Dasar-dasar Pengujian Tegangan Tinggi Standarisasi Pengujian Tegangan Tembus

20 1. Metode rendering krengseng Merupakan metode tradisional yang dilakukan dengan cara memanaskan biji karet sampai minyaknya keluar. Metode ini terdiri dari dua cara, yaitu krengseng kering dan krengseng basah. Metode ini tidak efektif karena hasil minyak masih banyak mengandung impurities. 2. Metode press penekanan Merupakan metode dengan penekanan atau pengempaan biji karet hingga hancur dan mengeluarkan minyak. Sebelum biji karet ditekan, terlebih dahulu dibuang kulitnya. Ada dua cara pengepresan, yaitu pengepresan pada suhu rendah atau cold pressing dan pengepresan dengan pemanasan atau hot pressing. Pemanasan ini berfungsi untuk memecahkan sel-sel pelindung minyak serta mengurangi mikroorganisme dan enzim pengotor. Metode ini juga menghasilkan minyak yang masih cukup banyak mengandung impurities. 3. Metode Ekstraksi Merupakan metode yang paling efektif untuk memperoleh minyak dari biji karet. Metode ini dilakukan dengan cara memasukkan biji karet ke dalam suatu larutan zat kimia. Sehingga minyak yang terkandung dalam biji karet akan terpisahkan dari ampasnya. Pemisahan minyak ini berdasarkan perbedaan antara kelarutan minyak dan bahan-bahan lainnya yang terkandung di dalam biji karet terhadap pelarutnya. Kemudian dengan cara menguapkan pelarutnya maka didapat minyak murni. Minyak yang diperoleh memiliki kemurnian yang tinggi dibandingkan dua metode sebelumnya, karena selektivitas dari pelarut yang digunakan. Metode ini nantinya yang akan digunakan untuk mendapatkan sampel percobaan dalam penelitian ini.

2.9 Dasar-dasar Pengujian Tegangan Tinggi

Ditinjau dari keaadaan bahan yang yang diuji selama pengujian berlangsung, atau melihat dampak pengujiaan terhadap objek uji, maka pengujiaan Universitas Sumatera Utara 21 tegangan tinggi dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: pengujian tidak merusak dan pengujian merusak [2]. 1. Pengujian tidak merusak, antara lain meliputi: a. pengukuran tahan isolasi, b. pengukuran faktor rugi-rugi dielektrik, c. pengukuran korona atau peluahan sebahagian, d. pengukuran konduktivitas, dan e. pemetaan medan elektrik. 2. Pengujian bersifat merusak seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.8, antara lain meliputi: a. pengujian ketahanan withstand test, b. pengujaan peluahaan discharge test, c. pengujiaan kegagalan atau tembus listrik breakdown test. V B V W V F t Waktu pengujian Pengujian ketahanan pada tegangan V w selama t menit Pengujian lompatan dengan tegangan lompatan V F Pengujian kegagalan dengan tegangan gagal V B Gambar 2.8 Hubungan Tegangan Pengujian Terhadap Waktu Pengujian

2.10 Standarisasi Pengujian Tegangan Tembus

Standarisasi tingkat internasional dikerjakan oleh komisi teknik IEC. Pada tingkat nasional di Indonesia standarisasi dibuat dan diterbitkan oleh PLN yaitu SPLN yang mengacu pada IEC. Elektroda pada pengujian tegangan tembus pada media isolasi cair yang digunakan adalah pada gambar dibawah ini [7]. 1 2 3 1 2 3 Universitas Sumatera Utara 22 Gambar 2.9a Gambar 2.9b Gambar a dan b: Elektroda untuk Mengukur Tegangan Tembus Menurut IEC 156 a Elektroda bola-bola. b Elektroda setengah bola. Pengujian tegangan tembus dilakukan dengan elektroda bola-bola seperti terlihat pada Gambar 9.a dengan diameter 12,5 mm hingga 13 mm atau dengan elektroda setengah bola seperti terlihat pada Gambar 9.b. Elektroda yang digunakan dalam pengujian terbuat dari kuningan, perunggu atau stainless stell. Panjang celah antara kedua elektroda adalah 2,5 mm ± 0,05 mm. Tegangan uji dinaikkan dari nol dengan laju 2,0 kVs ± 0,2 kVs hingga terjadi tembus. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isolasi memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem tenaga listrik. Isolasi diperlukan untuk memisahkan bagian yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan sehingga tidak terjadi lompatan listrik atau percikan diantaranya. Tegangan tembus isolasi merupakan tegangan yang mampu merusak ketahanan isolasi dari suatu bahan isolasi. Kerusakan pada sistem isolasi dapat terjadi jika sistem isolasi mengalami tekanan medan listrik yang tinggi. Minyak merupakan salah satu bahan isolasi yang termasuk dalam bahan dielektrik. Minyak isolasi yang biasa digunakan adalah bahan yang terbuat dari minyak olahan bumi, seperti Shell Diala, Gulf, Nynas, dan lain-lain. Seperti yang diketahui, bahwa minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga penggunaan bahan isolasi cair yang berasal dari minyak bumi dapat menghabiskan persedian minyak bumi di dunia. Salah satu alternatif lain adalah pemakaian minyak nabati. Hal ini dikarenakan minyak nabati termasuk sumber daya alam yang terbaharukan dan juga bersifat biodegradable. Khususnya Indonesia, penggunaan minyak nabati ini sangat potensial sekali karena Indonesia termasuk produsen minyak nabati yang cukup besar di dunia. Ada beberapa alasan yang harus dipertimbangkan dalam rangka mencari alternatif isolasi cair yang ramah lingkungan dan berasal dari minyak nabati, yaitu [1]: 1. Minyak bumi suatu saat akan habis dan sulit mendapatkannya lagi, sedangkan minyak nabati persediaannya melimpah. 2. Semakin menipisnya minyak bumi maka harga minyak isolasi yang berasal dari minyak bumi akan melambung tinggi. Berbeda halnya dengan minyak nabati yang melimpah persediaannya apalagi pengolahannya dilakukan di negeri sendiri maka harganya akan jauh lebih murah. Universitas Sumatera Utara