86 lingkungan maka kendala tersebut
dapat diminimalisir.; c
Kehendak diri sendiri 36.5. Dengan tingkat pendidikan dan keterampilan
yang terbatas mereka memilih untuk menjadi petani tembakau. Karena
selama ini mereka menganggap bahwa untuk
menjadi petani
tembakau tersebut tidak memerlukan tingkat
pendidikan maupun keterampilan yang tinggi.
Indikator existing petani tembakau lainnya adalah dari aspek ekonomi. Para petani
tembakau memperoleh penghasilan dari hasil pertaniannya di bawah Rp. 4.000.000 per
panen 62. Penghasilan yang diperoleh ini digunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan hidupnya dan anggota keluarga yang harus ditanggung 3-4 orang sebanyak
55 dari responden sampai pada masa panen
berikutnya. Penghasilan
yang dimaksud disini adalah penghasilan bersih
yang diperoleh
dari hasil
menanam tembakau. Pendapatan merupakan jumlah
nominal yang diperoleh petani responden dari budidaya tembakau rupiah per hektar.
Dinyatakan dalam rupiah dari selisih antara penerimaan
dan biaya
produksi yang
dikeluarkan oleh responden untuk budidaya tembakau pada satu musim tanam terakhir.
Banyak di antara mereka yang tidak memiliki pekerjaan lain sebagai sampingan rutin
sehingga
tidak memiliki
penghasilan tambahan yang berarti. Dan seadainya ada
tambahan hanya kurang dari Rp.1.000.000 bulan. Namun diantara mereka 28.6 ada
yang juga memiliki penghasilan tambahan di atas Rp. 1.000.000.
Dari uraian di atas existing petani tembakau di Kabupaten Temanggung ada
pada kategori menengah ke bawah. Perhitungan
statistik deskriptif
adalah sebagai berikut:
C. Persepsi Petani tentang Tata Niaga
Tembakau 1. Penentuan kualitas dan harga dalam
tata niaga tembakau Berdasarkan pengalaman para petani
tembakau selama ini bahwa penentuan kualitas tembakau yang mereka produksi
bukan sepenuhnya
menjadi haknya.
Meskipun mereka sudah berusaha untuk memilih
bibit, menanam-mengelola-
memanen hasil, sampai pada mengolah hasil panenan dengan cara yang terbaik yang bisa
mereka lakukan namun dalam proses transaksi dengan pihak lain penentuan jenis
kualitas
tembakau bukan
sepenuhnya menjadi haknya. Penentuan jenis kualitas
tembakau akan sangat tergantung dengan konsep yang dimiliki atau keputusan dari
juragan, atau pengepul, atau grader sebagai wakil dari pabrikan. Misalnya: berdasarkan
pengalaman, pengetahuan dan prosesnya petani menganggap bahwa tembakau yang
diproduksinya adalah berkualitas baik F namun bisa jadi akan berubah pada anggapan
setingkat juragan atau pengepul dan grader. Tembakaunya
tersebut dianggap
pada kategori E atau D dengan mengemukakan
alasan-alasan klasik.
Berdasarkan hasil
angket yang disampaikan bahwa pengalaman mereka dalam penentuan kualitas merasa
selalu tepat 6.6, kadang-kadang tepat 80.4 dan tidak pernah tepat 12.9
Penentuan kualitas
tembakau di
Kabupaten Temanggung bersifat manual dan visual
organoleptik sangat
tergantung kebutuhan pabrik rokok. Standar kualitasnya
meliputi: a.
Warna tembakau kering : kuning kehijauan, hijau, merah bata,
coklat, hitam. Kecerahan warna ada 3 yaitu cerah, pucat,dan kusam;
b. Peganganbody
dinilai baik
elastis, cukup agak elastis, sedang sedikit elastis, dan kurang
tidak elastis kasar; c.
Aroma dinilai baik harum aromatis, cukup harum agak
aromatis, sedang harum sedikit aromatis, kurang sedikit harum,
sedikit aromatis, dan jelek tidak harum dan tidak aromatis;
d. Tingkat kekeringan dinilai baik ,
cukup, sedang, dan kurang Tata niaga tembakau memiliki sifat
fancy product artinya mutu menentukan harga. Ini berarti sekalipun produktivitas
87
meningkat, namun apabila mutunya rendah, tidak akan memberikan manfaat yang
memadai. Di bawah ini data harga tertinggi yang diberikan oleh pabrikan pada tahun
2009
– 2014
Kabupaten Temanggung merupakan pasar tembakau terbesar di Provinsi Jawa
Tengah. Pemerintah
daerah setempat
menyatakan bahwa pasar tembakau tersebut merupakan pasar abnormal, tidak seperti
pasar pada umumnya Mekanisme pasar yang menganut hukum supply and demmad tidak
berlaku.
Sistem yang
berlaku adalah
oligopsoni .. Hal ini terjadi karena penjual jauh lebih banyak daripada pembelinya
pabrik rokok. Selain itu, umumnya yang berlaku untuk perdagangan komoditas hasil
pertanian atau perkebunan apapun akan berbatas waktu yang tidak lama. Untuk
musim
perdagangan tembakau
di Temanggung biasannya hanya akan jatuh
pada rentang
bulan Agustus
sampai September. Pada pihak petani, begitu panen
tidak ada harapan selain harus terbeli pabrik rokok. Mereka tidak mungkin menyimpan
untuk musim perdagangan berikutnya, karena butuh peralatan yang tidak mungkin mereka
jangkau. Hal inilah yang dapat menyebabkan posisi
tawar petani
terhadap produk
tembakaunya lemah. Petani tidak bisa menentukan sendiri harga tembakau yang
diproduksinya.
Dalam penentuan kualitas maupun harga dalam tata niaga tembakau yang terjadi
sampai saat ini belum memiliki standar atau peraturan khusus dari pemerintah daerah
yang bisa digunakan sebagai pedoman bagi semua pemangku kepentingan agar dapat
berjalan secara pasti dan tidak merugikan pihak manapun.
2. Transaksi dan pihak yang terlibat dalam tata niaga tembakau