commit to user
xl
dengan menggunakan HCl 0,02 N kemudian di analisa kadar proteinnya dengan persamaan:
Kadar Protein =
, ,
ppm
6,25 adalah faktor konversi yang diperoleh dari konversi serum albumin yang umumnya mengandung 16 nitrogen Winarno, 2002 dan 14,007 adalah massa
atom dari nitrogen.
9. Penentuan isoterm adsorpsi Kedalam x gram bentonit teraktivasi HCl hasil dari langkah 6 ditambahkan 20
ml limbah cair tahu 40 vv kemudian diaduk selama x menit sesuai dengan hasil dari langkah 7 selanjutnya dipisahkan antara filtrat dan residunya lalu diambil 10 ml
filtrate, dilanjutkan dengan analisa kadar protein menggunakan metode Kjeldahl. Langkah diatas juga dilakukan untuk konsentrasi awal dan konsentrasi setelah
adsorpsi pada variasi konsentrasi limbah cair tahu, 50, 60, 70, 80, 90, 100vv.
E. Teknik Analisa dan Pengumpulan Data
Analisa kristal menggunakan XRD diperoleh harga d basal spacing dari difraktogram untuk selanjutnya dilakukan analisa kristalinitas bentonit dengan
membandingkan antara data d dari JCPDS dan difraktogram sehingga diketahui komposisi mineral dalam bentonit. Kemudian dilanjutkan dengan aktivasi bentonit
menggunakan HCl dengan variasi konsentrasi. Bentonit yang telah diaktivasi selanjutnya dianalisa kadar proteinnya sehingga diketahui konsentrasi HCl optimum
untuk aktivasi bentonit. Analisa protein dilakukan menggunakan metode Kjeldahl. Bentonit teraktivasi pada konsentrasi HCl optimum di karakterisasi keasamannya
dengan cara adsorpsi basa amonia sehingga diketahui banyaknya amonia yang teradsorp dalam bentonit mmolgram. Semakin banyak jumlah amonia yang
teradsorp maka keasamannya juga semakin besar. Karakterisasi luas permukaan dianalisa menggunakan cara adsorpsi metilen blue sehingga diketahui banyaknya
metilen blue yang teradsorp pada bentonit m
2
gram. Semakin banyak metilen blue yang teradsorp maka luas permukaan bentonit semakin besar. Melalui karakterisasi
commit to user
xli
keasaman dan luas permukaan maka dapat diketahui perbedaan bentonit teraktivasi dengan bentonit alam. Kondisi optimum bentonit teraktivasi diketahui dengan
menentukan massa adsorben dan waktu kontak optimum. Penentuan massa bentonit optimum dilakukan dengan memvariasi massa bentonit untuk adsorpsi protein
sehingga diketahui jumlah massa bentonit yang optimum untuk menurunkan kadar protein dalam limbah cair tahu. Semakin banyak massa yang diberikan maka
semakin besar protein yang teradsorp. Penentuan waktu kontak optimum dianalisa melalui variasi waktu kontak antara bentonit teraktivasi dengan protein. Waktu
kontak optimum dianalisa dari bentonit teraktivasi yang mampu mengradsorp protein secara efektif. Bentonit teraktivasi pada kondisi optimum ditentukan jenis
adsorpsi yang terjadi antara bentonit dengan protein melalui variasi jumlah adsorbat vv. Daya serap dan konsentrasi setimbang yang diketahui dari variasi jumlah
adsorbat, kemudian dianalisa menggunakan metode Freundlich dan Langmuir sehingga diperoleh harga regresi linier. Jenis adsorbsi yang terjadi antara protein
dengan bentonit teraktivasi dapat dianalisa melalui harga r dari regresi linier. 26
commit to user
xlii
BAB IV PEMBAHASAN