Menjelaskan Keinginan Konsumen Desain Logis
ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI USAHA PENERBITAN BUKU PELAJARAN
70
perencanaan pada pemanfaatan teknologi digital di sekolah lebih berkaitan dengan mempertimbangkan
model kepemimpinan,
budaya sekolah,
politik, hubungan dan emosi, daripada yang dilakukan dengan
melakukan riset dan analisa, atau menentukan alokasi sumber daya.
Pengalaman mereka yang bekerja dan belajar di sekolah dengan peralatan digital harus saling berkaitan,
didorong oleh nilai-
nilai
yang kondusif dan budaya sekolah untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih
baik bagi para siswa. Barber, et. al. 2007. Buku pelajaran tidak sama dengan buku umum,
karena ada nuansa pedagogis tidak hanya sekedar transformasi pengetahuan tetapi juga psikomotorik
dalam penyusunan naskah. Dalam penyusunan naskah ada berbagai macam editor yang terlibat hingga proses
pematangan naskah. Transformasi dari orang yang ssudah dewasa kepada orang yang belum dewasa atau
anak kecil. Menunjukkan karakteristik pelajar SD yang membutuhkan ilustrsi buku pelajaran maka Pemerintah
mengeluarkan Perpres untuk membeli hak cipta buku yang sudah jadi dari penerbit agar adanya standar yang
sama dengan standar isi 2006.
Naskah harus
sesuai standar
isi dan
memperhatikan Standar Kurikulum dan Kurikulum Dasar SKKD. Dari sisi kebahasaan seorang penulis
harus dapat menyesuaikan
dengan ejaan
yang disempurnakan, sistimatika edukatif, font atau jenis
huruf dan sesuai dengan akomodasi mata. Ilustrasi, desain grafis harus mendukung persoalan yang
disampaikan. Jumlah halaman harus sesuai. Bibiliografi, daftar pustaka harus ilmiah sesuai dengan standar yang
sudah baku.
Buku pelajaran sekolah masih menjadi andalan para penerbit. Hal itu karena oplah buku pelajaran
sangat besar dibandingkan dengan buku bacaan umum. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah yang menerbitkan
buku pelajaran sekolah online sangat memengaruhi penerbit buku.
Dari sisi jumlah judul, buku umum jauh lebih banyak daripada buku pelajaran. Namun, sebaliknya dari
sisi oplah. Satu judul buku umum biasanya dicetak sekitar 3.000 hingga 5.000 eksemplar, sedangkan buku
pelajaran, satu judul bisa mencapai 100.000 eksemplar. Oplah buku pelajaran sekitar 75 persen dan buku umum
25 persen dari keseluruhan buku yang diterbitkan oleh penerbit anggota Ikapi.
Hal itu didasarkan jumlah pelajar dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan
kejuruan sekitar 50 juta siswa. Buku pelajaran yang menjadi penopang industri penerbitan dan perbukuan.
Dari sekitar 900 penerbit anggota Ikapi, sebanyak 250 penerbit di antaranya menerbitkan buku pelajaran.
Kebijakan Departemen
Pendidikan Nasional
Depdiknas soal buku pelajaran online yang bisa diunduh di internet sangat memukul penerbit.