Representasi citra politik dalam iklan Hanura WIN-HT Bersih Peduli Tegas di RCTI

REPRESENTASI CITRA POLITIK DALAM IKLAN HANURA WIN-HT
BERSIH PEDULI TEGAS DI RCTI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Disusun Oleh :
ALVINA MALVI
1110051000019

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M

REPRESENTASI CITRA POLITIK IKLAN HANURA WIN-HT BERSIH
PEDULI TEGAS DI RCTI
Skripsi
Diajukan Kepada fakultas dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh,

ALVINA MALVI
1110051000019

Dosen Pembimbing Skripsi,

Dr. Rulli Nasrullah, M. Si.
NIP: 197503182008011008

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M

ABSTRAK

Alvina Malvi
Representasi Citra politik dalam Iklan Hanura WIN-HT Bersih Peduli Tegas
di RCTI
Televisi sebagai salah satu media penyiaran yang berkembang pesat di
Indonesia. Setiap harinya audience mendapatkan terpaan informasi yang besar
dari media televisi. Selain iklan konvesional terdapat iklan politik yang menjadi
magnet memengaruhi pemirsa televisi. Banyaknya kompetisi partai dalam pemili,
seperti pemilu 1999 yang menyebabkan banyak partai politik yang bersaing
menarik perhatian masyarakat. Hanura salah satu partai yang beruntung karena
menjelang pemilihan umum 2014 partai inilah yang paling rajin menayangkan
iklan, HT merupakan CEO MNC Group yang memiliki tiga stasiun nasional di
Indonesia yang menjadi bagian dari Hanura pada saat itu. Keberadaan HT dalam
partai tersebut memberikan keleluasaan kepada Hanura untuk mempromosikan
partai, Wiranto dan Harry Tanoesoedibjo yang berencana maju ke Pilpres 2014.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan analisa terhadap
makna tanda yang ada di dalam iklan WIN-HT. merumuskan masalah yaitu
bagaimana representasi persaingan iklan WIN-HT Bersih Peduli Tegas di RCTI?
Adakah unsur dominan yang terlihat?
Untuk medapatkan analisis hasil yang baik dalam penelitian ini, peneliti
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendeketan kualitatif yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis yang diamati dengan objek
penelitiannya.
Teori yang digunakan teori Charles Sanders Pierce dan Wish Image (citra
keinginan). Di mana teori ini, membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks) dan
symbol (simbol). Dalam penggunaan teori Charles Sanders Pierce mengenai
tanda-tanda. Peneliti iklan WIN-HT mejelaskan arti dan pemaknaan tanda-tanda
di balik iklan WIN-HT bersih peduli tegas di RCTI. Mempopulerkan satu
pasangan yang berkoalisi dengan membentuknya melalui citra keinginan.
Setelah melakukan penelitian, maka peneliti mengambil kesimpulan
bahwa adanya representasi citra politik yang sengaja dibuat oleh pihak yang
sangat penting didalam partai politik ini. Kekuatan frekuensi yang di miliki HT
menjadikan partai yang mengusung dirinya bebas mempromosikan. Menampilkan
kembali sosok HT yang lebih dominan dalam iklan ini juga terlihat dari frekuensi
detik yang mempresentasikan sosok HT dibandingkan Wiranto. Secara tidak
langsung pihak HT memberikan tanda-tanda yang lebih mengartikan bahwa
pemimpin yang baik itu ada didalam iklan tersebut. Citra ini dipilih karena ingin
memperkenalkan pasangan ke masyarakat supaya keinginan masyarakat
memdapatkan pemimpin yang bersih dari korupsi, peduli kepada masyarakat, dan
tegas memilih tindakan terwujud.


i

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah
Menjelang pemilu presiden 2014, banyak muncul iklan politik yang

mempromosikan bakal calon presiden dan wakil presiden di media massa.
Beberapa calon yang telah mendeklarasi diri sebagai calon presiden dan wakil
presiden Indonesia sudah memulai mempublikasikan melalui iklan dengan konsep
perubahan yang lebih baik.
Representasi memfokuskan kepada apa isu-isu mengenai bagaimana
caranya representasi itu dibentuk hingga menjadi sesuatu yang kelihatan alami.
Representasi itu dikatakan berhasil dibangun dan dipercayai masyarakat sebagai
buah normalitas alami yang tidak perlu dipertanyakan kembali karena sudah
dianggap sebuah kewajaran. Dalam sebuah representasi terdapat sebuah sistem
yang disebut juga sistem representasi, yang artinya pembangunan sebuah konsep
representasi yang identik dengan nilai-nilai ideologis yang melatarbelakangi,

bagaimana ideologi-ideologi itu dibentuk dalam sebuah kerangka seperti sistem
posisi dalam representasi.
Iklan adalah penyampaian informasi bukan pesan personal yang terstruktur
dan tersusun, mengenai produk, baik barang, jasa atau ide yang dibayar oleh
sponsor yang dikenal melalui berbagai macam media.Peranan media massa dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat modern semakin besar. Hal ini tampak pada
usaha penggunaan media massa untuk mempercepat proses perubahan sosial di
Negara-negara berkembang. Ataupun penggunaannya sebagai kampanye politik,
advertaising dan propaganda.

1

2

Media massa cenderung di tempatkan sebagai saluran komunikasi utama,
karena hanya lewat media inilah khalayak dalam jumlah besar dapat diraih.
Disamping kemampuannya melipatgandakan penyebaran informasi, media massa
juga mampu mempersuasi khalayak.1
Media massa adalah alat bantu dalam komunikasi massa. Komunikasi massa
adalah penyebaran pesan melalui media massa yang ditujukan kepada khalayak

yang besar.Menurut bittner sebagaimana dikutip oleh Asep Saeful Muhtadi
menyatakan bahwa komunikasi massa dipahami sebagai “message communicated
through a mass medium to a large number of people,” suatu komunikasi yang
dilakukan melalui media kepada sejumlah orang yang tersebar di tempat-tempat
tidak ditentukan. Jadi media massa menurutnya adalah, komunikasi suatu alat
transmisi informasi seperti koran, majalah, buku, radio, dan televisi, atau suatu
kombinasi bentuk-bentuk media itu.2
Menjelang Pemilihan Umum Presiden 2014, beberapa tokoh nasional
mencalonkan diri menjadi calon presiden dan calon wakil presiden untuk
menggantikan Susilo Bambang Yudhoyon (SBY) dan Boediono. Partai politik
menunjukkan elektabilitas dengan menunjukkan tokoh pemimpin yang akan maju
dari partainya. Salah satunya partai politik Hati Nurani dengan mengusung
Jendral Purn.Wiranto dan Harry Tanoesoedibjo sebagai wakilnya.
Pemerhati komunikasi politik Akhiri Hailuki mengatakan bahwa pola
strategi serangan udara berbeda yang digunakan oleh Partai Hanura. Jika

1

Prof. Dr. Anwar Arifin. Komunikasi Politik (paradigma- teori- aplikasi- strategi & Komunikasi
Politik Indonesia). (Jakarta : Balai Pustaka, cet ke-1 2003) h. 83

2
Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta:
Percetakan PT Anem Kosong Anem, 1995), Cet ke-V, h. 3

3

diperhatikan, di saluran televisi grup MNC, yang notabene dimiliki oleh ketua
Badan Pemenang Pemilu (Bapilu) Partai Hanura HaryTanoesoedibjo diam-diam
tengah gencar menitipkan penampakan simbol seperti mata panah. Penampakan
simbol mata panah bila dicermati banyak terlihat dalam program di MNC Grup.3
Harry Tanoesoedibjo resmi bergabung dengan Partai Hanura pada 17
Februari 2013 yang lalu. Bergabungnya Harry Tanoesoedibjo dikarenakan
persamaan visi dan misi dan tentu saja ini menjadi sebuah amunisi untuk lebih
gencar berpromosi.Pemanfaatan frekuensi yang dilakukan HaryTanoesoedibjo
demi meningkatkan elektabilitas dan meraih kemenangan Partai Hanura pada
pemilihan umum (pemilu) 2014 nanti.
Iklan partai Hanura di RCTI memiliki bermacam versi Bersih Peduli Tegas,
pemimpin harapan Indonesia, kuis kebangsaan. Di setiap iklan Hanura memiliki
tujuan menciptakan citra politik yang positif terhadap partai politik ini. Setelah
saya amati, iklan hanura yang nditayangkan rcti maka saya memilih melakukan

analisis terhadap iklan yang bertema bersih peduli tegas yang mencitrakan dirinya
selayaknya 3 kata yang selalu ada dalam iklan tersebut.
Pasangan ini, yang telah memproduksiiklanpencitraan presiden dan wakil
presiden yaitu Wiranto dan Harry Tanoesudibyo dari partai HANURA (hati
nurani rakyat). Pasangan ini telah memproduksi iklan yang telah dikonsumsi oleh
khalayak umum sehingga mayoritas dari kita yang sering menyaksikan media
group dari calon wakil presiden tersebut mengetahui sebagian visi dan misi dari
pasangan ini.

3

(http://news.liputan6.com/read/786367/jelang-pemilu-2014-politisi-pemilik-media-jual-simbolpartai, 23 Januari 2014).

4

Banyaknya terpaan iklan persaingan antara partai politik terutama pada
media televisi. Iklan ditelevisi terutama iklan banyak menumbuhkan semangat
sosiologis dalam interaksi sosial diantara anggota masyarakat dengan adanya
interaksi verbal yang didengar oleh masyarakat. Salah satu iklannya adalah iklan
Bersih Peduli Tegas Win-HT yang disiarkan di tiga media nasional RCTI, MNC

TV, dan Global TV.Win-HT diusung oleh partai Hanura yang dipimpin langsung
oleh Wiranto dan HT (Harry Tanoe) sebagai wakil wiranto yang merupakan CEO
Media Group MNC TV.
Media massa di Indonesia sangat memperhatinkan karenanya pemiliki dari
media tersebut ikut terjun ke dalam politik. Pemilik media memiliki kekuasaan
lebih terhadap media yang dimilikinya, karena itu ideologi dalam penyampaian
realitas sosial dimasyarakat terkadang dibuat demi kepentingan pemilik.
Frekuensi iklan dalam 24 jam akan dibuat sesuai kemauan serta penempatan iklan
tersebut.
Iklan dari partai hanura ini memiliki tanda-tanda yang menarik untuk
diketahui.Pasalnya, meskipun iklan ini sudah banyak disiarkan tapi hasil pemilu
legislatif 2014 kemarin tidaklah sesuai harapan dari partai tersebut.Isi yang ada
dalam iklan tersebut memiliki makna dan tanda yang ingin disampaikan oleh
Win-HT. Dengan demikian penulis tertarik untuk mengkaji “Representasi
Persaingan Iklan Hanura WIN-HT BERSIH PEDULI TEGAS di RCTI.

5

B. Batasan dan Perumusahan Masalah
1. Batasan Masalah

Berberapa jenis iklan yang diproduksi MNC Group yang saya teliti
iklan yang berkonsep Bersih Peduli Tegas yang muncul sejak bulan Agustus
2013 lalu, yang berdurasi 23 detik terus ditampilkan di RCTI.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam
penelitian ini maka muncullah beberapa pertanyaan, sebagai berikut:
1. Bagaimana Represtamen, Object dan Interpretan yang terdapat
dalam iklan WIN-HT versi bersih peduli tegas ?
2. Adakah unsur dominan dari salah satu tokoh dalam representasi
citra politik iklan WIN-HT?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1) Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Representamen,
Objectdan Interpretan yang ada didalam iklan WIN-HT. mengetahui ada atau
tidak unsur yang dominan yang dimunculkan dalam representasi citra politik
iklan WIN-HT.
2) Kegunaan penelitian
a. Kegunaan teoritis
Dengan penelitian ini, peneliti dapat memperkaya kajian ilmu
komunikasinya. Khususnya dalam bidang semiotika dan komunikasi

politik. Yang berkaitan dengan periklanan dengan analisis semiotika
terhadap media massa dan membentukkan citra politik. Hasil penelitian

6

ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi para akademisi ilmu
komunikasi.
b. Kegunaan praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi
komunikasi dan dapat dijadikan suatu usulan bagi media massa dalam
periklanan.iklanyang lebih inovatif dan variatif dalam menggambarkan
iklan sebagai realitas kehidupan, cermin budaya masyarakat, sehingga
mudah di pahami masyarakat.
D. KajianPustaka
Sebelum melakukan penelitian ini, tinjauan kepustakaan dilakukan dengan
tujuan untuk mencari perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan
penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya. Beberapa hasil penelusuran
yang ditemukan adalah, sebagai berikut:
Representasi persaingan dalam iklan kartu AS (studi semiotic iklan kartu
As versi Sule di televisi). Penelitian karya Thea Hindira Purani Mahasiswa
Universitas pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Jurusan Ilmu
Komunikasi tahun 2011. Penelitian ini menggunakan analisis semiologi John
Fiske, yakni pemaknaan terhadap tanda (sign) yang terdapat pada iklan.Melalui
proses pemaknaan tanda yang terdiri atas signifier (Petanda) dan signified
(Petanda) padascene atau potongan gambar Iklan Kartu As Versi “Sule".
Kontruksi Citra Politik Hatta Menjelang Pemilihan Presiden 2014
(Analisis Semiotika Pada Iklan MAPAN) penelitian karya mahasiswi Vania
Utamie Subiakto Jurusan Komunikasi penyiaran Islam Uin Syarif Hidayatullah
Jakarta.Penelitian ini menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce

7

perbedaan yang ada yaitu subjek (lebih kekontruksi citra politik) dan objek
(HattaRjasa).
Analisis Semiotika Iklan Kampanye Politik Prabowo Subianto di Televisi.
Hasil karya mahasiswa Puga Hilal Bayhaqie jurusan Komunikasi penyiaran Islam
Uin Syraif Hidayutllah Jakarta. Dengan temuan lapangan tayangan iklan
berdampak baik pada citra prabowo dan partai gerindra, serta adanya stimulus
emosi dapat disampaikan secara verbal maupun visual. Adapun kesamaan dalam
penelitian ini adalah paradigma semiotika Charles Sanders Pierce dengan
perbedaan subjek penelitian (iklan politik kampanye prabowo subianto) dan objek
(tayangan iklan dengan versi stimulus bagi rakyat) dan perumusan permaslahan
dalam penelitian ini.

E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
semiotika yang bersifat kualitatif deskriptif yang membuat deskripsi secara
sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
objek tertentu.4 Dalam penelitian ini menggunakan paradigma kritis yang
berupaya untuk menggabungkan teori dan tindakan.
Untuk ketajaman analisa, maka metode semiotika akan sangat
membantu. Metode semiotika yang peneliti lakukan memakai metode
semiotika

4

model

Marcel

Danesi

untu

kmelihat

(Representamen,

Rachmat Kriyantoro, Teknik Praktis Riset Komunikasi Edisi 1 (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2006). Cet-2, h.69

8

object,daninterpretan) pada iklan Wiranto dan Harry Tanoe versi Bersih
Peduli tegas.
2. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui dan menganalisis pesan dalam objek melalui
simbol-simbol yang ada di dalamnya, maka dalam penelitian ini digunakan
metode analisis semiotika. Semiotika berasal dari bahasaYunani Semion yang
berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas
dasar konvensi social yang terbentuk sebelumnya, dapat dianggap mewakili
sesuatu yang lain. Secara terminologis, semiotika dapat didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari sederetan objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh
kebudayaan tanda.Charles Sanders Pierce mengartikan semiotika sebagai
tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan
dalam semiotika. Diantaranya: Representamen (ikon, Indeks dan simbol),
objek dan Interpretan.5

Representamen (X)

Objek (Y)

Interpretan (X=Y)

Gambar 1.1 Semiotikapeircean
Sumber : Marcel Danesi (2010)

5

Marcel Danesi, Pesan Tanda dan Makna (Yogyakarta: Jalasutra,2010), h.38-39

9

Jenis tanda
(Represent
amen)

Hubungan antar tanda dan sumber
acuannya

Contoh

Ikon

Tanda dirancang untuk merepresentasi kan

Segala macam

sumber acuan melalui simulasi atau

gambar (bagan,

persamaan (artinya, sumber acuan

diagram, dll)

dapatdilihat, didengar dan seterusnya

photo, kata-kata

dalam ikon)

onomatopoeia
danseterusnya

Indeks

Tanda dirancang untuk mengindikasi

Jari yang

sumber acuan atau saling menghubungkan

menunjuk, kata

sumber acuan

keteranganseperti
di sini, di sana,
kata ganti seperti
aku, kau ia dan
seterusnya.

Simbol

Tanda dirancang untuk menyandikan

Simbol social

sumber acuan melalui kesepakatan atau

seperti mawar,

persetujuan

symbol
matematika dan
seterusnya

10

F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini sistematis, untuk itu
penulis membaginya menjadi lima bab, yaitu tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub
sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Pendahuluan, berupa latar Belakang Masalah, Batasan dan
Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian
Pustaka, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II

LANDASAN TEORI
Berisi tentang pengertian representasi media , tentang iklan
politik dan citra politik dan pengertian semiotika

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Membahas profil Wiranto dan Harry Tanoesoedibyo, profil
partai Hati Nurani (Hanura)

BAB IV

ANALISIS DATA
Analisis Representasi Citra Politik yang dimuncullkan
dalam iklanWIN-HT di RCTI

BAB V

PENUTUP
Membahas kesimpulaan dan saran-saran.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Representasi Media
Representasi adalah sebuah cara memaknai apa yang diberikan pada
benda yang digambarkan. Konsep ini digambarkan pada premis bahwa ada
sebuah representasi yang menjelaskan perbedaan antara makna yang diberikan
oleh representasi dan arti benda yang sebenarnya digambarkan. Representasi
biasanya dipahami sebagai gambaran sesuatu yang akurat atau realita yang
terdistorsi. Representasi tidak hanya berarti “tp present”, “to image” atau
depict. Representasi dilakukan oleh sebuah media tertentu guna memunculka
dan menbuat image pada media tersebut. Representasi tidak aka nada jika
representasi tersebut tidak dibuat sesuai dengan mis media itu sendiri dan
memenuhi media itu sendiri.
Menurut Struart hall, representasi harus dipahami dari peran aktif dan
kreatif orang memaknai dunia. Representasi adalah jalan dimana makna
diberikan kepada hal-hal yang tergambar melalui citra atau bentuk lainnya,
pada layar atau pada kata-kata. Stuart hall menunjukkan bahwa sebuah citra
akan mempunyai makna yang berbeda dan tidak ada garansi bahwa citra akan
berfungsi dan berkerja sebagaimana mereka dikreasi dan dicipta. Hall
menyebutkan representasi sebagai konstitutif. Representasi tidak hadir sampai
setelah kejadian direpresentasikan, representasi tidak hadir setelah sebuah
kejadian. Representasi adalah bagian dari objek itu sendiri. Bagaimana
11

12

seseorang ditampilkan bias terjadi dengan menggunakan bahasa. Melalui
bahasalah bergai tindak representasi tersebut ditampilkan oleh media dan
ditampilkan oleh media dan dihadirkan dalam pemberitaan. Oleh karena itu,
yang perlu di kritisi disini adalah pemakaian bahasa yang ditampilkan media.
Proses ini mau tidak mau berhubungan pemakaian bahasa saat menuliskan
realitas untuk dibaca oleh khalayak.1
Konsep representasi sendiri dilihat sebagai sebuah produk dari proses
representasi. Representasi tidak hanya melibatkan bagaimana identitas
disajikan (atau lebih tepatnya dikontruksikan) di dalam sebuah teks tapi juga
dikontruksikan di dalam proses produksi dan represi oleh masyarakat yang
mengkonsumsi nilai-nilai yang dipresentasikan.
Representasi mengacu pada sebuah kontruksi tiap medium (khusunya
dalam media massa) aspek-aspek realitas seperti orang, tempat, obyek-obyek
tertentu, kejadian-kejadian, identitas kultural dan konsep abstrak lainnya.
Representasi dapat hadir dalam sebuah percakapan, tulisan, serupa dengan
representasi yang hadir dalam sebuah media audio-visual. Istilah tersebut
kepada sebuah proses dimana didalamnya tercipta produk-produk dari
representasi. Misalnya, dalam hubungan pembuatan kategorisasi identitas
kelas, umur, gender dan etnis. Representasi tidak mengacu pada kepada
bagaimana caranya identitas tersebut direpresentasikan dalam sebuah teks
akan tetapi juga tidak melihat bagaimana mereka direpresentasikan dalam

1

Eriyanto, Analisis wacana, pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS), 2009, h.113

13

sebuah proses produksi dan resepsi oleh masyarakat dimanaidentitas tersebut
dibedakan dan dibandingkan dengan faktor demografi lainnya.
Inti kajian representasi memfokuskan kepada apa isu-isu mengenai
bagaimana caranya representasi itu dibentuk hingga menjadi sesuatu yang
kelihatan alami. Jika sudah sampai pada tahap ini maka representasi itu
dikatakan berhasil dibangun dan dipercayai masyarakat sebagai buah
normalitas alami yang tidak perlu dipertanyakan kembali karena sudah
dianggap sebuah kewajaran. Dalam sebuah representasi terdapat sebuah
sistem yang disebut juga sistem representasi, yang artinya pembangunan
sebuah konsep representasi yang identik dengan nilai-nilai ideologis yang
melatarbelakangi, bagaimana ideology-ideologi itu dibentuk dalam sebuah
kerangka seperti sistem posisi dalam representasi.
B. Iklan di Media Massa
Peranan media massa dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat
modern semakin besar. Hal ini tampak pada usaha penggunaan media massa
untuk meprcepat proses perubahan sosial di Negara-negara berkembang.
Ataupun penggunaannya sebagai kampanye politik, advertaising dan
propaganda.2
Media massa merupakan jenis media yang ditunjukan kepada sejumlah
khalayak tersebar, heterogen dan anatonim sehingga pesan yang sama dapat

2

Henry Subiakto dan Rachmah Ida, Komunikasi Politik, Media dan Demokrasi (Jakarta, Kencana

Prenada Media Group, 2012), h.94

14

diterima secara serentak dan sesaat.3 Penggunaan media massa untuk salah
satu kampanye tampaknya sangat esensial dalam kehidupan politik. Terutama
kampanye melalaui televisi merupakan hal yang sangat menarik. Disini
tampak peranan media massa sangat besar bagi seorang kandidat. Menurut
Dennis McQuail, suatu kampanye akan berhasil bila ada kondisi tertentu yang
mendukung pada situasi khalayk, pesan dan sumber.
Media massa seperti televisi mampu menjelaskan proses representasi
iklan atas realitas sosial. Dimana adanya fenomena-fenomena iklan televisi
seperti: (1) Tahap-tahap iklan televisi, (2) Agen dan Biro Iklan, (3)
kepentingan dibalik penanyangan iklan, (4) Resources (ruang sosial) yang
melahirkan iklan televisi.
Pada masa orde baru, media massa mengalami proses liberalisasi yang
luar biasa. Proses liberalisasi media berkembang sangat unik. Adanya
ototarianisme orde baru merupakan amunisi untuk memperkuat isu
demokrasi. Adanya perjuangan kebebasan pers dan kebebasan berekspresi
menemukan habitat dalam konteks perlawanan politik terhadap mesin
apparatus koersif dan apparatus ideologi orde baru.
Media massa di Indonesia sangat memperhatinkan karenanya pemiliki
dari media tersebut ikut terjun ke dalam politik. Pemilik media memiliki
kekuasaan lebih terhadap media yang dimilikinya, karena itu ideologi dalam
penyampaian realitas sosial dimasyarakat terkadang dibuat demi kepentingan

3

Gun-Gun Heryanto, M.Si, Jurnal Komunika, (Vol 3: No.2, Juli-Desember 2009), h.238

15

pemilik. Frekuensi iklan dalam 24 jam akan dibuat sesuai kemauan serta
penempatan iklan tersebut.
C. Iklan Politik dan Citra Politik
Iklan politik didefinisikan political adverstaising refers to the
purchase and use of advertaising space, paid for at commercial rates, in
order to transmit political messages to a mass.
Karakteristik iklan politik, Niar (1995) mengungkapkan dalam An
Introduction of political communication, terdapat lima karakteristik iklan
politik:4
1. The shirnking spot, dimana iklan politik di televisi cenderung
bercirikan berdurasi pendek yakni berkisar 30-60 detik.
2. The rise of image, dimana iklan politik di televisi menekankan
isinya mengenai citra sang kandidat (bentuk iklan citra) bukan
pada isinya (iklan isu)
3. Myth dan symbol dimana didalamnya banyak mengandung
simbol-simbol.
4. Signifying power, dimana iklan politik merupakan simbol
kekuatan biasanya iklan digunakan leh pihak penguasa yang
memiliki pengalaman serta kredibilitas
Berdasarkan bentuknya, iklan politik dibedakan menjadi:
1. Iklan isu merupakan iklan yang berisi suatu program atau
kebijakan atau membahas mengenai topic-topik yang menjadi
4

Gun Gun Heryanto, M.Si Komunikasi Politik (ciputat, Gun Gun heryanto, 2012)h. 36

16

perhatian public disaat ini dan berkaitan dengan kepentingan
nasional.
2. Iklan citra merupakan iklan yang berisi simbol-simbol
mengenai sifat partai tersebut tetapi tidak mengatakan
langsung darimana partai tersebut. Serta mempopulerkan citra
politik walaupun elektabilitas partai politik tersebut jatuh
dengan mempromosikan paradigma baru partai politiknya.
3. Iklan slogan merupakan iklan yang tidak berisi statement
politik apapun, hanya berisi slogan partai atau ajakan untuk
memeilih serta mencoblos partai tersebut.
4. Iklan kombinasi merupakan iklan yang memuat bentuk iklan
isu sekaligus citra politik (publisitas).
Robert Baukus dalam Combs (1993) membagi iklan politik atas empat
macam yakni:5
1. Iklan seranga, yang ditujukan untuk mengdiskreditkan lawan.
2. Iklan argument yang memperlihatkan kemampuan para
kandidat untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka
hadapi.
3. Iklan ID, yang member pemahaman mengenai siapa sang
kandidat kepada para pemilih
4. Iklan resolusi dimana para kandidat menyimpulkan pemikiran
mereka untuk para pemilih.
5

Hafied Cangara. Komunikasi politik konsep, tori dan starategi

17

Menurut Frank Jefkins, dalam bukunya Hubungan masyarakat (intermasa,
1992) ada beberapa jenis citra yaitu;6
1. Citra cermin (mirror image)
Diyakini oleh perusahaan bersangkutan-terutama para pimpinannya yang
selalu merasa dalam posisi baik tanpa mengacuhkan kesan orang luar.
2. Citra kini (current image)
Kesan yang baik yang diperoleh dari orang lain tentang produknya.
Berdasarkan pengalaman dan informasi kurang baik penerimaannya sehingga
pihak Humas akan menghadapi risiko yang sifatnya permusahan, kecurigaan,
prasangka buruk hingga muncul kesalahpahaman yang meyebabkan citra kini
yang ditanggapi secara tidak adil bahkan kesan negative yang diperoleh.
3. Citra keinginan (wish image)
Seperti apa yang ingin dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembaga
yang ditampilkan tersebut lebih dikenal, menyenangkan dan diterima dengan
kesan yang positif.
4. Citra perusahaan (corporate image)
Berkaitan dengan sosok perusahaan yang diciptakan citra perusahaan yang
positif.
5. Citra serbaneka (multiple image)
Pelengkap dari citra perusahaan diatas, pengenlan perusahaan seperti artibut
logo, seragam, dekorasi perusahaan yang di identikkan kedalam satu citra
serbaneka (multiple image) yang diintergrasikan terhadap citra perusahaan.
6

Rosady Ruslan. Manajemen Publc relations dan media komunikasi. Hal. 77-78

18

6. Citra penampilan (performance image)
Citra ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaiman kinerja atau penampilan
diri para professional pada perushaan tersebut.
Citra politik merupakan salah satu efek dari komunikasi politikdalam
paradigma atau perspektif mekanistis, yang pada umunya dipahami sebagai kesan
yang melekat dibenak individu atau kelompok. Citra itu dapat berbeda dengan realitas
yang sesungguhnya atau tidak merefleksikan kenyataan objektif
Citra politik memiliki empat fase Baudrillard dalam Arifin (2011:193)
menyebut empat fase tersebut yaitu; (1) representasi dimana citra merupakan cermin
suatu realitas; (2) ideologi di mana citra menyembunyikan dan memberikan
gambaran yang salah akan realitas; (3) citra memnyembunyikan bahwa tidak ada
realitas; dan (4) citra tidak memliki sama sekali hubungan dengan realitas apapun.7
Citra poltik dapat dipahami sebagai gambaran seseorang tentang politik
(kekuasaan, kewenangan, otoritas, kerjasama, konflik dan konsesus) yang memiliki
makna, kendatipun tidak selamanya sesuai dengan realitas politik yang sebenarnya.
D. Semiotika
1. Pengertian Semiotika
Semiotika berasal dari istilah semiotic berasal dari kata Yunani
semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai
atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap
mewakili sesuatu yang lain (ECO, 1979: 16). Istilah semeion
tam,paknya diturnkan dari kedokteran hipokratik atau asklepiadik
7

Anwar Arifin. Komunikasi politik. Hal 178

19

dengan perhatiannya pada simtomatologi dan diagnostic inferensial
(sinha, dalam kurniawan, 2001:49). “Tanda” pada masa itu masih
bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain.8
Semiotika adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan
manusia. Artinya semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat
sebagai tanda, yakni sesuatu hal yang harus kita beri makna.9
Semiotika dapat didefiniskan sebagai ilmu yang mempelajari
sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan
sebagai tanda (Eco, 1979:6). Van Zoest (1996:5) mengartikan semiotik
sebagai “ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengannya:
cara berfungsi, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya dan
penerimannya oleh mereka yang mempergunakannya”.10
Aristoteles (384-322 SM) berupa untuk meninjau gejala ‘yang
mewakili’ (X=Y) dengan lebih dekat dan meletakkan dasar-dasar teori
penandaan

yang

sampai

sekarang

masih

menjadi

dasar.

Ia

mendefiniskan tanda sebagai yang tersusun atas tiga dimensi: (1)
bagian fisik dari tanda itu sendiri (suara yang membentuk seperti
‘kelinci’); (2) referen yang dipakai untuk menarik perhatian (satu

8

Benny H. Hoed. Semiotika dan dinamika sosial budaya (depok, komumitas bamboo,2011), h.3

9

Kris budiman. Semiotika visual isu dan problem ikonisitas (Yogyakarta; Jalasutra,2011). H.12

10

Kris Budiman. Semiotika Visual Konsep Isu dan Problem Ikonitas (Yogyakarta; Jalasutra, 2011), h.

13

20

kategori bintang tertentu); (3) pembangkitan makna (yang diisyaratkan
oleh referen baik secara psikologis maupun sosial).11
Jadi, semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk
mengkaji tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau
masyarakat dan kebudayaannya merupakan tanda-tanda. Artinya
semiotika memperlajari system-sistem, aturan-aturan, konvensikonvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.
Dengan kata lain, semiotika mempelajari hubungan diantara
komponen-komponen tanda serta hubungan antara komponenkomponen tersebut dengan masyarakat penggunanya.
Pierce, ahli filsafat dan logika asal amerika, memulai
ketertarikannya pada tanda dengan kesadara bahwa logika harus
mepelajari bagaimana orang lain bernalar, yakni memulai tanda-tanda
yang dapat dijadikan petunjuk.12
Sebuah tanda atau representamen menurut Charles Sanders
Pierce (1986:5 & 6) adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili
sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain
itu dinamakan sebagai interpretant dari tanda yang pertanda pada
gilirannya mengacu kepada object. Dengan demikian, sebuah tanda
atau

representamen

memiliki

relasi

triadic

langsunf

dengan

11

Marcel Danesi. Pesan, Tanda dan Makna (Yogyakarta; Jalasutra, 2004), h.34

12

Aart Van Zoest. Interpretasi dan Semiotika dalam Panuti Sudjiman dan Aart Van Zoest , Serba-serbi

Semiotika (Jakarta:Gramedia, 1992), h.1.

21

interpretant dan objeknya.13 Tiga dimensi ini selalu hadir dalam
signifikasi. Oleh karena itu, Pierce memandang sebagai sebuah
struktur triadic bukan binner.

Representamen (X)

Objek (Y)

Interpretan (X=Y)

Gambar 2.1 Semiotika peircean
Sumber : Marcel Danesi (2010)
Pada skema diatas ini menghasilkan rangkaian hubungan yang
tak berkesudahan, maka gilirannya sebuah interpretan akan menjadi
representamen kembali dan seterusnya. Gerakan yang tak berujung
pangkal ini sebagai proses semiosis tanpa batas. Menurut teori Pierce
(Noth, 1995:45), maka tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dan
jenis yang digolongkan dalam semiotika diantaranya: ikon, indeks dan
simbol.14

Table 2.1 (Semiotika Piercean)

13

Kris Budiman. Semiotika Visual Konsep Isu dan Problem Ikonitas (Yogyakarta; Jalasutra, 2011), h.

17.
14

Marcel Danesi. Pesan, Tanda dan Makna (Yogyakarta; Jalasutra, 2004), h.39

22

Sumber : Marcel Danesi (2010)
Contoh

Jenis tanda

Hubungan antar tanda

(Representamen)

dan sumber acuannya

Ikon

Tanda dirancang untuk Segala

macam

merepresentasikan

(bagan,

sumber

acuan

gambar

melalui diagram, dll) photo,

simulasi atau persamaan kata-kata
(artinya, sumber acuan onomatopoeia

dan

dapat dilihat, didengar seterusnya
dan

seterusnya

dalam

ikon)
Indeks

Tanda dirancang untuk Jari yang menunjuk,
mengindikasi
acuan

atau

sumber kata

saling seperti di sini, di

menghubungkan sumber sana,
acuan

keterangan

kata

ganti

seperti aku, kau ia
dan seterusnya.

Simbol

Tanda dirancang untuk Simbol social seperti
menyandikan

sumber mawar,

acuan

melalui matematika

kesepakatan
persetujuan

atau seterusnya

symbol
dan

23

a. Ikon
Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripin “rupa”
(resemblance) sebagaimana dapat dikenali

oleh para pemakainya.

Didalam ikon hubungan antara representamen dan objeknya terwujud
sebagai “kesamaan dalam beberapa kualitas”. Suatu peta atau lukisan
misalnya, memiliki hubungan ikonik dengan objeknya sejauh di antara
keduanya terdapat keserupaan.15
Ikon adalah tanda yang mewakili sumber acuan melalui sebuah
bentuk replicas, simulasi, imitasi atau persamaan. Simbolisme bunyi
adalah salah satu contoh ikonitas dalam bahasa. Namun, ikonitas dapat
pada ditemukan dalam wilayah representasi nonverbal misalnya,
sebuah foto mirip sumber acuannya secara visual, begitu pula dengan
lukisan

pemandangan

alam.16

Ikonitas

adalah

upaya

untuk

mensimulasikan sifat inderawi yang dipersepsikan dalam berbagai
tanda.
b. Indeks
Indeks adalah tanda yang memiliki ketertarikan fenomenal atau
eksistensial di antara representamen dan objeknya. Didalam indeks
hubungan antara tanda dan objeknya bersifat konkret, actual dan
15

Kris Budiman. Semiotika Visual Konsep Isu dan Problem Ikonitas (Yogyakarta; Jalasutra, 2011), h.

20.
16

Marcel Danesi. Pesan, Tanda dan Makna (Yogyakarta; Jalasutra, 2004), h.38

24

biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal. Indeks
merupakan tanda yang dimiliki hubungan sebab akibat dengan ap[a
yang diwakilinya, atau disebut juga tanda sebagai bukti.17 Misalnya,
jejak telapak kakai diatas permukaan tanah merupakan indeks dari
seseorang yang telah lewat di sana; ketukan pada pintu merupakan
indeks dari kehadiran atau kedatangan seseorang dirumah kita.
Indeksikalitas bnerisi strategi yang mengacu pada eksistensi dan lokasi
objek dalam ruang dan waktu.
Indeks

merupakan

tanda

yang

dirancang

untuk

mengindikasikan sumber acuan atau saling menghubungkan sumber
acuan.18 Misalnya, bias berupa hal-hal semacam zat atau benda
material (asap adalah indeks dari adanya api), gejala fisik (kehamilan
adalah indeks dari terjadinya pembuahan), gejala alam (jalan becek
adalah indeks dari hujan yang turun beberapa saat lalu).
c. Simbol
Simbol adalah tanda yang dirancang untuk menyandikan
sumber acuan melalui kesepakatan atau persetujuan dalam konteks
spesifik.19 Misalnya, bunga mawar adalah simbol cinta di beberapa

17

Kris Budiman. Semiotika Visual Konsep Isu dan Problem Ikonitas (Yogyakarta; Jalasutra, 2011), h.

20.
18

Marcel Danesi. Pesan, Tanda dan Makna (Yogyakarta; Jalasutra, 2004), h.38

19

Ibid

25

kebudayaan; garuda pancasila bagi bangsa Indonesia adlah burung
yang memiliki perlambangan yang kaya makna. Namun bagi orang
yang memiliki latar budaya berbeda misalnya, orang Eskimo simbol
Garuda Pancasila dipandang sebagai burung elang biasa.
Simbol adalah tanda yang representamen merujuk kepada
objek tertentu tanpa motivasi; simbol terbentuk melalui konvensikonvensi atau kaidah-kaidah, tanpa adanya kaitan langsung diantara
representamen dan objeknya.20 Simbolisme adalah hasil dari
kesepakatan historis dan sosial, persetujuan atau fakta.

20

Kris Budiman. Semiotika Visual Konsep Isu dan Problem Ikonitas (Yogyakarta; Jalasutra, 2011), h.
22.

BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Hanura
Pendirian Partai HANURA dirintis oleh Wiranto bersama tokohtokoh nasional yang menggelar pertemuan di Jakarta pada tanggal 13-14
November 2006. Forum tersebut melahirkan delapan kesepakatan penting
sebagai berikut.1

a. Dengan memperhatikan kondisi lingkungan global, regional, dan
nasional, serta kinerja pemerintahan RI selama ini, mengisyaratkan
bahwa sejatinya Indonesia belum berhasil mewujudkan apa yang
diamanatkan UUD 1945.
b. Memperhatikan kinerja pemerintahan sekarang ini maka kemungkinan
tiga tahun yang akan datang akan sulit diharapkan adanya perubahan
yang cukup signifikan, menyangkut perbaikan nasib bangsa.
c. Oleh sebab itu perjuangan untuk mewujudkan terjadinya sirkulasi
kepemimpinan nasional dan pemerintahan bukan lagi untuk memenuhi
ambisi perorangan atau kelompok, namun merupakan perjuangan
bersama untuk menyelamatkan masa depan bangsa.

1

http://hanura.com/10/sejarah-partai/ dikutip pada 18 juni 2014 15.00

26

27

d. Perjuangan itu membutuhkan keberanian untuk menyusun strategi jangka
panjang pada keseluruhan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara guna
mengembalikan kemandirian dan kebanggaan kita sebagai bangsa.
e. Untuk itu diperlukan kepemimpimpinan yang jujur, bijak, dan berani yang
dapat menggalang persatuan, kebersamaan, dan keikhlasan, sebagaimana
dahulu para pendahulu kita ‘berhimpun bersama sebagai bangsa untuk
mencapai kemerdekaan’. Sekarang saatnya kita berhimpun kembali sebagai
bangsa guna menyelamatkan negeri kita.
f. Kita kembangkan semangat perjuangan, ‘Semua untuk satu, satu untuk
semua’. Artinya, semua harus memberikan yang terbaik untuk satu tujuan
bersama, yakni membentuk pemerintahan yang jujur dan berkualitas.
Selanjutnya, pemerintahan itu benar-benar akan bekerja semata-mata untuk
kepentingan rakyat Indonesia.
g. Perjuangan itu akan kita wadahi dalam sebuah partai politik.
h. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati dan melindungi perjuangan
yang tulus dan ikhlas ini demi masa depan Indonesia yang kita cintai
bersama.

Delapan kesepakatan itu kemudian ditindaklanjuti dalam wadah partai
politik bernama Partai Hati Nurani Rakyat, disingkat Partai HANURA.
Pendeklarasian partai ini diselenggarakan pada tanggal 21 Desember 2006
di Jakarta.

28

Komposisi dewan pendiri Partai HANURA di antaranya adalah:
Jend. TNI (Purn) Wiranto, Yus Usman Sumanegara, Dr. Fuad Bawazier,
Dr. Tuti Alawiyah AS., Jend. TNI (Purn) Fachrul Razi, Laks TNI (Purn)
Bernard Kent Sondakh, Prof. Dr. Achmad Sutarmadi, Prof. Dr. Max
Wullur, Prof. Dr. Azzam Sam Yasin, Jend. TNI (Purn) Subagyo HS.,
Jend. Pol (Purn) Chaeruddin Ismail, Samuel Koto, LetJen. TNI (Purn)
Suaidi Marasabessy, Marsdya TNI (Purn) Budhy Santoso, Djafar
Badjeber, Uga Usman Wiranto, Letjen. TNI (Purn) Ary Mardjono, Elza
Syarief, Nicolaus Daryanto, Anwar Fuadi, Dr. Teguh Samudra dan lainlain.

Lambang dan Makna Bendera Hanura. Gambar lambang berbentuk
empat persegi panjang dengan warna putih-merah-putih mendatar, pada
bagian merah bertuliskan HANURA warna putih dengan ujung meruncing
berbentuk anak panah melesat maju menembus warna coklat tanah dan
pada bagian putih bawah tertulis PARTAI HATI NURANI RAKYAT
warna hitam.

29

Arti warna pada lambang, (1) warna putih bermakna kesucian dalam
mengemban amanah hati nurani rakyat; (2) warna merah bermakna
keberanian dalam menghadapi berbagai tantangan perjuangan. (3) warna
coklat tanah bermakna kearifan dalam mewujudkan kemandirian bangsa dan
kesejahteraan rakyat. (4) warna hitam bermakna keteguhan hati dan ketegasan
sikap dalam mencapai cita-cita perjuangan.

Arti

simbol

pada

lambing,

(1)

anak

panah

bersudut

lima

melambangkan cita-cita yang akan dicapai berlandaskan Pancasila; (2) tulisan
HANURA di tengah anak panah melambangkan derap langkah perjuangan
Partai yang selalu

bergerak maju mengemban amanah hati nurani rakyat; (3) gambar
lambang berbentuk empat persegi panjang bermakna komitmen untuk
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah NKRI. Arti lambang
secara keseluruhan adalah Partai HANURA sebagai pengemban amanah suci
hati nurani rakyat, senantiasa teguh berjuang menghadapi berbagai tantangan
untuk mewujudkan kemandirian bangsa dan kesejahteraan rakyat berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Visi Partai HANURA, (1) Kemandirian Bangsa, Bangsa Indonesia
saat ini terasa tidak mandiri lagi. Banyak tekanan dan intervensi asing yang
sudah merajalela merugikan kehidupan seluruh bangsa. Kita harus rebut

30

kembali, bangun kembali kemandirian kita dalam penyelenggaraan
negara. (2) Kesejahteraan Rakyat Sebuah kata yang sudah sangat sering
diucapkan tetapi sangat sulit diwujudkan. Semua kader Partai HANURA
yang juga calon pemimpin bangsa, di benaknya harus selalu tertanam
kalimat ‘kesejahteraan rakyat Indonesia’, sekaligus mampu berusaha
menghadirkannya.

Misi Partai HANURA, (1) Mewujudkan pemerintahan yang bersih
dan berwibawa melalui penyelenggaraan negara yang demokratis,
transparan, akuntabel, dengan senantiasa berdasar pada Pancasila,
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. (2) Melahirkan pemimpin yang bertakwa,
jujur, berani, tegas, dan berkemampuan, yang dalam menjalankan tugas
selalu mengedepankan hati nurani. (3) Menegakkan hak dan kewajiban
asasi manusia dan supremasi hukum yang berkeadilan secara konsisten,
sehingga dapat menghadirkan kepastian dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. (4) Membangun sumber daya manusia yang sehat dan terdidik
yang didasari akhlak dan moral yang baik serta memberi kesempatan
seluas-luasnya kepada kaum perempuan dan pemuda untuk berperan aktif
dalam pembangunan bangsa. (5) Membangun ekonomi nasional yang
berkeadilan dan berwawasan lingkungan serta membuka kesempatan
usaha dan lapangan kerja yang seluas-luasnya untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan rakyat. (6) Memberantas korupsi secara

31

total dalam rangka mewujudkan Indonesia yang maju, mandiri, dan
bermartabat. (7) Mengembangkan Otonomi Daerah untuk lebih memacu
pembangunan di seluruh tanah air dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Nilai dasar perjuangan Partai adalah ketakwaan,
kemandirian, kebersamaan, kerakyatan dan kesederhanaan.

1. Ketakwaan: Dalam gerak langkah senantiasa mendasarkan pada nilai
etika dan moralitas atas dasar ke Tuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemandirian: pribadi yang bermartabat, mengutamakan sumber daya
manusia dan sumberdaya alam untuk keunggulan bangsa, tanpa harus
bergantung pada pihak lain dan terbebas dari intervensi pihak asing.
3. Kebersamaan: selalu menjalin keharmonisan dari keberagaman etnis,
suku, agama, bahasa dan adat istiadat.
4. Kerakyatan: peka terhadap aspirasi, tuntutan, kondisi, dan harapan
rakyat dan konsisten dalam memperjuangkannya.
5. Kesederhanaan: selalu mengedepankan sikap dan perilaku yang
bersahaja.

Ketentuan lebih lanjut tentang Nilai Dasar Perjuangan akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga

32

B. Profil Wiranto

Jenderal (Purn) Wiranto SH, MM. dilahirkan di Yogyakarta, 4
April 1947. Akrab dipanggil Wiranto, pria ini menikah dengan Hj Uga
Usman SH, MSi. dan dikaruniai dua orang putri serta seorang putra.2

Wiranto adalah pria dengan berbagai talenta. Bakatnya dalam
bidang tarik suara misalnya, beliau telah meluncurkan sebuah album
vokal. Beliau merupakan sosok yang peduli sesama. Oleh karena itu, dari
hasil penjualan album tersebut kemudian disumbangkan untuk membantu
para pengungsi di berbagai daerah di Tanah Air. Sementara dalam bidang
olahraga, beliau menjabat sebagai Ketua Umum Federasi Karatedo
Indonesia (FORKI) dan Ketua Umum Gabungan Bridge Seluruh
Indonesia (GABSI). Dari GABSI, beliau memperoleh peringkat Juara
Dunia pada tahun 2000. Selepas beliau dilantik dari Akademi Militer
Nasional (AMN) di Magelang, Wiranto mengawali karier militer sebagai
perwira Tentara
2

http://hanura.com/10/blog/jenderal-purn-wiranto-sh-mm/

33

Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dari Korps Kecabangan
Infantri pada tahun 1968. Wiranto yang kala itu menyandang pangkat letnan
dua mengikuti berbagai jenis pendidikan latihan pengembangan umum
maupun spesialisasi, antara lain; Sussarcab Infantri (1969), Suslapa Infantri
(1976), dan Sekolah Staff dan Komando (Sesko) TNI AD (1984), serta
Lemhanas (1995). Dalam pendidikan pengembangan spesialisasi,beliau
mengikuti Sussar Para (1968), Susjur Dasar Perwira Intelijen (1972), dan
Suspa Binsatlat (1977). Beliau mencapai prestasi sangat memuaskan sebagai
Siswa Terbaik.

Berkat dedikasi dan kemampuannya, ABRI memberikan kepercayaan
kepada Wiranto untuk menjadi Ajudan Presiden RI selama 4 tahun (19891993). Suatu masa jabatan Ajudan Presiden yang relatif lama.

Karier Wiranto terus menanjak dengan jabatan yang dipangkunya
sebagai Kasdam Jaya (1993), lalu dipromosikan menjadi Pangdam Jaya
(1994). Karir beliau melejit lebih tinggi setelah beliau menjabat sebagai
Pangkostrad pada tahun 1996. Pengalaman sebagai Pangkostrad selama 15
bulan membuat beliau dipercaya menjadi Direktur Latihan pada ‘Latihan
Gabungan ABRI 1996’. Dinilai baik, Wiranto kemudian diangkat menjadi
Kepala Staff TNI Angkatan Darat (Kasad) pada 1997.

Pada Februari 1998, Presiden RI melantik Wiranto menjadi Panglima
Angkatan Bersenjata (Pangab) RI. Kemudian pada bulan Maret 1998, beliau

34

diangkat menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan / Panglima Angkatan
Bersenjata (Menhankam / Pangab). Dengan adanya pemisahan Polri
(Kepolisian Negara RI) dari organisasi ABRI pada 1 April 1999 dan sebutan
ABRI pun berubah menjadi TNI, sejak itu jabatannya menjadi Menteri
Pertahanan

Keamanan/

Panglima

Tentara

Nasional

Indonesia

(Menhankam/Panglima TNI). Setelah SU MPR 1999, Wiranto ditunjuk oleh
Presiden RI sebagai Menko Polkam. Beliau mengemban jabatan ini hingga
Mei 2000, saat beliau menyatakan mundur dari jabatannya.

C. Profil Harry Tanoesoedibjo

Hary Tanoesoedibjo adalah seorang pengusaha dari Indonesia.
Saat ini Hary memegang beberapa jabatan strategis di berbagai
perusahaan terkemuka di Indonesia. Selain itu, Hary saat ini juga

35

memegang berbagai posisi di perusahaan-perusahaan lainnya di bawah
bendera Global Mediacom dan Bhakti Investama.3
Ia telah berulang kali menjadi pembicara di berbagai seminar dan menjadi
dosen tamu dalam bidang Keuangan Perusahaan, Investasi dan Manajemen Strategis
untuk program magister di berbagai perguruan tinggi.
Pada 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Harry
menduduki peringkat ke-22 dengan total kekayaan US$ 1,19 miliar.
Karirnya tidak hanya berhenti sampai disitu, dia bahkan menjabat sebagai
Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia atau yang disingkat dengan KONI.
Beliau melakoni semua itu dengan kemampuannya yang sangat besar. Hary memang
terkenal giat dan terampil. Selain itu kecerdasannya mampu membawanya menjadi
jajaran orang penting di Indonesia. Kemampuan manajemen nya yang bagus
membuatnya mampu menjalankan perannya di berbagai perusahaan yang dia miliki
sehingga semua perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan terorganisir.
Dari berbagai perusahaan yang beliau miliki beliau berhasil menjadi milioner
yang layak diperhitungkan dan dipandang oleh kalangan pebisnis lain. Untuk itulah
beliau sering dihadirkan sebagai pembicara untuk berbagai seminar untuk
menyalurkan kemampuannya kepada pebisnis Indonesia yang lain. Dalam pencapaian
kesuksesannya, dia memiliki empat kunci. Yakni, fokus dengan tujuan, berdoa,
membangun karakter yang baik, dan disiplin untuk komitmen.

3

http://hanura.com/10/blog/hary-tanoesoedibjo/

36

Pada Juni 2012, Hary Tanoesoedibjo diperiksa oleh KPK sehubungan
dengan kasus korupsi Tommy Hindratno, pejabat pajak di Kantor Pajak
Sidoarjo, dan James Gunarjo, yang diyakini terhubung dengan Bhakti
Investama, perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo. Namun, Hary menegaskan
bahwa perusahaannya tidak terlibat. Menurutnya, tersangka James dan
Tommy tidak berkaitan dengan PT Bhakti Investama, apalagi dirinya.
Pada 2 Juli 2013, Hary terpilih sebagai cawapres dari Partai Hanura
mendampingi Wiranto. Ketua Dewan Pertimbangan Hanura ini terjun ke
politik karena keprihatinan. Korupsi, penegakan hukum, pendidikan dan
(penanganan) kesenjangan sosial masih lambat.
Setelah diskusi dengan Wiranto, dia mengaku punya visi dan misi
yang sama membangun Indonesia sesuai potensi untuk membangun
Indonesia. Untuk mengabdi kepada rakyat Indonesia agar dapat berubah
menjadi lebih baik. Sementara itu menurut Saleh Husin, Sekjen Hanura, Hary
dipilih karena dia mempunyai citra yang bagus, tidak hanya di Indonesia
tetapi juga di dunia.
Menyelesaikan pendidikannya Bachelor of Commerce (Honours),
Carleton

University,

Ottawa-Kanada

(1988),

Master

of

Business

Administration, Ottawa University, Ottawa-Kanada (1989)
Rekam jejak karir HT; Pendiri, pemegang saham, dan Presiden
Eksekutif Grup PT Bhakti Investama Tbk. Presiden Direktur PT Global

37

Mediacom Tbk. Presiden Direktur PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC).
Presiden Direktur PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Komisaris PT
Mobile-8 Telecom Tbk, Komisaris Indovision, dan Bendahara Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Penghargaan yang pernah diraih yaitu
peringkat ke-22 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes 2011.
Unpredictable Newsmaker 2011 dari media portal Rakyat Merdeka
Online(RMOL) Twitter:@HaryTanoe dan Facebook: Hary Tanoesoedibjo.

BAB IV
ANALISIS DATA

A. Analisis Data Semiotika Charles Sanders Peircen Iklan WIN-HT Versi
Bersih Peduli Tegas
Pada bab ini akan dibahas mengenai masalah pokok yang diambil untuk
bahan penelitian. Dengan mengunakan teori Charles Sanders Pierce yang
mengemukkan tentang jenis tanda diantaranya representamen (ikon indeks dan
simbol) object dan interpertan.
Peneliti juga menambahkan gambar agar para pembaca juga bisa melihat
apa saja yang diteliti dan dapat melihat juga tanda-tanda yang ada dalam iklan
WIN-HT. gambar yang dikutip yaitu disetiap bergantian gambar, maka akan di
analisis keseluruhan isi iklan ini.
Selain itu dalam bab ini juga penulis menambahkan beberapa tabel agar
memudahkan para pembaca untuk membaca dan mengerti apa yang diteliti.
Temuan data akan terlihat dalam analisis gambar.
Dan peneliti juga menambahkan pada sub bagian terakhir mengenai
interpretasi penulis mengenai iklan WIN-HT dengan melihat hasil Pemilihan
Umum Legislatif 2014.Persaingan yang tergambar dalam iklan ini terjadi ketika
pemilik saham HT lebih dominan terlihat di dalam video iklan. Penulis telah
mengkategorisasikan sebagai berikut;

38

39

A

B
C

Gambar 4.1 (Tulisan Awal Iklan Win-HT)
Sumber : RCTI Edisi pemimpin Harapan Indonesia 2013-2014
Dalam gambar ini terdapat tulisan “seperti apakah pemimpin harapan
Indonesia?”. Tulisan itu muncul pada 00:01 - 00:02 dengan background hitam dan
tulisan putih pada “seperti apakah pemimpin hara