Kerangka Analisis METODOLOGI PENELITIAN

Bagi rakyat Indonesia, hampir seluruhnya mengenal lirik dari album berjudul Surat Buat Wakil Rakyat ini. Lagu yang dirilis tahun 1987 itu, menjadi salah satu “tembang wajib” yang dibawakan Iwan Fals di setiap konsernya. Sebenarnya, lagu ini sangat sederhana dibanding beberapa lagu lainnya di album yang meledak jelang Pemilu ke- 4 di masa Orde Baru. Namun, di balik kesederhanaan lagu ini, terdapat lirik yang sangat dalam, bahkan sangat menyayat bagi yang mendengarnya. Terutama di bait terakhir yang mencerminkan bobroknya wakil rakyat kita yang tidak berubah sejak 27 tahun lalu hingga kini http:hiburan.kompasiana.com.

3.3 Kerangka Analisis

Penelitian ini adalah bersifat kualitatif dan melakukan analisis semiotika. Didalam analisis semiotika terdapat macam – macam model. Peneliti memilih model semiotika Roland Barthes. Dari model semiotika Roland Barthes peneliti akan memaknai simbol yang ada didalam teks lirik lagu yang akan diteliti. Lirik lagu ada kata – kata yang menjadi suatu kalimat yang mempunyai makna. Gambar 3.1 Peta Roland Barthes Sumber: Barthes. 2006 Mitologi, hal. 113 Barthes menjelaskan signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebut hal tersebut sebagai denotasi, yaitu makna yang nyata dari tanda ataupun makna yang dapat tampak oleh khalayak. Signifikasi tahap kedua Universitas Sumatera Utara adalah makna konotasi, yakni makna ekstra secara mitologis yang tampak oleh khalayak Smith, 2009: 105. Barthes menggunakannya untuk menunjukkan dan menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan nilai-nilai kebudayaan. Konotasi mempunyai makna yang subjektif dari khalayak yang melihat pesan yang disampaikan. Barthes merumuskan tanda sebagai sistem yang terdiri dari expression E yang berkaitan relation –R- dengan content C. Ia berpendapat bahwa E-R-C adalah sistem tanda dasar dan umum. Teori tanda tersebut dikembangkannya dan ia menghasilkan teori denotasi dan konotasi. Menurutnya, content dapat dikembangkan. Akibatnya, tanda pertama E1 R1 C1 dapat menjadi E2 sehingga terbentuk tanda kedua: E2 = E1 R1 C1 R2 C2. Tanda pertama disebutnya sebagai denotasi yang kedua disebutnya semiotik konotatif. Dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan, namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Ini merupakan sebuah sumbangan Barthes yang sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussure, yang terhenti pada penandaan dalam tataran denotatif Sobur, 2004: 69. Lewat model ini Barthes menjelaskan bahwa siknifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier ekspresi dan Signified content di dalam sebuah tanda terhadap realitas external. Itu yang disebut Barthes sebagai denotasi yaitu makna paling nyata dari tanda sign. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukan siknifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai – nilai dari kebudayaan. Konotasi mempunyai makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. Dengan kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan makna konotasi adalah bagaimana cara menggambarkannya. Konotasi bekerja dalam tingkat subjektif sehinga kehadirannya tidak disadari. Pembaca mudah sekali membaca makna konotatif sebagai fakta denotatif. Karena itu, salah satu tujuan analisis semiotika adalah untuk Universitas Sumatera Utara menyediakan metode analisis dan kerangka berfikir dan mengatasi terjadinya salah baca misreading dan salah dalam mengartikan makna suatu tanda Seto, 2011: 17. Studi analisis yang dilakukan oleh peneliti mengacu pada semiotika Roland Barthes, di mana mengupas makna di balik tanda setiap lirik dalam lagu tersebut dengan peta tanda Roland Barthes. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif interpretatif dengan menggunakan analisis semiologi dengan pendekatan semiotik berdasarkan konsep signifikasi dua tahap Roland Barthes.

3.4 Teknik Pengumpulan data