dicari penggantinya. Audit efektivitas sistem dapat juga
dilaksanakan pada tahap perencanaan sistem system design. Hal ini dapat terjadi jika desainer sistem mengalami kesulitan untuk mengetahui kebutuhan user,
karena user sulit mengungkapkan atau mendeskripsikan kebutuhannya. Jika sistem bersifat komplek dan besar biaya penerapannya, manajemen dapat
mengambil sikap agar sistem dievaluasi terlebih dahulu oleh pihak yang independen untuk mengetahui apakah rancangan sistem sudah sesuai dengan
kebutuhan user. Melihat kondisi seperti ini, auditor perlu mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi sistem dengan berfokus pada kebutuhan dan
kepentingan manajemen.
Mencapai efisiensi sumberdaya, suatu sistem sebagai fasilitas pemrosesan
informasi dikatakan efisien jika ia menggunakan sumberdaya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, sistem
informasi menggunakan berbagai sumberdaya, seperti mesin, dan segala perlengkapannya, perangkat lunak, sarana komunikasi dan tenaga kerja yang
mengoperasikan sistem tersebut. Sumberdaya seperti ini biasanya sangat terbatas adanya. Oleh karena itu, beberapa kandidat sistem system alternatif harus
berkompetisi untuk memberdayakan sumberdaya yang ada tersebut.
Pertanyaan seputar efisiensi sistem memang tidak mudah dijawab, bahkan sering terjadi bahwa jawaban yang muncul pun tidak jelas dan terlihat kabur. Efisiensi
sistem aplikasi tertentu tidak dapat dipertimbangkan terpisah dari sistem aplikasi lainnya. Masalah sub-optimalisasi muncul apabila suatu sistem dioptimalkan
dengan pengorbanan sistem lain. Misalnya dengan meminimalkan waktu penggunaan sistem tertentu berarti mendedikasikan sebuah layanan komunikasi
channel kepada sistem yang lain. Akan tetapi, biasanya sistem yang ada memang tidak dapat menggunakan channel secara penuh, sehingga terjadi
pemakaian sumberdaya yang menganggur sebab tidak ada sistem lain yang diharapkan dapat menggunakan kelebihan sumberdaya tersebut.
Audit sistem informasi asecara umum juga dapat didefinisikan sebagai suatu fungsi yang telah dikembangkan untuk menilai apakah sistem komputer
telah menjaga aset, integritas data, dan melaksanakan tujuan dari organisasi yang hendak dicapai, yaitu efektifitas dan efisiensi. Tujuan ini penting bagi individu
baik yang bekerja di dalam maupun di luar organisasi. Untuk menghadapi kompleksitas dari audit sistem informasi, sistem dibagi ke dalam subsystem, untuk
dinilai dan kemudian menentukan dampak dari tingkat reliabilitas dari masing- masing subsystem untuk keseluruhan reliabilitas dari sistem. Selama
melaksanakan audit sistem informasi, ada beberapa risiko dimana prosedur audit akan gagal untuk mendeteksi kerugian yang material atau rekening yang salah
saji, jika ada. Resiko ini adalah fungsi dari 3 faktor Hall 2002 : 21.
1.Inherent Risk 2.Control Risk
3. Detection Risk
Inherent Risk is associated with the unique characteristic of the business or industry of the client. Firms in declining industries have greater inherent
risk than firms in stable or thriving industries. Control risk is the likehood that the control structure is flawed because
contrlls are either absent or inadequate to prevent or detect errors in the accounts.to illustrate control risk, consider the following partial customer
sales record, which is processed by the sakes order system.
Quantity Unit Price
Total
10 units 20
2.000 Detection risk is the risk that auditors are willing to take the errors not
detected or prevented by the control structure will also not be detected by the auditor.
Karena auditor tidak dapat mempengaruhi inherent risk atau control risk, maka mereka mengatur sifat dasar dan tingkat prosedur audit yang mereka gunakan
untuk mempengaruhi detection risk dan keseluruhan tingkat risiko audit. Jika menjalankan audit sistem informasi secara komplit, pemeriksa harus
berusaha untuk memenuhi setiap objektif berikut ini M.Mukhtar 1999 : 125 1.
untuk menemukan bahwa sistem keamanan yang ada berfungsi dengan baik untuk memperoleh peralatan, program, file data, dari pemakaian,
perubahan oleh yang tidak berhak
2. untuk menemukan bahwa desain dan impplementasi program aplikasi
sesuai dengan spesifikasi dan otorisasi manajemen. 3.
untuk menemukan bahwa semua modifikasi program aplikasi memiliki otorisasi dan persetujuan manajemen.
4. untuk menemukan bahwa akurasi dan integrasi proses transaksi, file,
laporan, dan record-record lainnya. 5.
untuk menemukan bahwa sumber data program aplikasi yang tidak akurat dan mengidentifikasikan serta mencocokkannya dengan kebiksanaan
manajemen.
6. untuk menemukan apakah ada usaha untuk memenuhi syarat akurasi
proses data, kelengkapan data serta tingkat kerahasiaan file data.
B.Perencanaan Audit
Tujuan dari perencanaan dari perencanaan audit ini adalah untuk menentukan mengapa, bagaimana, dan kapan pemeriksaan akan dilakukan dan siapa yang akan
melakukan pemeriksaan.
Menurut M.Mukhtar 1999:121 Tahap pertama dari perencanaan ini adalah penentuan objektif dari pemeriksaan,
hal ini tergantung dari siapa yang akan memeriksa dan jenis pemeriksaanapa serta tingkat kepuasan yang hendak dicapai.
Ketika perencanaan pemeriksaan sudah dilakukan perlu dibentuk team pemeriksa yang terdiri dari orang-orang yang berpengalaman dan hal dalam
pemeriksaan serta anggota team pemeriksaan harus melakukan pengenalan terhadap system yang hendak diperiksa. Hal ini dapat dilakukan dengan
mendiskusikannya dengan supervisor perusahaan dan personel yang menjalankan system.
Bagian akhir dari perencanaan ini adalah pemeriksa harus menyiapkan program pemeriksaan yang bisa menggambarkan batas, dan jadwal audit
khusus dan prosedur untuk mencapai objektif pemeriksaaan serta meminimumkan resiko. Dalam perencanaan ini juga harus disiapkan waktu,
anggaran, staf, dan anggota team yang akan melakukan pemeriksaan.
Menurut Weber Ada 5 langkah utama dalam melakukan audit 1. Perencanaan audit, dimana auditor mencoba untuk memperoleh pemahaman
dari pengendalian internal yang digunakan dalam operasi. 2. Pengujian pengendalian, dimana auditor melakukan pengujian terhadap
pengendalian yang penting apakah mereka telah beroperasi secara efektif 3. Pengujian transaksi, dimana auditor melakukan pengujian substantif untuk
menilai apakah kerugian yang material atau rekening salah saji, dan telah terjadi
4. Pengujian keseimbangan atau hasil keseluruhan, dimana auditor mencari untuk memperoleh bukti yang cukup untuk membuat penilaian terakhir atas
tingkat kerugian atau rekening salah saji yang telah terjadi atau mungkin terjadi.
5. Melengkapi audit, dimana auditor memberikan opini apakah kerugian yang material atau rekening salah saji telah terjadi atau mungkin terjadi.
Selama fase pengujian pengendalian, satu keputusan penting yang dibuat auditor adalah apakah pengujian pengendalian dilakukan dengan audit di sekitar
komputer atau audit melalui komputer. Mereka mungkin melakukan audit di sekitar komputer jika sistem aplikasi yang digunakan sederhana, inherent risk
rendah, dan reliabilitas dari pemosesan sistem internal dapat dengan mudah diduga. Namun mereka harus melakukan audit melalui komputer jika sistem
aplikasi dan inherent nsk tinggi dan sulit untuk menduga pemrosesan intemal yang dilakukan oleh sistem.
Ada 3 cara yang dapat digunakan oleh auditor dalam melaksanakan prosedur audit dengan menggunakan komputer :
1. Memproses data pengujian auditor pada sistem komputer klien sebagai
bagian dari pengujian pengendalian. 2.
Menguji pembukuan yang diselenggarakan komputer sebagai sarana untuk melakukan verifikasi atas laporan keuangan klien , dan
3. Menggunakan komputer untuk melaksanakan tugas audit yang terpisah
dari catatan klien.
Gambar 2. 1 Perencanaan Audit Perancangan Pendekatan Audit
C. Audit Sistem Komputer
Komputerisasi mempunyai dampak yang besar terhadap prosedur dan teknik auditing. Pelaksanaan semua audit dilandasi standar yang menyangkut
profesionalisme yang dibutuhkan. Oleh karena itu, pelaksanaan audit sistem Perencanaan Awal
Mendapatkan Informasi Dasar
Mendapatkan Inforamasi Mengenai Kewajiban Hukum Klien
Menilai Materialitas resiko audit, resiko bisnis dan resiko internal
melekat
Memahami Struktur Pengendalian Internal Menetapkan resiko
Mengembangkan Keseluruhan Rencana Program Audit
komputer tidak dapat menghilangkan kebutuhan akan pengalaman dan penilaian
profesional auditor.
C. 1. Audit PDE Auditing PDE adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti untuk
menentukan apakah sistem komputer perusahaan mampu mengamankan harta, memelihara kebenaran data, mampu mencapai tujuan perusahaan secara efektif,
dan menggunakan aktiva perusahaan secara tepat.
Tabel 2.1 Perbedaan Sistem Komputer dan Sistem Manual
SEGI SISTEM KOMPUTER
SISTEM MANUAL
1. Visibility a Dokumen tidak dapat
dilihat. b Proses langsung masuk
komputer dan otomatis mempengaruhi laporan
c Secara serentak memenuhi beberapa tujuan.
a Dapat dilihat b Dicatat dan tidak
otomatis mempengaruhi laporan keuangan.
c Tidak secara serentak
2. Sarana dan Fasilitas a Lebih banyak dan lebih
cepat a Sedikit dan lebih lama
3. Personalia a Ahli bidang komputer
a Tidak diperlukan 4. Pemisahan Tugas
a Pengumpulan dan Pemrosesan data
a Tidak dipisahkan
Sumber:
http:www.bogor.netidkfidkf-1ekonomipengendalian-interen-dan-audit-sistem- informasi-04-2000.rtf
.
Tiga pendekatan kunci metode auditing berdasarkan komputer EDP Auditing adalah auditing di sekitar komputer, audit around computer auditing melalui
computer audit through computer dan auditing dengan computer audit with computer. Cara yang digunakan dalam EDP auditing adalah data uji, pengujian
terpadu, simulasi paralel, teknik modul audit terpasang dan audit dengan bantuan mikrokomputer.
C. 2.Auditing dalam lingkungan data elektronik.
Suatu lingkungan pengolahan data elektronik PDE adalah bila suatu komputer dengan tipe atau ukuran apapun digunakan dalam pengolahan informasi
keuangan suatu perusahaan yang signifikan bagi audit, terlepas apakah komputer tersebut dioperasikan oleh perusahaan yang bersangkutan atau oleh pihak
ketiga Tujuan dan Lingkup Audit secara keseluruhan tidak mengalami perubahan dalam lingkungan pengolahan data elektronik. Akan tetapi penggunaan suatu
komputer dapat mengubah pengolahan dan penyimpanan informasi keuangan dan dapat berdampak terhadap organisasi dan prosedur yang digunakan oleh
perusahaan dalam mencapai pengendalian intern yang memadai. Oleh karena itu, prosedur yang digunakan oleh auditor dalam memperoleh pemahaman dan
melakukan pengujian pengendalian atas sistem akuntansi dan pengendalian intern yang berkaitan dengan serta sifat, saat, dan luas prosedur audit lainnya
dapat dipengaruhi oleh lingkungan data elektronik
C.3 Keahlian dan Kompetensi Auditor dalam audit PDE
Jika auditor melaksanakan auditnya dalam pengolahan data elektronik, maka ia harus memiliki pemahaman yang cukup mengenai perangkat keras,
perangkat lunak dan sistem pengolahan data dengan komputer untuk merencanakan penugasan dan ia harus memahami bagaimana dampak pengolahan
data elektronik terhadap prosedur yang digunakan oleh auditor dalam memperoleh pemahaman dan melakukan proses audit, termasuk penggunaan teknik teknik
berbantuan komputer TABK. Auditor harus memiliki pengetahuan pengolahan data elektronik yang memadai untuk menerapkan prosedur audit Dalam
pelaksanaan auditnya tergantung atas pendekatan audit yang digunakan yaitu audit around computer, audit through computer atau audit with computer.
Audit Around Computer
Dalam pendekatan audit disekitar komputer, auditor dapat melangkah kepada perumusan pendapat dengan hanya menelaah struktur pengendalian dan
melaksanakan pengujian transaksi dan prosedur verifikasi saldo perkiraan dengan cara yang sama seperti dalam sistem bukan PDE. Auditor tidak melakukan upaya
untuk menguji pengendalian PDE kilen, tetapi terhadap input serta output sistem aplikasi. Dari penilaian terhadap kualitas input dan output sistem aplikasi ini ,
auditor dapat mengambil kesimpulan tentang kualitas pemrosesan data yang dilakukan klien. Oleh karena itu auditor harus dapat mengakses ke dokumen
sumber yang cukup dan daftar keluaran output yang terinci dalam bentuk yang dapat dibaca. Kuncinya adalah penelusuran transaksi terpilih mulai dari dokumen
sumber sampai ke perkiraan dan laporan keuangan. Untuk menerapkan metode
ini, pertama auditor meninjau dan menguji pengendalian masukan input control, kemudian menghitung hasil yang diharapkan dari pemrosesan transaksi yang
terpilih lalu auditor membandingkan hasil sesungguhnya seperti yang tampak dalam laporan ikhtisar saldo perkiraan, dengan hasil yang dihitung secara manual.
Audit Through Computer
Pendekatan ini banyak digunakan dalam audit PDE. Auditor menggunakan komputer untuk menguji logic dan pengendalian yang ada dalam komputer dan
catatan yang dihasilkan oleh komputer. Besar kecilnya penggunaan peranan komputer dalam audit tergantung pada kompleksitas dari sistem komputer
perusahaan yang diaudit. Penggunaannya dapat sederhana atau lebih rumit. Dalam pendekatan ini fokus perhatian auditor langsung pada operasi pemrosesan di
dalam sistem komputer.
Pendekatan sistem melalui komputer cocok dalam kondisi :
1. Sistem aplikasi memroses input yang cukup besar dan menghasilkan
output yang cukup besar pula, sehingga memperluas audit untuk meneliti keabsahannya.
2. Bagian penting dari struktur pengendalian intern perusahaan terdapat di
dalam komputer yang digunakan. 3.
Sistem logika komputer sangat kompleks dan memiliki banyak failitas pendukung
4. Adanya jurang yang besar dalam melaksanakan audit secara visual,
sehingga memerlukan pertimbangan antara biaya dan manfaatnya.
Audit With Computer
Pada pendekatan ini audit dilakukan dengan menggunakan komputer dan software untuk mengotomatisasi prosedur pelaksanan audit . Pendekatan ini dapat
menggunakan beberapa Computer Assisted Audir Techniques sebagai berikut : Sistem Control Audit Reviw File SCARF, snapshot pemotretan cepat.
Pendekatan audit dengan bantuan komputer merupakan cara audit dengan bantuan komputer, yang sangat bermanfaat selama pengujian substantif ats file
dan record perusahaan. Software audit yang digunakan merupakan program komputer yang digunakan oleh auditor untuk membantu pengujian dan evaluasi
keandalan record dan file perusahaan.
Software audit yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua golongan : 1.
Perangkat lunak audit terspesialisasi SAS specialized audit software 2.
Perangkat lunak auidit tergeneralisasi GAS generalized audit software
Menurut Mukhtar 1999:117 Beberapa tahun yang lalu pemeriksa menjalankan pemeriksaan melalui hasil
cetakan yang dihasilkan oleh sistem komputer. Pendekatan ini dikenal dengan nama pemeriksaan sekitar komputer audit around computer.
Asumsi yang digunakan pada pendekatan ini adalah jika sample dari output sistem komputer merupakan hasil dari suatu input maka prosesnya akan
dapat dipercaya. Pendekatan ini digunakan 20-30 tahun yang lalu dimana pengetahuan pemeriksa terhadap SIBK masih ketinggalan. Namun sejalan
dengan meningkatnya tingkat kesulitan mengaplikasikan sistem ini dan penghilangan jejak-jejak pemeriksaan oleh sistem computer maka digunakan
cara lain yaitu pemeriksaan melalui computer audit through computer yang menggunakan computer pemeriksaan dan control akurasi sistem
output.
C.3 Teknik – Teknik Audit Teknik data uji digunakan dalam pelaksanaan prosedur audit dengan cara
memasukan data misalnya suatu contoh transaksi ke dalam sistem komputer
klien, dan membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil yang telah ditentukan sebelumnya.
Contoh penggunaan teknik data uji : Data uji digunakan untuk menguji pengendalian khusus dalam program komputer,
seperti on -line password dan pengendalian akses data. •
Transaksi uji yang dipilih dari transaksi yang telah diproses atau telah dibuat sebelumnya auditor untuk menguji karakteristik pengolahan
tertentu yang dilakukan klien dengan sistem komputernya. Transaksi ini umumnya diolah secara terpisah dari pengolahan normal yang dilakukan
oleh klien. Jika data uji diolah dengan pengolahan normal perusahaan, auditor harus mendapatkan keyakinan bahwa transaksi uji kemudian
dihapus dari catatan akuntansi perusahaan. •
Transaksi uji yang digunakan dalam suatu pengujian terpadu dengan cara menciptakan DUMMY UNIT unit tiruan seperti departemen atau
karyawan untuk mem-posting transaksi uji ke dalam DUMMY UNIT tersebut dalam siklus pengolahan normal perusahaan.
Tujuan dan lingkup suatu audit tidak berubah bila audit dilaksanakan dalam suatu lingkungan pengolahan data elektronik. Akan tetapi penerapan prosedur audit
mungkin mengharuskan seorang auditor untuk mempertimbangkan teknik-teknik yang menggunakan komputer sebagai suatu alat audit. Bebagai macam
penggunaan komputer dalam audit disebut dengan istilah TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER TABK atau COMPUTER ASSISTED AUDIT
TECHNIQUES CAATs.
Melalui CAATs Auditors dapat membuat penggunaan yang lebih luas dari alat-alat ini untuk mengumpulkan data-data akuntansi untuk menguji
pengendalian aplikasi dan menampilkan pengujian yang sesungguhnya. Teknik – teknik audit terdiri atas :
Data Structures
Data structure mempunyai 2 komponen yang fundamental yaitu organisasi metode aksses. Organisasi berhubungan dengan jalan dimana catatan-catatan
dikumpulkan secara fisik dalam alat penyimpanan tambahan, baik secara terurut maupun acak . Data-data catatan-catatan yang bersambunganberurutan disimpan
dalam lokasi yang berdampingan dalam area yang spesifik pada sebuah disk. Data yang secara acak disimpan tanpa mempunyai hubungan yang spesifik dengan data
yang lain dalam file yang sama. Metode aksses adalah penggunaan teknik-teknik untuk meletakkan data-data atau
catatan-catatan dan untuk melindungi seluruh database dan file. Pada umumnya data dapat diklasifikasikan sebagai salsah satu dari akses langsung atau akses
yang berurutan.
Embedded Audit Mobile
Objek dari embedded audit mobile EAM adalah unttk mengidentifikasikan transaksi-transaksi penting ketika mereka sedang diproses
juga kopian kutipan dalam waktu yang tepat. EAM adalah tambahan modul program spesial dalam pengumpulan aplikasi untuk
penentuan awal tipe-tipe transaksi analisis berkesinambungan. Sebagai bagian dari transaksi yang dipilih, diproses oleh kumpulan-kumpulan
aplikasi, salinan dari transaksi tersebut disimpan dalam file audit untuk direview
secara keseluruhan pendekatan. EAM mengijinkan transaksi yang diseleksi untuk ditempatkan pada awal periode audit dan transaksi tersebut tersedia bagi auditor
kapan saja, pada akhir periode atau selama masa periode. Untuk menentukan data, auditor menspesifikasikan EAM menjadi parameter dan
material awal dari transaski yang akan ditentukan.
Generalized Audit Software
GAS adalah CAATs yang paling sering digunakan untuk audit EDP. GAS memudahkan auditor unetuk mengakses code data file-file secara elektronik dan
menampilkan berbagai variasi operasi secara bebas. Kepopuleran GAS didasarkan atas 4 faktor :
1. Bahasa GAS sanagt mudah digunakan dan hanya memerlukan sedikit
keahlian computer bagi auditor. 2.
Banyak GAS dapat digunakan baik oleh kerangka utama amupun sistem PC
3. Auditor dapat menampilkan test independen dari staff komputer kliennya.
4. Gas dapat digunakan untuk mengaudit penyimpanan data di banyak
struktur file dan format-format. Menurut Hall 2002 : 274
Generalized Audit Software GAS is the most widely used CAATT for EDP auditing. GAS allows auditors to access electronically coded
data files and perform various operztions on their contents. Some of the more common usus for GAS include :
1. footing and balancing entire files or selected data items 2. selecting and erporting detailed data contained in files
3. formatting results of tests into reports 4. printing confirmations in either standardized or special wording
5. screening data and selectively including or excluding items 6. recalculating data fields
ACL Software
Pada masa lalu KAP telah membangun berbagai versi dari GAS dimana mereka digunakan untuk mengaudit klien mereka. Akhir-akhir ini perusahaan
software telah berperan bagi pasar ini. Diantara mereka, ACLlah yang terdepan dalam industri ini, ACL didisain menggunakan bahasa standar auditor untuk
mengakses data yang tersimpan secara elektronik. Faktanya, banyak dari program aosisasi dari pengaksessan struktur data kompleks telah dipecahkan oleh Open
Data Base Conectivity ODBC ACL. Edisi pelajar ACL bersama dengan sampel file-file data dan juga istruksi manual tersimpan dalam CD, menyertai text ini.
Pengingat dari bagian-bagian ACL lebih dalam hal-hal yang utama. Pada bagian selanjutnya bagian ini dan bagian utama lainnya didemonstrasikan dalam konteks
prosedur audit yang spesifik. Untuk penjelasan tambahan ACL ditujukan kepada instruksi manual dan bantuan utama yang langsung.
D. Siklus Pendapatan.
Siklus proses transaksi mulai dari pengumpulan data transaksi dan berakhir dengan informasi dalam bentuk laporan keuangan. Pada jenis bisnis
tertentu volume transaksi tiap harinya bisa mencapai ribuan transaksi namun kesemua transaksi ini dapat dikelompokkan pada lima siklus bisnis. Tabel
berikut ini akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai lima komponen siklus bisnis.
Tabel 2.2 Elemen Siklus Bisnis
Cycle Elemen
Revenue Procurement Production
Personel Financial
Transacti on
Sales Purchases
Assembly Empoyee
Service Rendered
Cash Receipt
and Disbursem
ent
Sources Documen
t Invoices
Purchase requisition
Purchases Order
Employee Time Card
Jurnal Voucher
Transacti on File
Sale Journal
Purchase Journal
Job Time Record
Payroll Transactio
n General
Journal
File Maser
Account Receivable
Inventory Ledger
Work in Process File
Payroll File
General Ledger
Reort Sales
Analisys Vendor
Performance Production
Cost Summary
Payroll Registered
Trial Balance
Output Documen
t Customer
Statement Purchases
Order Quality
Inspection Record
Employee Payback
Disbursme nt Check
Ouery Response
Customer Balance
Order Status Purchases
Job Status Employee
Qualificati on
Account Status
Sumber : Ali Masjono Mukhtar 1999
Siklus Pendapatan mencakup transaksi penjualan dan transaksi penerimaan tunai. Dalam transaksi penjualan, pesanan barang atau jasa dari
pelanggan menghasilkan faktur penjualan, kemudian pesanan dikirim kepada pelanggan. Dalam transaksi penerimaan tunai, uang atau cek diterima dari
pelanggan. Jika penjualan dilakukan secara kredit, nilai penjualan dimasukkan ke dalam pos piutang, sampai pembayaran diterima.
D. 1 Audit Terhadap Siklus Pendapatan
Audit Terhadap Siklus pendapatan tujuan umumnya adalah untuk mengevaluasi apakah saldo perkiraan yang mempengaruhi siklus tersebut di
sajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Berikut ini perkiraan umum yang mempengaruhi siklus pendapatan.
Gambar 2.2 Siklus Transaksi
Menurut M.Mukhtar 1999:23 langkah-langkah dalam siklus transaksi pendapatan adalah
Langkah pertama dalam siklus ini adalah pengumpulan data dari setiap transsksi yang terjadi. transaksi yang paling sering pada siklus pedapatan
adalah penjualan, apakah penjualan kredit atau tunai, dalam hal ini termasuk transaksi retur dan potongan penjualan. Untuk memudahkan pencatatan
transaksi ini bisa digunakan cash registered yang bisa mengumpulkan data penjualan, mencetak tanda pembelian receipt, untuk pelanggan. Cash
registered
ini juga bisa dihubungkan dengan komputer untuk
mengumpulkan data mengenai pelanggan, nama, alamat, barang yang dijual, harga serta batasan kredit yang bisa diberikan.
Langkah kedua adalah memproses transaksi untuk melakukan kontrol tertentu. Perusahaan ingin data yang dikumpulkan adalah benar dan lengkap.
Pengumpulan Data Transaksi
Melakukan prosedur pengawasan
Mencatat transaksi di jurnal
Posting dari jurnal ke buku besar
Menyiapkan laporan keuangan
Untuk itu perlu sistem dan prosedur meyakinkan bahwa seseorang pelanggan tidak melebihi jumlah kredit maksimum.
Langkah ketiga adalah mencatat setiap transaski kedalam suatu jurnal yang dicatat setiap terjadi transaski. Transaksi ini dicatat pada jurnal umum untuk
transaksi yang jarang terjadi dan menggunakan jurnal khusus untuk transaksi yang sering terjadi dan berulang-ulang.
Langkah keempat adalah memposting jurnal ke buku besar, buku besar mengandung informasi detil mengenai saldo untuk transaksi-transaksi
sejenis. Jika buku besar tidak bisa menampung informasi yang ada maka diperlukan buku besar pembantu untuk mencatat transaksi lebih detil lagi.
Langkah terakhir adalah menyiapkan suatu bentuk laporan keuangan, neraca, laporan rugi laba, dan laporan modal. Laporan yang dibuat tidak
hanya terbatas laporan-laporan tadi tetapi juga termasuk laporan utang, piutang, penjualan serta pembelian serta laporan persediaan barang.
Berikut perkiraan yang mempengaruhi siklus pendapatan 1. Penjualan
2. Piutang dagang 3. Cadangan Kerugian piutang
4. Kerugian Piutang 5. Kas Bank
6. Potongan Penjualan 7. Retur Penjualan.
D.2 Pemahaman Terhadap Pengendalian Siklus Pendapatan D.2.1. Aspek Lingkungan Pengendalian
Yang harus dilakukan Oleh Auditor : •
Mempelajari Bagan Struktur Organisasi •
Melakukan wawancara terhadap pejabat perusahaan •
Melakukan Observasi terhadap karyawan •
Mempelajari kebijakan manajemen untuk karyawan . dll
D.2.2. Sistem Informasi Akuntansi Auditor harus tahu :
• Tahu sistem informasi akuntansi yang membentuk siklus pendapatan
• Tahu metode pengolahan Data klien
• Tahu Dokumen kunci yang digunakan
• Tahu Catatan Akuntansi yang digunakan
D.2.3. Prosedur Pengendalian Auditor Harus tahu Pengendalian apa yang sudah diterapkan oleh perusahaan,
apakah : •
Ada otorisasi yang layak ? •
Ada pemisahan tugas dan tanggung jawab ? •
Ada dokumen dan catatan ? •
Ada internal audit ?
E. Pengendalian Sistem Siklus Pendapatan.
Jika pengujian pengendalian atas proses pendapatan telah dilakukan, auditor menetapkan tingkat resiko pengendalian. Jika hasil pengujian
pengendalian mendukung tingkat resiko pengendalian yang direncanakan, auditor melaksanakan prosedur subtantif yang telah direncanakan untuk saldo akun yang
berhubungan dengan proses pendapatan E.1 Pengendalian sistem aplikasi.
Pengendalian ini untuk memberikan keyakinan bahwa : 1 Pengujian, penggantian, implementasi dan dokumentasi dari sistem yang
baru atau yang diperbaiki
2 Perubahan terhadap sistem dokumentasi 3 Akses terhadap sistem aplikasi
4 Pembelian sistem aplikasi dari pihak ketiga. E.2 Pengendalian terhadap operasi komputer.
Pengendalian ini untuk memberikan keyakinan bahwa : 1 komputer hanya digunakan petugas yang telah diotorisasi,
2 sistem komputer hanya digunakan untuk maskud yang telah ditentukan, 3 hanya program tertentu yang dipakai dan
4 kesalahan-kesalahan suatu proses telah dicari dan dikoreksi. E.3.Pengendalian pada sistem software.
Pengendalian ini didesain untuk memberikan keyakinan bahwa sistem yang dibeli atau dibuat telah dilaksanakan sesuai dengan otorisasi dan
dilaksanakan secara efisien. Pengendalian ini meliputi : otorisasi, penjamahan, pengujian, penerapan, dan dokumentasi, dan pembatasan orang-orang yang akan
melakukan akses ke sistem software, yaitu petugas yang berhak boleh melakukan akses ke komputer.
E.3.1 Pengendalian terhadap program dan input data. Pengendalian ini didesain untuk memberikan keyakinan bahwa sebelum
data dimasukan harus ada prosedur persetujuan dari petugas tertentu dan akses pada data program hanya terbatas pada petugas tertentu.
E.3.2 Pengendalian Proses Pengendalian aplikasi komputer dapat dibagi berdasarkan prosesnya sebagai
berikut :
Pengendalian Input input control Pengendalian Proses process control
Pengendalian Output output control
Pengendalian atas masukan input control
Menurut Hall 2002 :304 Input control are designed to ensure that transactions are valid, accurate,
and complete. Control techniques are very considerably between batch andreal time systems.the following input controls relate to revenue cycle
operations. Jadi Pengendalian input adalah pengendalian yang dilakukan untuk
menjamin bahwa data yang diterima untuk diproses dalam komputer telah dikonversi dalam sistem, dijumlahkan, dan dicatat dengan benar. Pengendalian ini
didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa : a Transaksi diotorisasi sebagaimana mestinya sebelum diolah dengan komputer.
transaksi yang diproses hanya transaksi yang sudah benar-benar disetujui, b Transaksi diubah dengan cermat ke dalam bentuk yang dapat dibaca mesin dan
dicatat dalam file data komputer. Transaksi ini di input ke mesin komputer dan dicatat pada file dengan tepat
c Transaksi tidak hilang, ditambah, digandakan atau diubah dengan tidak semestinya atau diubah secara salah, dan
d Tansaksi yang keliru ditolak, dikoreksi dan jika perlu, dimasukan kembali pada waktu yang tepat
Pengendalian atas pengolahan dan file data komputer.
Menurut Hall 2002 : 308 Process control include computerized procedures for file updating and
restricting access to data. Depending on the level of computer technology in place, process controls may also include physical manual
tasks. We begin by examining three control techniques related to file updating. Access and physical controls are then examined.
Pengendalian ini disebut juga pengendalian proses processing control yaitu pengendalian yang dilakukan untuk menjamin bahwa proses operasi PDE
telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan. Misalnya transaksi diproses setelah mendapat otorisasi, dan tidak ada transaksi yang diotorisasi,
dihilangkan atau ditambah. Pengendalian ini didesain untuk memberikan keyakinan bahwa :
a Transaksi, termasuk transaksi yang dipicu melalui sistem, diolah dengan semestinya oleh komputer
b Transaksi tidak hilang , ditambah, digandakan, atau diubah dengan cara yang tidak sah atau tidak semestinya, dan
c Kekeliruan dalam pemrosesan atau pengolahan data diidentifikasi dan dikoreksi pada waktu yang tepat.
Pengendalian atas keluaran output control
Menurut Hall 2002: 313 Output controls are designed to ensure that information is not lost,
misdirected, or corrupted and that system processes function as intended. For example, managers receive daily summaries of sales orders placed by
customers, goods shipped, and cash received, and use such data to monitorthe status of their operations.
Pengendalian keluaran adalah pengendalian yang dilakukan untuk menjamin bahwa :
1 Hasil print out komputer ataupun displaynya telah dilakukan dengan teliti dan benar dan
2 Menjamin bahwa hasilnya diberikan kepada pegawai yang berhak.
Pengendalian ini didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa:
a hasil pengolahan atau proses komputer adalah akurat cermat, b akses terhadap keluaran hasil print out komputer hanya dibenarkan bagi
petugas tertentu yang berhak, c hasil komputer keluaran diberikan kepada atau disediakan untuk orang yang
tepat dan pada waktu yang tepat pula yang telah mendapat otorisasi sebagaimana mestinya
BAB III METODE PENELITIAN